ILMU TANAH
MATERI KULIAH
1. PENDAHULUAN
2. PENGERTIAN TANAH
3. BAGIAN-BAGIAN PENYUSUN TANAH 4. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK TANAH
5. MINERALOGI DAN PELAPUKAN BAHAN INDUK 6. PROSES PERKEMBANGAN TANAH
7. TANAH-TANAH UTAMA DI INDONESIA 8. SIFAT FISIKA TANAH
TEKSTUR, STRUKTUR, KONSISTENSI, WARNA TANAH TEMPERATUR, UDARA TANAH, AIR TANAH DAN
PERMEABILITAS TANAH
9. KOLOID TANAH DAN MINERALOGI LEMPUNG
10. REAKSI TANAH DAN SIFAT SANGGAHAN TANAH 11. PERTUKARAN KATION
BAHAN PUSTAKA
DASAR-DASAT ILMU TANAH
Ir. SLAMET MINARDI MP DAN Ir. SUTOPO, MP
ILMU TANAH
Dr. Ir. SARWONO HARDJOWIGENO TAHUN 1992
DASAR-DASAR ILMU TANAH KONSEP DAN KENYATAAN.
Pendahuluan
Manusia
Kualitas
Kualitas
Tanah
Tanah
Permasalah
Permasalah
an Tanah
an Tanah
- Kesuburan TanahKesuburan Tanah - Tumbuh- Tumbuh-tumbuhan tumbuhan - HewanHewan
ILMU
ILMU
TANAH
TANAH
Ilmu yang memperlajari tentang sifat-Ilmu yang memperlajari tentang
sifat-sifat tanah secara umum yang dibagi
sifat tanah secara umum yang dibagi
menjadi 2
ILMU
TANAH
PEDOLOG
PEDOLOG
I
I
EDA
EDA
F
F
OLOG
OLOG
I
I
Ilmu tanah yang Ilmu tanah yang
mempelaja
mempelajarri tanah sebagai i tanah sebagai suatu bagian dari alam yang
suatu bagian dari alam yang
berada di permukaan bumi
berada di permukaan bumi
yang menekankan hubungan
yang menekankan hubungan
antara tanah itu sendiri
antara tanah itu sendiri
dengan faktor pembentuknya
dengan faktor pembentuknya
Ilmu tanah yang mempelajari tanah Ilmu tanah yang mempelajari tanah
sebagai suatu alat produksi pertanian
sebagai suatu alat produksi pertanian
yang menekankan hubungan antara
yang menekankan hubungan antara
tanah dengan tanaman
I. PENGERTIAN TANAH
Tanah Tanah sebagai Alat sebagai Alat Produksi ProduksiMedia tumbuh alam bagi
Media tumbuh alam bagi
tanaman di permukaan
tanaman di permukaan
bumi
bumi
GURUN BUKAN
GURUN BUKAN
TANAH ?
TANAH ?
Tanah
Tanah adalah laboratorium kimia dari adalah laboratorium kimia dari alam dimana terjadi penguraian kimia
alam dimana terjadi penguraian kimia
dan reaksi sintesis secara tersembunyi
dan reaksi sintesis secara tersembunyiJJ Berzelius (1803) – ahli JJ Berzelius (1803) – ahli kimia
kimia
Tanah
Tanah dianggap tabung reaksi dimana dianggap tabung reaksi dimana
seseorang dapat mengetahui jumlah dan
seseorang dapat mengetahui jumlah dan
jenis hara tanaman
Tanah
Tanah sebagai bahan yang lepas dan sebagai bahan yang lepas dan merupakan akumulasi dan campuran
merupakan akumulasi dan campuran
berbagai bahan terutama unsur Si,
berbagai bahan terutama unsur Si, AAl, Ca, l, Ca, Mg, Fe dan unsur lainnya
Mg, Fe dan unsur lainnya AD Thaer (1909) – ahli fisika AD Thaer (1909) – ahli fisika bumi
bumi
Tanah
Tanah sebagai hasil pelapukan oleh sebagai hasil pelapukan oleh
waktu yang mengikis batuan keras dan
waktu yang mengikis batuan keras dan
lambat laun akan terjadi dekomposisi
lambat laun akan terjadi dekomposisi
menjadi masa tanah yang kompak
menjadi masa tanah yang kompakFriedrich Fallou (1855) – ahli Friedrich Fallou (1855) – ahli geologi
geologi
Tanah
Tanah adalah lapisan hitam tipis yang adalah lapisan hitam tipis yang menutupi bahan padat bumi yang
menutupi bahan padat bumi yang
merupakan partikel kecil yang mudah
merupakan partikel kecil yang mudah
remah, sisa vegetasi dan hewan, dimana
remah, sisa vegetasi dan hewan, dimana
tumbuhan bertempat kedudukan,
tumbuhan bertempat kedudukan,
berakar, tumbuh dan berbuah
Tanah
Tanah adalah bahan yang gembur dan adalah bahan yang gembur dan lepas dimana tumbuhan dapat
lepas dimana tumbuhan dapat
memperoleh tempat hidup berkat adanya
memperoleh tempat hidup berkat adanya
zat hara serta syarat lain untuk tumbuh
zat hara serta syarat lain untuk tumbuhEW Hilgard (1906)EW Hilgard (1906)
Tanah
Tanah sebagai campuran bahan padat sebagai campuran bahan padat berbentuk tepung, air dan udara, yang
berbentuk tepung, air dan udara, yang
karena mengandung zat hara dapat
karena mengandung zat hara dapat
menumbuhkan tumbu-tumbuhan
menumbuhkan tumbu-tumbuhanAlfred Mitscherlich (1920) – ahli Alfred Mitscherlich (1920) – ahli fisiologi
Pengertian tanah dihubungkan dengan
Pengertian tanah dihubungkan dengan
iklim dan lingkungan tumbu
iklim dan lingkungan tumbuhh-tumbuhan -tumbuhan dan dapat digambarkan sebagai zone
dan dapat digambarkan sebagai zone
geografi yang luas dalam skala peta
geografi yang luas dalam skala peta
dunia
dunia
VV Dokuchaev (1900)
VV Dokuchaev (1900)
Tanah
Tanah adalah ba adalah banngunan alam tersusun gunan alam tersusun atas horizon-horizon yang terdiri atas
atas horizon-horizon yang terdiri atas
bahan yang berbeda-beda dan dapat
bahan yang berbeda-beda dan dapat
dibedakan dari bahan-bahan di bawahnya
dibedakan dari bahan-bahan di bawahnya
dalam hal morfologi, sifat dan susunan
dalam hal morfologi, sifat dan susunan
fisik, kimia dan biologinya
fisik, kimia dan biologinya
Unsur fisika, kimia, biologi dan Unsur fisika, kimia, biologi dan
morfologi dilibatkan dalam pengertian ini
morfologi dilibatkan dalam pengertian ini
Jacop S Joffe (1949)
Pengertian Tanah
Pengertian Tanah adalah suatu benda adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit
alami yang terdapat di permukaan kulit
bumi, yang tersusun dari bahan mineral
bumi, yang tersusun dari bahan mineral
sebagai hasil pelapukan bebatuan dan
sebagai hasil pelapukan bebatuan dan
bahan organik seb
bahan organik sebaagai hasil pelapukan gai hasil pelapukan sisa-sisa tanaman dan hewan, yang
sisa-sisa tanaman dan hewan, yang
mampu menumbuhkan tanaman dan
mampu menumbuhkan tanaman dan
memiliki sifat tertentu sebagai akibat
memiliki sifat tertentu sebagai akibat
pengaruh iklim, jasad hidup yang
pengaruh iklim, jasad hidup yang
bertindak terhadap bahan induk dalam
bertindak terhadap bahan induk dalam
keadaan wilayah tertentu selama jangka
keadaan wilayah tertentu selama jangka
waktu tertentu
waktu tertentu
Jadi
Tanah dari sudut pertanian alat
produksi produk tanaman
peranan tanah sebagai alat produksi :peranan tanah sebagai alat produksi :
1.
1. Melayani tanaman sebagai tempat Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu
berpegang dan bertumpu
2.
2. Menyediakan unsuMenyediakan unsurr-unsur mineral (unsur -unsur mineral (unsur hara)
hara)
3.
3. Memberikan air dan melayani persediaan Memberikan air dan melayani persediaan air
air
4.
Gambaran Vertikal Tanah
dan Lapisan-lapisan Tanah
(Profil Tanah)
Profil tanah penampang vertikal tanah yang menunjukkan susunan horizon
tanah yang terdiri dari solum tanah dan bahan induk tanah
Horison tanah lapisan-lapisan tanah
yang berbeda dalam susunan fisika dan kimia yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah sebagai akibat dari proses perkembangan tanah
Pedon satuan individu terkecil dalam tiga dimensi dari suatu tanah
Regolit bahan-bahan lepas (termasuk tanah) di atas batuan keras
Solum tanah horizon tanah di atas batuan induk yang terdiri dari horison O, horizon A dan horizon B
Kedalaman ekfetif tanah kedalaman
tanah yang masih dapat ditembus dengan akar tanaman
Top soil lapisan tanah yang paling atas yang biasanya mengandung bahan
organik dan berwarna gelap dan subur
dengan tebal sampai dengan 25 cm yang sering disebut lapisan olah tanah
Sub soil lapisan bawah permukaan
dengan sedikit bahan organik (kurang subur) dan lebih tebal dari top soil
Nama Horison Nama Lama Nama Baru Keterangan
O O Horison Organik (Kadar BO > 20%)
O1 Oi, Oe Tingkat dekomposisi kasar ( i = fibrik, e = hemik)
O2 Oe, Oa Tingkat dekomposis halus ( e = hemik, a = saprik)
A1 A Horison mineral permukaan campuran dng BO
A2 E Horison eluviasi (pencucian) maksimum
A3 AB Peralihan A1 (A) ke B (lebih menyerupai A1 (A)
EB Peralihan A2 (E) ke B (lebih menyerupai A2 (E)
B1 BA Peralihan A1 (A) ke B (lebih menyerupai B
BE Peralihan A2 (E) ke B (lebih menyerupai B
B2 B Horison iluviasi (penimbunan) maksimum
B3 BC Peralihan dari B ke C, lebih menyerupai B
CB Peralihan dari B ke C, lebih menyerupai C
C C Bahan induk tanah , lunak (belum ada proses perkembangan)
II. BAGIAN-BAGIAN PENYUSUN
TANAH, TANAH MINERAL DAN
TANAH ORGANIK
Bahan Mineral Bahan Mineral 45 % 45 % Air Air 25 % 25 % Udara Udara 25 % 25 % BO BO 5 % 5 % Atmosfer Atmosfer Hidrosfer Hidrosfer Biosfe Biosfe r r Litosfer LitosferTanah
Sistem kompleks dan dinamis Udara tanahUdara tanah menempati ruang pori makro menempati ruang pori makro untuk pernafasan akar tanaman dan
untuk pernafasan akar tanaman dan
mikrobia
mikrobiaAir tanahAir tanah mengandung senyawa asam dan mengandung senyawa asam dan
basa yang dapat menguraikan dan
basa yang dapat menguraikan dan
melarutkan mineral tanah
melarutkan mineral tanah
Lempung dan humus sebagai gudang
Lempung dan humus sebagai gudang
penyimpanan dan pelepasan unsur hara
penyimpanan dan pelepasan unsur hara
tanaman
Tanah Organik dan Tanah
Mineral
Tanah organik/Histosol/Gambut/Organosol
Tanah dengan kandungan bahan
organiknya lebih dari 20 %
Terbentuk karena proses penguraian
LEBIH LAMBAT dibanding penimbunan
Terjadi di daerah dengan DRAINASE
BURUK yang selalu tergenang air
sehingga hanya mikrobia anaerab yang menguraikan bahan organik
Misal di daerah rawa pasang surut
Bersifat pH rendah, unsur hara rendah,
Tanah mineral tanah yang
kandungan bahan organiknya
kurang dari 20 % atau kandungan
mineralnya lebih dari 80 %
• Kadar Lengas Tanah
• Lengas tanah adalah air yang terikat
oleh berbagai gaya, misalnya gaya
ikat matrik, osmosis dan kapiler.
III. FAKTOR-FAKTOR
PEMBENTUK TANAH
Tanah
f (Iklim, Jasad Hidup, Bentuk Wilayah, Bahan Induk,
f (Iklim, Jasad Hidup, Bentuk Wilayah, Bahan Induk,
Waktu) Waktu) Faktor Faktor Pasif Pasif Faktor Faktor Aktif
AktifProses Pembentukan TanahProses Pembentukan Tanah
Pelapuka
Pelapuka
n
Pelapukan Pelapukan
Berubahnya bahan penyusun batuan menjadi Berubahnya bahan penyusun batuan menjadi
bahan penyusun tanah (Geologi Destruktif) bahan penyusun tanah (Geologi Destruktif)
Contoh : batuan feldsfat
Contoh : batuan feldsfat mineral lempung mineral lempung
batuan besar batuan besar kerikil kerikil
Perkembangan Profil Perkembangan Profil
Terbentuknya lapisan tanah yang disebut Terbentuknya lapisan tanah yang disebut
horizon yang merupakan salah satu ciri suatu horizon yang merupakan salah satu ciri suatu
jenis tanah (Pedologis Kreatif) jenis tanah (Pedologis Kreatif)
Contoh : terbentuknya horizon tanah akibat Contoh : terbentuknya horizon tanah akibat
proses pencucian dan pengendapan proses pencucian dan pengendapan
Iklim
TemperaturTemperatur Curah Curah
hujan hujan Perbedaan temperatur Perbedaan temperatur yang besar yang besar menimbulkan menimbulkan pelapukan fisik. pelapukan fisik. penguraian mineral penguraian mineral
secara kimia dan secara kimia dan
memperbesar memperbesar evapotranspirasi evapotranspirasi Penguraian Penguraian mineral dan bahan mineral dan bahan organik yang organik yang menimbulkan menimbulkan pencucian pencucian (eluviasi) dalam (eluviasi) dalam tanah tanah
Berdasarkan Curah Hujan
Arid
(Curah Hujan Rendah)
Humid Humid (Curah Hujan (Curah Hujan Tinggi) Tinggi) Kurang Kurang Subur Subur
- mempercepat proses mempercepat proses
penghancuran kimia penghancuran kimia
- vegetasi lebatvegetasi lebat
- bahan organik tinggibahan organik tinggi - pelapukan intensifpelapukan intensif
Klimosekwen
Klimosekwen
Hubungan antara pembentukan jenis Hubungan antara pembentukan jenis
tanah akibat pengaruh iklim
tanah akibat pengaruh iklim
Profil tanah
Profil tanah
dalam
Jasad Hidup
Proses pembentukan Proses pembentukan tanah tanah - VegetasiVegetasi- Jasad makroJasad makro - Mikrobia Mikrobia
tanah
tanah
- ManusiaManusia
Sumber bo
Sumber bo berkedudukan berkedudukan
tetap dan waktu tetap dan waktu lama
lama
Pengurai bahan organik Pengurai bahan organik
Pembentuk tanah Pembentuk tanah
Batuan Induk
Tekstur batuan induk dan sifat asam basa
Tekstur batuan induk dan sifat asam basa
Mudah
Mudah atau atau susulitlitnya pelapukan mineralnya pelapukan mineral Olivin Olivin Ca-Plagioklas Ca-Plagioklas Na-Plagioklas Plagioklas K-Feldspat K-Feldspat Muscovit Muscovit Kwars Kwars a a Biotit Biotit Hornblend Hornblend e e Piroksin Piroksin Muda Mudahh Lapuk Lapuk Sukar Sukar Lapuk
Lithosekwen Penyebaran jenis
tanah karena pengaruh batuan induk
Misal
Misal
Di daerah iklim tropika :
Di daerah iklim tropika :
-
Batuan induk volkan andesit
Batuan induk volkan andesit
latosol
latosol
-
Batuan induk pasir kuarsa
Batuan induk pasir kuarsa
podsolik merah kuning
Bentuk Wilayah
Datar
Datar BerombakBerombakBergelombangBergelombang BerbukiBerbuki t t Bergunun Bergunun g g
Berpengaruh pada Berpengaruh pada Pergerakan AirPergerakan Air
Contoh
Contoh
BI pasir kuarsa
BI pasir kuarsa bergelombang bergelombang Podsolik Podsolik Merah Kuning
Merah Kuning
datar datar hidromorf hidromorf
BI Volkan andesit
BI Volkan andesit datar datar Latosol Latosol
bergelombang bergelombang Latosol Latosol
merah kecoklatan merah kecoklatan
berbukit berbukit Latosol coklat Latosol coklat
bergunung bergunung Andosol Andosol
Toposekwen
Toposekwen hub pembentukan jenis hub pembentukan jenis
tanah akibat pengaruh
tanah akibat pengaruh
bentuk wilayah
Waktu
Tergantung batuan induk, iklim,
jasad hidup dan bentuk wilayah
Misal :
Di daerah tropika dengan curah
hujan, temperatur tinggi & vegetasi
lebat maka pembentukan tanah
perlu 50 tahun
Bahan induk abu volkan hanya perlu
14 tahun
Fase pembentukan tanah (menurut MOHR) 1. Taraf Permulaan
BI baru mengalami pelapukan & belum ada
perkembangan profil 2. Taraf Juvenil
Proses perkembangan profil mulai berjalan
3. Taraf Viril
Proses perkembangan dalam saat
optimum 4. Taraf Senil
Proses perkembangan sudah lanjut
5. Taraf Terakhir
IV. MINERALOGI DAN
PELAPUKAN BAHAN INDUK
Mineralogi BI
- Mineral Primer
Mineral penyusun batuan dengan ukuran
debu/pasir (0,002 – 1,00 mm)
Misal : feldspar, amfibol, piroksin, kuarsa dll
- Mineral Sekunder
Mineral primer yang telah lapuk secara fisik, kimia
& biologi membentuk koloid dengan ukuran < 0,002 mm & bersifat aktif
Misal : lempung kaolinit, montmorilonit, illit, mika & limonit
- Mineral Asesoria
Mineral yang tahan pelapukan & bergabung
dengan kuarsa atau campuran bermacam mineral Misal : apatit, magnetit, zircon dan pirit
- Golongan Mineral bukan Silikat
Oksida-oksida, hidroksida-hidroksida, sulfat,
klorida, karbonat dan fosfat dengan struktur yang sederhana
- Golongan Mineral Silikat
Mempunyai struktur yang komplek dengan
satuan utamanya (A) “silica-oksigen
tetrahedron” 1 ion Si dikelilingi oleh 4 ion oksigen. Yang penting dalam struktur
tetrahedron ini adalah penggantian ion Si oleh Al yang disebut “pergantian isomorfik” yang menyebabkan ketidakseimbangan muatan
listrik yang akan mengikat Na, K, Mg dan Fe. Satuan lain (B) adalah “alumunium hidroksil octahedron” yang tersusun 1 ion Al; dikelilingi oleh grup hidroksil
SILIKAT-TETRAHEDRAL
TERDIRI 1 ATOM Si DIKELILINGI 4 ATOM O
ALUMINIUM-OKTAHEDRAL
TERDIRI 1 ATOM Al
DIKELILINGI 6 ATOM OH ATAU HIDROKSIL OH -OH -OH -OH- OH -OH -OH -OH- OH -OH -OH -OH
-Batuan dibedakan menjadi :
1. Batuan Beku
terbentuk karena magma yang
membeku
Batuan
Batuan
beku
beku Jenis batuan Jenis batuan
Batuan
Batuan
beku atas
beku atas Lipari Lipari t t Trachi Trachi t t Dasit
Dasit AndesAndes it it Basal Basal t t Pikrit Pikrit Batuan Batuan beku gang
beku gang GranitGranit SienitSienit Diorit, Diorit, kuars
kuars
a
a
Diorit
Diorit GabrGabr o o Batuan Batuan beku beku dalam dalam Granit
Granit SienitSienit DioritDiorit , , kuars kuars a a Diorit
Diorit GabrGabr o
o PeridotitPeridotit
Sifat
2. Batuan Sedimen
Batuan endapan tua
a. Batuan Gamping
endapan laut, sebagian besar
terdiri kalsit dan dolomit
b. Batu Pasir
banyak mengandung pasir kuarsa
c. Batu Konglomerat & Breksi
macam-macam mineral
d. Batu Liat
Kadar lempung tinggi
3. Batuan Metamorfose
Berasal dari batuan beku atau
sedimen yang karena tekanan dan
suhu tinggi berubah menjadi jenis
lain
Misal : kuarsit dari batu pasir,
marmer dari batu kapur, mika
dengan lembar halus, granit
dengan lembar kasar
Proses Pelapukan
1. Pelapukan Fisik
Pemecahan batuan menjadi ukuran yang lebih kecil tanpa perubahan kimia yang disebabkan perbedaan temperatur, angin atau gerakan air
2. Pelapukan Kimia
Pelunakan batuan & penguraian mineral penyusunnya yang diikuti dengan
pembentukan mineral baru atau mineral sekunder melalui proses
hidrasi-dehidrasi, oksidasi, reduksi, hidrolisis dan pelarutan
a. Hidrasi : molekul air terikat oleh senyawa tertentu sehingga mineral menjadi lunak dan meningkat daya larutnya
CaSO4 + H2O CaSO4.2H2O
b. Dehidrasi : hilangnya molekul air oleh senyawa tertentu sehingga terjadi
perubahan volume sehingga
mempercepat proses disintegrasi c. Oksidasi : muatan listrik negatif
berkurang sehingga terjadi perubahan
ukuran dan muatan maka mineral mudah hancur (terjadi jika cukup oksigen),
penting untuk mineral yang mengandung besi seperti biotit, glaukonit, hornblende dan piroksin
-d. Reduksi : penambahan elektron (tidak ada oksigen) dari besi feri menjadi fero yang mudah bergerak (mobil)
Fe+++ + e- Fe++
e. Hidrolisis : penggantian kation dalam struktur kristal oleh hidrogen sehingga struktur kristal rusak dan hancur
K Al Si3 O8 + H+ H Al Si3 O8 + K+
f. Pelarutan : terjadi pada garam sederhana
Misal : Karbonat, klorida dll CaCO3 + 2 H+ H2CO3 + Ca++
3. Pelapukan Biologi
Pelapukan dan penguraian batuan oleh hewan dalam tanah
Ex. rayap, semut, cacing, tanaman, mikrobia dan hewan lainnya
Tiga proses pelapukan yang
Tiga proses pelapukan yang
be
be
r
r
langsung bersama-sama
langsung bersama-sama
menghasilkan mineral sekunder
menghasilkan mineral sekunder
yang tersusun atas mineral
yang tersusun atas mineral
lempung, seskuioksida, humus dan
lempung, seskuioksida, humus dan
senyawa lainnya
Hasil Umum Pelapukan
100 – X = Y
A : bagian yang tertinggal
A : bagian yang tertinggal
B : batuan segar semula
B : batuan segar semula
C : hasil bagi seskuioksida sisa
C : hasil bagi seskuioksida sisa
bahan dibagi seskuioksida
bahan dibagi seskuioksida
batuan segar
batuan segar
X : persentase bagian yang tetap
X : persentase bagian yang tetap
ada
ada
Y : bagian asal yang hilang
Y : bagian asal yang hilang
(Merrill, 1912) (Merrill, 1912) A A (B x (B x C) C) = X = X
Penelitian LINCK dan BLANK
(1923) ;
1.Inti padat lapisan batuan paling dalam
2.Lapisan yang sedang mengalami pelapukan 3.Lapisan yang telah mengalami pelapukan
lanjut
4.Lapisan paling luar berupa tanah yang dihasilkan
Batuan andesit (lereng G. Halimun)
Batuan andesit (lereng G. Halimun)
mengalami
mengalami
Dekomposisi
Dekomposisi
4 lapisan (berbeda warna
4 lapisan (berbeda warna
dan susunan kimia) :
Hasil analisa kimia ; Kandunga Kandunga n n Senyawa Senyawa Kimia Kimia Laps I
Laps I Laps IILaps II Laps IIILaps III Laps IVLaps IV
Kada Kada r r % % mol mol Kada Kada r r % % mol mol Kada Kada r r % % mol mol Kada Kada r r % % mol mol Al Al22OO33 14,9414,94 100 100 0,146 0,146 21,3921,39 143 143 0,209 0,209 28,9828,98 139 139 0,284 0,284 29,6029,60 197 197 0,288 0,288 Fe Fe22OO33 7,937,93 100 100 0,050 0,050 16,4916,49 206 206 0,101 0,101 11,4111,41 142 142 0,071 0,071 16,9816,98 212 212 0,106 0,106 SiO SiO22 62,3062,30 100 100 1,030 1,030 59,7459,74 96 96 0,990 0,990 57,5357,53 93 93 0,904 0,904 32,4932,49 85 85 0,870 0,870 CaO CaO 6,846,84 100 100 0,121 0,121 20,2220,22 3 3 0,004 0,004 0,460,46 7 7 0,008 0,008 5,005,00 MgO MgO 3,183,18 100 100 0,079 0,079 0,920,92 29 29 0,023 0,023 0,450,45 14 14 0,011 0,011 0,370,37 11 11 0,009 0,009 K K22OO 1,871,87 100 100 0,020 0,020 0,390,39 20 20 0,004 0,004 0,330,33 20 20 0,004 0,004 0,130,13 7 7 0,001 0,001 Na Na22OO 2,272,27 100 100 0,036 0,036 0,340,34 14 14 0,005 0,005 0,390,39 17 17 6,096 6,096 0,200,20 8 8 0,003 0,003 Jumlah Jumlah 99,7899,78 100,47100,47 108,57108,57 100,73100,73 SiO SiO22 (Al
Rumus Perhitungan :
Rumus Perhitungan :
A = 100% - (% Al A = 100% - (% Al22OO33 + % Fe + % Fe22OO33) lapisan IV ) lapisan IV B = 100% - (% Al B = 100% - (% Al22OO33 + % Fe + % Fe22OO33) lapisan I) lapisan I (% Al(% Al22OO33 + % Fe + % Fe22OO33) lapisan IV) lapisan IV (% Al(% Al22OO33 + % Fe + % Fe22OO33) lapisan I) lapisan I XX = persentase bagian = persentase bagian
yang tetap adayang tetap ada 100 – X =
100 – X = YY
YY = bagian yang hilang = bagian yang hilang
C = A A (B x (B x C) C) = = XX
CONTOH
CONTOH
A = 100% - (29,60 + 16,98)% = 43,42 % A = 100% - (29,60 + 16,98)% = 43,42 % B = 100% - (14,94 + 7,93)% = 77,13 % B = 100% - (14,94 + 7,93)% = 77,13 % 29,60+16,9829,60+16,98 14,94+7,9314,94+7,93 X = 25,58%X = 25,58% Y = 100%-25,58% = 74,42% Y = 100%-25,58% = 74,42%Jadi bagian yang hilang adalah 74,42%
Jadi bagian yang hilang adalah 74,42%
C = = 2,22,2 A A (B x (B x C) C) = X = X
4 proses pelapukan (Polinov, 1937)
Phase I
hasil pelapukan kehilangan Cl dan S Phase II
hasil pelapukan kehilangan basa-basa Ca, Na, K dan Mg
Phase III
basa-basa hilang Al dan Si menjadi mobil Phase IV
hasil pelapukan berakhir sebagian besar terdiri atas seskuioksida
Hasil Pelapukan
1. Bahan sisa residu
Berasal dari pelapukan batuan
setempat (insitu) tanah tidak
mengandung bahan asing, dengan ciri bahannya tidak berlapis-lapis, susunan kimia ditentukan oleh bahan induk
setempat
2. Bahan terangkut
Bahan hasil pelapukan dipindahkan
dari tempat asalnya melalui gaya oleh air, angin, gravitasi dan es
a. Bahan terangkut oleh air
Endapan aluvial : terbentuk akibat banjir dengan sifat berlapis-lapis
Endapan lacustrin : terbentuk di dasar danau atau kolam dengan tekstur
beraneka
Endapan marine : terbentuk di dasar lautan dan banyak mengandung kuarsa b. Bahan terangkut oleh angin
Endapan puntuk pasir : terdapat di pantai dan kurang subur
Endapan loess : kadar debu tinggi, diendapkan masa pleistocen
c. Bahan terangkut oleh gravitasi
(Endapan Coluvial)
Timbunan batuan ke kaki lereng
secara lambat akibat gravitasi
d. Bahan terangkut oleh es
V. PROSES PERKEMBANGAN
TANAH
Pelapuka Pelapuka n n Batuan Batuan Induk Induk Tanah Tanah Bahan Bahan Induk Induk Tanah Tanah Tanah Tanah Perkembanga Perkembanga n n Tanah Tanah A.A. Perkembangan Profil AzasiPerkembangan Profil Azasi
Mencakup proses-proses :
Mencakup proses-proses :
-Akumulasi bo Akumulasi bo membentuk horison O membentuk horison O
-Eluviasi/pencucian Eluviasi/pencucian membentuk horison membentuk horison
A
A
-Iluviasi/pengendapan Iluviasi/pengendapan membentuk membentuk
horison B
horison B
a. Proses Pembentukan Horison O
Penimbunan bo di permukaan tanah Bo terdekomposisi :
- Terhumifikasi membentuk humus
- Termineralisasi membentuk mineral; H2O; CO2; dan gas lain
Di daerah :
- humid tropik & sub tropik CH & suhu tinggi dekomposisi intensif hor. O tidak tebal, mengandung garam
karbonat pH tidak begitu masam
- humid sedang & dingin suhu rendah
dekomposisi lamban penimbunan
bo hor. O tebal & masih mentah dengan pH masam
b. Proses Pembentukan Horison A
Sifat/karakteristik hor. A ditentukan : - Sifat larutan pencuci
- Sifat bahan tanah
Reagent Reagent Larutan Larutan Dari Dari Hor. O Hor. O Bahan Bahan Tanah Di Tanah Di Bawahnya Bawahnya Hor. A Hor. A Lapisan tanah Lapisan tanah Yang mengalami Yang mengalami pencucian pencucian Residu Residu (hor. (hor. Eluviasi) Eluviasi) Obyek Obyek Mencuci Mencuci
c. Proses Pembentukan Horison B
Materi hasil pencucian dari hor. A akan diendapkan ke lapisan bawah, pada
horison iluviasi/hor. B
Karakteristiknya sangat khas, karena
tempat akumulasi bahan-bahan organik halus, basa-basa, lempung & senyawa-senyawa lain dari atasnya
d. Diferensiasi Horison
Di bawah hor. B hor. C yang merupakan bahan batuan induk yang telah lapuk, tapi belum mengalami perkembangan profil horison batuan induk tanah (hor. C)
Lapisan paling bawah berupa batuan induk yang masih utuh horison R
O
O hor. organik hor. organik
A
A hor. eluviasi/pencucian hor. eluviasi/pencucian
B
B hor. hor.
iluviasi/pengendapan
iluviasi/pengendapan
R
R hor. batuan induk hor. batuan induk
tanah
tanah
C
C hor. bahan induk hor. bahan induk
tanah
tanah
Profil tanah yang berkembang lengkap
Jadi penyebab utama diferensiasi
horison adalah larutan tanah yang
membawa bahan-bahan dari
harioson O & horison A diendapkan
di horison B larutan tanah
merupakan ajang dinamika proses
perkembangan tanah
B.
B. Perkembangan Profil KhususPerkembangan Profil Khusus
proses-proses khusus perkembangan proses-proses khusus perkembangan
tanah azasi
tanah azasi akan terbentuk jenis- akan terbentuk
jenis-jenis tanah tertentu
jenis tanah tertentu
a. Latosolisasi/Laterisasi/Feralitisasi
CH & suhu tinggi (di daerah humid
tropik & sub tropik) dekomposisi bo intensif asam karbonat terbentuk mampu mencuci hampir habis
basa-basa, silika & bo halus residu berapa penimbunan oksida-oksida Fe, Al & Mn yang berwarna merah yang tebal (hor. B)
Tanah yang terbentuk latosol, laterit &
b. Podsolisasi/Silikasi
CH yang tinggi & suhu rendah dengan
vegetasi lebat (di daerah humid sedang dan dingin) dekomposisi lambat terbentuk larutan sangat masam mencuci hampir semua unsur-unsur kecuali silika (berupa
kuarsa) sebagai residu yang berwarna pucat
Dihasilkan tanah podsol yang berwarna
pucat
c. Kalsifikasi
Proses penyebaran CaCO3 & MgCO3 dlm profil CH sedikit dengan vegetasi rumput/semak
perkolasi air terbatas air tidak mampu menghanyutkan semua kapur ke lapisan tanah basah
d. Gleisasi
Keadaan lembab & basah yang silih
berganti terjadi proses redoks senyawa besi kelarutan Ca, Mg & Mn tinggi
Terjadi tanah dengan warna kelabu kebiruan dengan beberapa
motling/bercak di sana-sini e. Hidromorfik
Keadaan yang selalu jenuh air (pada daerah rendah) anaerob proses reduksi
Kondisi yang selalu tereduksi
menghasilkan tanah hidromorfik dengan warna hampir seragam kelabu-biru
f.
f. Pembentukan Tanah GambutPembentukan Tanah Gambut
Topografi & iklim yang mendukung Topografi & iklim yang mendukung bo bo
segar lebih banyak dan dekomposisi
segar lebih banyak dan dekomposisi
lambat
lambat pelonggokan bo yang sangat pelonggokan bo yang sangat
tebal
tebal dibedakan 3 jenis tanah gambut : dibedakan 3 jenis tanah gambut :
1)
1) Gambut pantai yang ombrogenGambut pantai yang ombrogen
tanah di hutan yang berawa-rawa
tanah di hutan yang berawa-rawa
2)
2) Gambut topogenGambut topogen di daerah di daerah
cekungan di pegunungan
cekungan di pegunungan
3)
3) Gambut pegununganGambut pegunungan bekas kawah bekas kawah
pegunungan yang menjadi paya-paya
g. Salinisasi & Desalinisasi
Di daerah kering & agak kering CH
rendah & penguapan tinggi
akumulasi garam-garam clorida, sulfat, nitrat & karbonat dari basa alkali &
alkali tanah di permukaan tanah
terbentuk tanah garaman (solonchak)
Drainase tinggi solonchak
desalinisasi tanah Chesnut h. Alkalisasi & Dealkalisasi
Proses menghasilkan pH tinggi karena
akumulasi garam karbonat & bikarbonat dengan Na tanah solonetz
Jika drainase tinggi terbentuk tanah
i. Alterasi
Merupakan proses pelapukan fisik
maupun kimia yang merupakan langkah awal dari pembentukan tanah
Terbentuk mineral-mineral baru hasil
rentetan proses perombakan,
pemindahan dan pembentukan senyawa baru
j. Lixifiasi
Proses pencucian lempung ke bawah,
tertimbun pada hor. B
Lempung menyumbat/menempati ruang
pori-pori atau menyelimuti (coating) butir-butir-butir tanah pada horizon B
VI. SIFAT FISIKA TANAH
• Tekstur
• Struktur
• Konsistensi
• Warna
• Temperatur
• Lengas
• Udara
A. TEKSTUR
Perbandingan relatif
partikel-partikel tanah, yaitu pasir debu,
dan lempung dalam suatu masa
tanah
Penggolongan tekstur tanah
didasarkan atas perbandingan
fraksi (golongan partikel tanah)
yang menyusunnya
Segitiga Klas Tekstur Tanah USDA
membagi 12 klas tektur dari yang
paling kasar (pasiran) sampai halus
(lempung)
Penetapan klas tekstur dapat
dilakukan secara kualitatif (di
lapangan) dan secara kuantitatif (di
laboratorium)
a. Kualitatif dengan membasahi
tanah lalu dipijit-pijit
- pasir terasa kasar dan tajam
- debu terasa licin
- lempung terasa liat dan lengket
b. Kuantitatif dengan analisis
mekanik/granuler (lebih teliti) dan
dilakukan di laboratorium
Tanah bertekstur halus (lempung
tinggi) bersifat lengket, meyerap
air banyak sehingga sukar atau
berat untuk diolah disebut
Tanah Berat, kebalikannya adalah
Tanah Ringan (pasir tinggi)
Tanah terbaik untuk pertanian
adalah Tekstur Sedang (tekstur
geluh) tanah yang mempunyai
perbandingan pasir, debu, dan
Modified from : Agriculture and Agri-food Canada (2005)
0,002 0,002 0,050,05 0,50,5 2 2 mmmm Kerikil Kerikil Sangat Sangat Kasar Kasar Halus Halus Pasir Pasir Debu Debu Clay Clay Kasar Kasar Sedang Sedang Sangat Sangat Halus Halus 1 1 0,1 0,1 0,250,25 0,002 0,002 0,020,02 0,20,2 2 2 mmmm Kerikil Kerikil Kasar Kasar Halus Halus Pasir Pasir Debu Debu Lempung Lempung
Klasifikasi Fraksi Tanah
Klasifikasi Fraksi Tanah
1. Sistem Internasional
1. Sistem Internasional
2. Sistem USDA
Kadar P, K dan Ca pisahan fraksi tanah lapisan di AS
Kadar P, K dan Ca pisahan fraksi tanah lapisan di AS
Pisahan
Pisahan
Tanah yang dibentuk dari bahan
Tanah yang dibentuk dari bahan
Residua Residua l l Kristalin Kristalin Residual Residual Batu Batu Kapur Kapur Dataran Dataran Pantai
Pantai Glasial Glasial dan dan Loess Loess Arid Arid Pasir Pasir Debu Debu Lempun Lempun g g % P % P 0.03 0.03 0.10 0.10 0.31 0.31 0.12 0.12 0.10 0.10 0.16 0.16 0.03 0.03 0.10 0.10 0.34 0.34 0.07 0.07 0.10 0.10 0.38 0.38 0.08 0.08 0.10 0.10 0.20 0.20 Pasir Pasir Debu Debu Lempun Lempun g g % K % K 1.33 1.33 2.00 2.00 2.37 2.37 1.21 1.21 1.52 1.52 2.17 2.17 0.31 0.31 1.10 1.10 1.34 1.34 1.43 1.43 2.00 2.00 2.55 2.55 2.53 2.53 3.44 3.44 4.20 4.20 Pasir Pasir Debu Debu Lempun Lempun g g % Ca % Ca 0.36 0.36 0.59 0.59 0.67 0.67 8.75 8.75 7.83 7.83 7.08 7.08 0.05 0.05 0.14 0.14 0.39 0.39 0.91 0.91 0.93 0.93 1.92 1.92 2.92 2.92 6.58 6.58 5.73 5.73
B. STRUKTUR TANAH
Susunan ikatan partikel tanah satu sama
lain
PED : agregat terbentuk dengan sendirinya Clod : agregat terbentuk karena pengolahan
tanah
Pengamatan struktur tanah di lapang :
- Tipe struktur : bentuk & susunan agregat - Kelas struktur : ukuran agregat
Tipe Struktur
1. Lempeng
2. Tiang
3. Gumpal
4. Remah
5. Granulair
6. Berbutir
tunggal
7. Pejal (masif)
Prismati
Prismati
k
k
Kolumne
Kolumne
r
r
Bersudu
Bersudu
t
t
Membula
Membula
t
t
Granular Platy Blocky (Angular) (Subangular) Wedge Columnar Prismatic
Tipe Struktur
Kelas Struktur
- Sangat tipis sangat tebal
- Sangat halus sangat kasar
Derajat Struktur
-
Tak beragregat
-
Lemah
-
Sedang
Kelas Struktur
- Sangat tipis sangat tebal
- Sangat halus sangat kasar
Ukuran Lempeng Tiang/prisma Gumpal granularRemah/ Sangat halus < 1 mm < 10 mm < 5 mm < 1 mm halus 1 – 2 mm 10 – 20 mm 5 – 10 mm 1 – 2 mm Sedang 2 – 5 mm 20 – 50 mm 10 – 20 mm 2 – 5 mm Kasar 5 – 10 mm 50 – 100 mm 20 – 50 mm 5 – 10 mm Sangat kasar > 10 mm > 100 mm > 50 mm > 10 mm
Derajat Struktur
-Tak beragregat
butir-butir tunggal
terlepas-lepas
-Lemah
apabila struktur tersentuh
mudah hancur
-Sedang
agregat jelas terbentuk dan
masih dapat dipecahkan
-Kuat
agregatnya mantap dan jika
dipecahkan terasa agak sukar dan
berketahanan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur tanah :
1. Pembasahan & pengeringan
2. Pembekuan & pencairan
3. Aktivitas perakatan tanaman
4. Kation terjerap
5. Pengolahan tanah
6. Bahan organik
Struktur tanah yang dikehendaki
tanaman adalah struktur “REMAH”
karena perbandingan bahan padat
dan tuang pori kuranglebih seimbang
Tujuan pengolahan tanah adalah agar
mendapatkan struktur tanah dalam
bentuk, besar, dan ketahanan yang
dikenhendaki tanaman
C. KONSISTENSI TANAH
Derajat kohesi dan adesi partikel tanah
dan resistensi terhadap perubahan bentuk
Penentuan konsistensi tanah dapat dilakukan pada 3 fase keadaan : 1. Tanah Basah
kandungan air di atas kapasitas lapangan
a. Kelekatan kekuatan melekat dengan benda lain :- tidak lekat
- agak lekat - lekat
b. Plastisitas kemampuan tanah membentuk gulungan : - tidak plastis - agak plastis - plastis - sangat plastis 2. Tanah lembab
Kandungan air mendekati kapasitas
lapangan kering angin :
- sangat gembur - sangat teguh
- gembur - luar biasa teguh
3. Tanah kering
Tanah dalam keadaan kering angin
- lepas - lunak
- agak keras - keras
D. WARNA TANAH
Salah satu sifat tanah yang mudah
silihat dan dapat menunjukkan sifat-sifat tanahnya
Bersifat tidak murni
Faktor yang mempengaruhi :
1. Kadar lengas & tingkat pengatusan 2. Kadar bahan organik
3. Kadar dan mutu mineral
Warna tanah berhubungan dengan daya
menyerap panas dari cahaya matahari Warna Hitam/gelap > menyerap panas
Warna tanah secara langsung dapat
dipakai :
- Menaksir tingkat pelapukan atau
proses pembentukan tanah
- Menilai kandungan bahan organik
- Menilai keadaan drainase
- Melihat adanya horison pencucian
dan horison pengendapan
- Menaksir banyaknya kandungan
Urutan warna tanah yang menunjukkan penurunan produktivitas tanah
Hitam – coklat – coklat karat – abu coklat – merah – abu-abu – kuning – putih
Warna
Warna Panjang gelombang, Panjang gelombang, λλ Lila Lila Biru Biru Hijau Hijau Kuning Kuning Jingga Jingga Merah Merah 0.38 – 0.45 0.38 – 0.45 0.45 – 0.49 0.45 – 0.49 0.49 – 0.57 0.49 – 0.57 0.57 – 0.60 0.57 – 0.60 0.60 – 0.62 0.60 – 0.62 0.62 – 0.75 0.62 – 0.75
Panjang gelombang cahaya yang tampak
Panjang gelombang cahaya yang tampak
oleh mata
Penetapan warna tanah dengan
“Munsell Soil Color Charts”
Dikenal parameter warna :
Hue : warna utama tanah/yang
merajai berkas cahaya yang terlihat
Ex. 5R, 7.5R, 10R, 2.5YR, 5YR, dst
Value : derajat terangnya
warna/kisaran dari putih (9/10) ke
hitam (nilai 1 atau 0)
Chroma : intensitas warna atau
perubahan kemurnian warna dari
kelabu netral atau putih
Hue Spectrum
“The Rainbow”
Value Spectrum
“Light to Dark”
Chroma Spectrum
“Intensity”
0
1
Ex. Penyebutan warna tanah
dengan “Munsell”
7.5YR 3/2 (w) dark brown (wet)
7.5YR 5/4 (m) brown (moist)
7.5YR 6/4 (d) light brown (dry)
Hue
Hue ValueValue ChromChrom a
E. TEMPERATUR
Berpengaruh pada proses pelapukan
dan penguraian bahan induk,
reaksi-reaksi kimia dan berpengaruh
langsung pada pertumbuhan tanaman
Ex.
Perkecambahan jati
> 30
OC
Perkecambahan jagung optimum + 38
O
C
Nitrifikasi optimum + 30
OC
Umbi kentang 16 – 21
OC
Jasad hidup tanah 18 – 30
OC
Sumber panas : panas matahari
yang menyinari bumi
Kapasitas tanah mengikat panas
dipengaruhi :
- Besar sudut datang
- Letak garis lintang
- Tinggi dari muka laut
- Agihan (distribusi) lahan dari
perairan
G. TATA AIR DAN UDARA TANAH
Erat hubunganya dengan
penyebaran pori dalam tanah
Berdasarkan ukuran :
- Pori tak berguna (Ø < 0.2 µ) air
tidak tersedia
- Pori berguna (Ø > 0.2 µ 0.2 –
8.6 µ) air tersedia
- 8.6 – 30 µ pori drainase lambat
(air tersedia)
- > 30 µ pori drainase cepat (air
Lingkaran Pergerakan Air Air atmosfer Air atmosfer Presipitas Presipitas i i Pengembunan Pengembunan & penjerapan & penjerapan Infiltrasi Infiltrasi Air limpas Air limpas permukaan permukaan (run off)
(run off) Lengas tanahLengas tanah Tanaman Tanaman Transpirasi Transpirasi Penguapan Penguapan (evaporasi) (evaporasi) Larutan Larutan Perkolasi Perkolasi Aliran sungai Aliran sungai Air bumi Air bumi (ground (ground water) water) Rembesa Rembesa n ke n ke samping samping
Kekuatan pengikatan air oleh tanah dinyatakan dalam :
1. Atmosfer (atm)
2. Tinggi kolom air (cm)
1 atm = 1033.6 cm air
3. pF (free energy) = log tinggi kolom air Nilai pF 0 – 7
pF 0 tanah jenuh air
pF tanah kering mutlak
Air yang tersedia bagi tanaman :
Keadaan Air Tanah
1. Air Adhesi
Air adhesi ini merupakan
selaput tipis (film air) yg
menyelimuti butir tanah tapi
bukan merupakan cairan,
jumlahnya paling sedikit dan
tidak tersedia bagi tanaman.
Nilai pF nya hampir 7,0
2. Air Higroskopis
• Air ini juga bukan berupa cairan,
merupakan selaput tipis (film
air) yang menyelimuti agregat
tanah, tebalnya kira-kira 15 – 20
molekul air, tidak tersedia bagi
tanaman. Nilai pF - nya 4,5 – 7,0
3. Air Kapiler
• Air kapiler ini dibagi ke dalam
dua keadaan yaitu :
1. Kapasitas Lapangan (KL)
2. Keadaan Titik Layu Permanen
(TLP)
Kapasitas Lapangan
• Keadaan air pada kapasitas lapangan adalah air
dalam tanah sesudah air gravitasi turun sama sekali.
Dicapai pada saat tanah yang jenuh air karena hujan lebat atau irigasi kemudian dibiarkan
selama 48 jam sehingga air gravitasi sudah turun sama sekali.
Keadaan ini air dalam tanah tersedia bagi
tanamannm dlm keadaan paling banyak, pori makro terisi udara pori mikro (kapiler) terisi air. Kekuatan yg menahannya sebesar ⅓ atm atau pF nya 2,54.
Nilai Kapasitas Lapangan
Nilai Kapasitas Lapangan
tergantung :
tergantung :
-
Tekstur
Tekstur
-
Struktur
Struktur
-
Bahan organik
Bahan organik
-
Jenis koloid
Jenis koloid
-
Macam kation pada koloid
Macam kation pada koloid
Na > K > Mg > Ca
Titik layu permanen
• Disebut juga Koefisien Layu,
merupakan kandungan air tanah yang paling sedikit, akar tanaman tidak
mampu menyerapnya sehingga
tanaman mulai layu kemudian mati. Air ini ditahan oleh tanah dengan
Klasifikasi lengas tanah
Klasifikasi lengas tanah pF pF Air penyusun dan air antar lapis
Air penyusun dan air antar lapis > 7.0> 7.0 Air higroskopis Air higroskopis 7.0 – 4.57.0 – 4.5 Air kapiler Air kapiler 4.5 – 2.54.5 – 2.5 Air gravitasi Air gravitasi 2.5 – 0.02.5 – 0.0 Air bumi (ground water)
Air bumi (ground water) bebas bebas tegangan
Keadaan Air Tanah
Zarah
Zarah
Tanah
Tanah
Lengas Lengas Higroskopi Higroskopi s s Air Kapiler Air Kapiler Titik layuTitik layu Kapasitas Kapasitas lapangan lapangan Mengalir Mengalir karena karena gravitasi gravitasi 10.000 10.000 atm atm pF 7.0 pF 7.0 31 31 atm atm 4.5 4.5 15 15 atm atm 4.2 4.2 1/3 1/3 atm atm 2.54 2.54 Air Air adhesi adhesi
Tinggi Tinggi satuan satuan kolom ari kolom ari Log tinggi Log tinggi kolom air (pF)
kolom air (pF) atmatm
10 10 100 100 346 346 1.000 1.000 10.000 10.000 15.849 15.849 31.623 31.623 100.000 100.000 1.000.000 1.000.000 10.000.000 10.000.000 1 1 2 2 2.53 2.53 3 3 4 4 4.18 4.18 4.5 4.5 5 5 6 6 7 7 0.01 0.01 0.10 0.10 1/3 1/3 1 1 10 10 15 15 31 31 100 100 1.000 1.000 10.000 10.000 Air Air tersedi tersedi a a ( (Brady, Brady, 1974 1974))
Permeabilitas
Laju pergerakan suatu zat cair melalui media berpori (konduktivitas hidrolika) Aliran jenuh air : sebagian besar pori-pori
diisi oleh air, ini terjadi di dalam zona air bumi atau kadangkala setelah hujan
lebat atau selama irigasi
Air dalam kondisi ini bebas tegangan Laju aliran jenuh :
pasir > geluh > lempung
Aliran tidak jenuh : pori-pori hanya
sebagian saja berisi air, air dipengaruhi tegangan
Kelas Permeabilitas tanah
Keterangan Laju Permeabilitas cm/jam Simbol angka Sangat Lambat < 0,13 1 Lambat 0,13 – 0,51 2 Agak Lambat 0,51 – 2,00 3 Sedang 2,00 – 6,35 4 Agak Cepat 6,35 – 12,70 5 Cepat 12,70 – 25, 40 6 Sangat Cepat > 25,40 7E. UDARA TANAH
Udara tanah menempati pori-pori makro antara agregat-agregat sekunder tanah Udara tanah penting bagi pernafasan akar
tanaman dan kegiatan jasad hidup tanah Udara tanah berbeda dengan udara
atmosfer dalam hal :
- Udara tanah mengandung uap air > - O2 < ; CO2 >
- Udara tanah tidak selalu menempati pori
makro tapi silih bergnati dengan lengas tanah dan berasal dari atmosfer, proses kimia atau dari kegiatan biologi tanah
Komposisi Udara Tanah
Tergantung dari proses biologi serta
sukar mudahnya tukar menukar dengan udara atmosfer
Contoh udara tanah sawah yang bebas air
Gas-gas di lapis
Gas-gas di lapis
olah
olah volume udara tanahvolume udara tanahKadar terhadap % Kadar terhadap % N N22 O O22 CO CO22 CH CH44 H H22 75 – 11 75 – 11 2.8 – 0 2.8 – 0 2 – 20 2 – 20 17 – 73 17 – 73 0 – 2.2 0 – 2.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi
komposisi udara tanah :
-
Iklim
-
Sifat tanah seperti tekstur, struktur,
tinggi permukaan air tanah
-
Sifat tanaman
Keterdapatan tanaman mengurangi
kadar O
2dan menambah CO
2, bo
dan kegiatan jasad renik CO
2> (jika
KIMIA TANAH
ILMU DASAR UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN UNSUR HARA TERHADAP TANAMAN.
MEMPELAJARI SESUATU YANG DIHUBUNGKAN
DENGAN REAKSI-REAKSI YANG TERJADI PADA PERMUKAAN KOLOID TANAH DAN BAHAN KIMIA YANG LARUT, INTERAKSI KOLOID TANAH DENGAN pH TANAH.