• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Dosis Nitrogen dan Kalium pada Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Pembibitan Utama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Optimasi Dosis Nitrogen dan Kalium pada Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Pembibitan Utama"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

86

Optimasi Dosis Nitrogen dan Kalium

pada Bibit Kelapa Sawit (

Elaeis guineensis

Jacq

)

di Pembibitan Utama

HALIM1, SUDRADJAT2 DAN HARIYADI2

1Program Studi Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (Bogor Agricultural University) 2Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor (Bogor Agricultural University) Jl. Meranti, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Indonesia.

E-mail: sudradjat_ipb@yahoo.com

Diterima 5 Juni 2014 / Direvisi 10 September 2014 / Disetujui 10 November 2014

ABSTRAK

Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor dan menjadi sumber devisa Indonesia. Perluasan areal dan intensifikasi perkebunan kelapa sawit berkembang dengan pesat. Kebutuhan bibit kelapa sawit yang berkualitas terus meningkat seiring dengan permintaan petani dan perusaahaan perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan menentukan dosis optimum pupuk nitrogen dan kalium di pembibitan utama. Pelaksanaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Cikabayan Kampus Darmaga IPB, Bogor. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Faktorial dalam lingkungan Acak Kelompok (RAK), perlakuan terdiri atas dua faktor, faktor pertama pemupukan N dan faktor kedua pemupukan K. Pemupukan N terdiri atas 4 taraf, yaitu N0 = 0 g, N1 = 8,35 g, N2 = 16,7 g dan N3 =33,4 g bibit-1. Pemupukan K terdiri atas 4 taraf yaitu K0=0 g, K1=10,9 g, K2=21,8 g, dan K3=43,6 g bibit-1. Peubah yang diamatai adalah peubah morfologi dan kadar N dan K dalam jaringan daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk N dan K meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang bibit kelapa sawit. Berdasarkan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang, dosis optimum pupuk N adalah 22,27g dan pupuk K adalah 35,13 g selama enam bulan di pembibitan utama.

Kata kunci : Kelapa sawit, dosis optimum, nitrogen, kalium, pembibitan. ABSTRACT

Optimizing of Nitrogen and Potassium Rates for Oil Palm Seedling

(Elaeis guineensis Jack) in Main Nursery

Palm oil is one of the main export commodity and as a source of foreign exchane in Indonesia. Extention area and extensification of palm oil plantation are growing rapidly. The needofoil palm seedlings increase with the growing demand from farmers and plantation companies. This research aimed to determine the growth response of oil palm seedlings to various rate sand to determine the optimum rate of nitrogen and potassium fertilizer on oil palm seedlings. The experiment was carried out at Cikabayan Experimental Station at IPB Darmaga Campus, Bogor, West Java. The experimental design used was factorial randomized block design with three replications. The treatment consisted of two factors, the first factor was N fertilizer and the second factor was K fertilizer. N fertilizer consists of four levels ( N0 = 0 g, N1 = 18:25 g, N2 and N3 = 36.5 g = 73 g seedling-1) and K fertilizer consists of four levels (K0 = 0 g, K1 = 18:25 g, K2 = 36.5 g, and K3 = 73 g seedling-1). The result of the experiment shows that N and K fertilizer increase the plant height, number of frond and stem diameter. Base on the plant height, the optimum rate of N fertilizeris 23.33 g and K fertilizer is 41.82 g during six months in the main nursery.

Keywords: Oil palm, optimizing fertilizer rate, main nursery, nitrogen, potassium, seedlings. PENDAHULUAN

Kelapa sawit (Elaeis guinnensis Jacq) merupa-kan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam ekonomi Indonesia karena sebagai sumber devisa negara dan mampu menciptakan lapangan kerja. Industri kalapa sawit saat ini berkembang sangat pesat dan akan meningkat terus pada tahun-tahun mendatang. Berbagai produk dapat dihasilkan

industri hilir kelapa sawit, antara lain sebagai sumber bahan baku pangan dan non pangan. Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2008), konsumsi minyak kelapa sawit dunia akan terus meningkat akibat pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi global.

Kebutuhan bibit berkualitas untuk perluasan areal dan peremajaan akan terus meningkat, sehingga diperlukan Good Agricultural Practices (GAP) yang tepat, antara lain dalam pemupukan selama di

(2)

87 pembibitan. Pembibitan adalah tahap awal untuk

menyediakan bibit yang berkualitas. Kualitas bibit sangat berpengaruh terhadap kemampuan adaptasi tanaman di lapang, kecepatan tanaman mulai ber-buah dan tingkat produktivitas (PPKS, 2007). Kendala yang dihadapi oleh petani dan pengusaha kecil perkebunan kelapa sawit adalah pengadaan bibit yang berkualitas (Lubis, 2008).

Pemberian pupuk nitrogen dan kalium pada pembibitan kelapa sawit sangat penting.Fungsi nitrogen dalam tanaman adalah sebagai komponen klorofil, protein, asam amino, enzim dan berpengaruh terhadap penggunaan karbohidrat serta merangsang penyerapan hara lain. Kalium merupakan kation monovalen yang esensial bagi tanaman, berperan sebagai aktivator enzim, translokasi hasil asimilasi dan pembentukan protein serta karbohidrat (Uchida, 2000).

Pengertian pemupukan secara luas adalah pemberian bahan ke dalam tanah dengan tujuan untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah, sedangkan pengertian secara khusus adalah pem-berian bahan untuk penambahan hara agar tersedia bagi tanaman. Efisiensi penggunaan pupuk dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara pupuk yang dimanfaatkan oleh tanaman dengan jumlah pupuk yang diberikan. Pemupukan perlu dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan memper-hatikan ketersediaan hara yang ada di dalam tanah. Tujuan penelitian ini adalah pertama untuk menge-tahui respon pertumbuhan bibit kelapa sawit ter-hadap berbagai dosis pupuk N dan K, dan kedua untuk menentukan dosis optimum pupuk N dan K untuk bibit kelapa sawit di pembibitan utama. Pembibitan utama merupakan tahap kedua dari sistem pembibitan dua tahap, bibit sawit dipelihara dari umur 3 bulan sampai 12 bulan.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Kampus Darmaga IPB, Bogor Jawa Barat, terletak pada ketinggian 250 meter di atas permukaan laut. Penelitian berlangsung dari bulan Nopember 2011 sampai dengan Mei 2012.

Bahan yang digunakan adalah polybag ber-ukuran besar (40 x 50 cm2). Benih kelapa sawit yang digunakan adalah kecambah Tenera Damimas dengan nomor persilangan 44 x 19.10. Media tumbuh yang digunakan adalah campuran top soil tanah latosol. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea (45% N) dan KCl (60% K2O), pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan standard. Alat yang digu-nakan terdiri atas timbangan (besar dan analitik),

spektrofotometer, meteran, oven, termometer, SPAD, dan jangka sorong.

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Faktorial dalam lingkungan Acak Kelompok (RAK), perlakuan terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah pupuk N dan faktor kedua adalah pupuk K. Pupuk N terdiri atas 4 taraf, yaitu N0= 0 g, N1=18,25 g, ,N2 = 36,5 g dan N3=73 g bibit-1. Pupuk K terdiri atas 4 taraf, yaitu K0=0 g, K1=18,25 g, K2=36,5 g dan K3=73 gbibit-1. Tiap perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 48 satuan percobaan dan setiap satuan percobaan terdiri atas 5 sampel bibit kelapa sawit.

Peubah morfologi yang diamati adalah tinggi bibit (cm), jumlah daun (helai), diameter batang (cm), luas daun, bobot kering akar (g), bobot kering tajuk (g). Peubah fisiologi yang diamati adalah hara dalam jaringan daun, pelepah, dan batang (N dan K). Data dianalisis dengan sidik ragam, dan dilanjutkan dengan uji Kontras Polynomial Ortogonal (Mattjik dan Sumartajaya 2000). Analisis dilakukan dengan menggunakan SAS (Statistical Analysis Sistem).

HASIL DAN PEMBAHASAN Morfologi Tanaman

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa N dan K berpengaruh secara independen terhadap tinggi tanaman, tidak terdapat interaksi antara per-lakuan N dan K. Perper-lakuan N mulai berpengaruh pada 8 MST, sedangkan perlakuan K mulai ber-pengaruh pada 12 MST. Tinggi tanaman menunjuk-kan tanggap kuadratik secara sangat nyata terhadap perlakuan N pada 8, 12, 16, 20 dan 24 MST. Perlakuan K berpengaruh sangat nyata secara linier pada 16, 20, dan 24 MST. Tanggap tinggi tanaman terhadap perlakuan N dan K disajikan pada Tabel 1. Persamaan regresi kuadratik untuk fungsi tinggi tanaman berdasarkan perlakuan N disajikan pada Gambar 1.

Perlakuan N menunjukkan pengaruh nyata dan sangat nyata secara kuadratik terhadap jumlah pelepah pada 8 sampai 24 MST. Kalium memberikan pengaruh nyata secara kuadratik pada 12 MST, 20 MST dan menunjukkan pengaruh sangat nyata secara linier pada 16 MST dan 24 MST (Tabel 2). Persamaan regresi jumlah pelepah daun berdasarkan perlakuan N dan K disajikan pada Gambar 2.

Perlakuan N mulai menunjukkan pengaruh sangat nyata secara kuadratik terhadap diameter batang pada 16 MST, 20 MST dan 24 MST, nyata kuadratik pada 8 MST dan berpengaruh sangat nyata secara linier pada 4 MST dan 12 MST. Kalium menun-jukkan pengaruh sangat nyata secara kuadratik pada 4 MST dan 20 MST, nyata secara kuadratik pada 24 MST sedangkan pengaruh nyata secara linier pada

(3)

88

Tabel 1. Tanggap tinggi tanaman (cm) bibit kelapa sawit pada berbagai dosis N dan K. Table 1. Response of plant height (cm) of oil palm seedlings at various dosage of N and K.

Perlakuan Treatment Tinggi tanaman (cm) Plant height (cm) 4 MST 8 MST 12 MST 16 MST 20 MST 24 MST N0 34.45 39.05 50.53 60.40 73.07 85.15 N1 35.43 41.75 54.17 64.60 77.75 92.00 N2 35.80 43.93 56.07 65.92 80.07 95.11 N3 36.37 42.45 55.58 65.33 78.88 93.20 Uji F Notasi Uji kontras 0.18 tn 0.0007 ** Q 0.0007 ** Q 0.0004 ** Q 0.008 ** Q <.0001 ** Q K0 34.45 40.42 51.37 61.15 74.17 87.37 K1 35.26 42.10 54.32 64.812 78.40 91.79 K2 35.75 42.22 55.10 64.57 77.90 92.62 K3 36.58 42.45 55.56 65.72 79.35 93.68 Uji F Notasi Uji kontras 0.11 tn 0.22 tn 0.01 ** L 0.0046 ** L 0.01 ** L 0.0037 ** L Interaksi tn tn tn tn tn tn

Keterangan * = nyata pada taraf 5%, ** =sangat nyata pada taraf 1%. Note: * = significantly different at 5%, **= very significantly at 1%.

Tabel 2. Respon jumlah pelepah daun terhadap berbagai dosis Pupuk N dan K. Table 2. Response number of leaf midrib of various dosage of fertilizer N and K.

Perlakuan Treatment

Jumlah pelepah daun Number of leaf midrib

4 MST 8 MST 12 MST 16 MST 20 MST 24 MST N0 6.22 7.75 9.20 10.62 12.43 13.92 N1 6.23 8.12 9.37 10.92 12.85 14.25 N2 6.53 8.50 9.60 10.98 12.78 14.60 N3 6.57 8.30 9.77 11.00 12.72 14.18 Uji F 0.06 0.0007 0.002 0.01 0.05 0.01 Notasi ** ** ** * ** Uji Kontras Q L Q Q Q K0 6.32 7.97 9.28 10.55 12.38 13.94 K1 6.50 8.20 9.37 10.95 12.80 14.27 K2 6.47 8.28 9.65 11.02 12.80 14.20 K3 6.27 8.22 9.63 11.00 12.80 14.50 Uji F 0.42 0.26 0.03 0.001 0.02 0.01 Notasi tn tn * ** * ** Uji Kontras Q L Q L Interaksi tn tn tn tn tn tn

Keterangan: * = nyata pada taraf 5%; ** =sangat nyata pada taraf Note: * = significantly different at 5%, **= very significantly at 1%.

16 MST. Perlakuan N dan K tidak menunjukkan adanya interaksi (Tabel 3). Persamaan regresi untuk diameter batang dapat dilihat pada Gambar 3.

Pemberian pupuk N hanya menunjukan pengaruh kuadratik sangat nyata pada 12 MST terhadap luas daun (Tabel 4), sedangkan pupuk K tidak berpengaruh terhadap luas daun bibit kelapa sawit. Pupuk N dan K tidak menunjukkan adanya interaksi terhadap peubah luas daun.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sun (2011) yang menyatakan bahwa ketersedian hara N, P, dan K serta air yang cukup dapat meningkatkan tinggi dan luas daun bibit kelapa sawit. Pengaruh nitrogen tidak menunjukkan inter-aksi dengan kalium. Berdasarkan penelitian Law (2012) tanggap tanaman terhadap pupuk nitrogen dipengaruhi oleh ketersediaan fosfor. Pupuk majemuk NPKMg yang dikombinasikan dengan pupuk organik dapat meningkatkan lingkar batang

(4)

89 Tabel 4. Tanggap luas daun (cm2) pada berbagai dosis pupuk N dan K.

Table 4. Response of leaf area (cm2) at different dosage of fertilizer N and K. Perlakuan Treatment Luas daun (cm) Leaf area (cm) 4 MST 8 MST 12 MST 16 MST N0 55.65 62.39 87.68 628.09 N1 57.67 65.09 97.44 784.66 N2 55.99 72.48 110.99 749.37 N3 53.75 68.32 106.47 793.42 Uji F Notasi Kontras 0.67 tn - 0.22 tn - 0.001 ** Q 0.14 tn - K0 56.12 62.18b 92.26 666.37 K1 54.87 66.43 101.95 693.77 K2 53.44 66.32 104.88 782.55 K3 58.63 73.45 103.48 812.86 Uji F Notasi Kontras 0.67 tn - 0.17 tn - 0.133 tn - 0.20 tn - Interaksi tn tn tn tn

Keterangan * = Nyata pada taraf 5%; ** = Sangat nyata pada taraf Note: * = significantly different at 5%, **= very significantly at 1%. kelapa sawit (Uwumarongie et al., 2012). Hasil

penelitian ini juga didukung oleh penelitian Noor et al. (2012) yang menyatakan bahwa pupuk majemuk NPK dapat meningkatkan lingkar batang. Luz et al. (2006) menyatakan bahwa pupuk nitrogen mening-katkan pertumbuhan bibit tanaman Rhapis excels. Beberapa peneliti juga menyebutkan bahwa pupuk N, P dan K mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman kelapa sawit selama di pembibitan utama (Kasno et al., 2010; Jannah et al., 2012).

Neraca Hara

Perhitungan neraca hara didasarkan pada kandungan N dan K awal yang ada dalam tanah dan kandungan N dan K setelah penambahan hara dari pupuk. Pada akhir penelitian dilakukan pengukuran N dan K yang ada di dalam tanah (polybag) dan kandungan N dan K yang terdapat pada bagian tanaman (akar, batang dan daun). Perhitungan neraca N dan K tersebut dilakukan pada perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan N1 (18.25 g bibit-1) dan K2 (36.5 g bibit1). Hasil perhitungan neraca hara disajikan pada Tabel 5.

Tabel 3. Tanggap diameter batang (cm) pada berbagai Dosis pupuk N dan K. Table 3. Response stem diameter (cm) at various dosage of fertilizer N and K.

Perlakuan

Treatment Diameter batang (cm) Trunk diameter (cm)

4 MST 8 MST 12 MST 16 MST 20 MST 24 MST N0 1.27 1.53 1.73 2.40 3.14 4.17 N1 1.32 1.64 1.75 2.60 3.36 4.37 N2 1.38 1.76 1.88 2.72 3.51 4.77 N3 1.41 1.62 1.95 2.74 3.43 4.39 Uji F Notasi Kontras 0.002 ** L 0.03 * Q 0.005 ** L 0.001 ** Q 0.003 ** Q 0.001 * * Q K0 1.26 1.55 1.75 2.45 3.15 4.17 K1 1.35 1.67 1.88 2.62 3.39 4.46 K2 1.39 1.67 1.85 2.62 3.46 4.49 K3 1.37 1.66 1.84 2.75 3.44 4.58 Uji F Notasi Kontras 0.003 ** Q 0.3 tn - 0.19 tn 0.02 * L 0.01 ** Q 0.02 * Q Interaksi tn tn tn tn tn tn

Keteterangan: * = nyata pada taraf 5%; ** =sangat nyata pada taraf 1%. Note: * = significantly different at 5%, **= very significantly at 1%.

(5)

90

Tabel 5. Neraca hara N dan K pada perlakuan N2K3 di akhir penelitian. Table 5. Balance of N and K on N2K3 treatment at the end of the study.

Perlakuan

Treatment Nitrogen Nitrogen Potassium Kalium

I. Awal Penelitian/The start research

Tanah/Land (g) 26.74 5.60

Pupuk/Fertilizer (g) 18.25 36.50

Total/Total (g) 44.44 42.10

II. Akhir Penelitian/The end research

Tanah/Land (g) 27.04 3.23

Tanaman/Plant (g) 2.87 4.22

Total/Total (g) 29.91 7.45

Efisiensi pupuk/The efency fertilizer (%) 15.70 11.60

Kehilangan pupuk/The lost fertilizer (%) 84.3 88.40

Tabel 6. Optimasi pupuk N berdasarkan peubah tinggi bibit sampai dengan berumur 24 MST. Table 6. Optimization of fertilizer N based on seddlings height up to 24 MST.

Umur (MST)

Ages (week after planting) Regression equation Persamaan Regresi R2 Dosis Optimum (g) Optimum dosage

4 Rekomendasi*) 1.37 8 Y=-0.433x2 + 3.405x+3761 0.98 1.81 12 Y=-0.084x2+1.434x+50.55 0.99 3.92 16 Y=0.091x2+1.493x+60.54 0.98 3.77 20 Y=0.041x2+1.118x+73.10 0.99 6.26 24 Y=0.060x2+1.611x+85.23 0.99 6.20 Total 23.33 Keterangan: *) Rekomendasi PPKS (2007). Note: *) Recommendation PPKS (2007).

Kandungan N dalam tanah pada awal pene-litian adalah 0,24% (sedang), dengan memperhi-tungkan bobot tanah dalam polibag maka jumlah N dalam tanah adalah 26,74 g N total. Pupuk yang diberikan pada perlakuan N1 selama penelitian adalah 18,25 g sehingga N total yang ada di dalam tanah adalah 44,99 g. Pada akhir penelitian N total di dalam tanah (polybag) adalah 27,04 g sedangkan N total dalam bagian tanaman ( akar, batang dan daun) adalah 2,87 g. Jika diasumsikan bahwa tanaman hanya mengambil N yang berasal dari pupuk, maka efisiensi pemupukan adalah 15,7% sisanya dijerap oleh partikel tanah (terdapat peningkatan N dalam tanah), menguap, hilang karena pencucian dan dimobilisasi oleh mikroorganisme tanah. Dengan demikian kehilangan N yang dari pupuk sebesar 84.3%.

Status kandungan K total dalam tanah pada awal penelitian adalah sangat tinggi (1,29 me/100 g) atau setara dengan 5,60 g K di dalam polybag. Pupuk yang diberikan 36,5 g sehingga K total di dalam tanah adalah 42,10 g. Pada akhir penelitian K total yang ada di dalam tanah (polybag) adalah 7,45 g, sedangkan K

total dalam bagian tanaman (akar, batang, daun) adalah 4,22 g. Jika diasumsikan bahwa tanaman hanya mengambil K yang berasal dari pupuk, maka efisiensi pemupukan K adalah 11,6% dengan demikian kehilangan dari pupuk sebesar 88,4%. Dalam upaya pengendalian kehilangan unsur hara pada pembibitan sawit (main nursery) perlu ditambahkan mulsa organik (limbah sawit) untuk menghindari kehilangan unsur hara tanah karena erosi permukaan tanahselama penyiraman.

Optimasi Pupuk N dan K

Perhitungan dosis pupuk berdasarkan tanggap tinggi tanaman terhadap perlakuan N dan K, karena tinggi tanaman merupakan peubah yang lebih responsif terhadap pemupukan dibandingkan dengan peubah jumlah daun dan diameter batang. Persamaan regresi dan dosis optimum N dan K disajikan pada Tabel 6 dan 7. Berdasarkan persamaan regresi, dosis optimum N selama di pembibitan adalah 23,33 g bibit-1, sedangkan dosis optimum untuk K adalah 41,82 g bibit-1 sampai dengan 24 MST.

(6)

91 Tabel 7. Optimasi pupuk K berdasarkan peubah tinggi bibit sampai dengan berumur 24 MST.

Table 7. Optimization of K fertilizer based on seedlings height up to 24 MST. Umur (MST)

Ages (Week after planting) Regression equation Persamaan Regresi R2 Dosis Optimum (g) Optimum dosage

4 Rekomendasi*) 1,78 8 Rekomendasi*) 3,56 12 Y=0.311x+52.45 0,71 5,40 16 Y=0.319x+62.38 0,67 7,16 20 Y=0.632 +75.54 0,65 11,96 24 Y=-0.279x+88.92 0,74 11,96 Total 41,82 Keterangan: *) Rekomendasi PPKS (2007). Note: *) Recommendation PPKS (2007).

Gambar 1. Tanggap tinggi bibit (cm) terhadap dosis N dan K. Figure 1. Response seedling height (cm) of the dosage of N and K.

Gambar 2. Persamaan regresi tanggap jumlah pelepah daun terhadap dosis N dan K pada 24 MST. Figure 2. Regression equations the leaf midrib number response of dosage of N and K at 24 MST.

y = -0,060x2+ 1,611x + 85,23 R² = 0,998 80 85 90 95 100 0 5 10 15 20 25 Tinggi bi bit /Seedl ing hei ght (cm )

Dosis Nitrogen/Dosage of Nitrogen (g)

24 MST 24 … y = 0,279x + 88,92 R² = 0,736 86 88 90 92 94 96 0 10 20 30 Tinggi bi bit /Seedl ing hei ght (cm )

Dosis Kalium/Dosage of Potassium (g)

24 MST 24 MST y = -0,005x2+ 0,114x + 13,88 R² = 0,947 13,814 14,2 14,4 14,6 14,8 0 10 20 30 Juml ah pel epah daun / Number of leaf mi dri b

Dosis Nitrogen/Dosage of Nitrogen (g)

24 MST 24 MST y = 0,023x + 14,03 R² = 0,848 13,8 14 14,2 14,4 14,6 0 5 10 15 20 25

Dosis Kalium/Dosage of Potassium (g)

24 MST

(7)

92

Gambar 3.Tanggap diameter batang terhadap dosis N dan K. Figure 3. Response of the trunk diameter on dosage of N and K.

KESIMPULAN

Dosis optimum bibit kelapa sawit di pem-bibitan utama adalah 23,33 g bibit-1selama 6 bulan dengan aplikasi per bulan adalah 1,37, 1,81, 3,92, 3,77, 6,26 dan 6,20 g. Dosis optimum K bibit kelapa sawit di pembibitan utama adalah 41,82 g bibit-1 selama 6 bulan dengan aplikasi dosis per bulan 1,78, 3,56, 5,40, 7,16, 11,96, dan 11,96 g. Tingkat efisiensi pemupukan bibit kelapa sawit untuk nitrogen 15,7% dan untuk kalium adalah 11.6%.

DAFTAR PUSTAKA

Jannah, N., F.A. Marhanuddin. 2012. Pengaruh macam dan dosis pupuk NPK pada bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Media Sains. 4:48-54.

Kasno, A., M.T. Sudirman, Sutriadi. 2010. Efektifitas beberapa deposit fosfat alam Indonesia sebagai pupuk sumber fosfor terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit pada tanah ultisol. J. Litri. 16:165-171.

Law, C.C., A.R. Zaharah, M.H.A. Husniand A.S.N. Akmar. 2012. Evaluation of nitrogen uptake efficiency of different oil palm genotypes using 15N isotope labelling method. Pertanika J. Trop. Agric. Sci. 35 (4): 743 – 754.

Lubis, A.U. 2008.KelapaSawit (Elaeisguineensis Jacq ) di Indonesia. EdisiPusat Perkebunan Marihat . PematangSiantar. hlm 362.

Luz, P.B., A.R. Tavares, P.D.O.P. Paiva, L.A.L. Massoli, F.F.A. Aguiar, S. Kanashiro, G.C. Stancato, P.R.C. Landgraf. 2006. Effects of nitrogen, phosphorus and potassium on early growth of seedlings of Rhapis excelsa (Lady Palm). Ciencia Agrotec. 30: 429-434.

Mattjik, A.A, dan I.M. Sumertajaya. 2006. Peran-cangan percobaan dengan aplikasi SAS dan MINITAB. IPB Press.

Mangoensoekarjo, S.H., Semangun. 2008. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Yokyakarta: UGM Press. hlm 605.

Noor, J., A. Fatah, Marhannudin. 2012. Pengaruh macam dan dosis pupuk NPK majemuk terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Media Sains 4(1):48-53. [PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2007. Budidaya

kelapa sawit, kultur teknis kelapa sawit. Medan, Sumatra Utara, Indonesia.

Sun, C., H. Cao, H. Shao, X. Lei and Y. Xiao. 2011. Growth and physiological responses to water and nutrient stress in oil palm. Afr. J. Biotech. 10(51), p. 10465-10471.

Uchida, R. 2000. Essential nutrients for plant growth: nutrition functions and deficiency symptoms. In: Uchida, R and Silva A. (eds). Plant Nutrient Management in Hawaii’s Soils, Approaches for Tropical and Subtropical Agriculture
J. College of Tropical Agriculture and Human Resources, University of Hawaii at Manoa. p: 31-55.

Uwumarongie, E.G., B.B. Sulaiman, O. Ederion, A. Imogie, B.O. Imosi, N. Garbua, M. Ugbah. 2012. Vegetative growth performance of oil palm (Elaeis guineensis) seedlings in response to inorganic and organic fertilizers. Greener J. Agric. Sci. 2:26-30. y = 0,018x + 4,265 R² = 0,749 4 4,2 4,4 4,6 4,8 0 20 40 Di amet er bat ang/ Trunk di amet er (cm )

Dosis Kalium/Dosage of Potassium (g)

24 MST 24 MST y = -0,004x2+ 0,094x + 4,124 R² = 0,841 4 4,2 4,4 4,6 4,8 0 5 10 15 20 25 Di amet er bat ang / Trunk di amet er

Dosis Nitrogen/Dosage of Nitrogen (g) 24 MST

Gambar

Gambar 1. Tanggap tinggi bibit (cm) terhadap dosis N dan K.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti 56,3 persen dari variansi manajemen laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013 dijelaskan oleh variansi

Primjer takvih odgovora je treće pitanje ankete, koje glasi „ smatrate li da je crowdfunding ozbiljan naĉin za prikupljanje sredstava za projekt?“, tu se dobio

Makanan khas di Indonesia merupakan cermin dari budaya dan tradisi yang berasal dari kepulauan nusantara dan peran penting bagi budaya nasional Indonesia

Sidik ragam stabilitas sembilan galur mutan harapan kacang hijau pada 16 lokasi diperoleh interaksi antara galur dengan lokasi (linier) nyata untuk hasil biji mengindikasikan

[r]

Sedangkan sub masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah kemampuan guru merancang pembelajaran pada materi volume bangun ruang kubus dan balok dengan

Pada proses validasi yang dilakukan oleh peneliti, baik validasi kepada ahli materi, ahli media dan ahli desain, peneliti mendapatkan penilain dari ahli materi,

Dengan menggunakan metode etnografi virtual, dapat diuraikan bahwa mediatisasi hegemoni ritual Rambu Solo di media sosial ini telah mengimplikasikan tiga hal;