• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN LANDAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN LANDAK"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LANDAK

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik 2.1.1. Geografis

Kabupaten Landak adalah salah satu daerah Kabupaten di Propinsi Kalimantan Barat yang merupakan pecahan dari Kabupaten Pontianak. Secara administratif batas wilayah Kabupaten Landak adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara dengan Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Sanggau. - Sebelah Timur dengan Kabupaten Sanggau.

- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Kubu Raya. - Sebelah Barat dengan Kabupaten Pontianak.

2.1.2. Administratif

Mulai tahun 2007, Kabupaten Landak terdiri atas 13 Kecamatan (sebelum dimekarkan, terdiri 10 Kecamatan) dan 156 Desa serta 553 Dusun. Kabupaten Landak terletak pada koordinat 1°00” LU - 0°52’ LS dan 109°10’42” - 110°10’ BT. Secara administratif batas Kabupaten Landak adalah :

- Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Landak; - Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sanggau; - Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Landak; - Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Landak.

Apabila dicermati, letak Kabupaten Landak sangat strategis. Dikatakan sangat strategis karena kabupaten ini terletak di tengah-tengah Propinsi Kalimantan Barat, juga merupakan daerah lintasan jalur Landak – Entikong – Kuching – Brunei Darussalam maupun jalur Landak – Jagoibabang – Kuching. Letak ini memiliki dampak sosial dan ekonomi yang besar sebagai konsekuensi logis dari berbagai kegiatan yang dilakukan di sepanjang jalur tersebut. Letak demikian ini merupakan salah satu potensi dan modal bagi pengembangan Kabupaten Landak di masa mendatang.

(2)

Luas wilayah Kabupaten Landak secara keseluruhan 9.909,10 Km² atau setara dengan 6,75% luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Rincian luas wilayah per kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.2.a

Nama dan Luas Wilayah Kabupaten Landak Per Kecamatan

No Kecamatan Sebelum Pemekaran Setelah Pemekaran, 2007 Luas (Km²) % Luas (Km²) % 1 Sebangki 885.60 8.94 885.60 8.94 2 Sengah Temila 1,963.00 19.81 1,963.00 19.81 3 Mandor 455.10 4.59 455.10 4.59 4 Menjalin 322.90 3.26 322.90 3.26 5 Meranti 372.34 3.76 372.34 3.76 6 Kuala Behe 968.00 9.77 968.00 9.77 7 Air Besar 1,361.20 13.74 1,361.20 13.74 8 Ngabang 1,996.90 20.15 1,153.10 11.64 9 Jelimpo 0 0.00 843.80 8.52 10 Menyuke 867.96 8.76 597.44 6.03 11 Banyuke Hulu 0 0.00 270.52 2.73 12 Mempawah Hulu 716.10 7.23 496.34 5.01 13 Sompak 0 0.00 219.76 2.22 Jumlah 9,909.10 100.00 9,909.10 100.00

(3)

Tabel 2.2.b

Nama Kecamatan, Ibukota Kecamatan, Luas Area dan Jumlah Desa di Kabupaten Landak

No Nama

Kecamatan Nama Ibu Kota

Luas Area

(Km2) Jml Dusun Jml Desa

1 Sebangki Sebangki 885,60 27 5

2 Ngabang Ngabang 1.996,90 78 19

3 Sengah Temila Pahauman 1.963,00 77 14

4 Mandor Mandor 455,10 57 17

5 Menjalin Menjalin 322,90 38 8

6 Mempawah Hulu Karangan 716,10 69 17

7 Menyuke Darit 867,96 81 16

8 Meranti Meranti 372,34 35 6

9 Kuala Behe Kuala Behe 968,00 28 11

10 Air Besar Serimbu 1.361,20 41 16

11 Jelimpo Jelimpo 843,80 47 13

12 Sompak Sompak 219,76 23 7

13 Banyuke Hulu Simpang Tiga 270,52 35 7

Jumlah 9.909,10 636 156

(4)

Peta 2.1.a

Peta Administrasi Kabupaten Landak

(5)

Peta 2.1.b

Peta Cakupan Wilayah Kajian

Sumber : Bappeda Kab. Landak

KEC. MEMPAWAH HULU KEC. MANDOR KEC. SENGAH TEMILA KEC. NGABANG KEC. JELIMPO KEC. MENYUKE

(6)

2.1.3. Kondisi Fisik Dasar A. Topografi

Kabupaten Landak termasuk dalam wilayah Dataran Rendah Pegunungan Barat. Bagian Utara berbukit-bukit, ke selatan merupakan daerah lembah atau dataran yang memudahkan melakukan kegiatan sosial ekonomi. Dua sub wilayah yang termasuk dalam dataran rendah Pegunungan Barat yakni Sub Wilayah Pegunungan Niut (±800 Km²), yang meliputi wilayah Kecamatan Air Besar sebelah utara dan sub wilayah Pegunungan Bawang (±770 Km²) meliputi wilayah Kecamatan Mempawah Hulu dan Menyuke.

B. Kemiringan Lahan

Kabupaten Landak, berdasarkan pembagian kelas kemiringan lahan, mencirikan daerah tersebut berada pada kemiringan lahan yang berbukit, ini dapat dilihat pada kemiringan lahan yang dominan berada pada kelas kemiringan berbukit 8 - 15 %.

Untuk lebih jelasnya mengenai kemiringan lahan di Kabupaten Landak dapat dilihat pada Tabel 2.8. yang mengambarkan keadaan kemiringan lahan Kabupaten Landak.

Tabel Kemiringan Lahan Di Kabupaten Landak

No Kemiringan Lereng

Luas

Hektar (Ha) Persen (%)

1 0-8 % 125.290 15

2 8-15 % 444.213 53

3 15-25 % 40.391 5

4 25-40 % 199.651 24

5 >40 % 21.015 3

(7)

Dari tabel di atas terlihat bahwa kemiringan lahan 0-8 % persebarannya seluas 125.290 hektar (15 %), sedangkan kemiringan lahan 8-15 % lebih mendominasi dengan seluas 444.213 hektar (53 %), sementara lahan dengan kemiringan 15-25 % atau lahan bergelombang seluas 40.391 hektar (5 %), kemiringan 25-40 % seluas 199.651 hektar (24 %) dan diatas 40 % seluas 21.015 hektar (3 %) merupakan lahan dengan kondisi perbukitan sampai pegunungan, dari total luas areal Kabupaten Landak. Lahan–lahan berkemiringan 0– 15 % cocok digunakan untuk berbagai jenis kegiatan karena berada pada bentuk wilayah datar sampai berombak..

C. Iklim

1. Curah Hujan / Klimatologi

Data kondisi curah hujan dan jumlah hari hujan secara umum di wilayah Kabupaten Landak dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Tahun 2000 – 2009

No. Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (HH) 1 Januari 320 20 2 Pebruari 228 15 3 Maret 296 19 4 April 252 19 5 Mei 265 20 6 Juni 201 14 7 Juli 180 15 8 Agustus 174 13 9 September 277 17 10 Oktober 370 22 11 Nopember 386 23 12 Desember 343 22 Jumlah 3.292 218 Rata-rata 274 18

(8)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata curah hujan bulanan selama sepuluh tahun dari tahun 2000 s/d 2009 berkisar dari 174-386 mm dan rata-rata hari hujan 13 - 23 hh. Curah hujan rata-rata tahunan adalah 3.292 mm dengan jumlah hari hujan tahunan 218 hh, sedang rata-rata curah hujan bulanan 274 mm dengan rata-rata hari hujan bulanan 18 hh. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu 174 mm dengan hari hujan 13 hh, sedang bulan terbasah adalah pada bulan Nopember yaitu 386 mm dengan rata-rata 23 hh.

Gambar 2.3

Peta Topografi Kabupaten Landak

(9)

D. Daerah Aliran Sungai ( DAS )

Kabupaten Landak belum memiliki kajian Daerah Aliran Sungai (DAS ) tersendiri karena hanya dilewati Sungai landak sebagai anak Sungai Kapuas. Karena itu, Tabel Daerah Aliran Sungai tidak dapat kami isi ( Kami tampilkan Peta DAS Kapuas sebagai Ilustrasi melihat posisi Kabupaten Landak ).

(10)

F. Jenis Tanah

Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Landak adalah: Aluvial, Organosol, Glay & Humus (OGH), Podsolot Merah-Kuning, Podsol & Latasol. Pada bagian wilayah pantai, jenis tanah yang dominan adalah tanah aluvial dan organosol. Dari keseluruhan wilayah Kabupaten Landak, secara garis besar jenis tanahnya dapat di bagi sebagai berikut :

 Tanah Alluvial

Jenis Tanah ini berwarna Kelabu – Kelabu Kekuningan/Kecoklatan. Selalu basah & dipengaruhi Genangan Air / Limpahan Banjir.

 Tanah Organosal, Glay & Humus (OGH)

Tanah ini mudah mengerut tak berbalik, Peka terhadap erosi & mudah terbakar. Tanah ini juga dikenal sebagai Tanah Gambut.

 Tanah Podsol Merah - Kuning

Berwarna Merah s/d Kuning, Horison Argalic, Masam, Kurus pertukaran Kation serta Jenuh Basa Rendah. Merupakan Jenis mayoritas yg terdapat hampir di seluruh Kecamatan.

 Tanah Podsol.

Terbentuk dari endapan Pasir Kuarsa dgn tanah sekitarnya, bergambut & masam.

 Tanah Latosol.

Merupakan Tanah mineral, berwarna coklat, tekstur liat, struktur remah & konsistensi gembur.

G. Geologi

Secara umum kondisi geologi yang ada di Kabupaten Landak terbagi menjadi Intrusif & Plutonik Asam, Plistosen, Kapur, Premo Karbon, Kwarter, Paleozoik. Dari 13 (Tiga Belas) Kecamatan yang ada di Kabupaten Landak, kondisi geologi yang paling dominan adalah Intrusif & Plutonik Asam yg terdapat di seluruh Kecamatan.

2.2. DEMOGRAFI

Mayoritas penduduk di Kabupaten Landak adalah suku Dayak. Dikatakan demikian karena ada bukti konkritnya yaitu masih adanya peninggalan rumah Panjang/Betang di Kabupaten Landak sampai saat ini, tepatnya terletak di Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila. Selain Suku Dayak, Kabupaten Landak juga dihuni oleh Suku Melayu, Tionghoa, Madura dan etnis lainnya. Kecamatan Sebangki, lebih separuh penduduknya orang Madura. Mata pencaharian mayoritas bergerak pada sektor pertanian.

(11)

Jumlah penduduk di Kabuapten Landak cenderung fluktuasi, dan jenis kelamin laki-laki lebih besar dari pada jenis kelamin perempuan. Pada tahun 2011 jumlah penduduk sebanyak 336.080 orang, pada tahun 2012 menjadi sebanyak 341.356 orang.

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Kabupaten Landak 2008 - 2012

No Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

1 2012 178.330 163.026 341.356

2 2011 175.725 160.355 336.080

3 2010 172.595 158.289 330.884

4 2009 170.387 155.384 325.771

5 2008 167.882 152.853 320.735

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Landak

Tabel Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Landak Tahun 2011

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Ngabang 32.769 30.496 63.265 2 Sengah Temila 28.186 25.968 54.154 3 Mandor 14.978 14.068 29.046 4 Menjalin 9.851 9.014 18.865 5 Mempawah Hulu 17.502 15.680 33.182 6 Menyuke 13.539 12.316 25.855 7 Meranti 4.863 4.317 9.180 8 Kuala Bahe 7.328 6.471 13.799 9 Air Besar 11.945 10.316 22.261 10 Sebangki 8.715 8.205 16.920 11 Jelimpo 12.424 11.261 23.685 12 Sompak 7.206 6.585 13.791 13 Banyuke Hulu 6.419 5.658 12.077 Jumlah 175.725 160.355 336.080

(12)

Berdasarkan hasil perhitungan BPS dengan jumlah penduduk Kabupaten Landak selama kurun waktu tahun 2000 – 2010, didapat laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,57 % per tahun.

dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut :

Pt = Po (1+r )

t

Di mana;

Pt = Jumlah penduduk tahun ke t Po = Jumlah Penduduk awal

R = rata – rata pertumbuhan penduduk t = Waktu (5)

Maka didapat proyeksi pertumbuhan Penduduk Kabupaten landak selama 5 tahun kedepan ( 2013 – 2017 ) sebagai berikut :

Tabel 2.4

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk 5 tahun ke Depan ( 2013 – 2017 )

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

2013 2014 2015 2016 2017 1 Ngabang 65.267 66.292 67.332 68.391 69.463 2 Sengah Temila 55.868 56.745 57.636 58.542 59.460 3 Mandor 29.965 30.436 30.913 31.399 31.892 4 Menjalin 19.462 19.768 20.078 20.394 20.714 5 Mempawah Hulu 34.232 34.770 35.315 35.871 36.433 6 Menyuke 26.673 27.092 27.517 27.949 28.388 7 Meranti 9.472 9.619 9.770 9.924 10.081 8 Kuala Bahe 14.237 14.459 14.686 14.917 15.151 9 Air Besar 22.965 23.326 23.692 24.064 24.442 10 Sebangki 17.455 17.728 18.008 18.290 18.578 11 Jelimpo 24.434 24.818 25.208 25.603 26.005 12 Sompak 14.227 14.451 14.678 14.908 15.142 13 Banyuke Hulu 12.458 12.654 12.854 13.055 13.261 Kabupaten Landak 346.715 352.158 357.687 363.307 369.010

(13)

Untuk penyebaran penduduk (kepadatan), berikut ini dapat dilihat Tabel Jumlah Penduduk dibandingkan Luas Wilayah per Kecamatan :

Tabel Jumlah Penduduk & Luas Wilayah ( KM2 )

No Kecamatan Jumlah

Penduduk Luas Wilayah ( KM 2 ) 1 Ngabang 63.265 1.148,10 2 Sengah Temila 54.154 1.963,00 3 Mandor 29.046 455,10 4 Menjalin 18.865 322,90 5 Mempawah Hulu 33.182 496,34 6 Menyuke 25.855 594,16 7 Meranti 9.180 372,34 8 Kuala Bahe 13.799 968,00 9 Air Besar 22.261 1.361,20 10 Sebangki 16.920 885,60 11 Jelimpo 23.685 848,80 12 Sompak 13.791 216,76 13 Banyuke Hulu 12.077 273,80 Jumlah 336.080 9.909,10

Sumber : Landak Dalam Angka 2012

Tabel di atas memperlihatkan bahwa penyebaran penduduk belumlah merata. Masíh banyak Kecamatan yg memiliki luas besar, tetapi penduduknya malah sedikit. Atau bahkan ada Kecamatan yang luasnya kecil, tetapi penduduknya ramai/banyak.

(14)

Tabel 2.5

Kepadatan Penduduk Kab. Landak Tahun 2010 s/d 2012

No Kecamatan 2010 2011 2012 1 Ngabang 54,27 55,10 55,92 2 Sengah Temila 27,18 27,59 28,01 3 Mandor 60,88 63,82 64,85 4 Menjalin 57,87 58,42 59,30 5 Mempawah Hulu 65,88 66,85 67,83 6 Menyuke 43,02 43,52 44,17 7 Meranti 24,57 24,65 25,11 8 Kuala Bahe 14,12 14,26 14,48 9 Air Besar 16,10 16,35 16,61 10 Sebangki 18,93 19,11 19,41 11 Jelimpo 27,58 27,90 28,34 12 Sompak 63,15 63,62 64,58 13 Banyuke Hulu 43,75 44,11 45,17 Jumlah 33,40 33,93 34,46

(15)

Tabel 2.6

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kab. Landak Tahun 2013 s/d 2017

No Kecamatan 2013 2014 2015 2016 2017 1 Ngabang 56,85 57,74 58,65 59,57 60,50 2 Sengah Temila 28,46 28,91 29,36 29,82 30,29 3 Mandor 65,84 66,88 67,93 68,99 70,08 4 Menjalin 60,27 61,22 62,18 63,16 64,15 5 Mempawah Hulu 68,97 70,05 71,15 72,27 73,40 6 Menyuke 44,89 45,60 46,31 47,04 47,78 7 Meranti 25,44 25,83 26,24 26,65 27,07 8 Kuala Bahe 14,71 14,94 15,17 15,41 15,65 9 Air Besar 16,87 17,14 17,41 17,68 17,96 10 Sebangki 19,71 20,02 20,33 20,65 20,98 11 Jelimpo 28,79 29,24 29,70 30,16 30,64 12 Sompak 65,63 66,67 67,72 68,78 69,86 13 Banyuke Hulu 45,50 46,22 46,95 47,68 48,43 Jumlah 35,00 35,55 36,11 36,68 37,25

(16)

Gambar 2.5

Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Landak Tahun 2013

BELUM DIBUAT

Keterangan :

= PADAT ( Kepadatan > 50 Jiwa / Km2 )

= SEDANG ( Kepadatan 25 – 50 Jiwa / Km2 )

= JARANG ( Kepadatan < 25 Jiwa / Km2 )

(17)

2.1 KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH

Pembangunan perekonomian daerah sampai dengan tahun 2011 telah memberikan kontribusi terhadap hasil-hasil pembangunan ekonomi yang berbasis kerakyatan menuju pusat agrobisnis dan agroindustri di Kabupaten Landak, dengan ditandai meningkatnya pertumbuhan ekonomi dari masa kritis sampai masa pertumbuhan yang relatif stabil.

Keberhasilan pembangunan tentu selalu menimbulkan dampak positif maupun negatif, oleh karena itu diperlukan suatu indikator sebagai tolak ukur kinerja pembangunan tersebut. Mengingat pentingnya indikator-indikator sebagai pendekatan dalam melakukan penilaian situasi, memfasilitasi perumusan strategi, mengidentifikasi permasalahan strategi dan operasional yang ada, dalamk rangka memberikan umpan balik bagi formulasi kebijakan, dan program serta kegiatan operasional dalam pembangunan Kabupaten Landak dalam masa yang akan datang. Indikator-indikator yang bisa dilihat pada suatu daerah atau sejauh mana pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Umumnya hal tersebut dapat dilihat dari potensi yang dimiliki, kondisi ekonomi, dan kondisi sosial ekonomi daerah.

1. Potensi Ungulan Daerah

Lingkungan strategis sangat berpengaruh serta sebagai faktor-faktor penentu keberhasilan (critical success factors) terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas Pemerintah Kabupaten Landak untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, maka terlebih dahulu perlu dianalisa sampai seberapa jauh misi Pemerintah Landak dipengaruhi oleh factor intern di lingkungan Kabupaten Landak.

Demikian juga kondisi dan pembangunan ekonomi di Kabupaten Landak, pembangunan ekonomi tidak saja difokuskan pada pertumbuhan tinggi, akan tetapi lebih diarahkan pada keseimbangan antara pertumbuhan dan distribusi pendapatan yang lebih merata, meningkatkan pelayanan LKM dan USP/KSP, serta memfasilitasi akses UMKM untuk memperoleh sumber-sumber pembiayaan. Oleh karena itu setiap potensi-potensi ekonomi yang dimiliki daerah harus ditingkatkan dan dieksploitasi secara keseluruhan dalam tingkat yang wajar.

(18)

sector pertanian dalam arti luas yaitu subsektor pertanian/perkebunan/ kehutanan/peternakan/perikanan.

Sektor pertanian mendapat angka paling besar yaitu 2,02, berarti Kabupaten Landak dominan dalam pertanian di Kalmantan Barat, 3 jenis produk pertanian dalam arti luas selama 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut:

Tabel Jenis Produk Pertanian No Jenis

Produk

Satuan 2006 2007 2008 2009 2010

1 Padi Sawah Ton 200.250 215.476 199.555 203.032 203.439

2 Karet Ton 38.759 31.333 31.337 39.402 42.113

3 Kelapa Sawit Ton 41.838 76.079 76.095 47.155 49.113

Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan & Perkebunan Tahun 2010

2. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu alat ukur keberhasilan kinerja ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Semakin tinggi pertumbuhan PDRB semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi. Untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah, digunakan PDRB atas dasar harga konstan. Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan dapat dilihat pertumbuhan ekonomi antar tahun tanpa pengaruh naik turunnya faktor harga karena harga yang digunakan adalah harga konstan, yaitu harga pada tahun 2000. Selama penghitungan PDRB, BPS telah menggunakan tahun dasar sebanyak 4 (empat) kali, pertama tahun dasar 1973, kedua tahun dasar 1983, yang ketiga pada tahun 1993 dan terakhir tahun dasar 2000 yang mulai digunakan untuk penghitungan PDRB pada tahun 2004.

Pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini telah banyak melahirkan perubahan bagi Kabupaten Landak baik dari segi ekonomi maupun sosial. Dari segi ekonomi secara makro dicerminkan oleh peningkatan pendapatan perkapita yang diikuti dengan laju pertumbuhan ekonomi tiap tahunnya.

(19)

Gambar Produk Domestik Bruto (PDRB) Menurut Harga Konstan Kabupaten Landak Tahun 2006 – 2010

Grafik di atas menunjukkan perkembangan PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Landak yang cenderung meningkat setiap tahun dalam kurun waktu 2006 – 2010. Nilai PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Landak pada tahun 2006 sebesar 1.329.153,83 juta rupiah, meningkat menjadi 1.525.247,22 juta rupiah di tahun 2009, dan pada tahun 2010 meningkat mencapai 1.601.720,55 juta rupiah.

Walaupun semua sektor mengalami pertumbuhan pada tahun 2010, namun jika dibandingkan 2009, ada dua sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu: sektor pertanian serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Sedangkan pada tahun 2009 jika dibandingkan pada tahun 2008, ada beberapa sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu: sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sementara sektor lainnya mengalami percepatan pertumbuhan.

3. Struktur Perekonomian

Distribusi PDRB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun.

(20)

oleh tiga sektor utama, yaitu :

1). Sektor Pertanian ( 50,58 % )

2). Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ( 21,62 % )

3). Sektor Industri Pengolahan ( 10,15 % ).

Sektor Pertanian masih menjadi sektor yang dominan di Kabupaten Landak dengan peranannya sebesar 50,58 persen. Hal ini berarti bahwa naik turunnya pertumbuhan di sektor pertanian akan sangat mempengaruhi naik turunnya pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan di Kabupaten Landak. Dengan demikian, sektor pertanian masih menjadi leading sector atau dengan kata lain sebagai sektor pemimpin bagi sektor-sektor produksi lainnya dalam menyumbang perekonomian di Kabupaten Landak. Dibandingkan dengan tahun 2009, pada tahun 2010 terjadi penurunan kontribusi sektor pertanian dari 52,19 persen menjadi 50,58 persen.

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran masih tetap menjadi kontributor terbesar kedua setelah sektor pertanian dengan peranannya sebesar 21,62 persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2010 terjadi kenaikan peranan dari 20,08 persen menjadi 21,62 persen.

Sektor Industri Pengolahan merupakan kontributor terbesar ketiga dengan peranannya sebesar 10,15 persen pada tahun 2010, mengalami penurunan kontribusi dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencapai 10,38 persen.

(21)

Sumber : Landak Dalam Angka 2012

Sektor-sektor yang lainnya hanya memberikan kontribusi kurang dari 20 persen, yaitu sektor pertambangan dan penggalian memberikan peranan sebesar 1,61 persen; sektor konstruksi 2,68 persen; sektor pengangkutan dan komunikasi 2,48 persen; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 4,75 persen; sektor jasa-jasa 5,83 persen.

Sedangkan sektor listrik, gas dan air minum memberikan kontribusi terkecil. Tetapi dibandingkan pada tahun 2008, pada tahun 2009 hingga tahun 2010 telah terjadi peningkatan kontribusi sektor listrik, gas dan air minum. Pada tahun 2008 sebesar 0,28 persen meningkat menjadi 0,30 persen. Rendahnya peranan sektor ini disebabkan karena masih terdapat daerah-daerah yang belum mendapatkan pelayanan listrik dan air bersih. Berdasarkan Tabel 2.5. Terlihat bahwa Pendapatan Derah mengalami peningkatan setiap tahunnya disertai dengan Peningkatan Belanja Daerah walau masih mengalami Defisit Anggaran setiap tahun.

(22)

mengalami pertumbuhan setiap tahunnya dengan belanja pada Dinas PU mendominasi belanja sanitasi dengan prosentase belanja sanitasi terhadap belanja langsung daerah pada tahun terakhir meningkat menjadi 1,59 % namun pembiayan Operasional dan Maintenance nya hampir tidak ada penganggaran sama sekali.

Pada Tabel 2.7 : Pemetaan Keuangan dilihat Belanja sanitasi perkapita rata-rata dari lima tahun terakhir hanya sebesar Rp. 12.374,- perkapita pertahun (Bappeda, 2013 ) .

Berikut Tabel Pemetaan Keuangan menjelaskan tentang keadaan Pendapatan dan Belanja Sanitasi Daerah Kabupaten Landak :

(23)

Rekapitulasi Realisasi APBD Kab. Landak Tahun 2009 s/d 2013 No Realisasi Anggaran Tahun Rata2 pertumbuhan 2009 2010 2011 2012 2013 A Pendapatan

(a.1 + a.2 + a.3) 519.141.422.841 529.324.604.682

637.033.179.503,2

3 658.256.833.500

841.669.951.364,40 64.505.705.705

a.1 Pendapatan Asli

Daerah (PAD) 6.741.616.280 7.411.788.082 17.026.479.296 20.733.264.835 26.135.758.566,40 3.878.828.457 a.1.1 Pajak Daerah 2.267.236.300 2.044.865.586 11.912.184.300 13.244.417.885 12.152.311.625 2.239.910.460

a.1.2 Retribusi Daerah 1.707.879.980 2.012.046.780 1.719.419.280 1.874.382.000 7.345.095.597,70 1.127.443.124

a.1.3

Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang

dipisahkan

16.500.000 Nihil Nihil 3.000.000.000 3.235.310.474,97 643.762.095

a.1.4 Lain-lain Pendapatan

Daerah yang sah 2.750.000.000 3.394.875.716 3.394.875.716 2.614.464.950 3.403.040.868,73 157.715.184 a.2 Dana Perimbangan

(Transfer) 438.628.228.561 459.277.405.800 503.252.614.187 580.518.196.733 661.869.811.525 44.648.316.593 a.2.1 Dana Bagi Hasil 43.673.218.561 53.932.713.800 37.796.590.187 33.636.877.733 38.991.478.525 4.059.167.213

(24)

a.2.3 Dana Alokasi Khusus 48.067.000.000 47.254.200.000 61.860.500.000 69.150.1300.000 88.711.460.000 128.849.420.000 a.3 Lain-lain Pendapatan

yang Sah 73.771.578.000 62.635.411.000

116.754.086.020,2

3 57.005.371.932 153.664.381.273 19.331.801.868

a.3.1 Hibah Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

a.3.2 Dana Darurat Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

a.3.3

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi kepada

Kab. / Kota

8.041.550.000 11.838.530.000 9.861.352.410 9.861.352.410 15.356.650.713 1.463.020.143

a.3.4 Dana Penyesuaian dan

Dana Otonomi Khusus 54.152.028.000 34.362.274.000 22.324.366.810,23 Nihil Nihil 6.365.532.238

a.3.5

Bantuan Keuangan dari Provinsi / Pemerintah Daerah lainnya 8.078.000.000 Nihil 26.659.000.000 27.230.800.000 84.077.800.000 15.199.960.000 a.3.6 Dana Penyesuaian Tunjangan Kependidikan Nihil 8.889.825.000 39.715.796.000 17.905.570.000 54.229.930.560 9.068.021.112

a.3.7 Dana Pasca Bencana

Alam 3.500.000.000 7.544.782.000 Nihil Nihil Nihil 808.956.400

a.3.8 Tunjangan Profesi

(25)

a.3.9 Dana Tambahan

Penghasilan Guru Nihil Nihil 9.200.400.000 Nihil Nihil 1.840.080.000

a.3.10 Klaim Dana Jamkesmas

dan Askes Nihil Nihil Nihil 2.007.649.522 Nihil 401.529.904

B Belanja (b1 + b.2) 564.984.501.000 552.574.409.000 609.951.510.338,3 6 706.893.194.072,28 895.497.723.433,96 68.584.662.887 b.1 Belanja Tidak Langsung 196.980.379.836,54 273.771.789.000 314.765.772.259,3 6 356.909.542.045,28 377.411.352.228,96 36.086.194.478 b.1.1 Belanja pegawai 164.310.527.036,54 205.114.249.000 251.052.842.183,5 8 282.217.277.045,28 338.160.192.228,96 34.769.933.038 b.1.2 Bunga Nihil 389.999.000 2.300.277.777,78 324.000.000 1.404.000.000 395.255.556

b.1.3 Subsidi Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

b.1.4 Hibah 650.000.000 33.102.040.000 30.014.992.298 44.490.605.000 7.290.000.000 8.768.121.000

b.1.5 Bantuan sosial 3.800.000.000 4.960.000.000 2.470.660.000 2.362.860.000 3.530.360.000 519.428.000

b.1.6 Belanja bagi hasil 1.000.000.000 1.000.000.000 Nihil Nihil Nihil -

(26)

b.1.8 Belanja tidak terduga 1.400.000.000 1.400.000.000 1.400.000.000 1.400.000.000 1.400.000.000 -

b.2 Belanja Langsung 347.815.898.249,46 278.819.665.000 295.185.738.079 349.983.652.027 518.086.371.205 47.853.341.241

b.2.1 Belanja pegawai 43.988.555.800 42.854.156.650 24.993.189.700 21.301.700.000 26.631.100.000 4.537.371.160

b.2.2 Belanja barang dan jasa 101.260.808.062,46 107.831.414.890 121.481.996.979 131.358.398.527 163.430.463.940 12.433.931.176

b.2.3 Belanja modal 202.566.534.387 128.117.048.125 148.710.551.400 196.323.553.500 328.024.807.265 39.981.551.828

C Pembiayaan 27.654.855.245 23.249.804.013 11.373.035.435,13 70.636.360.572,28 53.827.772.069,56 11.852.665.027

D Surplus / (Defisit)

Anggaran (25.654.855.245) (23.249.804.013,46) 27.081.669.164,13 (48.636.360.572,28) (53.827.772.069,56)

(27)

Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kab. Landak Tahun 2009 s/d 2013 No SKPD Tahun Rata2 pertumbuhan 2009 2010 2011 2012 2013 1 PU-CK Nihil 802.890.000 805.860.000 978.673.000 1.592.807.000 157.983.400

1.a Investasi Nihil 802.890.000 805.860.000 978.673.000 1.592.807.000 157.983.400

1.b Operasional /

Pemeliharaan (OM) Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

2 KLH 85.600.000 Nihil Nihil 207.340.000 240.565.000 30.993.000

2.a Investasi 85.600.000 Nihil Nihil 182.590.000 203.840.000 23.648.000

2.b Operasional /

Pemeliharaan (OM) Nihil Nihil Nihil 24.750.000 36.725.000 2.395.000

3 Dinkes Nihil 52.500.000 Nihil 82.625.000 147.300.000 18.960.000

(28)

3.b Operasional /

Pemeliharaan (OM) Nihil Nihil Nihil Nihil 22.500.000 4.500.000

4 Bappeda Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

4.a Investasi Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

4.b Operasional /

Pemeliharaan (OM) Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

8 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n) 85.600.000 855.390.000 805.860.000 1.268.638.000 1.980.672.000 379.014.400 9 Pendanaan Investasi Sanitasi Total (1a+2a+3a+…na) 85.600.000 855.390.000 805.860.000 1.243.888.000 1.921.447.000 367.169.400

10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) Nihil Nihil Nihil 24.750.000 59.225.000 6.895.000 11 Belanja Langsung 347.815.898.249,46 278.819.665.000 295.185.738.079 349.983.652.027 518.086.371.205 47.853.341.241

12

Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung (8/11)

0,0002 0.003 0,002 0,003 0,003 0,0002

13

Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8)

1 1 1 0,9 0,9 0,02

14

Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8)

Nihil Nihil NIhil 0,019 0,02 0,0002

(29)

Tabel 2.7

Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Landak Th. 2009 – 2013

No D e s k r i p s i Tahun Rata-rata 2009 2010 2011 2012 2013 1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten / Kota 85.600.000 855.390.000 805.860.000 1.268.638.000 1.980.672.000 379.014.400 2 Jumlah Penduduk 325.771 330.884 336.080 341.356 346.715 4.189 Belanja Sanitasi Perkapita

(1 / 2) 262,76 2.585 2.398 3.716 5.713 1.090

(30)

Tabel 2.8

Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Landak Tahun 2009 – 2013

No D e s k r i p s i

Tahun ( Dalam Jutaan )

2009 2010 2011 2012 2013

1 PDRB Harga Konstan ( Struktur

Perekonomian ) (Rp. juta) 2.671.28 2.961.04 3.324.72 3.340.536,95 3.355.468,22

2 Pendapatan Perkapita Kabupaten / Kota

(Rp.) 4.209.458,10 4.440.507,33 4.659.916,58 4.854.255,80 4.934.455,20

3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 3,27 5,01 6,99 6,01 6,01

(31)

2.4. TATA RUANG WILAYAH

Perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang untuk wilayah yang direncanakan merupakan langkah awal dalam tahap penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten. Rumusan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang ini didasarkan karakteristik tata ruang wilayah kabupaten (potensi yang dimiliki serta permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan wilayah sebagaimana telah dibahas sebelumnya) yang dipertajam dengan aspirasi pemangku kepentingan berkenaan dengan keadaan yang diinginkan pada masa mendatang. Karenanya, aspek kebijaksanaan pembangunan, baik di tingkat nasional, provinsi, sampai kepada kebijaksanaan pembangunan kabupaten harus dipertimbangkan dalam perumusan tujuan dan konsep penataan ruang.

 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Landak

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Landak yang merupakan matra ruang dari kebijakan pembangunan daerah (rencana pembangunan jangka panjang daerah) Kabupaten Landak, harus mengacu pada RTRWN dan RTRWP Kalimantan Barat. Dengan demikian, tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Landak harus selaras dengan visi dan misi pembangunan daerah baik dalam kaitannya dengan pembangunan daerah Kabupaten Landak maupun dalam kedudukannya sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Visi dari Kabupaten Landak adalah : “ Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas

dan Berdaya Saing pada Tahun 2015” .

Visi tersebut dijabarkan dengan misi yaitu : ( Lihat di BAB I, sub BAB 1.2.3 ; Visi & Misi Kabupaten Landak ).

 Kebijakan dan Strategis Penataan Ruang Kabupaten Landak

A. Kebijakan Penataan Ruang

Adapun tujuan Penataan Ruang Kabupaten Landak adalah untuk : “Mewujudkan

Kabupaten landak yg Maju melalui Pengembangan Agrobisnis, Agroindustri & Pertambangan Yang Berwawasan Lingkungan “.

(32)

a. Percepatan Pertumbuhan Ekonomi. b. Pengembangan Sektor Unggulan.

c. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berwawasan Lingkungan. d. Pengembangan & Pelestarian Kebudayaan Daerah.

B. Strategi Penataan Ruang

(1) Strategi untuk Percepatan Pertumbuhan Ekonomi, meliputi :

a. Membentuk Pola Ruang & Struktur Ruang yg menunjang penyebaran investasi. b. Mendorong Pertumbuhan Lapangan Kerja.

c. Memberikan Insentif Penanaman Modal di kawasan yg terkait dengan Industri & Bahan Baku Industri.

d. Memberikan kepastian hukum untuk berusaha / menanamkan modal di tiap bidang usaha, terutama : Industri.

e. Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Sistem jaringan Prasarana Wilayah.

(2) Strategi untuk Pengembangan Sektor Unggulan, meliputi :

a. Peningkatan Kegiatan pertanian, melalui Pola Intensifikasi & Ekstensifikasi dgn tetap mempertahankan ekosistem lingkungan.

b. Peningkatan Kawasan Agropolitan dgn melengkapi fasilitas Perdagangan Pusat Koleksi Distribusi & jasa Pendukung Komoditas Pertanian kawasan.

c. Peningkatan Pengembangan Industri Berbasis pertanian berupa perlengkapan Saprodi & Sarana Pendukungnya.

d. Pengembangan Kegiatan Sektor Unggulan pada Kawasan Andalan antara lain : Pertanian, Perkebunan, Pertambangan, Industri & Peternakan.

e. Pemilihan Sektor Unggulan yg berdaya saing tinggi.

(3) Strategi dalam rangka Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berwawasan

Lingkungan, meliputi :

a. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang budidaya.

b. Mengendalikan kegiatan yg berpotensi merusak lingkungan. c. Melakukan konservasi pada daerah resapan air & kawasan lindung. d. Mengembangkan & Melesatarikan kawasan-kawasan wisata.

(33)

e. Mengembangkan promosi wisata daerah. f. Melestarikan Potensi Wisata Daerah.

(4) Strategi Pengembangan & Pelestarian Kebudayaan Daerah, meliputi : a. Mengoptimalkan Promosi Budaya Daerah.

b. Mengembangkan Potensi Budaya Daerah. c. Melestarikan Potensi Budaya Daerah.

Peta 2.2

Rencana Pusat Layanan Kab. Landak

KEC. MEMPAWAH HULU

KEC. MANDOR KEC. MENYUKE KEC. NGABANG KEC. JELIMPO Pusat Kegiatan Wilayah Pusat Pelayanan Lokal Pusat Pelayanan Lokal Pusat Pelayanan Lokal

KEC. SENGAH TEMILA

Pusat Pelayanan Kawasan Pusat Pelayanan Kawasan

(34)

Peta 2.3

Rencana Pola Tata Ruang Kab. Landak

(35)

2.5. SOSIAL DAN BUDAYA

Pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Landak selama periode 2007-2011 telah meningkatkan cukup baik. Kualitas SDM antara lain ditandai dengan angka melek huruf serta seni budaya dan olah raga.

Indikator keberhasilan dalam peningkatan kesejahteraan mengalami peningkatan terutama angka melek huruf. Upaya pemerintah daerah dalam bidang pendidikan khususnya pemberantasan buta aksara berhasil meningkatkan penduduk melek huruf dari 91,45 persen tahun 2007 menjadi 91,48 persen tahun 2008. Tentu menjadi tantangan Kabupaten Landak untuk 5 tahun ke depan adalah mengejar ketertinggalan dari beberapa kabupaten/kota agar mampu mencapai IPM di atas 75.

Tabel

Indikator Makro Sosial Ekonomi Kabupaten Landak

INDIKATOR SATUAN 2007 2008 2009

Jumlah Penduduk Jiwa 321.575 327.712 331.171

Penduduk Miskin % 24,95 18,65 15,48

Penduduk Miskin Jiwa 86.300 66.000 55.830

Angka Harapan Hidup Tahun 67,72 64,98 65,22

Angka Melek Hurup % 91,45 91,45 91,48

HDI/IPM - 66,43 66,74 67,21

PDRB (Harga Konstan 2000) Milyar Rp 1.397,28 1.457,21 1.525,25

Pertumbuhan Ekonomi % 5,13 4,29 3,27

Pengangguran Jiwa 5.388 6.198 7.171

Sumber : Bappeda Landak 2010

IPM Kabupaten Landak mengalami peningkatan dari 66,43 pada tahun 2007 menjadi 67,21 pada tahun 2009. Berdasarkan kategorinya IPM Kabupaten Landak termasuk dalam kelompok sedang (51-79) yang berarti pemerintah daerah sudah memperhatikan pembangunan sumber daya manusianya.

(36)

Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Landak sejak tahun 2006-2011 dalam bidang pelayanan umum diprioritaskan pada urusan pendidikan, kesehatan dan pembangunan infrastruktur berupa jalan dan jembatan. Sedangkan urusan pelayanan lainnya berupa pengembangan pertanian, pembinaan keagamaan, kependudukan dan catatan sipil, kegiatan sosial dan pariwisata.

2.3.1. Sarana Pendidikan

Pendidikan merupakan pelayanan wajib yang dilakukan pemerintah Kabupaten Landak. Pendidikan merupakan program prioritas 5 tahun yang lalu. Dengan pendidikan diharapkan terjadinya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Berbagai upaya pemerintah maupun pihak swasta di bidang pendidikan adalah menyediakan berbagai sarana fisik dan pengadaaan tenaga guru, hal ini dilaksanakan guna mecapai tahap mencerdaskan kehidupan bangsa.

Data pendidikan ini meliputi data sekolah di bawah lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Landak. Jumlah sekolah di bawah lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Landak tahun 2010 meliputi TK negeri 3 buah, swasta sebanyak 15 buah, SD Negeri sebanyak 417 buah, SD swasta sebanyak 13 buah, SLTP Negeri sebanyak 52 buah, SLTP swasta sebanyak 48 buah, SMU Negeri sebanyak 18 buah, SMU swasta sebanyak 22 buah, SMK negeri 4 buah dan SMK swasta sebanyak 4 buah. Selain itu terdapat 14 buah Madrasah Ibtida’iyah swasta, 3 buah Madrasah Ibtida’iyah Negeri, 9 buah Madrasah Tsanawiyah swasta, 1 buah Madrasah Tsanawiyah negeri, 1 buah Madrasah Aliyah negeri dan 4 buah Madrasah Aliyah swasta. Secara rinci data jumlah sekolah di Kabupaten Landak disajikan dalam Tabel 2.9. berikut:

(37)

Tabel 2.9

Fasilitas Pendidikan yang Tersedia di Kab. Landak

Kecamatan TK SD SLTP

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sebangki 17 3 1 Ngabang 1 7 61 2 8 8 Sengah Temila 1 60 3 7 11 Mandor 1 1 34 0 5 5 Menjalin - 2 28 - 4 4 Mempawah Hulu - 2 41 2 4 7 Menyuke - 1 37 2 5 5 Meranti - - 16 - 1 - Kuala Bahe - 1 29 3 2 - Air Besar 1 0 36 - 4 - Sompak - - 13 - 2 1 Jelimpo - - 30 1 4 5 Banyuke Hulu - - 15 - 3 1 Jumlah 2010 3 15 417 13 52 48 2009 4 12 417 13 43 47 2008 4 13 403 13 42 49

(38)

Tabel 2.9

Fasilitas Pendidikan yang Tersedia di Kab. Landak

Kecamatan SMA/SMK AKADEMI UNIVERSITAS Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sebangki 1 Ngabang 3 5 3 Sengah Temila 4 6 Mandor 4 2 Menjalin 1 3 Mempawah Hulu 2 4 Menyuke 2 3 Meranti 1 Kuala Bahe 1 Air Besar 1 Sompak 1 1 Jelimpo 1 1 Banyuke Hulu 1 1 Jumlah 2011 23 26 3 2010 22 26 3 2009 21 24 3

(39)

2.3.2 Sarana Kesehatan

Salah satu kebijaksanaan pemerintah di bidang kesehatan adalah dengan menyediakan tenaga kesehatan dalam upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Usaha ini ditujukan untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat sekaligus dalam rangka pembinaan dan peningkatan mutu fisik sumber daya manusia.

Rumah sakit merupakan salah satu prasarana kesehatan yang paling vital yang harus dimiliki oleh suatu daerah sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Landak pada tahun 2010, Kabupaten Landak sudah memiliki Rumah Sakit Umum, sedangkan Puskesmas yang ada meliputi 88 unit Puskemas dan 19 puskesmas keliling. Secara lengkap terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.10

Fasilitas Kesehatan yang ada di Kabupaten Landak

Fasilitas Kesehatan Satuan 2007 2008 2009

RSUD Unit 1 1 1

Rumah Dokter Buah 15 15 16

Pukesmas Unit 73 84 88

Puskesmas Keliling Unit 18 19 19

Tenaga Kesehatan

Dokter Umum Orang 18 23 25

Dokter Gigi Orang 14 16 5

Bidan Orang 95 102 125

Angka Harapan Hidup Tahun 67,72 64,98 65,22

Sumber: Bappeda Landak 2010

Selain itu, fasilitas yang sangat dibutuhkan lainnya yaitu Tenaga Kesehatan yang dimiliki Kabupaten Landak saat ini terdiri dari 16 buah rumah Dokter , 5 buah rumah Dokter Gigi, 33 buah rumah Paramedis dan 3 buah Mess Paramedis. Dilihat dari kunjungan pasien ke Puskesmas di tahun 2010, 88.753 Kunjungan Rawat Jalan Umum, 2.466 Kunjungan Rawat Jalan Gigi dan

(40)

Tingkat Kesejahteraan masyarakat juga menjadi hal yang perlu untuk diperhatikan dalam kehidupan sosial masyarakat. Untuk dapat melihat tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Landak, dapat digunakan data jumlah penduduk miskin sebagaimana tersaji dalam Tabel 2.11. berikut ini.

Tabel 2.11

Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan

No Kecamatan Jumlah Penduduk Miskin ( KK ) Jumlah Penduduk Miskin ( Jiwa ) 1 Sebangki 947 4.123 2 Ngabang 202 847 3 Jelimpo 114 455 4 Sengah Temila 2.236 8.394 5 Mandor 1.265 4.969 6 Menjalin 204 816 7 Mempawah Hulu 765 2.372 8 Sompak 363 1.168 9 Menyuke 128 501 10 Banyuke Hulu 73 327 11 Meranti 125 487 12 Kuale Behe 113 395 13 Air Besar 583 1.672 JUMLAH 7.118 26.526,10

(41)

Tabel 2.12

Jumlah Rumah Per Kecamatan

No Kecamatan Jumlah Rumah

Jumlah Penghuni ( Jiwa ) 1 Sebangki 3.655 17.455 2 Ngabang 14.445 65.267 3 Jelimpo 5.756 24.434 4 Sengah Temila 12.836 55.868 5 Mandor 7.401 29.965 6 Menjalin 4.048 19.462 7 Mempawah Hulu 5848 34.232 8 Sompak 2.969 14.227 9 Menyuke 5.911 26.673 10 Banyuke Hulu 2.588 12.458 11 Meranti 1.939 9.472 12 Kuale Behe 2.830 14.237 13 Air Besar 4.655 22.965 JUMLAH 74.881 346.715,00

Sumber : Bidang PPL & Landak dalam Angka 2012

2.6. KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH

Pemberlakuan Undang-undang Nomor 555 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Landak - Provinsi Kalimantan Barat membawa konsekuensi terhadap perubahan data variabel jumlah penduduk, luas wilayah dan jumlah / kemampuan APBD Kabupaten Pontianak.

(42)

Perbandingan antara variabel luas wilayah, jumlah penduduk, kemampuan keuangan daearah dengan besaran organisasi perangkat daerah, terdapat indikasi ketidakseimbangan antara beban pembiayaan operasional perangkat daerah dan beban kemampuan keuangan daerah, karena itu dilakukan evaluasi terhadap jumlah susunan OPD dengan tujuan untuk efesiensi dan efektifitas OPD.

Untuk itu ditetapkanlah Perda Nomor 09 Tahun 2008 tanggal 6 Agustus 2008 yang diundangkan dalam Peraturan Bupati Landak Nomor 11 Tahun 2008 tanggal 11 Agustus 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Landak.

A. Dasar Hukum

 Pokok :

1. UU No. 32 Th. 2004 tentang Pemerintahan Daerah, 2. PP No. 42 Th. 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, 3. Permendagri No. 57 Th. 2007 tentang Juknis Penataan OPD.

 Tambahan :

1. UU No. 17 Th. 2003 tentang Keuangan Negara,

2. UU No. 33 Th. 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, 3. UU No. 01 Th. 2004 tentang Perbendaharaan Negara,

4. UU No. 16 Th. 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, 5. UU No. 23 Th. 2006 tentang Administrasi Kependudukan,

6. UU No. 25 Th. 2007 tentang Penanaman Modal, 7. UU No. 24 Th. 2007 tentang Penanggulangan Bencana,

8. UU No. 52 Th. 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Berencana,

9. PP No. 32 Th. 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja, 10. PP No. 58 Th. 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, 11. PP No. 73 Th. 2005 tentang Kelurahan,

12. PP No. 38 Th. 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,

(43)

14. PP No. 37 Th. 2007 tentang Pelaksanaan UU No. 23 Th. 2006 tentang Administrasi Kependudukan,

15. PP No. 06 Th. 2010 tentang Satuan Proses Pamong Praja,

16. Permendagri No. 64 Th. 2007 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Propinsi dan Kabupaten / Kota,

17. Permendagri No. 46 Th. 2008 tanggal 22 Oktober tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah,

18. Permendagri No. 20 Th. 2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,

19. Permendagri No. 20 Th. 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah,

20. Keppres No. 34 Th. 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan (ada 9 kewenangan di bidang pertanahan yang diserahkan ke daerah),

21. KepmenPAN No. 13/KEP/M.PAN 1/2003 tentang Pedoman Umum Perkantoran Elektronis Lingkup Intranet di Lingkungan Instansi Pemerintah,

22. Inpres No. 03 Th. 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi ,

23. Keputusan Gubernur Kalbar Nomor 860 tahun 2006 tentang Penetapan Kab/Kota Percontohan bagi Pembentukan dan Pengembangan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan terpadu Satu Pintu (PPTSP) di Kalimantan Barat,

24. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 200/690/SJ tanggal 15 Maret 2004 hal Kelembagaan Kesatuan Bangsa dan Politik di daerah.

B. Struktur

Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Landak berdasarkan Peraturan Bupati Landak Nomor 13 tahun 2012 sebagai berikut :

I. Staf Ahli :

1. Staf Ahli Bidang Hukum dan Pemerintahan 2. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan 3. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM

(44)

II. Sekretariat Daerah :

A. Asisten Pemerintahan ;

1) Bagian Pemerintahan Umum 2) Bagian Pertanahan

3) Bagian Hukum & HAM

B. Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesra; 1) Bagian Perekonomian & SDA

2) Bagian Kesra

3) Bagian Ketahanan Pangan 4) Bagian Pembangunan

C. Asisten Administrasi dan Umum 1) Bagian Organisasi & Tata Laksana

2) Bagian Umum & Rumah Tangga Pimpinan 3) Bagian Humas dan Protokol

III. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

IV. Dinas Daerah terdiri dari : 1) Dinas Pendidikan 2) Dinas Kesehatan

3) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

4) Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informasi 5) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 6) Dinas Pekerjaan Umum & Perumahan

7) Dinas Koperasi, Perindustrian & Perdagangan

8) Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan & Pariwisata 9) Dinas Perkebunan dan Kehutanan

10) Dinas Pertanian

11) Dinas Pendapatan Daerah 12) Dinas Pertambangan & Energi

(45)

V. Lembaga Teknis Daerah

A. Badan :

1) Inspektorat Kabupaten

2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

3) Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksanaan Penyuluhan 4) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana 5) Badan Pemberdayaan Masyarakat & Pemerintahan Desa 6) Badan Lingkungan Hidup

7) Badan Kepegawaian, Pendidikan & Pelatihan

8) Badan Kesatuan Bangsa, Politik & Perlindungan Masyarakat

B. Kantor :

1) Kantor Perpustakaan, Arsip & Dokumentasi 2) Kantor Kebersihan & Pertamanan

3) Rumah Sakit Umum Daerah Landak 4) Satuan Polisi Pamong Praja

5) Kecamatan ( 13 Kecamatan )

(46)

Bagan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Landak

BUPATI

WAKIL BUPATI DPRD

Sekretaris Daerah

Asisten I

Pemerintahan dan Hukum Administrasi dan Umum Asisten III

Bagian Pemerintahan Bagian Hukum Bagian Humas & Protokol Bagian Umum &

Rumah Tangga Pimpinan Bagian Pembangu nan Sekretaris DPRD Staf Ahli Keterangan: Garis Komando Garis Koordinasi Garis Pertanggungjawaban Bagian Organisasi dan Tata Laksana Bagian Kesejahteraan Rakyat Asisten II Perekonomian dan Kesra

Satuan Polisi Pamong Praja ……

Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI

Kecamatan Desa

…….. Inspektorat Kabupaten

Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Badan

Kepegawaian, Pendidikan & Pelatihan Badan

Pemberdayaan Masyarakat & Pemerintahan Desa

Badan

Pemberdayaan Perempuan & Keluarga Berencana

Kantor Perpustakaan, Arsip & Dokumentasi

Daerah Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

Badan Lingkungan hidup

Kantor Kebersihan & Pertamanan

Rumah Sakit Umum Daerah

Badan

Pelaksana Penyuluhan & Ketahan Pangan

Dinas Pendidikan

Dinas Kesehatan

Dinas Pekerjaan Umum & Perumahan

Dinas Pertanian

Dinas Perkebunan & Kehutanan

Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan & Pariwisata

Dinas Sosial & Tenaga Kerja

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan,

Dinas Pertambangan & Energi

………. Dinas Pendapatan Daerah Bagian Perekonomia n & SDA Bagian Ketahanan Pangan

(47)

Gambar

Tabel Kemiringan Lahan Di Kabupaten Landak  No  Kemiringan
Tabel Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Tahun 2000 – 2009  No.  Bulan  Curah Hujan
Tabel 2.2:  Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten/Kota
Tabel Penduduk Menurut Jenis Kelamin   Kabupaten Landak Tahun 2011
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam normalitas harga RV dipilih E24 atau E48 Dengan harga tahanan depan yang tinggi, maka hilang daya pada tahanan depan dan dioda zener akan menjadi

Berdasarkan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas tentang peningkatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas II SDN Keper Krembung melalui model

Tidak ada ciri – ciri bibir bawah tebal memanjang ke arah belakang dan membentuk celah yang menjadi kantung yang membuka ke belakang;bibir atas berlekuk – lekuk; jari –

Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter di SDIT Mutiara Hati Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara adalah dengan menggunakan

pemberian tugas dan mengakhiri pelajaran tepat waktu , memberikan pertolongan sesuai dengan kemampuanya kepada peserta didik yang megalami kesulitan dalam kegiatan

Berdasarkan berita acara penetapan pemenang pekerjaan Revitalisasi MAN Surabaya Tahun Anggaran 2017, Kami Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa

Berdasarkan kriteria-kriteria yang ada adalah 8 jembatan timbang lebih dari 1,5 artinya 8 jembatan timbang atau UPPKB di Jawa Barat tetap dipertahankan untuk

Penerimaan negara dari sektor pajak sangat diperlukan karena penerimaan pajak merupakan sumber utama penerimaan APBN maka Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala dalam