• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

67 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian pengembangan model latihan teknik dasar bermain futsal dan latihan fisik futsal dimulai dari studi pendahuluan, pembuatan produk, penilaian ahli, uji coba kelompok kecil, revisi, uji coba kelompok besar, revisi dan eksperimen produk. Berikut akan dijabarkan mengenai waktu dan tempat pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.

Tabel 3.1 Rancangan Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Penelitian Tempat Waktu

1 Peneliti melakukan wawancara

dengan pelatih futsal di Kota Malang

Di lapangan 1. Kick Off Futsal 2. Jack’s Futsal

Malang

Juli - Agustus 2016

2 Pembuatan produk awal model

latihan teknik dasar dan latihan fisik dalam futsal

Surakarta dan Malang

September - Oktober 2016 3 Evaluasi ahli futsal, ahli latihan dan

ahli multimedia: Ahli Futsal :

1. Agus Abdul Rachman 2. Farid Safrudin

Ahli Latihan :

1. Dr. Eko Hariyanto, M.Pd Ahli Multimedia :

1. Eka Pramono Adi, S.IP., M.Si

Malang Malang Malang Malang November 2016

4 Uji Kelompok Kecil dan Revisi

Produk Tahap Pertama Malang

Desember 2016

5 Uji Kelompok Besar dan Revisi

Produk Tahap Kedua Malang

Desember 2016 – Januari 2017

6 Eksperimen Produk Malang Februari -

Maret 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dipaparkan tempat dan waktu penelitian sebagai berikut sebagai berikut :

(2)

1. Waktu Penelitian

Penelitian akan berlangsung selama tiga tahap. Tahap yang pertama analisis kebutuhan adalah pembuatan produk yang akan dilaksanakan pada bulan juli sampai agustus 2016. Tahap kedua pelaksanaan uji coba produk yang akan dilaksanakan pada bulan Desember 2016. Pelaksanaan uji coba produk berlangsung selama 2 bulan, dikarenakan untuk penyedian waktu uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar serta revisi dari produk yang telah diuji cobakan. Setelah pelaksanaan uji coba dan revisi produk selesai maka akan dilanjutkan dengan tahap ketiga yaitu uji efektifitas dari hasil produk yang telah dibuat dengan cara dieksperimenkan.

Tahap ketiga dari pelaksaan penelitian ini adalah ekperimen produk yang telah dihasilkan. Pelaksanaan eksperimen ini akan berlangsung selama dua bulan, mulai februari sampai maret 2017. Pelaksanaan perlakukan selama 8 minggu dengan frekuensi latihan 3-5 kali dalam seminggu. Hal ini didasarkan pada prinsip pemberian waktu latihan yang baik sehingga akan mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Tempat Penelitian

Pemilihan tempat penelitian dipertimbangkan dengan beberapa aspek, baik dari segi akses maupun lokasi yang mendukung terlaksananya penelitian dengan baik. Tempat penelitian yang mencakup uji coba produk dan uji efektifitas produk dilaksanakan di Kota Malang.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan, karena sesuai dengan masalah yang ditemukan dalam studi pendahuluan, sehingga untuk memecahkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang terjadi, penelitian pengembangan yang cocok untuk hal tersebut.

1. Model Pengembangan

Model pengembangan yang digunakan peneliti adalah model pengembangan prosedural. Menurut Sugiyono (2012:297) “metode penelitian pengembangan ini adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

(3)

produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut”. Selain itu Kantun (2013:77-78) “penelitian pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan antara lain: bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, sistem pengelolaan dalam pembelajaran”. Penelitian pengemban ini akan menghasilkan produk baru dari hasil penelititan yang dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti tidak selalu mengembangkan model produk baru tetapi juga bisa melakukan modifikasi atau menyempurnakan produk yang sudah ada sebelumnya dan tentunya dapat dipetanggung jawabkan. Produk yang dihasilkan pada penelitian ini tidak harus berupa benda atau perangkat keras

(hardware) tetapi juga boleh berupa perangkat lunak (software).

Model penelitian dan pengembangan (research and development) pada penelitian ini mengunakan metode pengembangan prodedural dari Borg dan Gall (1983:775). Adapun langkah-langkah model penelitian dan pengembangan

(research and development) adalah sebagai berikut.

1) Research and information collecting 2) Planning

3) Develop preliminary from of product 4) Preliminary field testing

5) Main product revision 6) Main field testing

7) Operational product revision 8) Operational field testing 9) Final product revision

10) Dissemination and implementation

Dari sepuluh langkah penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall terdapat beberapa tahap yang sebagian dimodifikasi oleh peneliti, dengan pertimbangan waktu, tenaga dan biaya yang terbatas untuk menghasilkan produk pengembangan model latihan teknik dasar dan model latihan fisik futsal pada pemain futsal di Kota Malang.

(4)

2. Prosedur Penelitian Pengembangan

Dari sepuluh langkah pengembangan yang dikemukakan Borg dan Gall ada beberapa tahap yang sebagian dimodifikasi oleh peneliti, dengan pertimbangan efisiensi waktu, tenaga, dan biaya yang terbatas untuk menghasilkan produk pengembangan model latihan teknik dasar dan model latihan fisik futsal, untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar bermain futsal dan kemampuan latihan fisik futsal pada pemain futsal di Kota Malang. Untuk mengetahui peningkatan dari hasil penerapan pengembangan produk, maka peneliti melakukan eksperimen terhadap hasil produk model latihan teknik dasar dan model latihan fisik futsal.

Berikut ini gambaran dari sejumlah tahapan penerapan penggunaan model produk seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

TAHAP PERTAMA Pendahuluan

Analisis Kebutuhan

Wawancara dengan

Pelatih Futsal Lembar Observasi

Panduan Wawacara Bebas Terpimpin

Observasi Lapangan oleh Peneliti

Analisis Data Hasil Analisis Kebutuhan

(5)

Menyusun Draft Pengembangan dan Pembuatan Produk Berbasis Media Flip Book Maker

TAHAP KEDUA

Uji Coba Produk

Ahli futsal Ahli latihan

fisik Ahli media

Pembuatan video model latihan teknik dasar dan

latihan fisik futsal Kajian teori teknik dasar bermain

futsal dan latihan fisik futsal

Pembuatan media flip book maker dengan memasukkan penjelasan model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsalserta video model

latihan.

Model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal

Uji coba ahli Skala penilaian

(rating scales)

(6)

TAHAP KETIGA

Uji Efektifitas Produk

Gambar 3.1 Prosedur pengembangan model latihan teknik dasar dan model

latihan fisik futsal

Pre-test atau tes kemampuan

sebelum perlakuan

Post-test atau tes kemampuan

setelah perlakuan catatan lapangan Kelompok eksperimen Kelompok kontrol Uji coba kelompok kecil

Skala penilaian (rating scales) dan catatan lapangan

Uji coba kelompok besar Revisi produk

Revisi produk

Skala penilaian (rating scales) dan catatan lapangan

Produk pengembangan model latihan teknik dasar dan model latihan fisik futsal pada pemain futsal di Kota Malang

(7)

Adapun langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti pada penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.

1) Tahap Pertama

a. Analisis Kebutuhan

Studi pendahuluan dari penelitian ini adalah analisis kebutuhan, dengan melakukan wawancara bebas terpimpin pada pelatih futsal di Kota Malang. Analisis kebutuhan merupakan bagian dari langkah awal dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengupulkan data dan informasi awal tentang maslah yang akan diangkat dalam penelitian ini. Informasi yang diperoleh merupakan informasi yang bersifat nyata dari permasalahan yang ada dilapangan.

b. Menyusun Draft Pengembangan dan Pembuatan Produk Berbasis Media

Flip Book Maker

1. Kajian Teori

Kajian teori merupakan pengkajian ilmiah materi yang akan diterapkan dalam penelitian serta menggunakan teori-teori yang telah dikemukan sebelumnya sebagai landasan pemikiran.

2. Menyusun Produk Awal

Berdasarkan analisis kebutuhan sampai pada kajian teoritik yang dipaparkan pada bab dua, maka langkah selanjutnya yangakan diambil oleh peneliti adalah pembuatan produk awal pengembangan model latihan teknik dasar dan model latihan fisik futsal. Untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar bermain futsal dan meningkatkan kualitas fisik pemain futsal, produk pengembangan ini dimulai dari membuat ruang lingkup produk. Adapun isi dalam pengembangan produk terdiri dari.

1) Kajian teoritis sebagai landasan awal dalam pembuatan produk model latihan teknik dasar dan model latihan fisik futsal.

2) Membuat bentuk- bentuk model latihan teknik dasar dan model latihan fisik futsal.

3. Pembuatan Video

Pembuatan video ini dengan rincian yaitu membuat video model latihan teknik dasar futsal (passing, control, dribbling, shooting) dan model

(8)

latihan fisik futsal (daya tahan (endurance), kelincahan (agility), kecepatan

(speed) dan power).

4. Pembuatan produk akhir yaitu media flip book maker

Pembuatan produk akhir yaitu flip book maker dengan cara menuangkan semua materi mulai dari narasi atau penjelasan tentang model latihan, gambar petunjuk pelaksanaan model latihan hingga video cara melakukan model latihan.

2) Tahap Kedua

a. Uji Coba Ahli (Expert Judgment)

Rancangan produk awal kemudian diuji cobakan dan dievaluasi oleh dua orang ahli futsal, satu orang ahli latihan fisik dan satu ahli media.

b. Revisi Produk I

Produk direvisi sesuai dengan saran dan masukan dari para ahli untuk selanjutnya diuji cobakan pada uji coba kelompok kecil.

c. Uji Coba Produk Tahap I (Kelompok Kecil)

Uji coba produk tahap I (kelompok kecil) ini sebagai tindak lanjut dari persetujuan para ahli terhadap model latihan yang dikembangkan. Pada tahap ini melibatkan subjek penelitian berupa pemain futsal di Kota Malang dengan jumlah subjek sebanyak 12 pemain, dengan maksudkan untuk mencari saran, masukan dan penilaian dari pemain futsal di Kota Malang berkaitan dengan isi model latihan yang telah dibuat oleh peneliti.

d. Revisi Produk II

Setelah uji coba kelompok kecil, maka langkah selanjutnya dilakukan revisi sehubungan dengan hasil yang dilakukan pada uji coba kelompok kecil. e. Uji Coba Produk Tahap II (Kelompok Besar)

Uji coba produk tahap II (kelompok besar) dimaksudkan untuk mencari penilaian dan memvalidasi model latihan yang telah dibuat serta untuk mengukur apakah produk yang dikembangkan dapat diterima dan memperoleh tingkat obyektifitas dari produk yang lebih tinggi. Pada tahap ini, peneliti melibatkan subyek dari pemain futsal di Kota Malang sebanyak 24 pemain.

(9)

f. Revisi Produk III

Setelah memasuki uji coba produk kelompok besar, maka langkang selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan revisi akhir dari uji coba yang dilakukan sebagai perbaikan agar memperoleh kesempurnaan produk yang telah dilakukan uji coba pada kelompok kecil dan kelompok besar.

3) Tahap Ketiga

a. Uji Efektifitas Produk

Setelah produk diselesaikan berdasarkan hasil dari evaluasi ahli dan hasil uji coba kelompok kecil dan kelompok besar, maka untuk menguji tingkat efektifitas produk yang dibuat maka dilakukan eksperimen terhadap subjek dengan menggunakan produk yang dibuat oleh peneliti. Uji

efektifitasan produk dilakukan dengan cara ekperimen dengan

membandingkan kelompok coba dan kelompok kontrol.

Rancangan eksperimenya menggunakan rancangan pretest dan postest dengan pemilihan kelompok yang di acak (two group randomize pre test and

post test).

Tabel 3.2 Rancangan Eksperimen

Subjek Pre - test Perlakuan Post - test

R

(kelompok coba) X1

Latihan teknik dasar futsal dan

latihan fisik X2 R (kelompok kontrol) X1 Latihan dilakukan secara konvensional dan mandiri X2

Mekanisme pelaksanaan uji efektifitas hasil produk pengembangan ini dilakukan dengan membandingkan dua kelompok untuk kemudian dilihat hasilnya dari hasil pre test dan post tes.

b. Laporan Hasil Produk Pengembangan

Hasil akhir berupa produk model latihan yang telah dihasilkan dan dilakukan uji coba ahli (expert judgment), uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar, dan hasil eksperimen produk berupa model latihan teknik

(10)

dasar dan model latihan fisik futsal untuk membentuk keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik pemain futsal.

3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional a. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel independen, dan variabel dependen, dengan rinciannya sebagai berikut. 1) Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal.

2) Variabel dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah model latihan teknik dasar dan model latihan fisik futsal berbasis media flip book maker.

b. Definisi Operasinal Variabel Penelitian

1) Model latihan adalah bentuk, contoh atau pemeragaan sejumlah latihan teknik dasar futsal dan latihan fisik futsal yang tersusun dengan baik, sistematis dan ilmiah, dengan tujuan untuk mempermudah pemain futsal dalam memperhatikan hingga dapat menirukan gerakannya dengan benar. 2) Futsal adalah olahraga dengan menggunakan sistem permainan, yang

terdiri dari dua tim dengan masing-masing tim terdiri dari 14 orang (5 pemain inti dan 9 pemain cadanagan), dimainkan pada lapangan yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 42 m x 20 m, dengan waktu 2 x 20 menit.

3) Latihan teknik dasar futsal merupakan latihan yang yang dilakukan dengan tujuan untuk memantapkan, memahirkan dan menigkatkan keterampilan teknik dasar yang diperlukan dalam bermain futsal yang meliputi passing,

control, dribbling, shooting dan teknik penjaga gawang.

4) Latihan fisik futsal merupakan latihan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain futsal, karena kemampuan fisik yang baik merupakan salah satu faktor penunjang seorang atlet dalam mencapai prestasi.

(11)

5) Media flip book maker merupakan suatu media yang yang digunakan untuk menyajikan hasil produk pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal dalam tampilan elektronik dan dengan tampilan yang menarik.

C. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dimana data diperoleh. Sumber data dalam penelitian pengembangan model latihan teknik dasar dan model latihan fisik futsal ini adalah, sumber data awal, uji coba produk, dan sumber data dalam uji efektifitas produk. Sumber data tersebut meliputi.

1. Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pengamat untuk mengetahui kebutuhan penelitian, dalam hal ini masalah yang menjadi latar belakang penelitian serta sebagai observer atau pencatat lapangan saat melakukan uji efektifitas produk. Menurut Moleong (2000:121) “kedudukan peneliti merupakan sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya sebagai pelapor hasil penelitian”.

2. Pelatih Futsal

Sumber data pelatih futsal dalam penelitian ini dilakukan pada saat analisis kebutuhan, data diambil dengan menggunakan teknik wawancara. “wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitit ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil” (Sugiyono, 2012:137). Instrument pengumpulan data ini menggunakan

intervieu guide. 3. Ahli Futsal

Sumber data ahli futsal diambil dari unsur pelatih, dengan kualifikasi melatih dalam sebuah tim dan memiliki lisensi sebagai pelatih futsal.

a. Agus Abul Rachman b. Farid Safrudin

(12)

4. Ahli Latihan Fisik

Sumber data dari ahli latihan. a. Dr. Eko Hariyanto, M.Pd

5. Ahli Multimedia

Sumber data dari ahli multimedia. a. Eka Pramono Adi, S.IP., M.Si

6. Atlet Futsal

a) Populasi

“Populasi adalah keseluruhan anggota kelompok orang, kejadian, dan sebagainya yang menjadi objek penelitian” (Sugiyanto, 2015:13). Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Futsal di Kota Malang. Terdiri dari 2 klub yang masing-masing memilki 15-20 pemain sebagai anggota klub.

b) Sampel

“Sampel adalah sekelompok orang, kejadian dan sebagainya yang diambil dari populasi, yang digunakan sebagai sumber data” (Sugiyanto, 2015:13). Untuk penentuan sampel penelitian dilakukan dengan purposive

sampling dan random sampling. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian

ini yaitu 12 orang sampel untuk uji coba kelompok kecil, 24 orang sampel untuk uji coba kelompok besar. Sedangkan untuk uji efektifitas produk menggunakan 24 orang sampel dengan 12 orang sampel kelompok coba dan 12 orang sampel kelompok kontrol.

D. Teknik Pengumpulan Data

“Terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil peneltian yaitu, kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkaitaan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data” (Sugiyono, 2012:137). Sedangkan menurut Moloeng (2000:19) “untuk mengumpulkan data, para digma ilmiah memanfaatkan tes tulis (tes pensil kertas) atau kuisioner atau menggunakan alat fisik lainnya seperti polograf dan sebagainya”. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kondisi awal, data penilaian ahli futsal, data uji coba kelompok, dan data

(13)

hasil uji efektifitas produk pengembangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah.

a. Teknik observasi atau pengamatan digunakan untuk memperoleh informasi kondisi latihan teknik dasar dan latihan fisik di Kota Malang. Uji coba tahap I (kelompok kecil), ujicoba tahap II (kelompok besar) dan proses uji efektifitas produk eksperimen.

b. Teknik wawancara dipergunakan untuk mengumpulkan data kondisi tentang proses latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal.

c. Teknik quisioner atau angket digunakan untuk mengumpulkan data penilaian kelayakan produk dari para ahli, serta pendapat dari atlit (pengguna produk). d. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan teknik

dasar bermain futsal dan letihan fisik pemain futsal Kota Malang.

E. Instrumen Pengumpulan Data

“Instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatanya mengumpulkan agar kegiatanya tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya” (Arikunto, 2009:101). Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan antara lain:

1. Observasi

“Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi butir-butir tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi” (Winarno, 2011:146). Sedangkan menurut Hadi dalam Sugiyono (2012:145) “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, menurut Sugiyono (2012:145-146) observasi dapat dibedakan menjadi.

a. Observasi Berperan Serta (Participant Observation)

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

(14)

penelitian. Sambil melakukan peengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya.

b. Observasi Nonpartisipan

Dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Pengumpulan data dengan menggunakan observasi ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna. Penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu.

1) Observasi Terstruktur

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. 2) Observasi Tidak Terstruktur

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.

Adapun observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu observasi partisipasi dan observasi nonpartisipasi. Observasi partisipasi dengan mengobservasi proses uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar serta uji efektivitas produk. Sedangkan untuk observasi nonpartisipasi peneliti mengobservasi kondisi latihan futsal di Kota Malang.

2. Wawancara

“Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara dengan yang diwawancarai untuk memperoleh data berupa informasi dari orang yang diwawancarai (interviewer)” (Winarno, 2011:100). Sedangkan Moloeng (2000:135) mengemukakan bahwa “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Sugiyono (2012:138-140) berpendapat bahwa “wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) meupun dengan menggunakan telepon”. Sedangkan

(15)

Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur untuk memperoleh informasi mengenai analisis kebutuhan dari pelatih futsal di Kota Malang.

3. Angket (Questionnaires)

Instrument selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang sesuatu yang akan diteliti” (Winarno, 2011:96). Metode angket digunakan untuk memperoleh informasi analisis kebutuhan dari anggota tim futsal, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar serta untuk memperoleh informasi dari para ahli.

Berdasarkan cara menjawabnya Menurut Winarno (2011:96) “kuesioner dibagi menjadi yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup”. Pada penelitian ini yang digunakan adalah kuesioner tertutup karena jawaban dari pertanyaan sudah tersedia dan responden hanya tinggal memilih. Kemudian berdasarkan jawaban yang diberikan Winarno (2011:96) “juga membagi menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung”. Berdasarkan jawaban kuesioner maka kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya dan kuesioner tidak langsung yaitu responden menjawab tentang orang lain.

Untuk bentuk dari kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini ada beberapa bentuk. Bentuk yang pertama adalah kuesioner pilihan ganda. Hal ini dikarenakan butir-butir jawaban yang tersedia merupakan pilihan ganda dan jawaban yang tersedia menunjukkan tingkatan mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju atau sangat baik hinga kurang sekali.

Dalam penelitian ini ada tiga jenis kuesioner, yaitu: a. Kuesioner untuk ahli futsal dan ahli latihan

Aspek kelayakan produk pengembangan model latihan teknik dasar dan model latihan fisik futsal untuk masing-masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Aspek kesesuaian 2. Aspek kemanfaatan 3. Aspek keamanan

(16)

4. Aspek keterlaksanaan

b. Kuesioner untuk ahli multimedia

Aspek kelayakan produk hasil pengembangan model latihan teknik dasar bermain futsal dan latihan fisik futsal berupa media flip book maker untuk masing-masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Aspek kemudahan 2. Aspek ketepatan 3. Aspek kemenarikan c. Kuesioner untuk atlit futsal

Aspek kelayakan produk pengembangan model latihan teknik dasar dan model latihan fisik futsal untuk masing-masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Aspek kemudahan untuk dipahami 2. Aspek kemudahan untuk dilakukan 3. Aspek kemenarikan

4. Aspek kemanfaatan

4. Tes Keterampilan Teknik Dasar Bermain futsal dan Kemampuan Fisik Pemain Futsal

Dalam penelitian ini juga digunakan metode tes. Menurut Johnson dan Nelson dalam Winarno (2011:94) “Menyatakan tes adalah suatu bentuk pertanyaan atau pengukuran yang digunakan untuk menilai pengetahuan dan kemamouan usaha fisik”. Selain itu Winarno (2011:94) juga mengemukakan bahwa “tes merupakan instrument atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi berupa pengetahuan atau keterampilan seseorang, berdasarkan jenisnya tes dapat berupa, tes tulis, tes lisan dan tes keterampilan”.

Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah untuk mengetahui pencapain dari eksperimen produk pengembangan, secara khusus tes yang digunakan adalah tes prestasi. Winarno (2011:95) menyatakan “tes prestasi

(achievement test) yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian prestasi

seseorang setelah mempelajari sesuatu”. Dalam penelitian ini tes prestasi yang dimaksudkan adalah tes penguasaan teknik dasar bermain futsal dan tes

(17)

peningkatan kemampuan fisik pemain futsal sehingga instrument ini masuk kategori achievement test.

1. Tes Teknik Dasar Futsal

“Tes teknik dasar futsal yang digunakan adalah “tes futsal FIK Jogja” dengan validitas sebesar 0,67, reliabilitas sebesar 0,69 dan objektivitas sebesar 0,54” (Marhaendro, dkk, 2009:155). Dimana tes ini bertujuan untuk mengestimasi tingkat keretampilan dasar bermain futsal meliputi passing,

controlling, dribbling dan shooting.

Gambar 3.2 Model tes teknik dasar futsal

2. Tes Kemampuan Fisik Futsal

Tes yang digunakan untuk tes kemampuan fisik futsal adalah illinois

test untuk mengukur kelincahan, 20 meter dash untuk mengukur kecepatan, multi stage fitness test untuk mengukur daya tahan, dan standing broad jump

untuk mengukur power tungkai. Dengan aspek tes didalamnya meliputi dengan aspek kemampuan fisik dominan pada pemain futsal.

5. Skala penilaian

Skala penilaian yang disusun peneliti disesuaikan dengan teknik pengumpulan data dan sumber data yang ingin dikumpulkan. “Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh seseorang melalui pernyataan perilaku individu pada saat titik kontinum atau suatu kategori yang bermakna nilai” (Sudjana, 2011:77). Penelitian ini menggunakan absolute rating scales (skala penilaian absolut). Pemilihan bentuk ini didasarkan pada kriteria jenis skala penilaian yang sesuai dengan mekanisme pelaksanaan penelitian serta subyek

(18)

yang akan diperbandingkan. Menurut Verducci (1980:188) “skala penilaian absolut memiliki keuntungan dimana satu grup dari siswa atau subyek dapat diperbandingkan dengan grup subyek yang lain karena subyek tersebut sudah memilki kemampuan dengan antisipasi standar yang sama”. Jadi untuk membandingkan dua kelompok dapat menggunakan bentuk skala penilaian absolut dengan antisipasi bahwa dua kelompok tersebut memilki standar awal yang sama. Tipe skala penilaian absolut sendiri terdiri dari 4 macam tipe skala penilaian, tipe skala penialaian yang paling cocok untuk mengukur proses gerak atau proses melakukan teknik menggiring dan menembak dalam futsal adalah skala penilaian tipe numberic scale.

Skala penilaian tipe numberic scale didasarkan pada indikator proses gerakan yang menjadi pengamatan untuk penilaian proses gerakan. Setiap indikator dibagi menjadi sub indikator, masing-masing sub indikator diberi rentang penilaian 1-5, artinya semakin tinggi rentang penilaianya semakin baik proses gerakan yang dilakukan, hasil pengskoran dijadikan penilaian proses melakukan teknik menggiring dan menembak dalam futsal. Pengamatan dilakukan pengamat yang ahli dibidang futsal.

6. Catatan Lapangan

Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2012:209) “catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami,dan dipikirkandalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian”. Catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan pada saat uji eksperimen produk, berisi tentang gambaran pelaksanaan program latihan menggiring dan menembak, sehingga seluruh kegiatan dalam pelaksanaan program tersebut bias terekam dengan baik.

F. Jenis Data

Jenis data penelitian pengembangan model latihan teknik dasar dan model latihan fisik futsal adalah data kuantitatif dan kualitatif, penjabaranya sebagai berikut:

1. Data Kualitatif

(19)

a. Hasil observasi dari peneliti.

b. Hasil wawancara dari pelatih futsal pada studi pendahuluan. c. Masukan dari ahli futsal, ahli latihan dan ahli multimedia. d. Catatan lapangan pada saat eksperimen produk.

2. Data kuantitatif

Dalam penelitian ini data kuantitatif yang diperoleh adalah. a. Data dari kuisioner evaluasi ahli adalah termasuk data ordinal.

b. Data dari kuisioner atlit pada saat uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar termasuk data ordinal.

c. Data dari hasil pre test dan post test uji efektifitas produk termasuk data ordinal.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data, hal ini dilihat dari jenis data yang dikumpulkan, berikut masing-masing pendekatan pengolahan data dalam penelitian ini:

1. Pendekatan Kualitatif a. Analisis data

Menurut Bodgan dan Biklen dalam Moleong (2012:248) “analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, sehingga pada akhirnya akan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data yang dianalisis secara kualitatif berasal dari data yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu wawancara dan catatan lapangan. Menurut Moleong (2012:247) “proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya”.

Tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagaimana yang dilakukan yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh melalui perangkat pengumpulan data akan dianalisis dan selanjutnya direduksi secara sistematis berdasarkan kelompok data,

(20)

data tereduksi ini akan disajikan secara terorganisir untuk dilakukan penarikan kesimpulan.

1) Tahap reduksi data

Adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Data yang diperoleh dari hasil observasi, lembar penilaian, dan catatan lapangan dimungkinkan masih belum dapat memberikan informais yang jelas. Oleh karena itu, perlu dilakukan reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan cara pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi kasar yang diperoleh dari wawancara, observasi, lembar penilaian, dan catatan lapangan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang jelas dari data tersebut, sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

2) Tahap penyajian data

”Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchat dan sejenisnya”. (Sugiyono, 2012:249). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dalam memahami apa yang terjadi atau penarikan kesimpulan sementara yang berupa temuan penelitian yaitu berupa pencapaian indikator-indikator yang berkaitan dengan apa yang telah diberikan.

3) Tahap penarikan kesimpulan

Adalah proses pengambilan inti sari dari sajian data yang telah terorganisir dari hasil paparan data dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas. Temuan penelitian dilakukan pengecekan keabsahan temuan, sehingga diperoleh hasil penelitian. Selanjutnya hasil penelitian direfleksi atau diberi makna untuk mendapatkan kesimpulan akhir. Hasil refleksi ini digunakan untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya.

b. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan dari data yang telah diambil di lapangan maka dilakukan pemeriksaan keabsahan dari data yang diumpulkan. Dalam penelitian ini pemerikasaan keabsahan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode:

(21)

1. Pengecekan Sejawat

Teknik ini dilakukan dengan cara memaparkan hasil sementara atau hasil akhir dengan rekan-rekan sejawat. Menurut Moleong (2012:333) “diskusi ini sebaiknya dilakukan dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang yang dipersolakan, terutama tentang isi dan metodologinya”. Teknik pereriksaan sejawat ini menurut Moleong (2012:333) mengandung beberapa maksud.

a) Untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran.

b) Memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran peneliti.

Menurut Moloeng (2012:334) tenik pemeriksaan keabsahan data ini jika dilakukan maka hasilnya adalah.

a) Menyediakan pandangan kritis. b) Mengetes temuan kerja.

c) Membantu mengembangkan langkah selanjutnya. d) Melayani sebagai pembanding.

2. Triangulasi

“Triangulasi data adalah teknik pemeriksaaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembandingterhadap data itu” (Moleong, 2012:330). Untuk melakukan pemerikasaan terhadap data dari berbagai sumber akan lebih tepat dengan menggunakan metode triangulasi. Dalam hal ini triangulasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan berbagai sumber data yang berbeda. Pada penelitian ini sumber data yang dimaksud adalah para ahli yang memberikan masukan dan evaluasi terhadap produk yang disusun oleh peneliti.

Pemeriksaan keabsahan melalui teknik triangulasi ini dilakukan dengan melakukan diskusi antara peneliti, pelatih serta pemain. Hal ini diharapkan akan mendapatkan adanya keabsahan data dari sumber yang berbeda. Kebenaran dari data telah diuji dari berbagai sumber data yang berbeda. Mekanisme pemerikasaan

(22)

ini merupakan triangulasi metode dan teori karena menggunakan lebih dari satu instrument pengumpul data.

Gambar 3.3 Pemeriksaan keabsahan data

Dalam penelitian ini pengambilan data tidak hanya menggunakan satu instrument sebagai pengumpul data tetapi menggunakan dua instrument yaitu kuisioner dan wawancara. Triangulasi metode dilakukan dengan cara mencocokan hasil pengambilan data dengan menggunakan kuisioner baik dari pemain maupun ahli dengan mencocokan hasil wawancara. Triangulasi teori dilakukan dengan cara mencocokan kesesuaian produk dengan teori yang telah ada sebelumnya yaitu teori mengenai latihan teknik dasar bermain futsal dan latihan fisik futsal.

3. Perpanjangan Keikutsertaan

Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrument itu sendiri, keikut sertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Perpanjangan keikutsertaan ini menurut Moleong (2012:327) akan membatasi.

a. Gangguan dari dampak peneliti pada konteks. b. Membatasi kekeliruan (biases) peneliti.

c. Mengkonpensasi pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pengolahan data dengan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini melihat dari jenis data yang dikumpulkan pada saat penelitian, mulai dari kuesioner ahli futsal, kuesioner latihan fisik, kuesioner ahli media, kuesioner atlet, dan data pre-tes – post-test pada saat uji keefektifan produk. Teknik analisis data

Pemeriksaan Keabsahan data

Teori latihan teknik dasar bermain futsal dan latihan fisik futsal 1. Wawancara

2. Catatan Lapangan 3. Kuisioner

1. Ahli futsal 2. Ahli latihan fisik 3. Ahli media

Triangulasi Teori Triangulasi Metode

(23)

yang digunakan dalam pengembanagan model latihan teknik dasar bermain futsal dan latihan fisik futsal pada pemain futsal di Kota Malang di bagi menjadi dua cara, yaitu sebagai berikut.

a. Analisis Data Uji Coba Produk

Analisis data uji coba produk menggunakan teknik analisis deskriptif persentase sebagaimaan seperti yang telah dibahas diatas. Data diperoleh dari hasil uji ahli dan uji coba kelompok. Analisis data sesuai dengan pendekatan ini dimaksudkan bahwa, setiap analisis disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan dengan menggunakan persentase (%).

Sumber : (Sudjana, 2002:50) Keterangan:

P  Persentase hasil subyek uji coba

X  Jumlah jawaban skor oleh subyek uji coba

Xi  Jumlah jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba

100%  Konstanta

Untuk menentukan kesimpulan yang telah tercapai maka ditetapkan kriteria seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Persentase Hasil Evaluasi Subyek Uji Coba

Persentase Keterangan 80% - 100 % Valid/digunakan 60% - 79% Cukup valid/digunakan 50% - 59 % Kurang valid/diganti <50% Tidak valid/diganti (Sumber: Maksum 2009:57)

b. Analisis Data Hasil Uji Efektifitas Produk (Eksperimen)

1) Uji Normalitas Distribusi Frekuensi

Uji normalitas distribusi frekuensi dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors (Sudjana, 2002:466). Adapun prosedur pengujian normalitas adalah sebagai berikut:

X

P = x 100 % Xi

(24)

a) Pengamatan , . . . , dijadikan bilangan baku . . . ,

dengan menggunakan rumus:

̅

Keterangan :

= Nilai tiap kasus

̅

= Rata-rata

= Simpangan baku

b) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F ( ) = P ( )

c) Selanjutnya dihitung proporsi . . , yang lebih kecil atau sama dengan . Jika proporsi dinyatakan oleh

S ( ) =

d) Hitung selisih F ( ) - S ( ) kemudian ditentukan harga mutlaknya e) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih

tersebut sebagai Lhitung.

2) Uji Homogenitas Variansi Populasi

Uji homogenitas variansi populasi dilakukan dengan uji F. pengujian homogenitasnya lebih sesuai menggunakan uji F dikarenakan hanya ada dua kelompok sampel yang diuji homogenitasnya. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut.

a) Menghitung varians gabungan dari tiap kelompok sampel

b)

c) Varians dari setiap kelompok sampel dengan dk = n – 1 d) Menghitung nilai F

e)

(25)

Dari penghitungan diperoleh F hitung = …….., dengan derajat kebebasan (dk) pembilang n-1, dan derajat kebebasan (dk) penyebut n-1, dan pada tyaraf nyata α = 0,05. Apabila F hitung lebih kecil dari F tabel, maka dinyatakan homogen.

3) Uji Signifikansi

Prosedur penghitungan hasil ekperimen menggunakan uji-t (uji signifikansi) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

√∑ ∑

Keterangan:

t = Nilai t untuk amatan ulangan

D = Perbedaan antara skor yang berpasangan

N = Subjek penelitian

d.b = Derajat kebebasan ditentukan dengan N-1

Kriteria produk dinyatakan signifikan pengaruhnya dinyatakan jika – t1 –

½α < t < t1 - ½α dimana t1 - ½α didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur pengembangan model latihan teknik dasar dan model  latihan fisik futsal
Tabel 3.2 Rancangan Eksperimen
Gambar 3.2 Model tes teknik dasar futsal  2.  Tes Kemampuan Fisik Futsal
Gambar 3.3 Pemeriksaan keabsahan data

Referensi

Dokumen terkait

Sintesis nanopartikel perak dengan teknik pemanasan gelombang mikro menunjukkan bahwa hasil karakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis, serapan panjang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan kitosan ikan papuyu terhadap sifat kimia, mekanik dan struktur morfologi pada edible film pati

Action, Adventure, Comedy, Ecchi, Fantasy, Game, Historical, Horror, Kids, Live File association support (Manual association required) Version: 0.9.2000 - User SPARK terbaru,

1. Dari kegiatan merancang proyek perubahan yang ditandai dengan sebuah hasil perubahan didalam laboratorium kepemimpinan tentu akan dijumpai hasil yang beragam,

16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru menjelaskan bahwa guru pada Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang

BANTUAN YANG DITERIMA MEMADAI Hasil kajian terhadap saudara baru tentang bantuan yang diberikan adalah memadai, menunjukkan peratusan responden yang setuju ialah sebanyak

Pondok Pesantren Darul Amanah Ngadiwarno Sukorejo Kendal Semarang Jawa Tengah adalah Filial Pesantren Darunnajah Jakarta, Karena Pesantren Darunnajah Jakarta membuka 28