11
Dalam mempelajari perilaku manusia terdapat beberapa sudut pandang yang dapat digunakan, salah satunya adalah sikap. Banyak penelitian yang menggunakan sikap sebagai suatu yang diukur. Didalam penelitian ini yang akan diukur adalah persepsi. Hal ini didasarkan pada pengertian persepsi yang merupakan salah satu dari komponen sikap yang berhubungan dengan ide, konsep atau belief, sehingga lebih dekat dengan respon atau pemikiran individu terhadap sesuatu.
2.1 Sikap
2.1.1 Pengertian Sikap
Dalam bahasa inggris, sikap adalah “attitudes”, berasal dari bahasa latin “aptus” yang artinya keadaan siap secara mental yang bersifat subjektif untuk melakukan kegiatan.
Saifuddin Azwar(2005;5) mengartikan sikap sebagai berikut:
“Keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya”.
Sementara menurut Alex Sobur (2003;359) pengertian sikap adalah
”Sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu”.
Perumusan sikap secara umum dikemukakan sebagai berikut: 1. Sikap merupakan hasil belajar.
2. Sikap selalu dihubungkan dengan objek, seperti manusia, wawasan, peristiwa ataupun ide.
4. Sikap memiliki kesiapan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap objek.
5. Sikap berarti perasaan atau afeksi.
6. Sikap memiliki tingkat intensitas terhadap objek tertentu.
7. Sikap memiliki dimensi waktu, yaitu mungkin hanya cocok pada situasi yang sedang berlangsung.
8. Sikap dapat bersifat relatif konsisten dalam sejarah hidup individu. 9. Sikap merupakan bagian konteks persepsi maupun kognisi individu.
10. Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang mungkin merupakan konsekuensi tertentu bagi individu.
11. Sikap merupakan penafsiran dari tingkah laku.
Dalam uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap pada dasarnya merupakan kecenderungan mental yang relatif menetap yang didasarkan pada konsep evaluasi terhadap sesuatu objek tertentu, dimana kemudian hak ini mendorong munculnya motif berperilaku pada individu.
2.1.2 Komponen Sikap
Menurut Alex Sobur (2003;360) sikap memiliki tiga komponen, yaitu: ”1. Komponen kognitif (cognitive)
2. Komponen perasaan (feeling)
3. Komponen kecenderungan tindakan (action tendency)”.
Komponen kognisi adalah kepercayaan (beliefs) seseorang terhadap objek sikap. Beliefs yang sangat penting bergantung pada sistem sikap, yang merupakan evaluative beliefs; mencakup ciri-ciri menyenangkan atau tidak menyenangkan, menguntungkan atau tidak menguntungkan, berkualitas baik atau buruk, dan beliefs tentang cara merespons yang sesuai dan tidak sesuai terhadap objek. Komponen perasaan menunjuk pada emosionalitas terhadap objek. Objek dirasakan sebagai sesuatu yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, disukai atau tidak disukai. Komponen perasaan dapat diukur secara eksperimen. Komponen kecenderungan tindakan adalah kecenderungan tindak seseorang, baik positif maupun negatif terhadap objek sikap.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komponen sikap pasti dimiliki oleh setiap individu. Dimana para individu tersebut mampu merasakan semua yang terjadi di dalam dirinya.
2.2 Persepsi
2.2.1 Pengertian Persepsi
Jalaludin Rakhmat (2004;51) menyatakan bahwa:
“Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”.
Sedangkan menurut Adam I. Indrawijaya (2000;45) menyatakan bahwa : “Persepsi adalah dasar proses kognitif atau proses psikologis”.
Berbagai pendapat di atas menunjukkan bahwa pada hakekatnya persepsi merupakan proses pengamatan melalui penginderaan terhadap objek tertentu. Objek tersebut dapat berupa orang, situasi, dan kejadian/peristiwa. Hasil pengamatan tersebut diproses secara sadar sehingga individu kemudian dapat memberi arti kepada objek yang diamatinya tersebut.
Namun demikian, dalam kehidupan sehari-hari persepsi lebih di identifikasikan sebagai pandangan. Artinya bagaimana pandangan seseorang terhadap objek atau kejadian pada saat tertentu. Persepsi terjadi jika rangsangan mengaktifkan indera. Persepsi berperan dalam penerimaan rangsangan mengaturnya dan menerjemahkan atau menginterpretasikan rangsangan yang sudah teratur itu untuk mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menyebabkan seorang individu dapat memberikan interpretasi yang berbeda dengan orang lain pada saat melihat sesuatu.
Menurut Jalaludin Rakhmat (2004;57) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah
1. Faktor Fungsional, berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, motivasi, harapan dan keinginan, perhatian, emosi dan suasana hati, dan hal-hal lain yang termasuk dalam faktor personal.
2. Faktor Struktural, berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu.
3. Faktor Kebudayaan. Kultur atau kebudayaan dimana individu tumbuh dan berkembang akan turut pula menentukan proses persepsi sesorang. Merujuk kepada berbagai pendapat di atas, maka faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah
1. Individu yang bersangkutan, meliputi sikap, minat, perhatian, kesiapan, pengalaman, kebutuhan, motivasi, harapan, emosi, serta pengetahuan. 2. Sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem
saraf individu.
3. Situasi eksternal, meliputi nilai yang dianut masyarakat serta kultur atau kebudayaan di mana individu berada.
2.2.3 Proses Terjadinya Persepsi
Thoha (2000;77) mengatakan bahwa:
“Proses persepsi meliputi interaksi yang sulit dari kegiatan seleksi, penyusunan, dan penafsiran yang semuanya sangat tergantung pada penginderaan data. Karena persepsi melibatkan proses kognitif yang kompleks, maka melaluinya dapat dihasilkan gambaran unik tentang kenyataan yang kemungkinan berbeda dari kenyataannya”.
Sementara Alex Sobur (2003;446) menggambarkan proses terjadinya persepsi sebagai berikut:
Gambar 2.1
Proses Terjadinya Persepsi
Sumber: DeVito, 1997 Terjadinya stimulasi
alat indra
Stimulasi alat indra diatur
Stimulasi alat indra dievaluasi -
Pada bagan di atas tampak bahwa persepsi merupakan aspek kognisi dari sikap. Faktor pengalaman dan proses belajar atau sosialisasi memberikan bentuk atau struktur terhadap apa yang dilihat. Sedangkan pengetahuan dan cakrawala memberikan arti terhadap objek psikologis tersebut. Melalui komponen kognisi akan timbul ide kemudian konsep mengenai apa yang dilihat dan berdasarkan norma yang dimiliki pribadi seseorang akan terjadi keyakinan (belief) yang berbeda dari individu terhadap objek tersebut.
2.3 Pengertian Akuntan
Akuntan adalah seseorang yang melaksanakan pekerjaan akuntansi sesuai dengan undang-undang No.34 tahun 1954 tentang jabatan akuntan.
Menurut UU tersebut gelar akuntan hanya diberikan kepada
• Mereka yang dinyatakan lulus dari universitas negeri jurusan akuntansi atau badan perguruan tinggi lainnya yang berbentuk menurut undang-undang atau diakui oleh pemerintah.
• Mereka yang dinyatakan lulus dalam suatu ujian lain menurut pendapat ahli dapat menjalankan pekerjaan akuntan dan ijazahnya dapat disamakan dengan ijazah tersebut di atas
Dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.036/U/1993 tentang pendidikan profesi dan sebutannya, serta dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0313/U/1994 tentang kurikulum minimal yang berlaku secara nasional, dinyatakan bahwa akuntan adalah sebutan yang diberikan bagi lulusan pendidikan profesi akuntansi.
Akuntan di Indonesia tergantung dalam sebuah wadah organisasi profesi yang disebut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). IAI berdiri pada tahun 1959 dan beranggotakan akuntan dari berbagai bidang yang terbagi dalam 4 kompartemen, yaitu akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pemerintah dan akuntan pendidik sesuai dengan tujuan penelitian, maka selanjutnya akan dibahas adalah akuntan publik.
Seluruh akuntan yang tergabung dalam IAI terikat oleh suatu etika profesional yang dikenal dengan istilah Kode Etik IAI. Etika profesional ini dikeluarkan oleh IAI sebagai organisasi profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan.
Kode etik IAI terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1. Prinsip Etika
2. Aturan Etika
3. Interpretasi Aturan Etika
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional anggota. Prinsip Etika disahkan oleh kongres dan berlaku untuk semua anggota, sementara Aturan Etika disahkan oleh rapat anggota himpunan dan hanya mengikat anggota himpunan yang bersangkutan. Prinsip Etika meliputi: tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, serta standar teknis. Selanjutnya, Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh badan yang dibentuk oleh himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan aturan etika tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
2.3.1 Akuntan Publik
2.3.1.1Sejarah dan Perkembangan Akuntan Publik
Profesi akuntan publik dikenal masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi ini sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan. Manajemen dan berbagai pihak lain diluar perusahaan masing- masing berkepentingan dengan informasi keuangan yang disajikan, dan akuntan publik merupakan pihak ketiga yang independen untuk menilai kehandalan laporan keuangan yang disajikan manajemen untuk pemakai. Profesi akuntan
publik di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal tahun 70-an, sejalan dengan makin banyaknya investasi dan perusahaan di Indonesia.
2.3.1.2Jasa Profesi Akuntan Publik
Pada dasarnya jasa yang diberikan oleh profesi akuntan publik meliputi : • Jasa Assurance
Jasa Assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas (keandalan dan relevansi) informasi yang digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Assurance (keyakinan / penjaminan) merupakan tingkat kepastian yang dicapai berdasarkan bukti yang diperoleh. Auditing merupakan salah satu jasa yang termasuk ke dalam lingkup assurance services.
• Jasa Atestasi (Attestation)
Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang signifikan, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jasa atestasi merupakan jenis jasa assurance dimana akuntan publik menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh suatu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga).
Jasa Atestasi profesi akuntan publik dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu: 1. Auditing
Jasa auditing mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. Atas dasar audit yang dilaksanakan terhadap laporan keuangan tersebut, auditor menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. Akuntan publik yang memberikan jasa auditing disebut dengan istilah auditor.
2. Pemeriksaan (Examination)
Pemeriksaan merupakan jasa lain yang dihasilkan oleh akuntan publik yang berupa pernyataan suatu pendapat tentang kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan. Contoh: pemeriksaan untuk menentukan kesesuaian pengendalian intern suatu entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh instansi pemerintah. Akuntan publik yang menghasilkan jasa pemeriksaan semacam ini disebut praktisi.
3. Penelaahan (Review)
Jasa penelaahan terutama berupa permintaan keterangan dan prosedur analitis terhadap informasi keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan keyakinan negatif atas asersi yang terkandung dalam informasi keuangan tersebut. Keyakinan negatif karena lingkup prosedur yang digunakan oleh akuntan publik dalam pengumpulan bukti lebih sempit dibandingkan dengan jasa audit atau jasa pemeriksaan.
4. Prosedur yang Disepakati (Agreed-upon procedures)
Merupakan jasa atestasi atas asersi manajemen yang dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien dengan akuntan publik. Misalnya, kesepakatan bahwa prosedur tertentu akan diterapkan terhadap unsur tertentu dalam laporan keuangan, bukan terhadap semua unsur.
• Jasa Lainnya/Non-Atestasi
Jasa non-atestasi adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan atau bentuk lain keyakinan. Jasa non-atestasi meliputi:
1. Jasa kompilasi (Accounting and Compilation)
Dalam jasa kompilasi, akuntan publik melaksanakan berbagai jasa akuntansi kliennya, seperti pencatatan (manual ataupun dengan komputer) transaksi akuntansi bagi kliennya sampai dengan penyusunan laporan keuangan.
2. Jasa perencanaan keuangan (financial planning)
Meliputi berbagai jenis jasa yang mencakup menginterpretasi dan menambah nilai informasi keuangan, misalnya perencanaan pajak, analisis laporan keuangan sampai dengan strukturisasi investasi portfolio.
3. Jasa konsultasi manajemen
Jasa ini memberikan kemungkinan pada klien untuk meningkatkan kemampuan dan sumber dayanya dalam rangka mencapai sasarannya, mencakup mulai dari rekomendasi sederhana mengenai pembenahan sistem akuntansi sampai dengan keikutsertaan dalam penyusunan strategi pemasaran serta pemanfaatan instalasi komputer.
2.3.1.3Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) merupakan kodifikasi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik. IAI sebagai panduan bagi akuntan publik dalam melaksanakan berbagai jasa pada masyarakat. SPAP ini disusun guna memenuhi tuntutan pengembangan jenis jasa yang diberikan oleh akuntan publik serta guna memenuhi tuntutan peningkatan mutu jasa yang diberikan.
SPAP per 1 Januari 2001 terdiri atas enam tipe standar profesioanl sebagai aturan mutu pekerjaan akuntan publik, yaitu:
1. Standar Auditing, merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Auditing (PSA). PSA berisi ketentuan-ketentuan dan panduan utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit. 2. Standar Atestasi, memberikan tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan
dalam jasa audit atas laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan dan prosedur yang disepakati). Standar atestasi terdiri dari 11 standar yang dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Atestasi (PSAT).
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review, memberikan kerangka untuk fungsi non-atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Standar jasa akuntansi dan review dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi dan Review (PSAR).
4. Standar Jasa Konsultasi, memberikan panduan bagi praktisi yang menyediakan jasa konsultasi bagi kliennya melalui KAP.
5. Standar Pengendalian Mutu, memberikan panduan bagi KAP di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh kompartemen Akuntan Publik Ikatan Akuntan Indonesia.
6. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik.
2.3.1.4Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
Aturan Etika Akuntan Publik merupakan bagian dari kode etik IAI yang mengatur anggotanya yang menjalankan profesi sebagai akuntan publik. Aturan etika ini ditetapkan oleh rapat anggota IAI kompartemen akuntan publik.
Aturan etika IAI kompartemen Akuntan Publik terdiri dari: 1. Indepedensi, Integritas dan Objektivitas
2. Standar Umum Prinsip Akuntansi, meliputi standar umum, kepatuhan terhadap standar, serta prinsip-prinsip akuntansi.
3. Tanggung jawab kepada klien, meliputi kerahasiaan informasi klien dan fee proffesional.
4. Tanggung jawab kepada rekan, meliputi tanggung jawab kepada rekan seprofesi, komunikasi antar akuntan publik, serta perikatan atestasi
5. Tanggung jawab dan praktik lain, meliputi perbuatan dan perkataan yang mendeskreditkan, iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.
2.3.1.5Organisasi Kantor Akuntan Publik
Dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik per 1 Januari 2001 disebutkan bahwa kantor akuntan publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik. Dengan kata lain, KAP merupakan tempat penyediaan berbagai jasa oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat. Suatu kantor akuntan yang cukup besar dapat dibagi-bagi menurut jenis jasa yang diberikan. Misalnya: bagian audit, jasa manajemen, perpajakan, serta penelitian dan latihan. Pembagian ini dimaksudkan untuk memungkinkan pegawai mengembangkan keahlian mereka ke bagian yang sesuai dengan pengetahuan dan preferensi mereka sehingga memungkinkan pemberian jasa yang lebih baik bagi klien.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.43/KMK.017/1997 tanggal 27 Januari 1997 tentang jasa akuntan publik, izin menjalankan praktik sebagai akuntan publik (membuka KAP) diberikan jika seseorang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Berdomisili di wilayah Indonesia.
2. Lulus ujian sertifikasi akuntan publik yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).
3. Menjadi anggota IAI.
4. Telah memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang audit.
2.4 Tinjauan tentang Profesi Auditor
Terdapat berbagai macam profesi dalam bidang akuntansi, salah satunya adalah profesi auditor. Untuk mendapatkan pengertian yang lebih dalam mengenai akuntan dan akuntan publik. Karena pada dasarnya, auditor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis, dan akuntan publik sendiri merupakan bagian dari akuntan.
Gambar 2.2
Bagan Hubungan Akuntan, Akuntan Publik dan Auditor
Tipe Akuntan
Tipe Akuntan publik
Jenis Jasa
Sumber : Mulyadi dan Kanaka Puradirdja (1998 ; 47)
2.4.1 Auditor 2.4.1.1Jenis Auditor
Menurut Mulyadi & Kanaka Puradiredja (1998;26), orang atau kelompok yang melaksanakan audit dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Auditor Independen 2. Auditor Pemerintah 3. Auditor Intern
Ketiga golongan di atas diuraikan di bawah ini: 1) Auditor Independen
Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Audit tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi keuangan seperti: kreditor, investor, calon kreditor, calon investor dan instalansi pemerintah (terutama instansi pajak). Untuk berpraktik sebagai auditor independen, seseorang harus memenuhi
Tipe Akuntan
Auditor Praktisi
Jasa Audit atas laporan keuangan historis
Jasa pemerikasaan, jasa akuntansi, dan review, jasa konsultasi
persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja tertentu. Auditor independen harus telah lulus dari jurusan akuntansi fakultas ekonomi atau mempunyai ijazah yang disamakan, telah mendapatkan gelar akuntan dari Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntan dan mendapat izin praktek dari Menteri Keuangan. Auditor independen yang melakukan audit atas sistem informasi disebut sebagai auditor sistem informasi.
2) Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggung jawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintah atau pertanggung jawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak auditor yang bekerja di instansi pemerintah namun umumnya yang disebut auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta instansi pajak.
3) Auditor Intern
Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
2.4.1.2Hirarki Auditor di Kantor Akuntan Publik
Menurut Mulyadi & Kanaka Puradiredja (1998 ;31) umumnya hirarki auditor dalam penugasan audit di dalam kantor akuntan publik dibagi menjadi berikut ini:
1) Partner
Partner menduduki jabatan tertinggi dalam penugasan audit, bertanggung jawab atas hubungan dengan klien dan bertanggung jawab secara menyeluruh
mengenai auditing. Partner menandatangani laporan audit dan management letter, dan bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit dari klien.
2) Manajer
Manajer bertindak sebagai pengawas audit, bertugas untuk membantu auditor senior dalam merancangkan program audit dan waktu audit, mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter. Biasanya manajer melakukan pengawasan terhadap pekerjaan beberapa auditor senior. Pekerjaan manajer tidak berada di kantor klien, melainkan di kantor auditor dalam bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan para auditor senior.
3) Auditor Senior
Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit, bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, bertugas untuk mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior. Auditor senior biasanya akan menetap di kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan. Umumnya auditor senior melakukan audit terhadap satu objek pada saat tertentu.
4) Auditor Junior
Auditor junior melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaan ini biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja melaksanakan pendidikan formalnya di sekolah. Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai auditor junior, seorang auditor harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan audit. Biasanya ia melaksanakan audit di berbagai jenis perusahaan. Ia harus banyak melakukan audit di lapangan dan di berbagai kota, sehingga dapat memperoleh pengalaman banyak dalam menangani berbagai masalah audit. Auditor junior sering juga disebut dengan asisten auditor.
Dari pengertian di atas, bahwa hirarki auditor di kantor akuntan publik dalam hal penugasan audit sangat jelas dengan adanya tingkatan-tingkatan di dalam kantor akuntan publik itu sendiri.
2.5 Tinjauan Tentang Karir 2.5.1 Pengertian Karir
Achmad S. Ruky (2003;284) mengatakan karir sebagai berikut:
“Karir adalah sebuah pola pengalaman-pengalaman yang terkait dengan pekerjaan (misalnya, jabatan, tugas-tugas, keputusan-keputusan dan interpretasi pribadi tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan), dan kegiatan-kegiatan selama masa kerja seseorang”.
Dari pengertian di atas, maka karir merupakan serangkaian kegiatan seseorang yang berhubungan dengan pekerjaan yang mengandung perilaku, kemampuan, sikap dan aspirasi selama hidupnya dimana hal tersebut memberikan arti dalam kehidupannya.
2.5.2 Informasi Karir
2.5.2.1Pengertian Informasi Karir
Menurut Agoes Dariyo (2004;52), informasi karir adalah
“Sejumlah bahan informasi tentang pemahaman diri, pemahaman nilai dan pemahaman dunia kerja serta jenis pendidikan tertentu sehingga seseorang dapat merencanakan masa depannya sesuai dengan kemampuannya dan mendapatkan kepuasan atas pilihan karirnya”.
Dari pengertian di atas dapat disebutkan bahwa informasi karir memuat rencana dan pilihan karir seseorang yang didasarkan pada berbagai pengetahuan yang diperlukan untuk membuat keputusan mengenai suatu pekerjaan atau karir.
2.5.2.2Tujuan Informasi Karir
Dewa Ketut Sukardi (1988;112) mengemukakan bahwa informasi karir bertujuan untuk dipergunakan sebagai suatu alat untuk membantu individu memperoleh pandangan, pengertian dan pemahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan informasi karir adalah untuk membantu para individu memperoleh pemahaman tentang dunia kerja dan membawa seseorang mengerti terhadap pilihan dan keputusannya tentang dunia kerja.
2.5.2.3Sumber Informasi Karir
Informasi karir dapat diperoleh dari berbagai sumber, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Lembaga pendidikan (guru / dosen).
2. Media cetak dan media elektronik, seperti koran, majalah, radio dan televisi dalam bentuk iklan, artikel dan sebagainya.
3. Keluarga dan teman. 4. Bursa karir.
2.5.2.4Jenis Informasi Karir
Dewa Ketut Sukardi (1988;40) membagi informasi karir menjadi tiga golongan besar, yaitu:
1. Informasi pribadi social 2. Informasi pendidikan 3. Informasi pekerjaan
Informasi karir tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Informasi Pribadi Sosial
Informasi karir mengenai pribadi erat kaitannya dengan pemahaman diri, sedangkan informasi karir tentang sosial berkaitan dengan hubungan dengan orang lain. Keduanya berpengaruh pada pemilihan jabatan pekerjaan, karena informasi tersebut membawa individu untuk menyadari apa yang diinginkannya dan dapat mengantisipasi apakah individu tersebut menyadari hal itu akan berhasil atau tidak dalam melaksanakan pekerjaan yang ditawarkan. Informasi yang tepat tentang pribadi dan sosial dapat membantu seseorang untuk mengarahkan dirinya secara tepat pula.
2. Informasi Pendidikan
Informasi karir mengenai pendidikan penting bagi seseorang karena berguna dalam menentukan jenis pendidikan yang sesuai dengan kemampuan, harapan dan cita-citanya, termasuk studi lanjutan mana yang dapat dipilih dalam mengembangkan perencanaan karirnya atau studi lanjutan mana yang harus ditempuh untuk mencapai pekerjaan yang diinginkan.
3. Informasi Pekerjaan
Informasi karir mengenai pekerjaan dapat membantu seseorang dalam merencanakan dan memilih pekerjaan mana yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi dirinya.
Dari pengertian di atas informasi karir sangat berguna untuk para individu dalam mencari, memilih karir mana yang akan dipilihnya dalam dunia kerja.
2.5.3 Pilihan Karir
2.5.3.1Pengertian Pilihan Karir
Menurut Lina Marliyah dan kawan-kawan (2004;59) pilihan karir adalah ”Merupakan suatu proses ketika remaja mengarahkan diri kepada suatu tahap baru dalam kehidupannya, melihat posisi dalam kehidupan pembuatan keputusan karir mereka”.
Memilih karir sesuai dengan yang diinginkan merupakan suatu kebutuhan yang relatif dipentingkan oleh individu di dalam menentukan pilihan pekerjaan. Dalam menentukan pilihan pekerjaan, seorang individu akan mempertimbangkan nilai-nilai kebutuhan tertentu untuk mendapatkan kepuasan. Dengan demikian, individu akan mencari pekerjaan yang dapat memberikan kepuasan pada dirinya seperti yang diinginkan.
2.5.3.2Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Karir
Menurut Agoes Dariyo (2004;54) pilihan karir akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain:
1) Faktor Internal, meliputi: a. Jenis kelamin
Dengan pertimbangan jenis kelamin, seseorang mencoba mengambil peran yang sesuai dengan dirinya maupun yang diharapkan oleh masyarakat. Walaupun tak secara langsung pertimbangan dalam pilihan karir selalu dikaitkan dengan jenis kelaminnya.
b. Kepribadian.
Orang akan menekuni suatu karir tertentu apabila telah sesuai dengan karakteristik atau tipe kepribadiannya.
c. Minat dan bakat
Minat merupakan preferensi yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan dalam frekuensi yang tinggi dibandingkan dengan jenis kegiatan yang lain. Seringkali bila membicarakan tentang minat maka akan selalu dikaitkan dengan bakat yaitu kompetensi yang mendasari suatu aktivitas agar dapat berkembang secara optimal dengan baik.
d. Inteligensi/kecerdasan
Kecerdasan mengandung pengertian sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah dalam rangka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Suatu karir yang ditandai dengan tuntutan yang tinggi biasanya memerlukan pendidikan yang tinggi. Hal ini diasumsikan adalah mereka yang memiliki kecerdasan tinggi. Dengan demikian, mereka yang cerdas akan dapat menopang keberhasilan dalam menyelesaikan atau melaksanakan suatu karir.
2) Faktor Eksternal
Pemilihan suatu karir merupakan hasil dari proses belajar terhadap hidupnya. Melalui proses pengamatan yang intensif seseorang dapat melihat baik buruknya atau kelebihan kekurangan suatu karir yang dijalani oleh orang lain. Oleh karena itu, faktor eksternal memiliki pengaruh yang cukup
signifikan terhadap proses pengambilan suatu karir pada diri seseorang. Yang dimaksud dengan faktor-faktor eksternal ini antara lain orang tua, guru, teman, media massa atau masyarakat umum lainnya.
Merujuk dari berbagai pendapat diatas, maka faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pilihan karir adalah intelegensi, bakat, minat, dan prestasi.
2.5.4 Pilihan Karir dalam Profesi Akuntansi
Pilihan karir dalam profesi akuntansi dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian utama menurut Weygandt dan kawan-kawan (1999;7) yaitu:
1. Public Accounting 2. Private Accounting 3. Not-for-profit Accounting
Profesi akuntansi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Public Accounting
Akuntansi publik meliputi penyediaan jasa kepda masyarakat umum, seperti halnya dokter melayani pasiennya. Praktik akuntansi publik terdiri dari tiga bidang, yaitu:
a. Auditing, merupakan bidang akuntansi publik yang mencakup penyediaan jasa pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan dan menyatakan opini mengenai kewajaran pelaporan tersebut. Profesi akuntansi dalam bidang auditing adalah auditor.
b. Perpajakan (taxation), merupakan bidang akuntansi publik yang meliputi pemberian jasa dibidang perpajakan, seperti perencanaan dan konsultasi pajak. Profesi akuntansi dalam perpajakan adalah ahli pajak.
c. Konsultasi Manajemen (management consulting), mencakup berbagai jasa manajemen, misalnya membantu pemasangan sistem akuntansi terkomputerisasi untuk membantu efisiensi perusahaan.
2. Private Accounting
Private atau managerial accounting berkaitan dengan aktivitas didalam perusahaan diantaranya adalah
a. Akuntansi biaya (cost accounting), mencakup penentuan biaya produksi suatu produk tertentu.
b. Penganggaran (budgeting), yaitu membantu manajemen dalam menggunakan kuantifikasi tujuan, berkaitan dengan pendapatan, harga pokok penjualan dan beban operasi.
c. Akuntansi Umum, meliputi pencatatan transaksi harian serta menyiapkan laporan keuangan dan informasi yang berkaitan.
d. Sistem informasi akuntansi, mencakup desain system pemrosesan data, baik manual maupun secara komputerisasi.
e. Akuntansi Pajak, meliputi penyiapan SPT dan membuat perencanaan panjang bagi perusahaan.
f. Internal Auditing, yaitu mereview operasi perusahaan untuk menentukan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen dan mengevaluasi efisiensi operasi.
Pada dasarnya, karir dalam private accounting meliputi mengembangkan, menghasilkan dan mengevaluasi data yang berguna untuk membuat keputusan bisnis dan mengembangkan rencana strategik. Selain itu juga meliputi pelaporan terhadap temuan data kepada pihak dalam dan luar perusahaan. Profesi dalam private accounting misalnya staf akuntansi, analis, kontroler dan chief financial officer.
3. Non-for-profit Accounting
Non-for-profit Accounting berkaitan dengan penyediaan jasa yang tidak berorientasi pada laba, meliputi pekerjaan di:
a. Pemerintah
Berkaitan dengan pekerjaan pemerintah di instansi pajak dan BPK. Pekerjaan yang dilakukan, misalnya di instansi pajak melakukan audit SPT perseorangan atau badan, di BPK memeriksa penggunaan dana umum,
mengevaluasi kebijakan dan aktivitas pemerintah, serta menyediakan informasi yang berguna untuk membantu pemerintah dalam membuat keputusan dan kebijakan keuangan yang efektif.
b. Pendidikan
Berkaitan dengan pengajaran dan pendidikan akuntansi di sekolah atau perguruan tinggi. Profesi dalam pendidikan akuntansi diantaranya dosen/ guru akuntansi, professor, dan jasa ketua jurusan/dekan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diketahui berbagai macam pilihan karir dalam profesi akuntansi. Dan masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.