• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOHESI DAN KOHERENSI ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN YANG BERJUDUL WATASHI NO KUNI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOHESI DAN KOHERENSI ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN YANG BERJUDUL WATASHI NO KUNI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KOHESI DAN KOHERENSI ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN YANG BERJUDUL “WATASHI NO KUNI”

Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane

Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang Universitas Darma Persada

saptajihargo@gmail.com ABSTRAK

Karangan yang baik diharapkan memenuhi syarat kohesi (hubungan bentuk) dan koherensi (hubungan makna). Dalam penelitian ini akan dikaji apakah karangan bahasa Jepang yang berjudul “Watashi no Kuni” menyatakan suatu hal atau tema tertentu. Selain itu apakah kalimat-kalimat yang terbangun di dalamnya mempunyai hubungan yang logis atau tidak rancu. Karangan yang berjudul “Watashi no Kuni” dipilih berdasarkan atas pertimbangan isi dan pola kalimat yang bersifat sederhana. Namun, karangan tersebut memiliki makna yang cukup dalam sehingga membuat peneliti ingin mencari makna apa yang tersirat di dalamnya. Sebagai pemelajar bahasa Jepang sekaligus pembelajar bahasa jepang yang bukan merupakan seorang penutur asli, kita dituntut untuk mampu menghasilkan kalimat yang benar dan memenuhi segi koheresi dan kohesi. Oleh karena itu mengkaji karangan bahasa Jepang yang ditulis oleh bukan penutur asli juga dianggap sangat penting dalam rangka meningkatkan kemampuan sebagai seorang pengajar bahasa asing yang sewajarnya selalu memperkaya dan mengasah dirinya dengan kemampuan bahasa yang dimilikinya. Teks pada karangan “Watashi no Kuni” dapat disebut cerita, karena di dalamnya dikemukakan serangkaian peristiwa yang merupakan kesatuan tindakan. Semua rangkaian peristiwa yang ada di dalamnya merupakan suatu proses dari situasi awal (gambaran negara asal penutur) sampai ke situasi akhir (rasa cinta penutur terhadap tanah airnya Portugal). Hubungan kausal antarsatuan isi cerita terjalin dengan baik, dan semua keterangan pendukung bersifat relevan, sehingga karangan ini dapat dianggap koheren

Kata Kunci: wacana, koherensi, kohesi, referensi, substitusi, elipsis, konjungsi

1 PENDAHULUAN

Wacana yang baik adalah wacana yang harus memperhatikan hubungan antarkalimat. Sejalan dengan pandangan bahwa bahasa itu terdiri atas bentuk (form) dan makna (meaning), maka hubungan dalam wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu hubungan bentuk yang disebut kohesi, dan hubungan makna atau semantis yang disebut dengan koherensi.

Wacana dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu lisan dan tulis. Salah satu wujud wacana tulis yang berasal dari media seperti: surat kabar ataupun majalah dapat dikaji, baik dari segi gramatikalnya maupun konteksnya. Dalam penelitian ini akan dikaji apakah karangan bahasa Jepang yang

(3)

berjudul “Watashi no Kuni” sudah memenuhi syarat keutuhan wacana dari segi koherensi dan kohesi gramatikal.

2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: bagaimana keutuhan karangan bahasa Jepang yang berjudul “Watashi no

Kuni” ditinjau dari segi koherensi dan kohesi gramatikal. 3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran umum apakah karangan bahasa Jepang yang digunakan sebagai data menyatakan suatu hal atau tema tertentu. Selain itu apakah kalimat-kalimat yang terbangun di dalamnya mempunyai hubungan yang logis atau tidak rancu.

4 METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi. Menurut Krippendorff (1991:15) analisis isi adalah suatu teknik untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (repicable) dan sahih, dengan memperhatikan konteksnya. Model analisis isi bukan hanya mengetahui isi teks berita, tetapi bagaimana pesan itu disampaikan hingga bisa melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks.

Analisis ini adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi yang terdokumentasi misalnya dalam bentuk buku, surat kabar, peraturan, rekaman, film, manuskrip, dan lain-lain.

Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik analisis isi (content analysis) dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut: (a) penentuan fokus, (b) pengajuan pertanyaan penelitian, (c) pengumpulan data, (d) keabsahan data, dan (e) penganalisisan, pembahasan/penginterpretasian temuan penelitian.

Menurut Neuendorf (2002) analisis isi adalah suatu teknik analisis untuk membuat kesimpulan melalui pengidentifikasian secara sistematis dan objektif tentang ciri-ciri khusus dalam teks.

(4)

Jenis metode kualitatif yang dipakai dalam penelitian ini adalah content analysis atau analisis isi yang dikemukan oleh Mayring.

Mayring (2004) menjelaskan delapan langkah penerapan metode penelitian yaitu sebagai berikut: menentukan objek atau fokus penelitian, mengajukan pertanyaan penelitian, menjelaskan atau mengemukakan definisi tiap-tiap kategori yang diteliti berdasarkan teori-teori relevan, membuat kategori-kategori atau parameter dari tiap-tiap subfokus penelitian berdasarkan teori, melakukan pengkodean dari data berupa teks wacana yang terkumpul berdasarkan subfokus penelitian, merevisi kategori dan melakukan cek formatif tentang keabsahan data, menganalisis data penelitian sambil melakukan keabsahan data, mengintegrasikan hasil analisis penelitian.

5 TINJAUAN PUSTAKA

Kesatuan bahasa yang lengkap bukanlah kata atau kalimat, melainkan wacana (discourse). Schiffrin (1995: 20) mendefinisikan wacana sebagai suatu unit di atas kalimat, dan sebagai penggunaan bahasa. Menurut Beaugrande (1981: 3), suatu wacana mempunyai ciri-ciri berupa koherensi, kohesi, maksud pengirim, keberterimaan, memberikan informasi, situasi pengujaran, dan intertekstualitas.

Beaugrande (1981:4) menjelaskan bahwa:”Coherence concerns the ways in which components of textual world; the configuration of concepts and relations which underlie the surface text are mutually accessible and relevant”. Kutipan ini menunjukkan arti bahwa koherensi mengacu pada bagaimana komponen tekstual, seperti konfigurasi konsep dan hubungan yang mendasari sebuah teks, saling berterima dan berkaitan.

Kohesi dan koherensi dalam wacana merupakan salah satu unsur pembangun wacana selain tema, konteks, unsur bahasa, dan maksud. Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur-unsur yang satu dengan yang lain dalam wacana, sehingga tercipta pengertian yang baik (Djajasudarma, 1994: 47). Kohesi dan koherensi juga merupakan syarat terbentuknya suatu wacana selain syarat lain, yaitu topik.

Brown dan Yule (1986: 224) menegaskan bahwa koherensi berarti kepaduan dan keterpahaman antarsatuan dalam suatu teks atau tuturan. Dalam stuktur wacana, aspek koherensi sangat diperlukan keberadaannya untuk menata pertalian batinantara proposisi yang satu dengan lainnya

(5)

untuk mendapatkan keutuhan. Keutuhan yang koheren tersebut dijabarkan oleh adanya hubungan-hubungan makna yang terjadi antarunsur secara semantik. Hubungan tersebut kadang kala terjadi dengan alat batu kohesi, namun kadang-kadang dapat terjadi tanpa bantuan alat kohesi, secara keseluruhan hubungan makna yang bersifat koheren menjadi bagian dari organisasi semantis.

Halliday (1976: 2) menegaskan bahwa pada dasarnya struktur wacana bukanlah struktur sintaksis, melainkan struktur semantik yakni semantik kalimat yang di dalamnya mengandung proposisi-proposisi. Beberapa kalimat akan menjadi wacana karena adanya hubungan makna atau arti antarkalimat itu sendiri.

Pada dasarnya, hubungan koherensi adalah suatu rangkaian fakta dan gagasan yang teratur dan tersusun secara logis. Koherensi dapat terjadi secara implisit karena berkaitan dengan bidang makna yang memerlukan interpretasi. Harimurti (1984: 69) mengemukakan bahwa hubungan koherensi wacana sebenarnya adalah hubungan makna atau maksud. Artinya, antara kalimat bagian yang satu dengan kalimat lainnya secara semantis memiliki hubungan makna. Kajian mengenai koherensi dalam tataran analisis wacana merupakan hal mendasar dan relatif paling penting karena permasalahan pokok dalam analisis wacana adalah bagaimana mengungkapkan hubungan-hubungan yang rasional dan kaidah-kaidah tentang cara terbentuknya tuturan-tuturan yang koheren.

6 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Koherensi yang ada di dalam karangan “Watashi no Kuni” dipaparkan pada data di bawah ini.

Tabel 1: Naskah Karangan yang Berjudul “Watashi no Kuni”

私の国 1)私の国はポルトガルです。2)地方が七つあります。3)そして、マデイラなどの島がありま す。4)ポルトガルには海や山がたくさんあります。5)私の地方はミーニョです。6)ポルトガル の北です。7)春、みどりが多いです。8)花がたくさんあります。9)4月25日は祝日ですか ら、だれも働きません。10)1975年4月25日に革命がありました。 11)この革命は平穏で、カーネーションがありましたから、この日はカーネーションの記念

(6)

日です。12)夏、とても暑くて楽しいです。13)夏にぶとうかいがありますから、夏の晩が大好 きです。14)そして、8月に移民はポルトガルへ遊びに帰りますから、とてもにぎやかです。 15)秋の始まり、私の町はきれいな祭りがありますから、人が多いです。16)そして、ポルト ガルの北にぶどうの木がありますから、9月の終わりにしゅうかくです。17)その地方のワイン はおいしいです。18)冬、とても寒いですが、雪をいただいた山はきれいです。19)そして、ク リスマスの時は祭りがあります。20)ポルトガルに宗教はとても大事ですから、クリスマスは大 事です。 21)ポルトガルには小さい町がたくさんあります。22)ポルトガルの首都はリスボンです。 23)リスボンは古くてきれいな町です。24)人が多いですから、にぎやかです。25)高いビルがあ りませんが、色々な家があります。26)ポルトガルの北はみどりが多いですが、南はかさかさで す。 27)ポルトガルはとてもいい国です。28)いろいろな町があります。29)私はポルトガルが大 好きです。30)私はフランス人とポルトガル人のハーフです。

Sumber data: http://lang-8.com/91628/journals/377075

Terjemahan karangan yang terdapat pada tabel 1, dipaparkan pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2: Terjemahan karangan yang berjudul “Watashi no Kuni” Negara saya

1) Negara saya adalah Portugal. 2)Portugal terbagi dalam tujuh wilayah. 3) Di Portugal terdapat pulau seperti: Madeira dan lain-lain.4)Di Portugal ada banyak gunung dan laut. 5)Daerah asal saya adalah Minyo. 6)Minyo terdapat di bagian utara Portugal. 7)Musim semi didominasi dengan warna hijau. 8)Ada banyak bunga. 9)Tanggal 25 April adalah hari libur nasional, sehingga tidak seorangpun bekerja. 10)Pada 25 April 1975 terjadi revolusi.

11)Revolusi ini berjalan dengan damai, dan karena ada bunga carnation, hari ini diperingati sebagai hari carnation. 12)Musim panas, sangat panas dan menyenangkan. 13)Karena ada festival anggur di musim panas, saya sangat menyukai malam hari di musim panas. 14)Kemudian, karena pada bulan Agustus imigran pulang ke Portugal untuk bermain, sehingga sangat ramai.

15)Pada awal musim gugur, di kota saya karena ada pesta yang indah, sangat banyak orang yang datang. 16)Kemudian, karena di Utara Portugal memiliki pohon anggur, di akhir September, masanya panen anggur. 17)Minuman anggur di daerah itu sangat enak. 18)Musim dingin, sangat dingin namun, gunung yang bersalju sangat indah. 19)Selanjutnya, ketika Natal diadakan festival. 20)Di Portugal agama sangat penting oleh karena itu Natal adalah hal yang sangat penting.

21)Di Portugal, kota kecil ada sangat banyak. 22)Ibu kota Portugal adalah Lisbon. 23)Lisbon adalah kota tua yang indah. 24)Penduduknya banyak, sehingga sangat ramai. 25)Gedung tinggi tidak ada, tetapi ada

(7)

bermacam-macam rumah. 26)Di bagian Utara Portugal sangat banyak penghijauan tetapi, di Selatan daerahnya kering. 27)Portugal adalah kota yang sangat baik. 28)Ada bermacam-macam kota. 29)Saya sangat cinta Portugal. 30)Saya adalah blasteran Prancis dan Portugal.

Penterjemah: Peneliti

Berdasarkan isinya, karangan di atas berjenis naratif. Ini ditunjukkan dengan adanya hubungan kausal antarsatuan isi cerita yang merupakan fungsi utama. Hubungan ini merupakan kerangka cerita. Teks naratif ditandai oleh adanya hubungan waktu. Unsur cerita adalah subjek (tokoh yang melakukan tindakan), predikat (tindakan) dan temporalitas (hubungan waktu). Semua peristiwa tergabung dalam kesatuan tindakan yang berada dalam suatu proses, yaitu situasi awal, transformasi, dan situasi akhir. Ketiganya dikenal dengan juga dengan nama: eksposisi, pengembangan, dan peleraian. Analisa data karangan berjudul ”Watashi no Kuni” dipaparkan pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3: Analisa Data Karangan “Watashi no Kuni”

Situasi awal Penjelasan umum tentang negara penulis yaitu Portugal

Transformasi - Penjelasan tentang hari libur nasional pada tanggal 25 April - Gambaran tentang revolusi damai yang berjalan di Portugal - Kondisi di bagian Utara Portugal yang menonjolkan

karakteristik buah anggur yang memikat - Musim dingin dan Natal

- Suasana dan gambaran umum di Portugal

Situasi akhir Rasa cinta penulis terhadap negara asalnya, sekalipun dia seorang blasteran Perancis dan Portugal.

Teks pada karangan “Watashi no Kuni” dapat disebut cerita, karena di dalamnya dikemukakan serangkaian peristiwa yang merupakan kesatuan tindakan. Semua rangkaian peristiwa yang ada di dalamnya merupakan suatu proses dari situasi awal (gambaran negara asal penutur) sampai ke situasi akhir (rasa cinta penutur terhadap tanah airnya Portugal). Hubungan kausal antarsatuan isi cerita terjalin dengan baik, dan semua keterangan pendukung bersifat relevan, sehingga karangan ini dapat dianggap koheren.

Selanjutnya, pada bagian ini akan dibahas kohesi yang ada terdapat di dalamnya. Kohesi terjadi apabila interpretasi salah satu unsur teks tergantung dari unsur lainnya. Unsur yang satu

(8)

berkaitan dengan yang lain, sehingga unsur tersebut tidak benar-benar dipahami tanpa yang lain. Kaitan makna ini yang disebut dengan kohesi.

Konsep kohesi mengacu pada serangkaian kemungkinan makna yang ada untuk menghubungkan suatu unsur teks dengan apa yang telah disebutkan sebelumnya, dengan apa yang akan disebutkan sesudahnya, bahkan dengan hal-hal yang ada dalam situasi komunikasi. Kohesi menampilkan kontinuitas makna antara satu bagian teks dengan bagian lainnya.

Berikut ini akan dirangkum analisa dari karangan tersebut di atas berkaitan dengan kohesi gramatikal yang terbangun di dalamnya.

Tabel 4 Kohesi Gramatikal pada Karangan “Watashi no Kuni”

Kategori Jenis Hubungan Ada ()

Tidak ada(X)

Referensi Situasional (Eksofora) X

Referensi Tekstual (Endofora) Hubungan Anafora  Hubungan Katafora X Substitusi (Penyulihan)  Elipsis (Pelesapan)  Konjungsi (Penghubung) Hubungan Penambahan  Hubungan Peningkatan X Hubungan Pertentangan  Hubungan Pemilihan X Hubungan Waktu  Hubungan Syarat X Hubungan Pengandaian X Hubungan Tujuan X Hubungan Konsesif X HubunganPemiripan X Hubungan kausal/ sebab 

Hubungan akibat

(9)

Hubungan yang memperlihatkan cara (dengan)

X

Hubungan pengecualian X Hubungan posisional X

Di bagian paling akhir ini, akan dibahas tentang kohesi gramatikal yang disebut konjungsi. Sesuai dengan namanya, konjungsi bersifat menghubungkan dua unsur bahasa atau lebih. Berikut ini akan dibahas tentang hubungan-hubungan konjungsi yang terdapat pada karangan “Watashi no Kuni”

1. Hubungan penambahan

Contoh: 14)夏、とても暑くて楽しいです。 Musim panas, sangat panas dan menyenangkan.

Pada contoh 14) kata sambung ~kute, menunjukkan hubungan penambahan, yang dalam bahasa Indonesia diartikan dengan ‘dan’. Berkat konjungsi tersebut kalimat di atas menjadi kohesif.

2. Hubungan pertentangan

Contoh: 25)高いビルがありませんが、色々な家があります。 Gedung tinggi tidak ada, tetapi ada bermacam-macam rumah.

26)ポルトガルの北はみどりが多いですが、南はかさかさです。

Di bagian Utara Portugal sangat banyak penghijauan tetapi, di Selatan daerahnya kering.

Contoh 25, 26 menunjukkan pertentangan yang disertai dengan penegasan. Semua contoh di atas terdiri dari dua klausa yang mempunyai hubungan pertentangan. Setiap klausa tersebut dihubungkan dengan konjungsi:‘ga’ yang menunjukkan hubungan pertentangan.

3. Hubungan waktu

Contoh : 13)夏にぶどうかいがありますから、夏の晩が大好きです。

Karena ada festival anggur di musim panas, saya sangat menyukai malam hari di musim panas.

Dalam kalimat tersebut, penutur menyampaikan bahwa pada musim panas ada festival anggur, jadi setiap malam di musim panas sangat menyenangkan.

(10)

4. Hubungan kausal sebab akibat

Contoh: 15)秋の始まり、私の町はきれいな祭りがありますから、人が多いです。

Pada awal musim gugur, di kota saya karena ada pesta yang indah, sangat banyak orang yang datang.

16)そして、ポルトガルの北にぶどうの木がありますから、9月の終わりにしゅうかくです。 Kemudian, karena di Utara Portugal memiliki pohon anggur, di akhir September, masanya panen anggur.

Pada contoh kalimat di atas, klausa kedua pada kalimat mempuyai hubungan akibat dengan klausa pertamanya. Hubungan ini ditandai dengan kehadiran konjungsi kausal ‘sehingga’. Di bagian awal klausa merupakan faktor penyebab yang mendorong terbentuknya klausa di belakangnya.

Karangan yang berjudul “Watashi no Kuni”, telah memenuhi persyaratan aspek koherensi karena memiliki pertalian makna yang jelas. Topik yang dibicarakan adalah “Negara saya”. Penggambaran konteks yang jelas di setiap kalimatnya, didukung oleh pemakaian pemarkah kohesi yaitu berupa: referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi.

7 KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan dan pembahasan data di atas dapat disimpulkan hal-hal di bawah ini.

1. Secara umum karangan yang berjudul “Watashi no Kuni” telah memenuhi syarat keutuhan wacana dari aspek koherensi. Aspek koherensi disebabkan oleh alur dan penggambaran konteks yang jelas.

2. Aspek kohesi juga terjadi karena pemanfaatan pemarkah kohesi yaitu berupa: referensi, subtitusi, elipsis dan konjungsi.

3. Karangan yang berjudul “Watashi no Kuni” selain bersifat naratif juga mengandung latar belakang historis dari revolusi Carnation yang berjalan damai di Portugal.

8 DAFTAR PUSTAKA

Beaugrgande, R. De dan W. Dessler. 1981. Introduction top Text Linguistic. London: Longman. Brown, Gillian and Yule, Gorge. 1996. Analisis Wacana. Diterjemahkan oleh I. Soetikno.

(11)

Djajasudarma, Fatimah. 1993. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Jakarta: Refika Aditama.

Halliday, MAK dan Ruqaiya Hasan. 1976. Cohesion in English. London: Longman. Schiffrin, Deborah. Approaches to Discourse. 1995. Cambridge. MA&Oxford: Blackwell. “Watashi no Kazoku”. http://lang-8.com/91628/journals/377075 (Diunduh 1 Maret 2014) Zaimar, Okke Kusuma Sumantri, dk. Telaah Wacana.2009. Jakarta: The Intercultural Institute

Gambar

Tabel 3: Analisa Data Karangan “Watashi no Kuni”
Tabel 4 Kohesi Gramatikal pada Karangan “Watashi no Kuni”

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini Kurangnya komunikasi dan sumber daya Implementasi Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis

Proses Menangani Surat « (Agusfina) disposisi berfungsi sebagai tanda terima surat. Kesimpulan hasil observasi dan teori sesuai. Namun penyerahan surat kedua sekretaris

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah yaitu “Bagaimanakah asuhan kebidanan komprehensif pada Perempuan “KN” di PMB “KK’ di

PENGAMBILAN SAMPLE AIR BERSIH Tanggal Efektif Dibuat oleh : Agit Latifudin Occupancy Supervisor Diperiksa oleh : Kiswadi Apan Utility Supervisor Disetujui oleh : Jhon Lantang

Gambar tampilan diatas merupakan implementasi dari model Appreciative Inquiry dalam E- marketpace ini adalah tiap tenant yang melakukan berbagai aktivitas dalam halaman

penyakit menular yang ditularkan oleh vektor dan tidak mempunyai sertifikat hapus serangga.  Bila berdasarkan laporan pilot

Dalam penulisan laporan Skripsi ini, untuk mendapatkan informasi secara lengkap maka penulis melakukan suatu metode suatu tanya jawab mengenai semua kegiatan yang