BUKU METODE MENGHAFAL
AL-BUKU METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN
QUR’AN
UNTUK MAHASISWA UIN MATARAM
UNTUK MAHASISWA UIN MATARAM
A. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 1. Latar Belakang
Al
Al Qur'an Qur'an merupakamerupakan n kalam kalam Allah Allah Swt. Swt. yang yang diturunkaditurunkan n kepadakepada
Sang Baginda Nabi yang Agung Muhammad Saw. sebagai mukjizat dan
Sang Baginda Nabi yang Agung Muhammad Saw. sebagai mukjizat dan
pedoman hidup bagi kaum muslimin yang wajib dipelajari dan diamalkan
pedoman hidup bagi kaum muslimin yang wajib dipelajari dan diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari. Mambacanya al Qur'an bernilai ibadah di sisi
dalam kehidupan sehari-hari. Mambacanya al Qur'an bernilai ibadah di sisi
Allah
Allah swt. swt. Apalagi Apalagi bila bila berupayberupaya a memahami memahami isi-kandungisi-kandungannya annya dan dan lebih-
lebih-lebih bila seseorang berusaha untuk menghafalnya. Berkaitan dengan hal
lebih bila seseorang berusaha untuk menghafalnya. Berkaitan dengan hal
ini, Rasulullah saw bersabda,
ini, Rasulullah saw bersabda, “Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya“Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”(HR. Muslim).
(penghafalnya).”(HR. Muslim). Di hadist lain, Rasulullah SAW bersabda:Di hadist lain, Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al “Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. Al
Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 4639).-Bukhari no. 4639).
Salah satu tujuan ditulisnya buku ini adalah mengingatkan kepada
Salah satu tujuan ditulisnya buku ini adalah mengingatkan kepada
para penghafal
Al-para penghafal Al-Qur’an dan calon penghafal bahwa sesQur’an dan calon penghafal bahwa sesungguhnyaungguhnya
menghafal tanpa metode dan dengan metode ibarat menyeberang sungai
menghafal tanpa metode dan dengan metode ibarat menyeberang sungai
yang luas tanpa jembatan. Menghafal
Al-yang luas tanpa jembatan. Menghafal Al-Qur’an itu mudah hanya jika kitaQur’an itu mudah hanya jika kita
tahu tekniknya. Juga, agar semua variasi menghafal dan muraja’ah Al
tahu tekniknya. Juga, agar semua variasi menghafal dan muraja’ah Al -
-Qur’an tetap terpelihara.
Qur’an tetap terpelihara.
Sedangkan bagi para penghafal Al-Quran Allah dan Rasulnya telah Sedangkan bagi para penghafal Al-Quran Allah dan Rasulnya telah menjanjikan pahala dan kedudukan yang mulia. Dari Abu Hurairah ra. menjanjikan pahala dan kedudukan yang mulia. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah Sawbersabda:
bahwa Rasulullah Sawbersabda: “Penghafal Al Quran akan datang pada“Penghafal Al Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Quran akan berkata: Wahai Tuhanku, hari kiamat, kemudian Al Quran akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah
(kehormata
(kehormatan), Al n), Al Quran kembali meminta: WQuran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah,ahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon maka orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan”
tambahan nikmat dan kebaikan” (HR. Tirmidzi, hadits hasan {2916}, Inu(HR. Tirmidzi, hadits hasan {2916}, Inu Khuzaimah, Al Hakim, ia menilainya hadits shahih).
Khuzaimah, Al Hakim, ia menilainya hadits shahih).
Menghafal Al-Quran memang sudah menjadi tradisi sejak zaman Menghafal Al-Quran memang sudah menjadi tradisi sejak zaman Rasulullah saw, diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah Rasulullah saw, diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? IaIa menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lag
kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab,i. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At
delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An--Turmudzi dan An-Nasa’i).Nasa’i).
IAIN Mataram sebagai satu-satunya lembaga Pendidikan Tinggi IAIN Mataram sebagai satu-satunya lembaga Pendidikan Tinggi Agama
Agama Islam Islam Negeri Negeri harus harus menjadi menjadi yang yang terdepan terdepan dalam dalam membina membina dandan mencetak para penghafal kalam-kalam Tuhan. Terlebih dengan mencetak para penghafal kalam-kalam Tuhan. Terlebih dengan transformasi IAIN Mataram menjadi UIN Mataram, yang dimana dalam transformasi IAIN Mataram menjadi UIN Mataram, yang dimana dalam proses perubahan tersebut, IAIN Mataram mengusung Quranic Center proses perubahan tersebut, IAIN Mataram mengusung Quranic Center sebagai
sebagai iconicon atau ciri khas UIN Mataram yang akan menjadi atau ciri khas UIN Mataram yang akan menjadi bergining bergining ,, keunggulan dan model bagi pengembangan metode menghafal Al-Quran keunggulan dan model bagi pengembangan metode menghafal Al-Quran di PTAIN lainnya di Indonesia.
(kehormata
(kehormatan), Al n), Al Quran kembali meminta: WQuran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah,ahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon maka orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan”
tambahan nikmat dan kebaikan” (HR. Tirmidzi, hadits hasan {2916}, Inu(HR. Tirmidzi, hadits hasan {2916}, Inu Khuzaimah, Al Hakim, ia menilainya hadits shahih).
Khuzaimah, Al Hakim, ia menilainya hadits shahih).
Menghafal Al-Quran memang sudah menjadi tradisi sejak zaman Menghafal Al-Quran memang sudah menjadi tradisi sejak zaman Rasulullah saw, diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah Rasulullah saw, diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? IaIa menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lag
kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab,i. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At
delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An--Turmudzi dan An-Nasa’i).Nasa’i).
IAIN Mataram sebagai satu-satunya lembaga Pendidikan Tinggi IAIN Mataram sebagai satu-satunya lembaga Pendidikan Tinggi Agama
Agama Islam Islam Negeri Negeri harus harus menjadi menjadi yang yang terdepan terdepan dalam dalam membina membina dandan mencetak para penghafal kalam-kalam Tuhan. Terlebih dengan mencetak para penghafal kalam-kalam Tuhan. Terlebih dengan transformasi IAIN Mataram menjadi UIN Mataram, yang dimana dalam transformasi IAIN Mataram menjadi UIN Mataram, yang dimana dalam proses perubahan tersebut, IAIN Mataram mengusung Quranic Center proses perubahan tersebut, IAIN Mataram mengusung Quranic Center sebagai
sebagai iconicon atau ciri khas UIN Mataram yang akan menjadi atau ciri khas UIN Mataram yang akan menjadi bergining bergining ,, keunggulan dan model bagi pengembangan metode menghafal Al-Quran keunggulan dan model bagi pengembangan metode menghafal Al-Quran di PTAIN lainnya di Indonesia.
2. Tujuan 2. Tujuan
Pengembangan metode menghafal Al-Quran yang dirumuskan oleh Pengembangan metode menghafal Al-Quran yang dirumuskan oleh TIM Quranic Center bertujuan untuk menemukan metode menghafal yang TIM Quranic Center bertujuan untuk menemukan metode menghafal yang efektif dan relevan untuk diterapkan di kalangan mahasiswa IAIN Mataram. efektif dan relevan untuk diterapkan di kalangan mahasiswa IAIN Mataram.
BAB II
B. PEDOMAN UMUM MENGHAFAL AL-QUR’AN1. Keutamaan Menghafal al-Qur’an
Dalam sejarah Islam, penghafalan al- Qur’an memiliki warna tersendiri dalam penjagaan al-Qur’an. Pada masa penyebaran Islam dan penyampaian wahyu, Rasulullah Saw. mengajarkan al- Qur’an kepada para sahabat dan koleganya dengan sistem talaqqi, yakni membacakan langsung di depan sang pendengar. Kemudian para sahabat secara langsung berusaha menghafalkannya. Hal tersebut juga yang dilakukan oleh Rasulullah ketika menerimanya dari Malaikat Jibril as. Sistem hafalan ini mengakar dalam diri sahabat yang kemudian secara estafet ditularkan kepada generasi penerus yaitu tabiin.
Disatu sisi, tradisi dan sistem hafalan yang sangat kental ini juga dilatar belakangi oleh keadaan dari kebanyakan sahabat yang termasuk kalangan Ummy (tidak bisa baca tulis), maka tiada lain cara yang paling pasti dan ampuh untuk menjaga kalam Allah adalah dengan menghafalnya. Sistem hafalan ini terus bergulir dan eksis sampai masa sekarang, meskipun tinta dan percetakan al- Qur’an semakin bertebaran dengan segala bentuk mesin dan alat editingnya. Allah dalam kalamNya, secara tersirat telah memastikan terjaganya al- Qur’an dari segala bentuk perubahan, baik pengurangan ataupun penambahan apalagi kemusnahan.1 Dan hadirnya para penjaga al-Qur’an (Huffazh) di dunia ini adalah satu dari sekian bukti keberlangsungan al- Qur’an dari dulu sampai hari akhir kelak.
Untuk memberikan semangat gerak untuk baca dan penghafalan al-Qur’an ini Nabi Muhammad seringkali memberikan motivasi dalam banyak
tempat baik yang langsung tertera dalam al- Qur’an maupun dari literatur hadis. Dianatara kelebihan atau keutamaan menghafal al- Qur’an dapat dirangkum sebagai berikut:
Derajat yang tinggi bagi para penghafal
Satu prestasi yang besar bagi umat Islam adalah ketika Allah Swt meninggikan derajatnya di dunia dan di akhirat. Derajat yang tinggi ini bisa didapat dengan memperbanyak membaca al- Qur’an dan menghafalnya. Dalam banyak hadis, Rasulullah memberikan gambaran bahwa penghafal al-Qur’an memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah., mereka termasuk keluarga Allah. Imam Ahmad bin Hanbal merekamnya dalam Musnad nya, dalam bab Musnad Anas bin Malik juz 24 halaman 377
“Nabi bersabda: sesungguhnya Allah memilki keluarga dari kalangan manusia, dan ahlul Qur’an (penghafal, pembaca al-Qur’an) adalah keluarga Allah dan makhluk pilihanNya”.
Di samping menjadi Ahlullah, para penghafal al-Qur’an menjadi pilihan pertama dan utama dalam hal kepemimpinan. Rasulullah seringkali mengutamakan satu sahabat daripada sahabat lainnya karena hafalan al-Qur’annya. Dulu, apabila beliau mengirim utusan, beliau berpesan:
“Apabila waktu shalat telah datang, maka azanlah salah satu dian tara kalian, dan hendaklah orang yang lebih banyak hafalan al- Qur’annya yang mengimami shalatnya”.
Demikian banyaknya fadhilah bagi yang menghafalkan al-Qur’an, sehingga tidak heran jika para sahabat dulu selalu berlomba-lomba dalam mengambil ayat-per ayat langsung dari Rasulullah Saw. Tidak ada kata lelah dan puas dalam hafalan, mereka selalu berjibaku setiap malam dan
َ
siangnya untuk memurajaah dan menatalaqqi kan bacaannya ke hadapan Rasulullah. Abu Bakar Ash-Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin ‘Abbas adalah contoh sahabat yang
tidak pernah henti-hentinya untuk melafalkan al- Qur’an setiap harinya. Pemandangan seperti ini tiada lain disebabkan karena Allah telah menjanjikan lewat lisan Rasulullah Saw yakni kenikmatan hidup yang tiada tandingannya, manusia terbaik adalah yang belajar al- Qur’an dan mengajarkannya, bacaan al-Qur’an yang dilantunkan tiap waktu kelak akan datang menjadi syafaat di hari kiamat. Dengan kelebihan-kelebihan ini tidak salah kalau orang yang hidup bersama al- Qur’an adalah mode hidup yang sangat dibolehkan untuk iri kepadanya. Rasulullah bersabda:
Atau dalam redaksi yang lain:
2. Istilah-istilah dalam menghafal al-Qur’an
DAFTAR ISTILAH:
Bi dunin nazhar : Dengan tanpa melihat
Bin nazhar : Dengan melihat
Bi’ah : Lingkungan
Dhamir : Kata ganti
Futur : Rasa malas
gibthah : Berharap nikmat semisal nikmat orang lain
Harakat : Tanda baca agar pelafalan (Arab) mudah
Huffaz : Para penghafal Al-Qur’an
Khat : Tulisan tangan, tulisan Arab dengan tangan
Makhraj : Tempat keluarnya huruf
َ
َ
َ
Manzil : Hafalan lama (muraja’ah)
Muraja’ah : Mengulang-ulang hafalan
Musabaqah : Lomba
Mushaf : Lembaran Al-Qur’an dalam bentuk tulisan
Mutqin : Kuat (hafalan)
Nahwu sharaf : Ilmu tata bahasa Arab
Qaul : Perkataan
Qiyamullail : Shalat Tahajud/malam hari
Qiyamunnahar : Shalat sunnah siang hari
Sabak : Hafalan baru saat ini
Sabki : Hafalan kemaren (rangkaian sabak)
Sanad : Mata rantai riwayat sampai Nabi
Syahwat : Kecenderungan hati yang kurang baik
Syafaat : Pertolongan
Syar’i : Hukum Islam
Muhaffidz : orang yang membimbing dan menyima’ hafalan
Syubhat : Ketidak jelasan atau kesamaran
Tahfidz : Menghafal, proses menghafal Al-Qur’an
Tahrif : Menyelewengkan
Tajwid : Ilmu hukum bacaan Al-Qur’an
Tasmi’ : Memperdengarkan hafalan Al-Qur’an
Tilawah : Membaca Al-Qur’an
Visualisai : menggambarkan, membayangkan
Waqaf : cara atau tempat berhenti dalam Al-Qur’an
Pengertian dari istilah-istilah dalam menghafal Al-Qur’an
1. Qiroat (membaca biasa) adalah bacaan yang di lakukan dengan sedang-sedang tanpa mempercepat dan memperlambat bacaan dengan memperhatikan qoidah hukum-hukum tajwidnya.
2. Tadarus (membaca al-Quran dengan tajwid) adalah Membaca dengan saling memperdengarkan/simaan bacaan al- Qur’an dan memperhatikan qoidah hukum-hukum tajwidnya.
3. Tilawah (membaca al-Quran dengan irama dan seni yang indah) adalah Membaca al-Qur’an dengan suara yang indah dan mengiramakannya tanpa menghilangkan hukum qoidah tajwidnya. 4. Murotal (membaca al-Quran dengan teratur, mutawaliyat atau
berkesinambungan) adalah membaaca al- Qur’an dengan secara berkesinambunga, teratur dan tidak terlepas dari hukum qoidah tajwidnya.
5. At-Tahqiq (bacaan yang sangat lambat) adalah bacaan yang di iringi dengan lantunan suara yang bagus dan sesuai dengan standar lagu yang ada pada seni membaca al- Qur’an seperti irama yang sering di baca oleh para qori dan qoriah.
6. At-Tartil (bacaan perlahan dan tenang, cocok untuk sembari mentadabburi Al Quran) adalah membaca al- Qur’an dengan cara pelan dan tenang sambil metadabbur atau menghayati makna dari al-Qur’an.
7. At-Tadwir (bacaan yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, bacaan dengan irama yang sedang) adalah membaca al- Qur’an dengan cara sedang dan berirama dengan memperhatikan tajwidnya. 8. Al-Hadr (bacaan yang dilakukan dengan cepat) adalah bacaan cepat
di lakukan dengan irama yang cepat tanpa mengiramakannya akan tetapi tetap memperhatikan hukum bacaan tajwidnya bacaan ini cocok untuk acara khataman al-qur’an.
9. Tahsin (memperbaiki bacaan AlQur’an sifat dan makhrojnya) adalah membaca al-Qur’an dengan memperhatikan segala bentuk sifat huruf dan makhraj huruf yang ada dalam al- Qur’an.
10. Tafwidz (setoran hafalan) adalah melakukan setoran hafalan baru untuk tambahan hafalan yang sebelumnya sudah di setorkan kepada ustaz sebagai mustami atau pendengar.
11. Ziyadah (tambahan hafalan) adalah melakukan penambahan hafalan baru untuk di setor kepada ustaz sebagai mustami atau yang mendengarkan hafalan baru.
12. Tasmi’ (memperdengarkan hafalan al -qur’an kepada guru) adalah memperdengarkan hafalan baru kepada guru atau ustaz yang sebagai mustami atau tempat memperdengarkan hafalan baru.
13. Takrir (mengulang hafalan) adalah mengulang hafalan yang sudah di setor yang merupakan hafalan lama dengan tujuan untuk memperkuat hafalan agar tidak mudah hilang.
14. Rubu’ (tempat berhenti yang di tandai dengan huruf " ) adalah tempat berhenti dan tempat memulai bacaan ayat al- Qur’an yang di tandai dengan huruf "
15. Muroja’ah (mengulang hafalan) adalah mengulang hafalan dengan tujuan untuk memperkuat hafalan yang sudah di setor maupun yang sudah di takrir atau yang di ulang.
16. Tamrinat (latihan-latihan) adalah latihan menjawab soal untuk melanjutkan bacaan ayat-ayat al-Qur’an yang di tanya oleh guru dalam rangka mengevaluasi kekuatan hafalan yang di miliki para penghafal. 17. Tajwid (cara membaca Al- Qur’an dengan baik dan benar sesuai
dengan hukum bacaan Al-Qur’an) adalah hukum-hukum membaca al-Qur’an dengan koidah dan cara yang benar dalam membaca al -qur’an.
"
18. Murojaah Syakhsiah (mengulang hafalan dengan cara perorangan) adalah mengulang hafalan dalam rangka memperkuat hafalan dengan cara mengulang dengan sendiri atau individu.
19. Murojaah Ijtimaiyah (mengulang hafalan dengan cara bersama/ kelasikal) adalah mengulang hafalan dalam rangka memperkuat hafalan dengan cara bersama atau klasikal mulai dari hafalan lama sampai hafalan baru.
20. Murojaah subuiyah (mengulang hafalan dengan cara bersama sekali dalam seminggu) adalah mengulang hafalan lama dengan cara simaan kepada santri para penghafal secara bergiliran dan melaporkan hasil dari simaan yang sudah di lakukan kepada mustami atau ustaz, berapa halaman yang dapat di baca dengan cara bil gaib atau tidak melihat mushaf. Ini dilakukan 1 kali dalam seminggu.
Kiat-Kiat Sebelum Menghafal al-Qur’an a. Luruskan Niat
Niat adalah awal dari semua amal. Dan sesungguhnya amal itu tergantung niatnya. Jika niatnya ikhlas, peluang amal sholeh diterma Allah terbuka lebar. Namu jika niat tidak ikhlas dan keliru, bukan karena Allah, maka sia-sialah amalnya.
Nabi bersaabda:
“ Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya. ” (H.r. Bukhari Muslim Betapa banyak orang yang membaca dan menghafal Al- Qur’an, namun beroleh pahala yang kecil karena niatnya. Bahkan dalam hadits riwayat Imam Muslim dijelaskan oleh Nabi bahwa kelak pada hari kiamat ada pembaca Al-Qur’an yang dihempaskan ke dalam api neraka karena niatnya yang keliru. Dan betapa banyak orang yang hanya
sedikit membaca dan menghaffal Al-Qur’an tetapi berlimpah pahala. Semua karena niatnya.
b. Tentukan Target
Jika seseorang ingin dan akan menghafal Al- Qur’an namun tidak menetapkan target di awal, kemungkinan dia akan santai atau berleha-leha. Akibatnya hafalan lambat bertambah dan tidak lancar. Oleh karena itu langkah selanjutnya ialah membuat target sendiri. Berapa ayat atau halaman yang ingin dihafalkan setiap harinya. Berapa lamakah ingin menyelesaikan hafalan 30 juz? Mulailah dari sekarang. Waktu sangat singkat, tak ada waktu bermalas-malasan.
Penentuan target ini penting, karena begiut banyak orang yang menghafal Al-Qur’an namun tanpa target waktu yang jelas. Akhirnya hafalnnya lamban dan tidak selesai. Bagi seorang santri atau mahasiswa yang menghafal tanpa target yang terukur dikhawatirkan akan dijuluki santri atau mahasiswa abadi. Sebelum menghafl Al-Qur’an, tentukan target terlebih dahulu.
c. Memilih Waktu Terbaik
Setelah target selesai ditetapkan. Buatlah jadwal menghafal harian. Kapan dan di mana? Misalnya, selepas shalat subuh ditetapkan untuk memulai menghafal hafalan baru. Setelah shalat zuhur untuk mengulang hafalan. Setelah shalat ashar untuk memantapkan hafalan baru dan muraja’ah. Diantara waktu yang baik untuk menghafal al-Qur’an adalah: Tengah malam, setelah shalat Subuh, pagi hari, Setelah shalat Ashar, Antara shalat Magrib dan Isya, Setelah shalat Isya
d. Memilih Tempat yang Nyaman
Suasana hati akan mempengaruhi semangat dalam menghafal dan mengulang hafalan. Oleh karena itu tempat yang tenang, aman, dan nyaman juga harus dioptimalkan demi mejaga pandangan dan telinga dari hal-hal yang mengalihkan dan menyibukkan hati dari Al-Qur’an. Tempat-tempat yang sangat baik ialah masjid, persawahan yang hijau, atau tempat lain yang nyaman dan syahdu untuk menghafal.
Sebaiknya jauhi tempat-tempat yang merusak kondisi hati dan menghalangi dari konsentrasi seperti pasar, kecuali untuk menguji kekuatan hafalan. Lingkungan sangat berdampak bagi pembentukan karakter penghafal Qur’an. Mereka yang tinggal di lingkungan umum atau jauh dari nafas-nafas Qur’an, sangat mungkin akan menemui banyak kedala dalam menghafal Al- Qur’an karena jauhnya dari lingkungan yang Qur’ani.
Lingkungan penghafal akan membuat semangat dana berlomba-lomba menyelesaikan hafalan serta menjaga hati dan pikiran. Sementara lingkungan yang sarat dengan warna dan kecenderungan duniawi hanya akan melailaikan hati dan pikiran. Membuat fokus terhadap Al-Qur’an hilang dan hanya membuat pikiran cinta dunia dan ingin menjadi hamba harta dan kedudukan.
e. Menjaga Kesehatan
Banyak penghafal Al-Qur’an yang terlalu larut dalam usaha menghafal Al-Qur’an sampai lupa dengan kondisi fisik dan kesehatannya. Maka salah seorang guru dalam satu pertemuan mengamanatkan kepada para santri agar berolahraga dan menjaga kesehatan. Karena penghafalAl- Qur’an yang banyak duduk memungkinkan lebih mudah terserang penyakit.
Bagaimana mungkin seorang itu mampu menghafal Al- Qur’an dengan baik dan tuntas jika sakit-sakitan dan tidak dalam kondisi tubuh yang sehat? Menjaga kesehatan banyak ragam dan bentuknya. Yang paling kuat ialah olahraga rutin.
f. Memperhatikan Mushaf yang digunakan
Perlunya menggunakan satu bentuk mushaf dalam menghafal karena akan lebih memudahkan dalam proses ingatan. Bahkan sangat dianjurkan untuk menjaga sebaik mungkin mushaf pegangan dari awal sampai akhir. Bergantinya mushaf akan mengakibatkan kebigungan dalam mengingat bahkan memudarkan hafalan. Bagaimana tidak, mushaf satu dengan lainnya terdapat perbedaan seperti tata letak, bentuk tulisan bahkan sampai pada tanda baca, waqfdan ibtida’ nya.
JAUHI MUSIK, DENGARKAN MURATTAL
Di zaman sekarang ini musik menjadi sebuah ujian baru bagi umat Islam. Di mana-mana diadakan koser musik. Hampir di setiap stasiun TV mengadakan acara pencarian bakat menjadi pemusik. Dan dengan mudahnya rekaman musik-musik itu diperoleh dan didengarkan. Dengan hal ini telah melalaikan kebanyakkan umat Islam terutama anak muda dari al-Qur’an dan dzikir kepada Allah.
Bagi yang sedang menghafal al- Qur’an tidak dibenarkan menjadi pencandu musik. Karena, selain tidak layak, sebagian ulam mengharamkan musik terutama musik-musik masa kini yang mudharat alih-alih bermanfaat. Musik juga akan mengganggu hafalan, terutama musik yang bernada tinggi atau keras. Karena yang terngiang-ngiang dalam benaknya lebih dominan alunan musik dan nyanyian ketimbang suara murattal yang pernah
didengarnya. Belakangan ini banyak sekali orang terutama anak sekolah yang mengeluh buruknya hafalan dan daya ingatnya terhadap al- Qur’an.
Kebiasaan mendengarkan musik akan membawa pelakunya menjadi akrab dengan musik. Sebaliknya, semakin sering seseorang mendengarkan murattal, berinteraksi dengan al- Qur’an maka akan membuatnya akrab dengan al-Qur’an. Perhatikanlah orang yang kecanduan musik. Hampir setiap waktu di setiap kesempatan dan setiap tempat dia akan mendengarkannya. Sebaliknya orang yang terbiasa mendengarkan murattal al-Qur’an akan senantiasa melantunkan al -Qur’an di setiap waktu dan di setiap kesempatan. Tidak merasa berat untuk mengambil al- Qur’an lalu membukanya, membaca, atau menghafalkannya.
JAUHI MAKSIAT DAN JEMPUT CAHAYA
Setan setalah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah. (Q.s. al-Mujadalah [58]:19)
Banyak orang yang mengeluhkan beratnya membaca al- Qur’an. Namun sedikit di antara mereka yang bisa mengoreksi diri. Ada pula yang ragu bahwa maksiat dapat melunturkan hafalan al- Qur’an dan menghalangi dari cahaya. Maka dari itu ingatlah bahwa al- Qur’an itu nuur (cahaya). Da n sekali-kali cahaya itu tidak akan dimasukkan ke dalam hati yang penuh maksiat.
Di antara maksiat yang memudarkan hafalan ialah pandangan mata terhadap sesuatu yang diharamkan oleh Allah, baik yang tidak disengaja apalagi yang disengaja dan berlama-lama dengan pandangan maksiatnya tersebut. Kemudian bagaimanakah keadaan kita di zaman sekarang yang dikelilingi oleh maksiat dan “parade” pamer aurat?
JAUHI MAKSIAT
Maksiat menjadi salah satu penyebab terbesar rusaknya hafalan dan hilangnya ingatan atau melemahnya daya ingat seseorang. Terutama di zaman ini yang penuh dengan maksiat. Di samping kiri-kanan, atas bawah, dan depan belakang. Di mal-mal, pasar-pasar, tempat kerja, sekolah-sekolah, tempat wisata, sampai di jalan-jalan kita temukan pemandangan yang mengganggu mata.
Kebanyakan maksiat itu masuk melalui pandangan mata, bukan hanya ucapan lisan yang melintas di telinga saja. Di sini maksiat, di sana maksiat. Di mana-mana maksiat. Suatu ketika imam syafi’i mengadukan buruknya hafalan kepada Imam Waki’, gurunya. Lalu imam Syafi’I berkata:
“Maka beliau menyarankanku agar meninggalkan maksiat.”
Waki’ bin al-jarrah ketika ditanya tentang obat lupa hafalan beliau berkata, “resepnya ialah meninggalkan maksiat. Aku belum pe rnah mencoba sesuatu yang semisal dengan itu untuk menghafal.” (Kitab Jami’ Akhlaq ar-Raawi ).2
Oleh karena itu, seyogyanya maksiat harus dijauhi oleh Muslim pada umumnya dan terlebih-lebih oleh para penghafal Al- Qur’an:
Al-Qur’an itu cahaya. Dan cahaya ti dak akan hingga di tempat yang kotor.
Orang yang sering bermaksiat akan terlihat buruk perilakunya, jelek perangainya, serta gelap rupanya.
2 Herman Syam El-Hafidhsiapa bilang menghafal al-Quran itu sulit?.Pro-U Media. Yogyakarta.
Orang yang gemar bermaksiat akan kesulitan mengulang hafalannya.
Orang yang gemar bermaksiat akan mudah hilang hafalannya.
Orang yang gemar bermaksiat akan mudah bosan dan akhirnya menjauh dari AL-Qur’an.
Orang yang gemar bermaksiat akan kesulitan bangun Qiyamullail di malam hari.
Orang yang gemar bermaksiat akan kesulitan dalam hafalan pelajaran lain.
Jika ada yang gemar bermaksiat namun tetap kuat hafalannya, maka itu adalah ujian atau malah istidraj dari Allah artinya hukuman yang di berikan oleh Allah sedikit demi sedikit dan tidak diberikan langsung. Allah biarkan orang ini dan tidak disegerakan azabnya.
Kemaksiatan akan menghalangi seseorang untuk memahami dan mengamalkan Al-Qur’an sehingga AL-Qur’an tidak sampai ke dalam hatinya, hanya sampai kerongkongannya saja.
Langkah-langkah agar terlepas dari jerat maksiat
1. Perbanyak Tahajud dan berdoa agar dilepaskan atau di jauhkan 2. Senantiasa bersama orang-orang shalih
3. Banyak berbuat amal shalih 4. Merenungi kebesaran Allah 5. Banyak istigfar dan bertaubat
ISTIQOMAH
Istiqomah dalam bahasa Arab artinya al- isti’dal (seimbang). Secara istilah, istiqomah adalah berpegang pada seluruh bagian-bagian agama, baik
yang lahir maupun batin, dan tetap teguh di dalamnya. Dalam topik yang kita bicarakan, istiqomah berarti konsisten dalam menghafal Al- Qur’an.
Sebagaimana iman yang kadang bertambah dan kadang berkurang, demikan jugalah dengan istiqomah dalam menghafal Al- Qur’an. Jika tidak istiqomah, siapa pun akan berhenti menghafal di tengah jalan, penuh penderitaan, dan putus asa. Nabi bersabda:
“Katakanlah: Aku beriman kepada Allah kemudian Istiqomahlah. ” (H.r. Muslim)
Betapa banyak orang yang tidak istiqomah dalam menghafal Al-Qur’an. Tidak konsisten. Ada yang mengatakan bahwa orang yang tidak berkelanjutan (istiqomah) pada dasarnya disebabkan oleh sentuhan syubhat dan syahwat.
Ada 3 karakter penghafal Al-Qur’an ketika menghafal Al-Qur’an:
Mahzun adalah orang lemah semangat dan menyerah di awal-awal menghafal Al-Qur’an. Merasa berat atau tergoda urusan dunia.
Mutawashil adalah orang terus maju melangkah, tidak menyerah walau harus jatuh bangun. Tapi belum tentu tuntas.
Najih adalah orang terus menghafal dan istiqomah sampai tuntas hafalannya.
Kiat istiqomah
1. Melakukan ketaatan, muraja’ah berkelanjutan. 2. Meninggalkan maksiat. Menjaga kebersihan hati.
3. Meneladani orang terdahulu maupun penghafal shalih masa kini.
4. Menetapkan target hafalan harian yang seimbang/mudah. 5. Memperhatikan nilai ihsan. Selalu merasa diawasi oleh Allah. 6. Berkumpul dengan orang-orang shalih dan teman-teman yang
baik.
7. Berusaha sakinah dan bahagia bersama Al- Qur’an. 8. Merenungkan keagungan Al- Qur’an dan penghafalanya. 9. Berdo’alah selalu agar diberi keistiqomahan.
Mamfaat istiqomah
1. Terpeliharanya seseorang dari azab pada hari kiamat. 2. Dapat memasukkan seseorang ke dalam surga.
3. Mendapat ampunan dan pertolongan dari Allah.
4. Melahirkan optimisime dan pantang mundur dalam menghafal. 5. Meraih kemuliaan yang besar bersama Al- Qur’an
Kesabaran
Kesabaran menjadi syarat mutlak dalam menghafal al- Qur’an. Manakala tidak ada kesabaran, akan hilanglah semangat. Betapa banyak para penghafal Al-Qur’an yang berhenti meghafal padahal bisa jadi sedikit lagi dia akan menemukan ketenangan bersama Al- Qur’an yang akan membuatnya betah menghafal Al-Qur’an.
Ibarat orang yang mengalir sumur di tanah yang gersang. Ketika menggali di kedalaman 16 meter dia berburuk sangka dan putus asa sehingga tidak melanjutkan usahanya menggali sumur, padahal mata airnya ada di kedalaman 20 meter. Padahal tersisa 4 meter lagi dia akan menemukan apa yang dicarinya.
Demikianlah menghafal Al=Qur’an. Harus dengan keabaran dan keteguhan hati, niscaya akan sukses.
BERDOALAH
setelah berusaha menghafal dan muraja’ah jangan lupa untuk berdo’a agar dimudahkan dalam menghafal Al- Qur’an, dijadikan mutqin, serta mampu memahami dan mengamalkannya. Doa inilah yang menjadi pegangan.
Do’a adalah senjata ampuh menghaf al AlQur’an. Berdo’alah di waktu -waktu mustajab seperti Qiyamullail. Mintalah doa dari keluarga, orangtua, dan orang-orang yang shalih. Ketika menghadapi masalah atau kendala dalam menghafal Al-Qur’an, tidah cukup hanya meminta bantuan kepada manusia. Diantaranya ialah doa agar disehatkan badan dan dikuatkan akal untuk menghafal. Tidak cukup hanya bergantung dengan metode dalam menghafal Al-Qur’an rumusan manusia. Tetapi bergantunglah kepada yang menurunkan Al-Qur’an itu. Niscaya sukses dalam menghafal aka n diraih.
Begitu banyak penghafal Al- Qur’an, namun banyak pula yang lalai dari berdoa. Mereka kurang meyakini kekuatan doanya. Padahal sekedar berinisiatif berdoa saja itu sudah merupakan tanda kebaikan. Umar bin Khathab radhiyaallahu’anhu pernah berkata, “Aku tidak menyangsikan diperkenankannya doa, tapi menyangsingkan doa itu sendiri. Maka, barang siapa yang diberi ilham agar berdoa, maka perkenankan Allah bersamanya.”
Berdoalah agar hati tetap istiqomah dan daya ingata menjadi kuat sehingga mudah menghafal dan mengulang-ulang hafalan Al- Qur’an. Adapun bentuk doanya boleh dalam bahasa apa saja dan dalam rangkaian kalimat bebas. Tergantung keinginan sang peminta. Karena sesungguhnya dia meminta kepada yang mahatahu. Dan jangan lupa agar berdoa di waktu-waktu yang mustajab. Seperti ketika malam Lailatul Qadr, setelah shalat
wajib, jeda antara azan dan iqomah, waktu sepertiga malam, dan ketika sujud.
Berdoalah secara terus-menerus tanpa putus. Dan yang terpenting berdoalah dengan penuh keyakinan bahwa doa kita akan dikabulkan oleh Allah. Selain itu jangan lupakan adab-adab berdoa. Menghafal Al- Qur’an
adalah amal shaleh teramat mulia dalam rangka menjaga kalamulla, firman-nya. Yakinlah bahwa rahmatnya tercurah kepada penjaga Kitab Suci-firman-nya.
MENGATASI JENUH DAN FUTUR
Jenuh dan malas (futur) menambah maupun mengulang hafalan biasanya akan menimpa setiap penghafal Al- Qur’an. Bahkan, tidak sedikit yang berhenti di tengah jalan hanya karena pasrah dengan rasa jenuh yang melanda. Namun ada pula yang hanya mengalami kejenuhan sesaat tidak sampai berkepanjangan. Oleh karena itu perlu dipahami tentang rasa jenuh ini.
Rasa jenuh dan bosan umumnya terasa ketika hafalan telah menginjak 2/3 Al-Qur’an atau juz 20 ke atas. Sehingga sangat tidak normal jika rasa jenuh menimpa di awal-awal menghafal.
Rasa jenuh muncul karena aktivitas mononton terus-menerus yang berlangsung lama (rutinitas). Beberapa penyebab jenuh di antaranya:
1. Aktivitas yang membosankan
2. Terlalu kelelahan dan terus berulang 3. Tujuan yang tidak jelas
4. Merasa terbeban/stres
6. Tidak ikhlas/benci rutinitas Penyebab jenuh lainnya: 1. Terlalu lancar
2. Beban muraja’ah
3. Terlalu buruk/macet hafalan 4. Kesulitan mengingat
5. Banyak pengganggu fokus 6. Tidak sabar
7. Urusan duniawi
Kiat Mengatasi Kejenuhan yang Melanda 1. Ingat kembali tujuan menghafal Al- Qur’an
2. Tinggalkan muraja’ah akatif paling lama 1 pekan dengan catatan hafalan yang kita miliki lancar.
3. Ganti muraja’ah dengan mendengarkan audio murattal 4. Selama libur dari muraja’ah perbanyaklah membaca buku
5. Utamakan membaca buku kisah para ulama’ terdahulu yang penuh hikmah dan pengorbanan
6. Jalan-jalan atau berlibur ke alam terbuka, toko buku, atau objek wisata yang jauh dari maksiat
7. Menulis kata-kata motivasi di samping tempat tidur atau di rumah 8. Berdoalah
Di antara yang dapat menyebabkan seorang penghafal putus di tengah jalan ialah:
1. Putus asa
2. Ingin menikah (bagi pemuda) 3. Memikirkan lanjut studi
5. Merasa berat
6. Tidak mutqin (lancar) 7. Sibuk dengan dunia/kerja 8. Bosan atau jenuh
9. Tekanan dari diri sendiri atau orang lain Sebab-sebab hafalan macet:
1. Jarang atau kurang muraja’ah 2. Banyak beban pikiran (tidak fokus) 3. Maksiat
ADAB TERHADAP AL-QUR’AN
Selain menghafal Al-Qur’an, seorang Muslim hendaknya memperhatikan adab seputar interaksi dengan Al- Qur’an agar berkah dan meraih kemuliaan yang sesungguhnya bersama Al- Qur’an.
Di antara adab terhadap Al- Qur’an:
1. Memperhatikan niat ketika membaca dan menghafal
2. Sebaiknya bersiwak atau membersihkan mulut sebelum membaca Al-Qur’an
3. Membaca ta’awudz di permulaan bacaan 4. Senantiasa membaca Al-Qur’an
5. Tidak membaca/menghafal Al-Qur’an ketika dilanda kantuk berat 6. Tidak di tempat kotor
7. Membaca Al-Qur’an hendaknya tartil tidak tergesa -gesa 8. Menyaringkan bacaan Al-Qur’an
9. Memperindah suara/bacaan ketika membaca
10. Di sunnahkan sujud jika membaca ayat-ayat sajdah 11. Meletakkan mushaf Al-Qur’an di tempat yang tinggi
12. Berusaha memahami Al-Qur’an
13. Menghayati dan mentadabbur Al- Qur’an
14. Tidak menjadikan ayat-ayat tertentu sebagai jimat yang digantungkan 15. Mengamalkan Al-Qur’an
SOPAN SANTUN MEMBAWA AL-QUR’AN 1. Hendaknya selalu dalam keadaan baik dan sempurna.
2. Hendaknya membawa dari tempat yang lebih tinggi sebagai penghormatan dari keagungannya.
3. Hendaknya terpelihara dari hal-hal yang tercela, jiwa selalu dalam keadaan bersih, lebih tinggi dari orang-orang yang sombong dan rendah diri terhadap orang-orang soleh.
4. Hendaknya dalam keadaan khusyu’.
5. Hendaknya tidak menjadikan Al- Qur’an sebagai mata pencarian hidup.
6. Hendaknya memelihara bacaan dan memperbanyak membacanya.
7. Hendaknya memelihara bacaan pada malam hari melebihi siang harinya.
8. Hendaknya mengamalkan semua ajarannya. 9. Hendaknya suci dari hadas kecil dan besar.
SOPAN SANTUN MEMBACA AL-QUR’AN
1. Hendaknya membaca dengan jiwa yang ikhlas dan memelihara kesopanannya.
2. Hendaknya mampu menghadirkan dalam dirinya, bahwa ia sedang mengagungkan dan mensucikan Allah serta membacanya
seakan-akan melihat Allah walaupun ia tidak melihatnya, tetapi dia yang melihatnya.
3. Hendaknya membersihkan mulut dengan siwak. 4. Hendaknya di tempat yang bersih dan suci.
5. Hendaknya bersih badannya, pakaiannya namun dan suci dari hadas. 6. Tidak membaca di tempat-tempat yang dilarang membacanya, seperti
di kamar mandi dan WC.
7. Disunnahkan membaca dengan menghadap kiblat, penuh khusyu’, tenang anggota badannya dan hatinya.
ADAB DAN ETIKA PENGHAFAL AL- QUR’AN
Para ulama salaf berpesan hendaknya senantiasa menjauhi ghibah (menuturkan kejelekan orang lain) dan duduk bersama orang-orang yang banyak bicara, ngobrol, dan bercanda.
Di antara etika penghafal Al- Qur’an ialah:
1. Meninggalkan atau menasehati teman yang buruk 2. Menjaga diri dari perkara syubhat dan meragukan
3. Menghindari majelis-majelis lahgwi (canda tawa atau sia-sia)
4. Menghindari orang yang gemar maksiat dan durhaka kepada Allah 5. Menjaga akhlak mulia
6. Menjaga diri dari hal yang tidak layakmenurut aturan masyarakat sekitar
7. Hendaknya senantiasa menjadikan Nabi sebagai teladan dalam perkataandan perbuatan
8. Menghindari pertemanan dengan orang-orang yang mufsid (suka merusak)
10. Hindari para pengangguran. Menganggur dari urusan dunia dan urusan akhirat
11. Tidak melakukan kezaliman kepada makhluk yang lain 12. Berbuat baik terutama kepada ahli Al- Qur’an
13. Selalu terdepan melaksanakan hukum-hukum Al- Qur’an
14. Senantiasa berlomba-lomba dalam hal kebaikan dan ibadah utama 15. Menda’wahkan Al-Qur’an di mana pun berada
16. Menjaga Al-Qur’an dari penistaan dan penyimpangan orang -orang yang bodoh
17. Memberi makan kepada para penghafal Al- Qur’an 18. Menahan diri dari candaan yang berlebihan
19. Mengakkan Qiyamullail
20. Menahan dari tidur pada halaqah tahfidz apalagi di depan gurunya 21. Tidak meninggalkan suara di depan gurunya
22. Meninggalkan obrolan yanag tidak penting ketika halaqah berlangsung 23. Menahan menjawab obrolan ketika Al- Qur’an masih terbuka di
depannya
24. Tidak merendahkan penghafal Al- Qur’an yang lain 25. Memuliakan guru selayaknya
26. Menjauhi hal-hal yang tidak disukai guru 27. Tidak menempati tempat gurunya
28. Jika bertamu pada guru perhatikanlah waktu yang sesuai 29. Memuliakan guru dan sanak keluarganya
Bekal menghafal Al-Qur’an terutama di lembaga tahfidz
1. Ada niat kuat untuk menghafal Al-Qur’an dan menyelesaikannya 2. Punya bekal biaya
3. Cerdik dengan metode terbaik 4. Bersabar dantahan diri
5. Patuh arahan guru
6. Siap dengan masa yang lama
BAB II
C. METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DARI BERBAGAI REFERENSI
Kesulian untuk menciptakan tawaran pengembangan metode menghafal al-Qur’an yang relatif baru tidak dapat dielakkan. Namun, bagaimanapun dengan keadaan yang semakin kesini semakin berubah, mahasiswa dengan pernak-perniknya proses perkuliahan yang dibebani tugas dan kesibukan organisasi membutuhkan budaya dan lingkungan baru untuk menghafal al-Qur’an. Disinilah tuntutan dari kalangan civitas akademika untuk memberikan tawaran baru dalam metode menghafal al-Qur’an yang lebih cocok dengan kondisi mahasiswa.
Untuk memberikan tawaran tersebut, tentunya memrlukan referensi yang tidak asal-asalan, karenanya memberikan gambaran metode menghafal yang telah ada sangat diperlukan. Baik dalam bentuk buku, jurnal atau referensi penelitian yang lain. Di samping itu, metode menghafal yang telah diterapkan oleh lembaga-lembaga Tahfiz yang ada, begitu juga telaah pengalaman (testimoni) para penghafal juga sangat patut dijadikan bahan perbandingan.
Di bawah ini, akan dipaparkan metode-metode menghafal al- Qur’an yang kerap ditemukan di lembaga-lembaga tahfiz dan hasil dari telaah atas buku-buku, jurnal hasil penelitian terkait metode menghafal dan juga telaah atas pengalaman dari para penghafal al- Qur’an.
1. Telaah Pustaka Atas Buku dan Jurnal Penelitian a. Metode Turki3
3 Yahya Bin Abdurrazak, Cara mudah dan Cepat mengahafal AL-Qura’an (Jakarta:
Negara Turki memeliki peran dalam bidang Al-Quran yang tidak biasa dianggap remeh. Rasanya kita patut melihat metode yang mereka gunakan untuk menghafal Al-Qur’an sebab metode mereka memiliki keunggulan
Langkah-langkah Penerapannya
1) Seorang sswa berlatih membaca Al- Qur’an denga melihat mushaf selama beberapa waktu lamanya
2) Menghafal dengan menggunakan mushaf huffazh yang membagi Al-Qur’an menjadi tiga puluh juz stiap juz terdiri dari 20 halaman dan setiap halaman terdiri dari 15 baris
3) Siswa memulai hafalannya dari halaman terakhir juz pertama, kemudian hari kedua berpindah ke halaman terakhir juz kedua. Demikanlah setiap harinya ia berpindah ke halaman terakhir juz-juz berikutnya lalu menghafalnya hingga hafalannya sempurna tiga puluh halaman. Dengan demikian, telah berlalu satu bulan penuh untuk menghafal setiap halaman terakhir dari juz-juz Al- Qur’an
4) Awal bulan kedua ia mulai menghafal halaman yang berada sebelum halaman terakhir juz pertama. Keumudian, pada hari kedua ia menghafal halaman sebelum halaman terakhir juz dua demikian seterusnya sebagaimana ia lakukan pada tahap awal.
b. Metode Al-Qosimi4
Dalam metode ini, terbagi menjadi beberapa fasal kecil yaitu:
1. C ara Praktis Meng hafal Al-
Qur’anDr.Abdul Muhsin Al-Qosim (Imam dan Khatib masjid Nabawi) Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an. (
Dakwah dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. 1428/2007.
4 Abu Hurri Qosimi, Metode Qosimi (cepat dan kuat hafal juz ‘amma) (Solo
Al-Hurri, 2010)
Dalam tulisan ini dikemukakan cara mudah menghafal Qur’an. Keistimewaan teori ini adalah kuatnya hafalan yang akan diperoleh seseorang disertai cepatnya waktu yang ditempuh untuk mengkhatamkan alQur’an. Misalnya jika ingin menghafal surat an -nisa, maka anda bisa mengikuti teori berikut ini:
a) Bacalah ayat pertama 20 kali b) Bacalah ayat kedua 20 kali c) Bacalah ayat ketiga 20 kali d) Bacalah ayat keempat 20 kali
e) Kemudian membaca 4 ayat diatas dari awal hingga akhir menggabungkannya sebanyak 20 kali.
Pertanyaan yang akan muncul di sini adalah,
B ag aimana Cara
Menambah Hafalan P ada Hari B eri kutnya? ?
Jika ingin menambah hafalan baru pada hari berikutnya, maka sebelum menambah dengan hafalan baru, maka anda harus membaca hafalan lama dari ayat pertama hingga terakhir sebanyak 20 kali juga hal ini supaya hafalan tersebut kokoh dan kuat dalam ingatan anda,kemudian anda memulai hafalan baru dengan cara yang sama seperti yang anda lakukan ketika menghafal ayat-ayat sebelumnya.B ag aimana cara meng g abung kan antara meng ulang
(muraja’ah) dan menambah hafalan baru?
? .
Jangan sekali-kali anda menambah hafalan tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumnya, karena jika anda menghafal qur’an terus menerus tanpa mengulangnya terlebih dahulu hingga bisa menyelesaikan semua al-Qur’an, kemudian anda ingin mengulangnya dari awal niscaya hal itu akan terasa berat sekali, karena secara tidak disadari anda akan banyak kehilangan hafalan yang pernah dihafal dan seolah-olah anda menghafal dari nol. Oleh karena itu cara yang paling baik dalam menghafal adalah dengan mengumpulkan antara muraja’ah(mengulang) dan menambah hafalan baru. Anda bisa membagi seluruh mushaf menjadi tiga hafalan baru, setiap 10 juz menjadi satu bagian, jika anda dalam sehari menghafal satu halaman maka ulangilah dalam sehari empat halaman yang telah dihafal sebelumnya hingga anda dapat menyelesaikan sepuluh juz, jika anda dapat menyelesaikan sepuluh juz maka berhentilah selama satu bulan penuh untuk mengulang sebanyak delapan halaman.
Setelah satu bulan anda mengulang hafalan, anda mulai kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, dan mengulang setiap harinya 8 halaman sehingga anda bisa menyelesaikan 20 juz, jika anda telah menghafal 20 juz maka berhentilah menghafal selama 2 bulan untuk mengulang,setiap hari anda harus mengulang 8 halaman, jika sudah mengulang selama 2 bulan, maka mulailah menghafal kembali setiap harinya satu atau dua halaman tergantung kemampuan dan mengulang yang telah dihafal sebanyak 8 lembar, hingga menyelesaikan seluruhnya.
Jika telah menyelesaikan 30 juz, ulangilah 10 juz pertama secara tersendiri selama satu bulan setiap harinya setengah juz, kemudian pindahlah ke 10 ju berikutnya juga setiap harinya diulang setengah juz ditambah 8 halaman dari sepuluh juz pertama, kemudian pindahlah untuk mengulang 10 juz terakhir dengan cara yang hamper sama, yaitu setiap harinya mengulang setengah juz ditambah 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua.
B ag aimana cara meng ulang al-
qur’an (30 juz) setelah menyelesaikan muraja’ah diatas? Mulailah mengulang al-qur’an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz,dengan mengulangnya 3 kali dalam sehari, dengan demikian maka akan bisa mengkhatamkan al-qur’an setiap dua minggu sekali.
Dengan cara ini maka dalam jangka waktu satu tahun insya allah anda telah mutqin (kokoh) dalam menghafal al- qur’an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun.
A pa yang dilakukan s etelah meng hafal al-
qur’an selamas atu tahun?
Setelah menguasai hafalan dan mengulangnya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, jadikanlah al- Qur’an sebagai wirid harian anda hingga akhir hayat, karena itulah yang dilakukan oleh Nabi semasa hidupnya, beliau membagi al- qur’an menjadi tujuh bagian dan setiap harinya beliau mengulang setiap bagian tersebut, sehingga beliau mengkhatamkan al- Qur’an setiap 7 hari sekali. Abu bin Huzaifah rahimahullah: aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah bagaimana cara mereka membagi al- qur’an untuk dijadikan wirid harian? Mereka menjawab: “kami kelompokkan menjadi 3 surat, 5 surat, 7 surat, 9 surat, 11 surat, dan wirid mufashal dari surat qoof hingga khatam al- qur’an”. (HR. Ahmad).Jadi mereka membagi wiridnya sebagai berikut:
Hari pertama: membaca surat al-Fatihah hingga akhir sura an-Nisa’,
Hari kedua: dari surat al-Maidah hingga akhir surat at-Taubah,
Hari ketiga: dari surat Yunus hingga surat an-Nahl,
Hari keempat: dari surat al-I sra’ hingga surat al-Furqon,
Hari kelima: dari surat asy-Sy u’ara hingga ahkir surat Yaasin,
Hari keenam: dari surat ash-Shafat hingga akhir surat al-Hujarat,
Para ulama menyingkat wirid nabi dengan al- qur’an menjadi kata: “FamiBisyauqin ( dari masing-masing huruf tersebut menjadi syimbol dari surat yang dijadikan wirid Nabi pada setiap harinya.
B agaimana cara membedakan antara bacaan yang
mutasyabih (mirip) dalam al-Q
ur’an? Cara terbaik untuk membedakan antara bacaan yang hamper sama (mutasyabih) adalah dengan cara membuka mushaf lalu bangdingkan antara kedua ayat tersebut dan cermatilah perbedaan antara keduanya, kemudian buatlah tanda yang bisa untuk membedakan antara keduanya, dan ketika melakukan muraja’ah hafalan perhatikan perbedaan tersebut dan ulangilah secara terus menerus sehingga anda bisa mengingatnya dengan baik dan hafalan anda menjadi kuat (mutqin).2. Metode Meng hafal Untuk S emua Us ia B ias a
Metode ini memiliki tiga putaran dalam membaca perhalaman setiap putaran masing-masing dibaca 35 kali dengan melihat mushaf. Hasil akhir setiap ayat akan dibaca 75 kali, setelah itu halaman yang sudah dibaca baru dihafal. Untuk memberikan kesan yang kuat dalam ingatan kita metode ini memberikan medifikasi, yaitu: setiap bacaan ganjil membaca dengan mushaf dan setiap bacaan genap membaca tanpa mushaf.
Jika ayatnya pendek-pendek maka kelompokkanlah setiap 5 ayat menjadi satu kelompok jika dalam satu halaman ayatnya kira 10 ayat, maka 5 ayat pertama disebut halaman setengah atas dan 5 ayat kedua disebut halaman setengah bawah.
3. Metode Hafal Lancar Perayat
Metode ini cukup mudah dipahami, tanpa menyebutkan berapa kali pengulangannya disesuaikan dengan kemampuan individu namun kami anjurkan minimal perayat dibaca 40 kali. Biasaanya menghafal dengan metode ini ayat-ayat paruh awal lebih kuat hafalannya karena lebih sering diulang, semakin ke bawah kualitas hafalannya semakan menurun solusinya perbanyaklah pengulangan pada ayat-ayat di paruh terakhir.
4. Metode Menghafal Cepat
Metode ini biasa dilakukan dengan baik apabila seseorang telah sering megkhatamkan Al-Quran minimal 40 kali. Metode ketiga ini hampir sama dengan dua metode sebelumnya. Perbedaannya hanya terdapat pada jumlah pengulannagannya saja maksudnya metode ketiga ini lebih sedikit jumlah pengulanagn bacanya yaitu putaram pertama 3 kali, putaran kedua dan ketiga masing-masing dua putaran c. Metode Hanifida5
Langkah Penerapan 1) Hafal Rumus Angka
Untuk memudahkan menghafal Al-Qur’an dengan metode Hanifida harus memahami rumus angka yang terdiri dari rumus primer dan skunder
2) Mengahafal Ayat dengan menggunakan sistem/teknik akselerasi learning
Setelah memahi rumus angkat tersebut langkah selanjutnya menggabungkan rumus, ayat, sekaligus terjemahannya ke dalam cerita yang telah disusun dan ditulis menjadi sebuah kalimat yang disertai warna dan gambar. Penyampaian cerita hendaknya dilakukan
dengan gaya dan ekspresi yang menarik, lucu, penuh imajinasi, visualisasi, intonasi dan penuh aksi. Cerita biasa diolah dan diganti dengan yang lebih lucu dengan catatan harus ada tiga kata kunci di dalamnya, yaitu rumus angka, ayat dan terjemahannya
d. Metode Dawaran6
Metode ini berasal dari negeri sudan. Metode ini sebenarnya tidaklah asing seperti namanya. Hanya saja, metode ini mengandung sisi pembaharuan. Oleh karena itu, metode ini bukanlah meupakan satu satunya pegangan buat para qori’ sekalian, akan tetapi untuk menambanh pengtahuan dan wawasan. Terlebih masih banyak orang yang hingga sekarang ini yang menghafal al- Qur’an dengan menggunakan metode ini. Mereka bengatakanmetode ini sangat bagus. Langkah-Langkah Penerapannya:
1) Guru pengajar pada suatu halaqah (pengajaran) mendiktekan al-Qur’an kepada murid – muridnya yang berada di sekelilingnya, masing-masing murid mendapat giliran tertentu. Lalu sang guru mendiktekan kepada setiap muridnya seperempat halaman yang menjadi bagaiannya, kemudian memperbaiki bacaan, pengucapan, dan penulisannya di papan lauh (tulis).
2) Guru tersebut duduk ditengah – tengah muridnya agar posisinya bisa dekat dengan semua siswa. Setiap kali ia selesai memperbaiki seperempat halaman hafalan siswa tesebut kembali ketempatnya. Kemudia giliran siswa yang lainnya hingga ia selesai memperbaiki hafalan seluruh siswa.
3) Kondisi ini berlangsung selama lebih dari dua jam, Selam itu pula mereka menghafalkan al-Qur’an. Mer eka duduk diatas tikar dan
6 Yahya Bin Abdurrazak, Cara mudah dan Cepat mengahafal AL-Qura’an (Jakarta:
sebagainya, agar rasa malas tidak menyerang murid atau agar pikirannya tidak disibukan oleh selain hafalannya
4) Selanjutnya sang guru langsung memerintahkan mereka melakukan tahan kedua, yaitu
5) Memrintahkan mereka berbaris membentuk lingkaran. Kemudian mereka mulai melakukan dawaran (berputar) sambil berjalan, sementara sang guru berada di tengah lingkaran sambil mengawasi, mengatur, mengarahkan, dan mengingatkan siswa yang keluar dari aturan.
6) Ketika mereka berputar, para siswa harus mengulangi hafalan yang tadinya mereka hafal ketika duduk.
7) Tidak mengapa mereka sedikit mengaraskan suaranya, sebab hal tersebut dapat membangkitkan gairah dan semangat mereka dalam menghafal.
8) Setelah berputar berlangsug selama satu jam, guru memerintakan mereka agar kembali duduk, kemudian mereka kembali menyetorkan hafalan kepada syaikh atau guru dengan jiwa dan semangat yang baru.
9) Terkadang, sang guru memerintahkan beberapa orang siswa untuk membacakan hafalannya sambil berdiri. Mereka yang tinggal di benua afrika biasaa menamakannya dengna istilah “melempar”. Sebab seolah – olah siswa melemparkan hafalannya kepada pendengaran gurunya. Biasaanya, siswa yang membaca sambil berdiri lebih semangat dan siap siaga membacakan hafalannya.
Metode dawaran ini memiliki banyak manfaat salah satunya pergerakan dawaran yang terus menerus dapat mengembalikan gairah otot – otot jantung dan anggota tubuh lainnya, stelah sekian lama duduk kegiatan dawaran mengndung suatu perubahan yang dapat
membangkitkan semangat serta peralihan dalam jiwa siswa apabila ia merasa bosan atau lelah. Sebab, biasaanya anak – anak suka bergerak kesana kemari dan apabila menahannya bergerak dalam waktu yang cukup lama, pastilah mereka merasa bosan dan tidak tahan.
Di negeri – negeri barat sekarang ini muncul suatu metode pengajaran moderen yang mirip dengan metode dawaran, dari sisi tertentu. Mereka merasa bahwa merekalah yang pertama kali menemukan teori ini. Padahal kaum muslimin meski dengan sarana serba terbatas telah terlebih dahulu menemukan sejumlah besar metode pendidikan modern.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam metode dawaran ini, hendaknya praktiknya tidak dilakukan dengan cepat, dan lingkaran yang di buat harus cukup besar, sehingga siswa yang melakukan dawaran tidak pusiang jika lingkaran yang di buat teramat kecil. Selain itu, hendaknya kegiatan ini dilakukan di sebuah areal yang cukup luas dengan sirkulasi udara yang baik.
e. Metode Uzbekistan7
Metode ini popular di beberapa Negara Islam yang muncul setelah komunisme(Uni Soviet) seperti Kyrgyzstan, Kazakhstan, dan Degestan. Namun, yang jelas metode ini sangat berkembang di Uzbekistan.
Langkah-langkah Penerapannya
1) Memperbaiki bacaan Al-Quran halaman awal dari Al- Qur’an di Hadapan seorang guru
2) Mengulangi Pembacaannya sebanyak 300 kali dengan melihat kea rah mushaf.
7 Yahya Bin Abdurrazak, Cara mudah dan Cepat mengahafal AL-Qura’an (Jakarta:
3) Setelah ini mengugulang pembecaannya sebanyak 300 kali, ia membacakannya dihadapan guru tanpa melihat mushaf. Kemudian, ia tidak melakukan muroja’ah dan berlatih ke halaman berikutnya. Demikian seterusnya hingga ia dapat menghafal seluruh Al-Quran
4) Setelah ia menghafal Al-Quran seluruhnya kemudian sang guru memerintahkannya membaca Al-Qur’an dengan melihat mushaf sebanyak 150 menamatkan Al-Qur’an
5) Apabila ia telah menemukan semu itu dia diberikan gelar Al-Hafidz al-Qari ’.
2. Metode Menghafal di Lembaga-Lembaga Tahfizh
Dalam penelitian terkait motode tahfizh di lembaga tahfizh,penelitian ini akan melihat metode-metode yang ada di pondok pesantren sekitaran Lombok. Lembaga Tahfizh akan dibagi menjadi tiga zona, yakni pondok pesantren tahfizh yang ada di Lombok Barat, pondok pesantren tahfizh yang ada di Lombok Tengah dan pondok pesantren tahfizh yang ada di Lombok Timur.
a. Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an Di Lombok Barat 1. Pondok Pesantren Yusuf Abdussatar 8
PP Yusuf Abdussatar adalah salah satu pondok pesantren tahfizh di Lombok Barat yang bisa dibilang tua. Awal mula terbentuknya lembaga Tahfidzul Qur’an Yusuf Abdussatar adalah di mulai dari keilmuan beliau (TGH. Yusuf Abdussatar) dalam bidang hafalan Qur’an. TGH. Yusuf Abdussatar menghafal al- Qur’an di Sholatiyah Makkah al-Mukarromah dan mengkhatamkan al- Qur’an
8Hasil dari wawancara dengan pengurus pondok Zainuddin & Maliki Syukri pada jumat
pada umur 7 tahun. Sedangkan berdirinya ponpes Yusuf Abdussatar sejak tahun 1995 yang di dirikan oleh anak TGH. Yusuf Abdussatar yaitu TGH. Khualid Yusuf.
Program Tahfizh yang dikembangkan di PP Yusuf Abdussatar ini dikemas untuk kalangan santri setingkat SMP/Tsanawiyah sampai ke jenjang Ma’had ‘Aly/Takhassus. Dengan target standar Perhari dengan capaian setengah halaman, Perminggu = 3 – 4 halaman, Pertahun dengan capaian minimal: 5 juz dan maksimal 10 juz, satu bulan minimal peserta menghafal 1 juz. Sedangkan target yang di capai secara normalnya adalah 3 tahun untuk 30 Juz.
a) Langkah Penerapan Metode
Langkah dan metode yang dikemas dalam program Tahfiz PP Yusuf Abdussatar sebagai berikut:
1. Tahap awal yang akan dilalui oleh santri yakni bulan pertama sampai bulan ke tiga santri harus mengadakan Tahsin al-Qira’ah dan tadarus Binnazhar pada surah -surah penting yang banyak terdapat ayat-ayat mutasyabih dan pada ayat yang banyak ditemukan huruf-huruf yang mutaqorribah.
2. Setelah melewati bulan ketiga barulah melalui tes seleksi kelayakan menghafal Qur’an dengan tes membaca al -Qur’an dan memperhatikan qoidah-qoidah tajwid serta sifat-sifat huruhnya.
3. Santri diwajibkan membaca berulang kali dengan memakai tajwid (misalkan sampai 3 kali).
4. Setelah mengahafal, santri wajib di simak oleh teman sekelas sebelum maju ke badal/pentasmi’.
6. Murajaah dilakukan dengan tiga tahapan:
Muraja’ah syakhsyiah (perorangan) simaan bersama teman.
Muraja’ah Ijtima’iyah (kelompok) mengulang hafalan dengan semua kelas berkumpul di satu aula.
Muraja’ah subu’iyaha (satu kali seminggu) simaan bersama teman dan hasil simaan di laporkan kepada Ust yang mengampu muroja’ah subu’iyah.
Langkah terakhir adalah, adanya ujian tahfiz untuk setiap anak setiap 3 bulan.
b) Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dari metode yang diterapkan di atas adalah pertama, disiplin, terkontrol, tidak terlalu terburu-buru, kedua,
Lebih mengutamakan fashih bacaan dan Mengkhatamkan dalam tempo 3 tahun atau sebelum selesai dari sekolah formal MTS dan SMA. Sedangkan kendala yang seringkali dihadapi adalah waktu lebih banyak yang dibutuhkan, kemudian terdapat peserta yang sampai 3 bulan masih ada yang kurang lancar membaca, dari target yang sudah di tentukan.
2. Pondok Pesantren Al-Aziziyah
Metode Tahfizh yang digunakan oleh PP Al-Aziziyah adalah metode tahfizh yang diterapkan di Masjidil Harom. Sedangkan pada pelaksanaannya dikreasikan oleh siswa. Sedangkan sasarannya adalah untuk semua usia/kalangan, mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Pada setiap jenjang tersebut, kegiatan menghafal dimasukkan dalam matrikulasi. Sedangkan sasaran utama dari semua jenjang tersebut adalah untuk siswa Mts-MA.
b. Kelebihan dan Kekurangan
b. Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an Di Mataram
Pondok Pesantren Abu Hurairah didirikan oleh bidang pendidikan, yayasan Al-Hunafa’, sebuah yayasan yang bercorak dan berorientasi pemahaman Salafi. Pendirian pondok Pesantren ini berangkat dari kesadaran yang utuh dan landasan yang kokoh tentang pentingnya menuntut ilmu syar'i (ilmu agama yang bersandarkan pada Al-Qur'an dan Sunnah dan dipahami sesuai dengan pemahaman para sahabat Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam) dan keutamaan yang diperoleh oleh orang-orang yang menuntut ilmu syar'i serta mengamalkannya. Kurikulum yang diterapkan pada lembaga ini merupakan integrasi dari kurikulum pemerintah (dari Departemen Agama) dengan kurikulum pondok (yang sebagian besar materinya diadopsi dari kurikulum yang digunakan di Negara Saudi Arabia).
Sesuai dengan orientasi keagamaan pondok Pesantren Abu Hurairah maka Visi pondok pesantren Abu Hurairah adalah: “ Mewujudkan generasi tangguh dan utuh dengan berwawasan agama, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan pada ajaran agama Islam yang benar dan murni.” Sedangkan misinya, yaitu: (1) Mengupayakan lulusan dengan pemahaman bidang agama Islam yang luas dan mendalam untuk memasuki jenjang selanjutnya; (2) Mengupayakan lulusan dengan berwawasan agama, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berlandaskan pada ajaran agama
Islam yang benar dan murni; (3) Mengupayakan generasi yang tangguh dan utuh dengan berwawasan luas dan mendalam berlandaskan pada ajaran agama Islam yang benar dan murni untuk membangun agama dan bangsa; (4) Mengupayakan generasi yang tangguh dan utuh dengan kemampuan intelektual, emosional dan spiritual religi berlandaskan pada ajaran agama Islam yang benar dan murni untuk membangun agama dan bangsa. Visi dan misi pondok pesantren tersosialisasi dengan baik melalui buku profil, brosur, pamplet yang di letakkan ditempat-tempat strategis di kawasan pesantren. Landasan ajaran Islam yang benar dan murni yang tertulis dalam Visi tersebut juga difahami dan dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada di pondok pesantren Abu Hurairah, hal ini terlihat jelas dari prilaku seluruh komponen yang ada di pondok pesantren mulai dari pimpinan sampai kepada santri, kurikulum yang diterapkan maupun aturan-aturan yang diberlakukan di pondok Pesantren Abu Hurairah.9
Sesuai dengan visi, misi serta tujuan pondok pesantren Abu Hurairah maka tahfizul Qur’an merupakan kegiatan yang teramat penting dalam mencetak santri yang memiliki kualifikasi keilmuan dan kepribadian Islami.
Pada Tahun 2002 Pondok Pesantren Abu Hurairah Mataram membuka jenjang pendidikan setingkat SMA yang diberi nama Madrasah Aliyah Plus (MA Plus) dengan Program unggulan adalah Madrasah Aliyah
Keagamaan (MAK). Acuan yang digunakan dalam penerapan program ini adalah Keputusan Menteri Agama RI No. 371 tahun 1993 tentang Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) dan juga Keputusan Menteri Agama RI No. 374
tahun 1993 tentang kurikulum MAK.
Seiring dengan berjalannya waktu dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan lembaga-lembaga pendidikan Islam, maka pada Tahun 2005 Pondok Pesantren membuka jenjang pendidikan setingkat SMP yang diberi nama "SMP Islam Terpadu Abu Hurairah Mataram". Pada tahun 2010, SMP-IT resmi dipecah menjadi dua Sekolah; SMP-IT Putra dan SMP-IT Putri. Kurikulum yang digunakan di SMP-IT integrasi dari kurikulum Kemendiknas (Dinas Pendidikan Nasional) dan Kurikulum Pondok. Penerimaan siswa untuk tahun pertama yang pada saat itu masih terbatas pada siswawati.
Selain lembaga setingkat SMA dan SMP Pondok Pesantren Abu Hurairah Mataram juga membuka jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebagai pelengkap dari lembaga-lembaga pendidikan menengah pertama (SMP) dan Menengah Atas (MA) yang sudah ada. Sekolah Dasar ini diberi nama "Sekolah Dasar Islam Terpadu Abu Hurairah Mataram" dan resmi berdiri pada tahun 2006.
Sejalan dengan perkembangan pondok pesantren di atas, perkembangan peminatpun meningkat dari tahun ke tahun. Kalau pada awal
pembukaan lembaga pendidikan abu Hurairah hanya menerima santri putri, dan gencarnya sosialisasi yang dilakukan maka pada saat penelitian ini dilakukan sosislisasi pendaftaran melalui brosur tak dilakukan karena terpenuhinya kuota pendaftar, hingga pimpinan pondok pesantren tak merasa perlu melakukan sosialisasi sebagaimana ketika pondok pesantren ini baru didirikan.10
Sebagai lembaga pendidikan Islam, sistem pembelajaran yang digunakan mengacu kepada system terpisah (yaitu ruangan dan lokasi Sekolahnya) antara laki-laki dan perempuan, maka pada tahun pelajaran 2008/2009 Pondok pesantren Abu Hurairah membuka jenjang pendidikan SMA yang khusus bagi siswa putri dan kelas belajar setingkat SMP yang khusus bagi Putra. Dengan demikian ke depan Ponpes Abu Hurairah Mataram sebagai salah satu lembaga pendidikan dan mitra kerja pemerintah dalam menyukseskan program-program pendidikan khususnya program wajib belajar 9 tahun dan kelanjutannya berharap sudah mampu menyelenggarakan semua jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah atas dan bahkan Perguruan Tinggi Islam.
Pondok Pesantren Abu Hurairah Mataram dalam penyelenggaraan proses pendidikan berlokasi di dua tempat yaitu:
1. Jln Soromandi No. 1A Lawata Kelurahan Dasan Agung Baru Kecamatan Mataram Kota Mataram. Telp.(0370) 642404.
2. Jln. Majapahit No. 58B Samping Dinas Kehutanan Provinsi NTB Kota Mataram. Telp. (0370) 6610066, 6685533, 622871.
Pondok pesantren Abu Hurairah memiliki Tujuan dan target. Adapun tujuan pondok pesantren Abu hurairah adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan siswa dalam penguasaan khusus tentang agama Islam. 2. Membekali siswa dengan pengajaran yang memadai untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri.
3. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk mengembangkan diri saejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan didasarkan pada pemahaman ilmu yang benar.
4. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya yang dijiwai ajaran agarna Islam yang benar dan murni untuk membangun Agama dan Bangsa.
Sedangkan target pondok pesantren Abu Hurairah adalah:
1. Menghasilkan siswa yang beraqidah dan bermanhaj salaf.
2. Menghasilkan siswa yang mampu membaca, menghafal, memahami dan mengamalkan Al-Qur'an dan Sunnah.
3. Menghasilkan siswa yang mampu berbahasa Arab secara aktif, lisan dan tulisan dan bisa memahami literatur yang berbahasa Arab dengan benar. 4. Menghasilkan siswa yang bisa berbahasa Inggris yang dapat membantu
mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain terutama di bidang keilmuan dan keIslaman.
Untuk mengawal penerapan kurikulum tersebut pondok pesantren Abu Hurairah telah merekrut guru-guru/ustaz-ustaz yang sebagian besar merupakan alumni timur tengah. Dan seperti yang diungkapkan mudir ma’had Abu Hurairah, Fahruddin Lc bahwa semua guru di pondok pesantren telah dibekali dengan pemahaman mendalam tentang akhlak dan prilaku Rasulillah Saw dan mereka memahami benar bahwa mereka harus memberikan contoh kepada para santrinya. Dalam satu kesempatan wawancara, mudir ma’had ini mengungkapkan bahwa setiap minggu dewan guru berkumpul dan saling memberi tausiyah, tak harus mudir atau pimpinan yang memberi tausiah tapi juga para guru secara bergantian. Untuk saling mengingatkan tentang berbagai hal termasuk keikhlasan dalam beramal karena gaji yang mereka terima tak seberapa bila dibandingkan dengan lembaga lain. (wawancara, tanggal 15/9/2014)
Di samping peran para guru, terdapat sistem evaluasi yang diterapkan di sekolah-sekolah formal pondok pesantren Abu Hurairah melalui