• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar Dasar Ilmu Tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dasar Dasar Ilmu Tanah"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

ILMU TANAH

(2)

MATERI KULIAH

1. PENDAHULUAN

2. PENGERTIAN TANAH

3. BAGIAN-BAGIAN PENYUSUN TANAH 4. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK TANAH

5. MINERALOGI DAN PELAPUKAN BAHAN INDUK 6. PROSES PERKEMBANGAN TANAH

7. TANAH-TANAH UTAMA DI INDONESIA 8. SIFAT FISIKA TANAH

 TEKSTUR, STRUKTUR, KONSISTENSI, WARNA TANAH  TEMPERATUR, UDARA TANAH, AIR TANAH DAN

PERMEABILITAS TANAH

9. KOLOID TANAH DAN MINERALOGI LEMPUNG

10. REAKSI TANAH DAN SIFAT SANGGAHAN TANAH 11. PERTUKARAN KATION

(3)

BAHAN PUSTAKA

DASAR-DASAT ILMU TANAH

Ir. SLAMET MINARDI MP DAN Ir. SUTOPO, MP

ILMU TANAH

Dr. Ir. SARWONO HARDJOWIGENO TAHUN 1992

DASAR-DASAR ILMU TANAH KONSEP DAN KENYATAAN.

(4)

Pendahuluan

Manusia

Kualitas

Kualitas

Tanah

Tanah

Permasalah

Permasalah

an Tanah

an Tanah

- Kesuburan TanahKesuburan Tanah - Tumbuh- Tumbuh-tumbuhan tumbuhan - HewanHewan

ILMU

ILMU

TANAH

TANAH

Ilmu yang memperlajari tentang sifat-Ilmu yang memperlajari tentang

sifat-sifat tanah secara umum yang dibagi

sifat tanah secara umum yang dibagi

menjadi 2

(5)

ILMU

TANAH

PEDOLOG

PEDOLOG

I

I

EDA

EDA

F

F

OLOG

OLOG

I

I

Ilmu tanah yang Ilmu tanah yang

mempelaja

mempelajarri tanah sebagai i tanah sebagai suatu bagian dari alam yang

suatu bagian dari alam yang

berada di permukaan bumi

berada di permukaan bumi

yang menekankan hubungan

yang menekankan hubungan

antara tanah itu sendiri

antara tanah itu sendiri

dengan faktor pembentuknya

dengan faktor pembentuknya

Ilmu tanah yang mempelajari tanah Ilmu tanah yang mempelajari tanah

sebagai suatu alat produksi pertanian

sebagai suatu alat produksi pertanian

yang menekankan hubungan antara

yang menekankan hubungan antara

tanah dengan tanaman

(6)

I. PENGERTIAN TANAH

Tanah Tanah sebagai Alat sebagai Alat Produksi Produksi

Media tumbuh alam bagi

Media tumbuh alam bagi

tanaman di permukaan

tanaman di permukaan

bumi

bumi

GURUN BUKAN

GURUN BUKAN

TANAH ?

TANAH ?

Tanah

Tanah adalah laboratorium kimia dari adalah laboratorium kimia dari alam dimana terjadi penguraian kimia

alam dimana terjadi penguraian kimia

dan reaksi sintesis secara tersembunyi

dan reaksi sintesis secara tersembunyiJJ Berzelius (1803) – ahli JJ Berzelius (1803) – ahli kimia

kimia

Tanah

Tanah dianggap tabung reaksi dimana dianggap tabung reaksi dimana

seseorang dapat mengetahui jumlah dan

seseorang dapat mengetahui jumlah dan

jenis hara tanaman

(7)

Tanah

Tanah sebagai bahan yang lepas dan sebagai bahan yang lepas dan merupakan akumulasi dan campuran

merupakan akumulasi dan campuran

berbagai bahan terutama unsur Si,

berbagai bahan terutama unsur Si, AAl, Ca, l, Ca, Mg, Fe dan unsur lainnya

Mg, Fe dan unsur lainnya AD Thaer (1909) – ahli fisika AD Thaer (1909) – ahli fisika bumi

bumi

Tanah

Tanah sebagai hasil pelapukan oleh sebagai hasil pelapukan oleh

waktu yang mengikis batuan keras dan

waktu yang mengikis batuan keras dan

lambat laun akan terjadi dekomposisi

lambat laun akan terjadi dekomposisi

menjadi masa tanah yang kompak

menjadi masa tanah yang kompakFriedrich Fallou (1855) – ahli Friedrich Fallou (1855) – ahli geologi

geologi

Tanah

Tanah adalah lapisan hitam tipis yang adalah lapisan hitam tipis yang menutupi bahan padat bumi yang

menutupi bahan padat bumi yang

merupakan partikel kecil yang mudah

merupakan partikel kecil yang mudah

remah, sisa vegetasi dan hewan, dimana

remah, sisa vegetasi dan hewan, dimana

tumbuhan bertempat kedudukan,

tumbuhan bertempat kedudukan,

berakar, tumbuh dan berbuah

(8)

Tanah

Tanah adalah bahan yang gembur dan adalah bahan yang gembur dan lepas dimana tumbuhan dapat

lepas dimana tumbuhan dapat

memperoleh tempat hidup berkat adanya

memperoleh tempat hidup berkat adanya

zat hara serta syarat lain untuk tumbuh

zat hara serta syarat lain untuk tumbuhEW Hilgard (1906)EW Hilgard (1906)

Tanah

Tanah sebagai campuran bahan padat sebagai campuran bahan padat berbentuk tepung, air dan udara, yang

berbentuk tepung, air dan udara, yang

karena mengandung zat hara dapat

karena mengandung zat hara dapat

menumbuhkan tumbu-tumbuhan

menumbuhkan tumbu-tumbuhanAlfred Mitscherlich (1920) – ahli Alfred Mitscherlich (1920) – ahli fisiologi

(9)

Pengertian tanah dihubungkan dengan

Pengertian tanah dihubungkan dengan

iklim dan lingkungan tumbu

iklim dan lingkungan tumbuhh-tumbuhan -tumbuhan dan dapat digambarkan sebagai zone

dan dapat digambarkan sebagai zone

geografi yang luas dalam skala peta

geografi yang luas dalam skala peta

dunia

dunia

VV Dokuchaev (1900)

VV Dokuchaev (1900)

Tanah

Tanah adalah ba adalah banngunan alam tersusun gunan alam tersusun atas horizon-horizon yang terdiri atas

atas horizon-horizon yang terdiri atas

bahan yang berbeda-beda dan dapat

bahan yang berbeda-beda dan dapat

dibedakan dari bahan-bahan di bawahnya

dibedakan dari bahan-bahan di bawahnya

dalam hal morfologi, sifat dan susunan

dalam hal morfologi, sifat dan susunan

fisik, kimia dan biologinya

fisik, kimia dan biologinya

Unsur fisika, kimia, biologi dan Unsur fisika, kimia, biologi dan

morfologi dilibatkan dalam pengertian ini

morfologi dilibatkan dalam pengertian ini

Jacop S Joffe (1949)

(10)

Pengertian Tanah

Pengertian Tanah adalah suatu benda adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit

alami yang terdapat di permukaan kulit

bumi, yang tersusun dari bahan mineral

bumi, yang tersusun dari bahan mineral

sebagai hasil pelapukan bebatuan dan

sebagai hasil pelapukan bebatuan dan

bahan organik seb

bahan organik sebaagai hasil pelapukan gai hasil pelapukan sisa-sisa tanaman dan hewan, yang

sisa-sisa tanaman dan hewan, yang

mampu menumbuhkan tanaman dan

mampu menumbuhkan tanaman dan

memiliki sifat tertentu sebagai akibat

memiliki sifat tertentu sebagai akibat

pengaruh iklim, jasad hidup yang

pengaruh iklim, jasad hidup yang

bertindak terhadap bahan induk dalam

bertindak terhadap bahan induk dalam

keadaan wilayah tertentu selama jangka

keadaan wilayah tertentu selama jangka

waktu tertentu

waktu tertentu

Jadi

(11)

Tanah dari sudut pertanian  alat

produksi produk tanaman

peranan tanah sebagai alat produksi :peranan tanah sebagai alat produksi :

1.

1. Melayani tanaman sebagai tempat Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu

berpegang dan bertumpu

2.

2. Menyediakan unsuMenyediakan unsurr-unsur mineral (unsur -unsur mineral (unsur hara)

hara)

3.

3. Memberikan air dan melayani persediaan Memberikan air dan melayani persediaan air

air

4.

(12)

Gambaran Vertikal Tanah

dan Lapisan-lapisan Tanah

(Profil Tanah)

Profil tanah  penampang vertikal tanah yang menunjukkan susunan horizon

tanah yang terdiri dari solum tanah dan bahan induk tanah

Horison tanah  lapisan-lapisan tanah

yang berbeda dalam susunan fisika dan kimia yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah sebagai akibat dari proses perkembangan tanah

Pedon  satuan individu terkecil dalam tiga dimensi dari suatu tanah

(13)

Regolit  bahan-bahan lepas (termasuk tanah) di atas batuan keras

Solum tanah  horizon tanah di atas batuan induk yang terdiri dari horison O, horizon A dan horizon B

Kedalaman ekfetif tanah  kedalaman

tanah yang masih dapat ditembus dengan akar tanaman

Top soil  lapisan tanah yang paling atas yang biasanya mengandung bahan

organik dan berwarna gelap dan subur

dengan tebal sampai dengan 25 cm yang sering disebut lapisan olah tanah

Sub soil  lapisan bawah permukaan

dengan sedikit bahan organik (kurang subur) dan lebih tebal dari top soil

(14)

Nama Horison Nama Lama Nama Baru Keterangan

O O Horison Organik (Kadar BO > 20%)

O1 Oi, Oe Tingkat dekomposisi kasar ( i = fibrik, e = hemik)

O2 Oe, Oa Tingkat dekomposis halus ( e = hemik, a = saprik)

A1 A Horison mineral permukaan campuran dng BO

A2 E Horison eluviasi (pencucian) maksimum

A3 AB Peralihan A1 (A) ke B (lebih menyerupai A1 (A)

EB Peralihan A2 (E) ke B (lebih menyerupai A2 (E)

B1 BA Peralihan A1 (A) ke B (lebih menyerupai B

BE Peralihan A2 (E) ke B (lebih menyerupai B

B2 B Horison iluviasi (penimbunan) maksimum

B3 BC Peralihan dari B ke C, lebih menyerupai B

CB Peralihan dari B ke C, lebih menyerupai C

C C Bahan induk tanah , lunak (belum ada proses perkembangan)

(15)
(16)
(17)

II. BAGIAN-BAGIAN PENYUSUN

TANAH, TANAH MINERAL DAN

TANAH ORGANIK

Bahan Mineral Bahan Mineral 45 % 45 % Air Air 25 % 25 % Udara Udara 25 % 25 % BO BO 5 % 5 % Atmosfer Atmosfer Hidrosfer Hidrosfer Biosfe Biosfe r r Litosfer Litosfer

(18)

Tanah

Sistem kompleks dan dinamis Udara tanah

Udara tanah menempati ruang pori makro menempati ruang pori makro untuk pernafasan akar tanaman dan

untuk pernafasan akar tanaman dan

mikrobia

mikrobiaAir tanahAir tanah mengandung senyawa asam dan mengandung senyawa asam dan

basa yang dapat menguraikan dan

basa yang dapat menguraikan dan

melarutkan mineral tanah

melarutkan mineral tanah

Lempung dan humus sebagai gudang

Lempung dan humus sebagai gudang

penyimpanan dan pelepasan unsur hara

penyimpanan dan pelepasan unsur hara

tanaman

(19)

Tanah Organik dan Tanah

Mineral

Tanah organik/Histosol/Gambut/Organosol

Tanah dengan kandungan bahan

organiknya lebih dari 20 %

Terbentuk karena proses penguraian

LEBIH LAMBAT dibanding penimbunan

Terjadi di daerah dengan DRAINASE

BURUK yang selalu tergenang air

sehingga hanya mikrobia anaerab yang menguraikan bahan organik

Misal di daerah rawa pasang surut

Bersifat pH rendah, unsur hara rendah,

(20)

Tanah mineral  tanah yang

kandungan bahan organiknya

kurang dari 20 % atau kandungan

mineralnya lebih dari 80 %

• Kadar Lengas Tanah

• Lengas tanah adalah air yang terikat

oleh berbagai gaya, misalnya gaya

ikat matrik, osmosis dan kapiler.

(21)

III. FAKTOR-FAKTOR

PEMBENTUK TANAH

Tanah

f (Iklim, Jasad Hidup, Bentuk Wilayah, Bahan Induk,

f (Iklim, Jasad Hidup, Bentuk Wilayah, Bahan Induk,

Waktu) Waktu) Faktor Faktor Pasif Pasif Faktor Faktor Aktif

AktifProses Pembentukan TanahProses Pembentukan Tanah

Pelapuka

Pelapuka

n

(22)

Pelapukan Pelapukan

Berubahnya bahan penyusun batuan menjadi Berubahnya bahan penyusun batuan menjadi

bahan penyusun tanah (Geologi Destruktif) bahan penyusun tanah (Geologi Destruktif)

Contoh : batuan feldsfat

Contoh : batuan feldsfat  mineral lempung mineral lempung

batuan besar batuan besar  kerikil kerikil

Perkembangan Profil Perkembangan Profil

Terbentuknya lapisan tanah yang disebut Terbentuknya lapisan tanah yang disebut

horizon yang merupakan salah satu ciri suatu horizon yang merupakan salah satu ciri suatu

jenis tanah (Pedologis Kreatif) jenis tanah (Pedologis Kreatif)

Contoh : terbentuknya horizon tanah akibat Contoh : terbentuknya horizon tanah akibat

proses pencucian dan pengendapan proses pencucian dan pengendapan

(23)

Iklim

Temperatur

Temperatur Curah Curah

hujan hujan Perbedaan temperatur Perbedaan temperatur yang besar yang besar menimbulkan menimbulkan pelapukan fisik. pelapukan fisik. penguraian mineral penguraian mineral

secara kimia dan secara kimia dan

memperbesar memperbesar evapotranspirasi evapotranspirasi Penguraian Penguraian mineral dan bahan mineral dan bahan organik yang organik yang menimbulkan menimbulkan pencucian pencucian (eluviasi) dalam (eluviasi) dalam tanah tanah

(24)

Berdasarkan Curah Hujan

Arid

(Curah Hujan Rendah)

Humid Humid (Curah Hujan (Curah Hujan Tinggi) Tinggi) Kurang Kurang Subur Subur

- mempercepat proses mempercepat proses

penghancuran kimia penghancuran kimia

- vegetasi lebatvegetasi lebat

- bahan organik tinggibahan organik tinggi - pelapukan intensifpelapukan intensif

Klimosekwen

Klimosekwen

Hubungan antara pembentukan jenis Hubungan antara pembentukan jenis

tanah akibat pengaruh iklim

tanah akibat pengaruh iklim

Profil tanah

Profil tanah

dalam

(25)

Jasad Hidup

Proses pembentukan Proses pembentukan tanah tanah - VegetasiVegetasi

- Jasad makroJasad makro - Mikrobia Mikrobia

tanah

tanah

- ManusiaManusia

Sumber bo

Sumber bo  berkedudukan berkedudukan

tetap dan waktu tetap dan waktu lama

lama

Pengurai bahan organik Pengurai bahan organik

Pembentuk tanah Pembentuk tanah

(26)

Batuan Induk

Tekstur batuan induk dan sifat asam basa

Tekstur batuan induk dan sifat asam basa

Mudah

Mudah atau atau susulitlitnya pelapukan mineralnya pelapukan mineral Olivin Olivin Ca-Plagioklas Ca-Plagioklas Na-Plagioklas Plagioklas K-Feldspat K-Feldspat Muscovit Muscovit Kwars Kwars a a Biotit Biotit Hornblend Hornblend e e Piroksin Piroksin Muda Mudahh Lapuk Lapuk Sukar Sukar Lapuk

(27)

Lithosekwen  Penyebaran jenis

tanah karena pengaruh batuan induk

Misal

Misal

Di daerah iklim tropika :

Di daerah iklim tropika :

-

Batuan induk volkan andesit

Batuan induk volkan andesit

latosol

latosol

-

Batuan induk pasir kuarsa

Batuan induk pasir kuarsa

podsolik merah kuning

(28)

Bentuk Wilayah

Datar

Datar BerombakBerombakBergelombangBergelombang BerbukiBerbuki t t Bergunun Bergunun g g

Berpengaruh pada Berpengaruh pada Pergerakan AirPergerakan Air

Contoh

Contoh

BI pasir kuarsa

BI pasir kuarsa  bergelombang bergelombang  Podsolik Podsolik Merah Kuning

Merah Kuning

datar datar  hidromorf hidromorf

BI Volkan andesit

BI Volkan andesit  datar datar  Latosol Latosol

bergelombang bergelombang  Latosol Latosol

merah kecoklatan merah kecoklatan

berbukit berbukit  Latosol coklat Latosol coklat

bergunung bergunung  Andosol Andosol

Toposekwen

Toposekwen  hub pembentukan jenis hub pembentukan jenis

tanah akibat pengaruh

tanah akibat pengaruh

bentuk wilayah

(29)

Waktu

Tergantung batuan induk, iklim,

jasad hidup dan bentuk wilayah

Misal :

Di daerah tropika dengan curah

hujan, temperatur tinggi & vegetasi

lebat maka pembentukan tanah

perlu 50 tahun

Bahan induk abu volkan hanya perlu

14 tahun

(30)

Fase pembentukan tanah (menurut MOHR) 1. Taraf Permulaan

BI baru mengalami pelapukan & belum ada

perkembangan profil 2. Taraf Juvenil

Proses perkembangan profil mulai berjalan

3. Taraf Viril

Proses perkembangan dalam saat

optimum 4. Taraf Senil

Proses perkembangan sudah lanjut

5. Taraf Terakhir

(31)

IV. MINERALOGI DAN

PELAPUKAN BAHAN INDUK

Mineralogi BI

- Mineral Primer

Mineral penyusun batuan dengan ukuran

debu/pasir (0,002 – 1,00 mm)

Misal : feldspar, amfibol, piroksin, kuarsa dll

- Mineral Sekunder

Mineral primer yang telah lapuk secara fisik, kimia

& biologi membentuk koloid dengan ukuran < 0,002 mm & bersifat aktif

Misal : lempung kaolinit, montmorilonit, illit, mika & limonit

- Mineral Asesoria

Mineral yang tahan pelapukan & bergabung

dengan kuarsa atau campuran bermacam mineral Misal : apatit, magnetit, zircon dan pirit

(32)

- Golongan Mineral bukan Silikat

Oksida-oksida, hidroksida-hidroksida, sulfat,

klorida, karbonat dan fosfat dengan struktur yang sederhana

- Golongan Mineral Silikat

Mempunyai struktur yang komplek dengan

satuan utamanya (A) “silica-oksigen

tetrahedron” 1 ion Si dikelilingi oleh 4 ion oksigen. Yang penting dalam struktur

tetrahedron ini adalah penggantian ion Si oleh Al yang disebut “pergantian isomorfik” yang menyebabkan ketidakseimbangan muatan

listrik yang akan mengikat Na, K, Mg dan Fe. Satuan lain (B) adalah “alumunium hidroksil octahedron” yang tersusun 1 ion Al; dikelilingi oleh grup hidroksil

(33)

SILIKAT-TETRAHEDRAL

TERDIRI 1 ATOM Si DIKELILINGI 4 ATOM O

ALUMINIUM-OKTAHEDRAL

TERDIRI 1 ATOM Al

DIKELILINGI 6 ATOM OH ATAU HIDROKSIL OH -OH -OH -OH- OH -OH -OH -OH- OH -OH -OH -OH

(34)

-Batuan dibedakan menjadi :

1. Batuan Beku

terbentuk karena magma yang

membeku

Batuan

Batuan

beku

beku Jenis batuan Jenis batuan

Batuan

Batuan

beku atas

beku atas Lipari Lipari t t Trachi Trachi t t Dasit

Dasit AndesAndes it it Basal Basal t t Pikrit Pikrit Batuan Batuan beku gang

beku gang GranitGranit SienitSienit Diorit, Diorit, kuars

kuars

a

a

Diorit

Diorit GabrGabr o o Batuan Batuan beku beku dalam dalam Granit

Granit SienitSienit DioritDiorit , , kuars kuars a a Diorit

Diorit GabrGabr o

o PeridotitPeridotit

Sifat

(35)

2. Batuan Sedimen

Batuan endapan tua

a. Batuan Gamping

endapan laut, sebagian besar

terdiri kalsit dan dolomit

b. Batu Pasir

banyak mengandung pasir kuarsa

c. Batu Konglomerat & Breksi

macam-macam mineral

d. Batu Liat

Kadar lempung tinggi

(36)

3. Batuan Metamorfose

Berasal dari batuan beku atau

sedimen yang karena tekanan dan

suhu tinggi berubah menjadi jenis

lain

Misal : kuarsit dari batu pasir,

marmer dari batu kapur, mika

dengan lembar halus, granit

dengan lembar kasar

(37)

Proses Pelapukan

1. Pelapukan Fisik

Pemecahan batuan menjadi ukuran yang lebih kecil tanpa perubahan kimia yang disebabkan perbedaan temperatur, angin atau gerakan air

2. Pelapukan Kimia

Pelunakan batuan & penguraian mineral penyusunnya yang diikuti dengan

pembentukan mineral baru atau mineral sekunder melalui proses

hidrasi-dehidrasi, oksidasi, reduksi, hidrolisis dan pelarutan

(38)

a. Hidrasi : molekul air terikat oleh senyawa tertentu sehingga mineral menjadi lunak dan meningkat daya larutnya

CaSO4 + H2O  CaSO4.2H2O

b. Dehidrasi : hilangnya molekul air oleh senyawa tertentu sehingga terjadi

perubahan volume sehingga

mempercepat proses disintegrasi c. Oksidasi : muatan listrik negatif

berkurang sehingga terjadi perubahan

ukuran dan muatan maka mineral mudah hancur (terjadi jika cukup oksigen),

penting untuk mineral yang mengandung besi seperti biotit, glaukonit, hornblende dan piroksin

(39)

-d. Reduksi : penambahan elektron (tidak ada oksigen) dari besi feri menjadi fero yang mudah bergerak (mobil)

Fe+++ + e-  Fe++

e. Hidrolisis : penggantian kation dalam struktur kristal oleh hidrogen sehingga struktur kristal rusak dan hancur

K Al Si3 O8 + H+  H Al Si3 O8 + K+

f. Pelarutan : terjadi pada garam sederhana

Misal : Karbonat, klorida dll CaCO3 + 2 H+  H2CO3 + Ca++

(40)

3. Pelapukan Biologi

Pelapukan dan penguraian batuan oleh hewan dalam tanah

Ex. rayap, semut, cacing, tanaman, mikrobia dan hewan lainnya

Tiga proses pelapukan yang

Tiga proses pelapukan yang

be

be

r

r

langsung bersama-sama

langsung bersama-sama

menghasilkan mineral sekunder

menghasilkan mineral sekunder

yang tersusun atas mineral

yang tersusun atas mineral

lempung, seskuioksida, humus dan

lempung, seskuioksida, humus dan

senyawa lainnya

(41)

Hasil Umum Pelapukan

100 – X = Y

A : bagian yang tertinggal

A : bagian yang tertinggal

B : batuan segar semula

B : batuan segar semula

C : hasil bagi seskuioksida sisa

C : hasil bagi seskuioksida sisa

bahan dibagi seskuioksida

bahan dibagi seskuioksida

batuan segar

batuan segar

X : persentase bagian yang tetap

X : persentase bagian yang tetap

ada

ada

Y : bagian asal yang hilang

Y : bagian asal yang hilang

(Merrill, 1912) (Merrill, 1912) A A (B x (B x C) C) = X = X

(42)

Penelitian LINCK dan BLANK

(1923) ;

1.Inti padat  lapisan batuan paling dalam

2.Lapisan yang sedang mengalami pelapukan 3.Lapisan yang telah mengalami pelapukan

lanjut

4.Lapisan paling luar berupa tanah yang dihasilkan

Batuan andesit (lereng G. Halimun)

Batuan andesit (lereng G. Halimun)

mengalami

mengalami

Dekomposisi

Dekomposisi

4 lapisan (berbeda warna

4 lapisan (berbeda warna

dan susunan kimia) :

(43)

Hasil analisa kimia ; Kandunga Kandunga n n Senyawa Senyawa Kimia Kimia Laps I

Laps I Laps IILaps II Laps IIILaps III Laps IVLaps IV

Kada Kada r r % % mol mol Kada Kada r r % % mol mol Kada Kada r r % % mol mol Kada Kada r r % % mol mol Al Al22OO33 14,9414,94 100 100 0,146 0,146 21,3921,39 143 143 0,209 0,209 28,9828,98 139 139 0,284 0,284 29,6029,60 197 197 0,288 0,288 Fe Fe22OO33 7,937,93 100 100 0,050 0,050 16,4916,49 206 206 0,101 0,101 11,4111,41 142 142 0,071 0,071 16,9816,98 212 212 0,106 0,106 SiO SiO22 62,3062,30 100 100 1,030 1,030 59,7459,74 96 96 0,990 0,990 57,5357,53 93 93 0,904 0,904 32,4932,49 85 85 0,870 0,870 CaO CaO 6,846,84 100 100 0,121 0,121 20,2220,22 3 3 0,004 0,004 0,460,46 7 7 0,008 0,008 5,005,00 MgO MgO 3,183,18 100 100 0,079 0,079 0,920,92 29 29 0,023 0,023 0,450,45 14 14 0,011 0,011 0,370,37 11 11 0,009 0,009 K K22OO 1,871,87 100 100 0,020 0,020 0,390,39 20 20 0,004 0,004 0,330,33 20 20 0,004 0,004 0,130,13 7 7 0,001 0,001 Na Na22OO 2,272,27 100 100 0,036 0,036 0,340,34 14 14 0,005 0,005 0,390,39 17 17 6,096 6,096 0,200,20 8 8 0,003 0,003 Jumlah Jumlah 99,7899,78 100,47100,47 108,57108,57 100,73100,73 SiO SiO22 (Al

(44)

Rumus Perhitungan :

Rumus Perhitungan :

A = 100% - (% Al A = 100% - (% Al22OO33 + % Fe + % Fe22OO33) lapisan IV ) lapisan IV B = 100% - (% Al B = 100% - (% Al22OO33 + % Fe + % Fe22OO33) lapisan I) lapisan I (% Al(% Al22OO33 + % Fe + % Fe22OO33) lapisan IV) lapisan IV (% Al(% Al22OO33 + % Fe + % Fe22OO33) lapisan I) lapisan I

 XX = persentase bagian = persentase bagian

yang tetap adayang tetap ada 100 – X =

100 – X = YY

 YY = bagian yang hilang = bagian yang hilang

C = A A (B x (B x C) C) = = XX

(45)

CONTOH

CONTOH

A = 100% - (29,60 + 16,98)% = 43,42 % A = 100% - (29,60 + 16,98)% = 43,42 % B = 100% - (14,94 + 7,93)% = 77,13 % B = 100% - (14,94 + 7,93)% = 77,13 % 29,60+16,9829,60+16,98 14,94+7,9314,94+7,93  X = 25,58%X = 25,58% Y = 100%-25,58% = 74,42% Y = 100%-25,58% = 74,42%

Jadi bagian yang hilang adalah 74,42%

Jadi bagian yang hilang adalah 74,42%

C = = 2,22,2 A A (B x (B x C) C) = X = X

(46)

4 proses pelapukan (Polinov, 1937)

Phase I

hasil pelapukan kehilangan Cl dan S Phase II

hasil pelapukan kehilangan basa-basa Ca, Na, K dan Mg

Phase III

basa-basa hilang Al dan Si menjadi mobil Phase IV

hasil pelapukan berakhir sebagian besar terdiri atas seskuioksida

(47)

Hasil Pelapukan

1. Bahan sisa residu

Berasal dari pelapukan batuan

setempat (insitu) tanah tidak

mengandung bahan asing, dengan ciri bahannya tidak berlapis-lapis, susunan kimia ditentukan oleh bahan induk

setempat

2. Bahan terangkut

Bahan hasil pelapukan dipindahkan

dari tempat asalnya melalui gaya oleh air, angin, gravitasi dan es

(48)

a. Bahan terangkut oleh air

Endapan aluvial : terbentuk akibat banjir dengan sifat berlapis-lapis

Endapan lacustrin : terbentuk di dasar danau atau kolam dengan tekstur

beraneka

Endapan marine : terbentuk di dasar lautan dan banyak mengandung kuarsa b. Bahan terangkut oleh angin

Endapan puntuk pasir : terdapat di pantai dan kurang subur

Endapan loess : kadar debu tinggi, diendapkan masa pleistocen

(49)

c. Bahan terangkut oleh gravitasi

(Endapan Coluvial)

Timbunan batuan ke kaki lereng

secara lambat akibat gravitasi

d. Bahan terangkut oleh es

(50)

V. PROSES PERKEMBANGAN

TANAH

Pelapuka Pelapuka n n Batuan Batuan Induk Induk Tanah Tanah Bahan Bahan Induk Induk Tanah Tanah Tanah Tanah Perkembanga Perkembanga n n Tanah Tanah A.

A. Perkembangan Profil AzasiPerkembangan Profil Azasi

Mencakup proses-proses :

Mencakup proses-proses :

-Akumulasi bo Akumulasi bo  membentuk horison O membentuk horison O

-Eluviasi/pencucian Eluviasi/pencucian  membentuk horison membentuk horison

A

A

-Iluviasi/pengendapan Iluviasi/pengendapan  membentuk membentuk

horison B

horison B

(51)

a. Proses Pembentukan Horison O

Penimbunan bo di permukaan tanahBo terdekomposisi :

- Terhumifikasi  membentuk humus

- Termineralisasi  membentuk mineral; H2O; CO2; dan gas lain

Di daerah :

- humid tropik & sub tropik  CH & suhu tinggi  dekomposisi intensif  hor. O tidak tebal, mengandung garam

karbonat  pH tidak begitu masam

- humid sedang & dingin  suhu rendah

dekomposisi lamban  penimbunan

bo  hor. O tebal & masih mentah dengan pH masam

(52)

b. Proses Pembentukan Horison A

Sifat/karakteristik hor. A ditentukan : - Sifat larutan pencuci

- Sifat bahan tanah

Reagent Reagent Larutan Larutan Dari Dari Hor. O Hor. O Bahan Bahan Tanah Di Tanah Di Bawahnya Bawahnya Hor. A Hor. A Lapisan tanah Lapisan tanah Yang mengalami Yang mengalami pencucian pencucian Residu Residu (hor. (hor. Eluviasi) Eluviasi) Obyek Obyek Mencuci Mencuci

(53)

c. Proses Pembentukan Horison B

Materi hasil pencucian dari hor. A akan diendapkan ke lapisan bawah, pada

horison iluviasi/hor. B

Karakteristiknya sangat khas, karena

tempat akumulasi bahan-bahan organik halus, basa-basa, lempung & senyawa-senyawa lain dari atasnya

(54)

d. Diferensiasi Horison

Di bawah hor. B  hor. C yang merupakan bahan batuan induk yang telah lapuk, tapi belum mengalami perkembangan profil  horison batuan induk tanah (hor. C)

Lapisan paling bawah berupa batuan induk yang masih utuh  horison R

O

O  hor. organik hor. organik

A

A  hor. eluviasi/pencucian hor. eluviasi/pencucian

B

B  hor. hor.

iluviasi/pengendapan

iluviasi/pengendapan

R

R  hor. batuan induk hor. batuan induk

tanah

tanah

C

C  hor. bahan induk hor. bahan induk

tanah

tanah

Profil tanah yang berkembang lengkap

(55)

Jadi penyebab utama diferensiasi

horison adalah larutan tanah yang

membawa bahan-bahan dari

harioson O & horison A diendapkan

di horison B  larutan tanah

merupakan ajang dinamika proses

perkembangan tanah

(56)

B.

B. Perkembangan Profil KhususPerkembangan Profil Khusus

proses-proses khusus perkembangan proses-proses khusus perkembangan

tanah azasi

tanah azasi  akan terbentuk jenis- akan terbentuk

jenis-jenis tanah tertentu

jenis tanah tertentu

a. Latosolisasi/Laterisasi/Feralitisasi

CH & suhu tinggi (di daerah humid

tropik & sub tropik)  dekomposisi bo intensif  asam karbonat terbentuk  mampu mencuci hampir habis

basa-basa, silika & bo halus  residu berapa penimbunan oksida-oksida Fe, Al & Mn yang berwarna merah yang tebal (hor. B)

Tanah yang terbentuk latosol, laterit &

(57)

b. Podsolisasi/Silikasi

CH yang tinggi & suhu rendah dengan

vegetasi lebat (di daerah humid sedang dan dingin)  dekomposisi lambat  terbentuk larutan sangat masam  mencuci hampir semua unsur-unsur kecuali silika (berupa

kuarsa) sebagai residu yang berwarna pucat

Dihasilkan tanah podsol yang berwarna

pucat

c. Kalsifikasi

Proses penyebaran CaCO3 & MgCO3 dlm profilCH sedikit dengan vegetasi rumput/semak 

perkolasi air terbatas  air tidak mampu menghanyutkan semua kapur ke lapisan tanah basah

(58)

d. Gleisasi

Keadaan lembab & basah yang silih

berganti  terjadi proses redoks senyawa besi  kelarutan Ca, Mg & Mn tinggi

Terjadi tanah dengan warna kelabu kebiruan dengan beberapa

motling/bercak di sana-sini e. Hidromorfik

Keadaan yang selalu jenuh air (pada daerah rendah)  anaerob  proses reduksi

Kondisi yang selalu tereduksi

menghasilkan tanah hidromorfik dengan warna hampir seragam kelabu-biru

(59)

f.

f. Pembentukan Tanah GambutPembentukan Tanah Gambut

Topografi & iklim yang mendukung Topografi & iklim yang mendukung bo bo

segar lebih banyak dan dekomposisi

segar lebih banyak dan dekomposisi

lambat

lambat  pelonggokan bo yang sangat pelonggokan bo yang sangat

tebal

tebal  dibedakan 3 jenis tanah gambut : dibedakan 3 jenis tanah gambut :

1)

1) Gambut pantai yang ombrogenGambut pantai yang ombrogen 

tanah di hutan yang berawa-rawa

tanah di hutan yang berawa-rawa

2)

2) Gambut topogenGambut topogen  di daerah di daerah

cekungan di pegunungan

cekungan di pegunungan

3)

3) Gambut pegununganGambut pegunungan  bekas kawah bekas kawah

pegunungan yang menjadi paya-paya

(60)

g. Salinisasi & Desalinisasi

Di daerah kering & agak kering  CH

rendah & penguapan tinggi 

akumulasi garam-garam clorida, sulfat, nitrat & karbonat dari basa alkali &

alkali tanah di permukaan tanah 

terbentuk tanah garaman (solonchak)

Drainase tinggi  solonchak 

desalinisasi  tanah Chesnut h. Alkalisasi & Dealkalisasi

Proses menghasilkan pH tinggi karena

akumulasi garam karbonat & bikarbonat dengan Na  tanah solonetz

Jika drainase tinggi  terbentuk tanah

(61)

i. Alterasi

Merupakan proses pelapukan fisik

maupun kimia yang merupakan langkah awal dari pembentukan tanah

Terbentuk mineral-mineral baru hasil

rentetan proses perombakan,

pemindahan dan pembentukan senyawa baru

j. Lixifiasi

Proses pencucian lempung ke bawah,

tertimbun pada hor. B

Lempung menyumbat/menempati ruang

pori-pori atau menyelimuti (coating) butir-butir-butir tanah pada horizon B

(62)

VI. SIFAT FISIKA TANAH

• Tekstur

• Struktur

• Konsistensi

• Warna

• Temperatur

• Lengas

• Udara

(63)

A. TEKSTUR

Perbandingan relatif

partikel-partikel tanah, yaitu pasir debu,

dan lempung dalam suatu masa

tanah

Penggolongan tekstur tanah

didasarkan atas perbandingan

fraksi (golongan partikel tanah)

yang menyusunnya

Segitiga Klas Tekstur Tanah USDA

membagi 12 klas tektur dari yang

paling kasar (pasiran) sampai halus

(lempung)

(64)

Penetapan klas tekstur dapat

dilakukan secara kualitatif (di

lapangan) dan secara kuantitatif (di

laboratorium)

a. Kualitatif  dengan membasahi

tanah lalu dipijit-pijit

- pasir  terasa kasar dan tajam

- debu  terasa licin

- lempung  terasa liat dan lengket

b. Kuantitatif  dengan analisis

mekanik/granuler (lebih teliti) dan

dilakukan di laboratorium

(65)

Tanah bertekstur halus (lempung

tinggi) bersifat lengket, meyerap

air banyak sehingga sukar atau

berat untuk diolah  disebut

Tanah Berat, kebalikannya adalah

Tanah Ringan (pasir tinggi)

Tanah terbaik untuk pertanian

adalah Tekstur Sedang (tekstur

geluh)  tanah yang mempunyai

perbandingan pasir, debu, dan

(66)

Modified from : Agriculture and Agri-food Canada (2005)

(67)

0,002 0,002 0,050,05 0,50,5 2 2 mmmm Kerikil Kerikil Sangat Sangat Kasar Kasar Halus Halus Pasir Pasir Debu Debu Clay Clay Kasar Kasar Sedang Sedang Sangat Sangat Halus Halus 1 1 0,1 0,1 0,250,25 0,002 0,002 0,020,02 0,20,2 2 2 mmmm Kerikil Kerikil Kasar Kasar Halus Halus Pasir Pasir Debu Debu Lempung Lempung

Klasifikasi Fraksi Tanah

Klasifikasi Fraksi Tanah

1. Sistem Internasional

1. Sistem Internasional

2. Sistem USDA

(68)

Kadar P, K dan Ca pisahan fraksi tanah lapisan di AS

Kadar P, K dan Ca pisahan fraksi tanah lapisan di AS

Pisahan

Pisahan

Tanah yang dibentuk dari bahan

Tanah yang dibentuk dari bahan

Residua Residua l l Kristalin Kristalin Residual Residual Batu Batu Kapur Kapur Dataran Dataran Pantai

Pantai Glasial Glasial dan dan Loess Loess Arid Arid Pasir Pasir Debu Debu Lempun Lempun g g % P % P 0.03 0.03 0.10 0.10 0.31 0.31 0.12 0.12 0.10 0.10 0.16 0.16 0.03 0.03 0.10 0.10 0.34 0.34 0.07 0.07 0.10 0.10 0.38 0.38 0.08 0.08 0.10 0.10 0.20 0.20 Pasir Pasir Debu Debu Lempun Lempun g g % K % K 1.33 1.33 2.00 2.00 2.37 2.37 1.21 1.21 1.52 1.52 2.17 2.17 0.31 0.31 1.10 1.10 1.34 1.34 1.43 1.43 2.00 2.00 2.55 2.55 2.53 2.53 3.44 3.44 4.20 4.20 Pasir Pasir Debu Debu Lempun Lempun g g % Ca % Ca 0.36 0.36 0.59 0.59 0.67 0.67 8.75 8.75 7.83 7.83 7.08 7.08 0.05 0.05 0.14 0.14 0.39 0.39 0.91 0.91 0.93 0.93 1.92 1.92 2.92 2.92 6.58 6.58 5.73 5.73

(69)

B. STRUKTUR TANAH

Susunan ikatan partikel tanah satu sama

lain

PED : agregat terbentuk dengan sendirinya Clod : agregat terbentuk karena pengolahan

tanah

Pengamatan struktur tanah di lapang :

- Tipe struktur : bentuk & susunan agregat - Kelas struktur : ukuran agregat

(70)

Tipe Struktur

1. Lempeng

2. Tiang

3. Gumpal

4. Remah

5. Granulair

6. Berbutir

tunggal

7. Pejal (masif)

Prismati

Prismati

k

k

Kolumne

Kolumne

r

r

Bersudu

Bersudu

t

t

Membula

Membula

t

t

(71)

Granular Platy Blocky (Angular) (Subangular) Wedge Columnar Prismatic

Tipe Struktur

(72)
(73)

Kelas Struktur

- Sangat tipis  sangat tebal

- Sangat halus  sangat kasar

Derajat Struktur

-

Tak beragregat

-

Lemah

-

Sedang

(74)

Kelas Struktur

- Sangat tipis  sangat tebal

- Sangat halus  sangat kasar

Ukuran Lempeng Tiang/prisma Gumpal granularRemah/ Sangat halus < 1 mm < 10 mm < 5 mm < 1 mm halus 1 – 2 mm 10 – 20 mm 5 – 10 mm 1 – 2 mm Sedang 2 – 5 mm 20 – 50 mm 10 – 20 mm 2 – 5 mm Kasar 5 – 10 mm 50 – 100 mm 20 – 50 mm 5 – 10 mm Sangat kasar > 10 mm > 100 mm > 50 mm > 10 mm

(75)

Derajat Struktur

-Tak beragregat

butir-butir tunggal

terlepas-lepas

-Lemah

apabila struktur tersentuh

mudah hancur

-Sedang

agregat jelas terbentuk dan

masih dapat dipecahkan

-Kuat

agregatnya mantap dan jika

dipecahkan terasa agak sukar dan

berketahanan

(76)

Faktor-faktor yang mempengaruhi

struktur tanah :

1. Pembasahan & pengeringan

2. Pembekuan & pencairan

3. Aktivitas perakatan tanaman

4. Kation terjerap

5. Pengolahan tanah

6. Bahan organik

(77)

Struktur tanah yang dikehendaki

tanaman adalah struktur “REMAH”

karena perbandingan bahan padat

dan tuang pori kuranglebih seimbang

Tujuan pengolahan tanah adalah agar

mendapatkan struktur tanah dalam

bentuk, besar, dan ketahanan yang

dikenhendaki tanaman

(78)

C. KONSISTENSI TANAH

Derajat kohesi dan adesi partikel tanah

dan resistensi terhadap perubahan bentuk

Penentuan konsistensi tanah dapat dilakukan pada 3 fase keadaan : 1. Tanah Basah

kandungan air di atas kapasitas lapangan

a. Kelekatan  kekuatan melekat dengan benda lain :- tidak lekat

- agak lekat - lekat

(79)

b. Plastisitas  kemampuan tanah membentuk gulungan : - tidak plastis - agak plastis - plastis - sangat plastis 2. Tanah lembab

Kandungan air mendekati kapasitas

lapangan  kering angin :

- sangat gembur - sangat teguh

- gembur - luar biasa teguh

(80)

3. Tanah kering

Tanah dalam keadaan kering angin

- lepas - lunak

- agak keras - keras

(81)

D. WARNA TANAH

Salah satu sifat tanah yang mudah

silihat dan dapat menunjukkan sifat-sifat tanahnya

Bersifat tidak murni

Faktor yang mempengaruhi :

1. Kadar lengas & tingkat pengatusan 2. Kadar bahan organik

3. Kadar dan mutu mineral

Warna tanah berhubungan dengan daya

menyerap panas dari cahaya matahari Warna Hitam/gelap > menyerap panas

(82)

Warna tanah secara langsung dapat

dipakai :

- Menaksir tingkat pelapukan atau

proses pembentukan tanah

- Menilai kandungan bahan organik

- Menilai keadaan drainase

- Melihat adanya horison pencucian

dan horison pengendapan

- Menaksir banyaknya kandungan

(83)

Urutan warna tanah yang menunjukkan penurunan produktivitas tanah

Hitam – coklat – coklat karat – abu coklat – merah – abu-abu – kuning – putih

Warna

Warna Panjang gelombang, Panjang gelombang, λλ Lila Lila Biru Biru Hijau Hijau Kuning Kuning Jingga Jingga Merah Merah 0.38 – 0.45 0.38 – 0.45 0.45 – 0.49 0.45 – 0.49 0.49 – 0.57 0.49 – 0.57 0.57 – 0.60 0.57 – 0.60 0.60 – 0.62 0.60 – 0.62 0.62 – 0.75 0.62 – 0.75

Panjang gelombang cahaya yang tampak

Panjang gelombang cahaya yang tampak

oleh mata

(84)

Penetapan warna tanah dengan

“Munsell Soil Color Charts”

Dikenal parameter warna :

Hue : warna utama tanah/yang

merajai berkas cahaya yang terlihat

Ex. 5R, 7.5R, 10R, 2.5YR, 5YR, dst

Value : derajat terangnya

warna/kisaran dari putih (9/10) ke

hitam (nilai 1 atau 0)

Chroma : intensitas warna atau

perubahan kemurnian warna dari

kelabu netral atau putih

(85)

Hue Spectrum

“The Rainbow”

(86)

Value Spectrum

“Light to Dark”

(87)

Chroma Spectrum

“Intensity”

0

1

(88)

Ex. Penyebutan warna tanah

dengan “Munsell”

7.5YR 3/2 (w)  dark brown (wet)

7.5YR 5/4 (m)  brown (moist)

7.5YR 6/4 (d)  light brown (dry)

Hue

Hue ValueValue ChromChrom a

(89)
(90)

E. TEMPERATUR

Berpengaruh pada proses pelapukan

dan penguraian bahan induk,

reaksi-reaksi kimia dan berpengaruh

langsung pada pertumbuhan tanaman

Ex.

Perkecambahan jati

> 30

O

C

Perkecambahan jagung optimum + 38

O

C

Nitrifikasi optimum + 30

O

C

Umbi kentang 16 – 21

O

C

Jasad hidup tanah 18 – 30

O

C

(91)

Sumber panas : panas matahari

yang menyinari bumi

Kapasitas tanah mengikat panas

dipengaruhi :

- Besar sudut datang

- Letak garis lintang

- Tinggi dari muka laut

- Agihan (distribusi) lahan dari

perairan

(92)

G. TATA AIR DAN UDARA TANAH

Erat hubunganya dengan

penyebaran pori dalam tanah

Berdasarkan ukuran :

- Pori tak berguna (Ø < 0.2 µ)  air

tidak tersedia

- Pori berguna (Ø > 0.2 µ  0.2 –

8.6 µ)  air tersedia

- 8.6 – 30 µ pori drainase lambat

(air tersedia)

- > 30 µ  pori drainase cepat (air

(93)

Lingkaran Pergerakan Air Air atmosfer Air atmosfer Presipitas Presipitas i i Pengembunan Pengembunan & penjerapan & penjerapan Infiltrasi Infiltrasi Air limpas Air limpas permukaan permukaan (run off)

(run off) Lengas tanahLengas tanah Tanaman Tanaman Transpirasi Transpirasi Penguapan Penguapan (evaporasi) (evaporasi) Larutan Larutan Perkolasi Perkolasi Aliran sungai Aliran sungai Air bumi Air bumi (ground (ground water) water) Rembesa Rembesa n ke n ke samping samping

(94)

Kekuatan pengikatan air oleh tanah dinyatakan dalam :

1. Atmosfer (atm)

2. Tinggi kolom air (cm)

1 atm = 1033.6 cm air

3. pF (free energy) = log tinggi kolom air Nilai pF 0 – 7

pF 0  tanah jenuh air

pF  tanah kering mutlak

Air yang tersedia bagi tanaman :

(95)

Keadaan Air Tanah

1. Air Adhesi

Air adhesi ini merupakan

selaput tipis (film air) yg

menyelimuti butir tanah tapi

bukan merupakan cairan,

jumlahnya paling sedikit dan

tidak tersedia bagi tanaman.

Nilai pF nya hampir 7,0

(96)

2. Air Higroskopis

• Air ini juga bukan berupa cairan,

merupakan selaput tipis (film

air) yang menyelimuti agregat

tanah, tebalnya kira-kira 15 – 20

molekul air, tidak tersedia bagi

tanaman. Nilai pF - nya 4,5 – 7,0

(97)

3. Air Kapiler

• Air kapiler ini dibagi ke dalam

dua keadaan yaitu :

1. Kapasitas Lapangan (KL)

2. Keadaan Titik Layu Permanen

(TLP)

(98)

Kapasitas Lapangan

• Keadaan air pada kapasitas lapangan adalah air

dalam tanah sesudah air gravitasi turun sama sekali.

Dicapai pada saat tanah yang jenuh air karena hujan lebat atau irigasi kemudian dibiarkan

selama 48 jam sehingga air gravitasi sudah turun sama sekali.

Keadaan ini air dalam tanah tersedia bagi

tanamannm dlm keadaan paling banyak, pori makro terisi udara pori mikro (kapiler) terisi air. Kekuatan yg menahannya sebesar ⅓ atm atau pF nya 2,54.

(99)

Nilai Kapasitas Lapangan

Nilai Kapasitas Lapangan

tergantung :

tergantung :

-

Tekstur

Tekstur

-

Struktur

Struktur

-

Bahan organik

Bahan organik

-

Jenis koloid

Jenis koloid

-

Macam kation pada koloid

Macam kation pada koloid

Na > K > Mg > Ca

(100)

Titik layu permanen

• Disebut juga Koefisien Layu,

merupakan kandungan air tanah yang paling sedikit, akar tanaman tidak

mampu menyerapnya sehingga

tanaman mulai layu kemudian mati. Air ini ditahan oleh tanah dengan

(101)

Klasifikasi lengas tanah

Klasifikasi lengas tanah pF pF Air penyusun dan air antar lapis

Air penyusun dan air antar lapis > 7.0> 7.0 Air higroskopis Air higroskopis 7.0 – 4.57.0 – 4.5 Air kapiler Air kapiler 4.5 – 2.54.5 – 2.5 Air gravitasi Air gravitasi 2.5 – 0.02.5 – 0.0 Air bumi (ground water)

Air bumi (ground water) bebas bebas tegangan

(102)

Keadaan Air Tanah

Zarah

Zarah

Tanah

Tanah

Lengas Lengas Higroskopi Higroskopi s s Air Kapiler Air Kapiler Titik layu

Titik layu Kapasitas Kapasitas lapangan lapangan Mengalir Mengalir karena karena gravitasi gravitasi 10.000 10.000 atm atm pF 7.0 pF 7.0 31 31 atm atm 4.5 4.5 15 15 atm atm 4.2 4.2 1/3 1/3 atm atm 2.54 2.54 Air Air adhesi adhesi

(103)

Tinggi Tinggi satuan satuan kolom ari kolom ari Log tinggi Log tinggi kolom air (pF)

kolom air (pF) atmatm

10 10 100 100 346 346 1.000 1.000 10.000 10.000 15.849 15.849 31.623 31.623 100.000 100.000 1.000.000 1.000.000 10.000.000 10.000.000 1 1 2 2 2.53 2.53 3 3 4 4 4.18 4.18 4.5 4.5 5 5 6 6 7 7 0.01 0.01 0.10 0.10 1/3 1/3 1 1 10 10 15 15 31 31 100 100 1.000 1.000 10.000 10.000 Air Air tersedi tersedi a a ( (Brady, Brady, 1974 1974))

(104)

Permeabilitas

Laju pergerakan suatu zat cair melalui media berpori (konduktivitas hidrolika) Aliran jenuh air : sebagian besar pori-pori

diisi oleh air, ini terjadi di dalam zona air bumi atau kadangkala setelah hujan

lebat atau selama irigasi

Air dalam kondisi ini bebas tegangan Laju aliran jenuh :

pasir > geluh > lempung

Aliran tidak jenuh : pori-pori hanya

sebagian saja berisi air, air dipengaruhi tegangan

(105)

Kelas Permeabilitas tanah

Keterangan Laju Permeabilitas cm/jam Simbol angka Sangat Lambat < 0,13 1 Lambat 0,13 – 0,51 2 Agak Lambat 0,51 – 2,00 3 Sedang 2,00 – 6,35 4 Agak Cepat 6,35 – 12,70 5 Cepat 12,70 – 25, 40 6 Sangat Cepat > 25,40 7

(106)

E. UDARA TANAH

Udara tanah menempati pori-pori makro antara agregat-agregat sekunder tanah Udara tanah penting bagi pernafasan akar

tanaman dan kegiatan jasad hidup tanah Udara tanah berbeda dengan udara

atmosfer dalam hal :

- Udara tanah mengandung uap air > - O2 < ; CO2 >

- Udara tanah tidak selalu menempati pori

makro tapi silih bergnati dengan lengas tanah dan berasal dari atmosfer, proses kimia atau dari kegiatan biologi tanah

(107)

Komposisi Udara Tanah

Tergantung dari proses biologi serta

sukar mudahnya tukar menukar dengan udara atmosfer

Contoh udara tanah sawah yang bebas air

Gas-gas di lapis

Gas-gas di lapis

olah

olah volume udara tanahvolume udara tanahKadar terhadap % Kadar terhadap % N N22 O O22 CO CO22 CH CH44 H H22 75 – 11 75 – 11 2.8 – 0 2.8 – 0 2 – 20 2 – 20 17 – 73 17 – 73 0 – 2.2 0 – 2.2

(108)

Faktor-faktor yang mempengaruhi

komposisi udara tanah :

-

Iklim

-

Sifat tanah seperti tekstur, struktur,

tinggi permukaan air tanah

-

Sifat tanaman

Keterdapatan tanaman mengurangi

kadar O

2

dan menambah CO

2

, bo

dan kegiatan jasad renik CO

2

> (jika

(109)

KIMIA TANAH

ILMU DASAR UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN UNSUR HARA TERHADAP TANAMAN.

MEMPELAJARI SESUATU YANG DIHUBUNGKAN

DENGAN REAKSI-REAKSI YANG TERJADI PADA PERMUKAAN KOLOID TANAH DAN BAHAN KIMIA YANG LARUT, INTERAKSI KOLOID TANAH DENGAN pH TANAH.

(110)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil menunjukkan pada perlakuan umur kelapa sawit berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter, pada perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap tingi tanaman pada 5

[r]

Hasil menunjukkan pada perlakuan umur kelapa sawit berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter, pada perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap tingi tanaman pada 5

[r]

Dengan terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Palu, maka untuk dayaguna dan hasilguna dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan serta

1. Penilaian dan pengakuan dari masyarakat internasional bahwa Indonesia peduli terhadap masalah lingkungan hidup dunia, yang menyangkut bidang keanekaragaman hayati, dan

Saya seorang perempuan berusia 28 tahun, lulus universitas dan meraih gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis (S.E.B) pada tahun 2008 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University