• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Sistem dan Prosedur

James A. Hall (2006: 6) sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan sama.

Mulyadi (2001: 5)

Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi

berulang-Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal.

B. Definisi Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan pelaporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001: 3)

Baridwan (1990: 3)

-formulir, buku-buku catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data yang berhubungan dengan usaha suatu perusahaan dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlakukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga

(2)

Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan.

Adapun tujuan penyusunan sistem akuntansi pada suatu perusahaan adalah:

1. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip cepat, yaitu bahwa sistem akuntansi harus mampu menyediakan data yang diperlakukan tepat pada waktunya dan dapat memenuhi kebutuhan. 2. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip aman, yang

berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengawasan intern,

3. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal (Baridwan, 1990:3)

C. Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermafaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.

Romney dan Steinbart (2003: 2) sistem informasi akuntansi (SIA) terdiri dari lima komponen:

(3)

1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.

2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.

3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.

4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.

5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk computer, peralatan pendukung atau peripheral device, dan peralatan untuk komunikasi jaringan.

Kelima komponen ini secara bersama-sama memungkinkan suatu SIA memenuhi tiga fungsi pentingnya dalam organisasi, yaitu:

1. Mengumpulkan data menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi.

2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

(4)

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan andal.

D. Definisi Sistem Pengendalian Intern

Mulyadi (2001: 163) sistem pengendalian intern adalah organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Warren, Reeve dan Fees (1999: 183) tujuan sistem pengedalian internal adalah:

1. menjaga kekayaan organisasi

2. mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3. mendorong efisiensi

4. mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Mulyadi (2001:163) unsur pokok sistem pengendalian intern meliputi:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas,

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya,

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi,

(5)

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

E. Definisi Penerimaan Kas (Baridwan, 1990: 86)

utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nilai nominalnya, juga dapat disimpan dalam bank atau tempat lain yang dapat diambil

sewaktu-Penerimaan kas adalah transaksi keuangan yang menyebabkan asset perusahaan berupa kas atau setara kas bertambah.

Sistem pengendalian internal atas kas atau cash control system adalah prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk menjaga dana kas yang dimilikinya.

Untuk menerapkan pengendalian internal atas penerimaan kas maka perlu memperhatikan beberapa prosedur dalam penerimaan kas antara lain sebagai berikut:

1. Setiap penerimaan kas harus dicatat dan segera mungkin langsung disetorkan ke bank. Setiap pengeluaran uang tidak menggunakan kas yang diterima melainkan dari kas yang disimpan.

2. Adanya pemisahan tugas antara petugas yang menyimpan, yang menerima dan yang mencatat penerimaan uang, sehingga penyelewengan atas uang dapat dihindari.

F. Fungsi Yang Terkait Pada Sistem Penerimaan Kas

(6)

1. Fungsi Penjualan

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.

2. Fungsi Kas

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.

3. Fungsi Gudang

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman. 4. Fungsi Pengiriman

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.

5. Fungsi Akuntansi

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.

(7)

G. Flowchart (Bagan Alir)

Flowchart atau yang sering disebut juga sebagai bagan alir adalah sebuah teknik analisis yang digunakan untuk menggambarkan beberapa aspek sistem informasi secara jelas, singkat dan logis, flowchart

menggunakan simbol standard untuk menggambarkan transaksi pengolahan prosedur yang digunakan perusahaan dan aliran data melalui sistem

(Romney dan Paull, 2012:75).

Menurut Romney dan Paull (2012:76) simbol-simbol flowchart terbagi dalam empat kategori :

1. Simbol Input/ Output

Simbol Input/ Output mewakili perangkat atau media yang menyediakan masukan ke atau mencatat output dari proses operasional.

2. Simbol Pemrosesan

Simbol Pemsrosesan menunjukkan jenis perangkat apa yang digunakan untuk memproses data atau menunjukkan bila proses dilakukan secara manual.

3. Simbol Penyimpanan

Simbol Penyimpanan merupakan perangkat yang digunakan untuk menyimpan data.

4. Simbol arus dan lain-lain

Simbol arus dan lain-lain mengindikasikan aliran data, di mana flowchart mulai atau berakhir, di mana keputusan dibuat, dan kapan harus menambahkan catatan penjelasan ke dalam flowchart.

(8)

Simbol-simbol umum bagan alir beserta arti simbol menurut Romney dan Paul (2012: 76-79), disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2.1 Simbol- simbol Bagan Alir

Simbol Nama Keterangan

Simbol Input/Output

Dokumen Dokumen atau laporan

Beberapa tembusan dari satu dokumen

Digambarkan dengan cara menumpuk simbol dokumen dan mencetak nomor

dokumen dengan di bagian depan sudut kanan atas Input/ output, Jurnal/

Buku besar

Fungsi input atau output apa pun di dalam bagan alir program. Juga dipergunakan untuk mewakili jurnal dan buku besar dalam bagan alir dokumen

Tampilan Infomasi yang ditampilkan oleh peralatan ouput on-line seperti terminal, monitor, atau layar

(9)

Tabel 2.1 Simbol-simbol Bagan Alir (lanjutan) Pengetikan online

(on-line keying)

Memasukkan (entry) data melalui peralatan online seperti terminal atau personal komputer

Terminal atau personal komputer

Simbol tampilan dan pengetikan online

dipergunakan bersama untuk mewakili terminal personal komputer

Pita pengiriman Pengawasan keseluruhan yang dipersiapkan secara manual; digunakan untuk tujuan pengawasan untuk

membandingkan hasil secara keseluruhan

Pemrosesan dengan komputer

Fungsi pemrosesan yang dilaksanakan dengan komputer, biasanya

menghasilkan perubahan atas data atau informasi

Proses manual Pelaksanaan pemrosesan yang dilaksanakan secara manual

(10)

Tabel 2.1. Simbol-simbol Bagan Alir (lanjutan) Simbol Pemrosesan

Proses pendukung (auxiliary operation)

Fungsi pemrosesan yang dilaksanakan oleh peralatan selain komputer

Pengetikan off-line (off-line keying)

Pemrosesan yang

memanfaatkan perangkat pengetikan offline (misal, pengetikan ke dalam disk, kas register offline)

Disk magnetis/drive Data disimpan di dalam disk magnetis atau drive.

Pita magnetis Data disimpan di dalam pita magnetis

File File dokumen secara manual disimpan dan ditarik kembali, huruf yang ditulis di dalam Simbol menunjukkan urutan pengaturan file secara N = numeris, A = alfabetis, D =berdasar tanggal

(11)

Tabel 2.1 Simbol-simbol Bagan Alir (lanjutan) Simbol Arus dan lain- lain

Arus dokumen atau arah proses

Arah pemrosesan atau arus dokumen, arus yang normal berada di bawah dan mengarah

Arus data/ informasi Arah arus data/ informasi sering dipergunakan untuk memperlihatkan data yang dikopi dari suatu dokumen ke dokumen lainya

Communication link Pengiriman data dari suatu lokasi ke lokasi lainnya melalui jalur komunikasi

On-page connector Menghubungkan arus pemrosesan di satu halaman yang sama, penggunaan konektor ini akan

menghindari garis-garis yang saling silang di satu halaman Off-page connector Suatu penanda masuk dari,

atau keluar ke, halaman lain

(12)

Tabel 2.1. Simbol-simbol Bagan Alir (lanjutan)

Sumber :Accounting Informartion System, Marshall B. Romney dan Paul John Seinbart

H. Definisi JAMKESDA (PKMS)

Pemerintah kota Surakarta menerapkan JAMKESDA berupa kartu PKMS untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat Surakarta.

Peserta PKMS adalah semua masyarakat Surakarta yang tidak mendapatkan jaminan kesehatan Askes PNS, Asuransi kesehatan swasta, Jamkesmas, dan asuransi kesehatan lainnya serta berdomisili dan bertempat tinggal di Kota Surakarta minimal 3 (tiga) tahun.

Estimasi sasaran peserta PKMS : 335.970 jiwa. Terminal

Keputusan

Anotasi

Titik awal, akhir, atau pemberhentian dalam suatu proses atau program, juga dipergunakan untuk

menunjukkan adanya pihak eksternal

Langkah pengambilan keputusan

Komentar deskriptif tambahan atau catatan penjelasan untuk klarifikasi

(13)

Pertengah

menyatakan SKTM tidak berlaku lagi. Kebijakan ini menimbulkan masalah yang cukup serius di seluruh Indonesia termasuk di Kota Surakarta.

Masyarakat Kota Surakarta yang tidak ditanggung oleh Jamkesmas, ASKES PNS, dan asuransi kesehatan sosial lain harus mengeluarkan biaya berobat dari kantong sendiri atau out of pocket.

Menanggapi situasi tersebut, pemerintah Kota Surakarta menyelenggarakan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Secara Komprehensif yang disebut PKMS (Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta). Tujuan diselenggarakan program PKMS untuk memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh masyarakat Surakarta terutama bagi masyarakat miskin.

Mulai 2 Januari 2008 Program PKMS diberlakukan secara resmi oleh pemerintah Kota Surakarta. Program PKMS merupakan kebijakan Pemerintah Kota Surakarta yang sangat strategis dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Surakarta. Selain itu, Program ini merupakan terobosan yang sangat tepat guna meningkatkan aksesibilitas bagi masyarakat Surakarta yang belum tertampung dalam program JAMKESMAS, ASKES PNS maupun ASKES sosial lainnya, sehingga 100% penduduk terlindung jaminan kesehatan.

1. Struktur Organisasi PKMS

Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) PKMS yang berada

(14)

dibawah struktur Dinas Kesehatan Kota Surakarta sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta dan Peraturan Walikota Surakarta nomor 20-K tahun 2009 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan Kota Surakarta.

2. PKMS dibagi menjadi dua, yaitu: a. PKMS Silver

PKMS Silver biaya yang ditanggung oleh pemerintah adalah sebesar Rp 2 juta saja.

Cara Pendaftaran PKMS Silver:

1) Calon peserta mendaftarkan diri di Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) dan membawa:

2) Foto copy Kartu Keluarga dengan menunjukkan aslinya, 3) Foto copy KTP dengan menunjukkan aslinya atau surat

keterangan lahir bagi yang berusia belum wajib KTP, 4) Foto ukuran 2 x 3 cm : 2 lembar,

5) Membayar biaya Rp.

1000,-6) Surat keterangan domisili dari RT, RW, Kel,

7) Peserta datang sendiri ke KPPT, apabila yang bersangkutan sakit keras atau lansia, pendaftaran bisa diwakili oleh keluarga terdekat yang keabsahannya dibuktikan dengan Kartu Keluarga,

(15)

8) Untuk kader kesehatan, ketua RT, ketua RW dan petugas sampah dengan pengesahan kepala Kalurahan, dibebaskan dari biaya mencetak kartu.

Gambar 2.1 Kartu PKMS Silver Sumber : PKMS di Kota Surakarta, 2011 b. PKMS Gold

PKMS Gold biaya sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. Cara Pendaftaran PKMS Gold:

1) Calon peserta mendaftarkan diri di UPT PKMS dengan membawa:

2) Foto copy Kartu Keluarga dengan menunjukkan aslinya, 3) Foto copy KTP dengan menunjukkan aslinya atau surat

keterangan lahir bagi yang berusia belum wajib KTP, 4) Foto ukuran 2 x 3 cm : 2 lembar,

5) Foto copy PKMS Silver yang masih berlaku,

6) Surat keterangan domisili dan miskin dari RT, RW dan Kelurahan yang ditanda tangani Lurah atau Sekretaris Kelurahan,

(16)

7) Peserta datang sendiri ke UPT PKMS, apabila yang bersangkutan sakit keras atau lansia, pendaftaran bisa diwakili oleh keluarga terdekat yang keabsahannya dibuktikan dengan Kartu Keluarga,

8) Pencetakan kartu PKMS Gold dilakukan setelah terdaftar dalam SK Walikota tentang masyarakat miskin.

Gambar 2.2 Kartu PKMS Gold Sumber : PKMS di Kota Surakarta, 2011 3. Pelayanan kesehatan yang tidak ditanggung PKMS

a. Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan b. Kacamata

c. Intra occuler lens (lensa kontak) d. Alat bantu dengar

e. Alat bantu gerak

f. Pelayanan diagnostik canggih

g. Bahan, alat, tindakan yang bertujuan untuk kosmetika General medical checkup

(17)

i. Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya mendapatkan keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan impotensi

j. Obat-obatan diluar formularium

k. Kasus bunuh diri dan penyalahgunaan NAPZA l. Pertolongan persalinan

m. Pemulasaran jenazah n. Penggunaan ambulance

o. Pasien pindah ke kelas perawatan yang lebih tinggi 4. Pelayanan kesehatan yang dibatasi :

a. Cucidarah:

1) Kartu silver maksimal 6kali/ tahun, 2) Kartu gold 100% dibiayai

b. Chemotherapi:

1) Pemegang kartu silver: hanya 1 paket 2) Pemegang kartu gold: fasilitas Jamkesmas c. Operasi besar.

I. Definisi ASKES

PT Askes (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS

(18)

dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya.

1. ASKES SOSIAL

Program Asuransi Kesehatan Sosial merupakan penugasan Pemerintah kepada PT Askes (Persero) melalui Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1991.

2. Peserta program ASKES Sosial adalah :

a. Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil (tidak termasuk PNS dan Calon PNS di Kementrian pertahanan, TNI/Polri), Calon PNS, Pejabat Negara, Penerima Pensiun (Pensiunan PNS, Pensiunan PNS di lingkungan Kementrian Pertahanan, TNI/Polri, Pensiunan Pejabat Negara), Veteran ( Tuvet dan Non Tuvet) dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarga*) yang di tangggung,

*) Anggota Keluarga adalah:

1) Isteri/ suami yang sah dari peserta yang mendapat tunjangan istri/ suami (Daftar isteri/ suami yang sah yang tercantum dalam daftar gaji/ slip gaji, dan termasuk dalam daftar penerima pensiun/ carik Dapem).

2) Anak (anak kandung/ anak tiri/ anak angkat) yang sah dari peserta yang mendapat tunjangan anak, yang tercantum dalam daftar gaji/ slip gaji, termasuk dalam daftar penerima pensiun/ carik Dapem, belum berumur 21 tahun atau telah berumur 21

(19)

tahun sampai 25 tahun bagi anak yang masih melanjutkan pendidikan formal, dan tidak atau belum pernah kawin, tidak mempunyai penghasilan sendiri serta masih menjadi tanggungan peserta.

3) Jumlah anak yang ditanggung maksimal 2 (dua) anak sesuai dengan urutan tanggal lahir, termasuk didalamnya anak angkat maksimal satu orang.

b. Pegawai Tidak Tetap (Dokter/ Dokter Gigi/ Bidan PTT, melalui SK Menkes nomor 1540/MENKES/SK/XII/2002, tentang Penempatan Tenaga Medis Melalui Masa Bakti Dan Cara Lain), 3. Hak sebagai peserta ASKES sosial adalah:

a. Memperoleh Kartu Peserta.

b. Memperoleh penjelasan/ informasi tentang hak, kewajiban serta tata cara pelayanan kesehatan.

c. Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan PT ASKES (Persero), sesuai dengan hak dan ketentuan yang berlaku.

d. Menyampaikan keluhan/ pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis ke Kantor PT ASKES (Persero).

4. Kewajiban sebagai peserta ASKES sosial adalah:

a. Mengurus kartu peserta dan melaporkan perubahan data peserta. b. Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan

(20)

c. Melaporkan dan mengembalikan kartu peserta yang telah meninggal dunia ke Kantor PT ASKES (Persero).

d. Mengetahui dan mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.

e. Membayar iuran sesuai dengan ketentuan pemerintah yang berlak. 5. Kegunaan kartu ASKES

a. Sebagai identitas peserta.

b. Sebagai prasyarat untuk memperoleh pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan PT ASKES (Persero). c. Setiap Peserta memiliki 1 (satu) kartu peserta dengan nomor yang

unik dan tetap.

d. Berlaku secara nasional.

e. Kartu peserta berlaku selama peserta masih mempunyai hak. 6. Cara memperoleh kartu ASKES adalah sebagai berikut:

Mengisi data induk daftar isian registrasi peserta dengan menunjukkan persyaratan:

a. Asli/ fotocopy surat keputusan sebagai Pegawai Negeri Sipil/ Pensiunan/ Pegawai Tidak Tetap.

b. Fotocopy daftar gaji terakhir yang dilegalisir bagi PNS dan Surat Tanda Bukti Penerima Pensiun (STBPP) bagi penerima pension.

c. Fotocopy surat nikah, akta kelahiran anak/ keterangan lahir, Surat Keputusan Pengadilan Negeri untuk anak angkat.

(21)

d. Surat keterangan dari sekolah/ Perguruan Tinggi (bagi anak berusia lebih dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun).

e. Asli/ fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP).

f. Surat Pernyataan/ Keterangan Melaksanakan Tugas perorangan (SPMT) bagi Pegawai Tidak Tetap (PTT).

g. Melampirkan pasfoto terbaru masing-masing 1 (satu) lembar ukuran 3 x 4 cm, kecuali bagi anak usia balita.

Gambar 2.3 Kartu Askes Sumber: http://www.ptaskes.com/

7. Cara Penggantian Kartu ASKES adalah sebagai berikut: a. Kartu ASKES hilang

1) Menyerahkan surat pernyataan hilang dari yang bersangkutan. 2) Menunjukkan KTP dan Asli/ fotocopy Surat Keputusan sebagai

Pegawai Negeri Sipil/ Pensiunan/ Petikan Gelar Kehormatan Veteran/ Perintis Kemerdekaan/ Pegawai Tidak Tetap.

b. Kartu ASKES rusak

(22)

2) Menunjukkan KTP dan Asli/ fotocopy Surat Keputusan sebagai Pegawai Negeri Sipil/ Pensiunan/ Petikan Gelar Kehormatan Veteran/ Perintis Kemerdekaan/ Pegawai Tidak Tetap.

c. Pemberi pelayanan kesehatan (PPK) PT ASKES adalah: 1) Pemberi Pelayanan Kesehatan Dasar , yaitu :

a) Puskesmas

b) Dokter Keluarga/ Dokter Gigi Keluarga c) Poliklinik Milik Institusi

d) Klinik 24 Jam

2) Pemberi Pelayanan Kesehatan Lanjutan, yaitu: a) Rumah Sakit Umum Pemerintah,

b) RS Khusus Pemerintah (Jantung, Paru, Orthopedi, Jiwa, Kusta, Mata, Infeksi, Kanker, dll),

c) Rumah Sakit TNI/ POLRI, d) Rumah Sakit Swasta,

e) Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD) / PMI, f) Apotek/ Instalasi Farmasi RS,

g) Optikal,

h) Balai Pengobatan Khusus (Paru, Mata, Indera, dll), i) Laboratorium Kesehatan,

j) Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya yang bekerja sama dengan PT ASKES (Persero).

(23)

d. Jenis pelayanan kesehatan yang dijamin oleh ASKES bagi peserta ASKES sosial adalah:

1) Pelayanan Kesehatan Dasar :

a) Konsultasi, penyuluhan, pemeriksaan medis dan pengobatan, b) Pemeriksaan dan pengobatan gigi,

c) Tindakan medis kecil/ sederhana,

d) Pemeriksaan penunjang diagnostik sederhana, e) Pengobatan efek samping kontrasepsi,

f) Pemberian obat pelayanan dasar dan bahan kesehatan habis pakai,

g) Pemeriksaan kehamilan dan persalinan sampai anak kedua hidup,

h) Pelayanan imunisasi dasar,

i) Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Perawatan/ Puskesmas dengan Tempat Tidur.

2) Pelayanan Kesehatan Lanjutan : a) Rawat Jalan

i. Konsultasi, pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis,

ii. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik: Laboratorium, Rontgen/ Radiodiagnostik, Elektromedik dan pemeriksaan alat kesehatan canggih sesuai ketentuan PT ASKES (Persero),

(24)

iii. Tindakan medis poliklinik dan rehabilitasi medis,

iv. Pelayanan obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh PT ASKES (Persero).

b) Rawat Inap

i. Rawat Inap di ruang perawatan sesuai hak Peserta, ii. Pemeriksaan, pengobatan oleh dokter spesialis,

iii. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik: Laboratorium, Rontgen/ Radiodiagnostik, Elektromedik dan pemeriksaan alat kesehatan canggih sesuai ketentuan PT ASKES (Persero),

iv. Tindakan medis operatif,

v. Perawatan intensif (ICU, ICCU,HCU, NICU, PICU), vi. Pelayanan rehabilitasi medis,

vii. Pelayanan obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh ASKES,

3) Pemeriksaan kehamilan, gangguan kehamilan dan persalinan sampai anak kedua hidup,

4) Pelayanan Transfusi Darah dan Cuci Darah, 5) Cangkok (transplantasi) Organ,

(25)

7) Alat Kesehatan diberikan untuk Peserta dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Kacamata ( 1 kali/ 2 tahun), b) Gigi Tiruan (1 kali/ 2 tahun), c) Alat Bantu Dengar (1 kali/ 5 tahun), d) Kaki / tangan tiruan,

e) Implant (alat kesehatan yang ditanam dalam tubuh) antara lain:

i. IOL (lensa tanam di mata),

ii. Pen & Screw (alat penyambung tulang),

iii. Mesh (alat yang dipasang setelah operasi hernia). e. Pelayanan yang tidak dijamin ASKES adalah:

1) Pelayanan kesehatan yang tidak mengikuti tata cara pelayanan yang ditetapkan PT ASKES (Persero)/ Pelayanan kesehatan tanpa indikasi medis,

2) Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas yang bukan jaringan pelayanan kesehatan PT ASKES (Persero), kecuali dalam keadaan gawat darurat atau emergency dan kasus persalinan,

3) Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri, 4) Obat-obatan diluar ketentuan PT ASKES (Persero), 5) Bedah plastik kosmetik, termasuk obat-obatan,

(26)

6) Semua jenis pelayanan imunisasi diluar

bagi bayi dan balita (DPT, Polio, BCG, Campak) dan bagi ibu hamil (TT) yang dilakukan di Puskesmas,

7) Seluruh rangkaian pemeriksaan dalam usaha ingin mempunyai anak, termasuk alat dan obat-obatnya,

8) Sirkumsisi tanpa indikasi medis,

9) Pemeriksaan kehamilan, gangguan kehamilan, tindakan persalinan, masa nifas pada anak ketiga dan seterusnya,

10) Usaha meratakan gigi (Orthodontie), membersihkan karang gigi (scalling gigi) dan pelayanan kesehatan gigi untuk kosmetik,

Gambar

Tabel 2.1 Simbol- simbol Bagan Alir
Tabel 2.1 Simbol-simbol Bagan Alir (lanjutan) Pengetikan online
Tabel 2.1. Simbol-simbol Bagan Alir (lanjutan) Simbol Pemrosesan
Tabel 2.1 Simbol-simbol Bagan Alir (lanjutan) Simbol Arus dan lain- lain
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sebanyak 4 isolat bakteri, yaitu RF3, RF5, FP16 dan EDF23 memperlihatkan potensi sebagai agens hayati dan pemacu pertumbuhan berdasarkan uji patogenisitas secara in-vitro , uji

(“sabda Nabi SAW, tidak inginkah kalian aku tunjukkan ahli surga yang paling mulia, “ Para sahabat menjawab” tentu saja kami ingin ya rasul allah “ Sabda

IKATAN MAHASISWA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Site : http://imadiklus.com email : admin@imadiklus.com.. KETETAPAN

Rerata hemoglobin kelompok kontrol negatif adalah 11,200 g/dl sedangkan rerata hemoglobin kelompok tikus hamil yang dipapar asap rokok subakut dan diberi vitamin E

- Hubungkan dua titik tersebut, sehingga membentuk garis lurus yang merupakan grafik persamaan yang di cari.. Menyatakan Persamaan Garis Jika

Dalam menjalankan perannya tersebut, maka posisi public relations atau hubungan masyarakat pemerintah dalam konteks penelitian ini dipegang oleh Diskominfo menjadi

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa penilaian diri perkuliahan Daring mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMS selama masa pandemic COVID-19 mata kuliah microteaching

(2) Dalam hal Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada Pasal 50 ayat (2) huruf a sampai dengan huruf n tidak diketahui atau lebih rendah dari NJOP yang