• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Metabolisme Bakteri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Metabolisme Bakteri"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAMAT

PENGAMATAN METABOLISME BAKAN METABOLISME BAKTERITERI

LAPORAN PRAKTIKUM LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi Yang Dibimbing oleh bapak Agung Witjoro, S. Pd, M. Kes Yang Dibimbing oleh bapak Agung Witjoro, S. Pd, M. Kes

Disusun oleh : Disusun oleh : Kelompok  Kelompok  A

Attiikka a !!uurrllaaiilliikka a "".. ##$$%%$$&&####&&''(()) A

Auullii**aah h SShhoo++ii**aahh ##$$%%$$&&####&&''((%% nnttaan n SSaarrttiikka -a -iisskki Si S.. ##$$%%$$&&####&&#### M

Mii++ttaahhuul l --oo//hhmmaahh #)#)%%$$&&##%%$$$$

--eett00a a 11iirrmmaannddaa ##$$%%$$&&##%%$$$$ 2

2ll++aattuur r --oohhmmaahh ##))%%$$&&##%%%%%%'' Y

Yuulliiaatti i 33aammiillaahh ##))%%$$&&##%%%%44''((

UNIVERSITAS NEGERI MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

Februari 2017 Februari 2017

(2)

A T!"i# $ 2ji metabolisme bakteri

B Tu%ua& $ #. 2ntuk mengetahui kemampuan bakteri menghidrolisis amilum

4. 2ntuk mengetahui kemampuan menghidrolisis protein $. 2ntuk mengetahui kemampuan menghidrolisis lemak 

' Ka%ia& Pu()a#a

Dalam suatu kehidupan, makhluk hidup memerlukan energi untuk  mampu melakukan akti5itas. 6nergi tersebut diperoleh dengan melakukan metabolisme. Kegiatan metabolisme meliputi proses perubahan *ang dilakukan untuk sederetan reaksi en0im *ang berurutan. Se7ara singkat, kegiatan proses ini disebut trans+ormasi 0at. 8asil kegiatan ini akan dihasilkan nutrien sederhana seperti glukosa, asam lemak berantai panjang, atau sen*a9asen*a9a aromatik *ang dapat digunakan sebagai bahan untuk   proses neosintetik bahan sel. -eaksi kimia9i *ang membebaskan energi

melalui perombakan nutrien disebut reaksi disimilasi atau anabolik. 3adi, reaksi disimilasi menghasilkan energi, dan reaksi asimilasi menggunakan energi. Menurut Darkuni ;4%%#<, bila dalam suatu reaksi menghasilkan energi maka disebut reaksi eksergonik, dan apabila untuk dapat  berlangsungn*a suatu reaksi diperlukan energi, reaksi ini disebut reaksi

endergonik.

Sel bakteri merupakan mikroorganisme *ang sangat ke7il dan dapat menguraikan sen*a9a *ang beragam ;Pel70ar, #(<. Sel bakteri memiliki 7iri +isiologi dan mor+ologi *ang beragam untuk identi+ikasi bakteri. Pengamatan +isiologi atau biokimia terhadap bakteri diperlukan untuk   penentuan spesies. 8al tersebut terkait bakteri *ang mampu meme7ahkan

sen*a9a organik umum, seperti karbohidrat, protein, dan lemak. 2ntuk  meme7ahkan sen*a9a tersebut, perlu dilakukan hidrolisis untuk mengubah sen*a9a tersebut menjadi sen*a9a *ang lebih sederhana. Dalam menghidrolisis molekulmolekul *ang lebih besar sel bakteri memerlukan en0im hidrolase. Pada bakteri, en0im disekresikan sel ke dalam lingkungan luarn*a, sehingga sen*a9a besar *ang tak larut dapat memasuki sel bakteri dan menjadi bahan makanan.

(3)

6n0im sangat dipengaruhi oleh beberapa hal *aitu, konsentrasi en0im, konsentrasi substrat, p8, suhu,setiap en0im ber+ungsi optimal pada p8 dan temperatur tertentu. Suhu *ang sangat rendah dapat menghentikan akti5itas en0im tetapi tidak menghan7urkann*a. Akti5itas en0im diatur melalui 4 7ara *aitu, pengendalian katalis se7ara langsung pengendalian genetik. Proses metabolisme akan menghasilkan hasil metabolisme *ang ber+ungsi menghasilkan sub satuan makromolekul dari hasil metabolisme *ang bergun sebagai pen*ediaan tahap a9al bagi komponenkomponen sel menghasilkan dan men*ediakan energi *ang dihasilkan dari ATP le9at ADP dengan +os+at. 6nergi ini sangat penting untuk kegiatan proses lain *ang dalam prosesn*a han*a bisa berlagsung kalau tersedia energi.

D A*a) +a& Ba,a&

Alat : #. 3arum inokulasi lurus =ahan : #. =iakan koloni A

4. Pipet 4. =iakan koloni =

$. Tabung reaksi $. Medium Amilum agar   &. nkubator &. Medium SMA ;Skim ). >elas ukur #% m?  Milk Agar <

. ?ampu spirtus ). Medium !A *ang

'. =eaker glass &%% m? mengandung #@ lemak   . -ak tabung reaksi mentega

(. ?ap . Medium nutrien 7air  

'. ?isol

. Sabun 7u7i (. ?arutan iodium #%. Alkohol '%@

E 'ara Ker%a

a< 2ji adan*a kemampuan menghidrolisis amilum 8idrolisis amilum

Disediakan satu medium lempeng amilum agar 

Dibagi medium menjadi dua bagian dengan membuat garis tengah pada bagian dasar 7a9an petri

Diberikan label pada satu sisi koloni A, dan sisi lainn*a koloni =

Diinokulasi menggunakan jarum inokulasi biakan koloni A  pada setengah bagian medium dan biakan koloni = pada

setengah bagian lainn*a sesuai label *ang diberikan Diinkubasi pada suhu $'% selama #B4& jam

Dituangkan larutan iodium ke permukaan medium Dilihat perubahan 9arna *ang tampak 

(4)

 b< 2ji adan*a kemampuan menghidrolisis protein

7< 2ji adan*a kemampuan menghidrolisis lemak 

F Da)a Pe&-a.a)a& Koloni =akteri

Kemampuan Menghidrolisis

Amilum Protein ?emak  

KoloniA   CCC

Koloni = CC  C

Keterangan :

CCC : kemampuan menghidrolisis tinggi CC : kemampuan menghidrolisis sedang C : kemampuan menghidrolisis rendah

 : tidak mampu menghidrolisis 8asil

8idrolisis protein

Disediakan satu medium SMA

Dibagi medium menjadi dua bagian dengan membuat garis tengah pada bagian dasar 7a9an petri

Diberikan label pada satu sisi koloni A, dan sisi lainn*a koloni =

Diinokulasi menggunakan jarum inokulasi biakan koloni A  pada setengah bagian medium dan biakan koloni = pada

setengah bagian lainn*a sesuai label *ang diberikan Diinkubasi pada suhu $'% selama #B4& jam

Dilihat perubahan 9arna *ang tampak  8asil

8idrolisis lemak 

Disediakan satu medium lempeng !A *ang mengandung #@ lemak mentega

Dibagi medium menjadi dua bagian dengan membuat garis tengah pada bagian dasar 7a9an petri

Diberikan label pada satu sisi koloni A, dan sisi lainn*a koloni =

Diinokulasi menggunakan jarum inokulasi biakan koloni A  pada setengah bagian medium dan biakan koloni = pada

setengah bagian lainn*a sesuai label *ang diberikan Diinkubasi pada suhu $'% selama #B4& jam

Dilihat perubahan 9arna *ang tampak  8asil

(5)

G A&a*i(i( Da)a

a< Kemampuan menghidrolisis amilum

Pada praktikum uji hidrolisis amilum oleh bakteri, setelah medium lempeng amilum agar diinokulasi dan diinkubasi selama #B4&  jam, diberikan larutan iodium se7ara merata. Setelah pemberian larutan iodium, terlihat medium lempeng amilum *ang semula  ber9arna putih keruh berubah menjadi biru kehitaman. =erdasarkan hasil pengamatan, bagian goresan bakteri koloni = menunjukkan adan*a jalur goresan transparan *ang 7ukup jelas sesuai dengan goresan ketika inokulasi bakteri. Terbentukn*a area transparan pada medium *ang telah diberi larutan iodium menunjukkan tidak adan*a amilum pada area tersebut karena telah dihidrolisis. Sehingga, dapat disimpulkan koloni bakteri = mampu menghidrolisis amilum se7ara sedang. Sedangkan pada sisi medium koloni A tidak terdapat area transparan, sehingga dapat disimpulkan koloni bakteri = tidak dapat menghidrolisis amilum.

 b< Kemampuan menghidrolisis protein

Pada praktikum uji hidrolisis protein oleh bakteri, setelah medium SMA diinokulasi dan diinkubasi selama #B4& diamati apakah terbentuk area transparan. Terbentukn*a area transparan setelah diinkubasi menunjukkan terjadin*a hidrolisis protein oleh bakteri. =erdasarkan hasil pengamatan, baik pada sisi medium bakteri koloni A maupun koloni = tidak terbentuk area transparan. Sehingga, dapat disimpulkan baik bakteri koloni A maupun koloni = tidak mampu menghidrolisis protein.

7< Kemampuan menghidrolisis lemak 

Pada praktikum uji hidrolisis lemak oleh bakteri, setelah medium lempeng !A diinokulasi dan diinkubasi selama #B4& jam diamati apakah terbentuk area ber9arna merah pada gorean koloni  bakteri pada medium. Semakin pekat 9arna merah *ang terbentuk, maka semakin tinggi kemampuan menghidrolisis lemak. =erdasarkan hasil pengamatan, pada sisi medium bakteri koloni A terbentuk area  ber9arna merah pekat searah goresan bakteri. Sedangkan pada sisi medium bakteri koloni = terlihat terdapat area ber9arna merah *ang

(6)

7ukup jelas searah goresan bakteri. Sehingga dapat disimpulkan  bakteri koloni A mampu menghidrolisis lemak dengan tinggi, dan

koloni bakteri = mampu menghidrolisis lemak dengan rendah. H Pe.ba,a(a&

a< Kemampuan menghidrolisis amilum

Amilum adalah polimer karbohidrat dengan rumus molekul ;8#%")<n. Karbohidrat golongan polisakarida ini ban*ak terdapat di

alam, terutama pada sebagian besar tumbuhan. Amilum disusun oleh kedua kelompok polisakarida *aitu amilosa seban*ak 4%4@ dan amilopektin sebagai sisan*a ;Poedjiadi, #((&<. =aik amilosa maupun amilopektin memiliki monomer *ang sama *aitu molekul glukopiranosa. Amilosa terdiri atas #%%#%.%%% unit EDglukopiranosa per molekuln*a. Tiap rantai polimer molekuln*a memiliki satu ujung gula tereduksi dan satu ujungn*a lagi gula non reduksi sehingga molekul amilosa merupakan rantai terbuka ;Poedjiadi, #((&<. =eberapa polisakarida  ber+ungsi sebagai materi simpanan atau 7adangan *ang nantin*a ketika diperlukan akan dihidrolisis untuk men*ediakan gula bagi sel ;ampbell, 4%%4<.

Amilum tidak dapat langsung digunakan karena memiliki ukuran molekul *ang teralu besar. "leh karena itu, bakteri harus menghidrolisis terlebih dahulu amilum menjadi bentuk *ang lebih sederhana dan masuk  ke dalam sel. 8idrolisis amilum dibantu oleh adan*a en0im amilase, *aitu en0im *ang menguraikan amilum menjadi maltosa, dengan reaksi sebagai berikut:

4 ;8#%")<n C n 84" amilase n #4844"##

;D9ijoseputro, #((&<

=erdasarkan hasil pengamatan, diketahui bakteri koloni A tidak  mampu menghidrolisis amilum. 8an*a bakteri koloni = *ang mampu menghidrolisis amilum dengan sedang, terlihat dari terdapat area transparanFjernih pada medium lempeng amilum agar setelah diberikan larutan iodium. Menurut Golk ;#(&<, +ungi atau bakteri memiliki kemampuan untuk meghidrolisis karena memiliki en0im amilase. =akteri dan +ungi memproduksi Eamilase sehingga mampu menguraikan amilum dengan eksoen0im amilolitik. Eamilase bekerja memutus ikatan

(7)

E#,& glikosida pada amilum se7ara a7ak terutama pada rantai *ang  panjang, sehingga menghasilkan maltotriosa dan maltosa dari polimer 

amilosa pada amilum, dan menghasilkan glukosa dan sedikit dekstrin dari polimer amilopektin pen*usun amilum.

ndikator *ang digunakan pada uji hidrolisis amilum ini *aitu larutan iodium. ?arutan iodium diberikan untuk membuktikan bakteri *ang terdapat pada medium termasuk bakteri amilolitik atau bukan. Amilum *ang diberi larutan iodium akan ber9arna biru karena adan*a molekul amilosa. Molekul amilosa merupakan molekul *ang larut dalam air dan memberikan 9arna biru apabila ter7ampur dengan larutan iodium, sedangkan amilopektik merupakan molekul *ang tidak larut dalam air  dan akan kelihatan ber9arna merah bila terkena iodium ;Sale, #(#<. Amilum *ang terhidrolisis oleh bakteri akan menunjukkan 9arna transparanFjernih. Warna jernih mengindikasikan amilum sudah terhidrolisis oleh eksoen0im pada bakteri ;8adioetomo, #((%<. Menurut 1ardia0 ;#((4<, area jernih atau bening pada sekeliling bakteri setelah ditambahkan larutan iodium disebabkan karena amilum tidak dapat  bereaksi lama dengan iodium.

=ila dilihat berdasarkan hasil pengamatan, maka diketahui koloni  bakteri = memiliki kemampuan menghidrolisis amilum dengan sedang, sedangkan koloni bakteri A sama sekali tidak dapat meghidrolisis amilum. Tidak terbentukn*a area transparan pada sisi koloni A dapat menunjukkan koloni bakteri A bukanlah bakteri amilolitik atau karena +aktor lainn*a. Terbentukn*a area transparan ;proses hidrolisis amilum< dipengaruhi oleh beberapa +aktor, diantaran*a ban*ak sedikitn*a bahteri *ang diinokulasikan pada medium, semakin ban*ak bekteri *ang diinokulasikan dapat mengakibatkan hasil bentukan jernih ini juga semakin besar. Terlepas dari ban*ak maupun sedikit 0at *ang dihirolisis,  peristi9a ini dapat menunjukkan bah9a bakteri tersebut mampu menghidrolisis makanan di luar seln*a. Kemampuan bakteri untuk  menghidrolisis atau men7erna makanan di lingkungan luar dikarenakan  bakteri tersebut dapat mengeluarkan en0im dari dalam sel. 6n0im

(8)

Selain itu, akti5itas en0im dipengaruhi oleh ban*ak +aktor, antara lain : konsentrasi ensim, kandungan substrat, keasaman ;p8<, dan suhu. 8ubungan akti5itas ensim dengan konsentrasin*a menunjukkan hubungan linier bah9a semakin tinggi konsentrasi ensim maka akti5itas ensim juga semakin 7epat. 8ubungann*a dengan kandungan subtrat menunjukan bah9a mulamula akti5itasn*a naik dengan 7epat, kemudian tidak berpengaruh terhadap pertambahan substrat. 8al ini disebabkan karena konsentrasi ensim *ang terbatas akan men*ebabkan jumlah subtrat *ang dikatalisis juga terbatas sehingga pada batas ini,  penambahan substrat tidak berpengaruh terhadap akti5itasn*a ;Purnomo,

4%%&<. Akti5itas en0im ini akan berpengaruh terhadap ban*ak sedikitn*a amilum *ang mampu dihidrolisis oleh bakteri. Semakin ban*ak en0im *ang dihasilkan, maka akan semakin tinggi kemampuan bakteri untuk  menghidrolisis amilum.

 b< Kemampuan hidrolisis protein

stilah protein pertama kali digunakan oleh ahli kimia =elanda >erardus Mulder pada tahun #$ untuk men*ebut suatu kelompok  spesi+ik 0at *ang ban*ak ditemukan berlimpah pada semua tumbuhan dan he9an ;Amin, 4%%<. Protein mempun*ai molekul besar dengan bobot molekul ber5ariasi atara )%%% sampai jutaan. Dengan 7ara hidrolisis oleh asam atau oleh en0im, protein akan menghasilkan asamasam amino. Ada 4% jenis asam amino *ang terdapat dalam molekul protein. Asamasam amino ini terikat satu dengan lain oleh ikatan peptida. Protein mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi, p8, dan pelarut organik. Asam amino ialah asam karboksilat *ang mempun*ai gugus amino. Asam amino *ang terdapat sebagai komponen protein mempun*ai gugus !84  pada atom

karbon α    dari posisi gugus H""8 ;Poedjiadi, 4%#4<. Penguraian  protein menjadi asam amino dilakukan dengan menggunakan en0im  protease *ang dapat menghidrolisis ikatan peptida hingga dapat meleas masingmasing asam amino, sehingga asam amino dapat diserap ke dalam sel ;Golk, #(<.

Pada uji hidrolisis protein oleh bakteri, bakteri dketahui medium *ang ber9arna putih susu akan memiliki daerah *ang jernih sesuai

(9)

dengan garis goresan inokulasi koloni bakteri bila mampu menghidrolisis  protein ;8astuti, 4%#4<. Semakin jelas dan luas area transparanFjernih tersebut maka semakin tinggi kemampuan menghidrolisis protein. =erdasarkan hasil pengamatan terhadap medium SMA *ang telah diinokulasi dan diinkubasi selama #B4& jam diketahui baik bakteri koloni A maupun koloni = tidak terbentuk area transparanFjernih. 8al tersebut dapat dikatakan bah9a kedua koloni bakteri tersebut tidak mampu menghidrolisis protein. Tidak dapatn*a bakteri untuk menghidrolisis  protein disebabkan karena tidak dihasilkann*a en0im protease, ataupun en0im protease *ang dihasilkan amat sangat sedikit. Selain itu, tidak  terbentukn*a area transparan pada medium dapat juga terjadi karena  jumlah bakteri *ang terdapat pada medium sangatlah sedikit, sehingga semakin ban*ak jumlah sel bakteri, maka semakin ban*ak sel *ang melakukan metabolisme.

Medium *ang digunakan untuk praktikum ini *aitu medium Skim  Milk Agar (SMA). Digunakann*a medium SMA *ang terbuat dari susu skim *ang ter7ampur agar dan a/uades karena pada susu skim terdapat kasein *ang nantin*a akan terhidrolisis menjadi peptida dan asam amino. =akteri mampu melakukan hidrolisis protein karena didalam tubuh  bakteri dihasilakn koen0im *ang mampu meghidrolisis kasein, *aitu en0im protease. 6n0im protease merupakan en0im penghidrolisis protein, *aitu en0im *ang memutus ikatan peptida pada rantai protein, sehingga dihasilkan asam amino atau peptida berantai pendek. Akti5itas en0im dipengaruhi oleh ban*ak +aktor, antara lain: konsentrasi ensim, kandungan substrat, keasaman ;p8<, dan suhu. 8ubungan akti5itas ensim dengan konsentrasin*a menunjukkan hubungan linier bah9a semakin tinggi konsentrasi ensim maka akti5itas ensim juga semakin 7epat. 8ubungann*a dengan kandungan subtrat menunjukan bah9a mulamula akti5itasn*a naik dengan 7epat, kemudian tidak berpengaruh terhadap  pertambahan substrat. 8al ini disebabkan karena konsentrasi en0im *ang terbatas akan men*ebabkan jumlah subtrat *ang dikatalisis juga terbatas sehingga pada batas ini, penambahan substrat tidak berpengaruh terhadap akti5itasn*a ;Purnomo, 4%%&<. Akti5itas en0im ini akan berpengaruh

(10)

terhadap ban*ak sedikitn*a protein *ang mampu dihidrolisis oleh bakteri. Semakin ban*ak en0im *ang dihasilkan, maka akan semakin tinggi kemampuan bakteri untuk menghidrolisis protein.

=ila kedua koloni bakteri *ang diuji terbukti tidak mampu menghidrolisis protein karena tidak mampu menghasilkan en0im  protease, berarti protein tidak terlalu digunakan sebagai bahan makanan oleh kedua koloni bakteri ini. Sedangkan bila dilakukan uji hidrolisis  protein lebih lanjut lagi membuktikan bakteri tersebut mampu

menghidrolisis protein, maka ketika penelitian jumlah sel bakteri untuk  melakukan metabolisme kurang, sehingga hidrolisis tidak dapat terjadi atau tidak terlihat dengan jelas,

7< Kemampuan hidrolisis lemak 

?emak ialah suatu ester asam lemak dengan gliserol. >liserol ialah suatu trihidroksi alkohol *ang terdiri atas tiga atom karbon. ?emak he9an pada umumn*a berupa 0at padat pada suhu ruangan, sedangkan lemak *ang berasal dari tumbuhan berupa 0at 7air. Seperti haln*a lipid pada umumn*a, lemak atau gliserida asam lemak pendek  dapat larut dalam air sedangkan gliserida asam lemak panjang tidak  larut. Semua gliserida larut dalam ester, kloro+orm atau ben0ena.

Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan gliserol. Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa atau en0im tertentu. Proses hidrolisis *ang menggunakan  basa menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. 3umlah mol basa *ang digunakan dalam proses pen*abunan ini tergantung  pada jumlah mol asam lemak. 2ntuk lemak dengan berat tertentu,  jumlah mol asam lemak tergantung dari panjang rantai karbon pada

asam lemak tersebut.

Pada umumn*a lemak *ang dibiarkan lama di udara akan menimbulkan rasa dan bau *ang tidak enak. 8al ini disebabkan oleh  proses hidrolisis *ang menghasilkan asam lemak bebas. Disamping itu dapat pula terjadi proses oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh *ang hasiln*a akan menambah bau dan rasa *ang tidak enak. "ksida asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutn*a

(11)

akan terbentuk aldehida. nilah *ang men*ebabkan terjadin*a bau dan rasa *ang tidak enak atau tengik. Kelembaban udara, 7aha*a, suhu tinggi, dan adan*a bakteri perusak adalah +aktor+aktor *ang men*ebabkan terjadin*a ketengikan lemak. >liserol *ang diperoleh dari hasil pen*abunan lemak atau min*ak adalah suatu 0at 7air *ang tidak ber9arna dan mempun*ai rasa *ang agak manis. >liserol larut  baik dalam air dan tidak larut dalam eter. Apabila gliserol di7ampur 

dengan K8S"& dan dipanaskan hatihati akan timbul bau *ang tajam

khas seperti bau lemak *ang terbakar *ang disebabkan oleh terbentukn*a akrilaldehida atau akrolein ; Poedjiadi, 4%#4<.

Pada uji hidrolisis lemak, diketahui bila koloni bakteri dapat menghidrolisis lemak akan men*ebabkan penurunan p8 medium, sehingga terbentuk 9arna merah pada bagian ba9ah koloni bakteri. Semakin pekat dan jelas 9arna merah *ang terbentuk menunjukkan semakin tinggi kemampuan menghidrolisis lemak. 3ika tidak terjadi hidrolisis lemak, maka medium tetap dalam p8 mendekati netral dan  ber9arna kuning pada bagian ba9ah koloni bakteri. =erdasarkan hasil  pengamatan, diketahui baik bakteri koloni A maupun koloni = mampu menghidrolisis lemak, terlihat dari adan*a 9arna merah *ang dihasilkan searah garis goresan inokulasi. Koloni bakteri A terlihat memiliki 9arna merah *ang lebih pekat dibandingkan dengan koloni  bakteri =. Koloni bakteri A mampu menghidrolisis lemak dengan tinggi, sedangkan koloni = mampu menghidrolisis lemak dengan rendah. Kemampuan menghidrolisis lemak *ang berbeda ini dapat terjadi karena perbedaan kemampuan menghasilkan en0im terkait *ang berbeda, serta jumlah sel bakteri dari tiap jenis *ang diinokulasikan pada medium tidak sama, sehingga metabolisme *ang diperlukan juga berbeda. Semakin ban*ak bateri *ang diinokulasikan  berarti semakin besar metabolisme *ang terjadi di dalam medium

sehingga hidrolisis lemak juga semakin besar karena untuk memenuhi kebutuhan hidup bakkteri dan sebalikn*a.

(12)

Kemampuan bakteri untuk menghidrolisis lemak dikarenakan  pada tubuh bakteri dihasilkan en0im lipase. 6n0im lipase ini termasuk 

golongan ester *aitu esterase. Dimana en0im ini memiliki kemampuan menghidrolisis lemak dan meme7ahkan menjadi $ molekul asam lemak dan # molekul gliserol. ?emak merupakan 7ampuran trigleserida *ang terdiri atas # molekul gliserol *ang berikatan dengan $ molekul asam lemak. ?emak memiliki si+at antara lain: tidak larut dalam air, bila dipanaskan akan terjadi perubahan pada titik 7air, titik  asap dan titik n*ala, serta plastis dan bentukn*a mudah berubahubah  bila mendapat tekanan, bisa mengalami ketengikan, dan reaksi dengan

alkali akan membentuk sabun dan gliserol.

I Ke(i."u*a&

#. =akteri koloni = memiliki kemampuan sedang menghidrolisis amilum, sedangkan koloni A tidak mampu menghidrolisis amilum. 4. =aik bakteri koloni A maupun = tidak mampu menghidrolisis protein. $. =akteri koloni A memiliki kemampuan tinggi menghidrolisis lemak, sedangkan koloni = memiliki kemampuan rendah dalam menghidrolisis lemak.

J Di(#u(i

#. Adakah perbedaan kemampuan menghidrolisis amilum, protein, dan lemak antara bakteri E coli, B. subtilis, dan S. aureus I

3a9ab :

Ya, terdapat perbedaan kemampuan menghidrolisis amilum,  protein, dan lemak oleh ketiga bakteri tersebut karena perbedaan  jenisn*a dapat menunjukkan kemampuan menghidrolisis *ang  berbedabeda. Kemampuan menghidrolisis amilum bakteri S. aureus lebih tinggi dibandingkan dua bakteri lainn*a, disusul bakteri  E. coli dan *ang terakhir  B. subtilis. Kemudian pada uji hidrolisis protein maka diketahui kemampuan hidrolisis bakteri  B. subtilis tinggi, sedangkan kemampuan hidrolisis bakteri E. coli sedang, dan bakteri S. aureus rendah. Dan kemampuan menghidrolisis lemak oleh ketiga  bakteri diketahui bakteri  B. aureus memiliki kemampuan tinggi,

(13)

sedangkan bakteri E. coli mampu menghidrolisis lemak se7ara sedang, dan S. aureus se7ara rendah.

=erdasarkan hasil praktikum pada uji hidrolisis *ang dilakukan oleh bakteri koloni A dan =, diketahui kedua koloni bakteri memiliki kemampuan menghidrolisis lemak, namun koloni = saja *ang mampu menghidrolisis amilum, dan keduan*a tidak mampu menghidrolisis  protein. 8asil pengamatan kemampuan hidrolisis amilum emnunjukkan koloni bakteri = memiliki kemampuan menghidrolisis amilum se7ara sedang. 8asil pengamatan kemampuan hidrolisis lemak  menunjukkan koloni bakteri A memiliki kemampuan menghidrolisis lemak dengan tinggi, sedangkan koloni = han*a mampu menghidrolisis lemak dengan rendah.

4. Adakah perubahan *ang terjadi pada medium setelah dilakukan  pengujian adan*a hidrolisis amilum, protein, dan lemak I =ila ada,  berikan penjelasan J

3a9ab :

Ya, terdapat perubahan 9arna pada area *ang terdapat bakteri  bila terbukti terjadi hidrolisis amilum, protein, dan lemak. Pada uji hidrolisis amilum, setelah medium lempeng agar diberi larutan iodium se7ara merata, maka medium akan ber9arna biru kehitaman. Sedangkan bila terbentuk bagian jernihFtransparan di sekeliling goresan garis inokulasi koloni bakteri maka menunjukkan adan*a hidrolisis amilum oleh bakteri tersebut. 8al ini terjadi karena tidak  terbentukn*a 9arna biru kehitaman pada area tersebut karena tidak  terdapat amilum pada area tersebut. odium *ang dituangkan pada medium akan ber9arna biru kehitaman karena adan*a amilum. Sehingga, bila tidak terbentuk 9arna biru kehitaman menunjukkan tidak adan*a amilum karena telah dihidrolisis oleh bakteri.

Pada uji hidrolisis protein, medium *ang ber9arna putih susu akan memiliki daerah *ang jernih sesuai dengan garis goresan inokulasi koloni bakteri. Semakin jelas dan luas area transparanFjernih tersebut maka semakin tinggi kemampuan menghidrolisis protein. Sedangkan pada uji hidrolisis lemak, koloni bakteri *ang dapat menghidrolisis lemak akan men*ebabkan penurunan p8 medium,

(14)

sehingga terbentuk 9arna merah pada bagian ba9ah koloni bakteri. Semakin pekat dan jelas 9arna merah *ang terbentuk menunjukkan semakin tinggi kemampuan menghidrolisis lemak. 3ika tidak terjadi hidrolisis lemak, maka medium tetap dalam p8 mendekati netral dan  ber9arna kuning pada bagian ba9ah koloni bakteri.

Perbedaan kemampuan menghidrolisis protein, lemak, dan amilum adalah jumlah sel bakteri dari tiap jenis *ang diinokulasikan  pada medium tidak sama sehingga mempengaruhi hasil hidrolisis tersebut *ang ditandai dengan perbedaan jumlah koloni *ang tumbuh  pada medium. Perbedaan jumlah sel bakteri pada tiap jenis bakteri

dapat memberikan pengaruh *ang n*ata. Semakin ban*ak jumlah sel  bakteri, maka semakin ban*ak sel *ang melakukan metabolisme,

akibatn*a semakin luas daerah jernih pada medium.

Da/)ar Pu()a#a

Amin, Mohammad, =al/is, dan ?ukiati, =ett*. 4%%. Biokimia. Malang: 2M Press ampbell , !.A, -ee7e, 3. =., Mit7hell, ?. >. 4%%4. Biologi. 3akarta: 6rlangga Darkuni, !o5iar. 4%%#. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi).

Malang: 2ni5ersitas !egeri Malang.

D9idjoseputro, D. #((. Dasar-dasar Mikrobiologi. 3akarta: Djambatan. D9idjoseputro, D. #((&. Dasar-dasar Mikrobiologi. 3akarta: Djambatan. 1ardia0, S. #((4. Mikrobiologi Pangan . 3akarta: >ramedia Pustaka 2tama 8adioetomo, -.S. #((%. Teknik dan Prosedur aboratorium Mikrobiologi.

3akarta: >ramedia

8astuti, Sri 2tami. 4%#4. Petun!uk Praktikum Mikrobiologi. Malang: 2MM Press Pl70ar, M. 3, 6. . S. han. #(. Dasar-dasar Mikrobiologi. 3akarta 2 Press

(15)

Pel70ar, M. 3, 6. . S. han. 4%%. Dasar-dasar Mikrobiologi. 3akarta 2 Press Poedjiadi, A. #((&. Dasar-dasar Mikrobiologi. 3akarta: 2ni5ersitas ndonesia Pres Poedjiadi, Anna dan Supri*anti, 1. M. Titin. 4%#4.  Dasar-dasar Biokimia. 3akarta:

2 Press

Purnomo, =ambang. 4%%&. Dasar-dasar Mikrobiologi. ;pd+<. Diakses pada tanggal 4% 1ebruari 4%#'.

Sale, =.S. #(#. "undamental Princi#les o$ Bacteriolog%. 2SA: M7. >ra9 8ill =ook ompan* n7.

Sianturi, Dess* hristina. 4%%. &solasi Bakteri dan '!i Aktiitas Amilase Termo$il   asar dari Sumber Air Panas Penen Sibirubiru Sumatera 'tara. Thesis.

Medan: 2ni5ersitas Sumatera 2tara. ;pd+<. Diakses pada tanggal 4% 1ebruari 4%#'

Golk, Wesle* A. Dan Wheeler, Margaret 1. #(&. Mikrobiologi Dasar . 3akarta: 6rlangga

Golk, S9isle* A, dan Margareth 1 Wheeler. #(. Mikrobiologi Dasar . 3akarta: 6rlangga

La."ira&

>ambar: 8asil pengamatan a< hidrolisis amilum b< hidrolisis protein 7< hidrolisis lemak  >ambar: 8asil hidrolisis amilum oleh

(16)

>ambar: 8asil hidrolisis protein oleh  bakteri

>ambar: 8asil hidrolisis lemak oleh  bakteri

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan morfologi bakteri dilakukan dengan mengamati koloni bakteri yang meliputi bentuk koloni, ukuran, margin, elevasi, pertumbuhan pada media miring dan tegak seperti

Koloni bakteri pertama memiliki spora, hal ini ditunjukkan dengan adanya sel vegetatif yang berwarna merah dan di dalamnya terdapat bulatan warna hijau terletak

Hasil pengamatan terhadap bentuk morfologi koloni bakteri kitinolitik maka didapat seluruh isolat berbentuk bulat, hampir semua isolat memiliki bentuk tepian koloni

Bakteri aerob akan berada dipermukaan atas karena bakteri akan mengambil oksigen bebas dari udara, bakteri anaerob akan berada didasar jauh dari permukaan, bakteri yang anaerob

Grafik rataan jumlah koloni bakteri pada perlakuan tanpa bakteri selama enam hari pengamatan ... Grafik rataan jumlah koloni bakteri pada perlakuan Bacillus

2, 2021 Identifikasi isolat bakteri endofit yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus setelah dilakukan pengamatan morfologi koloni, morfologi

Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa bakteri dari koloni satu dan dua sama-sama tidak memiliki kapsul yang ditandai dengan tidak adanya warna biru

Pada praktikum mengamati pergerakan bakteri ini diketahui dari tabel 1 yaitu, pada medium dengan perlakuan disejajarkan dengan hidung (bagian atas) setelah