• Tidak ada hasil yang ditemukan

Roundtable Pengembangan Kawasan Pertanian Grand Clarion Hotel Makasar Februari 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Roundtable Pengembangan Kawasan Pertanian Grand Clarion Hotel Makasar Februari 2014"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Roundtable

 

Pengembangan Kawasan

Pertanian 2015

 ‐

2019

Grand

 

Clarion

 

Hotel

 

Makasar

(2)

KAWASAN

“Gabungan dari

sentra

sentra pertanian

yang terkait secara fungsional baik dalam

faktor

sumber daya alam, sosial budaya,

maupun infrastruktur

, sedemikian rupa

sehingga

memenuhi

batasan

luasan

minimal skala ekonomi dan efektivitas

(3)

Kriteria

 

Kawasan

 

Tanaman

 

Pangan

Kriteria khusus kawasan tanaman pangan

dalam aspek luas agregat kawasan untuk

masing-masing

komoditas

unggulan

tanaman pangan adalah:

• padi, jagung, dan ubi kayu minimal 5.000

hektar;

• kedelai minimal 2.000 hektar;

• kacang tanah minimal 1.000 hektar;

• kacang hijau dan ubi jalar minimal 500

hektar.

(4)

Kriteria

 

Kawasan

 

Hortikultura

Kriteria

khusus

kawasan

hortikultura

mencakup

berbagai

aspek

teknis

yang

bersifat

spesifik

komoditas

baik

untuk

tanaman

buah,

sayuran,

tanaman

obat

(5)

Kriteria

 

Kawasan

 

Perkebunan

Kriteria khusus kawasan perkebunan diantaranya :

• Pengusahaannya dilakukan sebagai usaha perkebunan

rakyat dan/atau sebagai usaha perkebunan besar dengan

pendekatan skala ekonomi;

• Usaha perkebunan besar bermitra dengan usaha perkebunan

rakyat secara berkelanjutan, baik melalui pola perusahaan inti

– plasma, perkebunan rakyat dengan perusahaan mitra

(kemitraan), kerjasama pengolahan hasil dan bentuk-bentuk

kerjasama lainnya; dan

• Arah pengembangannya dilaksanakan dalam bingkai

prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, diantaranya: kelapa

sawit menerapkan system ISPO (

Indonesian Sustainable

Palm Oil

), kakao menerapkan

sustainable cocoa

dan

prinsip-prinsip berkelanjutan lainnya.

(6)

Kriteria

 

Kawasan

 

Peternakan

Batasan minimal penguasaan populasi per

peternak dalam kawasan : sapi potong

2-3

ekor, 1

klaster = 2.000 ekor; kerbau 2 ekor,

ayam buras 30 ekor; domba/kambing 6

ekor; babi 3 ekor; itik 15 ekor

(7)

Aktualisasi Permen 50/2012 Pedomen Pengembangan Kawasan

Pertanian adalah Tujuh Gema Revitalisasi Pertanian

Penentuan

kawasan

 

sebagai

 

areal

 

penanaman

 

komoditas

 

Unggulan

3. 

Infrastruktur

dan sarana

5. 

Kelembagaan

1.

 

Lahan

7.

 

Teknologi

Hilir

6.Pembiayaa

n

4.

 

SDM

2.

 

Perbenihan

dan

perbibitan

(8)

NO

Proses Penentuan dan Pengembangan

Kawasan Pertanian

Progres

1

Pemilihan komoditas strategis/unggulan

Pemeringkatan

 

dan

 

Penilaian

 

Kelas Kawasan

2

Penentuan Lokasi Kawasan

Kabupaten/Kota

FGD

 

Kawasan

3

Penyusunan Master Plan pengembangan

kawasan oleh Prov

Beberapa

 

Provinsi

 

sudah

 

mulai

 

membuat

 

Master

 

Plan

4

Penyusunan rencana aksi pengembangan

kawasan oleh Kab/Kota

Beberapa

mulai

 

menyusun

 

Kabupaten/Kota sudah

 

action

 

plan

 

5

Sinkronisasi Rencana pengembangan

kawasan lingkup provinsi, kabupaten/kota

2014

 

:

 

melalui

 

e

proposal

 

2015

 

dan

 

pilot

 

project

 

2013

2014

6

Sinkronisasi Rencana pengembangan

kawasan nasional

2014:

 

melalui

 

e

proposal 2015,

 

Renja

 

2015

 

dan

 

konsep

 

Renstra

 

2015

2019,

 

dan

 

pilot

 

project

 

2013

7

Pelaksanaan kegiatan pengembangan

kawasan

Implementasi

 

2015

 ‐

2019

8

Monev dan Pelaporan

Implementasi

 

2015

 ‐

2019

(9)

KRITERIA

 

KOMODITAS

 

dan

 

LOKASI

 

CALON

 

KAWASAN

a.

LIMA Komoditas Pangan Utama (Padi, Jagung, Kedelai, Sapi dan Tebu), dan 40

Komoditass Unggulan Nasional (Permentan Nomor: 50 tahun 2012)

(Dibuat

Pemeringkatan

untuk 37 komoditas unggulan)

b. Komoditas yang sejalan dengan Koridor Ekonomi: Sawit dan Karet

(Sumatera-Kalimantan), Industri Pangan (Jawa), Jagung dan Sapi (Bali-Nustra), Pangan

(Sulawesi), Pangan dan Ternak (Papua-Maluku).

1.

  

KRITERIA

 

KOMODITAS:

2. KRITERIA UMUM CALON LOKASI:

a.

Berpotensi SD pertanian (selama ini sentra), potensi pasar

b.

Memanfaatkan kawasan yang sudah ada, dimungkinkan membangun kawasan

baru

c.

Bisa di dalam satu kabupaten, lintas kabupaten, lintas provinsi

d.

Mempertimbangkan skala ekonomi kewilayahan (bukan skala ekonomi unit

usaha) dan keterkaitan ke belakang dan ke depan.

e.

Mengacu pada peraturan UU, misal UU 12/1992, 18/2004, 18/2009, 41/2009,

UU 13/2010, UU 18/2012, UU 19/2013.

f.

Sejalan dengan Renstra Kementan, Kebijakan daerah (Renstrada Provinsi dan

Renstrada Kabupaten) dan mengacu ketentuan RTRW

(10)

TAHAPAN PENGEMBANGAN

KAWASAN

10 KAWASAN BELUM BERKEMBANG - ON FARM - TEKNOLOGI BUDIDAYA - SARANA & PRASARANA - PENYULUHAN Keterangan:

1) Ada pembagian tugas yang jelas Pusat, Prov, Kab/Kota

2) Swasta, BUMN, dan masyarakat pelaku utama kawasan

3) Pertanian basis penggerak ekonomi 4) Didukung infrastruktur memadai.

KAWSAN SUDAH BERKEMBANG: - KELEMBAGAAN - MUTU - PEMASARAN - OFF FARM KAWASAN CUKUP BERKEMBANG: - KELEMBAGAAN - ON FARM - SARANA & PRASARANA

INISIASI

KAWASAN

BARU

PENUMBUHAN

PENGEMBANGAN

PEMANTAPAN

EXISTING :

SPAKU, KINAK,KIMBUN,

AGROPOLITAN, KAS,

PRIMATANI, IHDUA

Merauke,/Papua Bambery/Fax‐fax Bulungan/Kaltim

(11)
(12)

Klasifikasi Perkembangan Kawasan

No

Ciri-ciri Kelas Kawasan

Belum berkembang (Penumbuhan) Kelas 1 Cukup berkembang (Pengembangan) Kelas 2 Sudah berkembang (Pemantapan) Kelas 3 Perluasan Kelas 4 Replikasi Kelas 5

1

Masih dominan

kegiatan

on-farm

Kegiatan

on-farm

sudah berkembang

Kelembagaan

pelayanan terkait

pertanian sdh

beragam jenisnya

Off farm sudah

berkembang

Pengembangan

inovasi teknologi

2

Teknologi

budidaya belum

maju

Kelembagaan

pelayanan terkait

pertanian sudah

mulai dibentuk

Pemasaran

produk

sdh

berkembang,

bahkan

keluar

wilayahnya

Adanya kegiatan

perluasan dalam

kawasan

Penguatan

kelembagaan

yang sudah ada

3

Sarana

dan

prasarana

belum

lengkap

Sarana dan

prasarana sudah

lebih lengkap

Keg

berproduksi

sdh

mengutamakan

kualitas/mutu

Terbentuknya

koneksi

antar

kawasan

Penguatan

kerjasma

pemasaran

4

Diperlukan

penguatan

kegiatan

on-farm

Diperlukan

kegiatan

industri

hilir

Keg o

ff farm

sdh

mulai

berkembang

Peningkatan

kordinasi dengan

stake holders

5

Masih

memerlukan

bimbingan dari

Penyuluh

Pertanian

Diperlukan

penyuluhan bidang

budidaya

Penguatan

penyuluhan di bid

hilir & pemasaran

(13)

Masy

Swasta

Lainnya

APBD

PROV

APBD

Kab/Kot

Pusat/

Dekon/

TP

(14)

RANCANGAN

 

PENGEMBANGAN

 

KAWASAN

 

(15)

Padi Jagung Kedelai Tebu Sapi Potong* Bawang Merah Cabe Merah 1 Kutai Timur Sampang Tanjung Jabung Timur Banyumas Ngawi Pamekasan Blora

2 Seruyan Jember Sumedang Kebumen Lamongan Sumenep Deli Serdang 3 Kapuas Hulu Lamongan Blitar Grobogan Wonosobo Samosir Kulon Progo 4 Kapuas Malang Karawang Gunung Kidul Pamekasan Probolinggo Jeneponto

5 Pulang Pisau Gunung Kidul Pacitan Semarang Jombang Majalengka Ogan Komering Ilir 6 Kubu Raya Pati Rembang Boyolali Aceh Besar Bangli Aceh Tengah 7 Sambas Tuban Sumenep Blora Ponorogo Kuningan Tasikmalaya 8 Kutai Barat Jeneponto Bangkalan Magelang Banyuwangi Bima Lumajang 9 Merauke Kendal Sukabumi Kulon Progo Sleman Nganjuk Ciamis

10 Rokan Hilir Bangkalan Ogan Komering Ulu Timur Ogan Ilir Aceh Timur Agam Lampung Selatan 11 Teluk Bintuni Karo Cianjur Jepara Klaten Enrekang Kediri

12 Banggai Pohuwato Musi Rawas Sleman Kuningan Tegal Aceh Besar 13 Tanjung Jabung Timur Rembang Subang Purworejo Tegal Cirebon Sumedang 14 Bone Gowa Tasikmalaya Bantul Pasuruan Brebes Garut

15 Banjar Boyolali Kendal Klaten Bangkalan Lima Puluh Kota 16 Musi Rawas Lampung Tengah Pati Tuban Sragen Tapanuli Utara 17 Bengkulu Tengah Lampung Timur Tuban Kendal Sukabumi Bandung 18 Fakfak Grobogan Lamongan Karanganyar Indramayu

19 Musi Banyuasin Jombang Purworejo Batang Aceh Utara 20 Banyu Asin Lampung Utara Ogan Komering Ilir Rembang Cirebon 21 Ogan Komering Ilir Boalemo Trenggalek Bojonegoro Ciamis 22 Sorong Lampung Selatan Kebumen Kuningan Sampang 23 Tapin Situbondo Boyolali Cirebon Pidie 24 Wajo Banyuwangi Aceh Utara Pekalongan Nganjuk 25 Barito Kuala Simalungun Wonogiri Way Kanan Rembang

Komoditas

RANCANGAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOMODITAS UNGGULAN 2015 - 2019

(16)

Lanjutan ……

Padi

Jagung

Kedelai

Tebu

Sapi Potong* Bawang Merah

Cabe Merah

Komoditas

No

26 Luwu Timur Bondowoso Garut Langkat Semarang 27 Manokwari Pasaman Barat Lampung Tengah Sragen Lampung Selatan 28 Ogan Komering Ulu Timur Manokwari Indramayu Pati Wonogiri

29 Pekalongan Blora Gunung Kidul Lamongan Magelang 30 Lampung Tengah Magelang Banyumas Subang Lampung Timur 31 Blora Banjarnegara Cilacap Indramayu Cianjur

32 Pemalang Garut Klaten Bener Meriah Grobogan 33 Pati Bone Majalengka Pemalang Kebumen 34 Lombok Tengah Bolaang Mongondow Rejang Lebong Blitar Subang 35 Magelang Minahasa Bireuen Tegal Pati 36 Probolinggo Kediri Ciamis Majalengka Brebes 37 Lombok Timur Bengkayang Sragen Ponorogo Boyolali 38 Sumbawa Minahasa Selatan Sukoharjo Kudus Tanah Datar 39 Langkat Wonogiri Demak Deli Serdang Kampar 40 Pidie Wonosobo Rokan Hilir Ngawi Tasikmalaya 41 Hulu Sungai Selatan Gorontalo Langkat Madiun Bogor 42 Luwu Temanggung Brebes Bondowoso Garut 43 Deli Serdang Mojokerto Tanggamus Brebes Agam 44 Kutai Kartanegara Ngawi Kuningan Lampung Utara Simalungun 45 Bojonegoro Pacitan Bantul Magetan Langkat 46 Brebes Blitar Grobogan Jember Pesisir Selatan 47 Jember Pamekasan Blora Sidoarjo Gunung Kidul 48 Wonogiri Gresik Pidie Nganjuk Blora

49 Purworejo Belu Lampung Timur Pasuruan Lampung Tengah 50 Kebumen Tulungagung Bandung Lampung Tengah Bengkulu Tengah Catatan:

(17)

No Provinsi Nama Kabupaten/Kota Permentan 50/2012 Peringkat Kelas Peluang Peningkatan Produktivitas (%) Peluang Peningkatan Produksi (%) 1 Kalimantan Timur Kutai Timur V 75 2 44,94 76,21 2 Kalimantan Tengah Seruyan V 80 2 74,28 73,92 3 Kalimantan Barat Kapuas Hulu V 41 2 59,03 70,15 4 Kalimantan Tengah Kapuas V 22 3 73,49 66,78 5 Kalimantan Tengah Pulang Pisau V 100 2 65,38 66,48 6 Kalimantan Barat Kubu Raya V 86 2 58,84 60,22 7 Kalimantan Barat Sambas V 40 2 57,53 58,34 8 Kalimantan Timur Kutai Barat V 67 2 79,76 56,13 9 Papua Merauke V 82 2 44,41 50,57 10 Riau Rokan Hilir V 81 2 54,71 48,10 11 Papua Barat Teluk Bintuni V 60 2 53,78 44,82 12 Sulawesi Tengah Banggai V 25 3 49,04 44,71 13 J a m b i Tanjung Jabung Timur V 84 2 62,20 43,66 14 Sulawesi Selatan Bone V 11 5 38,30 43,58 15 Kalimantan Selatan Banjar V 65 2 49,64 42,87 16 Sumatera Selatan Musi Rawas V 61 3 42,42 42,11 17 Bengkulu Bengkulu Tengah V 98 1 41,75 41,07 18 Papua Barat Fakfak V 89 2 53,67 39,92 19 Sumatera Selatan Musi Banyuasin V 70 3 43,84 39,70 20 Sumatera Selatan Banyu Asin V 5 5 43,22 39,62 21 Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir V 14 5 40,11 39,26 22 Papua Barat Sorong V 51 2 53,89 38,36 23 Kalimantan Selatan Tapin V 77 2 44,98 37,56 24 Sulawesi Selatan Wajo V 28 4 31,04 35,85 25 Kalimantan Selatan Barito Kuala V 63 3 43,76 35,52

(18)

26 Sulawesi Selatan Luwu Timur V 96 3 34,62 34,16 27 Papua Barat Manokwari V 33 2 53,37 29,85 28 Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Timur V 20 4 27,76 29,78 29 Jawa Tengah Pekalongan V 73 3 25,42 27,53 30 Lampung Lampung Tengah V 9 5 25,49 26,86 31 Jawa Tengah Blora V 45 5 21,43 26,70 32 Jawa Tengah Pemalang V 43 4 23,25 25,94 33 Jawa Tengah Pati V 30 5 24,02 24,24 34 Nusa Tenggara Barat Lombok Tengah V 49 3 17,58 24,09 35 Jawa Tengah Magelang V 68 4 22,63 23,38 36 Jawa Timur Probolinggo V 90 3 20,24 22,75 37 Nusa Tenggara Barat Lombok Timur V 71 4 17,02 22,21 38 Nusa Tenggara Barat Sumbawa V 76 3 18,36 22,03 39 Sumatera Utara Langkat V 50 3 25,88 21,87

40 Aceh Pidie V 53 2 26,47 20,84

41 Kalimantan Selatan Hulu Sungai Selatan V 97 3 35,46 20,68 42 Sulawesi Selatan Luwu V 79 3 22,22 20,30 43 Sumatera Utara Deli Serdang V 52 3 19,81 20,14 44 Kalimantan Timur Kutai Kartanegara V 12 2 16,43 19,46 45 Jawa Timur Bojonegoro V 8 5 14,02 19,09 46 Jawa Tengah Brebes V 21 5 17,33 19,08 47 Jawa Timur Jember V 13 5 18,06 19,01 48 Jawa Tengah Wonogiri V 78 5 16,52 18,74 49 Jawa Tengah Purworejo V 87 4 16,67 18,60 50 Jawa Tengah Kebumen V 59 4 17,34 18,43

Lanjutan …..

No Provinsi Nama Kabupaten/Kota Permentan

50/2012 Peringkat Kelas Peluang Peningkatan Produktivitas (%) Peluang Peningkatan Produksi (%)

(19)

No Provinsi Nama Kabupaten/Kota Permentan 50/2012 Peringkat Kelas Peluang Peningkatan Produktivitas (%) Peluan Peningkatan Produksi (%) 1 Jawa Timur Sampang V 50 4 53,70 215,60

2 Jawa Timur Jember V 43 5 49,51 141,07

3 Jawa Timur Lamongan V 10 5 48,04 116,22

4 Jawa Timur Malang V 28 5 46,91 108,87

5 DI Yogyakarta Gunung Kidul V 21 5 50,41 97,68

6 Jawa Tengah Pati V 45 4 54,66 93,97

7 Jawa Timur Tuban V 12 5 49,71 91,71

8 Sulawesi Selatan Jeneponto V 31 4 53,85 89,61 9 Jawa Tengah Kendal V 54 4 52,55 89,11 10 Jawa Timur Bangkalan V 27 5 51,94 85,17 11 Sumatera Utara Karo V 47 4 58,05 78,93

12 Gorontalo Pohuwato V 11 5 63,35 74,07

13 Jawa Tengah Rembang V 51 4 53,93 71,12 14 Sulawesi Selatan Gowa V 18 4 55,53 63,13 15 Jawa Tengah Boyolali V 49 4 52,69 60,94 16 Lampung Lampung Tengah V 3 5 50,95 59,47 17 Lampung Lampung Timur V 2 5 48,61 59,00 18 Jawa Tengah Grobogan V 1 5 52,17 58,33

19 Jawa Timur Jombang V 24 5 52,60 57,45

20 Lampung Lampung Utara V 39 4 49,33 55,97

21 Goornytalo Boalemo V 25 3 58,93 55,12

22 Lampung Lampung Selatan V 5 5 47,67 54,18 23 Jawa Timur Situbondo V 20 5 45,18 53,13 24 Jawa Timur Banyuwangi V 19 5 47,08 53,11 25 Sumatera Utara Simalungun V 41 5 52,90 51,84

(20)

No Provinsi Nama Kabupaten/Kota Permentan 50/2012 Peringkat Kelas Peluang Peningkatan Produktivitas (%) Peluan Peningkatan Produksi (%) 26 Jawa Timur Bondowoso V 40 5 48,05 51,62 27 Sumatera Barat Pasaman Barat V 57 3 58,06 51,46 28 Papua Barat Manokwari V 55 4 61,93 51,40

29 Jawa Tengah Blora V 7 5 54,92 50,25

30 Jawa Tengah Magelang V 59 4 53,72 49,94 31 Jawa Tengah Banjarnegara V 53 4 49,82 49,80

32 Jawa Barat Garut V 35 5 43,64 48,29

33 Sulawesi Selatan Bone V 9 5 49,84 48,01 34 Sulawesi Utara Bolaang Mongondow V 26 4 52,17 47,20 35 Sulawesi Utara Minahasa V 56 3 53,26 46,00

36 Jawa Timur Kediri V 16 5 43,71 44,62

37 Kalimantan Barat Bengkayang V 29 3 60,44 42,33 38 Sulawesi Utara Minahasa Selatan V 58 2 53,01 42,25 39 Sulawesi Utara Wonogiri V 6 5 51,63 41,90 40 Jawa Tengah Wonosobo V 42 4 53,75 41,45 41 Jawa Tengah Gorontalo V 34 3 56,46 38,71 42 Jawa Tengah Temanggung V 22 4 50,83 37,58 43 Jawa Timur Mojokerto V 36 4 44,25 37,19

44 Jawa Timur Ngawi V 14 5 50,98 33,38

45 Jawa Timur Pacitan V 38 3 49,01 31,61

46 Jawa Timur Blitar V 8 5 50,46 31,17

47 Jawa Timur Pamekasan V 13 5 49,40 29,37

48 Jawa Timur Gresik V 33 5 45,52 28,79

49 Nusa Tenggara Timur Belu V 46 2 65,59 28,71 50 Jawa Timur Tulungagung V 32 5 50,61 26,21

(21)

No Provinsi Nama Kabupaten/Kota Permentan 50/2012 Peringkat Kelas Peluang Peningkatan Produktivitas (%) Peluang Peningkatan Produksi (%) 1 J a m b i Tanjung Jabung Timur V 69 2 36,47 356 2 Jawa Barat Sumedang V 81 4 65,93 234 3 Jawa Timur Blitar V 17 5 153,07 128 4 Jawa Barat Karawang V 95 5 55,66 122 5 Jawa Timur Pacitan V 62 2 145,25 122 6 Jawa Tengah Rembang V 48 4 68,27 107 7 Jawa Timur Sumenep V 28 4 57,49 83 8 Jawa Timur Bangkalan V 83 4 78,04 79 9 Jawa Barat Sukabumi V 47 4 38,70 76 10 Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Timur V 61 3 36,60 72 11 Jawa Barat Cianjur V 19 5 37,33 70 12 Sumatera Selatan Musi Rawas V 67 3 37,24 69 13 Jawa Barat Subang V 85 5 35,65 65 14 Jawa Barat Tasikmalaya V 41 5 36,23 65 15 Jawa Tengah Kendal V 94 4 49,77 62 16 Jawa Tengah Pati V 50 5 67,98 58 17 Jawa Timur Tuban V 30 5 70,12 58 18 Jawa Timur Lamongan V 6 5 72,44 58 19 Jawa Tengah Purworejo V 71 4 59,03 57 20 Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir V 66 4 32,57 56 21 Jawa Timur Trenggalek V 56 3 79,65 54 22 Jawa Tengah Kebumen V 27 5 57,62 54 23 Jawa Tengah Boyolali V 59 4 60,07 53 24 Aceh Aceh Utara V 82 4 34,20 47 25 Jawa Tengah Wonogiri V 4 5 65,67 44

(22)

No Provinsi Nama Kabupaten/Kota Permentan 50/2012 Peringkat Kelas Peluang Peningkatan Produktivitas (%) Peluang Peningkatan Produksi (%) 26 Jawa Barat Garut V 15 5 35,03 43 27 Lampung Lampung Tengah V 57 5 32,03 34 28 Jawa Barat Indramayu V 42 5 16,24 34 29 DI Yogyakarta Gunung Kidul V 2 5 71,76 33 30 Jawa Tengah Banyumas V 53 4 67,43 33 31 Jawa Tengah Cilacap V 36 4 52,77 33 32 Jawa Tengah Klaten V 39 5 35,73 33 33 Jawa Barat Majalengka V 76 5 41,75 30 34 Bengkulu Rejang Lebong V 100 2 36,87 30 35 Aceh Bireuen V 14 5 22,75 30 36 Jawa Barat Ciamis V 46 4 31,76 28 37 Jawa Tengah Sragen V 54 5 42,02 26 38 Jawa Tengah Sukoharjo V 79 3 43,64 25 39 Jawa Tengah Demak V 24 5 48,52 24 40 Riau Rokan Hilir V 77 3 24,86 24 41 Sumatera Utara Langkat V 89 3 50,10 23 42 Jawa Tengah Brebes V 21 5 28,69 22 43 Lampung Tanggamus V 58 3 36,04 19 44 Jawa Barat Kuningan V 97 4 37,50 17 45 DI Yogyakarta Bantul V 68 4 36,99 17 46 Jawa Tengah Grobogan V 1 5 24,43 17 47 Jawa Tengah Blora V 38 5 26,36 14 48 Aceh Pidie V 37 4 32,64 12 49 Lampung Lampung Timur V 84 4 38,64 11 50 Jawa Barat Bandung - 99 4 62,10 5

(23)

No Provinsi Nama Kabupaten/Kota Permentan 50/2012 Peringkat Kelas Peluang Peningkatan Produktivitas (%) Peluan Peningkatan Produksi (%) 1 Jawa Tengah Banyumas V 51 2 375 2001,8 2 Jawa Tengah Kebumen V 71 3 441 1055,7 3 Jawa Tengah Grobogan V 37 4 348 1001,9 4 DI Yogyakarta Gunung Kidul V 98 3 466 773,5 5 Jawa Tengah Semarang V 86 2 532 637,5 6 Jawa Tengah Boyolali V 90 2 349 462,1 7 Jawa Tengah Blora V 69 3 279 285,9 8 Jawa Tengah Magelang V 68 3 261 270,0 9 DI Yogyakarta Kulon Progo V 94 2 291 266,0 10 Sumatera Selatan Ogan Ilir V 18 2 238 241,9 11 Jawa Tengah Jepara V 88 2 356 223,8 12 DI Yogyakarta Sleman V 74 2 365 219,7 13 Jawa Tengah Purworejo V 91 2 264 208,8 14 DI Yogyakarta Bantul V 65 3 275 204,1 15 Jawa Tengah Klaten V 20 4 104 184,6 16 Jawa Timur Tuban V 73 3 258 171,6 17 Jawa Tengah Kendal V 23 2 122 166,1 18 Jawa Tengah Karanganyar V 82 2 135 158,6 19 Jawa Tengah Batang V 100 2 183 144,8 20 Jawa Tengah Rembang V 45 3 370 132,7 21 Jawa Timur Bojonegoro V 62 5 217 128,4 22 Jawa Barat Kuningan V 93 2 212 124,9 23 Jawa Barat Cirebon V 11 4 239 122,8 24 Jawa Tengah Pekalongan V 36 3 110 110,9 25 Lampung Way Kanan V 43 2 231 102,1

(24)

No Provinsi Nama Kabupaten/Kota Permentan 50/2012 Peringkat Kelas Peluang Peningkatan Produktivitas (%) Peluan Peningkatan Produksi (%) 26 Sumatera Utara Langkat V 14 2 131 94,5 27 Jawa Tengah Sragen V 24 5 61 94,4 28 Jawa Tengah Pati V 3 4 86 83,0 29 Jawa Timur Lamongan V 33 5 166 80,3 30 Jawa Barat Subang V 10 4 116 79,6 31 Jawa Barat Indramayu V 8 5 108 70,9 32 Aceh Bener Meriah V 83 1 275 70,4 33 Jawa Tengah Pemalang V 40 3 60 63,4 34 Jawa Timur Blitar V 30 3 192 59,2 35 Jawa Tengah Tegal V 49 3 53 55,9 36 Jawa Barat Majalengka V 48 5 83 54,6 37 Jawa Timur Ponorogo V 64 4 184 49,9 38 Jawa Tengah Kudus V 84 2 63 49,7 39 Sumatera Utara Deli Serdang V 27 2 59 46,9 40 Jawa Timur Ngawi V 17 5 53 42,7 41 Jawa Timur Madiun V 25 4 69 42,4 42 Jawa Timur Bondowoso V 38 3 59 42,1 43 Jawa Tengah Brebes V 42 5 35 37,0 44 Lampung Lampung Utara V 6 3 52 35,1 45 Jawa Timur Magetan V 29 4 45 34,6 46 Jawa Timur Jember V 19 4 45 33,6 47 Jawa Timur Sidoarjo V 41 3 35 32,1 48 Jawa Timur Nganjuk V 50 4 39 29,1 49 Jawa Timur Pasuruan V 46 4 49 27,1 50 Lampung Lampung Tengah V 1 5 45 22,4

(25)

No Provinsi Nama Kabupaten/Kota Permentan 50/2012 Peringkat Kelas Kapasitas Tampung Tambahan (Ekor) Peluang Peningkatan Populasi % dibanding Eksisting 1 Jawa Timur Ngawi V 43 5 237096 230,86 2 Jawa Timur Lamongan V 30 5 218024 197,63 3 Jawa Tengah Wonosobo V 99 3 212045 670,31 4 Jawa Timur Pamekasan V 74 4 202190 158,34 5 Jawa Timur Jombang V 53 5 185459 172,78 6 Aceh Aceh Besar V 42 5 181346 246,74 7 Jawa Timur Ponorogo V 64 4 179941 196,48 8 Jawa Timur Banyuwangi V 20 5 179194 120,44 9 DI Yogyakarta Sleman V 57 5 168910 304,44 10 Aceh Aceh Timur V 75 5 168313 257,06 11 Jawa Tengah Klaten V 12 5 160262 148,84 12 Jawa Barat Kuningan V 94 4 153552 387,65 13 Jawa Tengah Tegal V 100 5 153164 914,85 14 Jawa Timur Pasuruan V 21 5 150823 72,68 15 Jawa Timur Bangkalan V 25 5 149595 76,77 16 Jawa Tengah Sragen V 60 5 149208 130,89 17 Jawa Barat Sukabumi V 39 5 148102 408,92 18 Jawa Barat Indramayu V 61 5 148035 1248,19 19 Aceh Aceh Utara V 71 5 146213 157,16 20 Jawa Barat Cirebon V 67 5 145293 1863,93 21 Jawa Barat Ciamis V 62 5 142228 345,51 22 Jawa Timur Sampang V 45 4 140865 71,72 23 Aceh Pidie V 26 5 140460 219,38 24 Jawa Timur Nganjuk V 28 5 140180 79,01 25 Jawa Tengah Rembang V 36 5 139554 91,29

(26)

No Provinsi Nama Kabupaten/Kota Permentan 50/2012 Peringkat Kelas Kapasitas Tampung Tambahan (Ekor) Peluang Peningkatan Populasi % dibanding Eksisting 26 Jawa Tengah Semarang V 80 5 137776 140,93 27 Lampung Lampung Selatan V 73 5 136482 122,73 28 Jawa Tengah Wonogiri V 35 5 136247 72,47 29 Jawa Tengah Magelang V 98 4 134246 171,94 30 Lampung Lampung Timur V 50 5 133332 84,03 31 Jawa Barat Cianjur V 59 5 133220 325,64 32 Jawa Tengah Grobogan V 8 5 128926 64,40 33 Jawa Tengah Kebumen V 40 5 128875 141,66 34 Jawa Barat Subang V 65 5 128486 349,03 35 Jawa Tengah Pati V 46 5 127795 116,24 36 Jawa Tengah Brebes V 32 5 114975 246,97 37 Jawa Tengah Boyolali V 51 5 99796 53,36 38 Sumatera Barat Tanah Datar V 90 5 97964 252,67 39 Riau Kampar V 81 3 96282 240,17 40 Jawa Barat Tasikmalaya V 52 4 91624 137,43 41 Jawa Barat Bogor V 1 4 81488 117,17 42 Jawa Barat Garut V 33 5 80332 118,82 43 Sumatera Barat Agam V 89 4 74538 169,84 44 Sumatera Utara Simalungun V 55 5 69795 65,95 45 Sumatera Utara Langkat V 31 5 69085 48,35 46 Sumatera Barat Pesisir Selatan V 66 5 64065 76,71 47 DI Yogyakarta Gunung Kidul V 37 5 59398 33,60 48 Jawa Tengah Blora V 7 5 56516 20,83 49 Lampung Lampung Tengah V 5 5 53576 18,12 50 Bengkulu Bengkulu Tengah V 48 2 48923 476,41

Lanjutan …….

(27)

Permentan 50/2012

Peringkat Kelas Provinsi NamaKabupaten/Ko

Kapasitas Tampung Tambahan (Ekor) Peluang Peningkatan Populasi % dibanding Eksisting V 3 4 Papua Barat Manokwari 235469 1401,44 V 87 4 Sulawesi Selatan Maros 226971 377,89 V 70 2 Papua Merauke 217927 661,97 V 56 3 Kalimantan Timur Kutai Kartanegara 214366 898,13 V 69 2 Kalimantan Tengah Pulang Pisau 212797 2226,84 V 82 1 Papua Keerom 211767 1895,51 V 88 2 Nusa Tenggara Timur Rote Ndao 193992 380,27 V 96 3 Gorontalo Pohuwato 189077 702,47 V 91 2 Nusa Tenggara Timur Timor Tengah Utara 181435 183,02 V 49 3 Nusa Tenggara Timur Belu 180228 159,68 V 86 2 Kalimantan Timur Penajam Paser Utara 177531 1627,38 V 14 5 Nusa Tenggara Barat Bima 172425 145,59 V 16 2 Sulawesi Tengah Banggai 171077 335,92 V 68 5 Nusa Tenggara Barat Lombok Barat 154536 253,68 V 58 1 Papua Barat Fakfak 140756 7051,90 V 44 2 Nusa Tenggara Timur Sumba Timur 137607 152,72 V 79 3 Sulawesi Tenggara Konawe Selatan 129795 246,54 V 76 1 Nusa Tenggara Timur Sumba Tengah 129662 967,70 V 27 5 Nusa Tenggara Barat Dompu 128906 147,58 V 38 5 Nusa Tenggara Barat Lombok Timur 123665 128,51 V 54 3 Nusa Tenggara Timur Timor Tengah Selatan 121171 71,98 V 29 4 Nusa Tenggara Timur Kupang 120345 78,95 V 34 3 Papua Barat Sorong 110532 632,98 V 17 5 Nusa Tenggara Barat Lombok Tengah 107369 89,68 V 83 3 Sulawesi Barat Mamuju 100053 475,38 V 72 3 Sulawesi Tenggara Kolaka 91014 411,59 V 11 5 Sulawesi Selatan Bone 85878 30,76 V 93 2 Sulawesi Barat Mamuju Utara 59657 824,78 V 19 5 Nusa Tenggara Barat Sumbawa 39522 19,87

(28)

No

Provinsi

Nama

Kabupaten/Kota

Permentan

50/2012

Peringkat

Peluang

Peningkatan

Produktivitas

(%)

Peluan

Peningkatan

Produksi (%)

1 Jawa Tengah

Blora

V

39

27,93

251,72

2 Sumatera Utara

Deli Serdang

V

27

24,23

165,79

3 DI Yogyakarta

Kulon Progo

V

99

23,61

160,54

4 Sulawesi Selatan

Jeneponto

V

77

33,41

148,28

5 Sumatera Selatan

Ogan Komering Ilir

V

11

29,42

116,72

6 Aceh

Aceh Tengah

V

87

36,87

85,49

7 Jawa Barat

Tasikmalaya

V

4

38,82

77,53

8 Jawa Timur

Lumajang

V

36

18,82

71,37

9 Jawa Barat

Ciamis

V

12

46,46

54,43

10 Lampung

Lampung Selatan

V

23

13,00

51,40

11 Jawa Timur

Kediri

V

30

16,25

44,31

12 Aceh

Aceh Besar

V

85

7,76

43,11

13 Jawa Barat

Sumedang

V

54

21,64

39,15

14 Jawa Barat

Garut

V

1

13,31

36,04

15 Sumatera Barat

Lima Puluh Kota

V

82

7,09

29,69

16 Sumatera Utara

Tapanuli Utara

V

48

7,87

26,54

17 Jawa Barat

Bandung

V

8

5,01

18,84

(29)

No

Provinsi

Nama

Kabupaten/Kota

Permentan

50/2012

Peringkat

Peluang

Peningkatan

Produktivitas

(%)

Peluan

Peningkatan

Produksi (%)

1 Jawa Timur

Pamekasan

V

23

54,70

196,73

2 Jawa Timur

Sumenep

V

48

36,12

105,57

3 Sumatera Utara

Samosir

V

96

51,54

88,68

4 Jawa Timur

Probolinggo

V

5

40,98

56,51

5 Jawa Barat

Majalengka

V

7

50,80

54,07

6 Bali

Bangli

V

67

43,81

48,14

7 Jawa Barat

Kuningan

V

34

40,13

46,10

8 Nusa Tenggara Barat Bima

V

3

33,83

45,94

9 Jawa Timur

Nganjuk

V

2

50,98

45,77

10 Sumatera Barat

Agam

V

97

28,93

36,08

11 Sulawesi Selatan

Enrekang

V

20

34,73

30,96

12 Jawa Tengah

Tegal

V

13

26,78

29,31

13 Jawa Barat

Cirebon

V

4

37,13

27,23

14 Jawa Tengah

Brebes

V

1

5,96

5,04

(30)

Catatan:

Kelas

Keterangan

1

Kelas penumbuhan

2

Kelas pengembangan

3

Kelas pemantapan

4

Kelas perluasan/Integrasi

5

Kelas replikasi

(31)
(32)
(33)

KAWASAN

 

NASIONAL

 

PADI

 

MENURUT

 

PERMENTAN

 

50,

 

PERINGKAT,

 

KELAS

 

KAWASAN

 

DAN

 

KEGIATAN

 

PER

 

PROVINSI

(1) (2) Permentan

50/2012 Peringkat Kelas Kegiatan 2015 Kegiatan 2016 Kegiatan 2017 Kegiatan 2018

III Sumatera Barat

1 Kab. Lima Puluh Kota V 187 2 on farm On farm  On farm  Hilir 2 Kab. Agam V 120 2 on farm On farm  On farm  Hilir 3 Kab. Kepulauan Mentawai - 382 1 hulu On farm On farm  Hilir

4 Kab. Padang Pariaman V 184 3 hilir Penunjang Penunjang Reguler 5 Kab. Pasaman V 144 2 on farm On farm On farm  Hilir 6 Kab. Pesisir Selatan V 142 2 on farm On farm On farm  Hilir

7 Kab. Sijunjung V 320 2 on farm On farm On farm  Hilir 8 Kab. Solok V 93 2 on farm On farm On farm  Hilir 9 Kab. Tanah Datar V 258 2 on farm On farm On farm  Hilir 10 Kota Bukit Tinggi - 458 1 hulu On farm On farm  Hilir 11 Kota Padang Panjang - 402 1 hulu On farm On farm  Hilir

12 Kota Padang V 411 2 on farm On farm On farm  Hilir 13 Kota Payakumbuh V 415 2 on farm On farm On farm  Hilir 14 Kota Sawahlunto - 416 1 hulu On farm On farm  Hilir

15 Kota Solok - 408 1 hulu On farm On farm  Hilir 16 Kota Pariaman V 424 2 on farm On farm On farm  Hilir 17 Kab. Pasaman Barat V 219 2 on farm On farm On farm  Hilir

18 Kab. Dharmasraya V 228 2 on farm On farm On farm  Hilir 19 Kab. Solok Selatan V 232 2 on farm On farm On farm  Hilir

NO KABUPATEN/KOTA TANAMAN PANGAN Padi

Keterangan:

 

Kelas

 

Kawasan

 

yang

 

tertinggi

 

=

 

5

Peringkat

 

terbaik

 

=

 

1

(34)

KAWASAN

 

NASIONAL

 

JAGUNG

 

MENURUT

 

PERMENTAN

 

50,

 

PERINGKAT,

 

KELAS

 

KAWASAN

 

DAN

 

KEGIATAN

 

PER

 

PROVINSI

(1) (2) Permentan

50/2012 Peringkat Kelas Contoh Kegiatan 2015 Kegiatan 2016 Kegiatan 2017 Kegiatan 2018 Kegiatan 2019 III Sumatera Barat

1 Kab. Lima Puluh Kota V 210 2 on farm 2 Kab. Agam V 128 2 on farm 3 Kab. Kepulauan Mentawai - 375 1 hulu 4 Kab. Padang Pariaman - 208 2 on farm 5 Kab. Pasaman V 170 2 on farm 6 Kab. Pesisir Selatan V 132 2 on farm 7 Kab. Sijunjung - 328 2 on farm 8 Kab. Solok - 141 2 on farm 9 Kab. Tanah Datar V 228 2 on farm 10 Kota Bukit Tinggi - 446 1 hulu 11 Kota Padang Panjang - 368 1 hulu 12 Kota Padang - 271 2 on farm 13 Kota Payakumbuh - 413 1 hulu 14 Kota Sawahlunto - 372 2 on farm 15 Kota Solok - 335 1 hulu 16 Kota Pariaman - 353 1 hulu 17 Kab. Pasaman Barat V 133 3 hilir 18 Kab. Dharmasraya - 246 1 hulu 19 Kab. Solok Selatan V 230 2 on farm

NO KABUPATEN/KOTA TANAMAN PANGAN

(35)

KAWASAN

 

NASIONAL

 

KEDELAI

 

MENURUT

 

PERMENTAN

 

50,

 

PERINGKAT,

 

KELAS

 

KAWASAN

 

DAN

 

KEGIATAN

 

PER

 

PROVINSI

(1) (2) Permentan

50/2012 Peringkat Kelas Contoh Kegiatan 2015 Kegiatan 2016 Kegiatan 2017 Kegiatan 2018 Kegiatan 2019

III Sumatera Barat

1 Kab. Lima Puluh Kota - 192 3 hilir 2 Kab. Agam - 140 2 on farm 3 Kab. Kepulauan Mentawai - 258 1 hulu 4 Kab. Padang Pariaman - 214 2 on farm 5 Kab. Pasaman V 152 2 on farm 6 Kab. Pesisir Selatan V 167 2 on farm 7 Kab. Sijunjung - 273 2 on farm 8 Kab. Solok - 129 3 hilir 9 Kab. Tanah Datar - 212 2 on farm 10 Kota Bukit Tinggi - 439 1 hulu 11 Kota Padang Panjang - 370 1 hulu 12 Kota Padang - 351 2 on farm 13 Kota Payakumbuh - 410 1 hulu 14 Kota Sawahlunto - 424 2 on farm 15 Kota Solok - 384 1 hulu 16 Kota Pariaman - 332 1 hulu 17 Kab. Pasaman Barat V 159 2 on farm 18 Kab. Dharmasraya - 183 2 on farm 19 Kab. Solok Selatan - 198 2 on farm

NO KABUPATEN/KOTA TANAMAN PANGAN Kedelai

(36)

KAWASAN

 

NASIONAL

 

SAPI

 

POTONG

 

MENURUT

 

PERMENTAN

 

50,

 

PERINGKAT,

 

KELAS

 

KAWASAN

 

DAN

 

KEGIATAN

 

PER

 

PROVINSI

(1) (2) Permentan

50/2012 Peringkat Kelas Contoh Kegiatan 2015 Kegiatan 2016 Kegiatan 2017 Kegiatan 2018 Kegiatan 2019 III Sumatera Barat

1 Kab. Lima Puluh Kota V 111 4 hilir 2 Kab. Agam V 89 4 hilir 3 Kab. Kepulauan Mentawai - 385 1 hulu 4 Kab. Padang Pariaman V 164 4 hilir 5 Kab. Pasaman V 324 2 on farm

6 Kab. Pesisir Selatan V 66 5 hulu, on farm, hilir, reguler 7 Kab. Sijunjung V 341 2 on farm

8 Kab. Solok V 169 4 hilir

9 Kab. Tanah Datar V 90 5 hulu, on farm, hilir, reguler 10 Kota Bukit Tinggi - 441 1 hulu

11 Kota Padang Panjang - 363 1 hulu 12 Kota Padang - 346 2 on farm 13 Kota Payakumbuh - 384 1 hulu 14 Kota Sawahlunto - 453 1 hulu 15 Kota Solok - 416 1 hulu 16 Kota Pariaman - 370 1 hulu 17 Kab. Pasaman Barat V 223 2 on farm 18 Kab. Dharmasraya V 238 2 on farm 19 Kab. Solok Selatan V 373 2 on farm

NO KABUPATEN/KOTA TANAMAN PANGAN

(37)

KAWASAN

 

NASIONAL

 

TEBU

 

MENURUT

 

PERMENTAN

 

50,

 

PERINGKAT,

 

KELAS

 

KAWASAN

 

DAN

 

KEGIATAN

 

PER

 

PROVINSI

(1) (2) Permentan

50/2012 Peringkat Kelas Contoh Kegiatan 2015 Kegiatan 2016 Kegiatan 2017 Kegiatan 2018 Kegiatan 2019 III Sumatera Barat

1 Kab. Lima Puluh Kota - 280 1 hulu 2 Kab. Agam - 31 2 on farm 3 Kab. Kepulauan Mentawai - 401 1 hulu 4 Kab. Padang Pariaman - 306 1 hulu 5 Kab. Pasaman - 257 1 hulu 6 Kab. Pesisir Selatan - 243 1 hulu 7 Kab. Sijunjung - 237 1 hulu 8 Kab. Solok - 52 2 on farm 9 Kab. Tanah Datar - 79 1 hulu 10 Kota Bukit Tinggi - 412 1 hulu 11 Kota Padang Panjang - 334 1 hulu 12 Kota Padang - 105 1 hulu 13 Kota Payakumbuh - 155 1 hulu 14 Kota Sawahlunto - 120 2 on farm 15 Kota Solok - 354 1 hulu 16 Kota Pariaman - 166 1 hulu 17 Kab. Pasaman Barat - 281 1 hulu 18 Kab. Dharmasraya - 258 1 hulu 19 Kab. Solok Selatan - 282 1 hulu

NO KABUPATEN/KOTA TANAMAN PANGAN

(38)

KAWASAN

 

NASIONAL

 

BAWANG

 

MERAH

 

MENURUT

 

PERMENTAN

 

50,

 

PERINGKAT,

 

KELAS

 

KAWASAN

 

DAN

 

KEGIATAN

 

PER

 

PROVINSI

(1) (2) Permentan

50/2012 Peringkat Kelas Kegiatan 2015 Kegiatan 2016 Kegiatan 2017 Kegiatan 2018 Kegiatan 2019

III Sumatera Barat

1 Kab. Lima Puluh Kota - 140

2 Kab. Agam V 97

3 Kab. Kepulauan Mentawai - 236 4 Kab. Padang Pariaman - 238 5 Kab. Pasaman - 106 6 Kab. Pesisir Selatan V 120 7 Kab. Sijunjung - 298

8 Kab. Solok - 14

9 Kab. Tanah Datar - 179 10 Kota Bukit Tinggi - 469 11 Kota Padang Panjang - 430 12 Kota Padang - 420 13 Kota Payakumbuh - 407 14 Kota Sawahlunto - 411

15 Kota Solok - 441

16 Kota Pariaman - 392 17 Kab. Pasaman Barat - 246 18 Kab. Dharmasraya - 314 19 Kab. Solok Selatan - 223

NO KABUPATEN/KOTA TANAMAN PANGAN Bawang merah

(39)

KAWASAN

 

NASIONAL

 

CABE

 

MENURUT

 

PERMENTAN

 

50,

 

PERINGKAT,

 

KELAS

 

KAWASAN

 

DAN

 

KEGIATAN

 

PER

 

PROVINSI

(1) (2) Permentan

50/2012 Peringkat Kelas Kegiatan 2015 Kegiatan 2016 Kegiatan 2017 Kegiatan 2018

III Sumatera Barat

1 Kab. Lima Puluh Kota V 82

2 Kab. Agam - 38

3 Kab. Kepulauan Mentawai - 197 4 Kab. Padang Pariaman - 158 5 Kab. Pasaman - 141 6 Kab. Pesisir Selatan - 151 7 Kab. Sijunjung - 154

8 Kab. Solok - 21

9 Kab. Tanah Datar - 104 10 Kota Bukit Tinggi - 444 11 Kota Padang Panjang - 447 12 Kota Padang - 426 13 Kota Payakumbuh - 383 14 Kota Sawahlunto - 430 15 Kota Solok - 433 16 Kota Pariaman - 422 17 Kab. Pasaman Barat - 172 18 Kab. Dharmasraya - 329 19 Kab. Solok Selatan - 245

NO KABUPATEN/KOTA TANAMAN PANGAN

(40)

Catatan:

Kelas

Keterangan

1

Kelas penumbuhan

2

Kelas pengembangan

3

Kelas pemantapan

4

Kelas perluasan/Integrasi

5

Kelas replikasi

(41)

KRITERIA

DAN

INDIKATOR

PEMERINGKATAN

KABUPATEN/KOTA

UNTUK

KOMODITAS

TANAMAN PANGAN,

METODE

AHP

No Kriteria Indikator dari Kriteria

1 Dukungan Manajemen Pengembangan Komitmen Pemda

Kesesuaian Renstra Kemtan

Kesesuaian RUTR/RTRW Propinsi 2 Prasarana dan sarana dan Lembaga Usaha Jumlah Pedagang Input

Jumlah Alsin Hulu Kondisi Jaringan Irigasi

Jumlah Desa Akses Kendaraan Jumlah Pedagang dan Pengolah Jumlah Alsin Pengolah

Jumlah Prasarana Pasar 3 SDM Petani dan Lembaga Penyuluhan Jumlah Kelompok Tani

Jumlah Penyuluh Jumlah TK Pertanian

Jumlah Penduduk Miskin Pertanian 4 Potensi Keberlanjutan Pengembangan Konversi Lahan Pertanian

Volume Perdagangan Kontribusi PDRB Pertanian Kontribusi PDRB Subsektor 5 Potensi dan Peluang Peningkatan Produksi Kontribusi Produksi

Peluang Perluasan

Peluang Peningkatan Produktivitas Peluang Peningkatan Produksi

(42)

KRITERIA

 

DAN

 

INDIKATOR

 

PEMERINGKATAN

 

KABUPATEN/KOTA

 

UNTUK

 

KOMODITAS

 

TERNAK

No Kriteria Indikator dari Kriteria

1 Kesesuaian agroekologi 1. Poulasi eksisting

2. Daya dukung lingkungan

3. Kapasitas tamping

4. Kerawanan bencana

5. Intensitas serangan OPT

2 Potensi Infrastruktur 1. Prasarana dan sarana input

2. Prasarana dan sarana pengolahan

3. Prasarana dan sarana pemasarana

4. Prasarana dan sarana lembaga dan mitra

5. Prasarana dan sarana teknologi

6. Prasarana dan sarana transportasi

7. Prasarana dan sarana SDM

8. Prasarana dan saranamodal

9. Koordinasi dan integrasi

10.Kebijakan dan peraturan

3 Dukungan layanan pengembangan 1. Tenaga penyuluh dan kesehatan hewan

2. Akses diklat dan SDM

3. Akses litbang

4. Akses modal

5. Akses kesehatan tanaman dan ternak

6. Aspek kebijakan

7. Kelompok tani

(43)

No Kriteria Indikator dari Kriteria

4 Kontrusi terhadap perekonomian 1. Nilai tambah

2. Jumlah penduduk

3. JUmlah tenaga kerja pertanian

4. Jumlah tenaga kerja

5. Kontribusi produksi

6. Penyediaan konsumsi

7. Perdagangan

8. Penduduk miskin dan rawan pangan

9. Pendapatan

10.Rantai nilai

11.Keterkaitan dengan kawasan lain

5 Dukungan stakeholder 1. Anggaran Kementan

2. Anggaran provinsi

3. Anggaran kabupaten

4. Anggaran sektor terkait pusat

5. Anggaran sektor terkait provinsi

6. Anggaran sektor terkait kabupaten

7. Investasi swasta dan masyarakat pertanian

8. Investasi swasta dan masyarakat terkait pertanian

(44)

No Kriteria Indikator dari Kriteria 6 Penerimaan Sosial 1. Trend areal dan populasi

2. Trend produksi

3. Trend produktivitas

4. Trend pengolahan hasil

5. Trend pemasaraTrend pendudukn

6. Trend investasi

7. Trend kriminalitas

8. Trend bencana

9. Trend HPT

7 Potensi keberlanjutan 1. MP3EI

2. Renstra Kementan 3. Renstra Provinsi 4. Renstra Kabupaten 5. RTRW Provinsi 6. RTRW Kaupaten 7. Replikasi 8. Komplementer 9. Terkena dampak 10.Menimbulkan dampak

Lanjutan…..

(45)

Hal Yang Perlu disepakati dalam FGD

1. Eselon-I menetapkan Komoditas Unggulan dari beberapa Komoditas

binaan

a. Bahan Makanan PokoK Nasional: Beras, Jagung, Kedelai, Gula,

Daging Unggas, Daging Sapi-Kerbau

b. Bahan Makanan PokoK Lokal: Sagu, Jagung (NTT-Madura),

Umbi-Umbian (ubi kayu, ubi jalar, talas

c. Produk Pertanian Penting Pengendali Inflasi: Cabai, Bawang Merah,

Bawang Putih, CPO/Minyak Goreng

d. Bahan Baku Industri (Konvensional): CPO, Karet, Kakao, Kopi, Susu,

Ubi kayu

e. Bahan Baku Industri: Sorgum, Gandum, Tanaman Obat, Minyak Atsiri

f. Produk Industri Pertanian (Prospektif): Aneka Tepung, Jamu

g. Produk Energi Pertanian (prospektif): Biodiesel, Bioetanol, Biogas

h. Produk Pertanian Berorientasi Ekspor (prospektif): Buah-buahan

(Nanas, Manggis, Salak, Mangga), Kambing dan Domba, Babi,

Florikultura

2.

Mengisi rencana kegiatan prioritas (hulu, onfarm, hilir) periode 2015 –

(46)

Gambar

Ilustrasi Proses Pengembangan Kawasan Pertanian

Referensi

Dokumen terkait

d) neraca. 3) Periksa kondisi peralatan standar dan perlatan bantu, bila diperlukan lakukan penyetelan. 4) Catat/rekam data teknis peralatan standar dan Bejana Ukur yang akan

Tujuan yang hendak d1capai dari permasalahan tersebut adalah untuk mengkaji dan menganalisa dasar pertimbangan sehingga pam pihak membuat perjanj1an pemberian kuasa

Dari data penulis pada bagian Administrasi Korporat di PT Bukit Asam (Persero) Tbk, maka ditemukan bahwa yang menyebabkan sistem penyimpanan arsip melalui program

Tiga Serimbu Ledo Seluas Rasau Jaya S.Kakap S.Durian Ke Sarawak Sandai Ng.Tayap Teraju Aur Kuning Bl.Berkuak Tayan Ke Kalteng Ng.Pinoh NGABANG Anjungan Sebadu Sidas SANGGAU

Senam adalah salah satu bentuk kegiatan aktivitas fisik yang dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang dengan tujuan meningkatkan derajat

Dari hasil simulasi dilakukan untuk kondisi tanpa kontrol dimana sprung mass (Mm) yang diberikan adalah sebesar 353 kg atau dengan kata lain hanya terdiri

Secara praktik, (a) hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi elementer para pakar Pendidikan Islam untuk selalu berinovasi mengembangkan model-model pendikan Islam lainnya

Ide kepentingan nasional mengacu pada perangkat ideal dari tujuan-tujuan nasional yang harus ditemukan sebagai dasar dari hubungan luar negeri dan politik luar negeri