• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Sistem Pernafasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Sistem Pernafasan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH DISKUSI

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN

OLEH

NAMA : YUNIVEN MERINA ANIN

NIM : 13.01.287

KELOMPOK/GOL : IV / I

KELAS : TRANSFER A

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena berkat dan tuntunan-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi dan Fisiologi. Terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan Makalah ini.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Makalah ini. Semoga Makalah ini dapat berguna bagi Penulis, pihak-pihak yang telah membantu dan kepada siapa saja yang ingin memanfaatkannya sebagai referensi keilmuanya.

Makassar, Juni 2014

(3)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen serta menghembuskan udara yang banyak mengandung Karbondioksida keluar dari tubuh ( Syaifuddin, 2002 ). Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O2) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru.

Sistem respirasi dibentuk oleh beberapa struktur. Seluruh struktur tersebut terlibat dalam proses respirasi eksternal yaitu proses pertukaran oksigen (O2) antara atmosfer dan darah serta pertukaran karbondioksida (CO2) antara darah dan atmosfer. Respirasi eksternal adalah proses pertukaran gas antara darah dan atmosfer sedangkan respirasi internal adalah proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan. Respirasi internal (Pernapasan selular berlangsung di seluruh sistem tubuh. Struktur yang membentuk sistem pernapasan dapat dibedakan menjadi struktur utama (principal structure) dan struktur pelengkap (accessory structure) (Djojodibroto, 2009).

Dengan bernapas setiap hari setiap sel dalam tubuh menerima oksigen pada saat yang sama melepaskan produk karbondioksida. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan, memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri melangsungkan proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk karbondioksida (CO2) dan air (H2O) dihilangkan.

Proses respirasi melibatkan beberapa organ yang memiliki peran vital bagi kelangsungan hidup manusia, untuk itu perlu dipelajari anatomi dan fisiologi organ-organ tersebut berkaitan dengan sisten pernapasan.

(4)

I.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan ini, yaitu: a. Untuk mengetahui pengertian sistem pernapasan b. Untuk mengetahui fungsi dari sistem pernapasan

c. Untuk mengetahui struktur organ pernapasan atau saluran penghantar udara pada manusia

d. Untuk mengetahui mekanisme daripada sistem pernapasan pada manusia.

e. Untuk mengetahui penyakit yang berkaitan dengan saluran pernafasan.

I.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan ini yaitu sebagai sumber informasi bagi penulis dan pembaca untuk meningkatkan pemahaman mengenai anatomi dan fisiologi dari sistem pencernaan manusia sera penyakit yang berkaitan dengan saluran pernafasan.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Pendahuluan

Pernafasan adalah menghirup udara dari luar yang mengandung O2 (oksigen) kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 (karbon dioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi (Syaifuddin,1996). Sistem respirasi adalah sistem organ yang berfungsi untuk mengambil O2 dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh untuk mentranspor CO2 yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik juga berfungsi untuk produksi bicara dan berperan dalam keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing dan pengaturan hormonal tekanan darah.

Fungsi pernafasan adalah mengambil oksigen kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh (sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran, mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa pembakaran, kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh tubuh) dan melembabkan udara (Syaifuddin, 1996).

Pernafasan melibatkan proses-proses sebagai berikut :

a. Ventilasi pulmonar adalah jalan masuk dan keluar udara dari saluran perafasan dan paru-paru.

b. Respirasi eksternal adalah difusi O2 dan CO2 antara udara dalam paru-paru dan kapiler pulmonar.

c. Respirasi internal adalah difusi O2 dan CO2 antara sel darah dan sel-sel jarigan.

d. Respirasi seluler adalah penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan pelepasan produk oksidasi (CO2 dan air0 oleh sel-sel tubuh. (Sloane, 2003)

Saluran pernafasan terdiri dari cabang-cabang saluran dari lingkungan sampai ke paru-paru (Sloane, 2003).

(6)

II.2 Anatomi Sistem Pernafasan

Gambar 1. Anatomi saluran pernapasan Anatomi saluran pernafasan terdiri dari :

II.2.1 Hidung

Gambar 2. Anatomi hidung

Hidung berbentuk piramid disertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian ini tersusun dari tulang, kartilago hialin dan jaringan fibroaerolar. Hidung dibagi menjadi dua ruang oleh septum nasal. Struktur hidung pada bagian eksternal terdapat folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar

(7)

sebasea yang merentang sampai vestibula yang terletak di dalam nostril. Kulit pada bagian ini mengandung vibrissae yang berfungsi menyaring partikel dari udara terhisap. Sedangkan pada rongga nasal yang lebih dalam terdiri dari epitel bersilia dan sel goblet (Sloane, 2003).

Di dalam rongga nassal terdapat membran mukosa yang memiliki beberapa fungsi yaitu :

a. Menyaring partikel kecil

Silia pada epitelium respiraotrik melambai kedepan dan kebelakang dalam suatu lapisan mukus. Gerakan dan mukus membentus suatu perangkap untuk partikel yang kemudian disapu keatas untuk ditelan, dibatukkan, atau dibersihkan keluar.

b. Penghangatan dan pelembaban udara yang masuk

Udara kering akan dilembabkan melalui evaporasi sekresi serosa dan mukus serta dihangatkan oleh radiasi panas dari pembuluh darah yang terletak di bawahnya.

c. Resepsi odor

Epitelium olfaktori yang terletak di bagian atas rongga hidung di bawah lempeng kribriform, mengandung sel-sel olfaktori yang mengalami spesialisasi untuk indera penciuman. (Sloane, 2003)

II.2.2 Faring

(8)

Faring adalah tabung muskular berukuran 12,5cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai esofagus. Terdiri dari nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Pada nasofaring terdapat tuba

eustachius yang menghubungkannya dengan telinga tengah, tuba ini

berfungsi menyetarakan tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga. Laringofaring merupakan bagian faring yang mengelilingi mulut esofagus dan laring, yang merupakan gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya (Sloane, 2003). Faring merupakan saluran bersama untuk udara dan makanan.

II.2.3 Laring

Gambar 4. Anatomi laring

Laring adalah tabung pendek berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh sembilan kartilago, tiga berpasangan dan tiga lainnya tidak berpasangan. Tiga kartilago yang tidak berpasangan adalah kartilago

tiroid yang terlrtak di bagian proksimal kelenjar tiroid, kartilago krikoid yang

merupakan cincin anterior yang lebih dalam dan lebih tebal, epiglotis yang merupakan katup kartilago yang melekat pada tepi anterior kartilago tiroid.

Epiglotis menutup pada saat menelan untuk mencegah masuknya

makanan dan cairan ke saluran pernapasan bawah (Sloane, 2003).

(9)

II.2.4 Trakea

Gambar 5. Anatomi trakea

Trakea adalah tuba dengan panjang 10-12 cm yang terletak di

anterior esofagus. Trakea tersusun dari 16 – 20 cincin kartilago berbentuk

C yang diikat bersama jaringan fibrosa yang melengkapi lingkaran di belakang trakea (Sloane, 2003). Trakea berjalan dari bagian bawah tulang rawan krikoid laring dan berakhir setinggi vertebra thorakal 4 atau 5. Trakea kemudian bercabang menjadi bronkus principallis dextra dan

sinistra di tempat yang disebut carina. Carina terdiri dari 6 – 10 cincin

tulang rawan. II.2.5 Bronkus

Bronkus merupakan struktur dalam mediastinum, yang merupakan percabangan dari trakea. Bronkus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan trakea. Setiap bronkus primer bercabang membentuk bronkus sekunder dan tersier dengan diameter yang semakin mengecil dan menyempit, batang atau lempeng kartilago mengganti cincin kartilago (Sloane, 2003). Bronkus kanan kemudian akan bercabang menjadi lobus superior, lobus medius dan lobus inferior. Objek asing yang masuk kedalam trakea kemungkinan ditempatkan dalam bronkus kanan. Bronkus kiri terdiri dari lobus superior dan inferior.

(10)

Gambar 6. Anatomi bronkus

Bronkiolus merupakan jalan napas intralobular dengan diameter 5 mm, tidak memiliki tulang rawan maupun kelenjar di dalam mukosanya (Luiz Carlos Junqueira, 2007). Bronkhiolus berakhir pada saccus

alveolaris. Awal proses pertukaran gas terjadi di bronkhiolus respiratorius.

II.2.6 Alveolus

Gambar 7. Anatomi alveolus

Alveolus adalah kantung udara berukuran sangat kecil dan merupakan akhir dari bronkiolus respiratorius sehingga memungkinkan

(11)

pertukaran oksigen dan karbondioksida. Alveolus terdiri dari membran

alveolar dan ruang intesrstisial (Alsagaaff, 2006).

II.2.7 Paru-Paru

Gambar 8. Anatomi paru-paru

Paru adalah organ berbentuk piramid seperti spons dan berisi udara yang terletak di rongga toraks. Paru merupakan jalinan atau susunan bronkus, bronkiolus, bronkiolus respiratori, alveoli, sirkulasi paru, saraf dan sistem limfatik. Paru adalah alat pernapasan utama yang merupakan organ berbentuk kerucut dengan apex di atas dan sedikit lebih tinggi dari klavikula di dalam dasar leher.

Paru dibagi menjadi beberapa lobus oleh fisura. Paru kanan terbagi menjadi 3 lobus oleh 2 fisura, sedangkan paru kiri terbagi menjadi 2 lobus oleh 1 fisura (Sloane, 2003). Paru memiliki hilus paru yang dibentuk oleh a. pulmonalis, v. pulmonalis, bronkus, a. Bronkialis, v. Bronkialis, pembuluh limfe, persarafan, dan kelenjar limfe.

Paru dilapisi oleh pleura. Pleura terdiri dari pleura viseral yang melekat pada paru dan tidak dapat dipisahkan dan pleura parietal yang melapisi strenum, diafragma dan mediastinum. Diantara kedua pleura tersebut terdapat rongga pleura yang berisi cairan pleura sehingga memungkinkan paru untuk berkembang dan berkontraksi tampa gesekan (Sloane, 2003).

(12)

II.3 Fisiologi Pernafasan

Fungsi utama paru adalah menyelenggarakan pengambilan oksigen oleh darah dan pembuangan karbondioksida. Terdapat 4 tahap respirasi, yaitu (Sherwood, 2001) :

a. Ventilasi

Ventilasi adalah sirkulasi keluar masuknya udara atmosfer dan alveoli. Proses ini berlangsung di sistem pernapasan.

b. Respirasi eksternal

Respirasi eksternal mengacu pada keseluruhan rangkaian kejadian yang terlibat dalam pertukaran oksigen dan karbondioksida antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Proses ini terjadi di sistem pernapasan.

c. Transpor gas

Transpor gas adalah pengangkutan oksigen dan karbondioksida dalam darah dan jaringan tubuh. Proses ini terjadi di sistem sirkulasi.

d. Respirasi internal

Respirasi internal adalah pertukaran gas pada metabolisme energi yang terjadi dalam sel. Proses ini berlangsung di jaringan tubuh.

Sistem respirasi dibagi menjadi 2 bagian yaitu (Alsagaaff, 2006): a. Bagian konduksi yang terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus,

bronkiolus dan bronkiolus terminalis. Bagian ini relatif kaku dan terbuka, merupakan penghubung antara lingkungan luar dengan paru. Fungsi dari bagian konduksi adalah mengalirkan udara dan sebagai penyaring, penghangat, dan melembabkan udara sebelum sampai bagian respirasi.

b. Bagian respirasi terdiri dari bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris dan alveolus. Bagian respirasi merupakan tempat terjadinya pertukaran udara dari lingkungan luar dan dalam tubuh.

Udara cenderung bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah yaitu menuruni gradien tekanan. Udara mengalir masuk dan keluar paru selama proses pernapasan dengan mengikuti

(13)

penurunan tekanan gradien yang berubah berselang-seling antara alveolus dan atmosfer akibat aktivitas dari otot-otot pernapasan.

Terdapat 3 tekanan yang penting pada proses pertukaran udara yaitu (Sherwood, 2001) :

a. Tekanan atmosfer (tekanan barometrik)

Tekanan atmosfer berkurang seiring dengan penambahan ketinggian di atas permukaan laut karena kolom udara di atas permukaan bumi menurun.

b. Tekanan intra alveolus

Tekanan inilah yang mengatur aliran udara karena tekanannya dapat berubah sesuai dengan pergerakan pernapasan.

c. Tekanan intra pleura

Merupakan tekanan di dalam kantung pleura atau disebut juga tekanan intratoraks, yaitu tekanan yang terjadi di luar paru dan di dalam rongga thoraks. Tekanan intra pleura ini lebih rendah daripada tekanan atmosfer.

Pada saat inhalasi, terjadi kontraksi dari otot-otot pernapasan sehingga volume rongga thoraks meningkat. Hal ini menyebabkan tekanan pada rongga thoraks menurun dan mengakibatkan adanya perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar tubuh dengan tekanan udara di dalam tubuh lebih rendah sehingga udara masuk ke dalam paru dan paru mengembang.

Pada saat ekhalasi, otot-otot respirasi berelaksasi sehingga volume rongga thoraks menurun dan menyebabkan tekanan rongga thoraks meningkat. Pada kondisi ini volume rongga dada akan berkurang dan terjadi peningkatan tekanan di dalam paru sehingga mendorong udara keluar dari dalam paru ke atmosfer.

II.4 Transportasi gas pernafasan (Sloane, 2003) a. Ventilasi

Selama inspirasi udara mengalir dari atmosfir ke alveoli. Selama ekspirasi sebaliknya yaitu udara keluar dari paru-paru. Udara yg masuk

(14)

ke dalam alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfir. Udara yg dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu sama dengan tubuh.

b. Difusi

Yaitu proses dimana terjadi pertukaran O2 dan CO2 pada pertemuan udara dengan darah. Tempat difusi yg ideal yaitu di membran alveolar-kapilar karena permukaannya luas dan tipis. Pertukaran gas antara alveoli dan darah terjadi secara difusi. Tekanan parsial O2 (PaO2) dalam alveolus lebih tinggi dari pada dalam darah O2 dari alveolus ke dalam darah. Sebaliknya (PaCO2) darah lebih tinggi dari (PaCO2) alveolus sehingga perpindahan gas tergantung pada luas permukaan dan ketebalan dinding alveolus. Transportasi gas dalam darah O2 perlu ditransport dari paru-paru ke jaringan dan CO2 harus ditransport kembali dari jaringan ke paru-paru. Beberapa faktor yg mempengaruhi dari paru ke jaringan, yaitu Cardiac out put, jumlah eritrosit, exercise dan hematokrot darah yang akan meningkatkan vikositas darah, mengurangi transport O2 dan menurunkan CO.

c. Perfusi pulmonal

Merupakan aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal dimana O2 diangkut dalam darah membentuk ikatan (oksi Hb) / Oksihaemoglobin (98,5%) sedangkan dalam eritrosit bergabung dgn Hb dalam plasma sbg O2 yg larut dlm plasma (1,5%). CO2 dalam darah ditrasportasikan sebagai bikarbonat, dalam eritosit sebagai natrium bikarbonat, dalam plasma sebagai kalium bikarbonat, dalam larutan bergabung dengan Hb dan protein plasma. CO2 larut dalam plasma sebesar 5–7%, HbNHCO3 (Carbamoni Hb (carbamate) sebesar 15 – 20 % , Hb + CO2 (HbCO bikarbonat) sebesar 60–80%.

II.5 Volume dan Kapasitas Fungsi Paru

Volume paru dan kapasitas fungsi paru merupakan gambaran fungsi ventilasi sistem pernapasan. Dengan mengetahui besarnya volume dan

(15)

kapasitas fungsi paru dapat diketahui besarnya kapasitas ventilasi maupun ada atau tidaknya kelainan fungsi ventilasi paru.

Gambar 9. Volume dan Kapasitas Paru II.5.1 Volume Paru

Selama berlangsungnya proses pernapasan terdapat volume dari paru yang berubah-ubah. Terdapat beberapa parameter yang menggambarkan volume paru, yaitu (Guyton, 2008):

a. Volume tidal (VT)

Volume tidal adalah volume udara yang masuk atau keluar paru selama satu kali bernapas. Nilai rata-rata volume tidal pada saat istirahat adalah 500 ml.

b. Volume cadangan inspirasi (VCI)

Volume cadangan inspirasi adalah volume tambahan yang dapat secara maksimal dihirup melebihi volume tidal saat istirahat. Volume cadangan inspirasi dihasilkan oleh kontraksi maksimum diafragma,

musculus intercostae externus dan otot inspirasi tambahan. Nilai

rata-ratanya adalah 3.000 ml.

c. Volume cadangan ekspirasi (VCE)

Volume cadangan ekspirasi adalah volume tambahan udara yang dapat secara aktif dikeluarkan oleh kontraksi maksimum melebihi udara yang

(16)

dikeluarkan secara pasif pada akhir volume tidal biasa. Nilai rata-rata volume cadangan ekspirasi adalah 1.000 ml.

d. Volume residual (VR)

Volume residual adalah volume minimum udara yang tersisa di paru bahkan setelah ekspirasi maksimum. Nilai rata-rata volume residual adalah 1.200 ml.

e. Volume ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV1).

Volume ekspirasi paksa dalam satu detik adalah volume udara yang dapat diekspirasikan selama satu detik pertama ekspirasi pada penentuan kapasitas vital. Nilai volume ekspirasi paksa dalam satu detik biasanya adalah sekitar 80% yang berarti dalam keadaan normal 80% udara yang dapat dikeluarkan dalam satu detik pertama.

II.5.2 Kapasitas Fungsi Paru

Kapasitas fungsi paru merupakan penjumlahan dari dua volume paru atau lebih. Yang termasuk pemeriksaan kapasitas fungsi paru adalah (Guyton, 2008):

a. Kapasitas inspirasi (KI)

Kapasitas inspirasi adalah volume maksimum udara yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi normal tenang (KI=VCI+TV). Nilai rata-rata kapasitas inspirasi adalah 3.500 ml.

b. Kapasitas residual fungsional (KRF)

Kapasitas residual fungsional adalah volume udara di paru pada akhir ekspirasi pasif normal (KFR=VCE+VR). Nilai rata-rata kapasitas residual fungsional adalah 2.200 ml.

c. Kapasitas Vital (KV)

Kapasitas vital adalah volume maksimum udara yang dapat dikeluarkan selama satu kali bernapas setelah inspirasi maksimum. Subyek mula-mula melakukan inspirasi maksimum kemudian melakukan ekspirasi maksimum (KV=VCI+VT+VCE). Nilai rata-rata kapasitas vital adalah 4.500 ml.

(17)

d. Kapasitas paru total (KPT)

Kapasitas paru total adalah volume udara maksimal yang dapat ditampung oleh seluruh paru (KPT=KV+VR). Nilai rata-rata kapasitas paru total adalah 5.700 ml.

II.6 Masalah Sistem Pernafasan

Masalah yang berkaitan dengann sistem pernafasan meliputi : (Sloane, 2003)

a. Hipoksia (anoksia) adalah defisiensi oksigen, yaitu kondisi berkurangnya kadar oksigen dibandingkan kadar normalnya secara fisiologis dalam jaringan dan organ. Hipoksia dapat terjadi akibat insufisiensi oksigen dalam atmosfer; anemia; gangguan sirkulasi darah; penyakit paru, yang mengganggu ventilasi pulmonar; atau keberadaan zat toksik, seperti karbon monoksida atau sianida dalam tubuh. Karbon monoksida adalah zat toksik karena molekul ini mengikat hemoglobin di sisi yang sama untuk mengikat oksigen. Kecenderungan daya ikatnya terhadap hemoglobin lebih besar 320 kali dibandingkan daya ikat hemoglobin terhadap oksigen dan pelepasannya lebih lamban. Oleh karena itu, sejumlah kecil karbon monoksida di udara dapat mematikan.

b. Hiperkapnia adalah peningkatan kadar CO2 dalam cairan tubuh dan seringkali disertai dengan hipoksia. CO2 berlebih meningkatkan respirasi dan konsentrasi ion hidrogen, yang akan menyebabkan asidosi (kadar asam berlebih).

c. Hipokapnia adalah penurunan kadar CO2 dalam darah, biasanya terjadi akibat hiperventilasi (pernafasan cepat) dan penghembusan CO2. Penurunan kadar CO2 menyebabkan terjadi alkalosis (jumlah bikarbonat berlebih) dalam cairan tubuh.

d. Asfisia atau sufokasi, suatu kondisi hipoksia dan hiperkapnia akibat ketidakcukupan ventilasi pulmonar.

(18)

e. Penyakit pulmonar obstruktif menahun (PPOM) adalah kelompok penyakit yang meliputi asma, bronkhitis kronik, dan emfisema, juga kelompok penyakit industrial seperti asbesitosis, silikosis, dan Black

lung. Pajanan terhadap rokok yang terus menerus dan/atau

terhadap lingkungan serta polutan industri dapat menyebabkan PPOM.

f. Kanker paru (Karsinoma pulmonar) sering dikaitkan dengan merokok, tetapi dapat juga terjadi pada orang bukan perokok. g. Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri

Mycobacterium tuberculosum yang dapat mempengaruhi semua

jaringan tubuh, tetapi paling umum berlokalisasi di paru-paru.

h. Pneumonia adalah proses inflamasi infeksius akut yang mengakibatkan alveoli penuh terisi cairan. Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, protozoa, virus atau zat kimia.

(19)

BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan

a. Sistem pernafasan adalah sistem organ yang berfungsi untuk mengambil O2 dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh untuk mentranspor CO2 yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer.

b. Organ-organ pernafasan berfungsi untuk produksi bicara dan berperan dalam keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing dan pengaturan hormonal tekanan darah. c. Sistem pernafasan terdiri dari rongga hidung, faring, laring,

trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus dan paru-paru.

d. Penyakit yang terjadi pada sistem pernafasan antara lain Hipoksia (anoksia) , Hiperkapnia, Hipokapnia, Asfisia atau sufokasi, Penyakit pulmonar obstruktif menahun (PPOM), Kanker paru (Karsinoma pulmonar), Tuberkulosis dan Pneumonia.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Alsagaaff, hood.dkk. Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Erlangga: Surabaya. 1993

Djojodibroto, D. Respirologi (Respiratory Medicine). EGC: Jakarta. 2009

Guyton, Athur C. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit (Human

Physiology and Mechanisms of Disease). EGC: jakarta. 2008

Luiz Carlos Junqueira dan Jose Carneiro. Histologi Dasar . EGC: Jakarta. 2007

Sherwood, L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (Human Physiology:

From cells to systems) Edisi II. EGC: Jakarta. 2001

Gambar

Gambar 1. Anatomi saluran pernapasan  Anatomi saluran pernafasan terdiri dari :
Gambar 3. Anatomi faring
Gambar 4. Anatomi laring
Gambar 5. Anatomi trakea
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan. Hal ini sesuai dengan data yang menunjukkan bahwa penduduk yang.. Ini menunjukkan bahwa

Hal tersebut sangat berlainan dengan apa yang ditawarkan Kiki Koekie dalam bidang kuliner, namun Kiki Koekie belum memiliki branding yang tepat untuk dapat menanamkan

Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan kembali berpeluang untuk mengalami kenaikan di tengah pergerakan harga Surat Utang global

Artikel ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Yunani Kuno Dosen pengampu Drs.. Maraimbang

10 : Form Input pesan asli, pesan samaran dan pembuatan tanda tangan digital Ong-Schnorr- Shamir Subliminal Channel Scheme.. 11 : Form Verifikasi Pesan Samaran

Belanja modal alat studio dan sound systems meliputi pengadaan peralatan photografi dan tata suara dengan anggaran/realisasi TA 2014 dan realisasi TA 2013 sebagai berikut :.. BAB

Tesis yang berjudul ”Penurunan Titik Awan Biodiesel melalui Penambahan aditif ester asam lemak bercabang" merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian Magister di

Sampai sekarang pun wilayah Kashmir belum bisa benar – benar di katakan damai dari konflik, konflik yang bermula tidak lama ketika kedua Negara merdeka ini, yaitu pada tahun 1948