• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis persentase. Hasil dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis persentase. Hasil dari"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil pengolahan data angket tentang faktor-faktor

penyebab kesulitan belajar siswa SMP 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango

selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis persentase. Hasil dari

pengolahan data tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil persentase per indikator

No Indikator Frekuensi %

1 Intern Siswa 232 40,20

2 Ekstern Siswa 179 29,83

Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik dapat terlihat dalam

grafik 4.1 sebagai berikut :

Berdasarkan hasil pengolahan data faktor-faktor penyebab kesulitan belajar

siswa dengan indikator intern siswa menunjukan bahwa terdapat 40,70%

40,20% 29,83%

Intern Siswa Ekstern Siswa

(2)

penyebab kesulitan belajar siswa dari dalam diri. Dan indikator ekstern siswa

menunjukan bahwa terdapat 29,83% penyebab kesulitan belajar siswa dari

lingkungan.

4.1.1 Indikator Intern Siswa

Berdasarkan hasil pengolahan data indikator intern siswa dengan tiga

deskriptor dapat ditampilkan dalam tabel dibawah :

Tabel 4.2 Hasil persentase untuk indikator intern siswa.

No Deskriptor Frekuensi %

1 Ranah Rasa 96 53,33

2 Ranah Karsa 79 37,62

3 Ranah Cipta 57 27,14

Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik dapat terlihat dalam

grafik 4.2 sebagai berikut :

53.33 37.62 27,14 Ranah Rasa Ranah Karsa Ranah Cipta

(3)

Berdasarkan hasil pengolahan data indiktor intern siswa dengan

deskriptor ranah rasa menunjukan bahwa terdapat 53,33% penyebab kesulitan

belajar siswa karena rendahnya kapasitas intelektual siswa. Deskriptor ranah

karsa menunjukan bahwa terdapat 37,62% penyebab kesulitan belajar siswa

karena labilnya emosi dan sikap. Deskriptor ranah cipta menunjukan bahwa

terdapat 27,14% penyebab kesulitan belajar siswa karena terganggunya alat-alat

indra penglihatan dan pendengaran.

4.1.2 Indikator Ekstern Siswa

Berdasarkan hasil pengolahan data indikator ektern siswa dengan tiga

deskriptor dapat ditampilkan dalam tabel dibawah :

Tabel 4.3 Hasil persentase untuk indikator ektern siswa

No Deskriptor Frekuensi %

1 Lingkungan keluarga 36 20,00

2 Lingkungan Perkampungan 103 42,92

3 Lingkungan Sekolah 40 22,22

Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat dalam

(4)

Berdasarkan hasil pengolahan data indikator ektern siswa dengan

deskriptor lingkungan keluarga menunjukan bahwa terdapat 20,00% penyebab

kesulitan belajar siswa karena tidak harmonisnya hubungan ayah dan ibu.

Deskriptor lingkungan perkampungan menunjukan bahwa terdapat 42,92%

penyebab kesulitan belajar siswa karena pengaruh dari teman sepermainan yang

nakal. Deskriptor lingkungan sekolah menunjukan bahwa terdapat 22,22%

penyebab kesulitan belajar siswa karena kondisi dan linkungan sekolah yang

buruk, kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data di atas diperoleh data yang

menggambarkan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa. Adapun indikator

yang diukur adalah :

Faktor intern siswa dengan persentase 40,70% dengan tiga desktiptor yaitu:

a). Ranah rasa dengan persentase 53,33% dari hasil persentase tersebut

kebanyakan siswa yang mengalami kesulitan belajar penyebabnya karena siswa

itu sangat sulit untuk memahami pelajaran dan juga perlu 2-3 kali penjelasan dari

20,00 42.92 22.22 Lingkungan Keluarga Lingkungan Pekampungan Lingkungan Sekolah

(5)

guru agar paham tentang materi yang diberikan oleh guru. b). Ranah karsa dengan

persentase 37,26% dari hasil persentase tersebut kebanyakan siswa yang

mengalami kesulitan belajar karena penyebabnya siswa cepat emosi ketika guru

mencoret tugas yang dibuatnya dan juga cepat emosi ketika ada teman yang

sedang mengejeknya sehingga dia merasa malas untuk belajar. c). Ranah cipta

dengan persentase 27,14% dari hasil persentase tersebut kebanyakan siswa yang

mengalami kesulitan belajar penyebabnya karena penglihatan terganggu sehingga

siswa merasa kurang nyaman dalam belajar begitu juga dengan pendengaran yang

kurang jelas sehingga siswa merasa tidak nyaman dalam penerimaan materi.

Dilihat dari hasil persentase indikator intern siswa kebanyakan siswa yang

mengalami kesulitan belajar dari deskriptor ranah rasa dengan persentase 53,33%

dengan faktor penyebabnya dari dalam diri.

Faktor ekstern siswa dengan persentase 29,83% dengan tiga deskriptor

yaitu: a). Lingkungan keluarga dengan persentase 20,00% dari hasil persentase

tersebut kebanyakan siswa yang mengalami kesulitan belajar penyebabnya karena

kurang adanya perhatian dari orang tua dan selalu sibuk dengan pekerjaan mereka

sehingga siswa tersebut merasa malas untuk belajar. b). Lingkungan

perkampungan dengan persentase 42,92% dari hasil persentase tersebut

kebanyakan siswa yang mengalami kesulitan belajar penyebabnya karena selalu

diajak bermain sama teman sehingga siswa tidak konsentrasi dalam belajar dan

juga sekitran rumah sangat ribut sehingga mereka merasa malas untuk belajar. c).

Lingkungan sekolah dengan persentase 22,22% dari hasil persentase tersebut

(6)

kelas yang sangat panas sehingga mereka tidak nyaman dalam belajar dan juga

mereka kurang suka dengan cara guru mengajar karena caranya membosankan.

Jadi dilihat dari hasil persentase indikator ekstern siswa kebanyakan siswa yang

mengalami kesulitan belajar dari deskiptor lingkungan perkampungan dengan

persentase 42,92% dengan faktor penyebabnya dari luar diri yaitu lingkungan.

Berdasarkan hasil analisis kuantitatif terhadap faktor-faktor penyebab

kesulitan belajar siswa dengan dua indikator yaitu intern siswa dengan persentase

40,70% dan ektern siswa dengan persentase 29,83%. Dapat disimpulkan bahwa

dari dua faktor penyebab yang paling dominan adalah penyebabnya dari dalam

diri sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis secara kuantitatif diperoleh

bahwa terdapat faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 1

Kabila Kabupaten Bone Bolango. Data kuantitatif tersebut kemudian didukung

dengan analisis data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara dengan wali

kelas (A) dapat keterangan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan

belajar sehingga berpengaruh pada nilai mereka. Seperti hasil wawancara sebagai

berikut :

Siswa yang mengalami kesulitan belajar kebanyakan faktor penyebabnya dari lingkungan keluarga yaitu pengaruh dari orang tua yang sering bertengkar sehingga tidak ada lagi perhatian dan motivasi yang diberikan sehingga siswa tersebut merasa malas untuk belajar sehingga dia tidak fokus dalam penerimaan materi.

(Wawancara A, Tgl : 29-04-2013)

Wali kelas (B) juga mengungkapkan bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar faktor penyebabnya dari lingkungan keluarga karena tidak ada lagi perhatian dari orang tua karena kedua orang tua sudah tidak ada sehingga siswa tersebut sering keluar kelas pada saat proses belajar mengajar.

(7)

(Wawancara B, Tgl : 29-04-2013)

Ada beberapa wali kelas juga mengungkapkan bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar juga karena dari faktor-faktor lain, hal ini tertuang pada pernyataan wali kelas (C) sebagai berikut :

Siswa yang mengalami kesulitan belajar bukan hanya pada lingkungan keluarga tetapi pada lingkungan sekolah juga karena siswa kurang suka dengan cara guru mengajar karena caranya membosankan sehingga siswa tersebut merasa malas untuk belajar ketika ada proses belajar mengajar siswa tersebut selalu diluar kelas.

(Wawancara C, Tgl : 30-04-2013)

Wali kelas (D) juga mengatakan bahwa siswa yang mengalami kesulitan karena ada pengaruh dari lingkungan perkampungan siswa tersebut merasa malas untuk belajar karena selalu ada ajakan dari teman sepermainan yang nakal sehingga dia tidak fokus dalam belajar dan merasa sulit meneriman materi.

(Wawancara D, Tgl : 30-04-2013)

Jadi dari hasil wawancara dengan wali kelas dapat disimpulkan bahwa

siswa yang mengalami kesulitan belajar yang dominan yaitu dari faktor

lingkungan bukan dari dari dirinya sendiri.

Tetapi dilihat dari hasil wawancara tidak terstruktur dengan siswa dan

hasil pengamatan didapat bahwa siswa tersebut sangat sulit memahami

penjelasan/materi mereka perlu penjelasan 2-3 kali agar dapat memahami apa

yang diberikan oleh guru, oleh sebab itu mereka selalu mendapat nilai rendah.

Jadi berdasarkan hasil pengolahan data kuantitatif melalui angket

faktor-faktor kesulitan belajar dan dari data kualitatif melalui observasi dan wawancara

maka diperoleh hasil penelitian bahwafaktor intern siswa merupakan faktor utama

dari kesulitan ssbelajar siswa hal ini di dukung oleh teori. NJCLD (National Joint

Cimmitee of Learning Disabilities) Lerner, ( dalam Subini, 2012 : 58) Kesulitan

(8)

karena kecacatan fisik atau mental, bukan juga hanya faktor lingkungan,

melainkan faktor kesulitan dari dalam individu itu sendiri saat mempersepsi dan

Gambar

Tabel 4.2 Hasil persentase untuk indikator intern siswa.
Tabel 4.3 Hasil persentase untuk indikator ektern siswa

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk menyatakan suatu model fit, karena hanya ada tiga item pengukuran, dengan sendirinya merupakan model yang just identified, dan merupakan model yang fit sempurna.

Melakukan sima’ (mendengarkan) qari’ kesayangan lalu kemudian dibacakan secara ber- ulang-ulang, juga bisa dilakukan untuk mendapatkan kenikmatan tersebut. “Apalagi

Perbedaan kandungan komponen anorganik saliva mungkin dipengaruhi oleh bahan- bahan yang digunakan dalam aktivitas menyirih, misalnya penggunaan kapur sirih yang mungkin

Adapun data sekunder yang digunakan didalam penelitian ini, yaitu data – data ; catatan – catatan seperti; prosedur manual pemasaran produk, misalnya pemasaran produk melalui

Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder, data primer adalah hasil pengukuran usap alat medis di ruang perawatan, data sekunder meliputi data umum dan

permukiman. b) Pusat ini ditandai dengan adanya pampatan agung/persimpangan jalan (catus patha) sebagai simbol kultural secara spasial. c) Pola ruang desa adat yang berorientasi

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Dalam penelitian ini akan dilakukan pengembangan sumber energi biohidrogen dari limbah kulit kakao dengan pretreatment menggunakan NaOH dan H 2 O 2..