• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Curah Hujan - Perhitungan Debit Aliran Saluran Drainase

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Curah Hujan - Perhitungan Debit Aliran Saluran Drainase"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Design Note

pekerjaan MP&DED drainase perkotaan Kabupaten Ngawi

analisis curah hujan, perhitungan debit aliran saluran drainase, contoh analisis

alternatif pematusan

Daftar Isi

1.

Analisis Curah Hujan. 2

1.1. Pengisian Data Hujan yang kosong. ... 3

1.2. perhitungan curah hujan areal... 8

1.3. analisis frekwensi kejadian hujan. ... 8

2.

Perhitungan debit aliran di ruas-ruas saluran drainase. ... 10

2.1. Perhitungan debit aliran dengan Metoda Rasional. ... 10

2.2. perhitungan debit aliran dengan model komputer EPA SWMM ... 38

2.2.1.

Input Program EPA SWMM. ... 38

2.2.2.

Output Program EPA SWMM. ... 42

3.

Perhitungan untuk analisis alternatif pematusan ( lahan parkir air atau pompa ) 42

(2)

design note.

Design Note pekerjaan MP&DED drainase perkotaan Kabupaten Ngawi terdiri

bahasan tentang:

1. analisis curah hujan :

a. pengisian data hujan yang kosong,

b. perhitungan curah hujan areal,

c. analisis frekwensi kejadian hujan

2. Perhitungan debit aliran di ruas-ruas saluran drainase,

a. perhitungan debit aliran dengan metoda rational,

b. perhitungan debit aliran dengan model komputer EPA SWMM

3. Perhitungan untuk analisis alternatif pematusan ( lahan parkir air atau pompa )

1. Analisis Curah Hujan.

Data hujan dipakai dalam pekerjaan ini sebagai input data untuk perhitungan besar

debit aliran drainase di setiap ruas saluran drainase yang ada.

Data hujan yang dipakai untuk keperluan ini adalah data hujan harian maximum

tahunan.

Data curah hujan yang dipakai untuk Master Plan dan DED Drainase Perkotaan

Kabupaten Ngawi adalah stasiun-stasiun pengamat hujan seperti tertulis dalam tabel

1 dibawah ini :.

tabel 1. daftar stasiun pengamat hujan

Stasiun Hujan

Elevasi

Ngawi

+ 51

Sk/N

+ 50

Ngale

+ 55

Paron

+ 55

M.Asri

+ 63

Padas

+ 63

Sb.Roto

+ 67

Data hasil pengamatan curah hujan di stasiun-stasiun seperti tersebut dalam tabel 1

dalam perioda waktu 1989 s.d. 2009 diperlihatkan dalam tabel 2.

Tabel 2. Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan /R maks.Tahunan -

Kabupaten NGAWI, Jawa Timur, tahun 1989 s.d. 2009 (mm).

Stasiun

Hujan

Ngawi Sk/N Ngale Paron M.Asri Padas Sb.Roto

Elevasi

+ 51 + 50 + 55 + 55 + 63 + 63 + 67

(3)

1989

108

115

103

97

92

104

117

1990

71

89

124

126

100

129

144

1991

37

86

88

97

85

118

73

1992

95

161

118

115

92

90

1993

68

131

99

122

128

38

112

1994

139

82

97

81

81

124

115

1995

107

135

117

79

84

62

91

1996

95

137

122

150

162

82

85

1997

145

132

177

127

130

68

69

1998

116

94

79

115

99

98

151

1999

96

98

105

111

105

78

212

2000

100

80

115

110

90

105

81

2001

131

120

124

45

100

107

2002

125

90

115

131

130

89

50

2003

132

90

108

133

131

86

62

2004

117

95

90

161

158

41

62

2005

67

100

107

101

104

80

2006

83

95

132

120

130

80

2007

98

112

91

115

115

50

116

2008

66

160

101

110

106

R

103

2009

103

85

122

91

136

34

75

Sumber : Dinas PU.Pengairan dan Pertambangan Kabupaten Ngawi,tahun 2009.

Keterangan :

R

= alat Rusak

= tidak ada data

1.1. Pengisian Data Hujan yang kosong.

Dalam tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa ada data pengamatan yang “kosong” sbb. :

1. data curah hujan maksimum tahunan sta. Ngawi tahun 1992,

2. data curah hujan maksimum tahunan sta. Sambiroto tahun 2001,

3. data curah hujan maksimum tahunan sta. Padas tahun 2005,2006,dan 2008

“Pengisian” data hujan yang “kosong” dilakukan dengan mengaplikasikan persamaan

sbb :

r = 1/n {( R/R1)r1 + (R/R2)r2 + (R/R3)r3 + ... + (R/Rn)rn }

dimana :

r = angka curah hujan (yang datanya tidak ada)

R = curah hujan rata2 di sta. yang akan “diisi”

Ri = curah hujan rata2 di sta. “pengisi”

(4)

design note.

n = jumlah sta. “pengisi”

pengisian data kosong 1, data hujan harian maksimum sta. Sambiroto thn

2001

sta. sta. yang datanya dipakai untuk pengisian data :

1

Sk/N

2

Ngale

3

Paron

4

M.Asri

5

Padas

seri data lengkap yang dipakai untuk “pengisian data” :

Stasiun

Hujan

Sk/N Ngale Paron M.Asri Padas Sb.Roto

Elevasi

+ 50 + 55 + 55 + 63 + 63 + 67

Tahun

(12) (13) (14) (15) (16) (19)

1989

115

103

97

92

104

117

1990

89

124

126

100

129

144

1991

86

88

97

85

118

73

1992

95

161

118

115

92

90

1993

131

99

122

128

38

112

1994

82

97

81

81

124

115

1995

135

117

79

84

62

91

1996

137

122

150

162

82

85

1997

132

177

127

130

68

69

1998

94

79

115

99

98

151

1999

98

105

111

105

78

212

2000

80

115

110

90

105

81

R1

R2

R3

R4

R5

R

rata-rata

106

116

111

106

92

112

R/R1

R/R2

R/R3

R/R4

R/R5

1.052

0.966

1.005

1.054

1.220

r1

r2

r3

r4

r5

r

2001

120

124

45

100

107

(5)

r = 1/5 {( R/R1)r1 + (R/R2)r2 + (R/R3)r3 + (R/R4)r4 + (R/R5)r5 }

(R/R1)r1 (R/R2)r2 (R/R3)r3 (R/R4)r4 (R/R5)r5

r

126

120

45

105

131

105

pengisian data kosong 2, data hujan harian maksimum sta. Ngawi thn 1992

sta. sta. yang datanya dipakai untuk pengisian data :

1

Sk/N

2

Ngale

3

Paron

4

M.Asri

5

Padas

6

Sb.Roto

seri data lengkap yang dipakai untuk “pengisian data”:

Stasiun

Hujan

Ngawi Sk/N Ngale Paron M.Asri Padas Sb.Roto

Elevasi

+ 51 + 50 + 55 + 55 + 63 + 63 + 67

Tahun

(2) (12) (13) (14) (15) (16) (19)

1989

108

115

103

97

92

104

117

1990

71

89

124

126

100

129

144

1991

37

86

88

97

85

118

73

1993

68

131

99

122

128

38

112

1994

139

82

97

81

81

124

115

1995

107

135

117

79

84

62

91

1996

95

137

122

150

162

82

85

1997

145

132

177

127

130

68

69

1998

116

94

79

115

99

98

151

1999

96

98

105

111

105

78

212

2000

100

80

115

110

90

105

81

2001

131

120

124

45

100

107

105

2002

125

90

115

131

130

89

50

2003

132

90

108

133

131

86

62

2004

117

95

90

161

158

41

62

R

R1

R2

R3

R4

R5

R6

rata-rata

106

105

111

112

112

89

102

R/R1

R/R2

R/R3

R/R4

R/R5

R/R6

1.008

0.954

0.942

0.947

1.194

1.038

r

r1

r2

r3

r4

r5

r6

1992

95

161

118

115

92

90

(6)

design note.

data kosong yang akan diisi = r , akan dihitung dengan persamaan :

r = 1/6 {( R/R1)r1 + (R/R2)r2 + (R/R3)r3 + (R/R4)r4 + (R/R5)r5 + (R/R6)r6 }

r

(R/R1)r1 (R/R2)r2 (R/R3)r3 (R/R4)r4 (R/R5)r5 (R/R6)r6

112

96

154

111

109

110

93

pengisian data kosong 3, data hujan harian maksimum sta. Padas thn

2005,2006,2008

sta. sta. yang datanya dipakai untuk pengisian data :

1

Ngawi

2

Sk/N

3

Ngale

4

Paron

5

M.Asri

6

Sb.Roto

seri data lengkap yang dipakai untuk “pengisian data”:

Stasiun

Hujan

Padas Ngawi Sk/N Ngale Paron M.Asri Sb.Roto

Elevasi

+ 63 + 51 + 50 + 55 + 55 + 63 + 67

Tahun

(16) (2) (12) (13) (14) (15) (19)

1989

104

108

115

103

97

92

117

1990

129

71

89

124

126

100

144

1991

118

37

86

88

97

85

73

1992

92

112

95

161

118

115

90

1993

38

68

131

99

122

128

112

1994

124

139

82

97

81

81

115

1995

62

107

135

117

79

84

91

1996

82

95

137

122

150

162

85

1997

68

145

132

177

127

130

69

1998

98

116

94

79

115

99

151

1999

78

96

98

105

111

105

212

2000

105

100

80

115

110

90

81

2001

107

131

120

124

45

100

105

2002

89

125

90

115

131

130

50

2003

86

132

90

108

133

131

62

2004

41

117

95

90

161

158

62

2007

50

98

112

91

115

115

116

2009

34

103

85

122

91

136

75

R

R1

R2

R3

R4

R5

R6

rata-rata

84

106

104

113

112

113

101

(7)

R/R1

R/R2

R/R3

R/R4

R/R5

R/R6

0.792

0.807

0.739

0.749

0.737

0.831

r

r1

r2

r3

r4

r5

r6

2005

67

100

107

101

104

80

2006

83

95

132

120

130

80

2008

R

66

160

101

110

106

103

data kosong yang akan diisi = r , akan dihitung dengan persamaan :

r = 1/6 {( R/R1)r1 + (R/R2)r2 + (R/R3)r3 + (R/R4)r4 + (R/R5)r5 + (R/R6)r6 }

r

(R/R1)r1 (R/R2)r2 (R/R3)r3 (R/R4)r4 (R/R5)r5 (R/R6)r6

2005

72

53

81

79

76

77

67

2006

82

66

77

98

90

96

67

2008

84

52

129

75

82

78

86

Dengan pengisian “data kosong” seperti yang diuraikan diatas maka data hujan

harian maksimum tahunan seperti diperlihatkan dalam tabel 2 , menjadi lengkap (

tidak ada data kosong) seperti diperlihatkan dalam tabel 3 dibawah ini .

Tabel 3. Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan /R maks.Tahunan -

Kabupaten NGAWI, Jawa Timur, tahun 1989 s.d. 2009 (mm). ( setelah data “kosong”

diisi)/

Stasiun

Hujan

Ngawi Sk/N Ngale Paron M.Asri Padas Sb.Roto rata-rata

Elevasi

+ 51 + 50 + 55 + 55 + 63 + 63 + 67

Tahun

(2) (12) (13) (14) (15) (16) (19)

1989

108

115

103

97

92

104

117

105

1990

71

89

124

126

100

129

144

112

1991

37

86

88

97

85

118

73

83

1992

112

95

161

118

115

92

90

112

1993

68

131

99

122

128

38

112

100

1994

139

82

97

81

81

124

115

103

1995

107

135

117

79

84

62

91

96

1996

95

137

122

150

162

82

85

119

1997

145

132

177

127

130

68

69

121

1998

116

94

79

115

99

98

151

107

1999

96

98

105

111

105

78

212

115

2000

100

80

115

110

90

105

81

97

2001

131

120

124

45

100

107

105

105

2002

125

90

115

131

130

89

50

104

2003

132

90

108

133

131

86

62

106

2004

117

95

90

161

158

41

62

103

(8)

design note.

2005

67

100

107

101

104

72

80

90

2006

83

95

132

120

130

82

80

103

2007

98

112

91

115

115

50

116

100

2008

66

160

101

110

106

84

103

104

2009

103

85

122

91

136

34

75

92

Sumber : Dinas PU.Pengairan dan Pertambangan Kabupaten Ngawi,tahun 2009.

Keterangan :

= data kosong "diisi"

1.2. perhitungan curah hujan areal.

Data hujan yang diperoleh dikenal sebagai “point rainfall” atau hujan yang jatuh di

titik lokasi tertentu. Untuk keperluan pekerjaan diperlukan apa yang dikenal sebagai

areal rainfall ( hujan areal ), dalam hal ini hujan areal untuk areal perkotaan

kabupaten Ngawi.

Ke tujuah stasiun pengamatan hujan yang disebut dalam tabel 1 adalah

stasiun-stasiun pengamatan hujan yang berlokasi di dalam dan/atau disekitar ( berdekatan

dengan ) areal perkotaan Kabupaten Ngawi.

Untuk memperoleh hujan areal dari beberapa “point rainfall station” ada beberapa

cara yang lazim dilakukan, diantaranya :

1. metoda “thysen polygon”,

2. metoda isohyet,

3. metoda rata-rata aritmatik.

Untuk keperluan pekerjaan ini dilakukan perhitungan areal rainfall dengan metoda

rata-rata aritmatik, dan telah dilakukan pada “spread sheet” tabel 3 dengan hasil

seperti yang tercantum dalam kolom 9 tabel 3.

1.3. analisis frekwensi kejadian hujan.

Untuk perencanaan saluran drainase dalam pekerjaan ini akan dipakai debit aliran

akibat hujan dengan periode ulang 5 tahunan (Q5) . Q5 akan dihitung dengan metoda

rasional memakai nilai hujan maksimum 5 tahunan (R5) dan R5 akan dihitung melalui

analisis frekwensi kejadian hujan dengan menerapkan metoda Gumbel sbb.

XT r = σ + K.Sx

dimana :

XT r : besarnya curah hujan untuk periode tahun berulang, Tr tahun

(mm)

σ

: besarnya curah hujan maksimum rata-rata selama tahun

(9)

Sx

: standar deviasi

K

: faktor frekuensi

Besarnya faktor frekuensi K, dalam metode ini adalah :

Adapun :

Sn dan

Yn

= fungsi dari kebanyakan data.

YT r

= reduced variate,

yang dapat dihitung dengan rumus :

YTr = - ln [ - ln (1

-1

/Tr) ]

Penerapan metoda gumbel terhadap data yang tercantum dalam tabel 3 adalah

sebagai berikut :

Diperoleh rata-rata curah hujan maksimum tahunan selama periode pengamatan σ

= 104 mm, dan standar diviasi Sx = 9.153

Perhitungan R2, R5, R10, R20, R25, R50, R100 diperlihatkan dalam tabel dibawah ini :

Rt = x + {(Yt-Yn) / Sn } * Sx

Periode Ulang t (tahun)

X

Yt Yn Sn Sx

R

t 2

104

0.367 0.525 1.070

9.153

102

5

104

1.500 0.525 1.070

9.153

112

10

104

2.250 0.525 1.070

9.153

119

20

104

2.970 0.525 1.070

9.153

125

25

104

3.199 0.525 1.070

9.153

127

50

104

3.902 0.525 1.070

9.153

133

100

104

4.600 0.525 1.070

9.153

139

K =

(YTr -

Yn)

Sn

(10)

design note.

2. Perhitungan debit aliran di ruas-ruas saluran drainase.

Dalam pekerjaan ini , perhitungan debit aliran di ruas-ruas saluran drainase

dilakukan dengan 2 cara , yaitu :

1. perhitungan debit aliran dengan metoda Rational, dan

2. perhitungan debit aliran dengan menggunakan program komputer EPA

SWMM.

Perhitungan debit aliran dengan metoda Rational adalah cara perhitungan yang

banyak diterpakan untuk keperluan praktis yang memiliki keterbatasan dalam

aplikasinya. Metoda ini dipandang cukup layak untuk diterapkan untuk luasan areal

terbatas dan homogen, dan memiliki banyak kelemahan apabila dipakai untuk

perhitungan aliran untuk banyak ruas-ruas aliran dalam suatu sistem jaringan

saluran.

Perhitungan debit dengan menggunakan program komputer EPA SWMM dapat

menanggulangi keterbatasan penggunaan metoda ratioanal.

Dua cara dipakai dalam pekerjaan ini sehubungan dengan keadaan bahwa : input

data ( khususnya data klimatologi dan hidrologi ) yang diperlukan untuk dapat

melaksanakan perhitungan dengan komputer model ketersediaannya tidak lengkap

dan kurang rinci, karenanya perlu “di-asumsi”/diperkirakan.

Agar asumsi/perkiraan menjadi layak , maka terlebih dahulu dihitung debit aliran

dengan metoda rasional ( khususnya untuk sub-catchment area di bagian-bagian

terhulu) , kemudian angka-angka debit ini dipakai untuk keperluan kalibrasi program

komputer EPA SWMM ( khususnya memperkirakan hidrograf hujan harian dan

tingkat infiltrasi ),

2.1. Perhitungan debit aliran dengan Metoda Rasional.

Perhitungan debit rencana menggunakan rumus rasional adalah sebagai berikut :

Q = 0,278 C.I.A

Adapun :

Q = Debit Rencana [m

3

/detik]

C

= Koeffisien Pengaliran/Limpasan

I

= Intensitas Hujan [ mm/jam ]

A

= Luas Daerah Pengaliran [ km

2

]

(11)

TABEL : 4.1 HARGA KOEFISIEN PENGALIRAN (C) PADA BERBAGAI KONDISI

TANAH DAN TYPE DAERAH ALIRAN

TYPE DAERAH PENGALIRAN

KONDISI

C

1. Rerumputan Tanah Pasir Datar, 2% 0,05 – 0,10

Tanah Pasir Rata-rata, 2 – 7% 0,10 – 0,15

Tanah Pasir Curam, 7% 0,15 – 0,20

Tanah Gemuk Datar, 2% 0,13 – 0,17

Tanah Gemuk Rata-rata, 2 – 7% 0,18 – 0,22

Tanah Gemuk Curam, 7% 0,25 – 0,35

2. Business Daerah Kota Lama 0,75 – 0,95

Daerah Pinggiran 0,50 – 0,70

3. Perumahan Daerah “Single Family” 0,30 – 0,50

“Multi Unit” Terpisah-pisah 0,40 – 0,60

“Multi Unit” Tertutup 0,60 – 0,75

“Sub Urban” 0,25 – 0,40

Daerah Rumah Apartemen 0,20 – 0,70

4. Industri Daerah Ringan 0,60 – 0,80

Daerah Berat 0,60 – 0,90

5. Pertamanan, Kuburan 0,10 – 0,25

6. Tempat Bermain 0,20 – 0,35

7. Halaman Kereta Api 0,20 – 0,40

8. Daerah Yang Tidak Dikerjakan 0,10 – 0,30

9. Jalan Beraspal 0,70 – 0,95

Beton 0,80 – 0,95

Batu 0,70 – 0,95

10. Untuk Berjalan dan Naik Kuda 0,75 – 0,85

11. Atap 0,75 – 0,95

Sumber : Iman Subarkah Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air.

Intensitas hujan rencana atau probabilitas intensitas hujan maksimum yang

terjadi pada periode ulang tertentu dihitung dengan menggunakan rumus

Mononobe :

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

Adapun :

I

= Intensitas hujan (mm/jam)

R

24

= Curah hujan maksimum yang terjadi selama 24 jam dalam [mm]

t

c

= Waktu konsentrasi (Time of Concentration)

Waktu konsentrasi dihitung dengan rumus :

t

c

= t

0

+ t

d

(12)

design note.

t

0

= (108.n.L

½

)/ S

0,2

t

d

= L / V, V = 72 ( H/L)

0,6

Adapun :

t

c

= Waktu konsentrasi (menit).

L

= Panjang sungai/saluran [ m ]

S

= Kemiringan saluran

PERHITUNGAN DEBIT RENCANA

Dibawah ini akan diperlihatkan detail perhitungan debit rencana untuk areal sekitar :

jln. joko tingkir – jln. diponegoro- gg. Sadewa - jln. Untung Suropati - gg. Mawar -

Taman Makam Pahlawan – seperti tergambar dalam peta situasi yang disajikan

dalam gambar 1.

gambar 1. peta situasi sekitar jln. joko tingkir – jln. diponegoro- gg. Sadewa - jln.

Untung Suropati - gg. Mawar - Taman Makam Pahlawan

(13)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 1.211

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 6.00 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 45.12 m , Elv.akhir = 45.00 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 0.12 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =2.00 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t

0

= (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 2.05 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 269.66 m , Elv.awal = 45.00 m , Elv.akhir = 44.50 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 0.50 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 0.46 m/detik

td = Lsal. / V = 9.78 menit ---> tc = to + td = 0.20 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 0.1618 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 115 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q

5

= 0,278 C.I

5

.A =

0.036 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 1.21

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo =275.66 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 45.12 m , Elv.akhir = 44.50 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 0.62 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =0.22 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t0 = (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 11.35 menit

(14)

design note.

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 204.10 m , Elv.awal = 44.50 m , Elv.akhir = 44.00 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 0.50 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 0.54 m/detik

td = Lsal. / V = 6.26 menit ---> tc = to + td = 0.29 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 0.8943 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 88 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q

5

= 0,278 C.I

5

.A =

0.153 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 1.22

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 3.00 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 45.12 m , Elv.akhir = 45.00 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 0.12 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =4.00 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t

0

= (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 1.42 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 219.24 m , Elv.awal = 45.00 m , Elv.akhir = 44.00 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 1.00 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 0.79 m/detik

td = Lsal. / V = 4.63 menit ---> tc = to + td = 0.10 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 1.1257 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 180 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q5 = 0,278 C.I5.A =

0.394 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

(15)

perhitungan debit rencana ruas saluran

g 1.2

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 578.51 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 45.12 m , Elv.akhir = 44.00 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 1.12 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =0.19 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t0 = (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 14.96 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 6.00 m , Elv.awal = 44.00 m , Elv.akhir = 43.88 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 0.12 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 1.91 m/detik

td = Lsal. / V = 0.05 menit ---> tc = to + td = 0.25 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 2.0200 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 98 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q

5

= 0,278 C.I

5

.A =

0.385 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 1.1

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 166.65 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 44.40 m , Elv.akhir = 43.88 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 0.52 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =0.31 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t0 = (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 8.99 menit

(16)

design note.

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 127.75 m , Elv.awal = 44.00 m , Elv.akhir = 43.88 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 0.12 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 0.31 m/detik

td = Lsal. / V = 6.97 menit ---> tc = to + td = 0.27 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 0.3137 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 94 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q

5

= 0,278 C.I

5

.A =

0.057 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 1.

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 621.47 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 45.12 m , Elv.akhir = 43.88 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 1.24 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =0.20 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t

0

= (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 15.23 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 42.96 m , Elv.awal = 43.88 m , Elv.akhir = 35.00 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 8.88 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 7.77 m/detik

td = Lsal. / V = 0.09 menit ---> tc = to + td = 0.26 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 4.7212 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 97 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

(17)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 2.2221

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 3.00 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 47.56 m , Elv.akhir = 47.50 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 0.06 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =2.00 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t

0

= (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 1.63 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 62.71 m , Elv.awal = 47.50 m , Elv.akhir = 46.50 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 1.00 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 1.67 m/detik

td = Lsal. / V = 0.63 menit ---> tc = to + td = 0.04 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 0.0188 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 347 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q5 = 0,278 C.I5.A =

0.013 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 2.2222

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 48.86 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 48.00 m , Elv.akhir = 47.50 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 0.50 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =1.02 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t

0

= (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 4.71 menit

(18)

design note.

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 62.71 m , Elv.awal = 47.50 m , Elv.akhir = 46.50 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 1.00 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 1.67 m/detik

td = Lsal. / V = 0.63 menit ---> tc = to + td = 0.09 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 0.1459 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 195 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q5 = 0,278 C.I5.A =

0.055 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 2.2223

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 50.60 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 48.00 m , Elv.akhir = 47.00 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 1.00 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =1.98 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t

0

= (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 4.18 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 25.12 m , Elv.awal = 47.00 m , Elv.akhir = 46.50 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 0.50 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 1.91 m/detik

td = Lsal. / V = 0.22 menit ---> tc = to + td = 0.07 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 0.0551 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

(19)

Q

5

= 0,278 C.I

5

.A =

0.024 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 2.222

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 111.57 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 48.00 m , Elv.akhir = 46.50 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 1.50 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =1.34 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t

0

= (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 5.87 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 380.62 m , Elv.awal = 46.50 m , Elv.akhir = 44.50 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 2.00 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 0.86 m/detik

td = Lsal. / V = 7.39 menit ---> tc = to + td = 0.22 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 1.4094 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 106 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q

5

= 0,278 C.I

5

.A =

0.292 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 2.22111

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 109.48 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 49.00 m , Elv.akhir = 48.00 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 1.00 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =0.91 % (kemiringan medan aliran)

(20)

design note.

t

0

= (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 6.30 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 154.65 m , Elv.awal = 48.00 m , Elv.akhir = 46.00 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 2.00 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 1.47 m/detik

td = Lsal. / V = 1.75 menit ---> tc = to + td = 0.13 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 0.4633 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 149 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q5 = 0,278 C.I5.A =

0.134 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 2.22112

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 128.89 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 49.00 m , Elv.akhir = 47.50 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 1.50 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =1.16 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t

0

= (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 6.34 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 329.19 m , Elv.awal = 47.50 m , Elv.akhir = 46.00 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 1.50 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 0.79 m/detik

td = Lsal. / V = 6.96 menit ---> tc = to + td = 0.22 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 1.5221 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

(21)

,---> I5 = 106 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q5 = 0,278 C.I5.A =

0.315 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 2.2211

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 458.08 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 49.00 m , Elv.akhir = 46.00 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 3.00 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =0.65 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t0 = (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 10.85 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 6.00 m , Elv.awal = 46.00 m , Elv.akhir = 45.64 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 0.36 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 3.70 m/detik

td = Lsal. / V = 0.03 menit ---> tc = to + td = 0.18 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 1.9854 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 122 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q5 = 0,278 C.I5.A =

0.469 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 2.2212

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 57.86 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 48.00 m , Elv.akhir = 47.50 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 0.50 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =0.86 % (kemiringan medan aliran)

(22)

design note.

t0 = (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 5.15 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 327.41 m , Elv.awal = 47.50 m , Elv.akhir = 45.64 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 1.86 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 0.90 m/detik

td = Lsal. / V = 6.07 menit ---> tc = to + td = 0.19 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 1.0078 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 119 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q5 = 0,278 C.I5.A =

0.233 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 2.221

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 464.08 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 49.00 m , Elv.akhir = 45.64 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 3.36 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =0.72 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t0 = (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 10.68 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 178.77 m , Elv.awal = 45.64 m , Elv.akhir = 44.50 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 1.14 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 0.96 m/detik

td = Lsal. / V = 3.09 menit ---> tc = to + td = 0.23 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 5.4924 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

(23)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm , 3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 104 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q5 = 0,278 C.I5.A =

1.110 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

g 2.22

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 642.85 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 49.00 m , Elv.akhir = 44.50 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 4.50 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =0.70 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t0 = (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 11.99 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 12.00 m , Elv.awal = 44.50 m , Elv.akhir = 44.38 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 0.12 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 1.26 m/detik

td = Lsal. / V = 0.16 menit ---> tc = to + td = 0.20 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 6.9018 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 113 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q5 = 0,278 C.I5.A =

1.516 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 2.21

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 12.00 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 48.00 m , Elv.akhir = 47.88 m

(24)

design note.

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 0.12 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =1.00 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t0 = (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 2.96 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 333.43 m , Elv.awal = 47.88 m , Elv.akhir = 44.38 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 3.50 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 1.30 m/detik

td = Lsal. / V = 4.27 menit ---> tc = to + td = 0.12 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 0.4001 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 159 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q5 = 0,278 C.I5.A =

0.124 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 2.2

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 654.85 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 49.00 m , Elv.akhir = 44.38 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 4.62 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =0.71 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t0 = (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 12.04 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 30.00 m , Elv.awal = 44.38 m , Elv.akhir = 43.00 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 1.38 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 3.16 m/detik

td = Lsal. / V = 0.16 menit ---> tc = to + td = 0.20 jam

(25)

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I

5

= 113 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q

5

= 0,278 C.I

5

.A =

1.601 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 2.1

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 30.00 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 43.65 m , Elv.akhir = 43.50 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 0.15 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =0.50 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t0 = (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 4.62 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 266.73 m , Elv.awal = 43.50 m , Elv.akhir = 43.00 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 0.50 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 0.46 m/detik

td = Lsal. / V = 9.61 menit ---> tc = to + td = 0.24 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 1.1643 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 102 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q

5

= 0,278 C.I

5

.A =

0.230 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 2.

(26)

design note.

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 684.85 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 49.00 m , Elv.akhir = 43.00 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 6.00 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =0.88 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t

0

= (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 11.70 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 30.00 m , Elv.awal = 43.00 m , Elv.akhir = 35.00 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 8.00 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 9.06 m/detik

td = Lsal. / V = 0.06 menit ---> tc = to + td = 0.20 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 8.4722 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 115 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q

5

= 0,278 C.I

5

.A =

1.902 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 3.1

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 3.00 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 44.06 m , Elv.akhir = 44.00 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 0.06 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =2.00 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t

0

= (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 1.63 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 95.59 m , Elv.awal = 44.00 m , Elv.akhir = 38.00 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 6.00 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 3.80 m/detik

td = Lsal. / V = 0.42 menit ---> tc = to + td = 0.03 jam

(27)

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 0.0287 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 370 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q5 = 0,278 C.I5.A =

0.021 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 3.211111

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 6.00 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 46.12 m , Elv.akhir = 46.00 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 0.12 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =2.00 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t

0

= (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 2.05 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 46.43 m , Elv.awal = 46.00 m , Elv.akhir = 45.55 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 0.45 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 1.24 m/detik

td = Lsal. / V = 0.62 menit ---> tc = to + td = 0.04 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 0.0279 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 310 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q5 = 0,278 C.I5.A =

0.017 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

(28)

design note.

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 52.43 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 46.12 m , Elv.akhir = 45.00 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 1.12 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =2.14 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t

0

= (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 4.16 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 6.00 m , Elv.awal = 45.55 m , Elv.akhir = 45.50 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 0.05 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 1.13 m/detik

td = Lsal. / V = 0.09 menit ---> tc = to + td = 0.07 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 0.0285 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 227 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q5 = 0,278 C.I5.A =

0.013 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 3.2111

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 58.43 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 45.50 m , Elv.akhir = 45.38 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 0.12 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =0.21 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t

0

= (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 6.89 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 49.31 m , Elv.awal = 45.50 m , Elv.akhir = 45.00 m

(29)

td = Lsal. / V = 0.65 menit ---> tc = to + td = 0.13 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 0.0580 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I

5

= 155 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q

5

= 0,278 C.I

5

.A =

0.018 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 3.211

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 107.74 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 46.12 m , Elv.akhir = 45.00 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 1.12 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =1.04 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t0 = (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 6.11 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 198.67 m , Elv.awal = 45.00 m , Elv.akhir = 44.00 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 1.00 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 0.84 m/detik

td = Lsal. / V = 3.96 menit ---> tc = to + td = 0.17 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 0.6646 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 128 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q

5

= 0,278 C.I

5

.A =

0.165 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

(30)

design note.

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 3.21

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 306.41 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 46.12 m , Elv.akhir = 44.00 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 2.12 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =0.69 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t0 = (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 9.39 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 95.59 m , Elv.awal = 44.00 m , Elv.akhir = 38.00 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 6.00 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 3.80 m/detik

td = Lsal. / V = 0.42 menit ---> tc = to + td = 0.16 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 1.3346 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 130 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q

5

= 0,278 C.I

5

.A =

0.338 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

s 3.22

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 3.00 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 45.55 m , Elv.akhir = 45.00 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 0.55 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =18.33 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t0 = (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 1.04 menit

(31)

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 242.06 m , Elv.awal = 45.00 m , Elv.akhir = 38.00 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 7.00 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 2.39 m/detik

td = Lsal. / V = 1.69 menit ---> tc = to + td = 0.05 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 0.4912 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 305 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Q

5

= 0,278 C.I

5

.A =

0.292 m3/detik (Debit rencana saluran dg periode ulang 5 tahun)

perhitungan debit rencana ruas saluran

g 3.2

di kawasan

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lo = 402.00 m (panjang pengaliran) , Elv.awal = 46.12 m , Elv.akhir = 38.00 m

Ho = Elv.awal - Elv.akhir = 8.12 m (beda tinggi) So = Ho / Lo =2.02 % (kemiringan medan aliran)

n = 0.012 koefisien Manning's ( diasumsikan melalui medan/saluran beton atau dipoles dg semen)

t

0

= (108.n.Lo

½

)/ So

0,2

= 8.29 menit

di saluran

Dari interpretasi dan digitasi peta rupabumi skala 1:25000 diperoleh Lsal, = 6.00 m , Elv.awal = 38.00 m , Elv.akhir = 37.95 m

H = Elv.awal - Elv.akhir = 0.05 m , V = 72 ( H/Lsal.) 0,6

= 1.13 m/detik

td = Lsal. / V = 0.09 menit ---> tc = to + td = 0.14 jam

dari digitasi peta rupa bumi diperoleh A = 1.8258 Ha

C = 0.70 (koefisien pengaliran untuk daerah perumahan/gedung yang akan berkembang diasumsikan sebagai perumahan multy unit tertutup koef.0,60-0,75)

dari analisis frekwensi kejadian hujan telah diperoleh bahwa R5 = 112 mm ,

3 / 2 24

24

24

=

c

t

R

I

,---> I5 = 145 mm/jam (Intensitas hujan dg periode ulang 5 tahun)

Gambar

tabel 1. daftar stasiun pengamat hujan  Stasiun Hujan  Elevasi
Tabel 3. Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan /R maks.Tahunan  -  Kabupaten NGAWI, Jawa Timur, tahun 1989 s.d
TABEL : 4.1 HARGA KOEFISIEN PENGALIRAN (C) PADA BERBAGAI KONDISI  TANAH DAN TYPE DAERAH ALIRAN
gambar 1. peta situasi sekitar jln. joko tingkir –  jln.  diponegoro-  gg. Sadewa -  jln
+5

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang didapatkan peneliti sebelum melakukan penelitian lebih lanjut dalam pendidikan agama Islam di sekolah SMP Dharma Praja yaitu guru yang kurang dalam menguasai

Pada penelitian terdahulu yang membahas tentang full day school telah dilakukan oleh Andikurrahman (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Dampak Pelaksanaan Full

Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas hipoglikemik ekstrak air daun Angsana terhadap kadar glukosa darah (KGD) dan terhadap histopatologi sel beta pada

• Menurut the American Hotel and Motel Association (AHMA) sebagaimana dikutip oleh Steadmon dan Kasavana: Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara

Berdasarkan observasi langsung bahwa adanya perbedaan pelaksanaan model praktik keperawatan profesional pemula sesudah mendapat pelatihan model praktik keperawatan

Dalam kemampuan komunikasi matematika misalnya komunikasi tulis terlihat pada indikator menyelesaikan masalah, dan berkomunikasi lisan pada indikator bekerjasama dengan orang

Kasus yang diangkat pada artikel ini yaitu tentang pengobatan penyakit ringan dengan menggunakan obat tradisional, oleh karena itu terdapat rancangan dari mulai data pakar hingga

tidak boleh mempengaruhi pelajar etnik India bertingkah laku devian. d) Untuk mengenal pasti sama ada penglibatan terhadap aktiviti sosial/. kemasyarakatan boleh atau