PANDUAN PRAKTEK KLINIS
TATA LAKSANA PENYAKIT
KSM BEDAH
RS KHUSUS BEDAH RAWAMANGUN
DIAGNOSIS APENDICITIS (ICD X : K35.0)
1. Pengertian (Defenisi)
Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis.
Jenis yang akut merupakan penyebab yang umum dari
abdomen akut.Penyebab utamanya adalah obstruksi /
penyumbatan yang dapat disebabkan oleh hiperplasia dari
folikel limfoid, yang merupakan penyebab terbanyak.
Adanya fekolit dalam lumen apendiks. Adanya benda asing
seperti cacing. Struktur karena fibrosis akibat peradangan
sebelumnya misalnya keganasan (karsinoma, karsinoid).
2. Anamnesis
1. Kesadaran
2. Tanda-tanda vital (TD,N,Sh,RR)
3. Nyeri tekan Mc Burney
4. Anoreksia
5. Mual
6. Muntah
7. Demam
8. Konstipasi
9. Diare
3. Pemeriksaan Fisik 1. Nyeri tekan McBurney 2. Rovsing sign
3. Spoas sign 4. Blumberg sign 5. Obturator sign 6. Rectal toucher
4. Kriteria Diagnosis 1. Memenuhi kriteria diagnosis
2. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik 5. Diagnosis Kerja Apendicitis Akut
6. Diagnosis Banding 1. Simple acute gastroenteritis
2. Adenitis kelenjar mesentrium dan invaginasi 3. Urolitiasis dextra 4. UTI dextra 5. Atnekcitis 6. Kista ovarium 7. KET 8. Kolestisis akut
9. Perporasi ulkus duodeni 7. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah lengkap
b. Masa perdarahan & pembekuan c. HBSag
d. Urin lengkap
e. Tes kehamilan (pada wanita usia produktif tanpa melihat status perkawinan)
2. Pemeriksaan Radiologi a. Rongen thorax b. Apendicogram c. Foto polos abdomen 3. Pemeriksaan EKG 8. Penatalaksanaan 1. Tindakan operatif
2. Operasi dengan bius spinal atau bius umum 3. Open Apendiktomi
9. Edukasi 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding dan pemeriksaan penunjang
2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi
3. Penjelasan Alternatif Tindakan 4. Penjelasan perkiraan lama dirawat
10. Prognosis Dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens : (II/III/IV) II : Berdasarkan PPK Fakultas III : Berdasarkan Keilmuan Dokter IV : Kesepakatan di RS
12. Tingkat Rekomendasi : (B/C/D) B : Direkomendasi dari Fakultas C : Direkomendasi oleh Dokter D : Direkomendasi oleh RS
13. Penelaah Kritis Nama Dokter (yang terlibat) :dr. Datuk Simon Sp.B.A Tim Mutu / Tim C.P
14. Indikator Medis 1. Tidak terjadi infeksi luka operasi (ILO) 2. Keluhan berkurang
3. Kesesuian dengan hasil PA
15. Kepustakaan 1. Kapita Selekta kedokteran edisi kedua, Media Aesculapius fakultas kedokteran UI 1989.
2. Buku ajar Ilmu Bedah,, Sjamsu Hidayat
PANDUAN PRAKTEK KEPERAWATAN
TATA LAKSANA PENYAKIT
KSM BEDAH
RS KHUSUS BEDAH RAWAMANGUN
DIAGNOSIS APENDICITIS (ICD X : K35.0)
1. Pengertian (Defenisi)
Peradangan dari apendiks dan merupakan penyebab
abdomen akut yang paling sering (Mansjoer, 2000)
tak berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum.
Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah
abstruksi lumen oleh feses yang akhirnya merusak suplai
aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkan
inflamasi. (Wilson & goldman, 1989)
Apendisitis akut adalah:
Penyebab paling umum imflamasi akut pada kuadran
bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum
untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer, 2001)
2. Masalah keperawatan
1. Nyeri
2. Resiko tinggi terjadi infeksi
3. Pemenuhan nutrisi
4. Intoleransi aktifitas
3. Diagnosa keperawatan
1. Infeksi, risiko Faktor risiko: statis cairan tubuh,
perubahan peristalsis, depresi respon inflamasi, prosedur
invasif dan jalur vena, insisi pembedahan, kateter urine
2. Nyeri faktor yang berhubungan : insisi ,distensi
abdomen, dan imobilitas
3. Nutrisi:
Kurang
dari
kebutuhan
tubuh,
ketidakseimbangan
Faktor
yang
berhubungan:
Kehilangan nafsu makan, mual atau muntah, pembatasan
diet, peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk
penyembuhan.
4. Integritas kulit, Faktor yang berhubungan: faktor
mekanik, hambatan mobilitas fisik sekunder akibat nyeri
dan jalur invasif, eksresi dan sekresi, status gizi,
perubahan sensasi.
4. Intervensi keperawatan
1. Kaji dan catat kualitas, lokasi, skala nyeri dan durasi
nyeri,
2. Anjurkan pasien untuk istirahat dan menggunakan tehnik
relaksasi saat nyeri
3. Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
4. Kurangi penekanan pada daerah abdomen.
5. Observasi tanda- tanda vital,
6. Observasi tanda- tanda infeksi,
7. Lakukan perawatan luka dengan tehnik aseptic.
8. Kaji tingkat cemas,
9. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping tindakan
yang dilakukan
10. Observasi adanya drainase dan kemerahan
11. Inspeksi seluruh area kulit, catat pengisian kapiler,
adanya pembengkakan.
12. Kaji keadaan luka dan tanda- tanda infeksi
13. Lakukan persetujuan tindakan dengan keluarga.
antipiretik.
15. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet
16. Kaji pola nutrisi
17. Timbang berat badan
18. Anjurkan tirah baring
19. Pertahankan cairan intra vena.
20. Jalin hubungan kepercayaan.
21. Berikan pendidikan kesehatan.
5. Observasi
Hitung intake dan output cairan,
1. Skala nyeri (1- 10)
2. Pemeriksaan bising usus
3. Ukur kebutuhan nutrisi dan berat badan.
4. Observasi tanda- tanda vital sign
5. Observasi adanya perdarahan.
6. Observasi adanya infeksi.
7. Observasi tanda-tanda kekurangan cairan
6. Evaluasi
1 Vital sign dalam batas normal
2 Skala nyeri 1-3
3 Porsi makan habis
4 Defekasi kembali normal ( konsistensi, frekuensi seperti
sebelum sakit)
5 Tidak ada tanda- tanda infeksi
6 Bising usus normal
7 Berat badan tidak turun drastis
8 Tidak ada tanda-tanda kekurangan cairan (turgor elastis,
produksi urin normal,mukosa bibir lembab, bibir tidak
pecah- pecah)
9 Tidak ada tanda- tanda malnutrisi.
10 Informasi dan edukasi
1. Tirah baring / bad rest 1x 24 jam post operasi.
2. Diet lunak tinggi kalori tinggi protein.
3. Hand hygiene
4. Mobilisasi duduk
5. Mobilisasi berjalan
11 Discharge planning
1. Membatasi aktifitas
2. Mengajarkan perawatan luka
3. Mengajarkan pola hidup bersih dan sehat.
4. Hand hygiene
12 Nasehat pulang / instruksi
control
1. Tekankan untuk melakukan Control sesuai waktu yang
ditentukan dokter DPJP
2. Obat diminum secara teratur
3. Diet lunak
5. Meminimalis aktifitas berat. Mengajarkan pola hidup
sehat
6. Mengajarkan perawatan luka
7. Mengajarkan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan perawatan luka
8. Penderita harus dapat diyakinkan cuci tangan dengan
sabun setelah defekasi
13 Prognosis
Dubia ad bonam
14 Penelaah kritis
Dr. Datuk Simon, Sp.B
Tim Mutu / Tim C.P
15 Indicator ( harus terukur)
1. Hari rawat sesuai PPK
2. Berat badan tidak menurun drastis
3. Skala nyeri 1-3
4. Tidak ada tanda-tanda infeksi
16 Kepustakaan
Diagnosis keperawatan NANDA (NIC & NOC)
2009-2010
Kapita selekta kedokteran edisi ke 3 jilid ke 2, 2000-
2001
RS KHUSUS BEDAH RAWAMANGUN
CLINICAL PATHWAY
NAMA PASIEN : NO. RM :
JENIS KELAMIN : TANGGAL MASUK :
TANGGAL LAHIR : RUJUKAN :
TINDAKAN : APENDIKTOMY CITO ( APENDICITIS AKUT) PENGIRIM :
DP JP : DOKTER BEDAH DIGESTIV
KEGIATAN
HARI KE
KETERANGAN
0 1 2 3
I. PENDAFTARAN
1. Catat identitas pasien Hari ke 0 persiapan operasi di
IGD dan operasi darurat.
2. Siapkan status
3. Periksa kelengkapan status
4. Memberikan status dan kartu berobat 5. Pemasangan gelang pasien
II. PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. Pencatatan Pasien
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Keadaan Umum
2. Pemeriksaan Penunjang
LABORATORIUM Sampai pemeriksaan lab
diambil oleh perawat IGD Darah lengkap
Gula Darah Sewaktu Urine Lengkap
HBSAg Dikerjakan jika ada indikasi
Tes kehamilan Pada wanita usia produktif
tanpa melihat status perkawinan
Bleeding Time
EKG Dikerjakan jika ada indikasi
RADIOLOGI Thorax Foto
Apendicogram / USG Dikerjakan jika ada indikasi
III. PRA OPERASI
1. Visite dokter bedah, konsultan bedah digestif DPJP
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan keadaan Umum Pemeriksaan Vital Sign
2. Konsultasi dokter spesialis
Penyakit Dalam Pemeriksaan toleransi operasi
Obgyn Konsultasi atas Indikasi
Anestesi Pemeriksaan Pre, Durante
dan 24 jam post op
3. Edukasi
Penjelasan diagnosa
Dijelaskan oleh dokter DPJP dan ditanda tangani pasien / keluarga dan dokter dilembar edukasi Rencana Tindakan Tata cara Tujuan Risiko Komplikasi Prognosa
4. Persetujuan Tindakan / Informed Consent Di tanda tangani keluarga /
pasien, dokter dan saksi di lembar persetujuan tindakan.
5. Asuhan Keperawatan
Mengukur tanda vital pasien
Perawat kamar bedah Mempuasakan pasien
Memberikan obat sesuai instruksi dokter Memasang infus
Memberikan dukungan dan motivasi Memasang kateter
Mengkaji tingkat kenyamanan pasien
Melakukan skin tes sebelum pemberian antibiotic
6. Pemberian obat
Antibiotika Perawat kamar bedah
Antibiotika Injeksi Cefotaxim 2-4 g/hr/2-4 dosis
IVFD
Ringer Laktat Dextrose 5%
IV. OPERASI
1. Pembiusan
Anestesi SPINAL DP JP Anestesi
Buvipacain Midazolam
Fentanyl Atas Indikasi
Catapres
Propofol Atas Indikasi
Ketamin Atas Indikasi
Analgetik
Morfin Atas Indikasi
Ketorolac
Tramadol Atas Indikasi
Clopedine Antiemetik Ondansentron Metoclopramid IVFD Ringer Laktat Dextrose 5% Obat lain
Asam traneksamat Atas Indikasi
2. Pembedahan
Prosedur pembedahan
DP JP Bedah Pasien terlentang dalam pembedahan
Antiseptik daerah operasi Memotong jaringan usus buntu
Mengecek kelengkapan alkes dan instrument Jahit luka operasi
3. Asuhan Keperawatan
Mensterilkan Instrumen dan linen Perawat ok
Memanggil pasien dari rawat inap Perawat ok
Menerima pasien yang akan dioperasi (mengidentifikasi pasien)
Perawat ok
Memeriksa kelengkapan status / RM Perawat ok
Memakaikan pakaian operasi kepada pasien Perawat ok
Menyiapkan obat dan alkes Perawat ok
Menyiapkan ruang operasi Perawat ok
Meletakkan pasien di meja operasi Penata anestesi
Membantu dokter anestesi Perawat ok
Menata instrument Perawat ok
Membantu operator di ruang operasi Perawat ok
Memindahkan pasien keruang pemulihan Perawat ok
Melakukan observasi di ruang pemulihan Perawat ok
Memberitahu ruangan untuk mengambil pasien Memcuci alkes dan instrument
1. Visite Dokter
Dokter Anestesi Dokter Bedah
2. Pemeriksaan Penunjang
Patologi anatomi Pemeriksaan jaringan usus
buntu
Darah lengkap Dikerjakan jika ada indikasi
3. Asuhan Keperawatan
Menyerahkan pasien dari Ok ke perawat ruangan
Perawat ruangan Mengambil pasien dari ruang operasi
Mengobservasi tanda vital Mengobservasi perdarahan Mengobservasi balance cairan Memeriksa bising usus
Memberikan obat sesuai instruksi dokter Mengobservasi rasa nyeri pada pasien Memberikan makanan sesuai diet Membantu mobilisasi pasien Memandikan pasien
Memberikan dukungan dan motivasi pada pasien
4. Pemberian obat
IVFD
Dextrose 5% Antibiotika
Antibiotika injeksi 1 x 24 jam dari operasi
Cefotaxim / Ceftriaxon
Antibiotika Oral
Ciprofloxacin 2 x 500 mg/hr (dibawa
pulang)
Cefadroxil Dibawa pulang
Analgetika
Analgetika Oral
Asam mefenamat 3 x 500 mg/hr (dibawa
pulang) Analgetik Suppositoria Profenid sup 5. Diit Makanan ML MB 6. Ganti Verban
VI. ADMINISTRASI PASIEN PULANG
1. Hidup
Ijin dokter
Membuat resep untuk pulang
Membuat resume medis sebelum pasien pulang Membuat rekapitulasi pemakaian obat dan alkes Kembalikan sisa obat tidak terpakai ke apotik Memeriksa bukti pembayaran
Menyerahkan surat kontrol
2. Meninggal
Membuat resume medis
Merekapitulasi pemakaian obat dan alkes Membuat surat keterangan meninggal Serah terima dengan pihak keluarga
Jakarta ,
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
dr.
RS KHUSUS BEDAH RAWAMANGUN
CLINICAL PATHWAY
NAMA PASIEN : NO. RM :
JENIS KELAMIN : TANGGAL MASUK :
TANGGAL LAHIR : RUJUKAN :
TINDAKAN :HERNIOTOMY PENGIRIM :
DP JP : DOKTER BEDAH DIGESTIV
KEGIATAN
HARI KE
KETERANGAN
0 1 2 3
I. PENDAFTARAN
1. Catat identitas pasien Hari ke 0 persiapan operasi
di IGD dan operasi darurat.
2. Siapkan status
3. Periksa kelengkapan status
4. Memberikan status dan kartu berobat 5. Pemasangan gelang pasien
1. Pencatatan Pasien
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Keadaan Umum
2. Pemeriksaan Penunjang
LABORATORIUM Sampai pemeriksaan lab
diambil oleh perawat IGD Darah lengkap
Gula Darah Sewaktu Urine Lengkap
HBSAg Dikerjakan jika ada indikasi
Bleeding Time
EKG Usia > 40 thn
RADIOLOGI Thorax Foto
Dikerjakan jika ada indikasi
III. PRA OPERASI
1. Visite dokter bedah, konsultan bedah digestif DPJP
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan keadaan Umum Pemeriksaan Vital Sign
2. Konsultasi dokter spesialis
Penyakit Dalam Pemeriksaan toleransi
operasi
Obgyn Konsultasi atas Indikasi
Anestesi Pemeriksaan Pre, Durante
dan 24 jam post op
3. Edukasi
Penjelasan diagnosa
Dijelaskan oleh dokter DPJP dan ditanda tangani pasien / keluarga dan dokter dilembar edukasi Rencana Tindakan Tata cara Tujuan Risiko Komplikasi Prognosa
4. Persetujuan Tindakan / Informed Consent Di tanda tangani keluarga /
pasien, dokter dan saksi di lembar persetujuan tindakan.
5. Asuhan Keperawatan Mengukur tanda vital pasien
Perawat kamar bedah Mempuasakan pasien
Memberikan obat sesuai instruksi dokter Memasang infus
Memberikan dukungan dan motivasi Memasang kateter
Mengkaji tingkat kenyamanan pasien
Melakukan skin tes sebelum pemberian antibiotic
Antibiotika Perawat kamar bedah
Antibiotika Injeksi Cefotaxim 2-4 g/hr/2-4
dosis
Ceftriaxon / Cefotaxim Ceftriaxon 1-2 g/hr/1- 2
dosis IVFD Ringer Laktat Dextrose 5% IV. OPERASI 1. Pembiusan
Anestesi SPINAL DP JP Anestesi
Buvipacain Midazolam
Fentanyl Atas Indikasi
Catapres
Propofol Atas Indikasi
Ketamin Atas Indikasi
Analgetik
Morfin Atas Indikasi
Ketorolac
Tramadol Atas Indikasi
Clopedine Antiemetik Ondansentron Metoclopramid IVFD Ringer Laktat Dextrose 5% Obat lain
Asam traneksamat Atas Indikasi
2. Pembedahan
Prosedur pembedahan
DP JP Bedah Pasien terlentang dalam pembedahan
Antiseptik daerah operasi Memotong jaringan usus buntu
Mengecek kelengkapan alkes dan instrument Jahit luka operasi
3. Asuhan Keperawatan
Mensterilkan Instrumen dan linen Perawat ok
Memanggil pasien dari rawat inap Perawat ok
Menerima pasien yang akan dioperasi (mengidentifikasi pasien)
Perawat ok
Memeriksa kelengkapan status / RM Perawat ok
Memakaikan pakaian operasi kepada pasien Perawat ok
Menyiapkan obat dan alkes Perawat ok
Menyiapkan ruang operasi Perawat ok
Meletakkan pasien di meja operasi Penata anestesi
Membantu dokter anestesi Perawat ok
Menata instrument Perawat ok
Membantu operator di ruang operasi Perawat ok
Melakukan observasi di ruang pemulihan Perawat ok Memberitahu ruangan untuk mengambil pasien
Memcuci alkes dan instrument
V. POST OPERASI
1. Visite Dokter
Dokter Anestesi Dokter Bedah
2. Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap Dikerjakan jika ada indikasi
Asuhan Keperawatan
3. Menyerahkan pasien dari Ok ke perawat ruangan Perawat ruangan
Mengambil pasien dari ruang operasi
Perawat ruangan Mengobservasi tanda vital
Mengobservasi perdarahan Mengobservasi balance cairan Memeriksa bising usus
Memberikan obat sesuai instruksi dokter Mengobservasi rasa nyeri pada pasien Memberikan makanan sesuai diet Membantu mobilisasi pasien Memandikan pasien
Memberikan dukungan dan motivasi pada pasien
Pemberian obat
4. IVFD
Dextrose 5% Antibiotika
Antibiotika injeksi 1 x 24 jam dari operasi
Cefotaxim / Ceftriaxon
Antibiotika Oral
Ciprofloxacin 2 x 500 mg/hr (dibawa
pulang)
Cefadroxil Dibawa pulang
Analgetika
Analgetika Oral
Asam mefenamat 3 x 500 mg/hr (dibawa
pulang) Analgetik Suppositoria Profenid sup Diit Makanan 5. ML MB Ganti Verban 6.
VI. ADMINISTRASI PASIEN PULANG
1. Hidup
Ijin dokter
Membuat resep untuk pulang
Membuat resume medis sebelum pasien pulang Membuat rekapitulasi pemakaian obat dan alkes Kembalikan sisa obat tidak terpakai ke apotik
Memeriksa bukti pembayaran Menyerahkan surat kontrol
Pendidikan kesehatan (penyuluhan )
Meninggal
2. Membuat resume medis
Merekapitulasi pemakaian obat dan alkes Membuat surat keterangan meninggal Serah terima dengan pihak keluarga
Jakarta ,
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
dr. Datuk Simon,Sp.B
PANDUAN PRAKTEK KEPERAWATAN
TATA LAKSANA PENYAKIT
KSM BEDAH
RS KHUSUS BEDAH RAWAMANGUN
DIAGNOSIS HERNIA INGUINALIS (ICD X : K40.0)
1. Pengertian (Defenisi) Penonjolan sebagian dari organ maupun jaringan melewati pembukaan abnormal pada dinding sekitarnya . hernia paling sering terjadi pada dinding abdomen, tepatnya pada daerah yang aponeurosis dan fasianya tidak dilindungi oleh otot. Bagian tersebut terutama pada region inguinal, femoral umbilical linea alba, dan bagian bawah linea semilunaris.
2. Masalah keperawatan
1. Nyeri
2. Resiko tinggi terjadi infeksi
3.
Kerusakan integritas kulit4.
Gangguan citra tubuh3. Diagnosa keperawatan 1. Nyeri faktor yang berhubungan : insisi ,distensi abdomen, dan imobilitas
peristaltic,depresi respon inflamasi, prosedur invasive dan jalur vena, insisi pembedahan, kateter urine.
3. Integritas kulit, kerusakan Faktor mekanik, hambatan dan jalur invasive, eksresi dan sekresi, status gizi, perubahan sensasi.
4. Citra tubuh, gangguan Faktor yang berhubungan : pembedahan
4. Intervensi keperawatan 1. Kaji dan catat kualitas, lokasi, skala nyeri dan durasi nyeri,
2. Anjurkan pasien untuk istirahat dan menggunakan tehnik relaksasi saat nyeri
3. Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi 4. Kurangi penekanan pada daerah abdomen. 5. Observasi tanda- tanda vital,
6. observasi tanda- tanda infeksi,
7. lakukan perawatan luka dengan tehnik aseptic. 8. Kaji tingkat cemas,
9. jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping tindakan yang dilakukan
10. Observasi adanya drainase dan kemerahan
11. Inspeksi seluruh area kulit, catat pengisian kapiler, adanya pembengkakan.
12. Kaji keadaan luka dan tanda- tanda infeksi 13. Lakukan persetujuan tindakan dengan keluarga. 14. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy
antipiretik.
15. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet 16. Kaji pola nutrisi
17. Timbang berat badan 18. Anjurkan tirah baring
19. Pertahankan cairan intra vena. 20. Jalin hubungan kepercayaan. 21. Berikan pendidikan kesehatan.
22. Beritahu pasien untuk menghindari mengejan, meregang, batuk dan mengangkat benda yang berat
23. Ajarkan pasien pemasangan penyokong skrotum/ kompres es yang sering diprogramkan untuk membatasi edema dan pengndalian nyeri.
24. Beritahu pasien mekanika tubuh yang tepat untuk bergerak dan mengangkat
1. Observasi 1. Hitung intake dan output cairan 2. Skala nyeri ( 0- 10)
3. Observasi tanda- tanda vital sign 4. Pemeriksaan bising usus
5. ukur kebutuhan nutrisi dan berat badan. 6. Observasi tanda- tanda vital sign 7. Observasi adanya perdarahan. 8. Observasi adanya infeksi.
2. Evaluasi 1. Skala nyeri 1-3 2. Porsi makan habis
3. Defekasi kembali normal ( konsistensi, frekuensi seperti sebelum sakit
4. Tidak ada tanda tanda malnutrisi
5. Tidak ada tanda- tanda infeksi 6. Bising usus normal
7. Berat badan tidak turun drastis 8. Vital sign dalam batas normal 9. Porsi makan habis
10. Tidak ada tanda-tanda kekurangan cairan (turgor elastis, produksi urin normal,mukosa bibir lembab, bibir tidak pecah- pecah)
3. Informasi dan edukasi 1. Tirah baring / bed rest 1x 24 jam post op 2. Diet lunak
3. Hand hygiene 4 Mobilisasi duduk 5. Mobilisasi berjalan
4. Discharge planning 1. Membatasi aktifitas
2. Mengajarkan perawatan luka
3. Mengajarkan pola hidup bersih dan sehat.
4. Mengedukasi pasien menggunakan celana hernia. 5. Nasehat pulang / instruksi control 1. Tekankan untuk melakukan Control sesuai waktu yang
ditentukan dokter DPJP 2. Obat diminum secara teratur 3. Diet lunak
4. Menjaga kebersihan makanan dan minuman 5. Meminimalkan aktifitas berat.
6. Mengajarkan pola hidup sehat 7. Mengajarkan perawatan luka
8. Mengajarkan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka
9. Penderita harus dapat diyakinkan cuci tangan dengan sabun setelah defekasi
10. Prognosis Dubia ad Bonam
11. Penelaah kritis Dr. Datuk Simon, Sp.B Tim Mutu / Tim C.P 12. Indicator ( harus terukur) 1. Hari rawat sesuai PPK
2. Berat badan tidak menurun drastic 3. Skala nyeri 1-3
5. Kepustakaan 1. Diagnosis keperawatan NANDA (NIC & NOC) 2009-2010 2. http://wwwmedicastore.com/
3. http://www.pubmed.com/
4. Keperawatan medical bedah, swearingen. Edisi II.EGC.2001 5. Kapita selekta kedokteran edisi ke 3 jilid ke 2,2000-2001
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
TATA LAKSANA PENYAKIT
KSM BEDAH
RS KHUSUS BEDAH RAWAMANGUN
HERNIA INGUINALIS (ICD X : K40.0)
1. Pengertian (Defenisi) Penonjolan sebagian dari organ maupun jaringan melewati pembukaan abnormal pada dinding sekitarnya .hernia paling sering terjadi pada dinding abdomen, tepatnya pada daerah yang aponeurosis dan fasianya tidak dilindungi oleh otot. Bagian tersebut terutama pada region inguinal, femoral umbilical linea alba, dan bagian bawah linea semilunaris
2. Anamnesis 1. Adanya benjolan diselangkangan / kemaluan. 2. Nyeri pada benjolan
3. Mual 4. Muntah
3. Pemeriksaan Fisik 1. Terdengar bising usus pada benjolan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri (tampak benjolan pada hernia) 2. Periksa cincin hernia dengan mengikuti fasikulus
spermatikus sampai ke anulus inguinalis interna ( pada keadaan normal jari tidak akan dapat masuk)
3. Adanya penekanan massa pada ujung jari saat Penderita disuruh mengejan sedang bila menekan sisi jari maka diagnosanya adalah hernia inguinalis medialis.
4. Kriteria Diagnosis 1. Memenuhi kriteria diagnosis
2. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik
5. Diagnosis Kerja
Herniotomi
6. Diagnosis Banding 1. Hidrokel
2. Limfadenopati inguinal 3. Lipoma
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium a.Darah lengkap
. b. Masa perdarahan & pembekuan c. HBSAg
d, Urin lengkap
2. Pemeriksaan Radiologi a. Rongen thorax b. EKG
3. Penatalaksanaan 1. Tindakan bedah elektif
2. Operasi dengan bius spinal atau bius umum 3. Open Herniotomi dengan mesh
4. Edukasi 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding dan pemeriksaan penunjang
2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi
3. Penjelasan Alternatif Tindakan 4. Penjelasan perkiraan lama dirawat
5. Prognosis 1. Dubia ad bonam
6. Tingkat Evidens : (II/III/IV) II : Berdasarkan PPK Fakultas III : Berdasarkan Keilmuan Dokter IV : Kesepakatan di RS
7. Tingkat Rekomendasi : (B/C/D)
B : Direkomendasi dari Fakultas C : Direkomendasi oleh Dokter D : Direkomendasi oleh RS
8. Penelaah Kritis Nama Dokter (yang terlibat) : dr. Datuk Simon Sp.B.A Tim Mutu / Tim C.P
9. Indikator Medis 1. Tidak terjadi infeksi luka operasi (ILO) 2. Keluhan berkurang
10. Kepustakaan 1. Kapita Selekta kedokteran edisi kedua, Media Aesculapius fakultas kedokteran UI 1989. 2. Buku ajar Ilmu Bedah,, Sjamsu Hidayat
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
TATA LAKSANA PENYAKIT
KSM BEDAH
RS
KHUSUS BEDAH RAWAMANGUN
Apendicitis infiltrate adalah proses radang apendiks yang penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum usus- usus dan peritoneum disekitarnya sehingga membentuk massa ( appendiceal mass). Umumnya massa apendiks terbentuk pada hari ke -4 sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis umum.
3. Anamnesis
4. Kesadaran
5. Tanda-tanda vital (TD,N,Sh,RR)
6. Nyeri di daerah umbilicus atau periumbilikus
6. Anoreksia
7. malaise
8. Muntah
9. Mual
10. Demam
11. Konstipasi
12. Diare
13. Nyeri abdomen kanan bawah
3. Pemeriksaan Fisik 1. Nyeri tekan McBurney 2. Rovsing sign
3. Spoas sign 4. Blumberg sign 5. Obturator sign 6. Rectal toucher
4.Kriteria Diagnosis 1. Memenuhi kriteria diagnosis
2. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik
5.Diagnosis Kerja Appendiktomi
6 Diagnosis Banding 6. Simple acute gastroenteritis
7. Adenitis kelenjar mesentrium dan invaginasi 8. Urolitiasis dextra 9. UTI dextra 10. Atnekcitis 11. Kista ovarium 12. KET 13. Kolestisis akut
14. Perporasi ulkus duodeni 7. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium a Darah lengkap
b. Masa perdarahan & pembekuan c HBSAg
d d. Urin lengkap
e Tes kehamilan (
pada wanita usia produktif tanpa
melihat ststus perkawinan
2. Pemeriksaan Radiologi a Rongen thorax
c Foto polos abdomen d USG
e CT Scan (apendiceal) 3. Pemeriksaan EKG
1. Penatalaksanaan 1. Tindakan operatif
2. Operasi dengan bius spinal atau bius umum 3. Open Apendiktomi
2. Edukasi 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding dan pemeriksaan penunjang
2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi
3. Penjelasan Alternatif Tindakan 4. Penjelasan perkiraan lama dirawat
3. Prognosis Dubia ad bonam
4. Tingkat Evidens : (II/III/IV) II : Berdasarkan PPK Fakultas III : Berdasarkan Keilmuan Dokter IV : Kesepakatan di RS
5. Tingkat Rekomendasi : (B/C/D) B : Direkomendasi dari Fakultas C : Direkomendasi oleh Dokter D : Direkomendasi oleh RS
6. Penelaah Kritis Nama Dokter (yang terlibat) : dr. Datuk Simon Sp.B.A Tim Mutu / Tim C.P
7. Indikator Medis 1. Tidak terjadi infeksi luka operasi (ILO) 2. Keluhan berkurang
3. Kesesuian dengan hasil PA
8. Kepustakaan 1. Kapita Selekta kedokteran edisi kedua, Media Aesculapius fakultas kedokteran UI 1989.