• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ustek RIPPDA Mojokerto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ustek RIPPDA Mojokerto"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

B

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

B.1. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN

KERJA

Secara umum, KAK yang dikeluarkan oleh pemberi pekerjaan sudah cukup menjelaskan maksud, tujuan dan lingkup kerja yang berkesesuian satu dengan lainnya. Untuk penyempurnaan hasil pekerjaan, beberapa hal perlu ditanggapi oleh konsultan secara ringkas yang meliputi pokok-pokok yang dijelaskan dalam struktur KAK sebagai berikut :

I. Latar Belakang

Dalam pandangan awal, latar belakang yang terdapat pada KAK telah menggambarkan secara sekilas dasar Review Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPPDA) Kabupaten Mojokerto yang bertujuan untuk mengkaji lebih dalam dokumen RIPPDA Kabupaten Mojokerto Tahun 2007 khususnya mengenai potensi kedaerahan yang berkaitan dengan kawasan wisata baik fisik, ekonomi maupun sosial dengan perkembangan saat ini. Namun menurut konsultan pada KAK masih belum tertuang secara detail baik profil maupun dasar penyusunan kegiatan ini. Untuk itu konsultan mengusulkan latar belakang untuk penyusunan kegiatan ini :

Latar Belakang

Pariwisata adalah fenomena banyak bidang yang meliputi perpindahan ke dan tinggal di tempat tujuan di luar tempat tinggal sehari-hari (Mathieson dan Wall, 1982). Potensi wisata alam dapat juga berada di kota dan desa berupa pemandangan alam, air terjun, taman, sungai, kebun, sawah, kebun raya, kebun binatang, arboretum, kampus dan lain-lain. Potensi obyek wisata alam ini tersebar mulai dari laut, pantai dan di gunung-gunung. Potensi kepariwisataan alam dalam suatu wilayah, seringkali belum diandalkan sebagai sesuatu aset yang mampu mendatangkan penghasilan. Masih banyak potensi area dan obyek wisata dalam hutan yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Pada hal kawasan

(2)

wisata alam terbukti dapat mendatangkan penghasilan yang cukup besar, membuka peluang usaha dan kerja serta tetap dapat berfungsi menjaga kelestarian alam.

Menyadari perlu dikembangkannya ragam dan perbedaan daya tarik wisata, maka meskipun telah memiliki ragam objek dan daya tarik wisata yang telah terkelola dengan baik, Kabupaten Mojokerto masih banyak menyimpan potensi wisata yang belum dikembangkan. Salah satu objek wisata yang bias dikembangkan dan memiliki potensi yaitu objek wisata alam Air Terjun Dlundung di Kecamatan Trawas.

Kebijakan pembangunan pariwisata di Mojokerto, khususnya wisata alam yaitu Air Terjun Dlundung yang terdapat di kawasan hutan, tidak terlepas dari struktur tata ruang wilayah Kabupaten Mojokerto.

Dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, dimana di dalamnya juga diatur tentang penyelenggaraan otonomi daerah menjadikan sektor pariwisata sebagai alternatif pilihan yang dapat memberikan kontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu objek wisata yang dapat dikembangkan adalah Air Terjun Dlundung.

Air Terjun Dlundung berlokasi di Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Air Terjun Dlundung memiliki potensi yang dapat dikembangkan sebagai salah satu pariwisata alam unggulan di Kabupaten Mojokerto. Adapun beberapa potensinya adalah :

 Air Terjun dengan suasana yang masih alami di sekitarnya

 Pengembangan kawasan wisata Bumi Perkemahan dan areal outbound

 Pengembangan ekowisata dengan memanfaatkan kondisi hutan lindung milik Perhutani yang memberikan view dan lansekap yang indah

Guna menyatakan suatu potensi objek wisata yang belum dikembangkan dan dikelola layak untuk dikembangkan, maka harus diawali dengan studi kelayakan obyek wisata dan daya tarik wisata tersebut (objek wisata baru yakni Air Terjun Dlundung).

II. Maksud, Tujuan dan Sasaran

Maksud, tujuan dan sasaran yang dipahami konsultan dari KAK adalah :

Maksud : Kegiatan Penyusunan Review Rencana Induk Pariwisata Daerah Kabupaten Mojokerto secara umum mempunyai maksud untuk memberikan arahan bagi pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Mojokerto yang lebih terarah

(3)

sebagai upaya pengendalian, pengawasan pelaksanaan pembangunan bidang kepariwisataan, baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas, sehingga terjadi sinkronisasi pelaksanaan pembangunan di wilayah Kabupaten Mojokerto.

Sedangkan untuk tujuan dan sasaran konsultan memandang perlu adanya penyempurnaan, adapun usulan dari konsultan adalah :

Tujuan :

 Untuk mengidentifikasi karakteristik pariwisata di Kabupaten mojokerto yang berpengaruh besar terhadap pengembangan ekonomi wilayah.

 Untuk menyusun arahan pengembangan pariwisata di Kabupaten Mojokerto sesuai dengan perkembangan terkini dengan menggunakan konsep pariwisata berkelanjutan

 Untuk menyusun dokumen perencanaan kepariwisataan di Kabupaten Mojokerto dalam mensinergiskan antar wilayah, isu dan prospek pengembangan, serta strategi pembangunan yang telah ditetapkan berkenaan dengan pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur.

Sasaran :

 Teridentifikasinya karakteristik pariwisata di Kabupaten Mojokerto yang berpengaruh besar terhadap pengembangan ekonomi wilayah.

 Terumuskannya arahan pengembangan pariwisata di Kabupaten Mojokerto dengan konsep pariwisata berkelanjutan.

 Terumuskannya rencana pengembangan pariwisata di Kabupaten Mojokerto.

III. Jangka Waktu Pelaksaan Pekerjaan

Pada KAK, pekerjaan ini diselesaikan dalam waktu 60 hari (2 bulan). Menurut konsultan jangka waktu 60 hari kurang cukup memadai, meskipun demikian untuk menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu, dibutuhkan koordinasi-konsultasi, dan pengambilan keputusan yang cukup cepat.

IV. Ruang Lingkup

(4)

Tanggapan secara konstruktif pada KAK dari konsultan adalah bahwa pada penjelasan ruang lingkup wilayah sudah terfokus pada wilayah perencanaan yaitu wilayah Kabupaten Mojokerto

B. Ruang Lingkup Materi/Kegiatan

Ruang lingkup pada KAK belum tertuang secara jelas sesuai dengan maksud, tujuan dan sasaran dari kegiatan Penyusunan Review Rencana Induk Pariwisata Daerah Kabupaten Mojokerto. Maka untuk itu usulan dari konsultan untuk ruang lingkup kegiatan diharapkan memuat materi subtansi sebagai berikut :

 Analisa kebijakan pengembangan bidang kepariwisataan  Analisa karakteristik kawasan/objek wisata

 Analisa daya tarik objek wisata  Analisa daya dukung lingkungan

 Analisa kebutuhan sarana dan prasarana pariwisata  Analisa aksesbilitas

 Analisa Supply dan Demand (segmentasi pasar)  Analisa keterkaitan (linkage) objek wisata  Analisa potensi dan masalah objek wisata  Analisa kelembagaan dan peran masyarakat  Analisa SWOT

V. Pendekatan dan Metodologi

Pada KAK belum dijelaskan mengenai pendekatan dan metodologi untuk Penyusunan Review Rencana Induk Pariwisata Daerah Kabupaten Mojokerto. Selanjutnya usulan pendekatan dan metodologi untuk perencanaan akan diusulkan oleh konsultan di bahasan Sub Bab Pendekatan dan Metodologi.

VI. Hasil Laporan

Bentuk laporan yang dihasilkan adalah Laporan Pendahuluan, Laporan Draft Akhir, Laporan Akhir, album peta dan dilengkapi dengan CD berisi dokumen soft copy

(5)

VII. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung

Untuk pekerjaan Penyusunan Review Rencana Induk Pariwisata Daerah Kabupaten Mojokerto dibutuhkan beberapa tenaga ahli, tenaga pendukung dan tenaga penunjang. Pada KAK sudah dijelaskan mengenai 2 tenaga ahli yang dibutuhkan yaitu Team Leader dan tenaga ahli Planologi sedangkan tenaga pendukung dan penunjang lainnya adalah administrasi dan surveyor.

VIII. Peralatan dan Materi Lainnya

Penjelasan mengenai peralatan dan material lainnya pada KAK sudah dipahami oleh konsultan.

B.2. PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

A. PENDEKATAN PERENCANAAN

a. Pendekatan Keterpaduan perencanaan dari bawah dan dari atas

Pendekatan ini menggunakan 2 terminologi perencanaan yaitu perencanaan dari atas (top down planning) berupa perencanaan program-program serta merupakan penjabaran dari kebijakan tata ruang oleh pemerintah Kabupaten Mojokerto. Sedangkan terminologi kedua adalah perencanaan dari bawah (bottom up planning). Perencanan ini memberikan penekanan bahwa Penyusunan Review Rencana Induk Pariwisata Daerah Kabupaten Mojokerto mengakomodasi aspirasi masyarakat sebagai pelaku pembangunan, dan dengan melibatkan masyarakat dalam proses perencanaannya. Perencanaan ini merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat dalam perencanaan kerakyatan dan untuk mengembangkan segala potensi, mengurangi dan seoptimal mungkin menyelesaikan permasalahan serta menanggulangi segala ancanaman/tantangan yang muncul dari pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah perencanaan.

b. Pendekatan Perencanaan Berkelanjutan Dan Berwawasan Lingkungan

Prinsip-prinsip pendekatan ini adalah :

1. Prinsip perencanaan tata ruang yang berpijak pada pelestarian dan berorientasi ke depan (jangka panjang);

2. Penekanan pada nilai manfaat yang besar bagi masyarakat;

(6)

4. Kesesuaian antara kegiatan pengembangan dengan daya dukung ruang; 5. Keselarasan yang sinergis antara kebutuhan, lingkungan hidup dan

masyarakat dengan tetap memberikan apresiasi pada konsep konservasi lingkungan;

6. Antisipasi yang tepat dan monitoring perubahan lingkungan yang terjadi akibat pembangunan dan pemanfatan lahan untuk budidaya.

c. Pendekatan masyarakat (community approach)

Pendekatan ini merupakan merupakan konsep peran serta masyarakat yang berperan aktif dalam kegiatan Penyusunan Review Rencana Induk Pariwisata Daerah Kabupaten Mojokerto. Dengan kata lain dijelaskan bahwa masyarakat setempat adalah masyarakat yang paling tahu kondisi di wilayahnya sehingga setiap kegiatan pembangunan harus memperhitungkan nilai-nilai sosial budaya pembangunan.

d. Pendekatan Intersektoral Holistik

Pendekatan ini didasarkan pada suatu pemahaman bahwa Penyusunan Review Rencana Induk Pariwisata Daerah Kabupaten Mojokerto menyangkut banyak aspek, berbagai sektor dan kawasan yang lebih luas dari wilayah perencanaan.

Perencanaan ini di mulai dengan tahapan diagnosis secara umum terhadap wilayah perencanaan (mikro) maupun dalam konteks yang makro (regional).

e. Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)

Pembangunan infrastruktur menyangkut pembangunan yang menyeluruh. Konsep pengembangan dan strategi pemanfaatan infrastruktur tidak memandang batasan administrasi tersebut sebagai batasan spasial. Pembangunan infrastruktur diharapkan menjadi pendorong bagi perkembangan wilayah-wilayah sekitar sehingga akan mencapai pemerataan pembangunan.

f. Pendekatan Prioritas (Priority Approach)

Pendekatan prioritas digunakan untuk menentukan komponen-komponen infrastruktur serta program-program pembangunan yang dituangkan dalam suatu indikasi program yang akan menjadi acuan dalam pelaksanaan pembangunan.

g. Pendekatan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)

Dengan pendekatan ini maka hasil dari perumusan konsep, strategi, dan scenario pengembangan tetap mempertimbangkan aspek keberlanjutan hasil-hasilnya bagi kepentingan generasi mendatang. Pemahaman pembangunan berkelanjutan harus

(7)

didasari pada identifikasi yang tajam mengenai daya dukung (supporting capacity) dan daya tampung (carrying capacity) lingkungan terhadap kehidupan di atasnya. Keberlanjutan juga meliputi keberlanjutan dalam hal pengelolaan karena dalam konsep pembangunan partisipatif, keterlibatan masyarakat berlangsung terusmenerus dari tahap perencanaan, implementasi dan monitoring hingga evaluasi pelaksanaan pembangunan.

B. PENDEKATAN TAHAPAN PENYUSUNAN REVIEW RENCANA INDUK PARIWISATA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

1. Tahapan Persiapan

Pada tahapan persiapan ini adalah pemahaman terhadap KAK tentang latar belakang, tujuan serta sasaran dari kegiatan Penyusunan Review Rencana Induk Pariwisata Daerah Kabupaten Mojokerto sehingga dapat dipersiapkan data-data yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan dan assaran kegiatan. Selain persiapan data-data yang dibutuhkan adalah persiapan peralatan survey untuk kebutuhan data.

2. Tahapan Pengumpulan Data

Pada tahapan pengumpulan data, dilakukan dengan metode pengambilan primer dan sekunder, lebih detailnya adalah :

a. Survey Primer

Data primer diperoleh dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan dan wawancara serta mengumpulkan dokumen melalui deskripsi eksisting, pemotretan, dan pemetaan.

b. Survey Sekunder

Survey data sekunder dilakukan dengan mendatangi instansi-instansi terkait untuk mendapatkan data-data yang relevan terhadap Penyusunan Review Rencana Induk Pariwisata Daerah Kabupaten Mojokerto

Tabel 1.

Kebutuhan Data untuk Review Rencana Induk Pariwisata Daerah Kabupaten Mojokerto

No Kebutuhan Data Jenis Data Instansi

1. Tinjauan Kebijakan dan Pustaka

 Peraturan perundangan terkait pariwisata

 Revisi RTRW Kabupaten

 Buku Rencana Studi

 Buku Peraturan perundang-undangan

 Buku Teori

 Dinas Pariwisata

(8)

No Kebutuhan Data Jenis Data Instansi Mojokerto

 RPJM Kabupaten Mojokerto

 RIPP (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata) Kabupaten Mojokerto Tahun 2007

 Teori terkait pengembangan pariwisata

2. Gambaran Umum Kabupaten Mojokerto:

 Administratif dan Geografis

 Kondisi Fisik Dasar

 Penggunaan Lahan

 Kependudukan

 Perekonomian

 Infrastruktur

 Kabupaten Mojokerto dalam Angka 2010

 Kecamatan Trawas dalam angka 2010

 Bappeda

 BPS

 Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang

3. Profil Pariwisata Kabupaten Mojokerto :

 Daftar objek wisata

 Sarana dan Prasarana Pendukung Wisata

 Aksesbilitas

 Promosi Pariwisata

 Jumlah pengunjung

 Potensi dan Permasalahan Wisata

 RIPP Kabupaten Mojokerto

 Pariwisata Jawa Timur dalam Angka 2009  Bappeda  BPS  Dinas Pariwisata  Pengelola Air Terjun Dlundung

Sumber : Hasil Analisa,2014

3. Tahapan Kompilasi Data

Pada tahapan kompilasi data adalah mengkompilasi data-data yang diperoleh dari survey primer dan survey sekunder sehingga diperoleh kompilasi data sebagai berikut (dapat dilihat pada Gambar 2 ) :

(9)

Gambar 1

Metodologi Penyusunan Fisibility Study Pengembangan Wisata Air Terjun Dlundung- Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto

Pemahaman Terhadap KAK

Survey Primer : Survey Lapangan dan Wawancara

 Analisa kebijakan pengembangan bidang kepariwisataan

 Analisa karakteristik kawasan/objek wisata  Analisa daya tarik objek wisata

 Analisa daya dukung lingkungan

 Analisa kebutuhan sarana dan prasarana pariwisata  Analisa aksesbilitas

 Analisa Supply dan Demand (segmentasi pasar)  Analisa keterkaitan (linkage) objek wisata  Analisa potensi dan masalah objek wisata  Analisa SWOT

 Analisa kelembagaan dan peran masyarakat Survey Sekunder :

 Tinjauan Kebijakan  Tinjauan Pustaka

 Gambaran Umum Kab. Mojokerto  Profil wisata Kab.Mojokerto  Potensi dan masalah objek wisata

Tahapan Persiapan Tahapan Pengumpulan Data Tahapan Kompilasi Data

 Tinjauan Kebijakan dan Pustaka  Gambaran Umum Kab. Mojokerto  Profil wisata Kab.Mojokerto  Potensi dan masalah objek wisata

Tahapan Analisa Data

Konsep, strategi dan rencana pengembangan wisata Kabupaten Mojokerto

(10)

TINJAUAN/REVIEW KEBIJAKAN DAN PUSTAKA

1. Undang-undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan.

Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1990, hal –hal yang terkait parowiwisata adlah : kepariwisataan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan dan pengusahaan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana wisata, usaha jasa pariwisata, serta usaha-usaha lain yang terkait.

Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrative yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Kepariwisataan bertujuan untuk:

a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi; b. meningkatkan kesejahteraan rakyat; c. menghapus kemiskinan;

d. mengatasi pengangguran;

e. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya; f. memajukan kebudayaan;

g. mengangkat citra bangsa; h. memupuk rasa cinta tanah air;

i. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan j. mempererat persahabatan antarbangsa.

Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan yang terdiri atas rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi, dan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota. Usaha pariwisata meliputi, antara lain: a. daya tarik wisata;

(11)

c. jasa transportasi wisata; d. jasa perjalanan wisata; e. jasa makanan dan minuman; f. penyediaan akomodasi;

g. penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; h. penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran;

i. jasa informasi pariwisata; j. jasa konsultan pariwisata; k. jasa pramuwisata; l. wisata tirta; dan m. spa.

2. Revisi RTRW Kabupaten Mojokerto

TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH

Tujuan penataan ruang Kabupaten Mojokerto adalah mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Mojokerto sebagai basis pertanian didukung industri, perdagangan dan jasa, serta pariwisata yang berdaya saing dan memperhatikan keberlanjutan terhadap lingkungan hidup serta pemerataan pembangunan

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH

Kebijakan penataan ruang Kabupaten Mojokerto untuk pengelolaan kawasan perlindungan setempat pada kawasan lindung adalah :

a. Pengendalian kegiatan disekitar sumber mata air yang dapat mengganggu fungsi mata air (terutama sebagai sumber mata air).

b. Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sumber mata air. c. Pengamanan daerah aliran mata air.

d. Kawasan dengan radius minimal 200 m dari mata air harus bebas dari bangunan kecuali bangunan penyaluran air.

e. Pengembangan potensi pariwisata di kawasan mata air

f. Pengendalian kegiatan disekitar waduk/danau yang dapat mengganggu fungsi waduk/danau (terutama sebagai sumber mata air).

(12)

Kebijakan penataan ruang Kabupaten Mojokerto untuk pengelolaan kawasan pariwisata pada kawasan budidaya adalah : Pengembangan kawasan dan obyek wisata andalan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas promosi yang dikaitkan dengan kalender wisata dalam skala lokal-nasional-internasional, penyediaan sarana dan prasarana wisata, serta pelestarian kawasan potensi pariwisata dan perlindungan budaya penunjang pariwisata, serta penetapan jalur wisata khusus

RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN MOJOKERTO

Rencana Sistem dan Fungsi Perwilayahan

Struktur ruang Kabupaten Mojokerto terbagi kedalam sistem perdesaan dan perkotaan. Dalam sitem perdesaan terdapat pusat pelayananan antar desa sedangkan pada sistem perkotaan terdapat tiga pusat kegiatan yaitu Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKL promosi), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).

Rencana Sistem Pengembangan Prasarana Wilayah

Kebijakan terhadap rencana sistem prasarana jalan di Kabupaten Mojokerto untuk pengembangan pariwisata adalah penetapan jalur wisata selatan (Trawas-Pacet-Trowulan dan Pacet-Batu).

RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN MOJOKERTO

Rencana Pola Pelestarian Kawasan Lindung

A. Kawasan Pelestarian Alam

Pengembangan taman wisata alam yang ada di Kabupaten Mojokerto yaitu berupa kawasan agropolitan dengan konsep taman wisata buah yang terdapat di kawasan perkebunan yang terletak di Kecamatan Trawas, Pacet dan Gondang. Dalam pengembangan kawasan wisata dan agrowisata di kecamatan ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang ada disekitarnya. Adapun bentuk agrowisatanya yaitu kopi, cengkeh, bunga potong, kakao, durian, alpokat, mete, rambutan, dan akan menghasilkan jenis usaha baru dibidang jasa yang berupa hotel/penginapan, pasar buah, dan jasa angkutan, yang akan dikembangkan diluar kawasan.

Rencana Pola Pelestarian Kawasan Budidaya

(13)

Pengembangan dan pembangunan pariwisata daerah di Kabupaten Mojokerto bertujuan untuk :

 Pembangunan kepariwisataan ditujukan untuk peningkatan pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi termasuk kegiatan sektor lain yang terkait sehingga dapat mengembangkan dan meratakan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja terutama bagi masyarakat setempat.

 Memperkenalkan alam, tata nilai dan budaya yang terdapat di wilayah Kabupaten Mojokerto kepada dunia luar.

 Pengembangan objek dan daya tarik wisata serta kegiatan promosi dan pemasarannya, baik didalam maupun diluar negeri terus ditingkatkan secara terencana, terarah, terpadu dan efektif.

 Meningkatkan usaha penyuluhan dan pembinaan kelompok-kelompok seni, kerajinan industri, usaha-usaha lain yang berkaitan guna dipelihara, diperkenalkan kepada wisatawan dengan tetap menjaga citra kepribadian dan martabat bangsa.

 Membina dan mengembangkan pariwisata secara terencana dan terpadu melalui kegiatan koordinasi dengan sektor-sektor pembangunan yang lain.

Pendidikan dan latihan kepariwisataan perlu ditingkatkan disertai penyediaan sarana dan prasarana yang akin baik dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk menjamin mutu, kelancaran pelayanan serta penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan.

B. Kebijksanaan Pengembangan Kegiatan Wisata

 Pembangunan sektor kepariwisataan merupakan salah satu alternatif dalam upaya peningkatan PAD sekaligus dapat meningkatkan devisa negara di luar non migas.

 Pembangunan pariwisata di Kabupaten Mojokerto dilaksanakan harus tetap menjaga terpeliharanya kepribadian bangsa dan fungsi lingkungan hidup, serta terpadu dengan sektor lain.

 Pengembangan pariwisata dilaksanakan sejalan dengan upaya memupuk rasa cinta anah air dan bangsa, menanamkan jiwa semangat dan nilai luhur bangsa, memperkokoh peran serta kesatuan nasional. Hal tersebut juga harus didukung peningkatan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan, promosi dan pemasaran

(14)

secara profesional serta peningkatan sadar wisata berdasarkan sapta pesona melalui penyuluhan dan pembinaan terhadap masyarakat.

 Pembangunan kepawisataan harus lebih ditingkatkan dan diarahkan untuk meningkatkan penerimaan devisa, pendapatan daerah dan masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru serta mendorong pertumbuhan perkembangan kegiatan ekonomi yang terkait dengan pengembangan budaya daerah dengan memanfaatkan keindahan dan kekayaaan alam Kabupaten Mojokerto.

Potensi kegiatan wisata di Kabupaten Mojokerto telah diuraikan sebelumnya yang pada dasarnya berwujud obyek maupun kegiatan. Dalam konteks kawasan, kegiatan wisata yang mungkin dikembangkan sesuai potensi pemanfaatan ruang adalah jenis wisata alam, wisata budaya dan agrowisata.

Berdasarkan potensi wilayahnya, maka kawasan wisata di Kabupaten Mojokerto akan dikembangkan sebagai berikut ini.

(a) Wisata budaya dan peninggalan sejarah, dimana terdapat situs bersejarah yang memiliki nilai kultural yang tinggi yang lokasinya terdapat di Kecamatan Trowulan, yaitu situs bekas kerajaan Majapahit (cagar budaya) yang dikembangkan menjadi Mojopahit Park.

(b) Wisata alam.

Untuk mendukung pengembangan kawasan pariwisata ini perlu dilakukan studi perencanaan yang lebih detail sekaligus pengembangan prasarana dan sarana pendukungnya. Kawasan ini berada di Kec Trawas, Pacet, Gondang, Jetis.

Tabel 2

Arahan Jenis dan Objek Wisata Di Kabupaten Mojokerto

Jenis Pariwisata Letak

a. Wisata Alam / Wana Wisata

 Kawasan Pemandian Ubalan

 Kawasan Pemandian Air Panas

 Kawasan Petirtaan Jolotundo

 Kawasan Air Tejun Dlundung

 Kawasan Wana Wisata Kupang

 Air terjun Cuban Canggu

 Wisata air sungai Brantas

Desa Pacet, Kecamatan Pacet Ubalan Desa Padusan, Kecamatan Pacet Desa Seloliman, Kecamatan Trawas Desa Dlundung, Kecamatan Trawas Desa Kupang, Kecamatan Jetis Kecamatan Pacet

Kecamatan Jetis

b. Wisata Budaya

 Kawasan Candi Bajang Ratu

 Kawasan Candi Tikus

 Kawasan Candi Brahu

Desa Temon, Kecamatan Trowulan Desa Temon, Kecamatan Trowulan Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan

(15)

Jenis Pariwisata Letak

 Kawasan Situs Centong

 Kawasan Candi Wringin Lawang

 Kawasan Kolam Segaran

 Kawasan Makam Putri Cempo

 Kawasan Candi Minakjinggo

 Kawasan Situs Majapahit

 Kawasan Candi Sumur Upas

 Kawasan Makam Troloyo

 Kawasan Situs Lantai Enam

 Kawasan Yoni Klintorejo

 Kawasan Candi Kesiman Tengah

 Kawasan Prasasti Kembang Sore

 Kawasan Situs Kutogirang

 Kawasan Candi Brangkal

 Kawasan Candi Pasentran

 Kawasan Candi Lurah dan Carik

 Kawasan Kekunoan Kendali Sodo

 Candi Brangkal

 Dam Tanjungan

 Makam Siti Hinggil

Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan Desa Klintorejo, Klintorejo, Kecamatan Sooko Desa Kesiman Tengah, Kecamatan Trawas Desa Petak, Kecamatan Pacet

Desa Kotogirang, Kecamatan Ngoro Desa Jedong, Kecamatan Ngoro Desa Jedong, Kecamatan Ngoro Desa Kedungudi, Kecamatan Trawas Desa Seloliman, Kecamatan Trawas Kecamatan Pacet

Kecamatan Kemlagi

Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan

Sumber : RTRW Mojokerto

3. Kebijakan Pariwisata Provinsi Jawa Timur

Jawa Timur memiliki banyak potensi wisata baik yang sudah dikembangkan maupun yang belum dikembangkan. Kawasan wisata ini dibedakan menjadi pemandangan alam, hiburan pertunjukan, rekreasi umum, perkemahan/tetirah, pertamanan, kebun binatang. Pengembangan pariwisata dilakukan melalui pengembangan kawasan wisata terdiri atas pengembangan obyek/atraksi unggulan, kota pusat pelayanan pariwisata, dan jalur wisata.

Pengembangan obyek wisata Jawa Timur yang beraneka ragam harus dipertimbangkan aspek kemampuan daerah dengan saling mengkaitkan arahan pengembangan wisata. Untuk mendorong dan memacu pertumbuhan kegiatan wisata di Propinsi Jawa Timur diperlukan prioritas pengembangan, sehingga diharapkan kunjungan wisatawan ke obyek yang ada akan dapat meningkat dengan pesat. Rencana yang dapat digunakan sebagai acuan pengembangan setiap obyek khususnya obyek-obyek yang termasuk dalam prioritas pertama, akan tetapi untuk pengembangan obyek selanjutnya. Pengembangan setiap obyek andalan akan mampu menarik investasi jangka panjang, keterlibatan masyarakat juga diharapkan dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas lingkungan alamnya. Hal ini sangat diperlukan mengingat pengembangan wisata di Jawa Timur sangat menggantungkan kepada wisata alam dan budaya.

(16)

Berdasarkan kebijaksanaan pengembangan pariwisata Jawa Timur yang didasarkan pada penekanan jenis obyek wisata yang diunggulkan dibagi menjadi empat kawasan, yaitu: (Sumber : RIPP Jawa Timur)

Kawasan A, meliputi wilayah Gresik, Surabaya, Mojokerto, Jombang, Probolinggo, Malang. Blitar dan sekitarnya.

Pada kawasan A karakteristik obyek wisata yang dikembangkan adalah wisata tirta, wisata kepurbakalaan, wisata budaya, wisata agro, wisata konvensi.

 Kawasan B, meliputi wilayah Situbondo, Banyuwangi, Bondowoso dan Jember.

 Kawasan C, meliputi wilayah Kediri, Pacitan, Ponorogo, Madiun, Bojonegoro, Tuban dan Lamongan.

 Kawasan D, meliputi seluruh wilayah Madura.

Kabupaten Mojokerto memiliki sejumlah obyek wisata yang sesuai dengan karakteristik kawasan A yang mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Jenis wisata tirta yang menjadi andalan dari Kabupaten Mojokerto adalah wisata air panas Pacet, selain itu juga terdapat sejumlah wisata air terjun antara lain Air Terjun Coban Canggu, dan Dlundung. Kabupaten Mojokerto mempunyai wisata khusus yang berkaitan dengan kepurbakalaan dan budaya yaitu dengan adanya kegiatan untuk pembangunan, pelestarian dan pemanfaatan warisan budaya peninggalan kerajaan Majapahit berupa candi dan situs-situs purbakala. Jenis wisata tersebut yang dapat membedakan dengan jenis wisata pada kabupaten lain di Jawa Timur.

Terkait dengan pelaksanaan pengembangan pariwisata di Propinsi Jawa Timur ini, maka beberapa aspek yang terkait dengan perencanaan kawasan wisata perlu ditindaklanjuti dengan:

1. Meningkatkan mekanisme pengelolaan pengembangan obyek wisata sesuai dengan potensi yang dimiliki dan memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.

2. Mensinkronkan dan meningkatkan koordinasi antara sistem kepariwisataan Propinsi Jawa Timur dan kabupaten/kota, sehingga pengembangan obyek wisata andalan dalam skala regional dapat lebih terpadu.

(17)

3. Membuat rencana pengembangan setiap obyek wisata, guna memacu perkembangan dan menarik investasi dalam pembangunan kepariwisataan. 4. Mengingat bahwa sebagian besar obyek wisata ini merupakan wisata alam,

maka sangat perlu dilakukan penjagaan ketat terhadap kelestarian alam sehingga meskipun dapat meningkatkan nilai tambah yang sangat besar dari sektor ini dan kelestarian alam dapat tetap terjaga.

5. Perlunya penyusunan rencana tapak pada setiap obyek-obyek wisata andalan. 6. Perlunya penyusunan paket wisata dan penawaran dalam berbagai tingkatan

pengunjung. Peningkatan ini dapat dilakukan dengan membuat dan mengkaitkan agenda wisata di Kabupaten/kota di wilayah di Propinsi Jawa Timur.

7. Perlu dibuat Sistem Informasi Tujuan Wisata yang berfungsi sebagai alat bantu dan sekaligus sebagai piranti pelayanan dan mempermudah wisatawan didalam mencapai dan menikmati kebutuhan pariwisata, dimana pelayanan ini dengan mudah dapat digunakan mulai dari jenjang nasional.

Strategi Umum Kepariwisataan Jawa Timur

Untuk merealisasikan kebijaksanaan yang telah ada, maka berdasarkan Program Kerja Dinas Pariwisata Jawa Timur Tahun 2000 maka diupayakan dan ditempuh langkah-langkah strategi pengembangan sektor kepariwisataan jawa Timur, yakni :

a. Pengembangan objek dan daya tarik wisata

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas objek dan daya tarik wisata yang antara lain meliputi wisata alam, budaya dan minat khusus, maka strategi pengembangannya adalah sebagai berikut :

 Pembenahan, peningkatan dan pengemasan objek dan daya tarik wisata.

 Koordinasi dan kerjasama antar lembaga atau instansi pemerintah terkait dengan pihak pengusaha/pengelola hotel, rumah makan, dan objek wisata untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan/kursus kepada para karyawan/tenaga kerja sehingga menjadi sumber daya manusia yang profesional di bidang kepariwisataan.

 Dalam rangka mengurangi kecelakaan di objek wisata potensial yang banyak pengunjung, perlu koordinasi antara instansi terkait untuk

(18)

menambah rambu-rambu peringatan di objek-objek wisata potensial yang rawan kecelakaan.

 Pembinaan masyarakat disekitar objek dan daya tarik wisata melalui POKDARWIS dalam mensosialisasikan Sapta Pesona.

b. Usaha jasa pariwisata

Upaya pengembangan usaha jasa pariwisata diarahkan untuk dapat meningkatkan produktivitas untuk diambil langkah strategi sebagai berikut :

 Menyelenggarakan trafex (travel exchange) sekurang-kurangnya setahun sekali.

 Meningkatkan keikutsertaan dalam pasar wisata nasional dan internasional (terutama sebagai seller).

 Menyusun dan menawarkan paket-paket perjalanan wisata bagi pelajar.

 Meningkatkan kemampuan bahasa dan pengetahuan tentang objek dan daya tarik wisata bagi pramuwisata.

 Mendorong berdirinya Professional Conference Organizer (PCO) di Jawa Timur.

 Membentuk jaringan kerjasama dengan industri pariwisata, pemerintah, perusahaan dan lembaga ikatan profesional untuk meningkatkan produk jasa MICE.

 Meningkatkan jasa impresariat guna mendorong dan menumbuhkan sanggar seni budaya tradisional di daerah.

c. Pemasaran

Pemasaran pariwisata Jawa Timur berintikan kegiatan promosi yang dilaksanakan secara terarah, terencana, terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Kegiatan pemasaran ditempuh melalui strategi sebagai berikut :

 Menciptakan jaringan pemasaran wisata dengan menetapkan objek dan daya tarik wisata prioritas sebagai pusat pengembangan bagi wilayah Jawa Timur.

 Menambah dan meningkatkan efektifitas Tourist Information Center (TIC) di berbagai daerah.

(19)

 Memanfaatkan fasilitas umum (bandara, pelabuhan, stasiun KA, terminal, bus,dll) sebagai salah satu kegiatan promosi serta membuat ruang-ruang pamer untuk kerajinan atau produk unggulan daerah.

 Mengajak para pengusaha hotel, restoran serta usaha rekreasi dan hiburan umum untuk menyajikan acara-acara atraksi budaya serta melengkapi dengan ruang pamer kerajinan.

 Mengikutsertakan mass media secara efektif melalui penulis kepariwisataan dan memanfaatkan internet.

d. Pelayanan untuk mendukung pengembangan pariwisata

 Meningkatkan kecepatan pelayanan keimigrasian.

 Meningkatkan fasilitas dan pelayanan pada terminal-terminal.

 Menyelenggarakan pentaran pengetahuan pariwisata bagi para pengemudi dan awak umum.

 Mendorong tumbuhnya minat para pengusaha untuk membangun sarana akomodasi di lokasi objek wisata.

 Mendorong tumbuhya kios-kios cenderamata di lokasi strategis (bandara, pertokoan, hotel objek wisata dan lain-lain).

 Mendorong kesediaan lembaga perbankan untuk membuka money changer

di lokasi wisata andalan.

 Memperbanyak terbentuknya POKDARWIS di kabupaten atau kota.

 Meningkatkan keamanan dan kenyamanan wisatawan.

 Peningkatan kebersihan dan keindahan lingkungan terutama dikawasan objek dan daya tarik wisata.

 Meningkatkan/memaksimalkan kebenaran fungsi dan peran organisasi profesi usaha pariwisata

 Membentuk forum komunikasi antar insan pariwisata

 Merubah persaingan harga menjadi persaingan pelayanan. e. Prasarana

Pengembangan prsarana kepariwisataan diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas serta pelayanan produk wisata. Upaya pengembangan prasarana diambil langkah strategis sebagai berikut :

(20)

 Merngajak PLN, Telkom dan PDAM untuk meningkatkan pelayanan dengan membangun jaringan menuju kawasan objek dan daya tarik wisata.

 Memperbaiki dan meningkatkan fasilitas transportasi menuju kawasan objek dan daya tarik wisata.

f. Evaluasi dan penghargaan

Untuk memacu upaya pengembangan kepariwisataan Jawa Timur ditempuh melalui beberapa langkah strategi berikut :

 Menyelenggarakan lomba kepariwisataan.

 Menyelenggarakan evaluasi kepedulian lingkungan bagi industri pariwisata.

 Memberikan penghargaan kepariwisataan baik perorangan, lembaga, swasta maupun pejabat dan instansi.

g. Transfering sumber daya manusia

Ditempuh dengan strategi sebagai berikut :

 Perlu adanya institusi untuk mencetak tenaga profesional menengah dan top manager.

 Pemberlakuan pola atau sistem ketenagakerjaan berjenjang dan pengembangan sumberdaya manusia pada masing-masing pariwisata.

 Menciptakan iklim usaha yang kondusif.

 Perlu adanya peran aktif dari pemerintah untuk menjembatani proses peningkatan sumber daya manusia.

h. Investasi

 Perlu ditingkatkan potensi objek wisata di Jawa Timur melalui expose oleh masing-masing kabupaten/kota.

 Penanganan investasi usaha pariwisata agar senantiasa memperhatikan RUTRK, RUTRD, dan RIPPDA.

 Memberikan kemudahan-kemudahan dalam proses perijinan dan konsensi. i. Wawasan lingkungan

 Sosialisasikan peraturan yang menyangkut perundangan mengenai lingkungan.

 Melaksanakan pembangunan dan pengembangan usaha sarana pariwisata yang berwawasan lingkungan.

(21)

 Meningkatkan frekuensi pelaksanaan dan mutu BINMAS sadar wisata diberbagai kalangan termasuk kelompok-kelompok sadar wisata.

(22)

4. RIPPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah) Kabupaten Mojokerto Tabel 3

Skoring Obyek Daya Tarik Wisata Kabupaten Mojokerto No Obyek Wisata

Keunikan Wisatawan Minat Keragaman Kegiatan Kegiatan Lokasi Infrastruktur Kebutuhan Kegiatan Skala Sumber Potensi Daya

Kendala Penyediaa n Kegiatan

Pertimbangan Ekologi Total Nilai

Bobot 20 Bobot 20 Bobot 15 Bobot 15 Bobot 15 Bobot 10 Bobot 10 Bobot 5 Bobot 5

Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai

1 Air Panas Pacet 10 200 10 200 5 75 10 150 10 150 10 100 10 100 10 50 5 25 1050 2 Air Terjun Coban Canggu 5 100 5 100 1 15 5 75 5 75 5 50 5 50 1 5 5 25 495 3 Wahana Wisata Cagar Budaya Gunung Penanggungan 10 200 10 200 10 150 5 75 10 150 10 100 5 50 5 25 10 50 1000 4 Wana Wisata Air Terjun Dlundung 5 100 5 100 1 15 5 75 5 75 5 50 5 50 5 25 5 25 440 5 Candi Bajangratu 10 200 5 100 1 15 10 150 5 75 10 100 10 100 10 50 10 50 690 6 Candi Tikus 10 200 10 200 1 15 10 150 5 75 10 100 10 100 10 50 10 50 940

7 Candi Brahu 5 100 5 100 1 15 10 150 5 75 10 100 10 100 10 50 10 50 740

8 Situs Candi Gentong 1 20 1 20 1 15 10 150 1 15 5 50 5 50 1 5 10 50 375

9 Candi Lawang Wringin 10 200 10 200 1 15 10 150 10 150 10 100 10 100 10 50 10 50 1015

10 Kolam Segaran 5 100 5 100 5 75 10 150 1 15 10 100 5 50 1 10 5 25 625

11 Makam Putri Cempa 1 20 5 100 10 150 10 150 5 75 10 100 10 100 5 25 10 50 770

(23)

No Obyek Wisata

Keunikan Wisatawan Minat Keragaman Kegiatan Kegiatan Lokasi Infrastruktur Kebutuhan Kegiatan Skala Sumber Potensi Daya

Kendala Penyediaa n Kegiatan

Pertimbangan Ekologi Total Nilai

Bobot 20 Bobot 20 Bobot 15 Bobot 15 Bobot 15 Bobot 10 Bobot 10 Bobot 5 Bobot 5

Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai

13 Situs Majapahit 1 20 5 10 1 15 5 75 1 15 5 50 5 50 1 5 1 5 245 14 Sumur Upas 1 20 1 20 1 15 10 150 1 15 5 50 5 50 5 25 10 50 245 15 Makam Troloyo 10 200 10 200 10 150 10 150 10 150 10 100 10 100 10 50 10 50 1150 16 Museum Trowulan 10 200 10 200 5 75 10 150 10 150 10 100 10 100 10 50 10 50 1075 17 Kubur Panggung 1 20 1 20 5 75 10 150 1 15 1 10 5 50 1 5 10 50 395 18 Siti Inggil 1 20 5 100 5 75 10 150 5 75 10 100 10 100 10 50 10 50 720 19 Candi Bangkal 5 100 1 20 1 15 1 15 1 15 5 50 5 50 5 25 10 50 340 20 Candi Jedong 5 100 1 20 1 15 5 75 1 15 10 100 10 100 5 25 10 50 500 21 Petirtaan Jolotundo 10 200 10 200 5 75 5 75 5 75 10 100 10 100 10 50 5 25 900 22 Candi Pasetran 5 100 5 100 1 15 5 75 1 15 1 10 5 50 10 50 10 50 465 23 Reco Lanang 5 100 5 100 1 15 5 75 1 15 10 100 10 100 5 25 5 25 615 24 Reco Wedok 1 20 1 20 1 15 5 75 1 15 1 10 5 50 1 5 1 5 275

25 Candi Tengah Kesimen 1 20 1 20 1 15 1 15 1 15 1 10 5 50 1 5 1 5 215

26 Pemandian Ubalan 10 200 10 200 10 150 10 150 10 150 10 100 10 100 10 50 1 5 1105 27 Pendopo Agung 5 100 10 200 1 15 10 150 5 75 10 100 10 100 10 50 10 50 840 28 Maha Majapahit Vihara 10 200 10 200 5 75 10 150 10 150 10 100 10 100 10 50 10 50 1075

(24)

Penyusunan Fisibility Study Pengembangan Wisata Air Terjun Dlundung- Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto

Usulan Teknis 24

Tabel 4

Hasil Penilaian Obyek Daya Tarik Wisata di Kabupaten Mojokerto

No Obyek Wisata Nilai Daya Tarik Nilai Rata-Rata Tingkat Potensi

1 Air Panas Pacet 1050

667

Potensi Tinggi

2 Air Terjun Coban Canggu 495 Potensi Rendah

3 Wahana Wisata Cagar Budaya Gunung Penanggungan 1000 Potensi Tinggi 4 Wana Wisata Air Terjun Dlundung 440 Potensi Rendah

5 Candi Bajangratu 690 Potensi Tinggi

6 Candi Tikus 940 Potensi Tinggi

7 Candi Brahu 740 Potensi Tinggi

8 Situs Candi Gentong 375 Potensi Rendah

9 Candi Wringin Lawang 1015 Potensi Tinggi

10 Kolam Segaran 625 Potensi Rendah

11 Makam Putri Cempa 770 Potensi Tinggi

12 Candi Menakjinggo 375 Potensi Rendah

13 Situs Majapahit 245 Potensi Rendah

14 Sumur Upas 245 Potensi Rendah

15 Makam Troloyo 1150 Potensi Tinggi

16 Museum Trowulan 1075 Potensi Tinggi

17 Kubur Panggung 395 Potensi Rendah

18 Siti Inggil 720 Potensi Tinggi

19 Candi Bangkal 340 Potensi Rendah

20 Candi Jedong 500 Potensi Rendah

21 Petirtaan Jolotundo 900 Potensi Tinggi

22 Candi Pasetran 465 Potensi Rendah

23 Reco Lanang 615 Potensi Rendah

24 Reco Wedok 275 Potensi Rendah

25 Candi Kesimen Tengah 215 Potensi Rendah

26 Pemandian Ubalan 1105 Potensi Tinggi

27 Pendopo Agung 840 Potensi Tinggi

28 Maha Vihara Majapahit 1075 Potensi Tinggi

Sumber : RIPPDA Kab. Mojokerto

Pada beberapa obyek wisata, seperti objek wisata Kolam Segaran di Kecamatan Trowulan dan Candi Jedong, Air terjun Dlundung, Reco Wedok serta Candi Kesimen Tengah di Kecamatan Trawas meskipun daya tarik rendah tetapi karena merupakan obyek wisata yang memiliki akses dengan obyek wisata unggulan sehingga dalan hal ini perlu adanya pengembangan daya tarik untuk mengembangkan obyek wisata tersebut karena pada kondisi eksisting belum memiliki daya tarik ataupun sudah memiliki namun belum dikembangkan.

(25)

Penyusunan Fisibility Study Pengembangan Wisata Air Terjun Dlundung- Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto

Usulan Teknis 25

Tabel 5

Hasil Penilaian Perkembangan Obyek Wisata di Kabupaten Mojokerto

No Obyek Wisata Perkembangan Nilai Nilai Rata-Rata Perkembangan Tingkat

1 Air Panas Pacet 1000

605

Perkembangan Tinggi

2 Air Terjun Coban Canggu 500 Perkembangan Rendah

3 Wahana Wisata Cagar Budaya Gunung Penanggungan 675 Perkembangan Tinggi 4 Wana Wisata Air Terjun Dlundung 500 Perkembangan Rendah

5 Candi Bajangratu 800 Perkembangan Tinggi

6 Candi Tikus 800 Perkembangan Tinggi

7 Candi Brahu 625 Perkembangan Tinggi

8 Situs Candi Gentong 260 Perkembangan Rendah

9 Candi Wringin Lawang 1000 Perkembangan Tinggi

10 Kolam Segaran 675 Perkembangan Tinggi

11 Makam Putri Cempa 500 Perkembangan Rendah

12 Candi Menakjinggo 360 Perkembangan Rendah

13 Situs Majapahit 360 Perkembangan Rendah

14 Sumur Upas 200 Perkembangan Rendah

15 Makam Troloyo 800 Perkembangan Tinggi

16 Museum Trowulan 800 Perkembangan Tinggi

17 Kubur Panggung 260 Perkembangan Rendah

18 Siti Inggil 625 Perkembangan Tinggi

19 Candi Bangkal 500 Perkembangan Rendah

20 Candi Jedong 625 Perkembangan Tinggi

21 Petirtaan Jolotundo 800 Perkembangan Tinggi

22 Candi Pasetran 500 Perkembangan Rendah

23 Reco Lanang 625 Perkembangan Tinggi

24 Reco Wedok 360 Perkembangan Rendah

25 Candi Kesimen Tengah 200 Perkembangan Rendah

26 Pemandian Ubalan 1000 Perkembangan Tinggi

27 Pendopo Agung 800 Perkembangan Tinggi

28 Maha Vihara Majapahit 800 Perkembangan Tinggi

(26)

Penyusunan Fisibility Study Pengembangan Wisata Air Terjun Dlundung- Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto

Usulan Teknis 26

Berdasarkan hasil penilaian terhadap daya tarik dan tingkat perkembangan, maka 28 obyek wisata di Kabupaten Mojokerto yang dijadikan studi termasuk pada tipologi yang memiliki karakteristik penilaian sebagai berikut :

 Tipologi I (Tingkat potensi tinggi dan perkembangan tinggi)  Tipologi II (Tingkat potensi rendah dan perkembangan tinggi)  Tipologi III (Tingkat potensi rendah dan perkembangan rendah)  Tipologi IV (Tingkat potensi tinggi dan perkembangan rendah)

Tabel 6

Nilai dan Tipologi Potensi Daya Tarik dan Perkembangan Obyek Wisata di Kabupaten Mojokerto

No Obyek Wisata Daya Tarik Potensi Nilai Perkembangan Potensi Nilai Tipologi

1 Air Panas Pacet Potensi Tinggi 1050 Perkembangan Tinggi 1000 I 2 Air Terjun Coban Canggu Rendah Potensi 495 Perkembangan Rendah 500 III 3 Wahana Wisata Cagar Budaya

Gunung Penanggungan

Potensi

Tinggi 1000 Perkembangan Tinggi 675 I 4 Wana Wisata Air Terjun Dlundung Rendah Potensi 440 Perkembangan Rendah 500 III 5 Candi Bajangratu Potensi Tinggi 690 Perkembangan Tinggi 800 I 6 Candi Tikus Potensi Tinggi 940 Perkembangan Tinggi 800 I 7 Candi Brahu Potensi Tinggi 740 Perkembangan Tinggi 625 I 8 Situs Candi Gentong Rendah Potensi 375 Perkembangan Rendah 260 III 9 Candi Wringin Lawang Potensi Tinggi 1015 Perkembangan Tinggi 1000 I 10 Kolam Segaran Rendah Potensi 625 Perkembangan Tinggi 675 II 11 Makam Putri Cempa Potensi Tinggi 770 Perkembangan Rendah 500 IV 12 Candi Menakjinggo Rendah Potensi 375 Perkembangan Rendah 360 III 13 Situs Majapahit Rendah Potensi 245 Perkembangan Rendah 360 III 14 Sumur Upas Rendah Potensi 245 Perkembangan Rendah 200 III 15 Makam Troloyo Potensi Tinggi 1150 Perkembangan Tinggi 800 I 16 Museum Trowulan Potensi Tinggi 1075 Perkembangan Tinggi 800 I 17 Kubur Panggung Rendah Potensi 395 Perkembangan Rendah 260 III

(27)

Penyusunan Fisibility Study Pengembangan Wisata Air Terjun Dlundung- Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto

Usulan Teknis 27

No Obyek Wisata Daya Tarik Potensi Nilai Perkembangan Potensi Nilai Tipologi

18 Siti Inggil Potensi Tinggi 720 Perkembangan Tinggi 625 I 19 Candi Bangkal Rendah Potensi 340 Perkembangan Rendah 500 III 20 Candi Jedong Rendah Potensi 500 Perkembangan Tinggi 625 II 21 Petirtaan Jolotundo Potensi Tinggi 900 Perkembangan Tinggi 800 I 22 Candi Pasetran Rendah Potensi 465 Perkembangan Rendah 500 III 23 Reco Lanang Rendah Potensi 615 Perkembangan Tinggi 625 II 24 Reco Wedok Rendah Potensi 275 Perkembangan Rendah 360 III 25 Candi Kesimen Tengah Rendah Potensi 215 Perkembangan Rendah 200 III 26 Pemandian Ubalan Potensi Tinggi 1105 Perkembangan Tinggi 1000 I 27 Pendopo Agung Potensi Tinggi 840 Perkembangan Tinggi 800 I 28 Maha Vihara Majapahit Potensi Tinggi 1075 Perkembangan Tinggi 800 I Sumber : RIPPDA Kab. Mojokerto

Berikut adalah analisis potensi berdasarkan something to do pada obyek-obyek wisata di Kabupaten Mojokerto :

Tabel 7

Kegiatan Yang Dapat dilakukan (Something to Do)

No. ODTW 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total

1 Air Panas Pacet √ √ - - - √ √ - - - - 4 2 Air Terjun Coban Canggu √ √ - - - √ 3 3 Wahana Wisata Cagar Budaya Gunung Penanggungan √ √ √ - - - √ √ - √ √ 7 4 Wana Wisata Air Terjun Dlundung √ √ - - - - √ - - - - 3 5 Candi Bajangratu √ √ - - - √ - √ - 4 6 Candi Tikus √ √ - - - √ - √ - 4 7 Candi Brahu √ √ - - - √ - √ - 4 8 Situs Gentong Candi √ √ - - - √ - √ - 4 9 Candi Lawang Wringin √ √ - - - √ - √ - 4 10 Kolam Segaran √ √ - - √ - - √ - √ - 5 11 Makam Cempa Putri √ √ √ √ - - - √ - 5

(28)

Penyusunan Fisibility Study Pengembangan Wisata Air Terjun Dlundung- Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto

Usulan Teknis 28

No. ODTW 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total

Menakjinggo 13 Situs Majapahit √ √ - - - √ - √ - 4 14 Sumur Upas √ √ √ - - - - √ - √ - 5 15 Makam Troloyo √ √ √ √ - - - √ - 5 16 Museum Trowulan √ - - - √ - √ - 3 17 Kubur Panggung √ - √ √ - - - 3 18 Siti Inggil √ √ √ √ - - - 4 19 Candi Bangkal √ √ - - - √ - √ - 4 20 Candi Jedong √ √ - - - √ - √ - 4 21 Petirtaan Jolotundo √ √ √ - - - - √ - √ √ 6 22 Candi Pasetran √ √ - - - √ - √ - 4 23 Reco Lanang - √ - - - √ - 2 24 Reco Wedok - √ - - - √ - 2 25 Candi Kesimen Tengah √ √ - - - √ - √ - 4 26 Pemandian Ubalan √ √ - - - √ - - √ - - 4 27 Pendopo Agung √ √ - - - √ - √ - 4 28 Maha Majapahit Vihara √ √ √ - - - 3 Sumber : RIPPDA Kab. Mojokerto

Keterangan:

1. Jalan-jalan mengelilingi ODTW 2. Mengambil foto 3. Berdoa/tawasul/bertapa 4. Ziarah 5. Memancing 6. Berenang 7. Berkemah 8. Melakukan penelitian 9. Bersepeda air 10. Melihat situs sejarah 11. Tracking

Berdasarkan faktor something to see, potensi yang dimiliki oleh obyek wisata di Kabupaten Mojokerto antara lain: Pemandangan alam yang indah dan layak dijual untuk menarik minat wisatawan serta peninggalan benda-benda purbakala dan budaya yang bernilai tinggi . Kabupaten Mojokerto yang kaya akan obyek wisata alam memiliki sejumlah daya tarik yang dapat dinikmati, di antaranya adalah pemandangan yang berupa pegunungan, air terjun, suasana agrowisata, pemandangan waduk, dan sejumlah pemandangan alam yang menarik lainnya.

Berikut adalah analisis potensi berdasarkan something to see pada obyek-obyek wisata di Kabupaten Mojokerto.

(29)

Penyusunan Fisibility Study Pengembangan Wisata Air Terjun Dlundung- Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto

Usulan Teknis 29

Tabel 8

Apa yang dapat dilihat (Something to see)

No. ODTW 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total

1 Air Panas Pacet - - - √ - √ - - 2

2 Air Terjun Coban Canggu - - √ √ - - - - 2 3 Wahana Wisata Cagar Budaya Gunung Penanggungan √ √ - √ - - - 3 4 Wana Dlundung Wisata Air Terjun - - √ √ - - - - 2

5 Candi Bajangratu √ - - - 1

6 Candi Tikus √ - - - 1

7 Candi Brahu √ - - - 1

8 Situs Candi Gentong √ - - - 1 9 Candi Wringin Lawang √ - - - 1

10 Kolam Segaran √ - - - √ - - - - 2

11 Makam Putri Cempa - - - √ - 1

12 Candi Menakjinggo √ - - - 1 13 Situs Majapahit √ √ - - - 2 14 Sumur Upas √ √ - - - 2 15 Makam Troloyo - - - √ - 1 16 Museum Trowulan - √ - - - 1 17 Kubur Panggung - - - √ - 1 18 Siti Inggil - - - √ √ - 2 19 Candi Bangkal √ - - - 1 20 Candi Jedong √ √ - - - 2 21 Petirtaan Jolotundo √ - - - - √ - √ 3 22 Candi Pasetran √ √ - - - 2 23 Reco Lanang - √ - - - 1 24 Reco Wedok - √ - - - 1

25 Candi Kesimen Tengah √ - - - 1

26 Pemandian Ubalan - - - √ - √ - - 2

27 Pendopo Agung - √ - - - √ - 2

28 Maha Vihara Majapahit - √ - - - 1 Sumber : RIPPDA Kab. Mojokerto

Keterangan:

1. Candi peninggalan Kerajaan Majapahit 2. Artefak peninggalan Kerajaan Majapahit 3. Pemandangan air terjun

4. Pemandangan gunung 5. Pemandangan waduk 6. Pemandian

7. Kompleks pemakaman penyebar agama Islam 8. Tempat petilasan/makam tokoh Kerajaan Majapahit 9. Goa pertapaan

Something to buy dapat diartikan sebagai kegiatan wisatawan untuk membelanjakan uangnya di dalam obyek wisata. Belanja dapat dilakukan untuk memenuhi minat atau permintaan wisatawan akan kebutuhan makan, minum dan barang-barang kerajinan sebagai cindera mata. Selain untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, penyediaan sarana belanja juga dapat meningkatkan ekonomi

(30)

Penyusunan Fisibility Study Pengembangan Wisata Air Terjun Dlundung- Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto

Usulan Teknis 30

masyarakat melalui pengembangan produksi cindera mata dan produk khas Kabupaten Mojokerto lainnya.

Berikut adalah analisis potensi berdasarkan something to buy pada obyek-obyek wisata di Kabupaten Mojokerto.

Tabel 9

Apa Yang Dapat Dibeli (Something to Buy)

No. ODTW 1 2 3 4 5 Total

1 Air Panas Pacet √ √ √ √ - 4

2 Air Terjun Coban Canggu √ - - - - 1 3

Wahana Wisata Cagar Budaya

Gunung Penanggungan

- - - - √ 1 4 Wana Wisata Air Terjun

Dlundung √ - - - - 1

5 Candi Bajangratu √ - √ - - 2

6 Candi Tikus √ √ - - - 2

7 Candi Brahu √ √ √ √ - 4

8 Situs Candi Gentong - - - 0 9 Candi Wringin Lawang √ - - - - 1 10 Kolam Segaran - - - 0 11 Makam Putri Cempa √ - - - - 1 12 Candi Menakjinggo √ - - - - 1 13 Situs Majapahit - - √ - - 1 14 Sumur Upas - - - 0 15 Makam Troloyo √ - - √ - 2 16 Museum Trowulan - - - √ - 1 17 Kubur Panggung - - - 0 18 Siti Inggil √ - - - - 1 19 Candi Bangkal - - - 0 20 Candi Jedong - - - 0 21 Petirtaan Jolotundo √ - - - - 1 22 Candi Pasetran - - - 0 23 Reco Lanang - - - 0 24 Reco Wedok - - - 0

25 Candi Kesimen Tengah - - - 0 26 Pemandian Ubalan √ √ √ √ - 4

27 Pendopo Agung √ - - √ - 2

28 Maha Vihara Majapahit - - √ - - 1 Sumber : RIPPDA Kab. Mojokerto

Keterangan:

1. Makanan dan minuman 2. Patung batu

3. Kerajinan cor kuningan 4. Buku sejarah

(31)

Penyusunan Fisibility Study Pengembangan Wisata Air Terjun Dlundung- Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto

Usulan Teknis 31

Analisis karakteristik wisatawan bertujuan untuk mengetahui karakteristik wisatawan yang datang berkunjung ke obyek wisata yang dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif berdasarkan teori yang ada dan hasil survey. Beberapa item penting terkait karakteristik wisatawan di tiap ODTW Kabupaten Mojokerto meliputi: (i) asal wisatawan, (ii) motivasi kunjungan, (iii) kelompok umur pengunjung, (iv) lama kunjungan, dan (v) aktivitas pengunjung.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat diketahui karakteristik wisatawan yang berkunjung pada obyek wisata di Kabupaten Mojokerto, yaitu sebagai berikut:

Tabel 10

Karakteristik Wisatawan Tiap ODTW Kabupaten Mojokerto

No. Objek dan Daya Tarik Wisata Karakteristik Wisatawan

1 Taman dan Pemandian Ubalan

Wisatawan pada obyek wisata ini merupakan wisatawan domestik/ lokal dan mayoritas berasal dari wilayah Mojokerto. Wisatawan yang berkunjung ke Taman dan Pemandian Ubalan merupakan keluarga dan kawula muda (pelajar) yang menginginkan hiburan dan rekreasi. Pengunjung biasanya tinggal di objek wisata mulai 1 hingga 6 jam. Kegiatan yang dilakukan pengunjung antara lain bermain di playground (pengunjung anak-anak), olahraga (berenang) dan jalan-jalan mengelilingi objek wisata.

2 Wisata Air Panas Pacet

Wisatawan pada obyek wisata di Padusan, Pacet merupakan wisatawan lokal yang berasal dari wilayah Mojokerto dan tidak sedikit yang berasal dari kota – kota sekitarnya, seperti Surabaya, Malang, dan Sidoarjo. Wisatawan mancanegara umumnya berasal dari Eropa dan Asia. Para wisatawan menghabiskan waktunya di objek wisata ini dengan berenang atau berendam di kolam air hangat. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa, dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar) dengan lama tinggal rata– rata 1- 6 jam.

3 Coban Canggu

Wisatawan pada obyek wisata ini didominasi oleh wisatawan domestik yang berasal dari wilayah luar Kabupaten Mojokerto masih dalam Provinsi Jawa Timur seperti Surabaya dan Sidoarjo. Pada umumnya pengunjung datang untuk rekreasi sambil menikmati keindahan alam air terjun. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa, dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar) dengan lama tinggal rata– rata 1- 6 jam.

4 Coban Dlundung

Wisatawan yang berkunjung merupakan wisatawan domestik yang berasal dari wilayah Kabupaten Mojokerto sendiri. Pengunjung ini pada umumnya melakukan kegiatan wisata seperti jalan-jalan (tracking) sambil melihat-lihat keindahan alam sekitar objek wisata air terjun ini. Setelah itu mereka lebih banyak duduk di gazebo yang telah tersedia sambil menikmati makanan atau bercengkerama dengan keluarga atau kerabat. Wisatawan yang datang berkunjung meliputi golongan orang dewasa dan keluarga dengan lama tinggal rata – rata 1 – 3 jam.

5 Candi Brahu

Wisatawan yang berkunjung ke Candi Brahu ini pada umumnya wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo, Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain diluar Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada umumnya wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan melihat-lihat candi terutama wisatawan dari luar Kabupaten Mojokerto yang

(32)

Penyusunan Fisibility Study Pengembangan Wisata Air Terjun Dlundung- Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto

Usulan Teknis 32

No. Objek dan Daya Tarik Wisata Karakteristik Wisatawan

belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit Sebagian pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda peninggalan purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa, dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar) dengan lama tinggal rata– rata 0,5 - 1 jam.

6 Candi Tikus

Wisatawan yang berkunjung ke Candi Tikus ini pada umumnya wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo, Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain diluar Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada umumnya wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan melihat-lihat candi terutama wisatawan dari luar Kabupaten Mojokerto yang belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit Sebagian pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda peninggalan purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa, dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar) dengan lama tinggal rata– rata 0,5 - 1 jam.

7 Candi Jolotundo

Wisatawan yang berkunjung ke Candi Jolotundo ini pada umumnya wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo, Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain diluar Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada umumnya wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan melihat-lihat candi sambil mandi di sumber mata air yang dipercaya akan membawa berkah bagi yang memakainya. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa, dan kawula muda dengan lama tinggal rata– rata 0,5 - 1 jam.

8 Candi Bajang Ratu

Wisatawan yang berkunjung ke Candi Bajang Ratu ini pada umumnya wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo, Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain diluar Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada umumnya wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan melihat-lihat candi terutama wisatawan dari luar Kabupaten Mojokerto yang belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit Sebagian pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda peninggalan purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa, dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar) dengan lama tinggal rata– rata 0,5 - 1 jam.

9 Makam Troloyo

Pengunjung objek wisata budaya Makam Troloyo berasal dari penjuru Kabupaten Mojokerto bahkan dari penjuru Provinsi Jawa Timur terutama di bulan Suro atau malam Jumat Kliwon. Sebagian besar pengunjung datang untuk berdoa dan berziarah ke makam Sunan dan penyiar agama Islam lainnya. Pada hari-hari tertentu pengunjung melaksanakan ritual keagamaan bersama keluarga atau teman. Wisatawan yang datang berkunjung meliputi golongan orang dewasa dan keluarga dengan lama tinggal rata – rata 1 – 3 jam dan 1- 7 hari untuk yang menginap.

10 Museum Trowulan

Pengunjung museum Trowulan pada umumnya wisatawan domestic yang berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang dan Kabupaten Mojokerto sendiri. Terdapat juga wisatawan mancanegara yang berasal dari Eropa dan Asia. Kedatangan wisatawan ini umumnya untuk meihat-lihat benda-benda langka peninggalan kerajaan maupun benda purbakala lainnya. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga dan pelajar dengan lama tinggal rata-rata 1 – 3 jam.

(33)

Penyusunan Fisibility Study Pengembangan Wisata Air Terjun Dlundung- Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto

Usulan Teknis 33

No. Objek dan Daya Tarik Wisata Karakteristik Wisatawan

11 Candi Gentong

Wisatawan yang berkunjung ke Candi Gentong ini pada umumnya wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo, Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain diluar Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada umumnya wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan melihat-lihat candi terutama wisatawan dari luar Kabupaten Mojokerto yang belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit Sebagian pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda peninggalan purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa, dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar) dengan lama tinggal rata– rata 0,5 - 1 jam.

12 Candi Wringinlawang

Wisatawan yang berkunjung ke Candi Wringin Lawang ini pada umumnya wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo, Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain diluar Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada umumnya wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan melihat-lihat candi terutama wisatawan dari luar Kabupaten Mojokerto yang belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit Sebagian pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda peninggalan purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa, dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar) dengan lama tinggal rata– rata 0,5 - 1 jam.

13 Kolam Segaran

Wisatawan pada obyek wisata ini merupakan wisatawan domestik/ lokal dan mayoritas berasal dari wilayah sekitar Kabupaten Mojokerto. Wisatawan yang berkunjung ke Kolam Segaran merupakan keluarga dan kawula muda (pelajar) yang kebetulan sedang melewati daerah sekitar kolam. Pengunjung biasanya tinggal di objek wisata mulai 10 – 30 menit. Kegiatan yang dilakukan pengunjung antara lain jalan-jalan mengelilingi objek wisata sambil melihat keindahan kolam. Tetapi pada event-event tertentu seperti Hari Jadi Kabupaten Mojokerto, diadakan perlombaan memancing untuk masyarakat sekitar.

14 Makam Putri Cempa

Pengunjung objek wisata budaya Makam Putri Cempa berasal dari penjuru Kabupaten Mojokerto bahkan dari penjuru Provinsi Jawa Timur terutama di bulan Suro atau malam Jumat Legi. Sebagian besar pengunjung datang untuk berdoa dan berziarah ke makam istri Raja Brawijaya V ini. Pada hari-hari tertentu pengunjung melaksanakan ritual keagamaan bersama keluarga atau teman. Wisatawan yang datang berkunjung meliputi golongan orang dewasa dan keluarga dengan lama tinggal rata – rata 1 – 3 jam dan 1- 7 hari untuk yang menginap.

15 Candi Minakjinggo

Wisatawan yang berkunjung ke Candi Minakjinggo ini pada umumnya wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo, Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain diluar Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada umumnya wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan melihat-lihat candi terutama wisatawan dari luar Kabupaten Mojokerto yang belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit Sebagian pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda peninggalan purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa, dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar) dengan lama tinggal rata– rata 0,5 - 1 jam.

Gambar

Gambar 2  Komponen Pariwisata
Gambar 7  Matriks Analisa SWOT

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan yang terjadi dari siklus I sampai dengan siklus III ini cukup signifikan dimana perubahan pada sikap siswa didukung oleh prilaku siswa ketika berada

menggunakan metode CSV pada sudut kedatangan 150 ⁰ , selain sudut tersebut, estimasi dapat dilakukan dengan baik dan menunjukkan hasil yang tajam. Pada estimasi ini pula

Hanya saja kesadaran pekerja perlu ditingkatkan lagi, agar dapat meminimalkan kecelakaan kerja, sehingga alat perlindungan yang disediakan oleh perusahaan dapat

Hal ini dapat menyebabkan menurunnya konduktifitas ionik seiring bertambahnya kadar % karbon yang dikarenakan aglomerasi dan meningkatnya ukuran besar partikel,

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI

Berdasarkan hasil data yang didapatkan oleh peneliti dari proses wawancara tersebut, awal mula permasalahan yang dihadapi oleh pihak sekolah sehingga menerapkan

Hasil : Berdasarkan analisa Matriks IFAS kekuatan utama yang dimiliki oleh UPT Puskesmas Kintamani VI, memiliki kebijakan internal dalam mengatur pemanfaatan pelayanan,

Hasil penelitian dari Irfan Muliawan, Pengaruh Perkawinan Usia Muda Terhadap Tingginya Tingkat Perceraian Di Pengadilan Agama Pontianak, Perkawinan adalah sebuah