• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 di Pantai Paris, Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis pantai paris membentang antara 2048’0,6’’- 20 48’ 0,8” LU dan 98046’8,15’’- 980 46’ 8,64” BT (Gambar 2).

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System (GPS), kamera, alat tulis, bola duga, stop watch, sechi disk, kalkulator, tali/benang, meteran, coolbox, pH meter dan botol sampel

(2)

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan mangan sulfat (MnSO4), asam sulfat (H2SO4), kalium iodida (KI), natrium thiosulfat (Na2S2O3

a. Stasiun 1

) dan kuisioner yang dibagikan kepada pengunjung dan masyarakat sekitar, serta data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait.

Prosedur Penelitian Penentuan Stasiun

Metode yang digunakan dalam menentukan lokasi pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pertimbangan menggunakan metode ini karena purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel atau sumber data dengan pertimbangan tertentu berdasarkan jumlah pengunjung atau wisatawan yang menempati suatu tempat untuk melakukan kegiatan wisata.

Stasiun 1 terletak di sebelah barat Pantai Paris. Secara geografis terletak pada koordinat 20 48’ 0,92” LU dan 980 46’ 787” BT. Daerah ini merupakan daerah yang jarang dijumpai aktivitas wisata. Pada daerah ini wisatawan dapat melakukan aktivitas memancing dan menikmati pemandangan alam. Kondisi stasiun 1 dapat dilihat pada Gambar 3.

(3)

Gambar 3. Stasiun 1

b. Stasiun 2

Stasiun 2 terletak di bagian tengah Pantai Paris. Secara geografis terletak 20 48’ 0,8” LU dan 980 46’ 815” BT. Pada daerah ini terdapat kegiatan wisata seperti berenang, sepeda air, berperahu, banana boat dan menikmati pemandangan alam. Kondisi stasiun 2 dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Stasiun 2 c. Stasiun 3

Stasiun 3 terletak di bagian Timur Pantai Paris. Secara geografis terletak pada 20 48’ 0,6” LU dan 980 46’ 864” BT. Pada daerah ini pengunjung dapat

(4)

pembuangan air yang berasal dari perumahan warga di sekitar Pantai Paris. Kondisi stasiun 3 dapat dilihat pada Gambar 5.

. Gambar 5. Stasiun 3

Pengukuran Faktor Fisika dan Kimia Perairan

Pengukuran parameter fisika dan kimia dilakukan dengan dua cara, yakni secara langsung (insitu) dan secara tidak langsung (exsitu). Pengukuran langsung dilapangan (insitu) dilakukan terhadap parameter suhu, pH dan DO. Parameter kualitas air dan metode analisis pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Parameter Kualitas Air dan Metode Analisis

Parameter Satuan Metode Analisi/Alat Lokasi

Fisika

Suhu 0C Thermometer In situ

Kecepatan Arus

m/det Bola Duga In situ

Kedalaman m Tali dan Meteran In situ

Kimia

pH - pH meter In situ

DO mg/l - In situ

BOD5 mg/l - Ex situ

Biologi

(5)

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh di lapangan seperti serta kuisioner terhadap pengelola dan pengunjung sekitar maupun hasil analisis dari laboratorium untuk data analisis air. Kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 1. Data yang nilainya langsung didapat dari lapangan meliputi nilai temperatur, pH, kecerahan, material dasar perairan, oksigen terlarut.

Data sekunder didapat melalui studi pustaka berupa buku-buku penunjang, artikel jurnal dan penelitian-penelitian sebelumnya maupun dari lembaga terkait lainnya untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian dan memperoleh informasi data yang diperlukan dalam penelitian.

Penentuan Responden

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu cara pengambilan sampel dengan cara disengaja dengan tujuan sampel tersebut dapat mewakili setiap unsur yang ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke kawasan Pantai Paris. Penyebaran sampel dilakukan secara acak (Random Sampling). Pemilihan sampel harus representatif atau mewakili populasi dengan kriteria cukup dewasa (umur 17 tahun ke atas), sehat jasmani dan mampu berkomunikasi dengan baik. Menurut Arikunto (2002) jika subjek penelitian atau wisatawan kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya sebagai sampel dan jika jumlah sampel lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10% - 15% sebagai ukuran sampel dengan rumus Slovin dalam Nugraha (2007).

(6)

𝑛𝑛 = N 1 + 𝑁𝑁 (𝑒𝑒)

Tabel 2. Parameter Kesesuaian Wisata untuk Berenang

No. Parameter Bobot Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor S1 S2 S3

2

Keterangan :

n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N = Ukuran populasi

e = Margin error yang diperkenankan (10%-15%)

Analisis Data

Indeks Kesesuaian Wisata

Analisis kesesuaian wisata dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian lahan wisata secara spasial dengan menggunakan konsep evaluasi lahan. Beberapa parameter fisika dan kimia dijadikan parameter acuan untuk lahan wisata. Analisis kesesuaian wisata menggunakan matriks kesesuaian yang disusun berdasarkan kepentingan setiap parameter untuk mendukung kegiatan pada daerah tersebut. Parameter yang diamati untuk kesesuaian wisata kategori rekreasi pantai dapat dilihat pada tabel 2 - 4.

1. Kedalaman 5 0-3 3 > 3 - 6 2 > 6 - 10 1 Perairan (m)

2. Material Dasar 5 Pasir 3 Pasir 2 Pasir 1 Perairan Berbatu Berlumpur 3. Kecepatan 5 0 - 0,17 3 0,17 - 0,34 2 0,34 – 0,51 1 arus (m/s) 4. Lebar Danau 3 > 15 3 10 - 15 2 3 - >10 1 (m) 5. Kecerahan 3 > 6 - 10 3 > 3 - 6 2 0 - 3 1 Periran

6. Biota 3 Tidak ada 3 1 jenis 2 1 - 3 1

Berbahaya jenis

(7)

Tabel 3. Parameter Kesesuaian untuk Duduk Santai

No. Parameter Bobot Kategori Skor 1. Lebar tepi danau 1 x > 8 3

4 > x < 8 2 1 > x < 4 1 < 1 0 2. Pemandangan 5 Danau, hutan, pegunungan, sungai 3 2 - 3 dari 4 Pemandangan 2 1 dari 4 pemandangan 1 Tidak ada pemandangan 0 3. Vegetasi yang hidup 5 Jumlah jenis pohon < 4 3 di tepi danau Jumlah jenis pohon 3 - 4 2 Jumlah jenis pohon 1 1

Semak belukar 0

4. Hamparan daratan 3 Rumput / pasir 3 Berbatu 2 Tanah liat 1 Lumpur 0 5. Biota Berbahaya 3 Tidak ada 3 1 jenis 2

1 - 3 jenis 1 Lebih dari 3 jenis 0 Sumber : Modifikasi Yulianda (2007).

Tabel 4. Parameter kesesuaian Sumberdaya untuk sepeda air

No. Parameter Bobot Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Baik Cukup Buruk

Baik

1. Warna 5 Hijau jernih 3 Hijau 2 Cokelat 1 perairan kecoklatan kehitaman 2. Bau 5 Tidak 3 Sedikit 2 Berbau 1

berbau berbau

3. Kedalaman 4 1 < x < 3 3 3 < x < 5 2 x < 1; x > 5 1 Perairan (m)

4. Kecepatan 3 0 < x <

Arus (m/s) < 0, 30 < 0, 50 Sumber : Modifikasi Yulianda (2007).

Rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata rekreasi pantai adalah modifikasi dari Yulianda, 2007:

0,15 3 0,15 < x 2 0, 30 < x 1

IKW = Σ[ Ni ] x 100%

N max

(8)

Ni : Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor) Nmaks : Nilai maksimum dari kategori wisata

Penilai kategori keseuaian wisata, nilai yang diperoleh akan dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu sangat sesuai, sesuai, sesuai bersyarat dan tidak sesuai. dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kategori Kesesuaian Wisata

No Kategori Nilai Interval Kesesuaian 1. S1 (Sangat Sesuai) 83 - 100%

2. S2 (Sesuai) 50 - < 83% 3. S3 (Sesuai Bersyarat ) 17 - <50% 4. S4 (Tidak Sesuai) <17%

Penilaian Kesesuaian Wisata kategori Banana Boat

Penilaian kesesuaian sumberdaya untuk kegiatan banana boat berdasarkan parameter kedalaman dan kecepatan arus. Matriks kesesuaian sumberdaya untuk banana boat dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Matriks kesesuaian sumberdaya untuk banana boat

No Parameter Kateegori Penilaian Bobot Nilai (Skor)

1. Kedalaman S1: > 8 5 3 S2: > 4 - 8 2 S3: < 4 1 2. Kecepatan Arus S1: 0 – 0,15 3 3 S2: > 0.15 – 0,40 2 S3: > 0,40 1 Sumber: Modifikasi Yulianda (2007).

Penentuan indeks kawasan wisata berdasarkan perhitungan total nilai maksimum dan minimum serta interval skor. Indeks kesesuaian wisata terbagi menjadi tiga kategori yaitu:

S1 (sangat sesuai) : 18,7 - 24 S2 (sesuai) : 13,3 – 18,6

(9)

S3 (tidak sesuai) : < 13, 3

Daya Dukung Kawasan

Metode yang diperkenalkan untuk menghitung daya dukung pengembangan ekowisata alam adalah dengan menggunakan konsep Daya Dukung Kawasan (DDK). DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Perhitungan DDK dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut (Yulianda, 2007) :

DDK = K x ( Lp/Lt ) x ( Wt/Wp)

Keterangan :

DDK : Daya Dukung Kawasan

K : Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area Lp : Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan Lt : Unit area untuk kategori tertentu

Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari

Wp : Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu Potensi ekologis pengunjung ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis kegiatan yang akan dikembangkan. Luas suatu area yang dapat digunakan oleh pengunjung mempertimbangkan kemampuan alam mentolerir pengunjung sehingga kelestarian alam dan keselamatan pengunjung tetap terjaga seperti pada Tabel 7.

(10)

Tabel 7. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Luas Area Kegiatan (Lt) No. Jenis Kegiatan K Unit Area Keterangan

(∑ Pengunjung) (Lt) 1. Berperahu 1 500 m2 5m panjang danau 1 orang setiap 100m x 2. Sepeda air 2 500 m2 untuk mengelilingi danau sebesar 100m x 2 orang (1 sepeda air)

5m

3. Duduk santai 1 5 m 1 orang membutuhkan ruang sepanjang 5 m. 4. Berenang 1 50 m 1 orang setiap 10m x

5 m panjang danau 5. Banana boat 1 625 m2

x 10 m panjang danau Sumber: Modifikasi Yulianda (2007).

Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari (Wt) merupakan lamanya waktu Pantai Paris dibuka dalam satu hari. Waktu yang dihabiskan oleh wisatawan untuk melakukan satu jenis kegiatan (Wp) berbeda – beda tergantung kepada jenis kegiatan wisata. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap kegiatan wisata terdapat pada Tabel 8.

1 orang setiap 62,5 m

Tabel 8. Prediksi Waktu yang Dibutuhkan untuk Setiap Kegiatan Wisata No Jenis Kegiatan Waktu yang Total Waktu 1 hari

dibutuhkan Wp (jam) Wt (jam)

1. Berperahu 0,50 8

2. Sepeda air 0,50 8

3. Duduk santai 2 8

4. Berenang 2 4

5. Banana boat 1 8

Sumber: Modifikasi Yulianda (2007).

(11)

Kenyamanan kawasan merupakan nilai yang diberikan oleh wisatawan terhadap kenyamanan, ketentraman, dan keamanan. Nilai kenyamanan dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada wisatawan. Kriteria nilai kenyamanan obyek wisata menurut kriteria yang ditetapkan oleh Ditjen PHPA (1993) dalam Sudewi (2000) adalah sebagai berikut:

Ka = (ERs / ERo) x 100%

Keterangan :

Ka : Nilai keindahan (%)

ERs : Jumlah responden yang mengatakan indah ERo : Jumlah seluruh responden

Kriteria nilai keindahan alam: Ka > 75% : Indah (3)

40 < Ka < 75% : Cukup indah (2) Ka < 40% : Tidak indah (1)

Kenyamanan kawasan merupakan nilai yang diberikan oleh wisatawan terhadap kelapangan, ketentraman dan keamanan. Pengukuran nilai kenyamanan dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada wisatawaan. perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus (Yulianda, 2007):

Na = (ERs / ERo) x 100%

Na : Nilai kenyamanan (%)

ERs : Jumlah responden yang mengatakan nyaman ERo : Jumlah seluruh responden

Kriteria nilai keindahan alam: Na > 75% : Nyaman (3) 40 < Ka < 75% : Cukup nyaman (2) Ka < 40% : Tidak nyaman (1)

(12)

Analisis dilakukan dengan menggunakan Internal Factor Evaluation (Analisis Faktor Internal) dan External Factor Evaluation (Analisis Faktor Eksternal) dengan tahapan sebagai berikut ini:

1. Identifikasi faktor internal dengan cara penelusuran literatur, wawancara dan observasi. Hasil identifikasi faktor-faktor selanjutnya diberi bobot dan peringkat.

2. Penentuan bobot setiap faktor dalam kuesioner dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor-faktor strategi eksternal dan internal tersebut kepada manajemen dan pakar dengan menggunakan metode Paired Comparison. Masing – masing faktor diberi bobot yang menggambarkan tingkat kepentingannya.

Penentuan bobot dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada responden untuk melihat derajat pentingnya masing-masing faktor jika dibandingkan dengan faktor-faktor yang lainnya. Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah:

1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting dibandingkan indicator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting dibanding Indikator vertical

Untuk lebih jelasnya rancangan bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 9.

(13)

TINJAUAN PUSTAKA

Danau

Danau adalah badan air pedalaman yang tidak memiliki pertukaran langsung dengan laut. Ekosistem danau terdiri dari fisik, kimia dan biologi yang ada di badan air tersebut. Danau terdiri dari air tawar dan air garam (di daerah kering). Danau bersifat dalam maupun dangkal, permanen atau sementara. Pada semua jenis danau mengalami proses ekolodi dan biogeokimia dan danau dikaji dalam ilmu limnologi Danau merupakan habiat yang bagus untuk penelitian dinamika ekosistem: interaksi antara proses biologi, kimia dan proses fisik baik secara kuantitatif maupun kualitatif, perbedaan antar di udara dan di darat. Karena baatas air dan tanah, air dan udara berbeda, ada pengelompokan pada beberapa komponen ekosistem (Hairston dan Fussman, 2002).

Danau dicirikan dengan arus yang sangat lambat (0,001 – 0.01 m/detik) atau tidak ada arus sama sekali. Oleh karena itu, waktu tinggal (residence time)air dapat berlangsung lama. Arus air di danau dapat bergerak ke berbagai arah. Perairan danau biasanya memiliki stratifikasi kualitas air secara vertical. Stratifikasi ini tergantung pada kedalaman dan musim (Effendi, 2003).

Danau merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan berfungsi sebagai penampung dan menyimpan air yang berasal dari air sungai, mata air maupun air hujan. Sebagai salah satu bentuk ekosistem air tawar, danau memegang peranan sangat penting dan potensial untuk dikembangkan dan didayagunakan untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan ekonomi, perikanan, irigasi, sumber air bersih dan pariwisata. Dari sisi ekologi, danau

(14)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 di Pantai Paris, Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis pantai paris membentang antara 2048’0,6’’- 20 48’ 0,8” LU dan 98046’8,15’’- 980 46’ 8,64” BT (Gambar 2).

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System (GPS), kamera, alat tulis, bola duga, stop watch, sechi disk, kalkulator, tali/benang, meteran, coolbox, pH meter dan botol sampel

(15)

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan mangan sulfat (MnSO4), asam sulfat (H2SO4), kalium iodida (KI), natrium thiosulfat (Na2S2O3

a. Stasiun 1

) dan kuisioner yang dibagikan kepada pengunjung dan masyarakat sekitar, serta data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait.

Prosedur Penelitian Penentuan Stasiun

Metode yang digunakan dalam menentukan lokasi pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pertimbangan menggunakan metode ini karena purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel atau sumber data dengan pertimbangan tertentu berdasarkan jumlah pengunjung atau wisatawan yang menempati suatu tempat untuk melakukan kegiatan wisata.

Stasiun 1 terletak di sebelah barat Pantai Paris. Secara geografis terletak pada koordinat 20 48’ 0,92” LU dan 980 46’ 787” BT. Daerah ini merupakan daerah yang jarang dijumpai aktivitas wisata. Pada daerah ini wisatawan dapat melakukan aktivitas memancing dan menikmati pemandangan alam. Kondisi stasiun 1 dapat dilihat pada Gambar 3.

(16)

Gambar 3. Stasiun 1

b. Stasiun 2

Stasiun 2 terletak di bagian tengah Pantai Paris. Secara geografis terletak 20 48’ 0,8” LU dan 980 46’ 815” BT. Pada daerah ini terdapat kegiatan wisata seperti berenang, sepeda air, berperahu, banana boat dan menikmati pemandangan alam. Kondisi stasiun 2 dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Stasiun 2 c. Stasiun 3

Stasiun 3 terletak di bagian Timur Pantai Paris. Secara geografis terletak pada 20 48’ 0,6” LU dan 980 46’ 864” BT. Pada daerah ini pengunjung dapat

(17)

pembuangan air yang berasal dari perumahan warga di sekitar Pantai Paris. Kondisi stasiun 3 dapat dilihat pada Gambar 5.

. Gambar 5. Stasiun 3

Pengukuran Faktor Fisika dan Kimia Perairan

Pengukuran parameter fisika dan kimia dilakukan dengan dua cara, yakni secara langsung (insitu) dan secara tidak langsung (exsitu). Pengukuran langsung dilapangan (insitu) dilakukan terhadap parameter suhu, pH dan DO. Parameter kualitas air dan metode analisis pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Parameter Kualitas Air dan Metode Analisis

Parameter Satuan Metode Analisi/Alat Lokasi

Fisika

Suhu 0C Thermometer In situ

Kecepatan Arus

m/det Bola Duga In situ

Kedalaman m Tali dan Meteran In situ

Kimia

pH - pH meter In situ

DO mg/l - In situ

BOD5 mg/l - Ex situ

Biologi

(18)

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh di lapangan seperti serta kuisioner terhadap pengelola dan pengunjung sekitar maupun hasil analisis dari laboratorium untuk data analisis air. Kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 1. Data yang nilainya langsung didapat dari lapangan meliputi nilai temperatur, pH, kecerahan, material dasar perairan, oksigen terlarut.

Data sekunder didapat melalui studi pustaka berupa buku-buku penunjang, artikel jurnal dan penelitian-penelitian sebelumnya maupun dari lembaga terkait lainnya untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian dan memperoleh informasi data yang diperlukan dalam penelitian.

Penentuan Responden

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu cara pengambilan sampel dengan cara disengaja dengan tujuan sampel tersebut dapat mewakili setiap unsur yang ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke kawasan Pantai Paris. Penyebaran sampel dilakukan secara acak (Random Sampling). Pemilihan sampel harus representatif atau mewakili populasi dengan kriteria cukup dewasa (umur 17 tahun ke atas), sehat jasmani dan mampu berkomunikasi dengan baik. Menurut Arikunto (2002) jika subjek penelitian atau wisatawan kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya sebagai sampel dan jika jumlah sampel lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10% - 15% sebagai ukuran sampel dengan rumus Slovin dalam Nugraha (2007).

(19)

𝑛𝑛 = N 1 + 𝑁𝑁 (𝑒𝑒)

Tabel 2. Parameter Kesesuaian Wisata untuk Berenang

No. Parameter Bobot Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor S1 S2 S3

2

Keterangan :

n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N = Ukuran populasi

e = Margin error yang diperkenankan (10%-15%)

Analisis Data

Indeks Kesesuaian Wisata

Analisis kesesuaian wisata dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian lahan wisata secara spasial dengan menggunakan konsep evaluasi lahan. Beberapa parameter fisika dan kimia dijadikan parameter acuan untuk lahan wisata. Analisis kesesuaian wisata menggunakan matriks kesesuaian yang disusun berdasarkan kepentingan setiap parameter untuk mendukung kegiatan pada daerah tersebut. Parameter yang diamati untuk kesesuaian wisata kategori rekreasi pantai dapat dilihat pada tabel 2 - 4.

1. Kedalaman 5 0-3 3 > 3 - 6 2 > 6 - 10 1 Perairan (m)

2. Material Dasar 5 Pasir 3 Pasir 2 Pasir 1 Perairan Berbatu Berlumpur 3. Kecepatan 5 0 - 0,17 3 0,17 - 0,34 2 0,34 – 0,51 1 arus (m/s) 4. Lebar Danau 3 > 15 3 10 - 15 2 3 - >10 1 (m) 5. Kecerahan 3 > 6 - 10 3 > 3 - 6 2 0 - 3 1 Periran

6. Biota 3 Tidak ada 3 1 jenis 2 1 - 3 1

Berbahaya jenis

(20)

Tabel 3. Parameter Kesesuaian untuk Duduk Santai

No. Parameter Bobot Kategori Skor 1. Lebar tepi danau 1 x > 8 3

4 > x < 8 2 1 > x < 4 1 < 1 0 2. Pemandangan 5 Danau, hutan, pegunungan, sungai 3 2 - 3 dari 4 Pemandangan 2 1 dari 4 pemandangan 1 Tidak ada pemandangan 0 3. Vegetasi yang hidup 5 Jumlah jenis pohon < 4 3 di tepi danau Jumlah jenis pohon 3 - 4 2 Jumlah jenis pohon 1 1

Semak belukar 0

4. Hamparan daratan 3 Rumput / pasir 3 Berbatu 2 Tanah liat 1 Lumpur 0 5. Biota Berbahaya 3 Tidak ada 3 1 jenis 2

1 - 3 jenis 1 Lebih dari 3 jenis 0 Sumber : Modifikasi Yulianda (2007).

Tabel 4. Parameter kesesuaian Sumberdaya untuk sepeda air

No. Parameter Bobot Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Baik Cukup Buruk

Baik

1. Warna 5 Hijau jernih 3 Hijau 2 Cokelat 1 perairan kecoklatan kehitaman 2. Bau 5 Tidak 3 Sedikit 2 Berbau 1

berbau berbau

3. Kedalaman 4 1 < x < 3 3 3 < x < 5 2 x < 1; x > 5 1 Perairan (m)

4. Kecepatan 3 0 < x <

Arus (m/s) < 0, 30 < 0, 50 Sumber : Modifikasi Yulianda (2007).

Rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata rekreasi pantai adalah modifikasi dari Yulianda, 2007:

0,15 3 0,15 < x 2 0, 30 < x 1

IKW = Σ[ Ni ] x 100%

N max

(21)

Ni : Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor) Nmaks : Nilai maksimum dari kategori wisata

Penilai kategori keseuaian wisata, nilai yang diperoleh akan dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu sangat sesuai, sesuai, sesuai bersyarat dan tidak sesuai. dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kategori Kesesuaian Wisata

No Kategori Nilai Interval Kesesuaian 1. S1 (Sangat Sesuai) 83 - 100%

2. S2 (Sesuai) 50 - < 83% 3. S3 (Sesuai Bersyarat ) 17 - <50% 4. S4 (Tidak Sesuai) <17%

Penilaian Kesesuaian Wisata kategori Banana Boat

Penilaian kesesuaian sumberdaya untuk kegiatan banana boat berdasarkan parameter kedalaman dan kecepatan arus. Matriks kesesuaian sumberdaya untuk banana boat dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Matriks kesesuaian sumberdaya untuk banana boat

No Parameter Kateegori Penilaian Bobot Nilai (Skor)

1. Kedalaman S1: > 8 5 3 S2: > 4 - 8 2 S3: < 4 1 2. Kecepatan Arus S1: 0 – 0,15 3 3 S2: > 0.15 – 0,40 2 S3: > 0,40 1 Sumber: Modifikasi Yulianda (2007).

Penentuan indeks kawasan wisata berdasarkan perhitungan total nilai maksimum dan minimum serta interval skor. Indeks kesesuaian wisata terbagi menjadi tiga kategori yaitu:

S1 (sangat sesuai) : 18,7 - 24 S2 (sesuai) : 13,3 – 18,6

(22)

S3 (tidak sesuai) : < 13, 3

Daya Dukung Kawasan

Metode yang diperkenalkan untuk menghitung daya dukung pengembangan ekowisata alam adalah dengan menggunakan konsep Daya Dukung Kawasan (DDK). DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Perhitungan DDK dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut (Yulianda, 2007) :

DDK = K x ( Lp/Lt ) x ( Wt/Wp)

Keterangan :

DDK : Daya Dukung Kawasan

K : Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area Lp : Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan Lt : Unit area untuk kategori tertentu

Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari

Wp : Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu Potensi ekologis pengunjung ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis kegiatan yang akan dikembangkan. Luas suatu area yang dapat digunakan oleh pengunjung mempertimbangkan kemampuan alam mentolerir pengunjung sehingga kelestarian alam dan keselamatan pengunjung tetap terjaga seperti pada Tabel 7.

(23)

Tabel 7. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Luas Area Kegiatan (Lt) No. Jenis Kegiatan K Unit Area Keterangan

(∑ Pengunjung) (Lt) 1. Berperahu 1 500 m2 5m panjang danau 1 orang setiap 100m x 2. Sepeda air 2 500 m2 untuk mengelilingi danau sebesar 100m x 2 orang (1 sepeda air)

5m

3. Duduk santai 1 5 m 1 orang membutuhkan ruang sepanjang 5 m. 4. Berenang 1 50 m 1 orang setiap 10m x

5 m panjang danau 5. Banana boat 1 625 m2

x 10 m panjang danau Sumber: Modifikasi Yulianda (2007).

Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari (Wt) merupakan lamanya waktu Pantai Paris dibuka dalam satu hari. Waktu yang dihabiskan oleh wisatawan untuk melakukan satu jenis kegiatan (Wp) berbeda – beda tergantung kepada jenis kegiatan wisata. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap kegiatan wisata terdapat pada Tabel 8.

1 orang setiap 62,5 m

Tabel 8. Prediksi Waktu yang Dibutuhkan untuk Setiap Kegiatan Wisata No Jenis Kegiatan Waktu yang Total Waktu 1 hari

dibutuhkan Wp (jam) Wt (jam)

1. Berperahu 0,50 8

2. Sepeda air 0,50 8

3. Duduk santai 2 8

4. Berenang 2 4

5. Banana boat 1 8

Sumber: Modifikasi Yulianda (2007).

(24)

Kenyamanan kawasan merupakan nilai yang diberikan oleh wisatawan terhadap kenyamanan, ketentraman, dan keamanan. Nilai kenyamanan dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada wisatawan. Kriteria nilai kenyamanan obyek wisata menurut kriteria yang ditetapkan oleh Ditjen PHPA (1993) dalam Sudewi (2000) adalah sebagai berikut:

Ka = (ERs / ERo) x 100%

Keterangan :

Ka : Nilai keindahan (%)

ERs : Jumlah responden yang mengatakan indah ERo : Jumlah seluruh responden

Kriteria nilai keindahan alam: Ka > 75% : Indah (3)

40 < Ka < 75% : Cukup indah (2) Ka < 40% : Tidak indah (1)

Kenyamanan kawasan merupakan nilai yang diberikan oleh wisatawan terhadap kelapangan, ketentraman dan keamanan. Pengukuran nilai kenyamanan dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada wisatawaan. perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus (Yulianda, 2007):

Na = (ERs / ERo) x 100%

Na : Nilai kenyamanan (%)

ERs : Jumlah responden yang mengatakan nyaman ERo : Jumlah seluruh responden

Kriteria nilai keindahan alam: Na > 75% : Nyaman (3) 40 < Ka < 75% : Cukup nyaman (2) Ka < 40% : Tidak nyaman (1)

(25)

Analisis dilakukan dengan menggunakan Internal Factor Evaluation (Analisis Faktor Internal) dan External Factor Evaluation (Analisis Faktor Eksternal) dengan tahapan sebagai berikut ini:

1. Identifikasi faktor internal dengan cara penelusuran literatur, wawancara dan observasi. Hasil identifikasi faktor-faktor selanjutnya diberi bobot dan peringkat.

2. Penentuan bobot setiap faktor dalam kuesioner dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor-faktor strategi eksternal dan internal tersebut kepada manajemen dan pakar dengan menggunakan metode Paired Comparison. Masing – masing faktor diberi bobot yang menggambarkan tingkat kepentingannya.

Penentuan bobot dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada responden untuk melihat derajat pentingnya masing-masing faktor jika dibandingkan dengan faktor-faktor yang lainnya. Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah:

1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting dibandingkan indicator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting dibanding Indikator vertical

Untuk lebih jelasnya rancangan bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 9.

(26)

TINJAUAN PUSTAKA

Danau

Danau adalah badan air pedalaman yang tidak memiliki pertukaran langsung dengan laut. Ekosistem danau terdiri dari fisik, kimia dan biologi yang ada di badan air tersebut. Danau terdiri dari air tawar dan air garam (di daerah kering). Danau bersifat dalam maupun dangkal, permanen atau sementara. Pada semua jenis danau mengalami proses ekolodi dan biogeokimia dan danau dikaji dalam ilmu limnologi Danau merupakan habiat yang bagus untuk penelitian dinamika ekosistem: interaksi antara proses biologi, kimia dan proses fisik baik secara kuantitatif maupun kualitatif, perbedaan antar di udara dan di darat. Karena baatas air dan tanah, air dan udara berbeda, ada pengelompokan pada beberapa komponen ekosistem (Hairston dan Fussman, 2002).

Danau dicirikan dengan arus yang sangat lambat (0,001 – 0.01 m/detik) atau tidak ada arus sama sekali. Oleh karena itu, waktu tinggal (residence time)air dapat berlangsung lama. Arus air di danau dapat bergerak ke berbagai arah. Perairan danau biasanya memiliki stratifikasi kualitas air secara vertical. Stratifikasi ini tergantung pada kedalaman dan musim (Effendi, 2003).

Danau merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan berfungsi sebagai penampung dan menyimpan air yang berasal dari air sungai, mata air maupun air hujan. Sebagai salah satu bentuk ekosistem air tawar, danau memegang peranan sangat penting dan potensial untuk dikembangkan dan didayagunakan untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan ekonomi, perikanan, irigasi, sumber air bersih dan pariwisata. Dari sisi ekologi, danau

(27)

juga berperan sebagai penyangga bagi kehidupan sekitarnya, dan memilii kekayaan keanekaragaman hayati yang potensial bagi kesejahteraan masyarakat (Ginting, 2009).

Ekowisata

Ekowisata merupakan bentuk wisata bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan dan memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya masyarakat setempat yang telah menyebar ke seluruh dunia sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. Kegiatan ekowisata di Indonesia belum begitu berkembang, tetapi mengingat potensi yang besar dan kemampuan pemerintah yang terbatas, maka pengembangan ekowisata di Indonesia perlu dilakukan hati-hati agar tidak menimbulkan dampak yang tidak diinginkan (Purwanti, 2010).

Menurut PERMEN DAGRI no 33 tahun 2009, Ekowisata adalah kegiatan wisata alam di daerah yang bertanggungjawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumberdaya alam, serta peningkatan pendapatan masyarakat lokal.

Wisata dibidang perairan dapat dibedakan menjadi dua yaitu Wisata Tirta (tawar) dan Wisata Bahari (laut). Wisata tirta adalah wisata yang dilakukan di perairan tawar dengan aktivitas yang dilakukan seperti olahraga, sight seeing, memancing dan lain-lain yang dilakukan disungai, danau, waduk dan kawasan rawa-rawa serta muara (Syahrul, 2006)

(28)

Pembangunan Wisata Berkelanjutan

Ide dasar pembangunan berkelanjutan adalah kelestarian sumberdaya alam dan budaya. Ide-ide tersebut selanjutanya diturunkan ke dalam konsep pariwisata berkelanjutan. Artinya adalah pembangunan sumberdaya (atraksi, aksesibilitas, dan amenitas) pariwisata yang bertujuan untuk memberi keuntungan optimal bagi pemangku kepentingan dan nilai kepuasan optimal bagi wisatawan dalam jangka panjang, oleh sebab itu, pengembangan infrastruktur pariwisata harus memberikan keuntungan jangka panjang bagi pelaku wisata. Ide pembangunan yang berkelanjutan tersebut sejalanan dengan konsep pengelolaan ekowisata yang tidak hanya berorientasi pada keberlanjutan tetapi juga mempertahankan nilai sumberdaya alam dan manusia (Damanik dan Weber 2006).

Menurut Ridwan (2012) diacu Aria (2014), Pengembangan pariwisata dapat menimbulkan kerusakan besar pada ekosistem. Kerusakan dan masalah ekosistem yang ditimbulkan dapat berupa sedimentasi. Bangunan yang dibuat kadang-kadang menghalangi arus sungai dan drainase serta pencemaran langsung yang disebabkan oleh limbah hotel dan restoran. Masalah lingkungan terbesar bagi bangunan dan fasilitas pariwisata adalah penggunaan energi dan pembuangan limbah. Sampah padat yang dihasilkan dari pembangunan dan konstruksi sarana akomodasi menjadi limbah beracun yang mencemari air, udara dan tanah.

Kegiatan di daerah pariwisata dan rekreasi dapat menimbulkan masalah ekologis yang khusus dibandingkan dengan kegiatan ekonomi lain mengingat bahwa keindahan dan keaslian alam merupakan modal utama. Oleh karena itu, perencanaan pengembangan pariwisata di wilayah danau hendaknya dilakukan secara menyeluruh termasuk inventarisasi dan penilaian sumberdaya yang cocok

(29)

untuk pariwisata, perkiraan tentang berbagai dampak terhadap lingkungan, hubungan sebab akibat dari berbagai macam tata guna lahan disertai dengan perincian kegiatan untuk masing-masing tata guna, serta pilihan pemanfaatannya (Dahuri dkk., 1996).

Parameter Fisik dan Kimia Perairan

a. Kecepatan Arus

Arus air adalah faktor yang mempunyai peranan sangat penting baik pada perairan lotik maupun perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air yang pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen, yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehigga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan tersebut. Selain itu dikenal arur laminar, yaitu arus air yang bergerak ke satu arah tertentu saja (Barus,2004).

b. Kecerahan

Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditenttukan secara visual dengan menggunakan secchi disk nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. nilai ini sangat dipengarui oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi, serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran.Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerh (Effendi, 2003).

(30)

Penentuan kecerahan air dengan keping Secchi adalah berdasarkan batas pandangan ke dalam air untuk melihat warna putih yang berada dalam air. Semakin keruh suatu badan air akan semakin dekat batas pandangan, sebaliknya kalau air jernih akan jauh batas pandangan tersebut. Keping Secchi berupa suatu kepingan yang berwarna hitam-putih, yang dibenamkan ke dalam air. Keping itu berupa suatu piringan yang diameternya sekitar 25 cm. piringa n ini dapat dibuat dari plat logam yang tebalnya sekitar 3 mm pada tengah piringan dibuat satu lubang untuk tempat meletakkan tali dan logam pemberatnya. Tali inilah yang berfungsi sebagai penentu kedalaman (Suin, 2002).

c. Warna dan Bau

Air yang normal tampak jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. air yang tidak jernih seringkali merupakan petunjuk awal terjadinya polusi di suatu perairan. rasa air seringkali dihubungkan dengan bau air. bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut, ganggang, plankton, tumbuhan air, baik yang masih hidup maupun yang mati (Nugroho, 2006).

d. Kedalaman Perairan

Kedalaman perairan berhubungan dengan intensitas cahaya yang masuk kedalam kolom perairan. Intensitas cahaya yang masuk ke dalam kolom air semakin berkurang dengan bertambahnya kedalaman perairan (Effendi, 2003). e. pH

Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan, didefenisikan sebagai logaritma dari resiplokal aktivitas ion hidrogen dan secara matematis dnyatakan sebagai pH = log 1/H+ adalah banyaknya ion

(31)

hydrogen dalam mol perliter larutan. Kemampuan air untuk mengikat atau melepaskan sejumlah ion hydrogen akn menunjukkan apakah larutan tersebut bersifat asam atau basa (Barus, 2004).

f. DO

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme ataupertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Salmin, 2005).

g. BOD

Kebutuhan oksigen biologi suatu badan air adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh organisme yang terdapat di dalamnya untuk bernafas selama lima hari. untuk itu maka perlu diukur kadar oksigen terlarut pada saat pengambilan contoh air. selama dalam penyimpanan itu harus tidak ada penambahan oksigen melalui proses fotosintesis, dan selama lima hari itu semua organisme yang berada dalam contoh air itu bernafas menggunakan oksigen yang ada dalam contoh air tersebut (Suin, 2002).

h. Substrat

Substrat dasar perairan merupakan salah satupotensi abiotik yang luar biasa. Substrat berguna sebagai habitat, tempat mencari makan, dan memijah bagi sebagian besar organisme akuatik. Selain itu dasar perairan memiliki komposisi yang sangat kompleks mulai dari substrat berukuran kecil sampai batu-batuan.

(32)

Berdasarkan ukuran partikelnya, substrat dibedakan atas kerikil/batu (> 2,00 mm), pasir (0,05-2,00 mm), geluh (silt) (0,002-0,05 mm) dan lempung (clay) (< 0,002 mm) (Ningsih, dkk., 2013).

Indeks Kesesuaian Wisata

Menurut Yulianda (2007) menyatakan bahwa setiap kegiatan wisata memiliki persyaratan-persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan kawasan obyek wisata yang akan dikembangkan. Masing-masing jenis kegiatan wisata memiliki parameter kesesuaian yang berbeda-beda antara kegiatan wisata yang satu dengan jenis kegiatan wisata yang lainnya. Parameter kegiatan tersebut disusun dalam kelas kesesuaian untuk masing-masing jenis kegiatan wisata.

Penentuan daerah wisata pada setiap kawasan mempunyai persyaratan sumberdaya dabn lingkungan yang sesuai dengan obyek wisata yang akan dikembangkan. Setiap jenis kegiatan wisata memiliki parameter kesesuaian yang berbeda. Parameter kesesuaian tersebut disusun kedalam sebuah kelas keseuaian untuk setiap jenis kegiatan wisata. Kelas kesesuaian diperoleh dari perkalian antara bobot dan skor masng-masing parameter. Pemberian bobot berdasarkan tingkat kepentingan suatu parameter,sedangkan pemberian skor berdasarkan kualitas setiap parameter (Irawan, dkk., 2014).

Menurut Azis dkk (2012) menyatakan bahwa setiap parameter memiliki bobot dan skor, dimana pemberian bobot berdasarkan tingkat kepentingan suatu parameter terhadap perencanaan kawasan wisata. bobot yang diberikan adalah 5 (lima), 3 (tiga), dan 1 (satu). Kriteria untuk masing-masing pembobotan adalah sebagai berikut :

(33)

1. Pemberian bobot 5: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter sangat diperlukan atau parameter kunci.

2. Pemberian bobot 3: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter sedikit diperlukan atau parameter yang cukup penting.

3. Pemberian bobot 1: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter dalam unsur penilaian tidak begitu diperlukan tetapi harus selalu ada atau parameter ini tidak penting.

Daya Dukung Kawasan

Daya dukung lingkungan itu merupakan nilai kualitas lingkungan yang ditimbulkan oleh interaksi dari semua unsur atau komponen fisika, kimia, dan biologi dalam suatu kesatuan ekosistem. Sebagai dasar penentuan daya dukung lingkungan ini adalah keterkaitannya dengan kelas kesesuaian lahan. Kesesuaian lahan bersifatkualitatif yang dinyatakan dengan sangat sesuai, sesuai, sesuai marjinal dan tidak sesuai sedangkan daya dukung bersifat kuatitatif yang menyatakan ukuran kemampuan lingkungan dalam mendukung kegiatan pemanfaatan di suatu daerah. Oleh karena itu, nilai daya dukung lingkungan merupakan kuantifikasi dari kelas kesesuaian lahan (Prasita, dkk., 2007).

Daya dukung wilayah (carring capacity) adalah daya tamping maksimum lingkungan untuk diberdayakan oleh manusia. Dengan kata lain populasi yang dapat didukung dengan tak terbatas oleh suatu ekosistem tanpa merusak ekosistem itu. Daya dukung juga dapat didefinisikan sebagai tingkat maksimal hasil sumber daya terhadap beban maksimum yang dapat didukung dengan takterbatas tanpa semakin merusak produktivitas wilayah tersebut sebagai bagian integritas

(34)

fungsional ekosistem yang relevan. Analisis daya dukung lingkungan merupakan suatu alat perencanaan pembangunan yang memberikan gambaran hubungan antara penduduk, penggunaan lahan dan lingkungan. dari semua hal tersebut, analisis daya dukung dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam menilai tingkat kemampuan lahan dalam mendukung segala aktifitas manusia yang ada di wilayah yang bersangkutan (Afni, 2016).

Daya dukung wisata juga mencerminkan tingkat atau jumlah maksimum pengunjung yang dapat ditampung oleh sarana prasarana objek wisata alam. Jika daya tampung sarana dan prasarana tersebut dilampaui, akan muncul sejumlah dampak negatif berupa kemerosotan sumber daya, tidak terpenuhinya kepuasan pengunjung, merugikan masyarakat secara ekonomi dan budaya. apabila populasi manusia telah melebihi daya dukung suatu habitat, maka sumber daya yang dibutuhkan untuk dapat bertahan hidup akan habis, limbah terakumulasi, dan meracuni spesies lain, kemudian populasi akan mengalami kepunahan. Kondisi t ersebut akan memberikan dampak negative baik langsung maupun tidak langsung (Muflih, dkk., 2015).

(35)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 di Pantai Paris, Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis pantai paris membentang antara 2048’0,6’’- 20 48’ 0,8” LU dan 98046’8,15’’- 980 46’ 8,64” BT (Gambar 2).

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System (GPS), kamera, alat tulis, bola duga, stop watch, sechi disk, kalkulator, tali/benang, meteran, coolbox, pH meter dan botol sampel

(36)

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan mangan sulfat (MnSO4), asam sulfat (H2SO4), kalium iodida (KI), natrium thiosulfat (Na2S2O3

a. Stasiun 1

) dan kuisioner yang dibagikan kepada pengunjung dan masyarakat sekitar, serta data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait.

Prosedur Penelitian Penentuan Stasiun

Metode yang digunakan dalam menentukan lokasi pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pertimbangan menggunakan metode ini karena purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel atau sumber data dengan pertimbangan tertentu berdasarkan jumlah pengunjung atau wisatawan yang menempati suatu tempat untuk melakukan kegiatan wisata.

Stasiun 1 terletak di sebelah barat Pantai Paris. Secara geografis terletak pada koordinat 20 48’ 0,92” LU dan 980 46’ 787” BT. Daerah ini merupakan daerah yang jarang dijumpai aktivitas wisata. Pada daerah ini wisatawan dapat melakukan aktivitas memancing dan menikmati pemandangan alam. Kondisi stasiun 1 dapat dilihat pada Gambar 3.

(37)

Gambar 3. Stasiun 1

b. Stasiun 2

Stasiun 2 terletak di bagian tengah Pantai Paris. Secara geografis terletak 20 48’ 0,8” LU dan 980 46’ 815” BT. Pada daerah ini terdapat kegiatan wisata seperti berenang, sepeda air, berperahu, banana boat dan menikmati pemandangan alam. Kondisi stasiun 2 dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Stasiun 2 c. Stasiun 3

Stasiun 3 terletak di bagian Timur Pantai Paris. Secara geografis terletak pada 20 48’ 0,6” LU dan 980 46’ 864” BT. Pada daerah ini pengunjung dapat

(38)

pembuangan air yang berasal dari perumahan warga di sekitar Pantai Paris. Kondisi stasiun 3 dapat dilihat pada Gambar 5.

. Gambar 5. Stasiun 3

Pengukuran Faktor Fisika dan Kimia Perairan

Pengukuran parameter fisika dan kimia dilakukan dengan dua cara, yakni secara langsung (insitu) dan secara tidak langsung (exsitu). Pengukuran langsung dilapangan (insitu) dilakukan terhadap parameter suhu, pH dan DO. Parameter kualitas air dan metode analisis pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Parameter Kualitas Air dan Metode Analisis

Parameter Satuan Metode Analisi/Alat Lokasi

Fisika

Suhu 0C Thermometer In situ

Kecepatan Arus

m/det Bola Duga In situ

Kedalaman m Tali dan Meteran In situ

Kimia

pH - pH meter In situ

DO mg/l - In situ

BOD5 mg/l - Ex situ

Biologi

(39)

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh di lapangan seperti serta kuisioner terhadap pengelola dan pengunjung sekitar maupun hasil analisis dari laboratorium untuk data analisis air. Kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 1. Data yang nilainya langsung didapat dari lapangan meliputi nilai temperatur, pH, kecerahan, material dasar perairan, oksigen terlarut.

Data sekunder didapat melalui studi pustaka berupa buku-buku penunjang, artikel jurnal dan penelitian-penelitian sebelumnya maupun dari lembaga terkait lainnya untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian dan memperoleh informasi data yang diperlukan dalam penelitian.

Penentuan Responden

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu cara pengambilan sampel dengan cara disengaja dengan tujuan sampel tersebut dapat mewakili setiap unsur yang ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke kawasan Pantai Paris. Penyebaran sampel dilakukan secara acak (Random Sampling). Pemilihan sampel harus representatif atau mewakili populasi dengan kriteria cukup dewasa (umur 17 tahun ke atas), sehat jasmani dan mampu berkomunikasi dengan baik. Menurut Arikunto (2002) jika subjek penelitian atau wisatawan kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya sebagai sampel dan jika jumlah sampel lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10% - 15% sebagai ukuran sampel dengan rumus Slovin dalam Nugraha (2007).

(40)

𝑛𝑛 = N 1 + 𝑁𝑁 (𝑒𝑒)

Tabel 2. Parameter Kesesuaian Wisata untuk Berenang

No. Parameter Bobot Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor S1 S2 S3

2

Keterangan :

n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N = Ukuran populasi

e = Margin error yang diperkenankan (10%-15%)

Analisis Data

Indeks Kesesuaian Wisata

Analisis kesesuaian wisata dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian lahan wisata secara spasial dengan menggunakan konsep evaluasi lahan. Beberapa parameter fisika dan kimia dijadikan parameter acuan untuk lahan wisata. Analisis kesesuaian wisata menggunakan matriks kesesuaian yang disusun berdasarkan kepentingan setiap parameter untuk mendukung kegiatan pada daerah tersebut. Parameter yang diamati untuk kesesuaian wisata kategori rekreasi pantai dapat dilihat pada tabel 2 - 4.

1. Kedalaman 5 0-3 3 > 3 - 6 2 > 6 - 10 1 Perairan (m)

2. Material Dasar 5 Pasir 3 Pasir 2 Pasir 1 Perairan Berbatu Berlumpur 3. Kecepatan 5 0 - 0,17 3 0,17 - 0,34 2 0,34 – 0,51 1 arus (m/s) 4. Lebar Danau 3 > 15 3 10 - 15 2 3 - >10 1 (m) 5. Kecerahan 3 > 6 - 10 3 > 3 - 6 2 0 - 3 1 Periran

6. Biota 3 Tidak ada 3 1 jenis 2 1 - 3 1

Berbahaya jenis

(41)

Tabel 3. Parameter Kesesuaian untuk Duduk Santai

No. Parameter Bobot Kategori Skor 1. Lebar tepi danau 1 x > 8 3

4 > x < 8 2 1 > x < 4 1 < 1 0 2. Pemandangan 5 Danau, hutan, pegunungan, sungai 3 2 - 3 dari 4 Pemandangan 2 1 dari 4 pemandangan 1 Tidak ada pemandangan 0 3. Vegetasi yang hidup 5 Jumlah jenis pohon < 4 3 di tepi danau Jumlah jenis pohon 3 - 4 2 Jumlah jenis pohon 1 1

Semak belukar 0

4. Hamparan daratan 3 Rumput / pasir 3 Berbatu 2 Tanah liat 1 Lumpur 0 5. Biota Berbahaya 3 Tidak ada 3 1 jenis 2

1 - 3 jenis 1 Lebih dari 3 jenis 0 Sumber : Modifikasi Yulianda (2007).

Tabel 4. Parameter kesesuaian Sumberdaya untuk sepeda air

No. Parameter Bobot Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Baik Cukup Buruk

Baik

1. Warna 5 Hijau jernih 3 Hijau 2 Cokelat 1 perairan kecoklatan kehitaman 2. Bau 5 Tidak 3 Sedikit 2 Berbau 1

berbau berbau

3. Kedalaman 4 1 < x < 3 3 3 < x < 5 2 x < 1; x > 5 1 Perairan (m)

4. Kecepatan 3 0 < x <

Arus (m/s) < 0, 30 < 0, 50 Sumber : Modifikasi Yulianda (2007).

Rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata rekreasi pantai adalah modifikasi dari Yulianda, 2007:

0,15 3 0,15 < x 2 0, 30 < x 1

IKW = Σ[ Ni ] x 100%

N max

(42)

Ni : Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor) Nmaks : Nilai maksimum dari kategori wisata

Penilai kategori keseuaian wisata, nilai yang diperoleh akan dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu sangat sesuai, sesuai, sesuai bersyarat dan tidak sesuai. dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kategori Kesesuaian Wisata

No Kategori Nilai Interval Kesesuaian 1. S1 (Sangat Sesuai) 83 - 100%

2. S2 (Sesuai) 50 - < 83% 3. S3 (Sesuai Bersyarat ) 17 - <50% 4. S4 (Tidak Sesuai) <17%

Penilaian Kesesuaian Wisata kategori Banana Boat

Penilaian kesesuaian sumberdaya untuk kegiatan banana boat berdasarkan parameter kedalaman dan kecepatan arus. Matriks kesesuaian sumberdaya untuk banana boat dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Matriks kesesuaian sumberdaya untuk banana boat

No Parameter Kateegori Penilaian Bobot Nilai (Skor) 1. Kedalaman S1: > 8 5 3 S2: > 4 - 8 2 S3: < 4 1 2. Kecepatan Arus S1: 0 – 0,15 3 3 S2: > 0.15 – 0,40 2 S3: > 0,40 1

Sumber: Modifikasi Yulianda (2007).

Penentuan indeks kawasan wisata berdasarkan perhitungan total nilai maksimum dan minimum serta interval skor. Indeks kesesuaian wisata terbagi menjadi tiga kategori yaitu:

S1 (sangat sesuai) : 18,7 - 24 S2 (sesuai) : 13,3 – 18,6

(43)

S3 (tidak sesuai) : < 13, 3

Daya Dukung Kawasan

Metode yang diperkenalkan untuk menghitung daya dukung pengembangan ekowisata alam adalah dengan menggunakan konsep Daya Dukung Kawasan (DDK). DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Perhitungan DDK dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut (Yulianda, 2007) :

DDK = K x ( Lp/Lt ) x ( Wt/Wp)

Keterangan :

DDK : Daya Dukung Kawasan

K : Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area Lp : Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan Lt : Unit area untuk kategori tertentu

Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari

Wp : Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu Potensi ekologis pengunjung ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis kegiatan yang akan dikembangkan. Luas suatu area yang dapat digunakan oleh pengunjung mempertimbangkan kemampuan alam mentolerir pengunjung sehingga kelestarian alam dan keselamatan pengunjung tetap terjaga seperti pada Tabel 7.

(44)

Tabel 7. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Luas Area Kegiatan (Lt) No. Jenis Kegiatan K Unit Area Keterangan

(∑ Pengunjung) (Lt) 1. Berperahu 1 500 m2 5m panjang danau 1 orang setiap 100m x 2. Sepeda air 2 500 m2 untuk mengelilingi danau sebesar 100m x 2 orang (1 sepeda air)

5m

3. Duduk santai 1 5 m 1 orang membutuhkan ruang sepanjang 5 m. 4. Berenang 1 50 m 1 orang setiap 10m x

5 m panjang danau 5. Banana boat 1 625 m2

x 10 m panjang danau Sumber: Modifikasi Yulianda (2007).

Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari (Wt) merupakan lamanya waktu Pantai Paris dibuka dalam satu hari. Waktu yang dihabiskan oleh wisatawan untuk melakukan satu jenis kegiatan (Wp) berbeda – beda tergantung kepada jenis kegiatan wisata. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap kegiatan wisata terdapat pada Tabel 8.

1 orang setiap 62,5 m

Tabel 8. Prediksi Waktu yang Dibutuhkan untuk Setiap Kegiatan Wisata No Jenis Kegiatan Waktu yang Total Waktu 1 hari

dibutuhkan Wp (jam) Wt (jam)

1. Berperahu 0,50 8

2. Sepeda air 0,50 8

3. Duduk santai 2 8

4. Berenang 2 4

5. Banana boat 1 8

Sumber: Modifikasi Yulianda (2007).

(45)

Kenyamanan kawasan merupakan nilai yang diberikan oleh wisatawan terhadap kenyamanan, ketentraman, dan keamanan. Nilai kenyamanan dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada wisatawan. Kriteria nilai kenyamanan obyek wisata menurut kriteria yang ditetapkan oleh Ditjen PHPA (1993) dalam Sudewi (2000) adalah sebagai berikut:

Ka = (ERs / ERo) x 100%

Keterangan :

Ka : Nilai keindahan (%)

ERs : Jumlah responden yang mengatakan indah ERo : Jumlah seluruh responden

Kriteria nilai keindahan alam: Ka > 75% : Indah (3)

40 < Ka < 75% : Cukup indah (2) Ka < 40% : Tidak indah (1)

Kenyamanan kawasan merupakan nilai yang diberikan oleh wisatawan terhadap kelapangan, ketentraman dan keamanan. Pengukuran nilai kenyamanan dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada wisatawaan. perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus (Yulianda, 2007):

Na = (ERs / ERo) x 100%

Na : Nilai kenyamanan (%)

ERs : Jumlah responden yang mengatakan nyaman ERo : Jumlah seluruh responden

Kriteria nilai keindahan alam: Na > 75% : Nyaman (3) 40 < Ka < 75% : Cukup nyaman (2) Ka < 40% : Tidak nyaman (1)

(46)

Faktor Penentu A B C D …. Total Bobot A X1 A1 B X2 A2 C X3 A3 D X4 A4 …… …… …… Total Xn 1,00

Pemberian bobot dalam kuisioner ditentukan berdasarkan kondisi dan tingkat kepentingan masing masing factor. Bobot setiap factor diperoleh dengan menentukan proprsi nilai setiap factor terhadap jumlah nilai keseluruhan. Rumus yang dipakai adalah:

Ai = Xi n

∑ Xi i=1

Keterangan:

Ai : bobot variabel ke-i Xi

1. Menentukan faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pengelolaan.

: nilai variabel ke-i i : 1,2,3,….,n

n : jumlah variabel Cara menentukan IFE :

2. Memberi bobot masing-masing faktor tersebut sesuai dengan tingkat kepentingannya. Jumlah bobot harus sebesar.

3. Menghitung rating untk masing masing faktor berdasarkan pengaaruh respon faktor-faktor tersebut terhadap pengelolaan ekosistem danau toba (Nilai: 4 = sangat penting, 3 = penting, 2 = cukup penting, 1 kurang penting.

(47)

Faktor Penentu A B C D …. Total Bobot A X1 A1 B X2 A2 C X3 A3 D X4 A4 …… …… …… Total Xn 1,00

Pemberian bobot dalam kuisioner ditentukan berdasarkan kondisi dan tingkat kepentingan masing masing factor. Bobot setiap factor diperoleh dengan menentukan proprsi nilai setiap factor terhadap jumlah nilai keseluruhan. Rumus yang dipakai adalah:

Ai = Xi n

∑ Xi i=1

Keterangan:

Ai : bobot variabel ke-i Xi

1. Menentukan faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pengelolaan.

: nilai variabel ke-i i : 1,2,3,….,n

n : jumlah variabel Cara menentukan IFE :

2. Memberi bobot masing-masing faktor tersebut sesuai dengan tingkat kepentingannya. Jumlah bobot harus sebesar.

3. Menghitung rating untk masing masing faktor berdasarkan pengaaruh respon faktor-faktor tersebut terhadap pengelolaan ekosistem danau toba (Nilai: 4 = sangat penting, 3 = penting, 2 = cukup penting, 1 kurang penting.

(48)

4. mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperleh faktor pembobotan untuk masing-masing factor. Untuk lebih jelasnya matrik analisis IFE dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Matrik Analisis IFE

Faktor Kunci Internal Bobot Rating Rata-rata Rating Kekuatan - - Kelemahan - - Total

Cara menentukan EFE :

5. Menentukan faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pengelolaan.

6. Memberi bobot masing-masing faktor tersebut sesuai dengan tingkat kepentingannya. Jumlah bobot harus sebesar.

7. Menghitung rating untk masing masing faktor berdasarkan pengaaruh respon faktor-faktor tersebut terhadap pengelolaan ekosistem danau toba (Nilai: 4 = sangat penting, 3 = penting, 2 = cukup penting, 1 kurang penting.

8. mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperleh faktor pembobotan untuk masing-masing faktor. Untuk lebih jelasnya matrik analisis IFE dapat dilihat pada Tabel 11.

(49)

Tabel 11. Matrik Analisis EFE

Faktor Kunci Internal Bobot Rating Rata-rata Rating Kekuatan - - Kelemahan - - Total Analisi SWOT

Setelah matriks IFE Internal Factor Evaluation (Analisis Faktor Internal) dan EFE External Factor Evaluation (Analisis Faktor Eksternal) selesai, selanjutnya unsur-unsur tersebut dihubungkan dalam matrik untuk memperoleh beberapa alternatif strategi. Matriks ini memungkinkan empat kemungkinan strategi. Diagram matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Matriks SWOT

IFE STREGTHS (S) WEAKNESSES (W) tentukan faktor tentukan faktor EFE kekuatan internal kekuatan eksternal OPPORTUNITIES (O) Strategi S-O Strategi W-O

tentukan faktor peluang (Strategi menggunakan (Strategi meminimalkan eksteral kekuatan untuk kelemahan untuk

memanfaatkan peluang) memanfaatkan peluang) TREATHS (T)

tentukan faktor ancaman (Strategi menggunakan (Strategi meminimalkan eksteral kekuatan untuk kelemahan untuk

mengatasi ancaman) menghindari ancaman)

Pembuatan Tabel Ranking Alternatif Strategi

Penentuan prioritas dari strategi yang dihasilkan dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Jumlah dari skor pembobotan

(50)

menentukan ranking prioritas strategi dalam pengelolaan ekosistem danau untuk pengembangan kawasan ekowisata. Jumlah skor diperoleh dari penjumlahan semua skor di setiap faktor-faktor strategis yang terkait. Ranking akan ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai yang terkecil dari semua strategi yang ada.

(51)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Kesesuaian Wisata

Kesesuaian sumberdaya untuk wisata merupakan suatu kemampuan alam untuk menampung kegiatan wisata yang dilakukan secara ekologi. Kegiatan wisata yang sudah ada dan yang dikelola di wisata Pantai Paris Tigaras berupa sepeda air, berenang, duduk santai, dan banana boat. Hasil pengukuran untuk mendapatkan kategori kesesuaian pada daerah wisata Pantai Paris Tigaras berdasarkan matriks kesesuaian dapat dilihat pada Tabel 13-15.

Tabel 13. Kesesuaian Wisata Untuk Duduk Santai

No. Parameter Bobot Hasil Skor Ni (Bobot x Skor) 1. Lebar tepi danau (m) 1 5 1 5

2. Pemandangan 5 Danau, Pegunungan 2 10 3. Vegetasi yang hidup

di tepi danau 5 7 3 15 4. Hamparan dataran 3 Berbatu 2 6 5. Biota berbahaya 3 Tidak Ada 3 9

Total Skor 48 43

Indeks Kesesuaian Wisata 80,55% Tingkat Kesesuaian Wisata S1

Pengukuran berdasarkan parameter yang mempengaruhi aktivitas wisata pada kegiatan duduk santai dinyatakan bahwa kegiatan duduk santai di wisata Pantai Paris Tigaras tergolong pada tingkat kesesuaian S1 (sangat sesuai). Hasil pengukuran berdasarkan parameter yang mempengaruhi kegiatan wisata sepeda air dapat dilihat pada Tabel 15.

(52)

Tabel 14. Kesesuaian Wisata Untuk Sepeda Air

No. Parameter Bobot Hasil Skor Ni (Bobot x Skor) 1. Warna perairan 5 Hijau

kecoklatan 2 10 2. Bau 5 Sedikit berbau 2 10 3. Kedalaman Perairan (m) 4 <1->5 1 4 4. Kecepatan Arus (m/s) 3 0,08 3 5

Total Skor 51 29

Indeks Kesesuaian Wisata 56,8% Tingkat Kesesuaian Wisata S2

Hasil pengukuran tingkat kesesuaian wisata untuk kegiatan sepeda air berdasarkan parameter dinyatakan bahwa kegiatan sepeda air di wisata Pantai Paris Tigaras termasuk pada tingkata kesesuaian S2 (sesuai). Hasil pengukuran berdasarkan parameter yang mempengaruhi kegiatan wisata berenang dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15.Kesesuaian Wisata Untuk Berenang

No. Parameter Bobot Hasil Skor Ni (Bobot x Skor) 1. Kedalaman Perairan (m) 5 0-3 3 15 2. Material dasar perairan 5 Pasir Berbatu 2 10 3. Kecepatan arus 5 0,08 3 15 4. Lebar danau (m) 3 >15 3 9 5. Kecerahan Perairan (m) 3 0,42 1 3 6. Biota berbahaya 3 Tidak ada 3 9

Total Skor 72 61

Indeks Kesesuaian Wisata 84,72% Tingkat Kesesuaian Wisata S1

Pengukuran tingkat kesesuaian wisata berdasarkan parameter untuk kegiatan wisata berenang dinyatakan bahwa kegiatan berenang di wisata Pantai Paris Tigaras tergolong pada tingkat kesesuaian S1 (sangat sesuai). Hasil pengukuran berdasarkan parameter yang mempengaruhi kegiatan wisata banana boat dapat dilihat pada Tabel 16. yang dinyatakan bahwa hasil pengukuran tingkat kesesuaian wisata untuk banana boat termasuk pada tingkat kesesuaian

(53)

Tabel 16. Kesesuaian Wisata Untuk Banana boat

No. Parameter Bobot Hasil Skor Ni (Bobot x Skor) 1. Kedalaman Perairan (m) 5 >8 3 15 2. Kecepatan arus 3 0,08 3 9

Total Skor 24 24

Indeks Kesesuaian Wisata 24 Tingkat Kesesuaian Wisata S1

Daya Dukung Kawasan

Daya dukung kawasan adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Luas wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata di Pantai Paris Tigaras dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Daya Dukung Kawasan Pada Wisata Pantai Paris Tigaras

No. Jenis Kegiatan K Lt Wp-Jam Wt-Jam Lp DDK 1. Duduk Santai 1 5 m2 2 8 324 259 2. Berenang 1 50 m2 2 4 3.240 129 3. Sepeda Air 1 500 m2 0,50 8 6. 480 207

4. Banana boat 1 625m2 1 8 32.000 414

Jumlah

Luas daereh yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan duduk santai yaitu 324 m2 dengan daya dukung 259 orang. Luas daerah yang dimanfaatkan untuk kegiatan berenang yaitu 3.240 m2 dengan daya dukung 129 orang. Luas daerah yang dimanfaatkan untuk kegiatan sepeda air yaitu 6.480 dengan daya dukung 207 orang. Luas daerah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata banana boat yaitu 32.000 dengan daya dukung 414 orang.

(54)

Persepsi Wisatawan

Persepsi wisatawan terhadap keindahan di daerah wisata Pantai Paris Tigaras sangat baik. Berdasarkan hasil 42 responden yang telah dilakukan hanya 2% yang menyatakan tidak indah, sementara 62% menyatakan indah dan 36% menyatakan cukup indah.

Gambar 6. Diagram Persepsi Wisatawan terhadap Keindahan

Persepsi wisatawan untuk kenyamanan saat melakukan kegiatan di daerah wisata Pantai Paris Tigaras sebesar 38% menyatakan nyaman dan 57% menyatakan cukup nyaman sedangkan 5% menyatakan tidak nyaman melakukan kegiatan wisata di Pantai Paris Tigaras.

Gambar 7. Diagram Persepsi Wisatawan terhadap Kenyamanan Bau perairan di daerah wisata tentu akan mengurangi daya tarik wisata. Bau perairan diperoleh dari hasil kuisioner yang diberikan kepada pengunjung

(55)

yang berwisata di Pantai Paris Tigaras, yaitu sebesar 41% wisatawan menyatakan bahwa perairan Pantai Paris Tigaras di daerah wisata sedikit berbau, 2% menyatakan berbau dan 57% menyatakan tidak berbau.

Gambar 8. Diagram Persepsi Wisatawan terhadap Bau Perairan Persepsi wisatawan terhadap warna perairan pada daerah wisata Pantai Paris Tigaras sebesar 11,9% menyatakan perairan wisata Pantai Paris Tigaras berwarna cokelat. Warna perairan dinilai secara visual dengan indra penglihat oleh wisatawan. 45,23% menyatakan hijau dan 42,85% menyatakan hijau jernih. Warna perairan juga menentukan ketertarikan wisatawan terhadap suatu objek wisata air. Semakin jernih suatu perairan maka akan semakin tinggi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi atau berkunjung ke suatu objek wisata air.

(56)

Gambar 10. Tingkat Kepauasan Wisatawan terhadap Potensi Wisata Berdasarkan kuisioner yang disebar terhadap pengunjung, sebanyak 69% wisatawan menyatakan bahwa mereka merasa puas melakukan aktivitas wisata di Pantai Paris Tigaras, 26% menyatakan cukup puas dan hanya 5% wisatawan yang meyatakan tidak puas terhadap potensi wisata yang ada di Pantai Paris Tigaras.

Analisis Parameter Fisika Kimia Perairan

Analisis kualitas air di Pantai Paris Tigaras dilakukan dengan mengambil sampel air di tiga stasiun. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali pengambilan dan dilakukan pada kondisi cuaca yang sama. Hasil analisis Kualitas Air Pantai Paris Tigaras pada setiap pengambilan dapat dilihat pada tabel 18. Tabel 18. Analisis Kualitas Air Pantai Paris Tigaras

Parameter Satuan Baku Mutu PP no. 82 Stasiun

Tahun 2001 I II III

Fisika

Suhu °C Deviasi 3 26 26 26 Kecepatan arus m/det - 0,013 0,009 0,008 Kecerahan m - 0,40 0,41 1 Kimia pH - 6-9 7,5 7,4 7,0 DO mg/L 3 7,26 7,03 7,13 BOD mg/L 6 3,183 3,96 3,7 Biologi Total Coliform Jlh/100 ml 10000 2000 2500 4000

Gambar

Tabel 8. Prediksi Waktu yang Dibutuhkan untuk Setiap Kegiatan Wisata  No  Jenis Kegiatan                 Waktu yang  Total Waktu 1 hari
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Gambar 4. Stasiun 2  c.  Stasiun 3
Tabel 1. Parameter Kualitas Air dan Metode Analisis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari serangkaian tahapan penelitian yang telah dilaksanakan, validasi instrumen penilaian portofolio pada aspek format, konstruksi, dan bahasa dinyatakan memenuhi

dekat dengan sumber air Tanam vegetasi pembatas dan jangan menyemprot dekat sumber air. Versi:

Pengertian lain tentang motion graphic adalah grafis yang menggunakan video dan atau animasi untuk menciptakan ilusi dari gerak ataupun transformasi.. Graphic design

[r]

Hubungan Jenis Kelamin dengan Kelelahan Kerja pada Pegawai Negeri Sipil Kantor Inspektorat Kabupaten Simalungun Tahun 2017 ... Hubungan Status Perkawinan

Hasil dari penelitian ini adalah terbangunnya aplikasi sistem pakar diagnosa hama dan penyakit pada jamur tiram, Dimana sistem mampu untuk menentukan jenis

The experiment proce- dure was done by investigating the sanitation networks as a function of type of pipes, concrete used, and waste concen- tration (as sulfates and hydrogen

Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dilakukan uji statistik menggunakan Chi-Square dengan fasilitas Exact- fisher.. Hasil penelitian