• Tidak ada hasil yang ditemukan

Puluhan Sivitas Kedokteran Hewan Selamatkan Paus yang Terdampar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Puluhan Sivitas Kedokteran Hewan Selamatkan Paus yang Terdampar"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Puluhan Sivitas Kedokteran

Hewan Selamatkan Paus yang

Terdampar

UNAIR NEWS – Sivitas akademika Fakultas Kedokteran Hewan (FKH)

Universitas Airlangga (UNAIR) turut berkontribusi dalam proses evakuasi mamalia jenis paus pilot yang terdampar di perairan Probolinggo, Jawa Timur. Dari 32 paus, sampai berita ini diturunkan ada 4 ekor yang sudah berhasil dievakuasi oleh tim gabungan FKH UNAIR, dinas, dan masyarakat setempat.

Sekitar dua tim yang terdiri dari 18 mahasiswa dan 3 dosen diberangkatkan dalam dua hari secara bergiliran oleh FKH UNAIR pada Rabu sore (15/6)dan Kamis pagi (16/6).

Salah satu pengajar FKH UNAIR yang turut mendampingi proses evakuasi paus adalah M. Yunus, drh., M.Kes., Ph.D. Ia mendapatkan laporan dari nelayan setempat, terkait adanya mamalia yang masuk ke perairan Probolinggo sekitar dua minggu lalu. Namun, pada saat itu, pihaknya belum mengetahui jenis mamalia yang dimaksud. Kebetulan, saat itu Yunus sedang mengadakan bimbingan teknis (bimtek) kepada pegawai perikanan dan kelautan wilayah setempat.

“Kita sempat prediksi, beberapa hari ke depan akan ada beberapa mamalia yang terdampar. Prediksi itu ternyata betul kejadian. Kami (FKH UNAIR, red) yang bekerjasama dengan dinas kelautan dan perikanan langsung berangkat atas persetujuan pimpinan FKH UNAIR,” tutur Yunus selaku ketua tim evakuasi dari FKH UNAIR .

Dalam proses evakuasi itu, tim penyelamatan gabungan terdiri dari akademisi FKH UNAIR, pihak dinas kelautan dan perikanan, kepolisian dan militer, kecamatan, dan warga setempat. Menurut Yunus, langkah pertama yang perlu dilakukan setelah diketahui ada mamalia laut terdampar adalah mensterilisasi wilayah

(2)

sejauh seratus meter dari manusia.

“Mamalia laut itu sangat berbahaya kalau kita lakukan kontak langsung, karena badannya besar dan belum lagi kibasan ekornya. Di samping itu, mamalia laut juga berpotensi membawa patogen-patogen yang tidak kita ketahui, apakah dia sedang sakit sebagai carrier atau reservoir,” imbuh Yunus.

Setelah upaya sterilisasi area dilakukan, maka dilakukan penanganan mamalia. Kondisi paus yang terdampar di perairan Probolinggo bermacam-macam. Ada diantara mereka yang meninggal dan masih hidup. Yunus dan tim memprioritaskan untuk menyelamatkan paus yang masih hidup. Salah satu tantangan tim gabungan dalam evakuasi kali ini adalah lokasi paus terdampar yang nyangkut di muara perairan bakau.

“Kebetulan yang di pesisir Gending, lokasi pausnya terpencar, karena dia masuk ke muara-muara sungai yang bercabang. Nah, kesulitannya di situ. Pada bagian luar muara, perairan tergolong dangkal. Pas masuk ke dalam muara, perairannya juga agak dalam. Kondisi mereka ada yang bunting, tapi akhrinya induk dan anak mati. Ada juga yang mati entah karena capek atau stress. Ada yang masih hidup. Sebisa mungkin kepala mereka diarahkan ke laut, dan blow hole jangan tertutup air dan pasir,” tutur Yunus.

(3)

(Paling Kanan), M. Yunus, drh., M.Kes., Ph.D., salah satu dosen yang mendampingi tim FKH UNAIR yang mengevakuasi paus pilot di Probolinggo. (Foto: UNAIR NEWS)

Dalam prosesnya, tim gabungan mengevakuasi paus sampai pukul satu malam. “Sampai nyemplung ke laut. Kasihan paus itu. Ada yang nyantol ke akar mangrove. Bayangkan, mamalia sebesar itu

nyantol dan ada bagian tubuhnya yang terluka. Tapi kita

lakukan evakuasi, karena kalau air laut surut bisa lebih susah lagi prosesnya,” imbuh Yunus.

Namun, karena malam sudah semakin larut dan air kian surut, satu ekor paus terdampar baru bisa diselamatkan pada Kamis pagi. Dari sembilan ekor paus yang sudah mati, para tim ahli langsung melakukan nekropsi.

Selain melakukan evakuasi, tim FKH UNAIR juga melakukan penelitian terhadap paus terdampar. “Selain untuk penelitian dan aspek medis, sekaligus sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa. Saat ini, sudah ada empat sampel paus yang sudah dinekropsi karena keterbatasan alat. Kita harus menyesuaikan keadaan setempat dan keadaan hewan,” ujar Yunus.

(4)

Berikutnya, akan ada pengujian sampel dari sisi patologi,

parasit, dan serangkaian uji lainnya. Dari situ dapat

terlihat, faktor-faktor yang membawa paus terdampar di perairan Probolinggo. “Ada banyak prediksi. Ada pasang rob yang tidak beraturan di wilayah Samudera Hindia dan membuat dia kebingungan. Kedua, rob ini membawa makanannya paus ke perairan dangkal, sehingga paus ini memburu sumber makanan. Ketiga, dia menghindar dari predator seperti Paus Orca. Keempat, dia bermigrasi dari suhu ekstrim ke suhu hangat,” tutur Yunus.

Meskipun sebanyak 9 ekor paus itu ditemukan mati akibat terdampar, Yunus mengatakan jumlah tersebut tergolong sedikit daripada mamalia-mamalia laut lainnya yang pernah terdampar. Hal ini juga berkat kerjasama tim gabungan, sehingga proses evakuasi yang berjalan cepat.

Salah satu mahasiswa FKH UNAIR yang turut mengevakuasi paus, Ma’ruf, mengatakan bahwa ini merupakan pengalaman menarik baginya. “Hal ini merupakan salah satu aktivitas learning by

doing karena langsung mengobservasi dan mengevakuasi satwa

liar air,” ujar ketua kelompok minat dan profesi veteriner pet and wild animal tersebut.(*)

Penulis: Defrina Sukma S. Editor : Dilan Salsabila

Lewat GELIAT UNAIR, Pupuk

Kepedulian Terhadap Kematian

(5)

Ibu Hamil dan Bayi

UNAIR NEWS – Banyaknya angka kematian dari ibu hamil dan bayi

di Surabaya patut untuk diberi perhatian lebih. Hal inilah yang kemudian menuntun Dr. drg. Nyoman Anita Damayanti, MS., untuk menggagas program GELIAT UNAIR (Gerakan Peduli Ibu dan Anak Sehat Universitas Airlangga). GELIAT UNAIR adalah program kerjasama antara UNAIR dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) sebagai bentuk kepedulian terhadap tingginya kasus kematian para ibu hamil.

“Siapa lagi yang mampu membantu warga kita kalau bukan dari kita sendiri. UNAIR itu sudah punya semuanya, mahasiswa juga ribuan, satu saja mau mendampingi ibu hamil untuk terhindar dari kematian itu sudah bagus,” ujarnya dalam sebuah acara

talkshow di Exhibition Hall Grand City Surabaya, Kamis (12/5).

Menurut Nyoman Anita, yang melatarbelakangi penggagasan GELIAT UNAIR ini adalah tingginya angka kematian ibu hamil dan anak di Kota Surabaya. Pasalnya, Kota Surabaya merupakan penyumbang tertinggi kematian ibu hamil dan bayi di Jawa Timur.

“Sebanyak 5793 bayi meninggal dalam setahun di Surabaya, ini merupakan kasus tertinggi di Jawa Timur,” imbuhnya.

Nyoman Anita menjelaskan bahwa penyebab utama dari kematian ibu hamil adalah lambatnya ibu hamil untuk mengenali adanya gejala atau masalah dalam kehamilannya. Hal tersebut karena didasari atas kurangnya informasi tentang kehamilan kepada ibu hamil.

“Memang hamil didalam keluarga itu merupakan hal yang biasa, tapi pasti ada penyakit yang mengiringi kehamilan itu. Karena banyak ibu-ibu hamil yang mungkin kurang tau mengenai kehamilan, maka akan terlambat untuk mengenali gejala atau masalah kehamilan, dan inilah yang menjadi penyebab kematian,” jelasnya.

(6)

Staf pengajar di FKM UNAIR tersebut menyayangkan kurangnya kepedulian terhadap kematian ibu hamil tersebut. Ia mengungkapkan bahwa masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa kematian ibu hamil merupakan bagian dari takdir.

“Kepedulian kita pada kematian ibu itu belum terlalu kuat, dianggap bahwa kematian itu dianggap memang sudah takdir. Tidak itu salah besar, karena ada penyakit yang mengiringi, maka harus ditindak secara medis,” kata Nyoman Anita.

“Orang yang jatuh karena kecelakaan pesawat akan ramai diperbincangkan, tapi ribuan ibu hamil meninggal tak banyak yang peduli,” imbuhnya memberi keluhan

Melalui Program GELIAT UNAIR yang sebagian besar relawannya merupakan mahasiswa dan dosen UNAIR tersebut, Nyoman Anita berharap dapat menurunkan kematian ibu hamil di Kota Surabaya. Memang menjadi sebuah kenyataan bahwa kematian ibu hamil akan selalu terjadi, namun baginya akan selalu ada kesempatan untuk mencegah kematian.

“Mimpi saya itu, kita semua sebagai kalangan akademisi mau peduli, UNAIR sudah punya semuanya, kita punya dokter, kita punya spesialis, kita punya bidan, tapi yang penting adalah bagaimana kita mau merangkul masyarakat.” pungkasnya. (*)

Penulis : Dilan Salsabila Editor : Nuri Hermawan

Langkah Penyelamatan sebagai

Bentuk Pelestarian

(7)

menyasar hingga terdampar seperti yang terjadi di Kecamatan Benowo. Kebanyakan mamalia laut bergerak menggunakan sonar. Paus misalnya, radar yang digunakan pada saat pengeboran mengecoh mamalia yang mengakibatkan jalur migrasi berubah dari jalan yang telah menjadi jalurnya,” begitulah paparan M. Yunus, drh., M.Kes., Ph.D saat ditemui di FKH UNAIR, Jumat (2/5).

Pada tim UNAIR NEWS, Yunus mengatakan bahwa keberadaan mamalia laut sering kali bersinggungan dengan aspek ekonomi. Misalnya pengeboran lepas pantai yang menggunakan sonar.

“Kasus yang baru terjadi seperti terdamparnya penyu hijau yang tersangkut jaring nelayan merupakan salah satu dampak dari aspek ekonomi tersebut terhadap mamalia laut,” papar Yunus.

Penyelamatan dan Pelestarian

Dosen yang mengajar mata kuliah Ilmu Penyakit Aquatik ini juga menjelaskan, kegiatan pelepasan penyu biru yang tersangkut jaring nelayan dilakukan di teluk lamong sekitar 3 KM dari bibir pantai. Dalam proses evakuasi itu melibatkan petugas Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) serta pihak pemerintah setempat.

“Berasal dari habitatnya di air asin, penyu yang diletakkan di kolam sangat terlihat lemas. Setelah diberi terapi sportif seperti multivitamin, penyu langsung dilepaskan kembali ke laut,” imbuhnya.

Yunus juga menyampaikan, untuk kondisi penyu hijau di Indonesia sebagai salah satu endemis yang masuk dalam hewan yang dilidungi. Khususnya mamalia laut, jika dibiarkan akan menguntungkan bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan ekonomi. Jika tidak diawasi dan dijaga secara UU akan mengakibatkan kepunahan.

Selanjutnya, pemanfaat, pelestarian, serta perlindungan menurut Yusuf memang perlu untuk terus dilakukan dan

(8)

disosialisasikan pada masyarakat. Keasadaran masyarakat yang terlibat langsung dalam pelestarian akan lebih bagus.

“Keterlibatan semua elemen masyarakat tersebut sangat penting untuk memahami potensi yang dimiliki,” tegas Yunus.

Penulis : Helmy Rafsanjani Editor : Nuri Hermawan

Manfaatkan Ilmu, Alumnus

UNAIR Raup Puluhan Juta Tanpa

Modal Sepeser pun

UNAIR NEWS – Muda, berani, dan sarat akan prestasi

menggambarkan kesuksesan sosok Dewi Arum Muqqadimah. Di usianya yang baru menginjak 24 tahun, Alumnus Manajemen Pemasaran Universitas Airlangga angkatan 2010 ini memberanikan diri untuk memulai usaha tanpa modal uang sepeser pun.

Berlatar belakang keluarga yang gemar merajut, Dewi berinisiatif untuk mencoba memasarkan produk hasil karya tantenya, berupa barang – barang rajutan yang kebetulan sudah banyak tersedia di rumahnya.

Saat masih menjadi mahasiswa baru di UNAIR, Dewi memanfaatkan fitur Broadcast Message BBM dan mulai gencar memasarkan dagangan dari mulut ke mulut. Tak lama kemudian, respon positif berdatangan atas produk rajutan yang ia pasarkan. Banyak pesanan yang ia terima dengan berbagai macam permintaan bentuk dan model rajutan seperti tas, sarung handphone (case),

(9)

tempat pensil bahkan sepatu. Untuk branding, Dewi memilih nama “My Knitted Indonesia”.

Di awal pemasaran, Dewi masih sangat minim pengalaman dan pengetahuan tentang manajemen. Ia pun merasa kesulitan untuk menjual produknya ke pasar dagang. Selain itu, ia juga kesulitan dalam mengelola keuangan. Kendati demikian, ia tetap mencoba mengelola sendiri keuangan dari hasil omzet yang ia dapatkan untuk menambah jumlah produksi.

Manfaatkan kuliah

Berkesempatan menjadi mahasiswa Manajemen Pemasaran UNAIR tidak di sia-siakan oleh Dewi, ia banyak mendapat ilmu tentang manajemen keuangan, salah satunya adalah strategi pemasaran yang ia gunakan untuk memasarkan produknya.

Tak hanya itu, di setiap mata kuliahnya yang memuat mengenai presentasi produk, Dewi dengan bangga selalu mempresentasikan produk rajutannya, sekaligus untuk memperkenalkan produk rajutannya kepada teman-teman maupun dosennya. Selain itu, Dewi juga gemar mengikuti kompetisi Business Plan yang diadakan antar universitas di berbagai wilayah.

“Kami pernah sekelompok waktu kuliah mengikuti business plan di Yogyakarta dan semua dibiayai kampus. Alhamdulillah, kami peringkat ke-empat tingkat nasional,” tutur Dewi saat di wawancarai di Radio Unair.

Strategi pemasaran yang ia gunakan untuk mengenalkan produknya juga melalui pameran – pameran atau bazar yang diselenggarakan di dalam kampus maupun di luar kampus. Dewi selalu mengikuti pameran usaha kecil menengah di beberapa wilayah di Indonesia sebagai ajang untuk pengenalan produknya. Hasilnya, produk My Knitted Indonesia sudah tersebar di seluruh Indonesia.

“Justru kebanyakan orang – orang luar Jawa yang suka dengan produk rajutan ini. Karena kata mereka ini sangat unik dan indah, makannya produk saya ramai terbeli di daerah luar Jawa

(10)

sampai mereka rela menunggu untuk mendapatkan produk saya,” tandasnya.

Lambat laun menjalani bisnis dengan berkuliah, Dewi mulai tergesit ide membuat sepatu rajut untuk orang dewasa. Mulanya, produk sepatu rajut yang ia produksi dikhususkan untuk anak – anak dan balita saja. Setelah mengobservasi beberapa tempat pembuatan sepatu dan mendapat ilmu dari ahlinya, Dewi mulai membuat produk sepatu rajut untuk dewasa dengan berbagai macam model. Dan sepatu rajutnya ini menjadi produk Best Selling di antara produknya yang lain.

Terkait prestasi, Dewi pernah mencapai peringkat ketiga di ajang wirausaha muda pemula berprestasi tingkat Jawa Timur (Jatim) oleh Dispora Jatim. Di tahun 2012, My Knitted Indonesia pernah dianugerahi Best Development Product Expo UNAIR dan peringkat lima besar Bussiness Plan Competition yang diadakan UII Yogyakarta. Masih banyak lagi prestasi yang sudah diukir Dewi untuk Produk Rajutannya tersebut.

Melalui kerja kerasnya, ia mampu menghasilkan omzet mencapai 20 juta per bulan. Dewi juga memiliki workshop rajut di daerah Ketintang Surabaya dan juga toko offline di ITC Mega Grosir Surabaya. Bahkan, ia juga sudah mendaftarkan My Knitted Indonesia pada Hak Paten Merk untuk SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

Ke depan, ia berharap produknya bisa berkembang menjadi perusahaan besar yang tersebar di seluruh Indonesia. Karena ia yakin, keunikan dari produk rajutannya memiliki nilai jual yang tinggi.(*)

Penulis : Faridah Hari Editor : Dilan Salsabila

(11)

Dari Dekat dan Jauh, Gali

Informasi di Airlangga

UNAIR NEWS – Kunjungan siswa-siswi SMA yang datang ke

Universitas Airlangga rutin dilakukan dan terus berdatangan. Seiring dengan semakin dekatnya pendaftaran untuk masuk ke perguruan tinggi, baik melalui jalur SNMPTN, SBMPTN, maupun jalur mandiri, serta perubahan berbagai aturan seleksi membuat guru merasa perlu membekali anak didiknya sedari dini.

Kali ini, Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR menerima kunjungan dari SMAN 4 Sidoarjo. Rombongan mereka berjumlah sekitar 160 siswa yang berasal dari kelas XII baik IPA maupun IPS, ditambah para guru dan pendamping. Rombongan diterima di Aula Kahuripan, Gedung Manajemen, Kampus C UNAIR pada Senin (22/2). Setelah sambutan dari PIH dan perwakilan dari SMAN 4 Sidoarjo, selanjutnya disampaikan materi tentang ke-UNAIR an oleh PIH, dan tentang penerimaan mahasiswa baru di UNAIR oleh Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB).

“Kunjungan ini yang jelas untuk menambah pengalaman anak-anak biar lebih luas tentang UNAIR, menambah semangat anak-anak untuk bisa masuk UNAIR, dan yang yang terpenting bisa masuk UNAIR,” papar Muji selaku wakil ketua Humas SMAN 4 Sidoarjo. Muji juga berharap kepada siswa-siswinya agar semakin terinspirasi untuk melanjutkan studi ke UNAIR. ia juga menambahkan agar alumni SMAN 4 Sidoarjo semakin banyak yang diterima studi di UNAIR.

“Dari tahun ke tahun, ini adalah kunjungan perdana ke UNAIR. Mudah-mudahan nanti ada keberlanjutan dan semakin banyak alumni yang diterima di UNAIR,” lanjutnya.

Rama Adzalik, salah satu siswa dari jurusan IPA, menyatakan keinginannya untuk bisa melanjutkan studi di UNAIR. Siswa berkacamata terlihat antusias karena ini adalah kali pertama

(12)

ia berkunjung ke UNAIR.

“Saya Ingin masuk Pendidikan Dokter UNAIR, karena saya ingin berkecimpung di bidang kesehatan. Saya ingin menjadi seorang dokter,” tutur Rama.

Setelah menerima kunjungan dari SMAN 4 Sidoarjo, PIH menerima kunjungan kembali dari SMAN 2 Cibinong Bogor Jawa Barat, pada Selasa (23/2). Titin selaku wakil kepala sekolah bidang humas menuturkan, kedatangannya dari jauh-jauh ke UNAIR tidak lain untuk memberikan bekal kepada anak didiknya mengenai dunia kampus.

“Kami datang dengan 317 siswa dan 20 guru pendamping ke UNAIR ini harapannya untuk mendapat informasi lebih jelas, selain itu hal ini memang merupakan agenda tahunan di sekolah kami,” pungkasnya. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Nuri Hermawan

Ajak Dosen Aktif Menulis

Ilmiah Populer

UNAIR NEWS – Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan

Pengembangan Masyarakat (LP4M) Universitas Airlangga mengadakan pelatihan penulisan artikel ilmiah populer bagi para dosen di lingkungan UNAIR. Pelatihan ini bertujuan untuk memotivasi para dosen agar giat menulis di media massa. Pelatihan berlangsung di Aula Kahuripan 201 yang diikuti sekitar 60 dosen diselenggarakan pada Senin (29/2).

(13)

massa di Indonesia dipilih sebagai pembicara pada pelatihan penulisan ilmiah populer ini. Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, Drs., M.Comm. selaku Ketua LP4M UNAIR berharap agar para dosen tidak hanya aktif meneliti, namun juga memublikasikan ide-idenya melalui media masa.

“Harapannya, mereka menyumbangkan kontribusi keilmuan yang signifikan dan mudah dipahami oleh masyarakat. Mereka jadi aktif menulis di media masa, majalah, dan media populer lainnnya yang bisa dipakai atau dirujuk oleh masyarakat. Misalnya, dosen dari FKH menulis inovasi atau kreativitas di bidang kedokteran hewan. Dosen dari ekonomi, hukum, bahkan psikologi juga demikian,” tutur Prof. Jusuf.

Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberi motivasi, inspirasi, dan pemikiran yang sistematis kepada para dosen. Pada pelatihan ini juga terdapat simulasi pembuatan artikel. Penulisan didampingi oleh fasilitator. Masing-masing tulisan itu dikoreksi hingga menjadi satu artikel ilmiah populer yang siap kirim ke redaksi media massa.

Selain itu, menurut Prof. Jusuf, jika para dosen aktif menulis di media massa, ilmu pengetahuan akan mengalir dengan mudah ke masyarakat.

“Dosen bukan hanya berada di menara gading, tapi menara air yang dapat memberikan manfaat melalui karya ilmiah dan populer,” terang Guru Besar bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNAIR.

Selanjutnya, LP4M UNAIR juga melakukan pendampingan terhadap para dosen yang ingin mengirimkan proposal ke DIKTI. Pendampingan dilakukan oleh para dosen UNAIR yang terlibat sebagai reviewer di DIKTI.

“Mereka (reviewer, -red) dijadikan sebagai narasumber, mendampingi para dosen yang ingin mengirimkan proposal ke DIKTI. Sehingga proposal yang benar bisa diterima oleh DIKTI,” papar Ketua LP4M UNAIR. (*)

(14)

Penulis : Binti Q. Masruroh

UNAIR Bekali Kemandirian

Pegawai Pra Purnabakti

UNAIR NEWS – Melalui Direktorat Sumberdaya Manusia,

Universitas Airlangga kembali memberikan pelatihan masa persiapan purnabakti kepada pegawai yang akan memasuki masa pensiun. Setidaknya ada 40 pegawai mengikuti pelatihan yang dilaksanakan di Hotel Kusuma Agrowisata Batu mulai tanggal 25 hingga 27 April.

Hadir di tengah-tengah peserta, Fadli Ama, S.T., M.T., selaku Kasubdit Pengembangan SDM dan Organisasi menuturkan, kegiatan yang bertujuan menyiapkan kemandirian bagi pegawai pra purnabakti tersebut merupakan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk ketiga kalinya. Dengan adanya pembekalan tersebut, Fadli menambahkan bahwa peserta diharapkan bisa mempersiapkan perencanaan yang lebih matang lagi kedepannya.

“Kegiatan ini sudah yang ketiga kalinya, semoga bisa semakin baik dan memberikan kesan, terutama menjelang hari pensiun,” jelasnya.

Fadli juga menekankan bahwa berbagai kegiatan yang dipersiapkan untuk kemandirian pegawai tersebut meliputi pembekalan spiritual, keuangan, mental psikologi, pola hidup sehat, dan berbagai perencanaan kegiatan ke depan setelah hari pensiun.

“Selama ini setiap hari kan melakukan kegiatan yang terukur. Jadi sesudah pensiun biar memiliki kurikulum harian nantinya. Masa pensiun itu masa memulai aktivitas baru, sehingga saya

(15)

berharap semua bisa memaksimalkan kegiatan ini,” papar Fadli. Menambahkan pernyataan Fadli, Dr. Purnawan Basundoro selaku Direktur SDM UNAIR menyatakan, masa purnabakti merupakan suatu hal yang pasti terjadi. Oleh sebab itu, komponen materi pembekalan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan peserta di masa pensiun. Purnawan juga menambahkan bahwa saat memasuki masa pensiun, peserta diharapkan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

“Ide dan gagasan dari pelatihan ini semoga bisa dikembangkan setelah masa purna tugas,” kata Purnawan.

Penulis: Nuri Hermawan

Ksatria Muda Airlangga Raih

Best Paper di Simposium PPI

Asia-Oceania

UNAIR NEWS – Meski baru semester empat, M. Lutfi Al Jufri

tidak canggung untuk unjuk diri dalam ajang simposium tingkat internasional. Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR tersebut berhasil meraih penghargaan best paper dalam acara ISA-OISAA International Symposium 2017 di Taiwan pekan lalu.

Acara yang diselenggarakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan itu berlangsung di National Cheng Chi University (NCCU) distrik Wenshan Taiwan. Dalam acara tersebut, Lutfi sapaan akrabnya, membawakan karya ilmiah yang berjudul

(16)

Economic on Asean Economy Community and ASIA.

Dalam karya ilmiahnya tersebut Lutfi membahas tentang penguatan peran UKM sebagai aktor utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus mengulas jumlah penggunaan dan penetrasi internet penduduk Indonesia yang terbilang sangat besar.

“Tujuan dari hal itu guna membangun ekonomi berbasis digital dan menjadikan Indonesia sebagai negara terbesar sebagai pengakses E-digital di Asia Tenggara pada 2020 melalui paket kebijakan ekonomi jilid 14 yang membahas tentang roadmap ekonomi digital,” terang Lutfi.

Hadir dalam acara tersebut beberapa tokoh besar yang berkiprah di dunia internasional, salah satunya Prof. Makarim Wibisono Ph.D., Duta Besar Republik Indonesia untuk PBB tahun 2004-2007. Meski dihadapan para ahli, Lutfi mengaku hal tersebut tidak membuat dirinya minder. Malah, ada sebuah kebanggan tersendiri.

“Dalam usia yang masih cukup dini dalam dunia akademik, sangat bangga rasanya bisa berbicara di depan forum internasional. Apalagi disaksikan oleh eks Dubes Indonesia untuk PBB, Mantan Jubir Presiden, dan Anggota DPR serta profesor, dan civitas akademika dari seluruh dunia,” papar Lutfi.

Di akhir wawancara, mahasiswa asal Tegal tersebut mengatakan bahwa selain kuliah dan berorganisasi, mahasiswa harus berperan aktif dalam acara seperti simposium, konferensi, dan bermacam-macam perlombaan tingkat nasional maupun internasional.

“Karena dalam era global ini kita harus semangat dalam berkarya dan beprestasi untuk berkompetisi membawa perubahan untuk kebermanfaatan bangsa dan negara,” pungkasnya. (*)

(17)

Editor : Binti Q. Masruroh

Rekrutmen Internal Tenaga

Kependidikan Terbesar di

UNAIR

UNAIR NEWS – Sebanyak 960 peserta menjalani tes tulis sebagai

rangkaian dari rekrutmen tenaga tetap non Pegawai Negeri Sipil (PNS) Universitas Airlangga, Rabu (15/3). Tes tulis berlangsung secara serentak di Airlangga Convention Center (ACC) dengan materi seputar wawasan ke-UNAIR-an.

Seleksi internal ini mengacu pada Peraturan Rektor mengenai pegawai tetap non PNS yang dilucurkan pada tahun 2016 silam. Seleksi diadakan dalam rangka memantabkan peran sebagai pegawai dan memperjelas status. Rekruitmen internal ini menjadi seleksi terbesar dalam sejarah UNAIR.

Direktur Sumber Daya Manusia UNAIR Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum mengatakan, dengan diadakannya rekrutmen pegawai tetap non PNS, akan membawa kejelasan bagi peningkatan karir tenaga kependidikan di UNAIR.

“Dengan adanya tes semacam ini, jabatan tenaga kependidikan bisa disesuaikan dengan jabatan PNS. Tentunya akan membawa kejelasan pada peningkatan karir,” ucap Purnawan.

Terlaksananya seleksi internal UNAIR betujuan untuk menata administrasi kepegawaian dan bisa memperoleh SDM yang memiliki kualifikasi dalam mendukung UNAIR menjadi universitas kelas dunia.

(18)

untuk mengabdi. Tentunya akan kembali diberi kesempatan,” ujar dosen Departemen Ilmu Sejarah ini.

Sementara itu, Fadli Ama ST., M.T., selaku Kasubdit Pengembangan SDM mengatakan, jika seluruh peserta yang mengikuti tes masuk kualifikasi yang telah ditentukan, tidak menutup kemungkinan bisa lolos secara keseluruhan.

“Tidak menutup kemungkinan dari 960 peserta yang ikut tes, jika SDM ini bagus, akan diangkat sebagai pegawai tetap non PNS UNAIR,” ujarnya.

Peserta yang mengikuti tes tulis ini adalah mereka yang telah melewati seleksi administratif. Dari jumlah peserta yang masuk mendaftar sebanyak 965, ada 960 yang lolos. Peserta yang lolos tes akan kembali mengikuti seleksi psikotes dan wawancara.

“Sesuai dengan Peraturan Rektor yang berlaku, akan dilakukan penetapan untuk 2 tahun selanjutnya. Bila diterima maka akan ada evaluasi terhadap kondisi kepegawaian. Peserta yang diterima akan melewati tahap evaluasi maksimal 2 tahun dan akan menjadi penentu dijadikan pegawai tetap atau dikembalikan pada pegawai tidak tetap,” ucap Fadli. (*)

Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Binti Q. Masruroh

Rita Yuliana Lulus Terbaik S3

FEB, Hafizh Mohammad Ingin

Jadi Peneliti

UNAIR NEWS – Habis gelap terbitlah terang. Itu yang dirasakan

(19)

sebagai wisudawan terbaik S3 (Doktoral) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga, dalam wisuda September 2016 lalu. Pasalnya, wisudawan dari prodi Ilmu Akuntansi ini mengaku sempat melakoni pengalaman pahit selama menjalani perkuliahan.

R i t a Y u l i a n a wisudawan terbaik S3 (Doktoral) Fakultas Ekonomi dan Bisnis ( F E B ) ( F o t o : Istimewa)

“Saat ujian proposal saya tidak lulus. Jadi harus mengulang. Waktu itu saya sempat merasa terpuruk. Namun Alhamdulillah, kondisi itu tak sampai lama. Dengan pengalaman pahit itu, saya berhati-hati dalam menyelesaikan disertasi, hingga akhirnya selesai dengan lancar,” ,” ujar wanita asal Madura ini yang lulus dengan IPK 3,88.

Ia mengaku senang dan bersyukur, karena tidak menduga ia menjadi wisudawan terbaik. Baginya, ini satu kejutan hadiah dari Allah SWT yang datang bertubi-tubi pasca kelulusannya itu. Terkait disertasinya, Rita meneliti tentang praktik manajemen laba riil pada pasar modal syariah di Indonesia. Praktik manajemen laba riil di pasar modal syariah itu tidak berbeda dengan pasar modal konvensional.

(20)

“Namun investor pada pasar modal syariah memiliki kemampuan lebih baik dalam mendeteksi risiko yang terkandung dalam praktik tersebut, apalagi dengan dibantu informasi tentang kualitas audit,” kata wisudawan kelahiran Blitar 1 Juli 1980 ini.

Apa kiat-kiatnya dalam meraih prestasi akademik ini?. “Kuncinya akrab dengan semua ketidaknyamanan dan berjuang mengalahkan egoisme diri. Dua hal itu harus diusahakan maksimal. Setidaknya ini bukti bahwa hasil itu tak akan mengkhianati usaha. Semoga rezeki ini semakin menjadikan saya sebagai pribadi yang lebih baik dan berguna untuk semua,” katanya.

Setelah lulus ini, dosen Universitas Trunojoyo, Madura, ini masih ingin mengejar mimpinya menjadi seorang professor. “Alhamdulillah, ijazah S-3 ini sudah menjadi salah satu bekal penting saya untuk mengejar mimpi itu. Belajar di UNAIR juga memberi bekal tentang penulisan karya ilmiah serta pondasi ilmu akuntansi yang kuat,” katanya bangga.

Hafizh Muhammad Terinspirasi Ingin Jadi Peneliti

H a f i z h M o h a m m a d wisudawan terbaik Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK)

(21)

U n i v e r s i t a s

Airlangga. (Foto: Istimewa)

SEMENTARA itu Hafizh Muhammad Noor, S.Pi., menjadi wisudawan

terbaik Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga dengan IPK 3,89. Laki-laki asal Sragen (Jateng) ini selama kuliah aktiv di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan kegiatan pengabdian masyarakat di fakultasnya.

Kendati aktif dalam organisasi, ia mengaku masih sering melakukan penelitian. Kegemarannya pada penelitian itu maka ia sering dalam magang di beberapa penelitian dosen. Salah satu hasil penelitiannya berjudul “Identifikasi Bakteri Produk Perikanan di Surabaya Timur” sudah terdaftar di salah satu jurnal di FPK UNAIR.

Terkait kegemarannya meneliti ini, ia mengaku karena terinspirasi oleh Wakil Rektor III UNAIR Prof. Mohammad Amin Alamsyah, yang menjadi pembimbing skripsinya. Mengapa? Karena banyaknya penelitian Prof. Amin yang sudah dipublikasikan.

Terkait penelitian skripsinya, Hafizh mengulas karakterisasi karagenan dari kappaphycus alvarezii dengan pelarut berbeda. Dalam penelitian itu ia jelaskan tentang pengolahan modern rumput laut dengan cara sederhana yang bisa dijadikan suatu produk dengan nilai jual cukup tinggi.

Hafizh mengaku tak punya kiat khusus untuk lulus terbaik ini. Ia hanya memaksimalkan kemampuan sebagai mahasiswa, baik saat belajar maupun diluar kuliah. ”Sebenarnya predikat wisudawan terbaik itu berasal dari parameter yang ada, tidak hanya tingginya IPK, tapi juga aktif di beberapa organisasi, bersosialisasi dan bila perlu di kancah internasional dengan mengikuti student exchange,” ujarnya.

Karena dukungan keluarga dan para dosennya, Hafizh ingin memperdalam ilmu dengan melanjutkan ke jenjang magister.

(22)

Kedepan ia berharap bisa aktif melakukan penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. “Saya ingin menjadi peneliti. Prof. Amin menginspirasi saya untuk memecahkan beragam masalah perikanan yang ada di Indonesia. Saya berharap bisa melakukannya,” katanya. (*)

Penulis: Farida Hariadi dan Dilan Salsabila Editor: Bambang ES

Referensi

Dokumen terkait

1. Kedua orang tua, dan adik-adik , terima kasih atas dukungan dan doa kalian sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.. Gerardus Polla, M.App.Sc., selaku Rektor Universitas

Kursus ini bersesuaian untuk peserta yang telah bekerja dengan persekitaran atau tugasan penjaga jentera elektrik di industri. Dan juga sesuai bagi mereka yang ingin membuat

Pada saat pembelajaran berlangsung, suasana kelas sangat ribut dan kursi meja terlihat berantakan. Ketika guru memberikan pembelajaran pun anak didiknya banyak yang

Proposal Pelatihan Teknis Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 Halaman 3 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan

Sepertimana laporan yang dikeluarkan oleh Human Rights Watch (HRW) suatu ketika dahulu, beribu-ribu pembantu rumah Indonesia yang bekerja di Malaysia menghadapi penderaan

Berdasarkan temuan yang telah diperoleh, perusahaan disarankan untuk mengoptimalisasikan pengendalian intern persediaan dengan melakukan penghitungan fisik secara

Nilai koefisien positif dalam perhitungan moderasi tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh variabel ukuran perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan terhadap

Ada beberapa tahapan yang bisa dilaksanakan seorang guru untuk bisa menjadi fasilitator proses kreatif dalam pembelajaran. Pertama, kemampuan untuk mengakomodasikan