• Tidak ada hasil yang ditemukan

FHA LAPAK 2 KELOMPOK 10 Konsumsi Oksigen Pada Ikan Mas-libre

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FHA LAPAK 2 KELOMPOK 10 Konsumsi Oksigen Pada Ikan Mas-libre"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun oleh:

Andri Nur Azizah

230210120006

Fauziyyah Rahmawati 230210120038

Isnan Fazri Pangestu 230210120044

Kelompok 10

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JATINANGOR

2013

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Air ini.

Penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen, koordinator asisten, asisten pembimbing yang telah banyak membimbing dalam pelaksanaan praktikum ini.

Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dalam pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi isi, penulisan dan lain-lain untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat penulis harapakan guna penyempurnaan laporan-laporan selanjutnya.

Demikian laporan ini penulis buat, semoga Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Air ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya untuk membaca laporan ini.

Jatinangor, Oktober 2013

(3)

iii DAFTAR ISI

BAB Halaman

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... v I.PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1 1.2.Tujuan Praktikum ... 2 1.3.Prinsip Praktikum ... 2 II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Termoregulasi... 3

2.2.Tinjauan Umum Sampel ... 4

2.3.Alat Pernapasan ... 6

2.4.DO meter ... 9

2.5.Suhu ... 10

III.METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1.Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum... 12

3.2.Alat dan Bahan ... 12

3.3.Prosedur Praktikum ... 13

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil ... 14

4.2.Pembahasan ... 15

V.KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 18

5.2.Saran ... 17

DAFTAR PUSTAKA ... 19

(4)

iv

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Alat yang Digunakan ... 12 2. Bahan yang Digunakan ... 13 3. Hasil ... 14

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Ikan Mas ... 5

2. Sistem Sirkulasi Pernafasan Ikan Mas ... 7

3. Struktur Insang Ikan……. ... 7

4. Mekanisme Pernapasan Pada Ikan Bertulang Sejati ... 8

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap makhluk hidup didunia ini memerlukan bernafas, secara tidak langsung memerlukan oksigen untuk system respirasinya. Respirasi sendiri adalah roses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, semua respirasi tidak melibatkan oksigen.

Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida).Menurut massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah di biosfer, udara, laut, dan tanah bumi. Oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah ketiga di alam semesta, setelah hidrogen dan helium. Sekitar 0,9% massa Matahari adalah oksigen. Oksigen mengisi sekitar 49,2% massa kerak bumi dan merupakan komponen utama dalam samudera (88,8% berdasarkan massa).

Ikan merupakan hewan poikiloterm, suhu tubuhnya akan menyesuaikan diridengan suhu lingkungannya. Suhu media air akan mempengaruhi kandungan oksigenterlarut yang akan berakibat terhadap proses respirasi ikan.Ikan mas merupakan salah satu jenis ikan yang sensitif terhadap kandunganoksigen terlarut dalam media air tempat hidupnya.

(7)

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui, memahami, dan menghitung konsumsi oksigen ikan masyang sensitive terhadap kadar oksigen terlarut di media hidupnya.

1.3 ManfaatPraktikum

Manfaat dari praktikum ini kita dapat menghitung jumlah kadar oksigen yang dikonsumsi ikan mas dalam selang waktu tertentu, dengan alat bantu DO meter sebagai pengukur kandungan oksigen terlarutnya.

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Termoregulasi

Termoregulasi merupakan proses yang terjadi dalam tubuh hewan untuk mengatur suhu tubuhnya supaya tetap konstan, supaya suhu tubuhnya tidak mengalami perubahan yang drastis. Mekanisme termoregulasi yaitu mengatur keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas. Keseimbangan suhu tubuh hewan dapat dipengaruhi oleh suhu lingkungan luar, hewan dapat bertahan hidup diantara -2oCsampai 50oCatau pada suhu yang lebih ekstrim. Namun, hidup secara normal hewan memilih kisaran suhu yang lebih sempit dari kisaran suhu tersebut yang ideal yang dikuasai agar proses fisiologis optimal. Suhu tubuh ideal yang palig disukai yaitu suhu ekritik berkisar antara 35oC-40oC. Kisaran toleransi termal yaitu kisaran suhu yang lebih luas dan dapat diterima hewan. Suhu optimal sesuai keadaan tubuh suhu tubuh yaitu inti konstan dan suhu permukaan berubah – ubah.

Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia. Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin, dan hewan homoiterm sering disebut hewan berdarah panas.

(9)

2.2 Ikan Mas

Ikan Mas (karper, Common Carp) yang di kenal di Indonesia memiliki nama latin Cyprinus Carpio dari keluarga Cyprinid. Bentuk badan Ikan Mas pada umumnya adalah agak gemuk dengan tubuh panjang membulat pada bagian perut dan pipih di bagian ekor. Perbandingan panjang total dengan tinggi tubuhnya berkisar 2,3:1 hingga 3,5:1. Warna dominan pada tubuhnya coklat keemasan, varian warna lain pada ikan mas adalah kuning, merah, hitam, putih dan corak kombinasi dari warna-warna tersebut. Mulutnya dapat dilebarkan dengan struktur bibir lunak dan mempunyai dua pasang sungut. Bagian kepala tanpa sisik, sedangkan seluruh tubuh dipenuhi sisik agak besar. Fernandez (1985) menyatakan bahwa ikan mas mempunyai satu sirip punggung, dengan sebuah jari-jari keras yang tak sejajar dengan sirip perut memanjang kebelakang dan berakhir sejajar dengan bagian sirip anus.Tubuh berbentuk pipih memanjang, lipatan mulut dan bibir tipis, memiliki satu atau dua pasang kumis. Warna tubuh bervariasi dari kecoklatan sampai keemasan.

Djuhanda (1981) menjelaskan bahwa ikan mas memiliki mulut diujung kepala dan pada sudut-sudut mulut terdapat dua pasang sungut peraba. Sirip punggung mempunyai 4 jari-jari keras dan 16-18 jari-jari lunak, sirip anus mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Sirip perut mempunyai 2 jari-jari keras dan 8 jari lunak. Sirip dada mempunyai 1 jari keras dan 13 - 16 jari-jari lunak, jumlah sisik pada gurat sisi antara 33-37 buah.

(10)

Gambar 1. Ikan Mas (Sumber : http://www.mancing.info/index.php/mengenal-ikan-mas/2-spesis) Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus

Species : (Cyprinus carpio L )

Ikan Mas hidup di alam bebas pada sungai berarus tenang sampai sedang dan area perairan air tawar lainnya seperti danau, waduk dan situ. Ikan ini menempati perairan dengan kedalaman yang dangkal sampai sedang, dapat hidup dan berkembang biak dengan baik di wilayah perairan dengan ketinggian 150-600 meter dpl dengan suhu kisaran 25-30° C. Ikan Mas adalah ikan air tawar yang mampu hidup di air payau seperti tambak atau rawa-rawa di pesisir maupun muara sungai dengan kadar garam 25-30%. Ikan Mas menyukai suatu tempat tertentu bukan hanya karena tersedianya banyak pakan alami tetapi juga adanya tumbuhan air yang berguna sebagai tempat memijah dan berlindung. Ikan Mas dapat beradaptasi dengan baik sehingga mampu hidup menyebar di perairan air tawar di seluruh pelosok Indonesia.

Seperti ikan-ikan lainnya, cara berkembang biak Ikan Mas adalah bertelur. Masa pijahnya (breeding season) bisa terjadi sepanjang tahun. Sang Betina akan bertelur pada perairan dangkal dekat tumbuhan air yang tembus sinar matahari, telur-telurnya menempel pada dedaunan. Pada kondisi yang ideal dan bersuhu hangat, telur-telur tersebut akan menetas dalam 5 hingga 8 hari.

Setiap hewan memiliki tingkah laku (behavior) yang berbeda-beda, Ikan Mas masuk golongan omnivora dan sangat rakus. Ia gemar mengaduk-aduk dasar

(11)

perairan untuk mencari makan. Makanan alaminya meliputi tumbuhan air, lumut, cacing, keong, udang, kerang, larva serangga dan organisma lainnya yang ada di perairan baik yang terdapat pada dasar perairan, pertengahan maupun permukaan air.

Cara makan ikan ini cukup unik yakni dengan membuka mulutnya lebar-lebar dan kemudian menyedot makanannya seperti alat penghisap. Dalam kondisi nafsu makan yang tinggi, apapun yang dianggapnya makanan akan dihisap kemudian dicicipi dan yang bukan makanan akan dibuang dengan cara disemburkan.

2.2 Sistem Pernafasan

Hewan Vertebrata telah memiliki sistem sirkulasi yang fungsinya antara lain untuk mengangkut gas pernapasan (O2) dari tempat penangkapan gas menuju sel-sel jaringan. Begitu pula sebaliknya, untuk mengangkut gas buangan (CO2) dari sel sel jaringan ke tempat pengeluarannya.

Ikan bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan kapilerkapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar.

Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup insang (operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada pula kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu ikan paru-paru (Dipnoi).

Salah satu contoh ikan bertulang sejati yaitu ikan mas. Ikan mas bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kiri dan kanan kepala. Masing-masing mempunyai empat buah insang yang ditutup oleh tutup insang (operkulum). Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup mulut

(12)

secara bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu mulut membuka, air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang menutup. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup insang membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya air melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi pada lembaran insang.

Gambar 2. SistemSirkulasiPernafasanIkan Mas

(Sumber : http://gurungeblog.com/2008/11/01/sistem-pernapasan-hewan/)

Dari insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-menerus dan berulang-ulang.

(13)

Gambar 3. StrukturInsangIkan

(Sumber : http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html)

Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati dilakukan melalui mekanisme inspirasi dan ekspirasi.

Gambar 4. MekanismePernapasanPadaIkanBertulangSejati

(Sumber :http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html)

a) Fase inspirasi ikan, gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga terjadi aliran air ke dalam rongga mulut.

b) Fase ekspirasi ikan, setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup. Insang kembali ke kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air dalam mulut mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang. Pada tempat ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah melepaskan CO2 ke dalam air dan mengikat O2 dari air.

Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.

(14)

Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang, dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.

2.3 DO (Dissolved Oxygen)

Oksigen terlarut adalah tingkat saturasi udara di air yang dinyatakan dalam kadar mg per liter air atau part per million (ppm).Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Salmin, 2000).

Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut. Odum (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurangdengan semakin tingginya salinitas.

Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme (Swingle, 1968).

Idealnya, kandungan oksigen terlarut tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70% (Huet, 1970). KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk kepentingan wisata bahari dan biota laut (Anonimous, 2004).

DO merupakan perubahan mutu air paling penting bagi organisme air, pada konsentrasi lebih rendah dari 50% konsentrasi jenuh, tekanan parsial oksigen dalam air kurang kuat untuk mempenetrasi lamela, akibatnya ikan akan mati lemas (Ahmad dkk, 1998). Kandungan DO di kolam tergantung pada suhu, banyaknya bahan organik, dan banyaknya vegetasi akuatik (Lelono, 1986 dalam Anonim, 2008).

(15)

DO: Kelarutan suatu gas pada cairan. Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal:

1. Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organik.

2. Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan baktri anaerob dari dasar perairan.

3. Proses pernapasan orgaisme yang hidup di dalam air, terutama pada

malam hari. “Semakin tercemar, kadar oksigen terlerut semakin mengecil (Abdilanov, 2011).

Perhitungan nilai DO dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Rachmadiarti, 2008):

Keterangan:

DO = Dissolved Oxigen (mg/L) a = volume titrasi yang dipakai N = normalitas Na2S2O3 (0,025 N)

DO dapat di ukur dengan alat bantu DO meter.

Gambar 5. DO meter

(Sumber: https://www.electronichealing.co.uk/resources/Image/do_meter.jpg)

2.4 Suhu

Suhu di perairan dapat mempengaruhi kelarutan dari oksigen. Apabila suhu meningkat maka kelarutan oksigen berkurang. Oksigen terlarut yang biasanya dihasilkan oleh fitoplankton dan tanaman laut, keberadaannya sangat penting bagi organisme yang memanfaatkannya untuk kehidupan, antara lain pada proses respirasi dimana oksigen dibutuhkan untuk pembakaran bahan organik

(16)

sehingga terbentuk energi yang diikuti dengan pembentukan CO2 dan H2O. Oksigen sebagai bahan pernafasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Oleh sebab itu kelangsungan hidup ikan ditentukan oleh kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya.

Ikan adalah hewan berdarah dingin (poikilothermal) yang metabolisme tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan (Neuman et al. 1997). Engelsma et al. (2003) menyatakan bahwa suhu juga berpengaruh terhadap parameter hematological dan daya tahan terhadap penyakit. Pemberian suhu tinggiataupun suhu rendah yang mendadak dapat meningkatkan jumlah sel darah putih pada ikan mas. Proses fisiologis dalam ikan yaitu tingkat respirasi, makan, metabolisme, pertumbuhan, perilaku, reproduksi dan tingkat detoksifikasi dan bioakumulasi dipengaruhi oleh suhu (Fadhil et al. 2011).

Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk pernafasan biota budidaya tergantung ukuran, suhu dan tingkat aktivitasnya dengan batas minimum adalah 3 ppm. Kandungan oksigen di dalam air dianggap optimum bagi budidaya biota air adalah 4-10 ppm, tergantung jenisnya. Laju respirasi terlihat tetap pada batas kelarutan oksigen antara 3-4 ppm pada suhu 20-30 oC (Ghufran & Kordi 2007). Ernest (2000) ikan mas dapat bertahan hidup pada konsentrasi DO minimum sebesar 2 mg/L. Doudoroff dan Shumway (1970) menyatakan bahwa kebutuhan minimum oksigen untuk ikan mas (C. carpio) adalah 0,2-2,8 mg/L. Boyd (1990)menjelaskan juga bahwa kandungan DO kurang dari 1 mg/L dapat menyebabkan lethal atau menyebabkan kematian dalam beberapa jam.

(17)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum

Praktikum Konsumsi Oksigen pada Ikan Mas ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 10Oktober 2013, pukul 13.15-15.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Air disajikaan dalam Tabel 1

Tabel 1. Alat yang Digunakan

No. Nama Alat Fungsi

1 Wadah Plastik Sebagai wadah percobaan 2 DO meter Alat ukur kelarutan oksigen 3 Jam Tangan Sebagai alat penunjuk waktu 4 Timbangan Sebagai alat pengukur bobot ikan

(18)

13 3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum”Konsumsi Oksigen Pada Ikan Mas” disajikaan dalam Tabel 2

Tabel 2. Bahan yang Digunakan

No. Nama Bahan

1 Ikan mas

2 Reagen

3.1. Prosedur Praktikum

Dalam percobaan ini langkah-langkah yang harus diperhatikan antara lain: 1. Siapkan wadah plastic yang telah diisi air penuh.

2. Ukur oksigen terlarutnya dengan menggunakan DO meter atau titrasi metode Winkler, catat hasilnya.

3. Timbang ikan, lalu catat bobotnya.

4. Masukkan ikan dengan hati-hati tanpa ada air yang memercik.

5. Tutup wadah percobaan dengan cling wrap, agar tidak ada kontak dngan udara luar.

6. Wadah percobaan dibiarkan selama 60 menit

7. Setelah selesai, pentup plastik dibuka, ikan dipindahkan secara hati-hati jangan sampai terjadi percikan air, lalu ukur oksigen terlarut pada media air wadah percobaan tersebut dengan menggunakan DO meter atau titrasi metode Winkler, catat hasilnya.

(19)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil praktikum Konsumsi Oksigen Ikan Mas disajikan dalam Tabel 3 Tabel 3 Hasil Pengamatan

Kelompok Bobotikan (g) DO awal (g/l) DO akhir (g/l) Konsumsi O2 (g/l) Kebutuhan O2 ikan (O2/g/l) 1 90 6.9 3.6 3.3 0.0733 2 103 6.9 2.2 4.7 0.0913 3 77 6.9 4.7 2.2 0.0571 4 89 6.9 4.3 2.6 0.0584 5 99 6.9 1 5.9 0.1192 6 86 6.9 2.3 4.6 0.1070 7 65 6.9 1.5 5.4 0.1662 8 78 6.9 1.3 5.6 0.1436 9 90.88 5.4 1.4 4 0.0880 10 72.54 5.4 3.2 2.2 0.0607 11 82.01 5.4 1.3 4.1 0.1000 12 92.7 5.4 1.5 3.9 0.0841 13 70.63 5.4 1.6 3.8 0.1076 14 83.09 5.4 1.3 4.1 0.0987 15 94.16 5.4 1.5 3.9 0.0828 16 85.63 3.4 1.4 2 0.0467 17 95.14 3.4 0.8 2.6 0.0547 18 93.7 3.4 1.5 1.9 0.0406 19 70 3.4 1.8 1.6 0.0457 20 49.9 3.4 2.3 1.1 0.0441 21 76.96 3.4 0.5 2.9 0.0754

(20)

4.2. Pembahasan

Dari kegiatan praktikum mengenai Konsumsi Oksigen Ikan Mas yang telah dilakukan pada hari Kamis 10 Oktober 2013 diperoleh sejumlah data seperti yang dicantumkan pada Tabel 3 hasil pengamatan di atas.

Praktikum ini dilakukan dengan cara menghitung konsumsi oksigen pada ikan mas dengan menggunakan metode alat pengukur DO meter atau titrasi. Namun, pada praktikum kali ini dijelaskan mengenai konsumsi oksigen dengan menggunakan alat ukur DO meter.Perlakuan yang dilakukan pada praktikum kali ini, yaitu dengan menghitung DO awal yang dilakukan tanpa memasukkan organisme pada wadah tersebut. Selanjutnya, melakukan penimbangan berat pada ikan mas. Ikan mas tersebut kemudian dimasukkan dalam wadah dan ditutup rapat dengan plastic warp dan karet. Ditunggu hingga, 30 menit dan akhirnya diukur DO akhir sehingga dapat diperoleh konsumsi oksigen pada ikan mas dengan cara melakukan penghitungan pengurangan pada DO awal dan DO akhir yang telah dicatat oleh praktikan. Kemudian, data tersebut di masukkan dalam tabel pengamatan.

Pada praktikum ini oksigen sangat diperhatikan dalam konsumsinya pada ikan mas.Berdasarkan tabel pengamatan, kelompok praktikan, yaitu kelompok 10 diperoleh data berat bobot ikan sebesar 72,54 g. Dengan DO awal sebesar 5,4 g/l DO akhir 3.2 g/l konsumsi oksigen sebesar 2.2 g/l serta kebutuhan oksigen sebesar 0.0607O2/g/l. Bila dibandingkan dengan kelompok lain, tentunya perbedaan terdapat pada bobot ikan sehingga mempengaruhi perbedaan pada DO awal, DO akhir, konsumsi oksigen, serta kebutuhan oksigen. Namun, perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan bila dilihat dari bobot ikan lain yang tak jauh berbeda dengan kelompok praktikan.

Pada praktikum ini kita dapat mengetahui konsumsi oksigen yang dibutuhkan oleh ikan. Pada dasarnya praktikum ini untuk mengetahui laju pernafasana atu respirasi ikan, kita ketahui bahwa pernafasan adalah suatu proses pengikatan oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernafasan, atau pengangkutan oksigen dari lingkungan eksternal

(21)

tubuh ke dalam lingkungan intrasel ataupun sebaliknya pengangkutan karbondioksida dari lingkungan intrasel ke dalam lingkungan eksternal tubuh. Alat pernafasan ikan diantaranya adalah insanga adapula yang menggunakan paru paru, tetapi pada praktikum ini kita mengambil hewan uji yaitu ikan mas yang tidak lain bernafas dengan insang, insang adalah komponen penting dalam pertukaran gas, insang terdiri atas lengkungan tulang rawan yang mengeras dengan beberapa filament insang didalamnya, setiap filament terdiri banyak lamella.

Proses pernafasan ada 3 tahap yaitu yang pertama adalan ventilasi insang, yaitu pengaliran air ke permukaan lamella insang melalui rongga mulut dan dikeluarkan melalui operculum, kedua difusi O2 dan CO2 dan yang ketiga pengangkutan O2.

Ketersediaan oksigen dalam air sangat sedikit oleh karena itu oksigen sering disebut sebagai factor pembatas, karena daya larut oksigen dalam air kecil. Apabila kandungan oksigen dalam air rendah makaikan dan organism akuatik lain harus memompa air dalam jumlah tertentu kepermukassn insang untuk mendapatkan oksigen yang cukup agar kecepatan metabolismenya stabil.

Oksigen sebagai bahan pernafasan di butuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Oleh sebab itu, kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya. Berkurangnya oksigen terlarut dalam perairan, tentu saja akan mempengaruhi fisiologi respirasi ikan, dan hanya ikan yang memiliki sistem respirasi yang sesuai dapat bertahan hidup (Fujaya, 2004).

Sebagai mana menurut Zonneveld, 1991 (dalam Aristiawan, 2012) bahwafaktor yang mempengaruhi konsumsi oksigen pada ikan, yaitu (1) aktifitas, ikan dengan aktifitas tinggi misalnya ikan yang aktif berenang akan mengkonsumsi oksigen jauh lebih banyak dari pada ikan yang tidak aktif; (2)ukuran, ikan yang ukurannya lebih kecil, kecepatan metabolismenya lebih tinggi daripada ikan yang ukurannya lebih besar sehingga konsumsi oksigennya lebih banyak;(3) umur, ikan yang masih berumur masih muda akan mengkonsumsi oksigen lebih banyak daripada ikan yang lebih tua; (4) temperatur,

(22)

ikan yang berada pada temperatur tinggi laju metabolismenya tinggi sehingga konsumsi oksigennya lebih banyak.

Perbandingan antara jumlah konsumsi oksigen pada ikan besar dan ikan kecil dimana jumlah konsumsi ikan ikan kecil lebih banyak dibandingkan dengan jumlah konsumsi oksigen ikan besar. Ini dikarenakan ikan kecil lebih banyak membutuhkan oksigen lebih banyak untuk digunakan dalam pembentukan sel-sel yang ada dalam tubuhnya dan juga untuk pertumbuhan, sedangkan ikan besar hanya membutuhkan oksigen untuk mempertahankan hidup. Tetapi dari hasil praktikum jumlah konsumsi ikan besar lebih banyak dari pada jumlah oksigen yang digunakan oleh ikan kecil. Ini dikarenakan karena perbandingan bentuk tubuh antara ikan besar dan ikan kecil tidak terlalu berbeda. Kebutuhan oksigen untuk tiap jenis biota air berbeda-beda, tergantung dari jenisnya dan kemampuan untuk beradaptasi dengan naik turunnya kandungan oksigen.Menurut Djawad dkk (2003), bahwa semakin besar suatu organisme maka mengkonsumsi oksigen semakin besar pula karena semua anggota tubuhnya bergerak memerlukan energi yang berasal dari oksigen dan makanan (terjadi metabolisme dalam tubuh).

Ikan merupakan hewan poikiloterm, suhu tubuhnya akan menyesuaikan diri dengan suhu lingkungannya. Suhu media air akan mempengaruhi kandungan oksigen terlarut yang akan berakibat terhadap proses respirasi ikan (Debora, 2011).

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pada praktikum “Konsumsi Oksigen Pada Ikan Mas” dapat disimpulkan

bahwa, setiap organism membutuhkan proses respirasi. Pada praktikum ini konsumsi oksigen pada ikan mas di pengaruhi beberapa factor yaitu dari bobot ikan, umur ikan, ukuran ikan, gerakan aktifitas ikan serta tingkat stress ikan.

Faktor-faktor tersebut dikarenakan bila umur suatu organism terlalu tua, maka laju metabolismenya juga semakin rendah. Umur ikan juga mempengaruhi ikan, dan ukuran ikan yang berbeda membutuhkan O2 yang berbeda. Semakin besar ukuran ikan, jumlah konsumsi O2/mg berat badan makin rendah. Ikan yang aktif membutuhkan O2 lebih banyak dibandingkan ikan yang pasif.

5.2. Saran

Pada praktikum kali ini diharapkan para praktikan, sangat memahami cara mengambil oksigen terlarut di perairan dengan menggunakan reagen, serta dapat mengetahui cara pakai alat DO meter, dan lebih teliti dalam melaksanakan praktikum

(24)

19

DAFTAR PUSTAKA

Alfiansyah.Muhammad.2011.Sistem Pernapasan Ikan (Pisces). http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html. diaskes pada hari Sabtu, 5 oktober 2013, pukul 11.00 wib.

Anonym.Mengenal Ikan Mas. http://www.mancing.info/index.php/mengenal-ikan-mas. diakses pada hari Sabtu,5 oktober 2013, pada pukul 10.45 wib.

Anwar, D, D. A. Setiawibowo dan Y. Triwijiwati. 2009. Respirasi (Tingkat Konsumsi Oksigen) dan Ketahanan Ikan di luar Media Air.

Arrignon and Jacques. 1999. Management of Freshwater Fisheries Science. Publishers, INC : USA.

Asmawati. 2004. Biologi Pendidikan IPA 1. Jakarta: Universitas Terbuka.

Fahriya.2012.Pengaruh Suhu Terhadap Membuka dan Menutupnya pada Operkulum Ikan.http://biofahriya.blogspot.com/2012/06/pengaruh-suhu-terhadap-membuka-dan.html. diakses pada hari Sabtu,5 oktober 2013, pada pukul 10.30 wib.

Faturrohman.Ihsan.2010.Pengaruh Suhu Terhadap Membuka dan Menutupnya padaOperkulumIkan.

http://ikhsanfaturohman.blogspot.com/2010/11/pengaruh-suhu-terhadap-membuka-dan.html. diakses pada hari Sabtu,5 oktober 2013, pada pukul 10.00 wib

Firebiology07. 2009. Termoregulasi (Pengatuan Suhu Tubuh). http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/21/termoregulasi-pengaturan-suhu-tubuh/. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2013,pada pukul 10.00 wib

Friliawindy. 2010. Hewan Poikiloterm Terhadap O2 Lingkungan. http://friliawindy.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 11Oktober 2013, pada pukul 10.00 wib

I Ketut Diana Adhi.2008.Sistem Pernapasan Hewan.

http://gurungeblog.com/2008/11/01/sistem-pernapasan-hewan/. Diakses pada Sabtu, 5 oktober 2013, pada pukul 11.07 wib.

(25)

Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi

(BOD) Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan.http://images.atoxsmd.multiply.multiplycontent.com/attac hment/0/RluywAoKCsYAAAHIw641/oksigen%20terlarut%20dan %20kebutuhan%20oksigen%20biologi%20untuk%20penentuan%2 0kualitas%20perairan.pdf?nmid=44066689, di akses pada tanggal 11 Oktober 2013, pada pukul 10.10 wib.

Soewondo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: Depdiknas

(26)

LAMPIRAN

Mengukur DO air dengan DO meter

Timbangan Untuk menimbang bobot ikan

(27)

Ikan mas yang telah di timbang akan di

pindahkan ke wadah uji Proses pemindahan ikan mas

Ikan yang telah di pindahkan di wadah

uji akan di bungkus dengan pelapis Proses pelapisan

Proses pelapisan selesai dan di tunggu selama 30 menit

(28)

Gambar

Gambar 1. Ikan Mas  (Sumber : http://www.mancing.info/index.php/mengenal-ikan-mas/2-spesis)  Filum : Chordata  Kelas : Pisces  Ordo : Ostariophysi  Famili : Cyprinidae  Genus : Cyprinus
Gambar 2. SistemSirkulasiPernafasanIkan Mas
Gambar 3. StrukturInsangIkan
Tabel 1. Alat yang Digunakan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 60 sampel ikan konsumsi yaitu ikan nila, ikan mas, dan ikan lele di Balai Benih ikan (BBI) Siwarak dari 3 kolam

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis toksisitas logam berat Cu pada berbagai pH terhadap tingkat konsumsi oksigen, jumlah sel darah merah (eritrosit), jumlah sel

Penelitian bertujuan untuk mengetahui konsumsi oksigen dan hematologi yaitu jumlah eritrosit, lekosit dan osmolalitas plasma pada ikan bandeng (Chanos chanos) yang mengalami

Konsumsi oksigen digunakan sebagai indikator metabolisme pada ikan, dan perbedaan salinitas mempengaruhi energi yang dibutuhkan untuk osmoregulasi pada beberapa

Status perkawinan dan status ekonomi mempengaruhi konsumsi ikan wanita dewasa, yaitu status perkawinan berpeluang 1,13 kali lebih tinggi mengkonsumsi ikan dibandingkan dengan

Hasil pengukurair lltik kritis konsumsi otisigen ketiga kelompok sampel tersebut aclalah beracla pada kisaran 70 - 90 torr, seclangkan kon:,unrsi oksigen clari

 'a(ian sifat fisiologis kerapu lumpur )Epinephelus tau"ina* se+agai dasar dalam pengem+angan teknik transportasi ikan hidup,  J.Peel.Perik.%d(esia ;disi

Hasil perhitungan padat penebaran (Tabel 1) yang diturunkan dari hubungan padat tebar dengan berat ikan menguatkan hipotesis sebelumnya yakni konsumsi oksigen terlarut