KERAGAMAN HHBK DI
SUMATERA SELATAN
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN PALEMBANG Palembang, November 2014
Pendahuluan
Hasil riset : hasil hutan kayu dari ekosistem hutan hanya sebesar 10 % sedangkan sebagian besar (90%) hasil lain berupa hasil hutan bukan kayu (HHBK)
Potensi kayu: penurunan kuantitas dan kualitas. Produk alternatif potensial: Hasil Hutan Bukan Kayu
(HHBK).
Peranan hasil hutan bukan kayu dalam pengelolaan hutan secara lestari:
a. Hasil hutan bukan kayu akan lebih banyak memberi manfaat dan keuntungan bagi masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar hutan.
b. Pemanenan HHBK relatif lebih kecil dampaknya bila dibandingkan dengan kegiatan pembalakan kayu (konservasi dan kelestarian) → KPHL
b. Nilai ekonomi bisa lebih besar dibandingkan nilai kayu
Pengertian HHBK
Produk biologi asli selain kayu yang
diambil di hutan, lahan perkayuan dan
pohon-pohon di luar hutan (FAO).
Hasil hutan bukan kayu adalah hasil
hutan hayati baik nabati maupun
hewani beserta produk turunan
kecuali kayu yang berasal dari hutan
(Permenhut No. P.35/Menhut-II/2007).
Komoditas HHBK
Berdasarkan Permenhut No. P.35/Menhut-II/2007 terdapat ± 565 komoditas HHBK yang digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Kelompok Hasil Tumbuhan dan Tanaman:
Kelompok resin
Kelompok minyak atsiri
Kelompok karbohidrat
Kelompok buah-buahan
Kelompok tannin: akasia
Bahan pewarna
Kelompok getah
Kelompok tumbuhan obat
Kelompok tanaman hias
Kelompok palma dan bambu
Kelompok alkaloid
2. Kelompok Hasil Hewan a. Kelompok Hewan buru :
• Kelas mamalia • Kelas reptilia • Kelas amfibia • Kelas aves b. Kelompok Hasil Penangkaran
Jenis HHBK Unggulan di Sumatera Selatan
Komoditas HHBK unggulan nasional:
Rotan, Bambu, Sutera Alam, Nyamplung,
Lebah Madu dan Gaharu(Peraturan Menteri
Kehutanan No.35/Menhut-II/2007;
Peraturan Menteri Kehutanan No.
P.21/Menhut-II/2009; sebaran di 5 provinsi)
Komoditas unggulan daerah Sumsel :
Gaharu dan
Kemiri
(Dephut, 2009).
Produksi HHBK di Sumatera Selatan
2009 2010 2011 2012 2013
Volume (Btg/Ton) Volume (Btg/Ton) Volume (Btg/Ton) Volume (Btg/Ton) Volume (Btg/Ton)
1 Rotan Semambu / Manau 130.740 5.200 - - - 135.940
2 Rotan Jenis Lainnya 147,500 55,600 0 - - 203,100
3 Getah Karet - 56,257 178,113 143,301 214,136 591,807
4 Kulit Kayu Acacia - - - 0,000
130.740 5.200 - - - Btg
147,50 111,86 178,11 143,30 214,14 Ton
PERKEMBANGAN PRODUKSI HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK)
Total Volume (Btg/Ton)
No. Jenis HHBK
T O T A L
2009 2010 2011
Jumlah (Unit) Luas (Ha) Jumlah (Unit) Luas (Ha) Jumlah (Unit) Luas (Ha) Jumlah (Unit) Luas (Ha) Jumlah (Unit) 1 IUPHHK-HT 18 1.353.990 22 1.442.677,00 24 1.493.110 25 1.498.908,00 25 2 IUPHHK-HTR 1 301,50 1 301,50 1 301,50 64 1.429,15 162
19 1.354.291,50 23 1.442.978,50 25 1.493.411,50 89 1.500.337,15 187
PERKEMBANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN
2013 2012 T O T A L No. Jenis Perijinan 2009 2010 2011
Jumlah (Unit) Luas (Ha) Jumlah (Unit) Luas (Ha) Jumlah (Unit) Luas (Ha) Jumlah (Unit) Luas (Ha) Jumlah (Unit) Luas (Ha) 1 IUPHHK-HA 1 56.000 1 56.000 1 56.000 1 56.000 1 56.000 2 IUPHHK-RE 1 52.170 1 52.170 1 52.170 1 52.170 1 52.170
2 108.170 2 108.170 2 108.170 2 108.170 2 108.170
PERKEMBANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM
T O T A L
2012 2013 No. Jenis Perijinan
No. Jenis Perijinan
PERKEMBANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (IUPHHBK)
2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah (Unit) Luas (Ha) Jumlah (Unit) Luas (Ha)
Jumlah (Unit)
Luas (Ha)
Jumlah (Unit) Luas (Ha)
Jumlah (Unit)
Luas (Ha)
1 IUPHHBK - - - -
Sumber : Statistik BP2HP Wilayah V Periode 2009 - 2013
Pelaku Usaha HHBK di Sumatera Selatan
Jenis HHBK potensial yang telah diusahakan
oleh masyarakat di Sumsel:
Jelutung
Karet
Gaharu
Damar mata kucing
Kayu putih
Kulit kayu medang
Jernang
Rotan
Nilam
Nibung
Bambu
Aren
Purun
Buah: duren, duku,
cempedak, dll
Kemiri
Pinang
Jelutung
Jenis: Dyera costulata Hook. F. dan Dyera lowii
Hook. F.
Getah jelutung : bahan baku permen karet, isolator dan soft compound ban
Nilai getah jelutung 2-3 kali getah karet
Potensi getah: diameter batang sekitar 20 cm menghasilkan getah jelutung 0,1-0,6 kg/pohon. Setahun penyadapan getah jelutung bisa dilakukan 40 kali.
Pemilihan jenis tanaman rehabilitasi bagi masyarakat:
Kemamuan adaptasi yang baik pada lahan rawa
Pertumbuhan relatif cepat (2 – 2,5 cm/tahun
Dapat dibudidayakan dengan manipulasi lingkungan yang minimal
Hasil ganda
Input budidaya relatif rendah
Masyarakat telah menganal jelutung
Pola pengusahaan: monokultur, agroforestri , sylvofisheri, agrosilvofisheri.
Gaharu
Jenis : Aquilaria malaccencia (CITES Appendix II; rentan; kuota), A. Becariana, Girinops verstegii
Komoditas eksport: industri parfum, kosmetik, hio, setangi, obat-obatan.
Nilai ekonomi : Rp 250.000/kg (Kemedangan) – Rp
5.000.000/kg (grade super)
Usaha pemanfaatannya masih mengandalkan pada produk alam dalam bentuk pemungutan (VS konservasi dan kelestarian).
Budidaya: Agroforestri
Teknik inokulasi:
Paten 2012 : teknologi mempercepat pembentukan gaharu. Jamur Fusarium solani kelompok peneliti Mikrobiologi
Hutan, Puskonser (Dr. Erdy Santoso dan Dr. Maman Turjaman).
Saat ini telah dikoleksi lebih dari 70 isolat mikroba dan16 isolat mempunyai kemampuan membentuk gaharu secara konsisten.
Pohon umur 7 tahun yang telah diinduksi selama 3 tahun menghasilkan 4 kg gubal gaharu kualitas AB dan 8 kg kualitas kemedangan (Rp. 20 juta/pohon)
Jernang
(Dragon’s Blood)
Jernang hanya terdapat di 3 (tiga) negara di
dunia yaitu Indonesia, Malaysia dan India dan
yang terbesar adalah di Indonesia.
Jenis-jenis rotan penghasil jernang:
Daemonorops didymophylla
Becc.,
D. Draco
Blume
,
D. rubra
(Reinw. ex Blume) Mart.
D.
draconcellus
Becc.,
D. mattanensis
Becc.,
D.
micracanthus
Becc.,
D. micranthus
Becc.,
D.
motleyi
Becc.,
D. propinquus
Becc
.
Resin berwarna merah ini telah sejak lama
diperdagangkan dan dimanfaatkan sebagai
bahan pewarna, dupa, dan bahan obat
tradisional
Masih mengandalkan alam.
Nilai ekonomi: bisa mencapai Rp
1.200.000/Kg
Agroforestri dengan karet
Rotan
Telah teridentifikasi 81 jenis
rotan di Sumatera.
Hanya 5 jenis rotan yang telah
dikenal secara umum, yaitu:
rotan manau (
Calamus manan
),
rotan batang (
C.
solingeri/Daemonorops
robustus
), rotan semambu (
C.
scipionum
), rotan seuti (
C.
ornatus
) dan rotan umbul (
C.
leijocaulis)
Budidaya, pasca panen dan
pengolahan produk relatif telah
dikuasai
Kebutuhan pasar terbuka luas.
Agroforestri
Damar Mata Kucing
Jenis:
Shorea javanica
.
Lampung: Kab. Lampung Barat
(5.000 – 6.000 ton/tahun), 17.500 ha
rempong damar milik masyarakat.
Nilai ekonomi:
Harga jual damar rata-rata sekitar
Rp 4.000 / kg, petani damar bisa
memperoleh penghasilan
rata-rata sebesar Rp 10 juta per tahun
(CIFOR, 2004)
Rp. 6.500/kg (kualitas asalan) –
Rp 14.000 (kualitas eksport).
Agroforestri: rempong damar
Bambu
Potensi jenis:
Dunia:1.000 spesies dengan 100-an genera. Indonesia : 159 jenis yang 88 diantaranya merupakan
spesies endemik
Dendrocalamus asper (Bambu Petung),
Gigantochloa achmadii Widjaja. (buluh Apus),
Gigantochloa hasskarliana (Bambu Lengka Tali),
Gigantochloa pruriens (buluh Rengen), Gigantochloa robusta Kurz. (Bambu Mayan; Temen Serit),
Gigantochloa waryi Gamble (Buluh Dabo),
Schizotachyum blunei Ness. (Bambu Wuluh; Bambu Tamiang) dll
Kegunaan: bahan makanan, kontruksi bangunan (papan, balok, lantai dll), kerajinan, arang (penyaring air, energi, kesehatan),
Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan: bambu lamina
Tanaman bambu: konservasi tanah dan air (tanaman rehabilitasi)
Budidaya, pemanenan, pasca panen (pengeringan, pengawetan) dan pengolahan
Aren
Jenis:
Arenga pinnata
MERR.
Manfaat: biofuel, gula,
buah, pal batas (tanaman).
Balai Penelitian Tanaman
Palma (Balit Palma) dan
Dinas Perkebunan Kab.
Kutai Timur (2011): aren
(produktivitas nira tinggi
dan berproduksi pada umur
6 tahun).
Agroforestri
Purun
Jenis:
Lepironia mucronata
RICH
Manfaat: bahan baku kerajinan
anyaman (tikar).
Sumatera Selatan memiliki lahan rawa
gambut 1,42 juta hektar (OI, OKI,
Banyuasin, Musi Banyuasin, Musi
Rawas dan Muara Enim.
Pandan Hutan
•
Jenis :
Pandanus tectories
•
Ada 23 jenis tumbuh mulai dari pantai–
pegunungan
Manfaat: Multi guna (Akar- buah)
sebagai obat dan bahan baku
kerajinan anyaman (tikar).
Agroforestry dan Home Industri)
Nibung
•
Jenis :
Oncosperma tigillarium
Manfaat:
Batang, daun, bunga,
umbut, buah, duri
Belum ada bahan penganti yang
sesuai bagi bahan rumah ut
masyarakat di pesisir
Kayu Putih
• Jenis :
Melaleuca cajuputi subsp.
cajuputi
•
Manfaat:
daun sbg bahan baku
minyak kayu putih
•
Agroforestry dan Home industry
Penentuan jenis HHBK Unggulan
Kriteria dan Indikator Penetapan Jenis HHBK Ungulan
(P.21/Menhut-II/2009)
Metodologi penentuan HHBK unggulan:
1.
Aspek yang dinilai mencakup kriteria : Ekonomi, Biofisik dan
lingkungan, Kelembagaan, Sosial dan Teknologi
2.
Pembobotan kriteria
a.
Ekonomi 35% (nilai perdagangan ekspor, nilai perdagangan
lokal, potensi pasar internasional)
b.
Biofisik dan lingkungan (15%)
c.Kelembagaan (20%)
d.
Sosial (15%) dan
e.Teknologi (15%)
3.