• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme peran videojurnalis dalam peliputan berita di Rajawali Citra Televisi Indonesia CITRA CINTYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mekanisme peran videojurnalis dalam peliputan berita di Rajawali Citra Televisi Indonesia CITRA CINTYA"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA 2008

MEKANISME PERAN VIDEOJURNALIS

DALAM PELIPUTAN BERITA

DI RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA

Oleh :

CITRA CINTYA LESTARI D 1405063

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan

PROGAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

PERSETUJUAN

Tugas Akhir Berjudul :

MEKANISME PERAN VIDEOJURNALIS DALAM PELIPUTAN BERITA

DI RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA Karya :

Nama : CITRA CINTYA LESTARI NIM : D 1405063

Konsentrasi : Penyiaran

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Progam D3

Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Surakarta, Juni 2008

Menyetujui

Dosen Pembimbing

(3)

PENGESAHAN

Tugas akhir ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir

Progam D III Komunikasi Terapan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Hari : Tanggal :

Panitia Ujian Tugas Akhir :

1. Drs. H. Dwi Tiyanto, SU (…….………..………….)

NIP. 130 814 593

2. Drs. Ign. Agung Satyawan, SE, M.Si (………....) NIP. 131 658 536

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

(4)

MOTTO

I can make it trough the rain, I can stand up once again..

On my own and I know that I am strong enough to mend..

And every time I feel afraid..

I hold higher to my faith..

And I live one more day…

That I’am make it through the rain..

(5)

PERSEMBAHAN

Allah SWT, pemilik seluruh alam semesta, dengan karunianya memberikan inspirasi

dan pengalaman hidup yang tak pernah terbayangkan, bahkan terlalu indah untuk

dirasakan.

Bapak-Mama, yang dengan kegigihan dan doanya yang tak pernah terputus,

pengorbanan tiada tara, yang membimbingku hingga kini.

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Wujud rasa syukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang

dengan ridho dan izinnya, memberikan karunia dan inspirasi yang tak ternilai, dan

tuntunan Nabi Muhammad SAW, yang selalu menjadi panutan hidup, suri tauladan

dalam kehidupan.

Semangat, inspirasi dan doa, yang tak pernah terputus dari orang-orang

terdekat, mengantarkan penulis hingga mampu menyelesaikan tugas akhir ini dengan

sebauik-baiknya.

Untuk itu, penulis berkenan untuk mengucapkan rasa terima kasih serta

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. H. Supriyadi, SN, SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. A. Eko Setyanto, Msi, selaku Ketua Progam Komunikasi Terapan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS.

3. Bapak Drs. Ign. Agung Satyawan, SE, M.Si, selaku pembimbing tugas akhir

yang telah memberikan arahan dan bimbingan bagi penulis.

4. Mas Denny Reksa, selaku Manajer News Gathering Departement RCTI. Dan

tim redaksional serta reporter, vj, dan kameramen yang tidak dapat disebutkan

satu persatu, yang telah membimbing penulis hingga menjadi pribadi yang

(7)

5. Bapak-Mama yang tidak pernah lelah mencereweti dan menasehati, Mbak Eti

kakakku yang dengan caranya sendiri menyayangiku , Mbah Sudar atas doa

dan harapannya, terima kasih untuk perhatian yang selalu tercurah, aku

sayang kalian.

6. Keluarga besar di Bekonang, cium peluk yang paling hangat.

7. 99.60 FM PTPN radio, terima kasih atas pengertian dan izinnya untuk

melaksanakan magang, semua kru dj atas hiburan dan kehebohan yang

mewarnai hidupku.

8. Penghuni kos Aryanti blok barat, Tephy, Lathip, Ririn, Brindil, Rahma, Ulfa,

Ai, Khurur, selalu bersama dan berbagi dalam kekurangan.

9. Sahabatku The Three Musketeer Dee, Ajeng persahabatan kita akan

selamanya dalam hatiku.

10. Fiesta The Brain, Yudo, Fahmi, Fuad, terima ksih untuk semua informasi dan

pengetahuan, lebih pintar dekat kalian

11.All kru 107,7 Fiesta FM Intelectually Yours : Iben, Agung, Rizta, Lopi, dan

teruskan perjuangan radio komunitas.

12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah berperan

dalam kegiatan penulisan tugas akhir ini.

Penulis sadar dalam penulisan tugas akhir ini, tidak luput dari kesalahan serta

(8)

memperluas pengetahuan yang telah ada dan semoga bermanfaat bagi pihak yang

membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juni 2008

(9)

DAFTAR ISI

JUDUL……… i

PERSETUJUAN..……… ii

PENGESAHAN.………. iii

MOTTO……….. iv

PERSEMBAHAN.……….. v

KATA PENGANTAR….………... vi

DAFTAR ISI…..………. ix

BAB I PENDAHULUAN……….………. 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH………... 1

B. PERUMUSAN MASALAH………..…………... 3

C. TUJUAN……….……….. 3

D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN………... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. JURNALISTIK……….………… 5

A.1 PENGERTIAN JURNALISTIK………. 5

A.2 SEJARAH JURNALISTIK………..……. 6

A.3 JURNALISTIK TELEVISI……… 7

B. BERITA TELEVISI ……….. 8

B. 1. PENGERTIAN BERITA TELEVISI………... 8

(10)

B. 3. JENIS-JENIS BERITA……… 12

B. 4. FORMAT BERITA TELEVISI………... 15

C. PELIPUTAN BERITA………. 18

D. VIDEOJURNALIS………... 27

BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. GAMBARAN RINGKAS………. 33

B. SEJARAH SINGKAT……….. 33

C. PEMBAGIAN PROGAM TAYANG………... 35

D. FASILITAS RCTI……… 38

E. PERSONIL DIVISI NEWS DAN FEATURE ………... 40

F. LOGO……… 46

G. STRUKTUR ORGANISASI (terlampir)...………... 46

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG………..….. 47

A. FOCUS OF INTEREST……… 47

B. HAL YANG DILAKUKAN SELAMA MAGANG... 48

C. LAPORAN KEGIATAN MAGANG……… 55

D. MEKANISME KERJA VIDEOJURNALIS………. 59

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN……….. 66

B. SARAN……….. 68

DAFTAR PUSTAKA……….. 70

(11)

A. SURAT TUGAS……… 72

B. SURAT KETERANGAN INSTANSI………... 73

C. LAPORAN PERIODIK……… 74

D. UNDANGAN PELIPUTAN……… . 77

E. AGENDA SETTING……… 80

F. JADWAL PRESENTER………... 81

G. STRUKTUR ORGANISASI………. 82

H. RUNDOWN……….. 83

I. SCRIPT INEWS………. 84

J. SCRIPT………. 95

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan manusia akan informasi

sangatlah besar. Manusia yang pada hakekatnya merupakan mahluk sosial,

yang tidak bisa terlepas dari interaksi sesama manusia. Untuk itulah manusia

membutuhkan media untuk berkomunikasi dan saling bertukar informasi.

Dengan media komunikasi inilah, manusia dapat memenuhi tuntutan akan

rasa keingintahuannya yang tidak pernah terbatas.

Dalam pemenuhan tingkat informasi yang semakin meninggi,

muncullah beragam media komunikasi dan informasi, seperti cetak, radio, dan

televisi. Media-media tersebut saling berlomba untuk dapat memberikan dan

menyajikan informasi yang terbaru baik dari dalam maupun luar negeri. Dari

sekian macam media yang ada, televisi merupakan salah satu media pilihan

yang berfungsi sebagai sarana komunikasi, serta pemberi informasi.

Menurut Peter Herford1, Wakil Presiden stasiun TV CBS News, setiap

stasiun televisi dapat menayangkan berbagai progam hiburan seperti film,

musik, kuis dan sebagainya tetapi siaran berita merupakan progam yang

mengidentifikasi suatu stasiun televisi terhadap pemirsanya. Progam berita

1

(13)

menjadi identitas khusus atau identitas lokal yang dimiliki suatu stasiun

televisi. Dengan demikian, stasiun TV tanpa progam berita akan menjadi

stasiun televisi tanpa identitas setempat. Progam berita juga menjadi bentuk

tanggung jawab pengelola televisi kepada masyarakat yang menggunakan

gelombang udara publik.

Di tengah maraknya persaingan media komunikasi dan informasi

inilah, mereka membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia yang ahli

untuk melaksanakan tugas tersebut. Namun penggunaan SDM yang

berkualitas yang terbatas pun terbentur akan masalah financial yang terbatas.

Untuk itu dalam mengatasi masalah SDM dan keuangan inilah pengelola

stasiun televisi menyiasatinya dengan menggunakan SDM yang mempunyai

keterampilan tidak hanya di satu bidang saja, contohnya Videojournalist.

Dalam hal ini peran videojournalist atau biasa dikenal dengan vj,

berperan sebagai penghimpun data atau berita yang kemudian akan

ditayangkan. Namun berbeda dengan reporter yang dalam praktek mencari

beritanya didampingi seorang kameramen, seorang videojournalist harus

berperan sebagai reporter namun juga dituntut untuk dapat berperan ganda

sebagai kameramen, editor, scripwriter, sutradara, dan presenter.

Televisi yang memiliki karakteristik audio visual, serta kemampuan

persuasif dalam perannnya dalam kehidupan manusia, memiliki efek langsung

untuk membentuk pola pikir dan perilaku masyarakat. Untuk itu dalam

(14)

seorang Vj harus jelas (sudut pengambilan tepat, fokus gambar tajam, gambar

tidak goyang), materi visual cukup, penjelasan narasi atau laporan verbal tidak

bertele-tele, sederhana dan tepat.

Hal ini dapat menimbulkan kesan mendalam pada audience dan

memudahkan proses penyerapan informasi.yang kemudian menjadi daya tarik

pemikat pemirsa, untuk tetap setia berada di depan televisi.

B. Perumusan Masalah

Dari penjelasan diatas, penulis ingin menarik suatu rumusan masalah

yaitu mengenai bagaimana mekanisme peran videojournalist dalam peliputan

berita di Rajawali Citra Televisi Indonesia

C. Tujuan

Dalam penyusunan tugas akhir kuliah kerja media ini, penulis

memiliki beberapa tujuan, antara lain :

a. Sebagai syarat kelulusan dari Progam Diploma III Penyiaran FISIP

UNS untuk mendapatkan gelar Ahli Madya.

b. Menerapkan disiplin ilmu penyiaran yang sudah penulis pelajari

selama ini. Ilmu yang didapat dari kuliah dapat penulis terapkan pada saat

melakukan magang.

c. Saat melakukan magang dapat menambah ilmu terutama di bidang

(15)

d. Dapat sebagai pengalaman kerja. Dengan hal ini, penulis dapat

mengetahui suasana kerja yaitu bagaimana berhubungan dengan rekan

kerja untuk bekerja sama, karena dalam dunia pertelevisian yang lebih

diutamakan adalah kerja tim (team work).

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang

Nama Instansi : PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia

Alamat : Jl. Raya Pejuang no. 3 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11000

Periode : 18 Maret 2008 – 24 Maret 2008 atau dalam waktu 5 minggu

BAB II

(16)

A. JURNALISTIK

A. 1. Pengertian Jurnalistik

Jurnalistik atau journalism berasal dari kata journal, artinya catatan

harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti surat

kabar. Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan

pekerjaan jurnalistik.

Menurut Webster Dictionary, journalism (jurnalisme) adalah kegiatan

mengumpulkan berita atau memproduksi sebuah surat kabar. Dengan kata lain,

jurnalisme adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang wartawan, sedangkan

jurnalistik merupakan kata sifat (ajektif) dari jurnalisme.

Terdapat berbagai macam pendapat seputar pengertian jurnalistik, David

Wainwright2 menjelaskan, journalism adalah sebuah informasi. Suatu proses

komunikasi, dimana suatu peristiwa yang baru terjadi disajikan kedalam bentuk

tulisan, suara, atau gambar, yang kemudian diproses dengan mekanisme

komunikasi untuk memenuhi rasa keingintahuan dan hasrat untuk mengetahui

segala sesuatu yang baru terjadi di dunia.

(17)

MacDougall3 menyebutkan bahwa journalism adalah kegiatan

menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa. Jurnalisme sangat

penting dimana pun dan kapan pun.

Untuk lebih tegasnya, jurnalistik adalah, proses kegiatan meliput, memuat,

dan menyebarluaskan peristiwa yang bernilai berita (news) dan pandangan (views)

kepada khalayak melalui saluran media massa cetak dan elektronik (M Romli,

2005: 1)

A. 2. Sejarah Jurnalistik

Sejarah jurnalistik sendiri dimulai tiga ribu tahun lalu, saat Firaun di Mesir

Amenhotep III, mengirimkan ratusan pesan kepada para perwiranya di provinsi

untuk memberitahukan apa yang terjadi di ibukota. Di Roma 2.000 tahun yang

lalu Acta Diurna (“tindakan-tindakan harian”) – tindakan-tindakan senat,

peraturan-peraturan pemerintah, berita kelahiran dan kematian – ditempelkan di

tempat-tempat umum. Selama Abad Pertengahan di eropa, siaran berita yang

ditulis tangan merupakan media informasi yang penting bagi usahawan.

Jurnalisme sendiri baru muncul ketika huruf-huruf lepas untuk percetakan

mulai digunakan digunakan di Eropa pada sekitar tahun 1440. Dengan mesin

cetak, lembaran-lembaran berita dan pamflet-pamflet dapat dicetak dengan

3 Curtis D. MacDougall,

(18)

kecepatan yang lebih tinggi, dalam jumlah yang lebih banyak, dan dengan ongkos

yang lebih rendah.4

Jurnalisme sangat tergantung dan dipengaruhi oleh keberhasilan wartawan

atau jurnalis dalam mencari informasi dari narasumber melalui wawancara.

Pekerjaan seorang jurnalis dalam meliput berita, merupakan pekerjaan yang

gampang namun sulit, banyak orang awam menginterpretasikan pekerjaan

seorang jurnalis hanya duduk dan mendengarkan, namun dibalik itu seorang

jurnalis harus mampu untuk menghasilkan suatu tulisan yang dapat menarik

perhatian khalayak pembaca.

Dalam penulisan tersebut, ungkapan not-just-the-fact – fakta saja belum

cukup untuk memenuhi hasrat keingintahuan khalayak pembaca – menjadi

panduan bagi jurnalis untuk lebih mengeksplorasi tulisannya.5

A. 3. Jurnalistik Televisi

Seperti halnya media informasi lain, media televisi mempunyai persyaratan tertentu dalam mengemas isi liputannya. Hal itu seperti, cukup

pentingkah, cukup baru, dan cukup menarikkah berita yang akan ditayangkan,

yang kemudian akan mempengaruhi minat penonton untuk menyimak tayangan

berita tersebut.

4

(19)

Penting atau tidak sebuah berita, ditentukan oleh kebijakan yang dianut

oleh stasiun televisi masing-masing. Setelah proses pemilihan berita, barulah

ditentukkan gambar dan suara pendukung yang akan membangun isi berita.

Penentuan gambar dan suara erat kaitannya, dengan karakteristik televisi yang

berifat audiovisual. Dalam hal ini peran kebijakan redaksional sangat

berpengaruh dalam penayangan berita yang akan dinikmati oleh khalayak.

B. BERITA TELEVISI

B. 1. Pengertian Berita Televisi

Berita memiliki pengertian yang amat sukar untuk dijawab dalam sebuah

definisi atau pengertian. Dalam hal ini berkaitan dengan ruang lingkup berita

yang amat luas.

Setiap ahli mempunyai definisi yang berbeda mengenai berita,

berdasarkan sudut pandang masing-masing yang dapat disimpulkan sebagai

berikut :

Berita adalah :

§ Segala sesuatu yang tidak Anda ketahui pada hari kemarin.6

§ Informasi yang baru, menarik perhatian, mempengaruhi (effect) orang banyak,

dan mempunyai kekuatan untuk membangkitkan selera mengikutinya.7

6 Turner Catledge,

(20)

§ Laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yan faktual, penting dan

menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan

mereka.8

§ Fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah

besar pembaca.9

Banyak pula yang mengartikan kata asal berita, yaitu news merupakan

bentuk jamak dari kata Inggris Pertengahan (Middle English), yaitu newe yang

memiliki arti “sesuatu yang baru”. Namun tidak sedikit yang menganalogikan

asal kata NEWS, berasal dari singkarah mata angin North, East, West, dan South,

yang mengartikan bahwa berita bisa berasal dari mana saja di berbagai tempat di

penjuru dunia10.

Setiap berita mempunyai kekuatan yang dapat membuat selera seseorang

untuk terus mengikuti perkembangan kejadian tersebut. Namun jika kemampuan

berita itu menghilang, maka berita yang disajikan tersebut telah kehilangan nilai

beritanya.

Berita televisi sendiri, memiliki karakteristik yang hampir sama dengan

media informasi lainnya, namun televisi memiliki keunggulan di segi

penyajiannya yang didukung dengan audiovisual.

8

Mitchell V. Charnley dalam Jurnalistik Praktis untuk Pemula, Asep Samsul M. Romli, S.Ip, hal. 5, Rosda, 2005

9 Dean M. Lyle Spencer, hal. 4, Ibid

(21)

B. 2. Nilai Berita

Walaupun banyak berita yang terhimpun, namun pada prakteknya tidak

semua berita layak untuk ditayangkan. Kriteria sebuah berita untuk dapat patut

ditayangkan ke masyarakat adalah, sebuah berita tersebut harus memiliki nilai

berita. Nilai berita sendiri, menurut Julian Harriss, Kelly Leiter dan Stanley

Johnson, mengandung delapan unsur, yaitu: konflik, kemajuan, penting, dekat,

aktual, unik, manusiawi, dan berpengaruh (Harriss, Leiter dan Johnson

1981:29-33). Artinya, sebelum seseorang melaporkan sebuah peristiwa, ia perlu

mengkonfirmasikannya dengan kriteria-kriteria tersebut. Nilai-nilai berita tersebut

yaitu (Siregar, 1998 : hal 27-28) :

a. Konflik (Conflict)

Informasi yang menggambarkan pertentangan antar manusia, bangsa dan

negara perlu dilaporkan kepada khalayak. Dengan begitu khalayak mudah

untuk mengambil sikap. Dalam penyajian berita yang bersifat konflik, seorang

jurnalis tidak boleh bersifat memihak, maka ia harus mempertimbangkan sisi

objektifitas berita.

b. Dekat (Proximity)

Informasi yang memiliki kedekatan emosi dan jarak geografis dengan

khalayak perlu segera dilaporkan. Makin dekat satu lokasi peristiwa dengan

tempat khalayak, informasinya akan makin disukai khalayak.

(22)

Informasi tentang peristiwa yang unik dan penting yang jarang terjadi perlu

segera dilaporkan kepada khalayak. Masyarakat menghendaki agar berita

yang ingin mereka ketahui cepat diinformasikan. Banyak sekali peristiwa

yang unik, misalnya mobil bermain sepak bola, perkawanan manusia dengan

gorila, dan sebagainya.

Semakin aktual berita-berita yang ditayangkan, semakin tinggi nilai

beritannya.

d. Manusiawi (Human Interest)

Informasi yang bisa menyentuh emosi khalayak, seperti yang bisa membuat

menangis, terharu, tertawa, dan sebagainya, perlu dilaporkan kepada

khalayak. Dengan begitu, khalayak akan bisa meningkatkan taraf

kemanusiaannya.

e. Berpengaruh (Consequence)

Informasi mengenai peristiwa yang berpengaruh terhadap kehidupan orang

banyak perlu dilaporkan kepada khalayak. Misalnya informasi tentang operasi

pasar Bulog, informasi tentang banjir, dan sebagainya. Jumlah unsur nilai

berita yang harus dipenuhi setiap peristiwa sebelum dijadikan berita berbeda

pada setiap penerbitan pers. Ada surat kabar yang menetapkan hanya lima

unsur nilai berita. Tetapi, ada juga yang enam unsur. Yang jelas, makin

banyak sebuah peritiwa memiliki unsur nilai berita, makin besar kemungkinan

(23)

B. 3. Jenis-jenis Berita

Berita dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yang ketiganya didasarkan

pada jenis peristiwa dan cara penggalian data. Tiga jenis berita tersebut adalah

(Deddy Iskandar, 2005 : 40 - 43):

§ Hard News (berita berat)

Adalah tipe berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi

masyarakat., baik secara individu maupun organisasi. Berita tersebut biasanya

menyangkut akan hajat hidup orang banyak. Misalnya tentang

diberlakukannya kebijakan. Reporter atau videojurnalis yang baik bahkan

seringkali menginformasikan berita tersebut lebih awal sebelum kebijakan

tersebut diturunkan. Hal ini tentu saja didukung oleh pernyataan narasumber

yang dapat meyakinkan pemirsa.

Uraian fakta dan data yang didapat, disajikan dalam bentuk 5W+1H ,

yaitu WHO, WHERE, WHEN, WHY, WHAT, dan HOW, dengan teori piramida

terbalik. Hal ini dimaksudkan berita peling penting berada di urutan paling

teratas hingga bagian berita yang kurang penting berada paling bawah

piramida.

Bentuk ini akan memudahkan proses penyuntingan atau pembuangan

(24)

kabar atau majalah, yang dalam pertelevisian terkait dengan durasi, atau

waktu tayang11.

Gbr. Piramida Terbalik (Inverted Pyramid)

Sangat Perlu

Perlu

Tidak Perlu

Semakin Tidak

Perlu

Salah satu contoh mengenai perubahan progam bantuan bagi rakyat

miskin Askeskin, menjadi Jamkesmas. Penulis melakukan pencarian data ke

Departemen Kesehatan dan mewawancarai Dirjen Kesehatan, untuk mendapat

data yang mampu memperkuat hasil tulisan yang akan meyakinkan pemirsa

atas kebenaran berita tersebut.

§ Soft News (berita ringan)

Adalah berita yang seringkali disebut dengan news feature, yaitu berita

yang ditayangkan tidak memiliki ikatan dengan aktualitas waktu, namun

memiliki daya tarik lain yang mampu menarik perhatian pemirsa.

Berita-berita yang tergolong soft news tergolong kedalam berita yang

(25)

menitikberatkan pada sisi human interest atau sisi kemanusiaan yang dapat

menimbulkan rasa takjub, empati, senang, sedih dalam diri pemirsa.

Berita ringan di RCTI biasanya dihadirkan dalam dalam penyajian

progam acara Buletin Siang. Hal ini difungsikan sebagai selingan di antara

berita-berita yang disiarkan, karena berhubungan dengan waktu penayangan

di saat istirahat siang, dimana pemirsa menginginkan sajian yang ringan.

Berita-berita ringan tersebut biasanya berupa potret-potret kehidupan

manusia, kuliner, ataupun peristiwa unik yang jarang diketahui pemirsanya.

§ Investigative Report (penyidikan)

Adalah sebuah laporan penyidikan biasa dikenal dengan Indepht

News. Investigative Report merupakan jenis berita yang eksklusif. Dalam

penghimpunan datanya tergolong sulit, karena selain data tertulis, jenis berita

ini menuntut adanya dukungan tampilan audiovisual, sehingga membutuhkan

waktu yang tergolong relatif lama.

Data yang nantinya digunakan dalam penulisan berita biasanya bukan

data yang terlihat dipermukaan, namun memiliki sumber-sumber kompeten

yang biasanya identitasnya dirahasiakan. Selain data yang mendalam serta

gambar pendukung, seorang reporter atau videojurnalis harus memperhatikan

tekinik-teknik penulisan, agar hasil liputan tersebut dapat dinikmati dan

dimengerti semua lapisan masyarakat. Hal ini juga dimaksudkan untuk

(26)

Untuk lipsus atau liputan khusus, RCTI menyediakan tim khusus yang

berkonsentrasi pada berita yang akan didalami. Seperti Dirut PT. X sebuah

perusahaan, yang merupakan tersangka pelaku penggelap pajak yang

melarikan ke Singapura, tim liputan khusus yang diterjunkan berangkat ke

Singapura untuk melacak tempat tinggal tersangka. Selain itu, tim khusus juga

mewawancarai Direktur O, yang merupakan narapidana penggelap uang

perusahaan yang telah tertangkap sebelumnya, untuk dapat menjelaskan

secara langsung praktek kecurangan yang telah dilakukan Dirut PT. X

tersebut.

B. 4. Format Berita Televisi

Dari berbagai jenis berita yang ada, dalam penyajiannya berita televisi

bisa disajikan dalam berbagai format. Penentuan format bergantung materi berita

dan deadline berita. Format berita tersebut antara lain12 :

a. Reader (RDR)

Adalah format berita singkat, yang disampaikan presenter, tanpa

tambahan gambar video. Format berita ini, umumnya untuk melaporkan

peristiwa penting dan mendadak yang belum ada videonya.

b. Voice Over (VO)

(27)

Adalah format berita yang dibacakan seluruhnya oleh presenter, dari

lead sampai akhir berita. Setelah presenter menyampaikan lead, suara

presenter akan di insert atau dilengkapi dengan video/ gambar

peristiwanya.

Kriteria penentuan VO :

- Berita-berita yang sangat terbatas data dan videonya,

- Berita-berita yang memeprosesnya sangat terbatas karena sudah

menjelang tayang.

- Berita-berita yang karena alokasi waktu di rundown terpaksa dipotong

durasinya.

- Berita-berita yang karena pertimbangan pacing (irama dalam

rundown) harus diperpendek. VO dapat disertai Natural Sound

(Natsot) atau tidak. Durasi VO maksimal 50 detik.

c. Sound On Tape (SOT)

Format berita ini terdiri dari lead-in dan SOT sumber. Dalam lead-in

presenter menjelaskan nama sumber dan keterangan singkat SOT-nya,

namun tidak boleh sama persis (parroting) dengan SOT. Kriteria penetuan

SOT :

- Keterangan sumber yang sangat penting dan perlu diketahui

masyarakat umum.

- Reporter / Writer / Redaktur harus teliti memilih SOT yang

(28)

- Writer boleh memotong SOT agar lebih ramping tanpa mengurangi

makna SOT.

- Pada akhir SOT perlu ada tag on-ca m persenter mengenai latar

belakang atau perspektif dari hal-hal yang diungkapkan dalam SOT.

- Berita SOT bisa terdiri lebih dari satu SOT, baik yang saling

mendukung maupun yang bertentangan.

SOT yang lebih satu, yang saling dukung atau bertentangan bisa

disambung langsung / berurutan (back-to-back). Durasi berita SOT

maksimal 1 menit.

d. Voice Over-SOT (VO-SOT)

Format berita ini merupakan gabungan VO dan SOT . kriteria

penentuannya sama dengan kriteria untuk VO dengan SOT. Reporter atau

writer bekewajiban membuat pengantar (bridging) dari VO ke SOT tanoa

harus menggunakan kata-kata ”berita kutipan pernyataan (narasumber)...”

sebagai pengantar menuju SOT. Durasi VO SOT maksimal 90 detik.

e. Package (PKG) Berita, News Features

Adalah berita komprehensif yang disertai kutipan pernyataan satu atau

dua narasumber (soundbite), dan naskahnya dinarasikan sendiri oleh

reporter atau dubber. Durasi maksimal dua menit tiga puluh detik.

f. Laporan Khusus

Berita dengan format paket, lengkap dengan narasi dan soundbite dari

(29)

komprehensif, bisa mengenai berbagai peristiwa, politik, hukum-kriminal,

bencana dan sebagainya. Durasi maksimal 6 menit.

g. Siaran langsung (Live Event)

Siaran langsung mengenai suatu peristiwa yang sudah terjadwal,

seperti sidang MPR/DPR, sidang pengadilan, dan peristiwa lain. Disajikan

secara utuh dilengkapi narasumber di studio untuk memberikan perspektif

tentang kejadian tersebut. Durasi tidak terbatas, tergantung event-nya.

h. Breaking News

Berita yang sangat penting dan harus segera disiarkan bila

memungkinkan bersamaan denagn terjadinya peristiwa tersebut. Breaking

News merupakan berita yang tidak terjadwal dan bisa terjadi kapan saja.

Kriteria penentuan Brea king News :

- Peristiwa yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang

luar biasa, minimal 10 orang tewa dan 50 luka berat.

- Peristiwa yang mengancam keselamatan manusia, minimal mengancam

50 orang dan harta benda.

- Peristiwa yang mengancam perekonomian negara, misal perang antar

negara yang berdampak pada Indonesia.

- Kematian tokoh penting yang berpengaruh dan terkenal.

(30)

Sebuah stasiun berita, biasanya mendapatkan informasi adanya suatu

kejasian atau peristiwa dari berbagai macam sumber. Informasi-informasi inilah

yang kemudian akan diteruskan kepada videojurnalis untuk kemudian diliput.

Sumber-sumber berita televisi antara lain13 :

§ Kontak Pribadi

Reporter bisa memiliki kontak pribadi dengan orang-orang yang

bekerja pada berbagai lembaga pemerintahan dan nonpemerintahan. Disebut

kontak pribadi karena nomor-nomor telepon mereka tidak bebas diberikan

kepada media. Narasumber kontak pribadi itu mungkin akan memberikan

suatu petunjuk awal atau peringatan dini atau memberikan latar belakang

informasi yang penting. Informasi diberikan dalam bentuk off the record.

Semua ini diperlukan reporter sehingga ia dapat melangkah lebih dulu dari

reporter tv saingannya.

§ Kontak Publik

Adalah orang-orang penting atau figur kunci yang dapat diminta

tanggapan atau opininya mengenai berita yang mempengaruhi organisasi atau

profesi mereka. Kontak-kontak ini dapat berasal dari organisasi pemerintah,

nonpemerintah, serikat buruh, kelompok-kelompok oposisi (penekan) atau

pengamat, dan kalangan perguruan tinggi.

Pendapat mereka sangat penting, maka daftar kontak ini hendaknya

disimpan di ruang berita sehingga dapat diakses oleh semua reporter.

(31)

§ Kantor Berita

Hampir seluruh stasiun televisi berlangganan kantor berita, sebagai

sumber berita paling penting dan utama bagi progam beritanya karena mereka

tidak bisa mengakses ke seluruh provinsi. Antara lain Kantor Berita Antara,

Kantor Berita Asing Reuters, Associated Press (AP), dan Agence France

Press (AFP).

§ Siaran Pers (press release)

Adalah informasi atau pernyataan (statement) yang dikirimkan ke

stasiun TV dengan tujuan dapat dipublikasikan. Siaran pers dapat datang dari

berbagai lembaga seperti : organisasi lokal dan internasional, lembaga

pemerintahan, pejabat pemerintahan, kantor-kantor asing, kelompok penekan

(oposisi), lembaga nonpemerintahan, dan lain-lain.

Siaran pers yang disebar biasanya menggambarkan hal-hal yang

positif bagi lembaga yang mengeluarkannya. Maka suatu reporter harus

pandai mengemasnya memisahkan antara fakta dan opini, agar stasiun TV

tidak terkesan publisitias dan promosi gratis bagi perusahaan atau lembaga

tertentu.

§ Jumpa Pers

Biasanya menyampaikan hal-hal yang positif bagi lembaga yang

mengadakannya. Maka stasiun tv harus mempertimbangkan bobot berita dan

(32)

Jumpa pers dapat menjadi sumber berita yang bagus, namun

merupakan sumber gambar yang buruk. Reporter dan juru kamera harus

mengambil gambar penunjang lain, yang terkait dengan tema atau topik yang

dibicarakan dalam pers. Jumpa pers merupakan kesempatan bagus untuk

mendapatkan kutipan langsung narasumber atau wawancara khusus.

§ Saksi Mata

Para saksi mata dapat menjadi sumber informasi yang sangat baik,

sebab saksi mata dapat membrikan keteranagan dengan cepat sehinga

menambah kredibilitas berita yang dibuat. Nmun sering kali para saksi mata

ini masih dalam kondisi emosional atau terguncang deng peristiwa yang baru

saja dialaminya sehingga reporter tidak bisa sepenuhnya mengandalkan

keterangan para saksi mata untuk mendapat keterangan yang objektif.

§ Media lain

Siaran televisi dan radio dari berbagai pelosok dunia dapat juga

menjadi sumber berita bagi suatu stasiun TV. Untuk keperluan ini, ruangan

berita (newsroom) perlu memiliki penerima siaran radio yang baik. Tim kerja

bagian pemberitaan hendaknya terus menerus memonitor stasiun TV

saingannya dalam mengambil berita yang mungki liput dari liputan.

Berita-berita penting yang dimuat dan diperoleh surat kabar dapat disiarkan oleh

(33)

Seorang videojurnalis, dalam peliputannya tidak hanya terpaku pada

sumber-sumber beritanya saja, namun ia juga harus memperhatikan teknik

pengumpulan beritanya14 :

Ø Observasi

Secara sederhana observasi merupakan pengamatan terhadap realitas

sosial. Ada pengamatan langsung, ada juga pengamatan tak langsung.

Seseorang disebut melakukan pengamatan langsung bila ia menyaksikan

sebuah peristiwa dengan mata kepalanya sendiri. Pengamatan ini bisa

dilakukan dalam waktu yang pendek dan panjang. Seseorang disebut

melakukan pengamatan tidak langsung bila ia tidak menyaksikan peristiwa

yang terjadi, melainkan mendapat keterangan dari orang lain yang

menyaksikan peristiwa itu.

Pengamatan di sini tidak sama dengan pengamatan seorang peneliti.

Seseorang peneliti melakukan pengamatan berdasarkan konsep dan hipotesis

dan biasanya dilaporkan dengan disertai pemecahan masalah. Sedangkan

seorang pekerja pers melakukan pengamatan untuk melaporkan kejadian

sebuah peristiwa apa adanya.

Ø Wawancara

Adalah tanya jawab antara seorang wartawan dengan narasumber

untuk mendapatkan data tentang sebuah fenomena. Dalam hal ini, yang perlu

diperhatikan adalah:

(34)

a. Posisi narasumber dalam wawancara

Dalam proses wawancara, seorang videojurnalis harus

menanyakan terlebih dahulu, apakah narasumber keberatan apabila

pernyataanya direkam, atau data dirinya perlu disembunyikan, karena

hal ini merupakan hak pribadi narasumber. Sebelum itu, wartawan

harus memperkenalkan secara langsung jati dirinya dan untuk siapa ia

bekerja kepada narasumber. Tahap-tahap ini, menurut prinsip etika

jurnalistik yang umum, harus ditempuh oleh setiap wartawan sebelum

melakukan wawancara dengan narasumber, terlepas dari narasumber

mengetahui cara kerja jurnalisme atau tidak.

b. Posisi wartawan dalam wawancara

Kedudukan wartawan adalah penjaga kepentingan umum. Para

wartawan berhak mengorek informasi yang berkaitan dengan

kepentingan umum dari narasumber. Mereka bebas menanyakan apa

saja kepada narasumber untuk menjaga kepentingan umum. Posisi

inilah yang menyebabkan mereka mendapat tempat di hati khalayak.

Kendati begitu, para wartawan, seperti dinyatakan oleh Jeffrey Olen,

harus menghormati keberadaan narasumber. Mereka harus mengakui

bahwa narasumber adalah individu yang bisa berpikir, memiliki alasan

untuk berbuat dan mempunyai keinginan-keinginan. Akibatnya, para

wartawan harus memperlakukan narasumber sebagai individu yang

(35)

Kalau pada satu saat narasumber keberatan hasil wawancaraya

disiarkan, maka wartawan harus menghormati keinginan ini dan tidak

menyiarkannya.

Menurut Itule dan Anderson, wawancara sendiri terbagi menjadi tujuh

jenis wawancara, yang terbagi menjadi berikut :

§ Man in the street interview

Wawancara yang dilakukan untuk mengumpulkan pendapat beberapa

orang awam mengenai sebuah peristiwa, bisa menyangkut satu keadaan dan

bisa pula tentang sebuah kebijaksanaan baru. Biasanya wawancara ini

diperlukan setelah terjadinya sebuah peristiwa yang sangat penting.

§ Casual interview

Sebuah wawancara mendadak. Dalam hal ini seorang wartawan

minta kesediaan seorang narasumber untuk diwawancarai. Si wartawan

berbuat begitu karena ia bertemu dengan narasumber yang dianggapnya

punya informasi yang perlu dilaporkan kepada khalayak.

§ Personal Interview

Merupakan wawancara untuk mengenal pribadi seseorang yang

memiliki nilai berita lebih dalam lagi. Hasilnya, biasanya berupa profil

tentang orang bersangkutan. News Peg Interview, wawancara yang berkaitan

dengan sebuah laporan tentang sebuah peristiwa yang sudah direncanakan.

(36)

§ Telephone Interview

Wawancara yang dilakukan lewat telepon. Ini biasanya dilakukan

wartawan kepada narasumber yang sudah dikenalnya dengan baik dan untuk

melengkapi sebuah berita yang sedang ditulis. Dengan perkataan lain,

seorang wartawan memilih jenis wawancara memilih jenis wawancara ini

karena ia dalam keadaan terdesak.

§ Question Interview

Wawancara tertulis. Biasanya dilakukan seorang wartawan yang sudah

mengalami jalan buntu. Setelah ditelepon, didatangi ke rumah dan ke

kantor, si wartawan tidak bisa bertemu dengan anrasumber, maka ia

memilih wawancara jenis ini. Keuntungan wawancara ini adalah, informasi

yang diperoleh lebih jelas dan mudah dimengerti. Namun kelemahannya

wartawan tidak bisa mengamati sikap-sikap pribadi narasumber ketika

manjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan.

§ Group Interview

Wawancara yang dilakukan terhadap beberapa orang sekaligus untuk

membahas satu persoalan atau implikasi satu kebijaksanaan pemerintah.

(37)

Menurut J. B Wahyudi, hal lain yang perlu diketahui oleh seorang

reporter, dan juga videojurnalis, adalah berita yang dapat disiarkan harus

memenuhi persyaratan antara lain :

a. Penting (Important)

b. Menarik (Interesting)

c. Masih Baru (Actual)

d. Aman Jika Disiarkan (Security)

Dalam buku Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, J. B Wahyudi

menjelaskan mengenai variasi dalam penyajian sebuah berita. Variasi ini,

bertujuan agar tayangan berita tersebut menjadi lebih menarik, tidak

membosankan namun isi berita tetap dapat dipertanggungjawabkan. Variasi

penyajian berita dikenal dengan sistem ROSS (Wahyudi, 1994 : hal 37 – 38).

Sistem ROSS, merupakan cara penyajian berita televisi dimana reporter

atau videojurnalis dengan aktif mencari, mengumpulkan, menyeleksi,

mengolah, dan menyajikan sendiri uraian berita dengan merekam suara

pembacaan naskah berita yang disajikan. Sistem mempunyai beberapa makna,

yaitu :

a. Reporter On the Spot and On the Screen

Reporter berada di lokasidan sewaktu menyajikan berita muncul di layar

televisi.

(38)

Reporter berada di lokasi, namun sewaktu menyajikan tidak muncul di layar

televisi.

c. Reporter Off the Spot and On the Screen

Reporter tidak berada di lokasi, tetapi dalam penyajian berita reporter

muncul di layar televisi.

d. Reporter Off the Spot and Off the Screen

Reporter tidak berada di lokasi, dan juga tidak tampil di layar televisi saat

berita disajikan.

Seorang videojurnalis bisa dikatakan wartawan yang baik apabila ia

bisa menguasai teknik-teknik liputan di atas, namun semua jenis wawancara

diatas dapat menjadi lebih baik apabila didukung dengan persiapan-persiapan

yang mendukung terlaksananya proses wawancara yaitu dengan, menggunakan

daftar pertanyaan yang tersusun baik, yang sudah disiapkan lebih dulu; memulai

wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan yang ringan; mengajukan pertanyaan

secara langsung dan tepat; tidak malu bertanya bila ada jawaban yang tidak

dimengerti dan mengajukan pertanyaan tambahan berdasarkan perkembangan

wawancara.

C. VIDEOJURNALIS

(39)

beberapa pekerjaan sekaligus, yang dalam hal ini erat kaitannya dalam peliputan

berita. Menurut Richard Griffiths dalam bukunya Videojurnalism, ia

menjelaskan bahwa seorang videojurnalis adalah orang yang menjadi

kameramen, sutradara, penulis naskah, produser, presenter, serta reporter

sekaligus.

Seorang videojurnalis atau biasa dikenal dengan vj, banyak digunakan

dalam pembuatan berita, features, dan dokumentasi. Namun lebih tepatnya

seorang vj biasanya juga banyak dipakai saat peliputan tentang perjalanan,

fashion, dan kuliner.

Profesi sebagai videojurnalis mulai dikenal saat pertama kali digunakan di

Inggris pada awal tahun 1994. Penggunaan videojurnalis dalam peliputan

berita sendiri sebenarnya terkait masalah sumber daya manusia berkualitas,

yang semakin sulit didapat seiring dengan maraknya persaingan antara media

informasi. Namun masalah ini juga didukung, dengan desakan ekonomi yang

semakin tinggi. Untuk itu, pihak pengelola televisi mengantisipasinya dengan

melakukan pengerucutan lapangan kerja, hingga terbentuklah profesi

videojurnalis.

Seorang videojurnalis di RCTI, diambil dari beberapa profesi, seperti

kameramen, dan editor, sebelumnya mereka telah dilatih terlebih dahulu agar

menguasai teknik dasar peliputan berita. Selain itu, videojurnalis di RCTI

terdapat juga yang bukan merupakan tim redaksional, mereka adalah freela ncer

(40)

menjual berita kepada suatu media, sistem pembayaran ditentukan dari jumlah

berita ditayangkan.

Videojurnalis dituntut untuk dapat melakukan berbagai pekerjaan sekaligus.

Berikut adalah job-description seorang videojurnalis saat peliputan berita.

1. Tugas Reporter15 a. Persiapan

v Liputan Undangan

§ Mencari tahu event apa yang akan diliput, ceremonial atau

non-ceremonial

§ Menghimpun data awal melalui telepon atau datang ke lokasi

pengundangan

§ Menyiapkan buku catatan dan tape recorder mini

§ Menyiapkan pertanyaan untuk bahan wawancara

§ Menyiapkan segala perelatan dan keperluan yang harus dibawa

§ Menyiapkan format berita yang akan disajikan

§ Mencari tahu lokasi dan waktu yang diperlukan untuk menuju

lokasi

§ Berangkat tepat waktu

v Liputan Inisiatif

§ Menentukan event yang akan diliput setelah berkoordinasi

dengan assignment desk

(41)

§ Memiliki data awal yang akan dikembangkan di lapangan

§ Siapkan buku catatan dan tape recorder mini Menyiapkan

pertanyaan untuk bahan wawancara

§ Menyiapkan segala peralatan dan keperluan yang harus dibawa

§ Menyiapkan format berita yang akan disajikan

§ Mencari tahu lokasi dan waktu yang diperlukan untuk menuju

lokasi

§ Berangkat tepat waktu

b. Dilokasi Peristiwa

· Tiba di lokasi 30 menit lebih awal

· Amati orang penting yang hadir

· Tentukan siapa saja yang harus diwawancarai

· Siapkan kemungkinan untuk memperoleh topik berita lainnya

· Himpunan data sebanyak mungkin termasuk press-release jika ada

· Pada event ceremonial, rekam sambutan orang penting

· Pada event ceremonial wawancarai orang-orang penting pada atau

sesudah acara

· Segera pikirkan lead berita yang akan ditulis

c. Pasca Produksi

·Koordinasi dengan produser berita, kapan ditayangkan berita yang

(42)

·Berikan susunan gambar/ visual yang akan disunting kepada tape

editor

·Mendampingi tape editor selama menyunting gambar tersebut

·Menyusun naskah utnuk komentar berita

·Menyerahkan susunan naskah berita kepada produser berita untuk

disunting

·Check-recheck jika ada keraguan

·Memberi label judul berita termasuk durasinya

·Menyerahkan naskah dan kaset yang siap siar kepada redaksi

·Memantau siaran berita

2. Tugas Kameramen / Camera Person a. Persiapan

- Memastikan kamera dan mikropon dalam keadaan baik

- Membawa tripot dan lighting bila diperlukan

- Membawa kaset minimal 2 buah, charger, dan baterai cadangan

- Diskusi dengan produser (reporter) tentang isu dan gambar yang harus

diambil

b. Dilokasi Peristiwa

- Mengambil gambar sesuai instruksi dari produser (reporter)

(43)

- Menyiapkan stok inter-cut

- Memastikan stock-shot telah cukup

- Harus mampu edit by ca mera bila diperlukan

c. Pasca Produksi

- Menulis judul berita, tanggal, waktu dan shot list

- Menjelaskan tentang gambar kepada produser dan editor bila

diperlukan

BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

A. Gambaran Ringkas RCTI

Rajawali Citra Televisi Indonesia ( RCTI ) adalah stasiun televisi

swasta pertama di Indonesia yang lahir dari sebuah gagasan dua perusahaan

(44)

Sejak berdiri tahun 1989, RCTI identik dengan beragam program yang

popular dan menjadi trend-setter. Memiliki 47 stasiun pemancar yang

mencakup 232 kota di seluruh Indonesia. Secara populasi, mencakup lebih

dari 140 juta penduduk Indonesia. RCTI juga selalu menjadi pilihan para

pemasang iklan, karena merupakan media untuk beriklan yang efektif dengan

cakupan terluas.

B. Sejarah Singkat RCTI

23 Juni 1988

Peletakan batu pertama oleh Gubernur DKI Jakarta, Bp. Wiyogo

Atmodarminto.

14 November 1988

RCTI mulai melakukan siaran percobaan untuk wilayah Jakarta

selama 4 jam sehari dengan menggunakan dekoder dengan jumlah pelanggan

30.000

24 Agustus 1989

Stasiun RCTI diresmikan oleh Presiden RI, Bp. Soeharto dan

ditetapkan menjadi hari jadi RCTI. Jumlah pelanggan menanjak menjadi

(45)

1 Agustus 1990

RCTI melakukan pelepasan penggunaan dekoder. Sebagai

konsekuensinya, pendapatan RCTI hanya bersumber dari iklan. Pelepasan

dekoder juga bertujuan agar semakin banyak pemirsa yang dapat menikmati

siaran RCTI.

Agustus 1990 – 1992

SCTV bersama RCTI melakukan beberapa program kerjasama,

diantaranya : pemberitaan, sales & marketing, produksi dan teknik.

1 Mei 1991

RCTI mengembangkan siarannya dengan meresmikan stasiun RCTI

Bandung

24 Agustus 1993

RCTI mulai bersiaran secara nasional, hingga awal tahun 2001, RCTI

memiliki 47 buah stasiun transmisi di seluruh Indonesia.

Maret 1996

RCTI memindahkan siaran dari Satelit Palapa B2P menjadi satelit

Palapa C2 guna meningkatkan kualitas penyiaran.

1 Februari 2000

Sistem siaran RCTI diubah dari Analog menjadi Digital.

24 Agustus 2000

RCTI melakukan penajaman logo yang menggambarkan penampilan

(46)

10 Februari 2001

Peresmian stasiun transmisi RCTI yang ke-47 di Kotabaru,

Kalimantan Selatan.

C. Pembagian Program Tayang

Pembagian program tayang di RCTI adalah 20 – 24 jam sehari.

Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut :

a. Berita dan Dialog 18 %

b. Iklan 20 %

c. Hiburan, Sports, dan Budaya 62 %

60 % dari tayangan RCTI adalah program lokal dan 40 % merupakan

program asing.

RCTI lokal break mencakup :

- Jakarta ( Jabotabek ) 6 kota

- Jawa Barat 3 kota

- Jawa Timur 9 kota

- Jawa Tengah 20 kota

- Sumatera Utara 6 kota

- Kota Lainnya 40 kota

Untuk program tayangan berita ( News ), terdiri dari :

(47)

Merupakan program yang menyajikan berita – berita di bidang polkam dan

hukum, ekbis dan sosmas, metro dan kriminal, regional, sport. Umumnya

berita yang ditayangkan baru saja terjadi dini hari atau satu hari sebelumnya.

Program ini dimulai dari pukul 05.00 – 06.30 WIB pada hari Senin – Sabtu

dan pukul 06.00 – 06.30 WIB pada hari Minggu.

§ Buletin Siang

Program ini ditayangkan setiap hari pada pukul 12.00 – 12.30 WIB.

Menyajikan berita – berita yang terjadi pada hari yang sama, sejak pagi hari

sampai saat program akan ditayangkan. Berita – berita yang disajikan meliputi

bidang polkam dan hukum, ekbis dan sosmas, metro dan regional.

§ Sergap

Merupakan tayangan khusus yang menyajikan berita – berita kriminal.

Program ini mengangkat kasus kejahatan yang umumnya terjadi dalam

(48)

waspada terhadap fenomena yang ada saat ini. Ditayangkan setiap hari pada

pukul 12.30 – 13.00 WIB.

§ Seputar Indonesia

Ditayangkan setiap hari pada pukul 17.30 – 18.00 WIB. Menyajikan berita –

berita yang terjadi pada hari yang sama sejak pagi hari hingga saat program

tersebut ditayangkan. Berita – berita yang disajikan meliputi bidang polkam

dan hukum, ekbis dan sosmas, metro dan regional.

§ Buletin Malam

Program tayangan ini disajikan setiap hari mulai pukul 00.00 – 00.30 WIB.

Berita – berita yang disajikan merupakan liputan peristiwa yang terjadi

sepanjang hari. Meliputi bidang polkam dan hukum, ekbis dan sosmas, metro

(49)

D. Fasilitas RCTI

Fasilitas yang ada di RCTI meliputi :

a. Fasilitas gedung

- Gedung Utama ( administrasi )

- Gedung Teknik / Operasi / Pemberitaan

- Gedung Produksi

- Gedung Pemancar

- Gedung Artistik

b. Fasilitas studio

- Studio 1 dan 4

Studio berukuran besar yang dimiliki RCTI, masing – masing 600m2

dan 900m2. Dipergunakan untuk acara yang memerlukan setting luas,

seperti Hole in the Wall, Idola Cilik, Hikmah Fajar.

- Studio 2

Virtual studio berukuran 110m2 yang digunakan untuk pembawa acara

TALA, MP 3, Tergoda.

- Studio 3

Berukuran 60m2 digunakan untuk shooting Pembawa acara

(announcer), Cinema – Cinema, Acara Rohani.

(50)

Studio khusus berukuran 215m2, khusus untuk program berita, seperti

Nuansa Pagi, Buletin Siang, Seputar Indonesia, Buletin Malam,

SERGAP, Sekilas Info, dan Go Spoot.

- Studio 6 dan 7

Sedang dalam pembangunan

- OB Van

Studio berjalan yang dipergunakan untuk acara diluar komplek RCTI.

c. Fasilitas lainnya yang ada di komplek RCTI

- Ruang kontrol

- Ruang edit

- Ruang audio dan video

- Ruang terjemahan / subtitling

- Ruang sulih suara / dubbing

- Dua buah menara antena pemancar : 275 meter dan 151 meter

- Koperasi karyawan RCTI

- Masjid Raudhatul Jannah

- Kantin karyawan

- Klinik umum dan Klinik gigi

- Bengkel mobil koperasi karyawan RCTI – Hyundai

- Radio Trijaya FM dan Radio ARH FM

(51)

E. Personil Divisi News dan Features

Ø News Gathering Department : Daniel Widhi Nugroho

a. Koordinator Liputan : Dandhy Dwi Laksono

1. Ken Indra Savitri 2. Dwi Yuniarti

3. Masdian Diasto 4. Elly Husein

5. Endy M. Saputra 6. Dian Setia Palupi

6. Riyanto Witjaksono 7. Heri Kuswiyanto

8. Cecilia Tiara

b. Koordinator Koresponden Daerah : Ahmad Setiono

1. Kinanti Pinta 2. Aunnurochim

3. Evi Elfrida 4. Soemiadeny

5. Arfan Arsyad 6. Betty Usman

7. Iwan Haposan

c. Koordinator Camera Person : Budi S. Zein

1. Andi Rubiyanti

2. Fifin Kurniawan

3. Jati Pamungkas

4. Asep Edward

d. Pembidangan Reporter

(52)

- AM Fikri - Michael Tjandra

- Tody Tjokro - Olla Sudrajat

- Bane Raja Manalu - Marcelina Ika

- Bima Marzuki - Vicky Damanta

- Royhan Akbar

· Desk HUKUM : Dwi Yuniarti

- Tunggal Siregar - Ade Bambang

- Ledyani Simarmata - Rosalia Dewi Arlusi

- Hendrawan

· Desk EKBIS : Masdian Diasto

- Gustav Aulia

- Mutie Aryanti

· Desk SOSMAS : Elly Husein

- Dentamira Kusuma

- Iwan Hardjadi

- Eko Budi Utomo

- M. Budhi

· Desk KRIMINAL : Endy M. Saputra

- Gusti Aitonam

- Monika Tobing

(53)

- Andi – Kontributor Jakarta Timur

- Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat

· Desk METRO : Dian Setia Palupi, Riyanto Witjaksono, Heri

Kuswiyanto, Caecilia Tiara

- Amalia Kartika - Joice Triatman

- Priandono kusumo - Chantal Della Concetta

- Ira Syarief - Hendra Akbari Majid

- Isyana Bagoes Oka - Aan Dwi Puantoro

- Windy Indriani - Aulia Wulan

- Kontributor Bekasi

- Kontributor Bogor

- Kontributor Tangerang

- Kontributor Depok

- Alexander Zulkarnain – Kontributor Malaysia

Ø News Production Department : Putra Nababan

a. Executive Producer NUANSA PAGI : Khoiri Akhmadi

2. Desk POLKAM dan HUKUM

- Raymond Rondonuwu

- Iwan Malik

3. Desk EKBIS dan SOSMAS

(54)

4. Desk METRO dan KRIMINAL

- Taufiqurahman

5. Desk REGIONAL

- Fauziah Dasuki

6. Desk SPORT

- I Made Pasek

b. Executive Producer BULETIN SIANG : Atika Suri

1. Desk POLKAM dan HUKUM

- Tunggul Sri Panindra

- Jamalul Insan

2. Desk EKBIS dan SOSMAS

- Crysanti Soewarso

- Inne Sudjono

3. Desk METRO dan REGIONAL

- Tim

c. Executive Producer SERGAP : Deden Kuswondo

- Juniardhi

- Aiman Witjaksono

- Luba Rosita

d. Executive Producer SEPUTAR INDONESIA : Yulia Supadmo

1. Desk POLKAM dan HUKUM

(55)

- Catharina Davy

2. Desk EKBIS dan SOSMAS

- Winarto

- Yunita Rinasari

3. Desk METRO dan REGIONAL

- Tim

e. Executive Producer BULETIN MALAM : Avida Virya

1. Desk POLKAM dan HUKUM

- Ario Damar

- Eman Sulistiani

2. Desk EKBIS dan SOSMAS

- Winarto

- Yunita Rinasari

3. Desk METRO dan REGIONAL

- Tim

Ø News F eatures Department : Apni Jaya Putra

o Kepala Seksi Produksi Features & Infotainment / Executive Producer

: Ratna Komala

o Kepala seksi Peliputan Features & Infotainment : Vitri Chadarsih

i. Producer Features & Dokumenter : Dicky Martiyaz

ii. Producer Infotainment : Julis Marhono

(56)

iv. Assistant Magazine : Taufik Hidayat

v. Producer Delik & Liputan Khusus : Edy Budiarso

o Assistant Producer, Reporter Delik & Liputan Khusus : Levianer

Silalahi ( Delik ), Yuni Eko S ( Lipsus ), Bram Ha rwin ( Rep ), Hendy

Susanto ( Rep ), M Syaiful Anwar ( Rep ), Cheryl A Tanzil ( Rep )

o Producer Value Added Service ( VAS ) : Damar Hatmadi

o Koord Pasca Produksi Features & Infotainment : Wenang Pitoyo

o Koordinator Kamerawan Features & Infotainment : Akmal Yusmar

o Koordinator Kreatif : Zaldi Nurzaman

o Koordinator Liputan Infotainment : Rika Asmon

o Penata Fotografi ( Fungsional ) : Yaskur, Wayan Astaphala

F. Logo RCTI

(57)

BAB IV

PELAKSANAAN MAGANG

A. Focus of Interest

Dalam Kuliah Kerja Media ini, penulis diberikan kesempatan magang yang

sangat luas dalam mengenal dan mengetahui sistem kerja peliputan dan penyajian

berita di News GatheringDepartement di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia.

Pemilihan divisi pemberitaan sebagai bahan pelaksanaan magang terkait

dengan latar belakang pendidikan ilmu jurnalistik yang diterima penulis selama

menjalani pendidikan Diploma III Penyiaran di Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Adapun pertimbangan dalam pemilihan stasiun RCTI sebagai sebagai

tempat praktek pelaksanaan magang, adalah stasiun RCTI saat ini menjadi televisi

yang memiliki kredibilitas tinggi dalam menyajikan tayangan yang bersifat

hiburan dan informatif. Selain itu penulis juga ingin lebih mendalami proses pra

dan post production penyangan berita hingga tayang di layar kaca.

Penulis diberikan kesempatan yang besar untuk dapat melakukan kegiatan

magang di semua bagian News Gathering, baik di dalam redaksi maupun terjun ke

lapangan langsung mengobservasi aktivitas kerja reporter dan kameramen dalam

(58)

lapangan. Dalam divisi pemberitaan ini, kegiatan penulis meliputi, liputan,

penulisan naskah, redaksi, editing, dan studio.

Kegiatan magang yang dilaksanakan penulis di stasiun RCTI adalah 5

minggu, terhitung tanggal 18 Maret 2008 hingga tanggal 24 Mei 2008.

B. Hal Yang Dilakukan Selama Magang

Kegiatan Kuliah Kerja Media di stasiun televisi RCTI, diawali dengan

pengenalan alur berita yang biasa digunakan dalam memproduksi berita. Alur

berita inilah yang kemudian menjadi sebuah pedoman kerja bagi tim redaksional,

yang nantinya akan mempengaruhi kualitas dari suatu tayangan berita.

Berdasarkan proses pengamatan maka sistem alur berita tersebut, dapat

(59)

Keterangan :

1. Rapat Redaksi

Dalam rapat redaksi ini terbagi menjadi Rapat Evaluasi untuk progam

berita yang telah tayang, dan Rapat Proyeksi untuk progam berita yang akan

tayang selanjutnya. Rapat ini dihadiri oleh Manajer News Production,

Eksekutif Produser masing-masing acara yang bertanggung jawab terhadap

progam tersebut, Produser, Koordinator liputan, dan Koordinator bidang.

2. Penentuan Agenda Setting

Standar prioritas penentuan topik yang akan digunakan sebagai bahan

liputan adalah, topiknya bersifat nasional, berpengaruh terhadap kebijakan

publik, serta fenomena yang sedang terjadi di masyarakat. Dalam hal ini,

topik-topik yang menjadi prioritas, seperti kebijakan publik, dan topik

fenomenal yang mempunyai efek di masyarakat. Selain itu topik yang

mempunyai nilai berita, seperti isu-isu nasional, atau tokoh publik. Berita

lokal pun dipertimbangkan, tergantung apakah berita tersebut mempunyai

nilai yang mampu menarik empati di seluruh Indonesia. Namun ada kalanya

nilai berita dapat dikesampingkan, terkait oleh karakteristik televisi yang

bersifat audiovisual, apabila berita yang diliput memiliki gambar yang

(60)

3. Pembagian Tugas

Pembagian tugas peliputan ini, secara teknis diserahkan kepada

Koordinator Liputan dan Koordinator Bidang. Koordinator Liputan membuat

jadwal dan nantinya akan terus bertugas untuk memantau dan menghubungi

seluruh reporter atau vj mengenai perkembangan di lapangan, dan juga

mengarahkan messenger, untuk dapat mengambil kaset dari reporter dan vj

apabila keadaan mendesak.

Sedangkan Koordinator Bidang, memantau kerja reporter dan vj yang

menjadi tanggung jawab bidangnya. Seperti bidang Polkam, Hukum, Ekbis,

Sosmas, Kriminal dan Metro. Koordinator Bidang akan terus mengawal hasil

liputan hingga menjadi naskah, dalam pengertian reporter tidak dapat kembali

ke redaksi dan mengedit hasil naskah reporter yang telah selesai tepat waktu

Pembidangan liputan ini, lebih memudahkan reporter dan vj dalam

menghubungi narasumber yang akan dihubungi, karena biasanya mereka

sudah mempunyai kontak sumber tersendiri yang dapat dimintai keterangan

mengenai bidang yang bersangkutan. Selain itu reporter dan videojurnalis

menjadi lebih fokus dalam mencari berita, karena mereka telah menguasai

bidang liputan tersebut.

4. Peliputan Berita

Dari pembagian jadwal yang telah disusun, setelah rapat evaluasi progam

(61)

vj, dan kameramen mengenai pembagian plot esok hari. Dalam peliputannya

reporter, kameramen, dan vj berangkat dengan menggunakan alat transportasi

yang telah dipersiapkan sesuai dengan jadwal shift masing-masing.

Sebelum berangkat reporter dan vj harus sudah menguasai matrik

peliputan, penentuan angle (sudut pandang) berita pun juga ditentukan agar

ketika liputan di lapangan jelas dan terarah., serta kameramen dapat

mengira-mengira gambar yang akan dijadikan stokshot.

Dalam peliputan beritanya, reporter berkoordinasi dengan kameramen

dalam menentukan angle pengambilan gambar, yang akan mendukung data

yang dihimpun. Sebelum liputan reporter dan videojurnalis harus telah

menguasai matriks liputan, sumber data pegangan dapat diperoleh dari

internet atau menanyakannya kepada Koordinator Liputan yang sedang

bertugas. Seorang reporter dan vj harus mampu memilih angle berita apa yang

lebih menarik perhatian khalayak masyarakat. Selama berada di lapangan

reporter dan vj terus melakukan kontak dengan redaksional, lebih tepatnya

dengan Koordinator Liputan atau Koordinator Bidang yang bertanggung

jawab, untuk melaporkan perkembangan dari suatu kejadian atau peristiwa

yang sedang diliput.

5. Hasil Liputan

Setelah mendapatkan hasil liputan tim peliput kembali ke redaksi,

selanjutnya kameramen menyerahkan kaset gambar kepada reporter untuk

(62)

gambar-gambar yang berfungsi sebagai penunjang paket berita. Reporter dan vj juga

melihat time code dari insert gambar dengan menggunakan menggunakan alat

VTR, kemudian diserahkan ke bagian editing. Jika dalam mengejar deadline

waktu tayang, reporter atau vj tidak dapat kembali tepat waktu ke kantor,

maka peran seorang messenger sangatlah dibutuhkan. Kemudian penulisan

naskah akan diwakilkan kepada Produser, Koordinator Liputan atau

Koordinator Bidang.

6. Penulisan Naskah

Setelah menentukan gambar visual yang akan ditayangkan, reporter dan vj

menyusun naskah berita dari bahan-bahan yang telah terkumpul di lapangan.

Berdasarkan gambar pendukung yang telah dipilih tadi, reporter dan vj

membangun rangkaian berita, yang dapat menceritakan isi gambar tersebut.

Naskah atau script berita itu dapat berbentuk package (PKG) yang berbentuk

lengkap atau voice over (VO) yang narasinya dibacakan presenter berita.

Penulisan naskah yang diwakilkan kepada Produser, Koordinator Liputan atau

Koordinator Bidang, biasanya melalui telepon maupun sms. Dalam penentuan

penggunaan package (PKG), berita tersebut harus bagus dalam artian

memiliki gambar yang bagus, dramatis serta Sound On Tape (SOT) yang baik.

Namun ketiga hal tersebut masih tergantung kepada topik berita yang akan

disajikan serta kebijakan produser serta durasi penayangan berita.

(63)

Tugas selanjutnya merupakan tugas produser, ia harus menyunting naskah

berita hasil tulisan reporter dan vj di lapangan. Naskah-naskah tersebut

dikoreksi dari segi penulisan dan bahasa yang digunakan.Biasanya naskah

yang ditulis reporter dan vj masih belum sempurna, dan masih mengandung

unsur emosi di dalamnya. Namun unsur emosi ini dapat berguna dalam

membangun atmosfir dari suatu kejadian yang sedang diliput. Dalam hal ini

produser hanya menghaluskan teknik penulisan yang salah, tanpa

menghilangkan identitas dan karakteristik penulisnya.

8. Dubbing

Setelah naskah berita telah disunting produser, kemudian reporter bertugas

untuk mengisi narasi yang digunakan sebagai pengantar package (PKG),

namun tidak semua reporter dan vj mempunyai kualitas sebagai narator.

Sebagai seorang narator, ia harus mampu mengantarkan isi berita dengan

baik, selain memiliki suara yang bagus. Apabila dalam kasus reporter dan vj

tidak memenuhi standar kualitas sebagai narator, maka produser atau

Koordinator Liputan atau Produserlah yang mengantikan perannya.

9. Editing Gambar

Kaset yang telah di preview oleh reporter atau vj, kemudian dikirimkan ke

bagian editing untuk melakukan pemotongan gambar., kemudian editor

(64)

Reporter dan vj bila perlu mendampingi editor dalam proses editing, dan juga

dalam proses pembuatan grafik.

10.Presenter Cek Naskah

Naskah berita yang telah jadi di redaksi, kemudian di printout dan

diserahkan ke studio saat announcer sedang bersiap-siap. Pesenter yang telah

siap di studio, wajib untuk membaca terlebih dahulu naskah yang nanti akan

ia baca. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pengetikan atau

kesalahan baca oleh presenter itu sendiri. Tidak menutup kemungkinan akan

terjadinya perubahan naskah sewaktu-waktu, namun paling tidak presenter

sudah terlebih dahulu memahami maksud awal naskah yang akan dibacakan.

11.Master Control

Setelah announcer, naskah dan kamera studio siap, maka langkah

selanjutnya adalah penggabungan dan penayangan yang dilakukan di master

control. Lewat master control ini mereka menggabungkan hasil editing dan

grafik dengan tayangan di studio, hingga pesawat penerima atau televisi dapat

menyajikan siaran berita yang akan disaksikan oleh khalayak luas.

Langkah penentu terakhir, dalam sebuah penyajian tayangan berita

adalah pengolahan dalam master room. Hal ini sangat berpengaruh dalam

ketepatan dalam pemakaian durasi penayangan. Master room dipimpin oleh

(65)

12.Tayang

Tayangan berita yang baik dan layak tayang, berada di tangan tim master

control, apakah mereka mampu menyambungkan atau lebih dikenal dengan

istilah “menjahit” rangkaian berita agar menjadi satu kesatuan yang utuh.

C. Laporan Kegiatan Magang

Laporan periodik kegiatan penulis selama menjalani proses Kuliah Kerja

Media di stasiun Rajawali Citra Televisi Indonesia, terhitung sejak tanggal 18

Maret 2008 hingga 24 April 2008 :

LAPORAN MINGGU I

Periode : 18 Maret 2008 – 26 Maret 2008

· Liputan ke Departemen Kesehatan dan RS. Tarakan, meninjau sosialisasi progam

baru Departemen Kesehatan untuk subsidi kesehatan masyarakat miskin,

JAMKESMAS

· Melihat proses viewing kaset.

· Diterangkan software inews

· Liputan rapat direksi pemegang saham Adam Air, Untuk mengetahui hasil

keputusan rapat direksi mengenai pencabutan ijin terbang Adam Air oleh Dep.

Referensi

Dokumen terkait

- Jika saat mencari referensi tentang berita yang akan diliput reporter. merasa kesulitan, biasanya reporter menanyakan

Saat liputan, tugas reporter yaitu melakukan wawancara bersama narasumber sesuai dengan kode etik jurnalistik dan mengarahkan juru kamera untuk mengambil gambar sesuai berita

Meskipun penulis dalam tugas itu tidak menjadi reporter inti pada Mata Rantai, tetapi penulis sangat ingin tahu tugas dari seorang reporter Mata Rantai, dan apa

Dengan adanya tugas – tugas reporter seperti itu hal ini akan menuntut kredibilitas dan loyalitas para pekerja televisi terutama seorang reporter dalam

orang tidak akan selalu sama dengan apa yang kita inginkan. Orang bebas menilai kita berdasarkan cara pandang mereka, sehingga dibutuhkan evaluasi diri dari waktu ke

Stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audien (W. Head Sydney- Sterling Christopher, 1982: 218) masuk ke stasiun sendiri ( inflow ) dan menahan audiens

Melalui kegiatan kuliah kerja media, mahasiswa terutama penulis dapat mengetahui alur peliputan sebuah berita di televisi sebelum dapat disaksikan oleh audience.

Seorang produser berita harus memiliki kemampuan untuk melakukan news judgement, karena tanpa kemampuan ini, maka suatu program berita televisi akan menyajikan berita-berita