• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Perawatan Preventif Menggunakan Metode Kompleksitas Perbaikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manajemen Perawatan Preventif Menggunakan Metode Kompleksitas Perbaikan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Perawatan Preventif Menggunakan

Metode Kompleksitas Perbaikan

Asyari Daryus1 1)Program Studi Teknik Mesin,

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta Jalan Limau II, Kebayoran Baru, Jakarta 12130. INDONESIA. Email: asyari@yahoo.com. Telp: +62-21-7256659., Fax: +62-21-7256659 Abstrak

Untuk mempermudah dalam menghitung kegiatan perawatan mesin terutama perawatan preventif, dicoba memperkenalkan konsep “Komplesitas Perbaikan”. Kompleksitas Perbaikan merupakan suatu indeks (angka) yang mengukur tingkat kerumitan sebuah peralatan/mesin. Dengan indeks ini bisa ditentukan berbagai hal yang diantaranya adalah menentukan kebutuhan jam-orang (man-hour) suatu pekerjaan perawatan dan lama maksimum mesin berhenti beroperasi selama pekerjaan perawatan. Jam-orang suatu pekerjaan adalah merupakan angka kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan tersebut. Jam-orang merupakan perkalian antara jam yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan jumlah orang yang mengerjakan pekerjaan tersebut. Waktu berhenti beroperasinya mesin dalam pekerjaan perawatan juga merupakan faktor penting dalam menentukan berapa lama mesin tersebut tidak bisa memberikan pelayanan (service) atau berapa lama waktu produksi yang hilang karena mesin tersebut tidak beroperasi. Dengan indeks kompleksitas perbaikan, kedua hal diatas dapat dengan mudah dihitung. Dapat disimpulkan bahwa dengan metode kompleksitas perbaikan, penataan pekerjaan perawatan akan lebih mudah.

Kata kunci: perawatan, preventif, kompleksitas perbaikan, preventive maintenance, repair complexity.

1 PENDAHULUAN

Dalam mengatur suatu pekerjaan perawatan pada sebuah departemen perawatan (maintenance department) masih sering ditemui kendala dalam menentukan kebutuhan tenaga kerja yang efisien. Kendala ditemukan dalam hal bagaimana mengalokasikan sejumlah tenaga kerja terhadap pekerjaan perawatan sebuah mesin. Tidak ada standar yang menetapkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan terhadap suatu mesin/peralatan. Hal ini bisa dimaklumi karena antara satu mesin dengan mesin lainnya mempunyai karakteristik, spesifikasi serta fungsi yang berbeda sehingga kebutuhan tenaga perawatannya juga berbeda. Kemudian, untuk pekerjaan perawatan, kebanyakan peralatan atau mesin tersebut diharuskan untuk berhenti beroperasi, sehingga pekerjaan perawatan bisa lancar dan hasilnya baik. Namun untuk menetapkan lamanya mesin berhenti juga

bukan merupakan hal yang mudah, karena setiap mesin mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda pula.

Biasanya bagian perawatan dalam menentukan alokasi tenaga kerja dan waktu mesin berhenti beroperasi didasarkan atas pengalaman-pengalaman yang didapat sebelumnya. Cara ini tidak efisien karena akan memerlukan cara coba-coba sebelum didapat angka yang pasti, yang tentunya bisa mempersulit dalam memperkirakan biaya perawatan serta kualitas pekerjaan perawatan itu sendiri. Cara ini juga tidak bisa dijalankan bagi departemen pemeliharaan baru yang belum mempunyai pengalaman dalam perawatan mesin. Kesulitan-kesulitan juga ditemui jika terjadi penambahan jenis mesin yang baru, yang belum dipunyai sebelumnya. Pada kesempatan ini penulis akan mencoba mencari solusi permasalahan tersebut dengan menerapkan konsep “Kompleksitas Perbaikan”. Kompleksitas perbaikan adalah merupakan suatu indeks

(2)

1. Ukuran departemen perawatan mekanikal, persyaratan staf dan tenaga kerja.

(angka) yang menyatakan tingkat kesulitan/kerumitan suatu mesin. Setiap mesin akan diberi angka kompleksitas perbaikan, dan dengan angka ini akan bisa ditentukan kebutuhan tenaga kerja departemen perawatan serta waktu berhentinya mesin selama dalam perawatan. Indeks kompleksitas ini juga bisa digunakan untuk hal-hal lain di dalam departemen perawatan seperti kebutuhan material, perkiraan biaya tahunan dan sebagainya yang tidak akan dibahas kali ini, mungkin di kesempatan lain.

2. Material dan suku cadang yang diperlukan bagi pekerjaan perawatan. 3. Perkiraan biaya perbaikan tahunan

mesin.

4. Persentase breakdown.

2 DASAR TEORI

Salah satu jenis perawatan mesin/peralatan adalah perawatan preventif (perawatan pencegahan). Sesuai namanya, perawatan jenis ini dilakukan untuk mencegah/meminimalkan terjadinya kerusakan yang tidak direncanakan pada

mesin. Pekerjaan perawatan biasanya dilakukan pada interval waktu yang direncanakan. Jarak interval ini ditentukan dari tingkat peralatan/mesin dan kondisi beban. Pekerjaan perawatan preventif bisa menolong memperpanjang umur mesin (sampai 3-4 kali) dan mengurangi kerusakan yang tidak diharapkan.

Pada tulisan ini kami coba untuk menggunakan metode KP untuk item nomor satu diatas dalam hal ini berupa “perencanaan tenaga kerja” dan “waktu mesin berhenti” dalam pelaksanaan pekerjaan perawatan. Pada tabel 1, bisa dilihat harga rata-rata KP dari beberapa peralatan di industri.

Tabel 1 Harga rata-rata KP dari peralatan untuk jenis pro

No .

Jenis produksi/industri KP rata-rata peralatan

1 Rolling mills (baja) 15

2 Turbin (uap dan air) 14

3 Boiler 12

4 Turbin uap untuk kapal 11,5

5 M Mesin pesawat, Mesin diesel 11

beban berat, Mesin perkakas beban berat

6 Atomobile, Traktor berat, 10

Kapal, Pesawat udara

7 Traktor 9,5

Perbaikan yang dilakukan pada interval waktu yang direncanakan pada perawatan preventif umumnya dikategorikan atas empat tingkat sesuai dengan volume pekerjaan yaitu: Inspeksi (I), Perbaikan Ringan (R), Perbaikan sedang (S) dan Overhaul (O). Beban pekerjaan perawatan bertambah mulai dari inspeksi hingga ke tingkat overhaul.

8 Kereta (barang dan 9

penumpang) 9

Salah satu metode dalam mengatur pelaksanaan pekerjaan perawatan preventif adalah dengan menggunakan angka “Kompleksitas Perbaikan (KP)”. Kompleksitas Perbaikan adalah indeks relatif yang memberikan ide komparatif dari kompleksitas mesin dengan memperhitungkan roda gigi mekanis, unit

pneumatik dan hidrolik, permukaan penggerak dan transmisi lain yang terpasang pada mesin.

Konsep KP bisa digunakan untuk menentukan:

10

M Mesin Perkakas (medium) 9

all/roller bearing, Sepeda 8,5

motor

11 M Mesin listrik berat, Kereta api 8,5 listrik, Instrumen presisi

Kompresor, Mesin hidrolik,

12 8

Mesin perkakas ringan alat dan alat potong

13 7,5

Peralatan tekstil, industri

14 7,5

makanan, kulit, proteksi pemadam

peralatan gas

15 7

Peralatan tegangan rendah

16 7

(control gears, dsb) Instrumen Listrik

17 6

Harga KP dari tabel 2.1 adalah rata-rata, masing-masing nomor bisa diuraikan lagi secara lebih detil sesuai dengan spesifikasi mesinnya. Sebagai contoh, untuk kompresor udara harga KP lebih detil bisa dilihat dari tabel 2.2 berikut ini.

(3)

Tabel 2. Harga KP kompresor udara.[1]

Uraian Spesifikasi KP Tabel .4 Waktu Normal Mesin Berhenti Untuk Perawatan Preventif.[1]

Kompresor udara - semua tipe kapasitas 3 m3/min 6 kapasitas 6 m3/min kapasitas 10 m3/min kapasitas 25 m3/min kapasitas 50 m3/min kapasitas 100 m3/min 8 12 20 30 43 Tingkat  Pekerjaan  Jumlah hari yang  diperbolehkan per  satu KP  Inspeksi (I)  beberapa jam  Perb.Ringan  (R)  0,25  0,60  Perb.  Sedang  (S)  1,00 

Dari tabel-tabel diatas, KP adalah untuk peralatan dengan ukuran yang umum, dan untuk ukuran yang terletak diantaranya, harga kompleksitas bisa dicari dengan metode interpolasi.

Overhaul (O) 

 

3 PEMBAHASAN

Fitter, helper (pembantu), oiler (pemberi oli) dan operator mesin adalah empat kategori tenaga kerja yang dibutuhkan bagi pekerjaan perawatan. Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan perawatan preventif yang dihitung berdasarkan harga KP, diberikan oleh tabel 2.3.

Seandainya kita mempunyai sebuah kompresor udara yang akan diberikan pekerjaan perawatan preventif, dimana jenis perawatannya adalah “pekerjaan ringan”. Kapasitas kompresor adalah 25 m3/min. Dari tabel 2.2 kita peroleh indeks KP kompresor ini adalah 20. Sekarang kita coba mencari “jam-orang” yang diperlukan serta jumlah hari yang diperbolehkan bagi mesin untuk berhenti beroperasi untuk pekerjaan perawatan.

Tabel 3 Perencanaan Tenaga Kerja Untuk Perawatan Preventif.[1]

  Jam‐orang  yang 

diperlukan  

per satu KP  a. Dari tabel 3, untuk jenis perawatan

pekerjaan ringan (R), fitter memerlukan jam-orang per unit KP adalah 5,0, sehingga:

Tingkat  Pekerjaan   Fitter  Opera ‐  Lain‐ lain    tor  (oiler,   welder,  dsb)  jam-orang total = 5,0 x KP = 5,0 x 20 = 100 Inspeksi (I)  1,0  0,5  0,5  Perb.Ringa n (R)  5,0  4,0  1,0  Perb.Sedan g (S)  Overhaul  (O)  18,0  30,0  10,0  20,0  2,0  4,0 

artinya jika 1 hari kerja adalah 8 jam dan fitter yang akan bekerja 3 orang, maka total jam kerja

=100 / (3x8) = 4,2 hari

Dengan cara yang sama kita dapatkan kebutuhan untuk jenis tenaga kerja yang lainnya:

Untuk helper (pembantu) diperoleh dengan

rumus: 1 helper = 2 fitter. - operator = 80 jam-org

- lain-lain (oiler, welder, dsb) = 20 jam-org

- helper = 0,5 x 100 = 50 jam-org Jumlah hari maksimum yang dibolehkan

dimana mesin dimatikan untuk pekerjaan

perawatan preventif diberikan oleh tabel 4. b. Sementara dari tabel 2.4 kita dapatkan jumlah hari maksimum mesin berhenti beroperasi = 0,25/KP. Sehingga total waktu mesin diperbolehkan berhenti

c. = 0,25 x KP = 0,25 x 20 = 5 hari

(4)

Pada industri, lamanya mesin berhenti beroperasi karena pekerjaan perawatan bisa dimanfaatkan oleh bagian produksi untuk mengatur jadwal operasi mesin sehingga tidak menganggu kegiatan produksi.

Tabel 5 Hasil Perhitungan jam-orang serta waktu berhenti mesin pada bulan “Y”.

* I=Inspeksi, R=Perbaikan Ringan, S=Perbaikan sedang dan O=Overhaul.

  

Sekarang kita akan mencoba menghitung suatu kondisi konkrit dari sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan “X” yang bergerak pada bidang produksi pembentukan logam akan melakukan perawatan preventif terhadap mesin-mesin sesuai dengan skedul yang sudah dibuat. Daftar mesin-mesin

produksi perusahaan “X” tersebut yang akan mengalami perawatan preventif untuk satu bulan tertentu diperlihatkan pada tabel 2.5. Hasil perhitungan “jam-orang” tenaga kerja serta waktu berhenti mesin diperlihatkan pada tabel yang sama berdasarkan harga KP dan indeks pengali dari tabel 3 dan tabel 4

           jam‐orang  waktu 

No Peralatan Spesifikasi tingkat

pek.* KP fitter operato r lain-lain berhenti mesin (hari) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Kompresor udara Mesin bubut, geared head & normal accuracy idem

idem

Vertical boring-single column and with single head.

Horizontal boring machine, fixed column. Broaching machine-horizontal.

Horizontal milling with power feed, knee type. Gear hobber (single spindle).

Gear - tooth rounding machine.

Mechanical press, single crank, single acting.

kapasitas 25 m3/min. 400 mm swing x 1000 mm between centers 500 mm swing x 8000 mm between centers. 500 mm swing x 8000 mm between centers, semi atomatic, multy tool production type. 1600 mm work table diameter. 150 mm spindle diameter. 10 ton maximum force. 1000x250 mm table size. 200 mm maximum dia of work. 300 mm maximum dia of work. 40 ton capacity. R R S R I O R R S I S 20 9 15 16,5 25 35 14 9 10 9 6,5 100 45 270 82,5 25 1050 70 45 180 9 117 80 36 150 66 12,5 700 56 36 100 4,5 65 20 9 30 16,5 12,5 140 14 9 20 4,5 13 5 2,25 9 4,125 - 35 3,5 2,25 6 - 3,9     TOTAL      1993,5  1306  288,5   

(5)

Dengan menghitung kedua hal diatas yaitu jam-orang tenaga kerja serta lama mesin berhenti, kita bisa menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan (fitter, operator, oiler/welder, helper) dalam pekerjaan preventif dengan mudah dan hasilnya bisa diterapkan di lapangan. Perhitungan jumlah tenaga kerja dalam pembahasan diatas dilakukan dalam basis bulanan, namun tak tertutup kemungkinan menghitungnya dalam basis waktu lainnya seperti empat mingguan, lima mingguan dan sebagainya.

Dari tabel 5 diatas diperoleh hasil bahwa kebutuhan total jam-orang untuk satu bulan Y adalah:

fitter : 1993,5 jam-orang operator: 1306 jam-orang

Lain-lain (welder, oiler dsb): 288,5 jam-org.

Pada kolom terakhir tabel 2.5 terlihat jumlah hari maksimum mesin untuk pekerjaan perawatan yang terkait.

Dari pembahasan diatas tentang pekerjaan preventif yang disajikan pada tabel 5, terlihat bahwa sangat mudah menghitung “jam-orang” serta “waktu berhenti mesin” beroperasi dengan menggunakan indeks KP. Hasil perhitungan waktu berhenti mesin beroperasi bisa juga dimanfaatkan oleh bagian produksi suatu industri dalam mengatur jadwal produksi, sehingga produksi secara keseluruhan tidak terganggu.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

[1] H.P. Garg. Industrial Maintenance. S. Chand & Company Ltd., 1997. [2] A.S. Corder. terj. K. Hadi. Teknik

Manajemen Pemeliharaan. Penerbit Erlangga, Jakarta 1992.

[3] L.R. Higgins, D.P. Brautigam, R.K. Mobley. Maintenance Engineering Handbook. McGraw-Hill, Inc. 1995.

4 SIMPULAN

Penataan pekerjaan perawatan preventif suatu mesin akan mudah dilakukan dengan menggunakan konsep “Kompleksitas Perbaikan” (KP), karena kompleksitas perbaikan ini adalah suatu indeks relatif yang memberikan ide komparatif dari kompleksitas sebuah mesin. Makin kompleks suatu mesin maka makin besar indeks KPnya.

[4] BH. Amstead, P. F. Ostwald, M. L. Begeman, terj. B. Priambodo. Teknologi Mekanik, jilid 2. Erlangga 1993.

Perhitungan jam-orang tenaga kerja yaitu menghitung jam-orang tenaga kerja fitter, operator, welder, oiler dan helper (pembantu) dimana semua jenis keahlian ini adalah kategori-kategori tenaga kerja yang diperlukan dalam pekerjaan perawatan preventif sangat mudah dilakukan dengan metode ini. Perhitungan jam berhenti mesin beroperasi karena pekerjaan perawatan preventif juga mudah dilakukan terutama untuk tiga dari empat tingkat pekerjaan perawatan preventif: Pekerjaan Ringan, Pekerjaan Sedang dan Overhaul. Sedangkan satu tingkat pekerjaan yang lainnya yaitu tingkat Inspeksi tidak dicari dari indeks KP karena pekerjaan ini biasanya dilakukan sebentar atau hanya dalam hitungan jam.

Gambar

Tabel 1  Harga rata-rata KP dari peralatan  untuk   jenis pro
Tabel 3  Perencanaan Tenaga Kerja Untuk  Perawatan Preventif. [1]
Tabel 5 Hasil Perhitungan jam-orang serta waktu berhenti mesin pada bulan “Y”.

Referensi

Dokumen terkait

 Ketika anak belajar untuk menerjemahkan kata yang tertulis ke dalam perkataan, anak juga. mencoba menggunakan kata yang tertulis untuk mengekspresikan ide, pemikiran

Berdasarkan hasil analisis data di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran keluarga dengan tingkat kecemasan anak usia sekolah

Berdasarkan uraian di atas dan dengan adanya kerjasama dengan guru kimia SMA Al Islam 1 Surakarta, maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas menggunakan

Sehubungan dengan program kerja OSIS SMA Negeri 1 Tumpang Sekbid II Periode 2014-2015, kami selaku pengurus IKAPALA angkatan XXXIV mengadakan kegiatan

Penelitian terkait kombinasi kadar protein pakan berbeda dan posisi amputasi berbeda terhadap regenerasi sirip ikan ekor juvenil ikan nilem, belum banyak dilakukan, maka

❑ Fungsi dasar sistem komputer adalah Fungsi Operasi Pengolahan Data, Penyimpanan Data, Fungsi Operasi Pemindahan Data, Fungsi Operasi Kontrol... Jelaskan perbedaan

Namun terhadap putusan yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap, hanya ada dua upaya hukum luar biasa yang dapat dilakukan yaitu, Kasasi demi kepentingan hukum

Modul esp8266 digunakan untuk menghubungkan Arduino dengan jaringan internet menggunakan koneksi wifi, sehingga data yang didapat dari sensor optocoupler dan