• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pasar Modal

2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal

Menurut Suad Husnan (2015 : 3) mendefinisikan pasar modal sebagai berikut:

“Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.“

Berdasarkan definisi tersebut, dijelaskan bahwa pasar modal adalah pasar yang memperjualkan berbagai instrumen keuangan. Instrumen keuangan tersebut dalam bentuk hutang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah surat berharga yang bersifat penyertaan atau ekuitas seperti saham, waran, dan

right. Sedangkan instrumen hutang adalah surat berharga yang bersifat hutang

atau sering juga disebut sebagai surat berharga pendapatan tetap (fixed income) seperti obligasi dan obligasi konversi.

Menurut Sunariyah (2011: 1) definisi pasar modal dalam pengertian umum dan pengertian khusus adalah sebagai berikut:

(2)

“Pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah hak- hak bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat- surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham- saham, obligasi- obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedangan efek.”

Berdasarkan teori tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pasar modal adalah tempat dimana bertemunya demand dan supply efek yang terhimpun dalam suatu wadah. Hal tersebut menyebabkan terjadinya negosiasi terhadap harga efek yang dilakukan oleh penjual dan pembeli efek. Efek adalah surat berharga pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek (Sunariyah, 2011). Salah satu tempat untuk memperjual belikan efek di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia (BEI).

Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek. Hal ini bertujuan untuk memperdagangkan efek diantara mereka secara teratur, wajar dan efisien. Transaksi jual beli diatur secara rapi dengan menggunakan peraturan sistematis yang dikeluarkan oleh pengelolanya. Instrumen efek yang akan diperdagangkan di bursa harus memenuhi kebijakan pencatatan (listing policy) yang dikeluarkan oleh pengelolanya (Husnan, 2015 ).

(3)

2.1.1.2 Fungsi Pasar Modal

Pasar modal memiliki 2 fungsi utama yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal adalah menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Lender menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki dengan harapan akan memperoleh imbalan atas investasi tersebut. Borrower dengan tersedianya dana dari lender dapat melakukan kegiatan operasional tanpa harus menunggu laba perusahaan (Husnan, 2015).

Dana yang tersedia atas proses tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi, sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi peningkatan kemakmuran. Fungsi ini sebenarnya juga dilakukan oleh lembaga keuangan lainnya, seperti lembaga perbankan. Namun, dalam pasar modal diperdagangkan dana jangka panjang dan dilakukan secara langsung, tanpa perantara keuangan (Husnan, 2015).

2.1.1.3 Faktor-Faktor Mempengaruhi Pasar Modal

Pasar modal sebagai tempat bertemunya penjual (emiten) dan pembeli (investor) tentu memiliki faktor – faktor yang dapat mempengaruhinya. Menurut Husnan (2015:9) ada 4 faktor yang mempengaruhi pasar modal, yaitu:

1. Supply akan sekuritas, artinya harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal.

(4)

2. Demand akan sekuritas, artinya masyarakat harus mempunyai dana yang besar untuk dipergunakan dalam membeli sekuritas yang ditawarkan di pasar modal. Calon pembeli sekuritas tersebut mungkin berasal dari individu, perusahaan non keuangan, maupun lembaga-lembaga keuangan.

3. Kondisi politik dan ekonomi, artinya politik yang stabil akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi penawaran dan permintaan sekuritas

4. Masalah hukum dan peraturan, adanya hukum dan peraturan yang berlaku akan melindungi pemodal dari informasi yang tidak jelas. 5. Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar

modal. Artinya diperlukannya lembaga dan profesi yang menjamin persyaratan akan tersedianya informasi yang relevan serta tepat waktu dan melaksanakan transaksi dengan efisien dan dapat diandalkan. Lembaga-lembaga pendukung pasar modal akan membantu kegiatan pasar modal secara cepat. Lembaga-lembaga tersebut diantaranya otoritas jasa keuangan, bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, perusahaan efek, reksadana, biro administrasi efek, wali amanat (trustee), akuntan, notaris, konsultan hukum dan penilai (Husnan, 2015)

(5)

2.1.2 Investasi

2.1.2.1 Pengertian Invetasi

Investor dalam berinvestasi pasti mengharapkan return. Return adalah hasil yang diperoleh dari investasi dapat berupa keuntungan dari investor. Menurut Tandelilin (2010:3) Investasi adalah :

“Invetasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang”

Sedangkan menurut Martalena dan Malinda (2011:1) investasi adalah:

“Bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi di masa yang akan datang, dimana didalamnya terkandung unsur risiko ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut”

Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa investasi adalah komitmen pembeli untuk menginvestasikan sejumlah dana kepada perusahaan. Komitmen tersebut berupa penundaan konsumsi dengan mengharapkan return yang lebih besar di masa yang akan datang. Namun, dalam berinvestasi pembeli harus mempertimbangkan risiko yang mungkin akan dialaminya.

2.1.3 Indeks Harga Saham

Menurut Tandelilin (2010 : 86) indeks harga saham memberikan : “Informasi mengenai kinerja pasar saham seringkali diringkas dalam suatu indeks yang disebut indeks pasar saham (stock market

(6)

indexes). Indeks pasar saham merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham- saham di pasar”

Berdasarkan uraian tersebut, kesimpulan yang diambil adalah indeks harga saham merupakan indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks digunakan sebagai indikator pasar, itu berarti bahwa pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar kapan saja, apakah aktif atau tidak. Melalui indeks, kita dapat melihat tren pergerakan harga saham apakah naik, konstan, atau turun. Oleh karena itu, perkembangan suatu negara dan harga sahamnya, dapat dilihat dari indeks harga saham terkait.

Indeks saham yang selalu berfluktuasi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya oleh perubahan tingkat suku bunga bank sentral, keadaan ekonomi global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara dan lain sebagainya (Blanchard, 2006).

2.1.3.1 Indeks Harga Saham Gabungan

IHSG adalah serangkaian informasi historis yang memperlihatkan pergerakan seluruh saham sampai pada tanggal tertentu. IHSG dapat menjadi pengukuran kinerja seluruh saham yang tercatat di suatu bursa saham di Indonesia (Sunariyah, 2011). IHSG mencerminkan rata-rata tertimbang imbal hasil (return) dari saham dalam periode tertentu. Investor dapat melakukan perbandingan kinerja saham individu dengan yang lebih luas indikator pasar melalui IHSG (Madura, 2003: 260).

(7)

IHSG berubah setiap harinya dikarenakan perubahan harga pasar yang terjadi setiap hari dan adanya saham tambahan. Pertambahan jumlah saham beredar berasal dari emisi baru, yaitu masuknya emiten baru yang tercatat di Bursa Efek, atau terjadi tindakan corporate action berupa split, right, waran, dividen saham, saham bonus, dan saham konversi (Samsul, 2006 : 185). Hal tersebut menyebabkan IHSG memiliki harga yang berubah setiap hari.

Perubahan harga saham individu di pasar terjadi karena faktor permintaan dan penawaran. Terdapat berbagai variabel yang mempengaruhi permintaan dan penawaran diantaranya kinerja perusahaan, tingkat bunga, tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan, kurs valuta asing, atau indeks harga saham dari negara lain (Husnan, 2015)

Perhitungan IHSG tidak berbeda dengan perhitungan indeks harga saham individual. Hanya saja, dalam perhitungan IHSG, kita harus menjumlahkan seluruh harga saham yang ada (listing). Rumus umum untuk menghitung IHSG menurut Samsul (2006) adalah :

IHSG = Kapitalisasi pasar Total nilai dasar X 100 Keterangan :

IHSG : Jumlah Kapitalisasi pasar dari seluruh emiten IHSG dibagi dengan jumlah nilai dasar seluruh emiten IHSG, kemudian dikalikan dengan 100 sebagai angka dasar Kapitalisasi pasar : Saham beredar dikalikan dengan harga saham perunit

(8)

Total nilai dasar : Jumlah saham beredar dikalikan dengan nilai dasar perunit

Nilai indeks berbagai negara yang bervariasi membuat keterkaitan, perbandingan kinerja dan pengembangan saham menjadi sulit untuk dilakukan. (Khajar, 2015). Hal tersebut membuat perbandingannya perlu dilakukan perubahan persentase dari indeks, yang dikenal sebagai return pasar. Maka, IHSG dapat dihitung dengan rumus berikut (Samsul, 2006) :

R IHSG =

IHSGt−IHSGt−1

IHSGt−1

𝑥100%

Keterangan :

R IHSG = return bulanan pada Indeks Harga Saham Gabungan IHSGt = IHSG pada periode t

IHSGt-1 = IHSG pada periode t-1

2.1.4.1 Pasar Modal Internasional

Pasar modal tidak hanya beroperasi di negara industri barat, tetapi juga negara negara yang sedang berkembang bahkan negara yang dulu menganut komunis. Setiap negara memiliki pasar modal sehingga kemungkinan terjadinya diversifikasi internasional semakin luas. Pemodal asing diijinkan untuk membeli sekuritas- sekuritas yang diperdagangkan karena dana domestik dirasa terbatas (Husnan, 2015)

(9)

Faktor- faktor yang membuat para pemodal asing bersedia menanamkan modalnya di pasar modal internasional adalah (Husnan, 2015 : 196) :

1. Nilai kapitalisasi sekuritas di suatu bursa 2. Likuiditas sekuritas yang terdapat di bursa

3. Peraturan yang melindungi pemodal dari kecurangan 4. Penyebaran informasi.

Pemodal asing umumnya merupakan lembaga keuangan yang memiliki modal sangat besar. Pemodal asing akan melakukan investasi dalam jumlah yang cukup besar. Oleh karena itu, apabila nilai kapitalisasi suatu pasar relatif kecil akan membuat pemodal asing enggan untuk melakukan investasi di pasar modal. (Husnan, 2015). Negara berkembang mengijinkan pemodal asing untuk ikut memiliki sekuritas yang diperdagangkan. Hal ini dimaksudkan untuk untuk memancing capital inflow di pasar modal negara tersebut (Husnan, 2015)

2.1.4.2 Keterkaitan Bursa Saham di Seluruh Dunia 2.1.4.2.1 Contagion Effect Theory

Kondisi perekonomian suatu negara akan berpengaruh terhadap kondisi perekonomian negara lain. Kondisi krisis negara-negara Asia tahun 1997 menurut penelitian Bank Dunia disebabkan oleh adanya contagion effect (domino effect) dari negara lain (Tan, 1998). Indonesia sebagai negara

(10)

berkembang saat ini masih bergantung pada kondisi perekonomian luar negeri, terutama yang berkaitan dengan investasi. Akibatnya, kondisi pasar modal di Indonesia diduga dipengaruhi oleh kondisi luar negeri, terutama kondisi pasar modal yang ada pada negara-negara maju (Wondabio, 2006).

Efek penularan dapat disebabkan oleh saling ketergantungan dari ekonomi pasar sebagai makroekonomi, perdagangan dan pinjaman dari bank. Selain hal tersebut, disebabkan oleh perilaku investor. Jenis penularan ini berasal dari asimetri informasi, perilaku kolektif dan hilangnya kepercayaan tanpa memperhatikan kinerja makroekonomi suatu negara. Pelaku pasar modal menerima informasi yang sama, maka sedikit informasi baru dapat menyebar ke seluruh dunia dan memberikan sinyal yang memicu reaksi perubahan yang sama. (Eichengreen, 1996)

Menurut (Forbes dan Rigobon, 2001) penularan dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu :

a Spillovers adalah lebih menekankan pada kejutan yang ditransfer antar

negara karena tautan dan hubungan keuangan yang nyata.

b. Krisis keuangan. Kategori ini melibatkan keuangan disuatu negara. Krisis keuangan yang terjadi di suatu negara dapat menjadi penyebab investor menarik investasi mereka terlepas dari fundamental ekonomi negara. Jenis penularan ini sering disebabkan oleh fenomena investor

(11)

irasional yang menyebabkan kepanikan keuangan, perilaku menggiring,

kehilangan kepercayaan dan peningkatan keengganan risiko.

2.1.4.2.2 Teori Pasar Kuat Terhadap Pasar Lebih Lemah

Liberalisasi dalam bidang perekonomian cenderung menguntungkan perekonomian negara maju dan berdampak merugikan perekonomian negara berkembang. Hal ini mengakibatkan lemahnya pondasi perekonomian yang dimiliki suatu negara. Pola pengembangan perekonomian antara negara maju ternyata memiliki perbedaan dengan negara yang sedang berkembang. Perekonomian dunia saat ini adalah suatu negara yang memiliki capital yang kuat pasti unggul dalam setiap transaksi perekonomian (Hatten, 1986).

2.1.4.3 Indeks Dow Jones

Indeks Dow Jones adalah indeks harga saham rata-rata terbesar dan tertua di pasar modal Amerika Serikat. Oleh karena itu, pergerakan Dow Jones dapat mempengaruhi hampir semua indeks harga saham dunia, termasuk Indonesia. Indeks Dow Jones dapat digunakan untuk mengukur kinerja bursa saham Amerika Serikat (Singh, Kumar dan Pandey, 2010).

Dow Jones Industrial Average (DJIA) adalah salah satu indeks pasar saham yang didirikan oleh editor The Wall Street Journal dan pendiri Dow Jones dan Company Charles Dow. Dow membuat indeks ini sebagai suatu cara

(12)

untuk mengukur performa komponen industri di pasar saham Amerika Serikat. Indeks Dow Jones merupakan representasi rata-rata saham dari berbagai industri terpenting di Amerika Serikat. Indeks Dow Jones dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Gom, 2013) :

DJIA = ∑Ps Divisor

Keterangan :

DJIA = Indeks Dow Jones

∑Ps = Jumlah seluruh harga saham

Divisor = Angka pembagi yang diperbaharui dan disesuaikan dengan perkembangan pasar (stock split, pembayaran dividen, pengumuman bonus, dan berita ekonomi lain)

Nilai indeks berbagai negara yang bervariasi membuat keterkaitan, perbandingan kinerja dan pengembangan saham menjadi sulit untuk dilakukan (Khajar, 2015). Hal tersebut membuat perbandingannya perlu dilakukan perubahan persentase dari indeks (Samsul, 2006). Perhitungan persentase tersebut dirubah pertumbuhan indeks Dow Jones dan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Kusumawati dan Asandimitra, 2017) :

DJIA = DJIAt−DJIAt−1

DJIAt−1

× 100% Keterangan :

(13)

DJIAt = DJIA stock price periode t DJIAt-1 = DJIA stock price periode t-1

Indeks Dow Jones terdiri atas 30 perusahaan besar dan terkemuka di Amerika Serikat yaitu:

1. 3M 16. Johnson & Johnson

2. Apple 17. JPMorgan Chase

3. American Expres 18. McDonald’s

4. Boeing 19. Merck

5. Caterpillar 20. Microsoft

6. Chevron Corporation 21. Nike

7. Cisco System 22. Pfizer

8. Coca-Cola 23. Procter & Gamble

9. DowDuPont inc 24. Travelers company inc

10. Exxon Mobil 25. United technogies

11. Walgreen 26. United Health

12. Goldman Sachs 27. Verizon Communications

13. Home Depot 28. Visa

14. Intel 29. Wal-Mart

15. IBM 30. Walt Disney

Sumber : http://money.cnn.com/data/dow30

Indeks Dow Jones ketika mengalami kenaikan dapat diartikan bahwa kinerja perekonomian Amerika Serikat ikut membaik. Amerika Serikat adalah salah satu negara tujuan ekspor Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui kegiatan ekspor maupun aliran modal masuk baik investasi langsung maupun melalui

(14)

pasar modal (Sunariyah, 2006). Oleh karena itu, ketika indeks Dow Jones sedang naik maka kegiatan ekonomi Indonesia dengan Amerika Serikat tidak akan terganggu.

2.1.4.4 Indeks Nikkei 225

Indeks pasar saham di Bursa Saham Tokyo (Tokyo Stock Exchange –

TSE). Indeks ini adalah harga rata- rata tertimbang dan komponennya di tinjau

ulang setahun sekali. Indeks Nikkei 225 adalah indeks rata- rata ekuitas Jepang yang paling banyak dikutip karena perusahaan yang tercatat di Nikkei 225 merupakan perusahaan besar yang telah beroperasi secara global, termasuk di Indonesia (Virby, 2017).

Indeks Nikkei 225 adalah indeks harga saham dengan harga tertimbang untuk bursa saham Tokyo yang mencakup 225 perusahaan blue-chip teratas yang tercatat di bursa saham Tokyo. Beberapa perusahaan yang terdaftar di indeks Nikkei 225 adalah Canon Inc., Panasonic Corp., Sony Corp., Nissan Motor Co. atau Toyota (fxstreet, 2018). Metode Perhitungan Indeks Nikkei 225 menggunakan rumus sebagai berikut (Gom, 2013) :

N225 = ∑Ps Divisor Keterangan :

(15)

∑Ps = Jumlah seluruh harga saham

Divisor = Angka pembagi yang diperbaharui dan disesuaikan dengan perkembangan pasar (stock split, pembayaran dividen, pengumuman bonus, dan berita ekonomi lain)

Nilai indeks berbagai negara yang bervariasi membuat keterkaitan, perbandingan kinerja dan pengembangan saham menjadi sulit untuk dilakukan (Khajar, 2015). Hal tersebut membuat perbandingannya perlu dilakukan perubahan persentase dari indeks (Samsul, 2006). Perhitungan persentase tersebut dirubah menjadi pertumbuhan indeks indeks Nikkei 225 serta menggunakan rumus sebagai berikut (Kusumawati dan Asandimitra, 2017) :

N225 =

N225t−N225t−1

N225T−1 × 100% Keterangan :

N225 = Indeks Nikkei 225

N225t = Nikkei stock price periode t N225T-1 = Nikkei stock price periode t-1

Jepang adalah salah satu negara tujuan ekspor Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Jepang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui kegiatan ekspor maupun aliran modal masuk baik investasi langsung maupun melalui pasar modal (Sunariyah, 2006). Pergerakan indeks di pasar modal

(16)

suatu negara dipengaruhi oleh indeks pasar modal dunia. Hal ini dapat disebabkan karena adanya aliran perdagangan antar negara, adanya kebebasan aliran informasi, serta perubahan peraturan pasar modal yang menyebabkan investor semakin mudah untuk masuk ke pasar modal suatu negara (Samsul, 2008).

2.1.4.5 Indeks Shanghai Stock Exchange

Shanghai Stock Exchange mempunyai 554 anggota perusahaan dari semua provinsi, kotamadya, dan daerah otonom diseluruh China. Indeks Shanghai Stock Exchange merupakan bursa efek terbesar di China. (Mie dan Agustina, 2014). Kemajuan perekonomian China secara teoritis akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Hal tersebut akan membuat pasar modal Indonesia lebih ramai dan akan meningkatkan IHSG. Oleh karena itu, ketika suatu negara terlibat dalam perdagangan ekonomi internasional, pertumbuhan ekonominya akan dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi internasional yang berkaitan secara langsung (Samsul, 2006)

Shanghai Stock Exchange merupakan sebuah indikator tingkat rata-rata harga saham utama di China. Selain hal tersebut, Shanghai Stock Exchange merupakan indikator utama dari performa pasar di China. Perhitungan indeks Shanghai Stock Exchage dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Mie dan Agustina, 2014):

(17)

SSEC = SSEt – SSEt−1

SSEt−1 × 100% Keterangan :

SSEC = Indeks Shanghai Stock Exchange

SSECt = Shanghai Stock Exchange Stock Price period t SSEC t – 1 = Shanghai Stock Exchange Stock Price period t – 1

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dipakai untuk membedakan antara penelitian ini dengan penelitian- penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian digunakan sebagai pembanding dan referensi penelitian yang berkaitan dengan indeks Dow Jones, indeks Nikkei 225 dan indeks Shanghai Stock Exchange terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

Tarigan, Suhadak dan Jono (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh indeks Dow Jones, indeks Deutser Aktien, indeks Shanghai Stock Exchange, indeks Straits Times terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil panelitian menunjukan bahwa indeks Dow Jones berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG dan indeks Shanghai Stock Exhange berpengaruh negatif signifikan terhadap IHSG. Hasil penelitian secara simultan menunjukan bahwa indeks Dow Jones, indeks Deutser Aktien, indeks Shanghai Stock Exchange, indeks Straits Times secara statistik memiliki pengaruh signifikan terhadap IHSG.

(18)

Kusumawati dan Asandimitra (2017) melakukan penelitian mengenai dampak indeks Dow Jones, indeks FTSE 100, indeks Nikkei 225, indeks Hang Seng, indeks KOSPI, world gold price, money supply dan net export terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Hasil panelitian menunjukan bahwa indeks Dow Jones tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG dan indeks Nikkei 225 berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG.

Khajar (2015) melakukan penelitian mengenai dampak indeks Dow Jones, indeks FTSE 100, KOSPI, indeks STI, indeks Nikkei 225, indeks Hang Seng dan indeks ASX terhadap Indeks Harga Saham Gabungan setelah krisis keuangan pada tahun 2008. Hasil penelitiannya menunjukan indeks Dow Jones berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG dan indeks Nikkei 225 tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Hasil penelitian secara simultan menunjukan bahwa indeks Dow Jones, indeks FTSE 100, KOSPI, indeks STI, indeks Nikkei 225, indeks Hang Seng, indeks ASX secara statistik memiliki pengaruh signifikan terhadap IHSG.

Utama dan Artini (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh indeks Dow Jones, indeks FTSE 100, indeks Nikkei 225 dan indeks Strait Times terhadap IHSG. Hasil penelitiannya menunjukan indeks Dow Jones berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG dan indeks Nikkei 225 tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG.

Kowanda, Fernando dan Shauti (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh indeks Dow Jones, indeks Shanghai Stock Exchange, indeks Strait Times,

(19)

inflasi, BI rate, harga minyak dunia dan nilai tukar IDR/USD terhadap IHSG pada Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukan indeks Dow Jones berpengaruh positif tidak signifikan terhadap IHSG dan indeks Shanghai Stock Exchange berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap IHSG. Hasil penelitian secara simultan menunjukan bahwa indeks Dow Jones, indeks Shanghai Stock Exchange, indeks Strait Times, inflasi, BI rate, harga minyak dunia dan nilai tukar IDR/USD secara statistik memiliki pengaruh signifikan terhadap IHSG.

Christa dan Pratomo (2013) melakukan penelitian mengenai pengaruh indeks Dow Jones, FTSE 100, indeks Nikkei 225, indeks Shangahi Stock Exchange dan indeks Hang Seng terhadap IHSG pada Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukan indeks Dow Jones berpengaruh langsung positif signifikan terhadap IHSG, indeks Nikkei 225 berpengaruh langsung negatif signifikan terhadap IHSG dan indeks Shanghai Stock Exchange tidak signifikan berpengaruh terhadap IHSG, namun dapat berpengaruh IHSG melalui indeks Nikkei 225 dan indeks Hang Seng. Hasil penelitian secara simultan menunjukan bahwa indeks Dow Jones, FTSE 100, Nikkei 225, SSE dan indeks Hang Seng statistik memiliki pengaruh signifikan terhadap IHSG.

Mie dan Agustina (2014) melakukan penelitian mengenai pengaruh indeks Australian Securities Exchanges, indeks FTSE 100, indeks Nikkei 225, indeks Shanghai Stock Exchanges dan indeks NYSE Composite terhadap IHSG. Hasil penelitiannya menunjukan indeks Nikkei 225 dan indeks Shanghai Stock Exchanges

(20)

tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Hasil penelitian secara simultan menunjukan bahwa indeks Australian Securities Exchanges, indeks FTSE 100, indeks Nikkei 225, indeks Shanghai Stock Exchanges dan indeks NYSE Composite memiliki pengaruh signifikan terhadap IHSG.

Desfiandi, Desfiandi dan Ali (2017) melakukan penelitian mengenai pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah, indeks Dow Jones, indeks STI terhadap IHSG. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa indeks Dow Jones tidak memiliki pengaruh positif signifikan terhadap IHSG. Hasil penelitian secara simultan menunjukan bahwa inflasi, nilai tukar rupiah, indeks Dow Jones, indeks STI berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG.

Deitiana dan Stella (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh indeks Dow Jones, indeks Nikkei 225, indeks KOSPI dan indeks Shanghai Stock Exchange terhadap IHSG. Hasil penelitiannya menunjukan secara parsial bahwa indeks Dow Jones dan indeks Shanghai Stock Exchange memiliki pengaruh positif signifikan terhadap IHSG. Indeks Nikkei 225 memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap IHSG. Hasil pengujian secara simultan ditemukan bahwa indeks Dow Jones, indeks Nikkei 225, indeks KOSPI dan indeks Shanghai Stock Exchange memiliki pengaruh signifikan terhadap IHSG.

(21)

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

2.3.1 Pengaruh Indeks Dow Jones Terhadap IHSG

Indeks Dow Jones mengalami kenaikan dapat diartikan bahwa kinerja perekonomian Amerika Serikat ikut membaik. Amerika Serikat adalah negara maju, hal tersebut membuat perekonomian Amerika serikat memberikan pengaruh terbesar terhadap ekonomi diseluruh negara, salah satunya Indonesia. Selain hal tersebut, Amerika Serikat adalah negara tujuan ekspor Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui kegiatan ekspor maupun aliran modal masuk baik investasi langsung maupun melalui pasar modal (Sunariyah, 2006).

Jatuhnya indeks Dow Jones dapat memberikan sinyal negatif bagi pasar modal Indonesia yang berimbas pada penurunan IHSG. Strategi follower yang diterapkan investor domestik menyebabkan IHSG mengalami penurunan (Utama dan Artini, 2015). Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa indeks Dow Jones diduga memiliki pengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

Penelitian terdahulu yang telah membuktikan bahwa indeks Dow Jones berpengaruh positif terhadap IHSG dilakukan oleh Khajar (2015), Tarigan, Suhadak dan Topowijono (2015) serta Utama dan Artini (2015). Hasil penelitiannya menemukan bahwa indeks Dow Jones berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG. Penelitian Christa dan Pratomo (2013) menemukan bahwa indeks Dow Jones berpengaruh langsung positif signifikan terhadap IHSG.

(22)

H1 : Indeks Dow Jones berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode 2008– 2018

2.3.2 Pengaruh Indeks Nikkei 225 Terhadap IHSG

Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Nikkei 225 adalah perusahaan besar yang telah beroperasi secara global, termasuk di Indonesia. Naiknya indeks Nikkei 225 dapat diartikan kinerja ekonomi Jepang sedang membaik. Sebagai salah satu negara tujuan ekspor Indonesia, pertumbuhan ekonomi Jepang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia melalui kegiatan ekspor dan aliran investasi modal, baik secara langsung atau melalui pasar modal (Sunariyah, 2011 ; 28). Aliran investasi melalui pasar modal dan kegiatan ekspor dapat mendorong naiknya harga saham suatu perusahaan, akhirnya akan menaikan Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia.

Jepang memiliki hubungan ekonomi yang baik dengan Indonesia, hal tersebut tercermin dari banyaknya perusahaan Jepang yang berdiri di Indonesia. Adanya hubungan ekonomi yang kuat antara Jepang dengan Indonesia membuat pasar saham kedua negara berkaitan erat. Ketika Indeks Nikkei 225 mengalami penurunan akan menimbulkan sinyal negatif pada investor di Indonesia, hal ini akan menurunkan IHSG (Utama dan Artini, 2015). Oleh karena hal tersebut, Indeks Nikkei 225 diduga berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

(23)

Penelitian terdahulu yang telah menguji pengaruh indeks Nikkei 225 terhadap IHSG dilakukan oleh Kusumawati dan Asandimitra (2017) serta penelitian Christa dan Pratomo (2013). Hasil penelitiannya menemukan bahwa indeks Nikkei 225 berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG.

H2 : Indeks Nikkei 225 berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2018.

2.3.3 Pengaruh Shanghai Stock Exchange Terhadap IHSG

China adalah salah satu tujuan ekspor dan impor non migas Indonesia, maka pergerakan pasar modal di Indonesia akan dipengaruhi China. China yang tergolong negara maju perekonomiannya dapat berpengaruh terhadap negara lain, termasuk Indonesia (Wondabio, 2006). China merupakan salah satu negara dengan jumlah investasi terbesar di Indonesia, oleh karena itu kemajuan perekonomian China akan berdampak terhadap peningkatan investasi di Indonesia (Samsul, 2006)

Kemajuan perekonomian China secara teoritis akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia, yang selanjutnya membuat pasar modal Indonesia lebih ramai dan akan meningkatkan IHSG (Samsul, 2006). Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa Indeks Shanghai Stock Exchange diduga memiliki pengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

(24)

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan untuk menguji pengaruh positif indeks Shanghai Stock Exchange terhadap IHSG adalah Deitiana dan Stella (2009) hasil penelitiannya menemukan bahwa indeks Shanghai Stock Exchange berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG.

H3 : Indeks Shanghai Stock Exchange berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2018

Variabel Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei 225 dan Indeks Shanghai Stock Exchange dalam penelitian tersebut akan dianalisis apakah memiliki pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Secara ringkas kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

INDEKS DOW JONES INDEKS NIKKEI 225 INDEKS SHANGHAI STOCK EXCHANGE INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

(25)

Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran Keterangan :

: Pengaruh parsial

Gambar

Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran  Keterangan :

Referensi

Dokumen terkait

Temuan empiris ini berarti current ratio semakin tinggi yang disebabkan meningkatnya assets lancar lebih besar dibandingkan dengan peningkatan utang lancar, kemungkinan laba

mengamati 4 aspek perkembangan anak yaitu perkembangan fisik motorik, kognitif , bahasa dan sosial emosional yang terlihat dalam Tabel 4 , yaitu dari 27 anak sebagai

Ciri-ciri model formatif diantaranya sebagai berikut: a) arah hubungan kausalitas dari indikator ke variabel laten, b) antar indikator diasumsikan tidak berkorelasi

Perkembangan usaha pengguna produk gula merah yang ada di Kelurahan Kambo Kota Palopo, kecarnatan bone-bone, kabupaten luwu utara cukup bergantung pada pendapatan

Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap disiplin kerja karyawan

Dari perencanaan, dimana ketika nilai tegangan keluaran 2 buah sel lebih kecil dari tegangan referensi, maka keluaran komparator akan bernilai high untuk mengaktifkan relay agar

Berbagai penelitian telah dilakukan pada siswa yang belajar melalui interpretasi dan membangun representasi dengan model yang berbeda, termasukdi SD (Russell

Pada jenis updraft gasifier tar yang terbentuk cukup besar yaitu 10 sampai dengan 20% dari feed (bahan bakar) hal ini dikarenakan tar mulai terbentuk pada