• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DECANTER SOLID TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA ARTIKEL ILMIAH AHMAD HUSNI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH DECANTER SOLID TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA ARTIKEL ILMIAH AHMAD HUSNI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

DI PEMBIBITAN UTAMA

ARTIKEL ILMIAH

AHMAD HUSNI

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021

(2)

2

PENGARUH DECANTER SOLID TERHADAP PERTUMBUHAN

BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

DI PEMBIBITAN UTAMA

Ahmad Husni

1)

, Sarman S

2)

, dan Elly Indra Swari

2)

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Jambi

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021

(3)
(4)

4

PENGARUH DECANTER SOLID TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq

)

DI PEMBIBITAN UTAMA

Ahmad Husniˡ)*, Sarman S²), Elly Indra Swari²)

ˡ Mahasiswa Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi ² Dosen Jurusan Agronomi, Fakultas Petanian Universitas Jambi

Kampus Pinang Masak, Mendalo Indah,Jambi 36361 *Alamat Korespondensi: Husniahmad178@gmail.com

ABSTRAK

Kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting dalam sektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak nabati yang berupa Crude Palm Oil (CPO). Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh decanter solid dan pupuk fosfat pada berbagai dosis dan mendapatkan dosis decanter solid dan pupuk fosfat yang terbaik terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guinnensis Jacq) di pembibitan utama. Penelitian ini dilaksanakan di Teaching and Research farm Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Mendalo Indah, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan 3 bulan pada bulan September sampai Desember 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu aplikasi berbagai komposisi decanter solid yang terdiri dari 6 taraf perlakuan diantaranya p0 = Pemupukan NPKMg 44g / polybag p1= decanter solid 140 g + 13 g (TSP) / polybag p2= decanter solid 240 g + 13 g (TSP) / polybag p3= decanter solid 340 g + 13 g (TSP) / polybag p4= decanter solid 440 g + 13 g (TSP) / polybag p5= decanter solid 540 g + 13 g (TSP) / polybag. Variabel tanaman yang diamati adalah pertambahan tinggi tanaman, pertambahan jumlah daun, pertambahan diameter batang, totoal luas daun, bobot kering akar,bobot kering tajuk, rasio tajuk akar. Hasil penelitian menunjukan pemberian decanter solid Pemberian

Decanter solid pada berbagai dosis mampu meningkatkan pertambahan pertumbuhan pada semua variabel pengamatan dan mampu menyemai pertumbuhan bibit pada dosis rekomendasi pemupukan. Pemberian decanter solid 140 g + 13 g (TSP) merupakan dosis terbaik meningkatkan pertambahan pada variabel tinggi bibit dan mampu melebihi pertambahan tinggi bibit pada dosis rekomendasi pemupukan bibit kelapa sawit di pembibitan utama.

.

Kata Kunci : Decanter Solid, Bibit Kelapa Sawit

PENDAHULUAN

Kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting dalam sektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak nabati yang berupa Crude Palm Oil (CPO). Di Indonesia perkebunan kelapa sawit dijumpai di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Berdasarkan data Direktorat Jendral Perkebunan (2019) luas Areal Perkebunan Kelapa sawit di Provinsi Jambi pada tahun 2019 seluas 1.070.723 ha, jumlah ini terus mengalami perluasan lahan sehingga meningkatnya kebutuhan bibit kelapa sawit dikarenakan perluasan lahan

(5)

5

areal tanaman kelapa sawit dan pergantian tanaman yang telah memasuki fase reflanting atau disebut peremajaan dari tanaman kelapa sawit yang sudah tua dan tidak produktif lagi atau pergantian Tanaman Kurang Menghasilkan atau Tanaman Rusak, sehingga menuntut pengadaan bibit, untuk menjamin dalam peningkatan produktivitas kelapa sawit, salah satunya peningkatan dalam penggunaan bibit kelapa sawit yang berkualitas yang berasal dari proses pembibitan yang baik serta menggunakan benih kelapa sawit yang unggul.

Pembibitan kelapa sawit merupakan titik awal yang paling menentukan masa depan pertumbuhan kelapa sawit. Pembibitan dibedakan menjadi dua tahap yaitu Pembibitan awal dan Pembibitan Utama. Bibit yang unggul merupakan modal dasar untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Standar bibit yang baik dapat dilihat dari diameter batang (tegak), tinggi bibit (jagur), jumlah daun (cukup), dan tidak terserang hama penyakit (Hertos, 2013). Untuk mendapatkan bibit yang baik diperlukan pemupukan yang tepat agar kebutuhannya akan unsur hara dapat terpenuhi, oleh karena itu perlu dilakukan pemberian pupuk yang optimal. Salah satu pupuk organik dapat digunakan yaitu pemamfaatan limbah pabrik kelapa sawit, salah satu sumber bahan organik yang tersedia dalam jumlah besar adalah decanter solid. Limbah decanter solid dari pabrik pengolahan kelapa sawit memiliki potensi yang cukup besar untuk dimanfaatkan yang telah menjadi kompos dapat dijadikan sebagai bahan campuran dalam media tanam pada pembibitan kelapa sawit, karena setiap ton pengolahan TBS dapat menghasilkan 4% decanter solid. Menurut (Pahan, 2010) Decanter Solid berasal dari mesocarp atau serabut berondolan sawit yang telah mengalami pengolahan di PKS. Decanter Solid merupakan produk akhir berupa padatan dari proses pengolahan TBS di PKS yang memakai sistem decanter. Decanter digunakan untuk memisahkan fase cair (minyak dan air) dari fase padat sampai partikel-partikel terakhir. Decanter dapat mengeluarkan 90% semua padatan dari lumpur sawit dan 20% padatan terlarut dari minyak sawit. Unsur hara yang terkandung dalam decanter solid berdasarkan hasil penelitian hasil analisi sampel di Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa sawit di Sumatera yaitu Nitrogen (N) 0,472%, Phospor (P) 0,046%, K2O 0,304%, Magnesium (Mg) 0,070% (Pahan, 2010). Aplikasinya pada tanaman kelapa sawit dapat meningkatkan kandungan fisik, kimia, biologi, tanah dan menurunkan kebutuhan pupuk anorganik, hal ini sejalan dengan pendapat (Wibowo et al ,2019).

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh Decanter solid pada berbagai dosis terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di pembibitan utama dan mendapatkan dosis Decanter solid yang terbaik terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di pembibitan utama.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Teaching and Research farmFakultas Pertanian Universitas Jambi, Mendalo Indah, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan 3 bulan pada bulan September sampai Desember 2019.

Bahan yang digunakan adalah bibit kelapa sawit D X P Tenera Bibit berumur ± 4 bulan (Karakteristik Kelapa Sawit D X P Tenera), decanter solid, tanah top soil ( Ultisol), pupuk TSP pupuk NPKMg, Dithane M-45 dan Decis. Sedangkan alat yang akan digunakan adalah cangkul, parang, polybag ukuran 40 cm x 50 cm, gembor, meteran, jangka sorong,tali rafiah,oven, timbangan analitik, ayakan, parang, gunting, sekop, kayu, alat tulis, hand sprayers dan kamera.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dimana yang dikelompokan adalah tinggi tanaman, dengan 6 perlakuan, adapun perlakuan yang diberikan sebagai berikut :P0 : Pemupukan NPKMg 44g / Polybag, P1 : Decanter solid 140 g + 13 g (TSP) / Polybag, P2 : decanter solid 240 g + 13 g (TSP) / Polybag, P3 : decanter solid 340 g + 13 g

(6)

6

(TSP) / Polybag, P4 : decanter solid 440 g + 13 g (TSP) / Polybag, P5 : decanter solid 540 g + 13 g (TSP) / Polybag.

Setiap perlakuan di ulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 24 satuan percobaan, jarak antar perlakuan 60 cm, sedangkan jarak antar ulangan 60 cm, Setiap satuan percobaan terdiri dari 3 tanaman dan diambil 2 tanaman sebagai sampel, dengan jarak antara polybag 30 cm × 30 cm dengan demikian seluruh tanaman adalah 72 tanaman. Untuk mengetahui pengaruh variabel yang diamati, maka data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisi secara statistik dengan menggunakan analisis ragam yang kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf ɑ = 5%.

Variabel pengamatan antara lain Pertambahan tinggi bibit (cm), Pertambahan jumlah daun (Helai), pertambahan diameter batang (mm), luas daun total (cm²), bobot kering akar(g), bobot kering tajuk(g), Rasio tajuk akar.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemberian Decanter solid pada berbagai dosis mampu meningkatkan pertambahan

pertumbuhan pada semua variabel pengamatan dan mampu menyemai pertumbuhan bibit pada dosis rekomendasi pemupukan.

2. Pemberian Decanter solid 140 g + 13 g TSP merupakan dosis terbaik meningkatkan pertambahan pada variabel tinggi tanaman dan mampu melebihi pertambahan tinggi bibit pada dosis rekomendasi pemupukan bibit kelapa sawit di pembibitan utama

Saran

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan kombinasi Decanter solid 140 + 13 g TSP disarankan untuk digunakan dalam meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan utama.

(7)

7

Cahyono, 2003. Teknik Budidaya Dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta. Dalam Saputra Dedi, Hastuti Pauliz Budi, Rohmiyati Marnu S. 2017 Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Di Pre nursery Pada Beberapa Jenis Tanah Yang Berbeda. Jurnal Agromast, 2(1).

Direktorat Jendral Perkebunan Indonesia 2016. Statistik Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia 2015 – 2017. (Diunduh 05 September 2020).

Haryadi D., H. Yetti., dan S. Yoseva. 2015. Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kailan (Brassica alboglabra L.). Jom Faperta 2 (2) Fikri, K. 2013. Pengaruh volume media dalam polybag terhadap pertumbuhan bibit kelapa

sawit.Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru. 1 (1) 1-8

Hertos, M. 2013. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Pupuk NPK Mutiara Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Pada Pertumbuhan Pembibitan

Pre Nursery. Jurnal Anterior. 13(01); 1-9.

Mangoensoekarjo S dan H. Semangun. 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta dalam (Novsel, A, Nyimas & Gusniwati. 2016. Pengaruh.Pemberian (Decanter Solid ) Sebagai Subsitusi Pupuk NPK (15:15:6:4) Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Di Pembibitan Utama.Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

Nurjaya, A. Kasno, dan A. Rachman. 2009. Penggunaan Fosfat Alam Untuk Tanaman Perkebunan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor. Dalam

Hidayat Agus T Saleh B, Hermansyah (2017). Pengaruh Pupuk organik limbah kelapa sawit dan pupuk organik terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit pada pembibitan utama. Akta Agrosia, 20 (1):1-8.

Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta : Penebar Swadaya, 412 Halaman

Pangaribuan Y. 2001 “Studi Karakter Morfologi Tanaman Kelapa Sawit Di Pembibitan Terhadap Cekaman Kekeringan”. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Dalam Juliana, 2018. Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Dengan Pemberian Campuran Pupuk Kandang Kambing Dan Arang Sekam Pada Tanah Bekas Tambang Batu Bara. Skripsi Fakultas pertanian Universitas Jambi

Lakitan, B. 2004. Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Perkasa. 205 halaman.

Lingga, P dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.156 Halaman.

Rosman, R, S. Soemono dan suhendra. 2004 “ Pengaruh Konsentrasi Dan Frekuensi Pemberian Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Vanili Di Pembibitan” Buletin TRO XV (2) dalam

(8)

8

Juliana, 2018. Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Dengan Pemberian Campuran Pupuk Kandang Kambing Dan Arang Sekam Pada Tanah Bekas Tambang Batu Bara. Skripsi Fakultas pertanian Universitas Jambi

Sarief E.S 1986. Kesuburan Dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.

Vitta, P.M. 2012. Analisis Kandungan Hara N dan P Serta Klorofil Tebu Transgenik IPB 1 yang Ditanam Dikebun Percoban PG DJatitirto, Jawa Timur. Bogor: Fakultas Pertanian IPB.

Dalam Maryani, A.T. 2018. Efek Pemberian Decanter Solid Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Dengan Media Tanah Bekas Lahan Tambang Batu Bara Di Pembibitan Utama. Caraka Tani: Journal Of Sustainable Agriculture. 33(1), 50-56.

Wibowo Ari,A usman, H Arief dan Purnomo, 2019 Pemamfaatan Limbah Pabrik Kelapa Sawit Sebagai Energi Alternatif Biogas Melalui Sitem Biodigester. Agroteknika, 2 (2) :95-99.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Fahmi (2013) menyatakan bahwa pemberian Trichokompos dengan dosis 20 g/polibag merupakan dosis terbaik untuk pertumbuhan bibit pada bibit kelapa sawit pada

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi pemanfaatan kompos solid dengan mikroorganisme selulolitik (MOS) dalam media tanam PMK pada bibit kelapa sawit di

Menurut Novizan (1999) meningkatnya luas daun dapat dikatakan bahwa proses fisiologis tanaman berjalan dengan baik dimana dengan pemberian pupuk NPK tablet

Hasil Fahmi (2013) menyatakan bahwa pemberian Trichokompos dengan dosis 20 g/polibag merupakan dosis terbaik untuk pertumbuhan bibit pada bibit kelapa sawit pada

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk P dan K terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit; dan menentukan dosis optimum pupuk P dan K

Isolat MV 11, (2) pemberian dosis pupuk NPK 100% dari dosis anjuran menghasilkan pertumbuhan terbaik bibit kelapa sawit pada variabel bobot segar akar, volume akar, bobot segar

Pemberian pupuk organik hayati Green Botane dan Rock Phosphate pada bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) varietas Tenera DxP umur 5 - 8 bulan fase pembibitan

Pengaruh kombinasi penggunaan pupuk batuan fosfat terhadap tinggi tanaman menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingan penggunaan SP-36 dan pengaruh tunggal penggunaan