• Tidak ada hasil yang ditemukan

Coal v Cekungan Batubara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Coal v Cekungan Batubara"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 5

BAB 5

FORMASI DI INDONESIA YANG BERPOTENSI

FORMASI DI INDONESIA YANG BERPOTENSI

TERDAPAT BATUBARA

TERDAPAT BATUBARA

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keanekaragaman hayati yang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keanekaragaman hayati yang sangat melimpah. Indonesia juga terletak pada zona lempeng yang aktif, sehingga sangat sangat melimpah. Indonesia juga terletak pada zona lempeng yang aktif, sehingga sangat berpotensi terdapat eandapan batubara.

berpotensi terdapat eandapan batubara.

Hampir di setiap pulau di Indonesia terdapat lapisan batubara, mulai dari pulau Hampir di setiap pulau di Indonesia terdapat lapisan batubara, mulai dari pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua dengan karakteristik Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua dengan karakteristik masing-masing yang berbeda. Biasanya batubara terdapat di cekungan-cekungan atau masing yang berbeda. Biasanya batubara terdapat di cekungan-cekungan atau lembah-lembah.

lembah.

Cekungan batubara adalah penurunan akibat tekanan yang dialami oleh formasi Cekungan batubara adalah penurunan akibat tekanan yang dialami oleh formasi batuan yang lebih tua yang telah mengandung endapan batubara. Cekungan batubara batuan yang lebih tua yang telah mengandung endapan batubara. Cekungan batubara yang besar dapat mengandung satu atau lebih lapangan-lapangan batubara dengan yang besar dapat mengandung satu atau lebih lapangan-lapangan batubara dengan penyebaran dapat

penyebaran dapat mencapai mencapai ribuan ribuan kilometer persegi.kilometer persegi.

Untuk mengetahui lapisan suatu batuan diperlukan pemahaman tentang Untuk mengetahui lapisan suatu batuan diperlukan pemahaman tentang stratigrafi, litologi dan formasi. Stratigrafi adalah lapisan batuan atau susunan batuan stratigrafi, litologi dan formasi. Stratigrafi adalah lapisan batuan atau susunan batuan yang didasarkan pada umur batuan. Sedangkan litologi adalah lapisan atau susunan yang didasarkan pada umur batuan. Sedangkan litologi adalah lapisan atau susunan batuan yang didasarkan pada kenyataan di lapangan.

batuan yang didasarkan pada kenyataan di lapangan.

Formasi adalah kelompok batuan yang memiliki ciri tertentu yang diberi nama Formasi adalah kelompok batuan yang memiliki ciri tertentu yang diberi nama khusus sebagai unit untuk keperluan pemetaan, referensi dan analisis. Formasi dapat khusus sebagai unit untuk keperluan pemetaan, referensi dan analisis. Formasi dapat diartikan sebagai unit batuan terkecil dalam klasifikasi stratigrafi yang dicirikan adanya diartikan sebagai unit batuan terkecil dalam klasifikasi stratigrafi yang dicirikan adanya persamaan litologi. Pada umumnya formasi diberi nama menurut daerah pertama kali persamaan litologi. Pada umumnya formasi diberi nama menurut daerah pertama kali

(2)

1.

1. Cekungan-Cekungan di Pulau SumatraCekungan-Cekungan di Pulau Sumatra

Di Sumatera Selatan, endapan batubara berumur Miosen-Pliosen tersebar pada Di Sumatera Selatan, endapan batubara berumur Miosen-Pliosen tersebar pada cekunganSumatra Selatan dan terdapat pada formasi Muara Enim. Endapan tersebut cekunganSumatra Selatan dan terdapat pada formasi Muara Enim. Endapan tersebut telah mengalami intrusi andesit pada masa orogenesa Plio-Pleistosen, yang telah mengalami intrusi andesit pada masa orogenesa Plio-Pleistosen, yang singkapannya dapat dijumpai di Bukit Asam, Air Laya, Suban, dan Bukit Tapuan. singkapannya dapat dijumpai di Bukit Asam, Air Laya, Suban, dan Bukit Tapuan. Endapan batubara terdiri dari lima lapisan yaitu Lapisan A (Lapisan Mangus), Lapisan B Endapan batubara terdiri dari lima lapisan yaitu Lapisan A (Lapisan Mangus), Lapisan B (Lapisan Suban), Lapisan C (Lapisan Petai), Lapisan Keladi, dan Lapisan Batubara (Lapisan Suban), Lapisan C (Lapisan Petai), Lapisan Keladi, dan Lapisan Batubara Gantung (

Gantung (coal hanging seamcoal hanging seam). Ciri khusus endapan batubara tersebut adalah sebarannya). Ciri khusus endapan batubara tersebut adalah sebarannya yang terbatas, yang diduga disebabkan oleh banyaknya kelokan sungai yang mengalir ke yang terbatas, yang diduga disebabkan oleh banyaknya kelokan sungai yang mengalir ke dalam daerah pengendapan yang terdapat di ujung atau di antar endapan kipas aluvium. dalam daerah pengendapan yang terdapat di ujung atau di antar endapan kipas aluvium.

Di Sumatra Tengah, khususnya daerah di Sumatera Barat, endapan batubara Di Sumatra Tengah, khususnya daerah di Sumatera Barat, endapan batubara tersebar pada cekungan antar gunung, atau yang lebih dikenal dengan Cekungan tersebar pada cekungan antar gunung, atau yang lebih dikenal dengan Cekungan Ombilin yang memanjang searah dengan struktur utama Pulau Sumatera (barat Ombilin yang memanjang searah dengan struktur utama Pulau Sumatera (barat laut-tenggara). Endapan batubara terdapat pada formasi Sawah Lunto yang berumur tenggara). Endapan batubara terdapat pada formasi Sawah Lunto yang berumur Eosen-Oligosen, terdiri dari tujuh lapisan batubara yang bila diurut dari yang berumur muda ke Oligosen, terdiri dari tujuh lapisan batubara yang bila diurut dari yang berumur muda ke tua adalah Lapisan A, B (tiga lapisan), C dan D (dua lapisan).

tua adalah Lapisan A, B (tiga lapisan), C dan D (dua lapisan).

Jumlah cadangan batubara di Sumatera, termasuk yang terdapat di daerah Jumlah cadangan batubara di Sumatera, termasuk yang terdapat di daerah Bengkulu dan Aceh diperkirakan sebesar 24,7 miliar ton, atau mencapai sekitar 67,9% Bengkulu dan Aceh diperkirakan sebesar 24,7 miliar ton, atau mencapai sekitar 67,9% dari cadangan Indonesia.

(3)
(4)

Gambar 5.2

Stratigrafi Regional Cekungan Sumatera Utara (Caughey & Wahyudi 1993)

(5)

5.1. Cekungan Sumatra Utara dan penerusannya Cekungan Aceh Utara

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Sumatera Utara dapat dikelompokan menjadi tujuh satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Prapat, Formasi Bampo, Formasi Belumai, Formasi Baong, Formasi Keutapang, Formasi Seureula dan Formasi Julurajeu.

Formasi yang mengandung batubara: (a) Formasi Keutapang

Formasi ini berumur Miosen Atas. Diendapkan diatas Formasi Baong, terdiri dari selang-seling antara batupasir, serpih dan kadang-kadang lapisan batubara muda. Batupasir lebih dominant pada bagian bawah dari formasi ini. Lingkungan pengendapan formasi ini adalah laut dangkal yang bersifat regresif.

(b) Formasi Seureula

Formasi ini berumur pliosen bawah. Formasi ini diendapkan selaras di atas formasi keutapang, terdiri dari selang-seling antara batubara dan serpih. Bila dibandingkan dengan formasi keutapang, formasi ini lebih bersifat lempungan dan kurang karbonan.

(c) Formasi Julurajeu

Formasi ini berumur Pliosen Atas. Formasi ini terletak selaras di atas Formasi Seureula, terdiri dari batupasir tufaan, lempung, lapisan batubara muda dan konglomerat. Formasi ini diendapkan pada lingkungan pantai hinggga darat.

(6)

5.2. Cekungan Sumatera Tengah

Gambar 5.3

Stratigrafi Regional Cekungan Sumatera Tengah

(7)

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Sumatera Tengah dapat dikelompokan menjadi lima satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Pematang, Formasi Sihapas, Formasi Telisa, Formasi Wingfoot dan Formasi Petani.

Formasi yang mengandung batubara: Formasi Petani

Formasi ini berumur Miosen Atas sampai Pliosen. Formasi ini diendapkan selaras di atas Formasi Wingfoot, terdiri dari batupasir tufaan, batulempung, konglomerat dan lapisan tipis batubara.

5.3. Cekungan Sumatera Selatan

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Sumatera Selatan dapat dikelompokan menjadi tujuh satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Lahat, Formasi Talang Akar, Formasi Baturaja, Formasi Gumai, dan Formasi Palembang (Formasi Palembang terdiri tiga bagian, yaitu bagian bawah dengan Formasi Air Benakat, bagian tengan dengan Formasi Muara Enim dan bagian atas dengan Formasi Kasai.

(8)

Gambar 5.4

Stratigrafi Sumatera Utara (Saito et al. 1985) Formasi yang mengandung batubara:

(a) Formasi Lahat

Formasi ini berumur Eosen sampai Miosen Bawah. Formasi ini diendapkan tidak selaras di atas batuan Pra-Tersier, terdiri dari tuf breksi berwarna ungu, hijau dan coklat, batulempung tufaan, breksi dan konlomerat. Ke arah bagian dalam cekungan, faciesnya berangsur berubah menjadi serpih, serpih tufaan, batulanau, batupasir, dan sisipan batubara. Pengendapan formasi ini diawali oleh endapan non marin, paludal,

(9)

yang berangsur menjadi kondisi euxinic. Pada formasi ini ditemukan lapisan-lapisan tipis batugamping dan lapisan batuan sediment yang mengandung glaukonit, menunjukan lingkungan danau yang kadang-kadang berhubungan dengan laut terbuka. Diantara batuan-batuan sedimen yang dijumpai ada yang menunjukan ciri endapan kipas alluvial, endapan fluvatil dan endapan delta. Tebal formasi ini mencapai 300 m.

(b) Formasi Talang Akar

Formasi ini berumur Oligosen Atas sampai Miosen Bawah. Formasi Talang Akar diendapkan selaras di atas Formasi Lahat, terdiri dari batupasir, batupasir gampingan, batulempung, batulempung pasiran, dan sedikit batubara, pada bagian bawah dijumpai batupasir. Formasi ini diendapkan pada lingkungan fluvatil sampai delta dan marin dangkal yang menunjukan adanya transgresi marin. Pada beberapa tempat dijumpai batupasir di daerah tinggian (Pendopo High atau dekat paparan Sunda). Secara lateral, formasi ini berubah facies dengan formasi gumai. Ketebalannya mencapai 100 m. Formasi Talang Akar merupakan penghasil hidrokarbon di Cekungan Sumatra Selatan.

(c) Formasi Muara Enim

Formasi ini berumur Miosen Atas. Formasi ini diendapkan selaras di atas Formasi Air Benakat, terdiri dari batupasir tufaan, batulempung pasiran, dan batubara. Formasi ini menunjukan hasil endapan fase regresi, yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal, payau dan paludal. Ketebalan dari formasi ini antara 150 m sampai 750 m.

(10)

5.4. Cekungan Ombilin

Secara keseluruhan geomorfologi Sumatera, Cekungan Ombilin merupakan graben bagian tengah yang terletak diantara bagian timur dan barat bukit Barisan. Cekungan ini memanjang dari bagian selatan Solok sampai ke bagian baratlaut Payahkumbuh, dalam  jarak kira-kira 120 km.

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Ombilin dapat dikelompokan menjadi tujuh satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Kuantan, Formasi Permian Silungkang, Formasi Triassic Tuhur, Formasi Brani, Formasi Sangakarewang, Formasi Sawahlunto, Formasi Sawahtambang, Formasi Ombilin dan Formasi Ranau.

Formasi yang mengandung endapan batubara (a) Formasi Sawahlunto

(b) Formasi Sawahtambang

Perusahaan yang ada di formasi Sawahlunto diantaranya adalah PT. Bukit Asam dan PT. Allied Indo Coal.

5.5. Cekungan Bengkulu

Cekungan Bengkulu terletak di bagian tenggara Pulau Sumatera terdiri dari bagian di Pulau Sumatera dan di lepas pantai Pulau Sumatera. Secara umum cekungan ini berarah baratlaut – tenggara sejajar dengan Pulau Sumatera dengan panjang kurang lebih 600 km dan lebar kurang lebih 150 – 200 km.

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Bengkulu dapat dikelompokan menjadi lima satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Hulusimpang, Formasi Seblat, Formasi Lemau, Formasi Simpang aur dan Formasi Bintunan.

Formasi yang mengandung endapan batubara (a) Formasi Lemau

Formasi ini berumur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir. Formasi ini terdiri dari batulempung, batulanau, batupasir, breksi dan lapisan tipis batubara. Formasi ini tdengan baik di daerah bagian selatan seperti daerah Talang Beringin, Air Keruh, Rantau Panjang, Lubuk Tapi, Batang Rikibesar dan Tebing Kekalangan.

(11)

Formasi ini berumur Miosen Akhir sampai Pliocene. Formasi ini terdiri dari batupasir bertufa, tufa, batulanau bertufa dengan intercalasi berupa lignit.

(c) Formasi Bintunan

Formasi ini berumur Plio – Pleistocene. Formasi ini diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Simpangaur. Formasi ini terdiri dari batupasir bertufa, konglomerat, breksi, batugamping dengan lignit dan interkalasi karbon.

Perusahaan yang ada di Formasi Lemau diantaranya adalah PT. Bukit Sunur dan PT. Danau Mas Hitam.

2. Cekungan-Cekungan di Pulau Jawa

Di Jawa, endapan batubara tersebar secara terbatas pada daerah tepian cekungan busur muka. Akibatnya, hingga kini belum pernah ada penemuan cadanganbatubara yang cukup berarti. Endapan batubara di Jawa terdapat di daerah Cimandiri dan Bojongmanik (Jawa Barat), dan di daerah Brebes, Rembang, Kebumen, dan Nanggulan (Jawa Tengah), dengan jumlah secara keseluruhan diperkirakan sebesar 60,7 juta ton.

(12)

Gambar 2.5

(13)

5.1. Cekungan Jawa Barat dan Barat Laut

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Jawa Baratlaut dapat dikelompokan menjadi empat satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Jatibarang, Formasi Cibulakan, Formasi Parigi, Formasi Cisubuh

(14)

Formasi yang mengandung endapan batubara (a) Formasi Cibulakan

Formasi ini berumur Miosen Bawah. Formasi ini terletak selaras di atas Formasi Jatibarang. Formasi Cibulakan dibagi menjadi dua anggota, yaitu Anggota Cibulakan Bawah dan Anggota Cibulakan Atas.

(1) Anggota Cibulakan Bawah

Bagian bawah dari anggota ini terdiri dari serpih dengan sisipan-sisipan batulanau karbonan, batupasir halus sampai sangat halus, batubara dan batugamping (ekivalen dengan Formasi Talang akar). Seri batuan sediment ini merupakan hasil endapan paralik, yang makin ke arah timurberubah menjadi lingkungan laut. Bagian atas dari Anggota Cibulakan Bawah terdiri dari batugamping (ekivalen dengan Formasi Batu Raja) yang mempunyai penyebaran merata di seluruh cekungan. Batugamping ini merupakan hasil endapan transgresi dan tektonik stabil.

(2) Anggota Cibulakan Atas

Terdiri dari serpih dengan selingan-selingan tipis batupasir gampingan dan batugamping, yang diendapkan pada lingkungan neritik.

(b) Formasi Cisubuh

Formasi ini berumur Pliosen. Formasi Cisubuh terletak selaras di atas Formasi Parigi, terdiri dari batulempung dengan sisipan-sisipan tipis batupasir halus, lignit dan kerikil di bagian atas. Seri batuan tersebut merupakan hasil pengendapan regresif sebagai akibat pembentukan geantiklin Jawa yang terjadi di sebelah selatan cekungan.

(c) Formasi Bojongmanik

Formasi Bojongmanik merupakan bagian dari Blok Banten, yaitu pada Tinggian Bayah. Endapan pada Provinci Banten terdiri dari tiga tahap pengendapan. Formasi Bojongmanik terdapat pada tahap pengendapan yang ketiga (terakhir). Formasi ini berumur Miosen Tengah dan terdiri dari batulempung, batupasir dengan sisipan-sisipan lapisan lignit.

(15)

5.2. Cekungan Jawa Timur dan Cekungan Jawa Timurlaut

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Jawa Timur dan Cekungan Jawa Timurlaut dapat dikelompokan menjadi sebelas satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Ngimbang, Formasi Kujung, Formasi Prupuh, Formasi Tuban, Formasi Tawun, Formasi Bulu, Formasi Wonocolo, Formasi Ledok, FormasiMundu, Formasi Paciran dan Formasi Lidah.

Formasi yang mengandung endapan batubara (a) Formasi Ngimbang

Formasi ini berumur Oligosen Awal. Formasi ini bagian bawahnya tersusun oleh perulangan batupasir, serpih dan lanau dengan sisipan-sisipan tipis batubara, sedangkan pada bagian atasnya terdiri dari batugamping dengan sisipan-sisipan tipis serpih gampingan dan napal. Ketebalan formasi ini mencapai 758 m.

(b) Formasi Tawun

Formasi ini berumur Miosen Awal bagian atas sampai Miosen Tengah. Bagian bawah dari formasi ini terdiri dari batulempung, batugamping pasiran, batupasir dan lignit. Sedangkan pada bagian atasnya (Anggota Ngrayong) terdiri dari batupasir yang kaya akan moluska, lignit dan makin ke atas dijumpai pasir kuarsa yang mengandung mika dan oksida besi.

3. Cekungan-Cekungan di Pulau Kalimantan

Cadangan batubara berjumlah sangat besar terdapat di Kalimantan Timur dan Selatan yang tersebar dari ujung selatan hingga ke perbatasan dengan Malaysia di

(16)

Melawi). Dengan demikian, jumlah seluruh cadangan batubara Kalimantan diperkirakan sebesar 11,5 miliar ton, atau mencapai sekitar 31,6% dari cadangan Indonesia.

Gambar 2.7

(17)

Gambar 2.8

(18)

Formasi yang mengandung batubara (a) Formasi Latih

Formasi ini berumur Miosen Tengah sampai Miosen Atas. Formasi Latih terletak selaras di atas Formasi Birang, terdiri dari selang-seling antara batulempung dengan batupasir halus yang kadang-kadang mempunyai sifat gampingan, disamping itu  juga dijumpai adanya lapisan tipis batubara.

Di Pulau Bunyu formasi ini dikenal dengan nama calcerous series dan merupakan batuan yang diendapkan pada lingkungan prodelta sampai delta front sebagai akibat regresi.

(b) Formasi Meliat

Formasi ini terdiri dari batulempung dan batulanau dengan sisipan-sisipan tipis batubara, batupasir dan batugamping. Umur formasi ini adalah Miosen Awal – Miosen Tengah. Lingkungan pengendapannya diperkirakan antara prodelta hingga marin.

(c) Formasi Tabul

Formasi ini terdiri dari perulangan lempung, batulanau dan batupasir dengan sisipan–sisipan batubara. Umur Formasi Tabul adalah Miosen Tengah – Miosen Akhir. Formasi ini terletak selaras di atas Formasi Meliat.

(d) Formasi Tarakan

Formasi ini terdiri dari perulangan batupasir, batulempung, dan batubara. Pada bagian bawah Formasi Tarakan mengandung batubara dengan ketebalan 0,5 – 1 m, dan makin ke atas makin menebal, yaitu berkisar antara 3 – 5 m. Formasi ini berumur Pliosen dan diendapkan dalam lingkungan dataran delta bawah – dataran delta atas.

(e) Formasi Bunyu

Formasi ini terdiri dari perulangan batubara, batulempung dan batupasir. Ketebalan batubara dalam formasi ini berkhisar antara 5 – 20 m. Formasi ini berumur Plio – Plistosen dan diendapkan dalam sistem pengendapan delta.

(19)

3.2 Cekungan Kutai

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Kutai dapat dikelompokan menjadi enam satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Mangkupa, Formasi Gunung Sekerat, Formasi Pamaluan, Formasi Palubapang, Formasi Balikpapan dan Formasi Kampungbaru.

Formasi yang mengandung batubara: (a) Formasi Pamaluan

Formasi ini berumur Miosen Bawah. Formasi ini terletak selaras di atas Formasi Gunung Sekerat, terutama terdiri dari batulempung dengan sisipan-sisipan tipis batupasir, batubara dan batugamping, diendapkan pada lingkungan delta marin (prodelta).

(b) Formasi Balikpapan

Formasi ini berumur Miosen Tengah. Formasi Balikpapan terletak selaras di atas Formasi Palubapang, terdiri dari batupasir, batupasir lempungan, batulempung dan batubara. Lapisan batupasir dan batupasir lempungan terutama dijumpai pada bagian bawah. Lingkungan pengendapannyaadalah delta (delta front sampai delta plain). Tebal formasi ini mencapai 2.000 m.

(c) Formasi Kampung Baru

Formasi ini berumur Miosen atas sampai Pliosen. Formasi ini diendapkan selaras di atas Formasi Balikpapan, bagian bawahnya terdiri dari batulempung, batupasir, batupasir gampingan yang diendapkan pada lingkungan litoral, sedangkan pada bagian atasnya terutama terdiri dari batulempung, batubara, sedikit lapisan pasir dan

(20)

Perusahaan yang ada di formasi Pamaluan diantaranya adalah PT. Tanito Harum. Di formasi Balikpapan diantaranya adalah PT. Kideco Jaya Agung, dan PT. Kitadin Tenggarong. Sedangkan yang ada di formasi Pulau Balang diantaranya adalah PT. Kitadin Tandung Mayang dan Embalut, PT. Citra Borneo Permai, dan PT. Indominco Mandiri.

3.3 Cekungan Barito

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Barito dapat dikelompokan menjadi empat satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Tanjung, Formasi Berai, Formasi Warukin dan Formasi Dahor.

Formasi yang mengandung batubara (a) Formasi Tanjung

Formasi ini berumur Eosen. Formasi Tanjung terletak tidak selaras di atas batuan dasar yang terdiri dari batuan beku dan metamorf yang berumur Pra-Tersier. Bagian bawah dari formasi ini terdiri dari batuan beku dan metamorf yang berumur Pra-Tertier. Bagian bawah dari formasi ini terdiri dari red beds (lapisan-lapisan batuan berwarna merah) yang terdiri konglomerat, batupasir, batulempung dan batubara sebagai sisipan, sedangkan bagian atasnya terdiri dari batulempung dan napal, dengan sisipan-sisipan batupasir dan batugamping. Tebal formasi ini 500 m.

(b) Formasi Berai

Formasi ini berumur Oligosen sampai Miosen bawah. Formasi Berai diendapkan selaras di atas Formasi Tanjung. Formasi ini dapat dibagi menajdi tiga anggota, yaitu:

(1) Anggota Berai Bawah, terdiri dari napal, batulanau, batugamping dan sisipan batubara.

(2) Anggota Berai Tengah, terdiri dari batugamping massif dengan intrkalasi napal. Jenis batugampingnya adalah mudstone, wackestone dan kadang-kadang dijumpai packstone dan boundstone, rijangan yang diendapakn pada lingkungan carbonat platform-shelf lagoon.

(3) Anggota Berai Atas, terdiri dari serpih dengan sisipan-sisipan tipis batugamping berselingan dengan napal, batulempung napalan dan sedikit batubara. Tebal Formasi Berai 500 m sampai 700 m.

(21)

(c) Formasi Warukin

Formasi ini berumur Miosen Tengah sampai Miosen Atas. Formasi Warukin diendapkan selaras di atas Formasi Berai. Formasi ini dapat dibagi menjadi tiga anggota, yaitu:

(1) Anggota Warukin Bawah, teridri dari napal, batulempung, dan lapisan-lapisan tipis batupasir.

(2) Anggota Warukin Tengah, batuannya relative sama dengan yang terdapat pada Anggota Warukin Bawah, hanya disini batupasirnya menjadi semakin tebal dan banyak dijumpai, disamping terdapat lapisan-lapisan batubara.

(3) Anggota Warukin Atas, dicirikan oleh lapisan-lapisan batubara yang tebal (20 m) dan dominan, disamping dijumpai batupasir dan batulempung karbonan.

(d) Formasi Dahor

Formasi ini berumur Mio-Plistosen. Formasi ini terletak tidaak selaras di atas Formasi Warukin, terdiri dari batupasir, batulempung, batubara dan lensa-lensa konglomerat. Diendapkan pada lingkungan paralik lagoon. Singkapan formasi ini banyak dijumpai di daerah sinklin atau depresi-depresi structural. Tebal maksimum dari formasi ini kurang lebih 2.000 m.

Perusahaan yang ada di formasi Tanjung diantaranya adalah PT. Arutmin, PT. Antang Gunung Meratus, PT. Adaro Indonesia, PT Pasura Bina Tambang, dan PT Jorong Barutama Greston. Seadngkan perusahaan yang ada di formasi Warukin diantaranya adalah PT. Trans Coalindo Megah, PT KEU, PT. ESMU, dan PT. Borneo Indo Bara..

(22)

Formasi ini berumur Oligosen. Formasi Sirga terletak selaras di atas Formasi Faumai, terdiri dari batupasir konglomerat, batupasir kuarsa, batulanau dengan sisipan lignit, diendapakan pada lingkungan laut dangkal sampai lingkungan payau.

(b) Formasi Klasaman

Formasi ini berumur Mio-Plistosen. Formasi ini terletak tidak selaras di atas Formasi Klasafet, terdiri dari batulempung lanauan, batu lempung pasiran mengandung mineral karbon dengan sisipan batupasir dan batubara, diendapkan pada lingkungan fluvatil sampai payau.

3.5 Cekungan Bintuni

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Bintuni dapat dikelompokan menjadi tujuh satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Faumai, Formasi Sirga, Formasi Kais, Formasi Klasafet, Formasi Steen kool, Formasi Sele dan Formasi Bula.

Formasi yang mengandung endapan batubara Formasi Sirga

Formasi ini berumur Oligosen. Formasi ini diendapkan selaras diatas Formasi Faumai, terdiri dari batupasir konglomeratan, batupasir kuarsa dan batulanau dengan sisipan lignit, diendapkan pada lingkungan laut dangkal sampai payau.

Referensi

Dokumen terkait

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang teregistrasi pada Layanan3. Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi

Cara pemupukan yang baik adalah dengan menyebarkan secara merata dalam alur-alur atau garitan-garitan dangkal atau dimasukkan ke dalam lubang pupuk (tugal) sejauh

Herpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh herpes simpleks virus (HSV) tipe I atau tipe II yang ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab

 Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap Pasir Gunung Lubuk Alung, pasir tersebut dapat digunakan sebagai bahan adukan campuran beton.  Beton yang

Pemusnahan psikotropika dilakukan bila berhubungan dengan tindak pidana, diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan atau tidak dapat digunakan

Tabel 1 menggambarkan bahwa kadar glukosa tertinggi terdapat pada lama perendaman 60 menit yaitu 2,88 % sedangkan untuk kadar glukosa terendah terdapat pada

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, peneliti merasa tertarik untuk memperoleh informasi lebih jauh dan mendalam mengenai pengaruh pembelajaran geometri

Penelitian dilakukan di SMK Negeri 3 Jombang Jalan Patimura No. Penelitian ini akan menggunakan subjek siswa kelas X Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 3