• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PT ICTSI JASA PRIMA Tbk

DAN ENTITAS ANAK

Laporan Keuangan Konsolidasian - Interim

30 September 2012

(2)

PT ICTSI JASA PRIMA Tbk ("Perseroan") dan Entitas Anak

Atas nama Direksi Perseroan, kamiyang beftanda tangan di bawah ini:

Nama Alamat Kantor Alamat Domisili Telepon Jabatan Lasmar L. Edullantes

Graha Kirana L1.7, Jl. Yos Sudarso No.88, Jakarta Utara 14350

Jalan Dago Raya No.57, Taman Dago Villas, Lippo Cikarang,

Bekasi, Jawa Barat, lndonesia

(o2t)

653-14710

Presiden Direktur

menyatakan bahwa:

L.

Kami bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian interim

Perseroan dan Entitas Anak;

2.

Laporan keuangan konsolidasian interim Perseroan dan Entitas Anak telah disusun dan disajikan

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di lndonesia;

3. a.

Semua informasi dalam laporan keuangan konsolidasian interim perseroan dan Entitas Anak

telah dimuat secara lengkap dan benar;

b'

Laporan keuangan konsolidasian

interim

Perseroan

dan

Entitas Anak

tidak

mengandung

informasi atas fakta material yang tidak benar, dan ildak menghilangkan informasi atau fakta material;

4-

Kami bertanggung iawab atas sistem pengendalian internal dalam perseroan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

S,

Jaxatra, 3l oktobel

tQlJ

Lasmar L. Edullantes

Presiden Direktur

PT ICTSI JASA PRIMA TbK.

Graha Kirana 7th H. suite 701 Jl. Yos Sudarso No.88 Jakarta Utara 143S0 Phone : 62 2L 65314710 Fax. 62 27 653t47Lf

(3)

TANGGAL 31 DESEMBER 2011

Daftar Isi

Halaman

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian... 1 - 2

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian... 3

Laporan Perubahan Defisit Modal Konsolidasian... 4

Laporan Arus Kas Konsolidasian... 5

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian... 6 - 37

(4)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.

1

Catatan 30 September 2012 31 Desember 2011

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2p,4 11.247.857.697 1.203.600.550 Piutang Usaha (setelah dikurangi penyisihan

hutang ragu-ragu sebesar Rp 26.855.000

pada tahun 2012 15.696.121.057 -

Piutang Lain-lain 202.733.665 -

Pajak dibayar di muka 2m,10a 6.778.502.263 -

Biaya dibayar di muka 2d 462.774.508 17.080.839 Uang muka dan lain-lain 5 16.136.327.000 25.000.000

JUMLAH ASET LANCAR 50.524.316.190 1.245.681.389

GOODWILL 308.356.940.328 -

AKTIVA PAJAK TANGGUHAN – BERSIH 1.070.421.952 -

ASET TIDAK LANCAR

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan

sebesar Rp 140.731.506.890 pada tanggal 30 September 2012 dan Rp 16.863.456.771

pada tanggal 31 Desember 2011 2e,2f,2g,6 171.840.978.794 2.433.536.799 Properti investasi - setelah

dikurangi akumulasi penyusutan sebesar

Rp 0,- pada tanggal 30 Juni 2012 dan Rp 10.079.964.005

pada tanggal 31 Desember 2011 2g,2i,7 - 9.228.424.193 Aset tetap yang tidak digunakan 2e,2g,8 - 258.776.514 Aset tidak lancar lainnya 2p 37.903.125 6.960.625

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 171.878.881.919 11.927.698.131

JUMLAH ASET 531.830.560.389 13.173.379.520

(5)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.

2

PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

30 September 2012 dan 31 Desember 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 30 September 2012 31 Desember 2011

LIABILITAS DAN DEFISIT MODAL LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang usaha 2p,9 1.647.971.863 1.496.051.066

Utang lain-lain 300.571.630 -

Pinjaman pihak berelasi 2c,2p,24 537.382.044.412 2.258.558.044 Biaya masih harus dibayar 2p,11 987.705.955 788.124.315

Utang pajak 2m,10b 101.124.186 245.754.435

Uang muka penjualan - 50.000.000

JUMLAH LIABILITAS

JANGKA PENDEK 540.419.418.045 2.579.929.816

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Pinjaman jangka panjang 2p,12 - 60.363.016.084

Liabilitas pajak tangguhan 2m,10e 536.380.352 536.380.352 Liabilitas imbalan kerja 2k,25 1.074.172.352 461.263.734

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 1.610.552.704 63.619.218.214 JUMLAH LIABILITAS 542.029.970.749 66.199.148.030 DEFISIT MODAL

Defisit Modal yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk

Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham

Modal dasar - 1.200.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor

penuh - 587.152.700 saham 13 293.576.350.000 293.576.350.000

Agio saham 14 5.500.000.000 5.500.000.000

Selisih modal Keppres No. 26/1984 15 76.121.422 76.121.422

Saldo rugi (309.352.961.782) (352.201.229.535) Sub-jumlah (10.200.490.360 ) (53.048.758.113) Kepentingan Nonpengendali 2b,16 1.080.000 22.989.603 JUMLAH DEFISIT MODAL - NETO (10.199.410.360 ) (53.025.768.510)

JUMLAH LIABILITAS DAN

DEFISIT MODAL 531.830.560.389 13.173.379.520

(6)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.

3

PT ICTSI JASA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2012

(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 September 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 September 2012 30September 2011

Catatan (9 Bulan) (9 Bulan)

PENJUALAN BERSIH 2k,17 119.757.887.730 14.242.827.215

BEBAN POKOK PENJUALAN 2k,18 - (20.892.473.992)

RUGI BRUTO 119.757.887.730 (6.649.646.777)

Beban biaya operasional (122.247.827.956) -

Beban penjualan 2k, 19 - (71.598.492)

Beban umum dan administrasi 2k, 20 (9.931.239.645) (3.550.558.457) Pendapatan operasi lain 2k, 21 60.744.861.254 6.200.148.413 Beban operasi lain 2k, 22 (11.873.102.282) (126.077.503)

LABA (RUGI) USAHA 36.450.579.102 (4.197.732.816)

Pendapatan keuangan 2k 211.126.988 3.194.469

Biaya keuangan 2k, 2p, 23 (9.051.846.766) (7.997.401.637) LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT

PAJAK PENGHASILAN TANGGUHAN 27.609.859.324 (12.191.939.984)

MANFAAT PAJAK PENGHASILAN

TANGGUHAN 2m,10d - -

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 27.609.859.324 (12.191.939.984)

KEPENTINGAN NON PENGENDALI - -

JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF

TAHUN BERJALAN 27.609.859.324 (12.191.939.984)

LABA (RUGI) PER SAHAM 2n 47,02 (20,76)

(7)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.

4

(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 September 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Defisit Modal yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk

Selisih Modal Jumlah

Keppres Kepentingan Defisit Modal -

Catatan Modal Saham Agio Saham No. 26 /1984 Saldo Rugi Jumlah Nonpengendali Neto

Saldo 1 Januari 2011 293.576.350.000 5.500.000.000 76.121.422 (397.980.827.290) (98.828.355.868) 28.559.912 (98.799.795.956)

Rugi periode berjalan - - - 5.314.000.000 5.314.000.000 - 5.314.000.000

____ _

Saldo 30 September 2011 293.576.350.000 5.500.000.000 76.121.422 (392.666.827.290) (93.514.355.868) 28.559.912 (93.542.915.780)

Saldo 1 Januari 2012 293.576.350.000 5.500.000.000 76.121.422 (352.201.229.535) (53.048.758.113) 22.989.603 (53.025.768.510)

Penyusuaian - - - 15.238.408.428 15.238.408.428 - 15.238.408.428

Laba periode berjalan - - - 27.609.859.324 27.609.859.324 (21.909.603) 27.587.949.721

Saldo 30September 2012 293.576.350.000 5.500.000.000 76.121.422 (309.352.961.783) (10.200.490.361) 1.080.000 (10.199.410.361)

(8)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.

5

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 September 2012 30 September 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 99.841.686.673 14.294.269.990

Penerimaan kas dari sewa 4.220.080.000 1.118.363.270

Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan

dan lainnya (57.276.176.335) (22.708.286.371)

Kas digunakan untuk operasi 46.785.590.335 (7.295.653.111)

Penerimaan pendapatan keuangan 211.136.581 3.194.469

Pembayaran biaya keuangan (9.051.846.763) (7.755.628.607)

Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Operasi 37.944.880.153 (15.048.087.249)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan aset tetap yang tidak digunakan 666.244.465 - Hasil penjualan aset tetap dan properti investasi 65.449.207.396 62.727.273 Goodwill pada pengambilalihan saham (308.356.940.328) -

Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Investasi ( 242.241.488.467) 62.727.273

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penambahan (pembayaran) pinjaman jangka panjang (315.998.657.487) 23.718.420.547 Penambahan (pembayaran) utang pihak berelasi 530.339.522.948 (342.821.486) Kas Neto (Digunakan untuk) Diperoleh dari

Aktivitas Pendanaan 214.340.865.461 23.375.599.061

KENAIKAN NETO KAS DAN BANK 10.044.257.147 8.390.239.085

KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN 1.203.600.550 796.345.253

(9)

6 1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT ICTSI JASA PRIMA Tbk ("Perusahaan") didirikan di Jakarta dengan nama PT Karwell Indonesia Knitting & Garment Industry sesuai dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1970 mengenai penanaman modal dalam negeri berdasarkan akta Notaris Soetanto, SH No. 11 tanggal 18 Februari 1978. Akta pendirian Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. YA5/36/17 tanggal 18 Februari 1981 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 78 Tambahan No. 3668 tanggal 28 September 1990. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dengan akta Notaris Imas Fatimah, SH, No. 09 tanggal 9 Juli 2008, mengenai perubahan dan penyesuaian anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No: AHU-86994.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 November 2008.

Sesuai dengan akta Notaris Humberg Lie, SH No.21 tanggal 3 Mei 2012, RUPSLB secara musyawarah mufakat dengan suara bulat memutuskan: 1. menyetujui perubahan status Perusahaan dari penanaman modal dalam negeri menjadi non penanaman modal dalam negeri/penanaman modal asing; 2. menyetujui perubahan nama Perusahaan dari semula PT Karwell Indonesia Tbk menjadi PT Maharlika Indonesia Tbk; 3. menyetujui perubahan alamat lengkap dan tempat kedudukan Perusahaan menjadi beralamat di Gedung Graha Kirana Lt.7, Jl. Yos Sudarso No.88, Jakarta Utara. Akta perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No: AHU-28573.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 29 Mei 2012.

Pada tanggal 3 Mei 2012, ICTSI Far East Pte Ltd telah melakukan pengambilalihan atas saham perusahaan yang dimiliki dan dikendalikan secara langsung oleh PT Karya Estetikamulia dan beberapa pihak dalam kelompok Masyarakat melalui mekanisme Bursa Efek Indonesia. Rencana dan tujuan dari ICTSI Far East Pte Ltd (pemegang saham pengendali Perusahaan) sebagaimana dimuat dalam Pengumuman Pengambilalihan Perusahaan Terbuka tanggal 4 Mei 2012 dan Keterbukaan Informasi Dalam Rangka Penawaran Tender Wajib tanggal 30 Mei 2012 adalah merubah bidang usaha Perusahaan sehingga Perusahaan secara langsung maupun melalui anak usahanya yang dibentuk di kemudian hari dapat berkiprah sebagai badan usaha yang handal dan terpercaya dalam pengembangan, pembangunan dan pengoperasian prasarana logistik maritim serta jasa-jasa terkait. Sesuai dengan akta Notaris Dewi Kusumawati, SH No.27 tanggal 27 Juni 2012, RUPSLB secara musyawarah mufakat dengan suara bulat antara lain telah memutuskan menyetujui perubahan kegiatan usaha utama menjadi pengembangan, pembangunan, dan pengoperasian sarana dan prasarana logistik maritim serta jasa-jasa yang terkait, dan karenanya mengubah pasal 3 anggaran dasar Perusahaan. Perubahan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No: AHU-39667.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 23 Juli 2012. Selanjutnya, sesuai dengan akta Notaris Dewi Kusumawati, SH No.20 tanggal 25 Juli 2012, telah disetujui perubahan nama Perusahaan dari semula PT Maharlika Indonesia Tbk menjadi PT ICTSI JASA PRIMA Tbk. Akta perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No: AHU-43425.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 9 Agustus 2012.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 18 Nopember 1994, Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham No. S-1975/PM/1994 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk melakukan penawaran Perdana kepada masyarakat sejumlah 20.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 setiap saham dan penawaran Rp 2.900 setiap saham. Seluruh saham Perusahaan telah dicatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 19 Desember 1994. Kelebihan harga jual saham atas nilai nominal saham telah dibukukan sebagai agio saham (lihat Catatan 14).

(10)

7

Berdasarkan Surat Ketua BAPEPAM No. S-953/PM/1997 tanggal 15 Mei 1997 mengenai Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran, Perusahaan melakukan penawaran umum terbatas I kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu untuk membeli paket saham biasa dengan waran yang terdiri dari 390.000.000 saham biasa dan 78.000.000 waran.

c. Entitas Anak

Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan mempunyai Entitas Anak dengan rincian sebagai berikut:

Persentase Kepemilikan Jumlah Aset Sebelum Eliminasi (Rupiah) Entitas Anak Kegiatan Pokok 2012 (%) 2011 (%) 2012 2011

PT PBM Olah Jasa Bongkar Muat 99.99 _ 354.803.435.787 - Andal

PT Karinwashindo PerdaganganE A) 99,97 99,97 9.551.962.750 9.551.962.750 Centragraha*

PT Karya Pembangunan... B) 99,00 99,00 2.012.401.424 2.012.401.424 Investama*

*) Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Entitas Anak ini tidak melakukan operasi komersial. A) pembangunan, pengangkutan, agrobisnis dan lain-lain

B) perdagangan, perindustrian, pengangkutan darat, perbengkelan dan lain-lain

Pada tanggal 18 Mei 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat dalam rangka pengambilalihan seluruh saham PT PBM Olah Jasa Andal (selanjutnya disebut "OJA"). Selanjutnya pada tanggal 2 Juli 2012, Perusahaan dan pemegang saham lama OJA menandatangani Pernyataan Akun Penutupan, di mana antara lain diatur bahwa tanggal penutupan adalah tanggal 27 Juni 2012. Setelah seluruh persyaratan yang ditentukan dalam Perjanjian Jual Beli Bersyarat tersebut terpenuhi, pada tanggal 3 Juli 2012 Perusahaan dan pemegang saham OJA menandatangani akta Jual Beli Saham No.4 di hadapan Myra Yuwono untuk mengambilalih seluruh kepemilikan saham dalam OJA.

Berdasarkan seluruh perjanjian tersebut di atas, pos goodwill sebesar Rp 308.356.940.328,- timbul dari harga perolehan atas OJA sebesar Rp 395.691.111.083,- dikurangi dengan asset bersih (net assets) OJA sebesar Rp 87.334.170.755,-.

d. Dewan Komisaris dan Direksi, dan Karyawan

Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tertanggal 3 Mei 2012 yang dinyatakan kembali dalam akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, MKn No. 240 tertanggal 30 Mei 2012, susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 30 September 2012: Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Tuan Edgardo Querijero Abesamis

Komisaris : Tuan Jose Manuel Mantecon De Jesus

Komisaris Independen : Tuan Albertus Sumardi Direksi

Presiden Direktur : Tuan Lasmar Lasmarias Edullantes Direktur Independen : Tuan Doli Parluhutan Situmeang

Direktur : Tuan Rico Teodoro Cruz

Direktur Independen : Tuan Ridwan Halim

(11)

8 Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Oey Tjie Piek

Komisaris/Komisaris Independen : Mardi Loho

Komisaris : Ir. Bundani Karlan, MM

Direksi

Presiden Direktur : Susanto

Direktur : Harijanto Witono

Direktur : Ridwan Halim

Direktur : Pramudyo Tamtomo

Per 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan mempekerjakan masing-masing 1 karyawan per 30 September 2012 dan 17 per 31 Desember 2011.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, dan Peraturan-Peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.

Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan PSAK 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” yang diterapkan pada tanggal 1 Januari 2011.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti yang diungkapkan pada Catatan ini.

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian, dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam Catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.

Laporan arus kas konsolidasian menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disusun dengan menggunakan metode langsung.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah.

Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan

Berikut standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan pertama kali oleh Perusahaan dan Entitas Anak untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011:

- PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan.

- PSAK 2 (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas.

- PSAK 3 (Revisi 2010) : Laporan Keuangan Interim.

- PSAK 4 (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.

(12)

9

- PSAK 7 (Revisi 2010) : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi

- PSAK 8 (Revisi 2010) : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan. - PSAK 12 (Revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama.

- PSAK 15 (Revisi 2009) : Investasi pada Entitas Asosiasi.

- PSAK 19 (Revisi 2010) : Aset Takberwujud. - PSAK 22 (Revisi 2009) : Kombinasi Bisnis. - PSAK 23 (Revisi 2010) : Pendapatan.

- PSAK 25 (Revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan.

- PSAK 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset.

- PSAK 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi.

- PSAK 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.

- ISAK 7 (Revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus.

- ISAK 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa. - ISAK 10 : Program Loyalitas Pelanggan.

- ISAK 11 : Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik.

- ISAK 12 : Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer. - ISAK 14 : Aset Takberwujud - Biaya Situs Web.

- ISAK 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai.

Penerapan standar akuntansi di atas yang relevan terhadap Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:

1. Penyajian Laporan Keuangan

PSAK 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan dan pernyataan kepatuhan.

Perubahan signifikan yang ditimbulkan standar akuntansi tersebut terhadap Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:

- Laporan posisi keuangan konsolidasian dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, saat ini digunakan untuk menggantikan neraca konsolidasian dan laporan laba rugi konsolidasian. Laporan posisi keuangan konsolidasian yang menunjukkan saldo awal pada awal periode komparatif perlu disajikan dalam hal terjadi reklasifikasi atau penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif.

- Perubahan istilah “Hak Minoritas” menjadi “Kepentingan Nonpengendali” dan disajikan

sebagai bagian dari ekuitas. Sebelumnya, hak minoritas disajikan terpisah di antara bagian liabilitas dan ekuitas.

- Tambahan pengungkapan yang diperlukan, contohnya pengelolaan permodalan dan pernyataan kepatuhan terhadap standar akuntansi.

Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan kinerja (laporan laba rugi komprehensif konsolidasian) atau dua laporan (laporan laba rugi konsolidasian dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian). Perusahaan dan Entitas Anak memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan. Laporan keuangan telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan.

Informasi komparatif telah disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan standar tersebut. Perubahan ini tidak berdampak pada laba per saham karena hanya merupakan perubahan pada pengungkapan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian.

(13)

10 2. Penyajian Investasi pada Entitas Anak

PSAK 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk satu kelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi

Penerapan standar akuntansi di atas yang relevan terhadap Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:

untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas dan entitas asosiasi bila laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.

Jika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan, maka entitas induk tersebut mencatat investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas dan entitas asosiasi pada (a) biaya perolehan atau (b) sesuai PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.

3. Penyajian Laporan Keuangan Interim

Standar mengharuskan laporan keuangan interim konsolidasian berisikan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk periode interim yang dilaporkan dan secara kumulatif untuk tahun buku berjalan dalam bentuk satu laporan atau dua laporan. Informasi komparatif untuk laba rugi komprehensif konsolidasian harus disajikan untuk perbandingan periode interim, namun informasi komparatif satu tahun untuk tahun buku terakhir tidak disyaratkan.

4. Penyajian Segmen Operasi

PSAK 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan dan Entitas Anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.

Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk hal-hal yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut.

Sesuai dengan standar tersebut, Perusahaan dan Entitas Anak menentukan dan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang secara internal diberikan kepada pengambil keputusan operasional.

5. Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi

Standar menyempurnakan panduan untuk pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen. Standar juga memberikan penjelasan bahwa anggota personil manajemen kunci adalah pihak berelasi, sehingga mengharuskan pengungkapan atas kompensasi personil manajemen kunci untuk masing-masing kategori. Perusahaan dan Entitas Anak telah melakukan evaluasi terhadap hubungan pihak-pihak berelasi dan memastikan

(14)

11

laporan keuangan telah disusun menggunakan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi.

Penerapan standar-standar tersebut tidak berdampak material terhadap kinerja Perusahaan dan Entitas Anak. Sebagai tambahan, Perusahaan dan Entitas Anak telah mengungkapkan informasi terkait dengan penyajian laporan keuangan, segmen operasi dan pengungkapan pihak-pihak berelasi sesuai dengan yang disyaratkan standar.

Pernyataan yang Telah Dikeluarkan tapi Belum Berlaku Efektif

Perusahaan dan Entitas Anak sedang mengevaluasi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh standar dan interpretasi standar berikut yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012:

- PSAK 10 (Revisi 2010) : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. - PSAK 13 (Revisi 2011) : Properti Investasi.

- PSAK 16 (Revisi 2011) : Aset Tetap.

- PSAK 18 (Revisi 2010) : Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya. - PSAK 24 (Revisi 2010) : Imbalan Kerja.

- PSAK 26 (Revisi 2011) : Biaya Pinjaman.

- PSAK 28 (Revisi 2010) : Akuntansi untuk Asuransi Kerugian.

- PSAK 30 (Revisi 2011) : Akuntansi Guna Usaha.

- PSAK 33 (Revisi 2011) : Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan. - PSAK 34 (Revisi 2010) : Kontrak Konstruksi.

- PSAK 36 (Revisi 2010) : Akuntansi untuk Asuransi Jiwa.

- PSAK 45 (Revisi 2011) : Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba.

- PSAK 46 (Revisi 2010) : Pajak Penghasilan.

- PSAK 50 (Revisi 2010) : Instrumen Keuangan: Penyajian.

- PSAK 53 (Revisi 2010) : Pembayaran Berbasis Saham.

- PSAK 55 (Revisi 2011) : Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.

- PSAK 56 (Revisi 2010) : Laba per Saham. - PSAK 60 : Instrumen Keuangan: Pengungkapan.

- PSAK 61 : Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah.

- PSAK 62 : Kontrak Asuransi.

- PSAK 63 : Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi.

- PSAK 64 : Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral.

- ISAK 13 : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri.

- ISAK 15: PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya.

- ISAK 16 : Perjanjian Konsesi Jasa.

- ISAK 18 : Bantuan Pemerintah - Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi.

- ISAK 19 : Aplikasi Pendekatan Penyajian Kembali pada PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi.

- ISAK 20 : Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham

- ISAK 22 : Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan.

- ISAK 23 : Sewa Operasi.

- ISAK 24 : Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa.

- ISAK 25 : Hak Atas Tanah.

- ISAK 26 : Penilaian Ulang Derivatif Melekat.

Pencabutan Standar Akuntansi

Pencabutan atas standar akuntansi dan interpretasinya berikut ini yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan dan Entitas Anak:

(15)

12

- PSAK 6 : Akuntansi dan Pelaporan untuk Entitas Tahap Pengembangan. - PSAK 21 : Akuntansi Ekuitas (PPSAK 6).

- PSAK 40 : Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi (pencabutan melalui PSAK 15 Revisi 2009).

- ISAK 1 : Penentuan Harga Pasar Dividen (PPSAK 6).

- ISAK 2 : Penyajian Modal dalam Neraca dan Piutang kepada Pemesan Saham (PPSAK 6). - ISAK 3 : Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau Bantuan.

Perusahaan dan Entitas Anak sedang mengevaluasi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh pencabutan standar dan interpretasi standar berikut yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012:

- PSAK 11 : Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing (pencabutan melalui PSAK

10 R).

- PSAK 27 : Akuntansi Koperasi.

- PSAK 29 : Akuntansi Minyak dan Gas Bumi. - PSAK 39 : Akuntansi Kerja Sama Operasi.

- PSAK 44 : Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate.

- PSAK 52 : Mata Uang Pelaporan (pencabutan melalui PSAK 10 R).

- ISAK 4 : Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs (pencabutan melalui PSAK 10 R).

Perusahaan dan Entitas Anak sedang mengevaluasi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh pencabutan PSAK 51: Akuntansi Kuasi-Reorganisasi (PPSAK 10) yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2013.

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Sejak Tanggal 1 Januari 2011

Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara retrospektif PSAK 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan nonpengendali (“KNP”) ; (ii) kehilangan pengendalian pada entitas anak; (iii) perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menilai keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasian atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang.

PSAK 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas-entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan entitas anak seperti yang disebutkan dalam Catatan 1c, dimana Perusahaan memiliki secara langsung lebih dari 50% kepemilikan saham.

Semua saldo dan transaksi antar Perusahaan dan Entitas Anak yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Perusahaan dan Entitas Anak sebagai satu kesatuan usaha.

Entitas-entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas-entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.

(16)

13

Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.

Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan:

- menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak; - menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;

- menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; - mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;

- mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;

- mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian; dan

- mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai laba komprehensif ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

Sebelum Tanggal 1 Januari 2011

Proporsi bagian kepemilikan pemegang saham minoritas atas aset neto dan laba atau rugi neto entitas anak konsolidasian sebelumnya disajikan sebagai “Hak Minoritas atas Aset Neto Entitas Anak yang Dikonsolidasi” pada laporan posisi keuangan konsolidasian dan sebagai “Hak Minoritas atas Laba (Rugi) Neto Entitas Anak yang Dikonsolidasi” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Kerugian yang menjadi bagian pemegang saham minoritas pada suatu Entitas Anak dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, dibebankan pada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas, kecuali apabila pemegang saham minoritas memiliki kepentingan jangka panjang lainnya pada Entitas Anak tersebut atau terdapat kewajiban yang mengikat untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada tahun selanjutnya Entitas Anak melaporkan laba, maka laba tersebut terlebih dahulu dialokasikan kepada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada Perusahaan dapat dipulihkan.

c. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Penerapan PSAK 7 (Revisi 2010) yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian.

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahan dan Entitas Anak jika:

a. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama,

dengan Perusahaan dan Entitas Anak; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan dan Entitas Anak yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan dan Entitas Anak; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan dan Entitas Anak;

(17)

14

c. suatu pihak adalah ventura bersama di mana Perusahaan dan Entitas Anak sebagai venturer; d. suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan dan Entitas Anak; e. suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); f. suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan

oleh atau di mana hak suara signifikan dimiliki oleh, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau

g. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan dan Entitas Anak atau entitas yang terkait dengan Perusahaan dan Entitas Anak.

Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi.

Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

d. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.

e. Aset Tetap

Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan dan Entitas Anak telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya itu terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan sebagai sebuah kondisi untuk terus mengoperasikan aset tetap, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan dengan rincian sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan instalasi 20

Mesin 10

Peralatan dan inventaris kantor 5 - 10

Kendaraan 5

Sesuai dengan PSAK 47, “Akuntansi Tanah“, biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah bersih hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi

(18)

15

komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan dicatat sebagai Aset Tetap yang Tidak Digunakan.

Pada setiap akhir periode pelaporan tahunan, nilai residu, masa manfaat ekonomis dan metode penyusutan dievaluasi, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

f. Sewa

Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 30 (Revisi 2007), “Sewa” yang menggantikan PSAK 30 (1990), “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Menurut PSAK 30 (Revisi 2007), sewa yang mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, semua pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan biaya keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban sewa dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan dicatat pada akun aset tetap dan disusutkan sepanjang masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa, mana yang lebih pendek, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan dasar garis lurus (straight-line basis).

Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah satu kriteria yang disyaratkan dibukukan dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method) dan pembayaran sewa diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan dasar garis lurus.

g. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan

Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan secara prospektif PSAK 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.

PSAK 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK 48 (Revisi 2009) ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan dan Entitas Anak menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset (yaitu aset tak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan) diperlukan, maka Perusahaan dan Entitas Anak membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau unit penghasil kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya.

(19)

16

Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia.

Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui.

Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas penurunan potensial atas nilai aset non-keuangan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011.

i. Properti Investasi

Properti investasi Perusahaan terdiri dari tanah dan bangunan yang dikuasai Perusahaan untuk menghasilkan sewa, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi; dan tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sesuai masa manfaat ekonomis bangunan selama 20 tahun.

Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.

Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.

j. Liabilitas Imbalan Kerja

Perusahaan menerapkan program imbalan kerja karyawan yang tidak didanai sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU No. 13”) dan PSAK 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”.

Berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2004), beban imbalan kerja karyawan menurut Undang-Undang Tenaga Kerja diestimasi berdasarkan perhitungan aktuaria dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial akan diakui sebagai penghasilan atau

(20)

17

beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya, untuk masing-masing program imbalan, melebihi 10% dari liabilitas pasti pada tanggal tersebut.

Keuntungan atau kerugian ini diakui dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul pada saat program imbalan pasti diperkenalkan pertama kali atau terjadi perubahan imbalan terhutang atas program imbalan yang ada, akan diamortisasi sampai imbalan tersebut menjadi hak pekerja (vested).

Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian suatu program imbalan pasti diakui ketika kurtailmen atau penyelesaian terjadi.

Kurtailmen terjadi apabila salah satu dari kondisi berikut terpenuhi:

i. Menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang ditanggung oleh program; atau,

ii. Mengubah ketentuan dalam program imbalan pasti yang menyebabkan bagian yang material dari jasa masa depan pekerja tidak lagi memberikan imbalan atau memberikan imbalan yang lebih rendah.

Penyelesaian program terjadi ketika Perusahaan melakukan transaksi yang menghapuskan semua kewajiban hukum atau konstruktif atas sebagian atau seluruh imbalan dalam program imbalan pasti.

k. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK 23 (Revisi 2010) ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Penerapan PSAK 23 (Revisi 2010) tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan Entitas Anak dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”). Pendapatan dari penjualan yang timbul dari pengiriman fisik produk-produk Perusahaan dan Entitas Anak diakui bila risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, bersamaan waktunya dengan pengiriman dan penerimaannya.

Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pendapatan atau beban bunga dicatat dengan menggunakan metode suku bunga efektif (SBE), yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.

Beban diakui pada saat terjadinya.

l. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah tanggal transaksi perbankan terakhir yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia.

Keuntungan atau kerugian atas selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui pada usaha tahun berjalan. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, kurs yang digunakan adalah sebagai

(21)

18 berikut:

30 September 2012 31 Desember 2011

1 Dolar Amerika Serikat (US$ 1) 9.588 9.068

1 Dolar Hong Kong (HK$ 1) 1.236 1.167

1 Dolar Singapura (SG$ 1) 7.825 6.974

m. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan taksiran laba kena pajak pada tahun yang berjalan. Penghasilan kena pajak berbeda dengan laba yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian karena penghasilan kena pajak tidak termasuk dalam item-item pendapatan atau beban yang dikenakan pajak atau dikurangkan di tahun-tahun lainnya dan tidak pernah dikenakan pajak atau dikurangkan. Pajak penghasilan badan kini yang terutang dihitung dengan menggunakan tarif pajak berdasarkan peraturan perpajakan yang telah ditetapkan atau secara substansial ditetapkan pada setiap akhir tahun keuangan.

Pajak tangguhan dicatat dengan menggunakan metode liabilitas untuk semua perbedaan temporer yang timbul antara aset dan liabilitas berbasis fiskal dengan nilai tercatatnya menurut laporan keuangan. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Aset pajak tangguhan yang berhubungan dengan saldo rugi fiskal diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah fiskal di masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan rugi fiskal.

Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima atau, jika Perusahaan dan Entitas Anak mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

n. Laba (Rugi) per Saham

Sesuai dengan PSAK 56, Laba per Saham, laba (rugi) per saham dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama tahun berjalan. Jumlah rata-rata saham masing-masing adalah sebanyak 587.152.700 saham untuk 30 September 2012 dan 31 Desember 2011.

o. Informasi Segmen

Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009), "Segmen Operasi". PSAK 5 (Revisi 2009) mengatur pengungkapan yang akan memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi di mana entitas beroperasi. Penerapan PSAK 5 (Revisi 2009) tidak memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

a. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

b. hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

c. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

(22)

19

Mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektif.

i. Aset Keuangan.

Pengakuan awal dan pengukuran

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Aset keuangan diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian jika dan hanya jika Perusahaan dan Entitas Anak menjadi salah satu pihak yang terlibat dalam perjanjian instrumen keuangan.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut.

Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan seperti contohnya tanggal pada saat Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.

Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan.

a) Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi.

Aset keuangan yang diperdagangkan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan yang diperdagangkan adalah derivatif (termasuk derivatif melekat yang terpisah) atau aset keuangan yang dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat.

(b) Pinjaman yang diberikan dan piutang.

Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

(c) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo.

Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo ketika Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.

(d) Aset keuangan tersedia untuk dijual.

Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang tidak diklasifikasikan dalam kategori yang lain. Investasi dalam instrumen ekuitas yang nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal diukur menggunakan biaya perolehannya dikurangi dengan rugi penurunan nilai.

(23)

20

Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak terdiri dari kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain, dan aset tidak lancar lainnya.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Penghentian pengakuan

Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (2) Perusahaan dan Entitas Anak memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung liabilitas untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a) Perusahaan dan Entitas Anak secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan dan Entitas Anak secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut.

Penurunan nilai aset keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Entitas Anak terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.

Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta

(24)

21

dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan dan Entitas Anak. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba atau rugi.

ii. Liabilitas Keuangan.

Pengakuan awal dan pengukuran

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal utang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak terdiri dari utang bank, utang usaha, biaya masih harus dibayar, utang pihak berelasi dan pinjaman jangka panjang.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan tingkat bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat pinjaman dan utang jangka panjang dihentikan pengakuannya atau diturunkan nilainya melalui proses amortisasi.

Penghentian pengakuan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika liabilitas keuangan awal digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui sebagai laba atau rugi.

iii. Saling hapus instrumen keuangan.

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.

iv. Nilai wajar instrumen keuangan.

Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market

(25)

22

transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN Pertimbangan

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan dan Entitas Anak yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Perusahaan dan Entitas Anak menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan bila definisi yang ditetapkan PSAK 55 (Revisi 2006) terpenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan dan Entitas Anak seperti diungkapkan pada Catatan 2p.

Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain

Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan dan Entitas Anak mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan dan Entitas Anak. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang usaha dan piutang lain-lain.

Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan dan Entitas Anak menyusun asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan dan Entitas Anak. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Imbalan Kerja

Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual dan perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas imbalan kerja dan beban imbalan kerja bersih. Nilai tercatat atas estimasi liabilitas imbalan kerja Perusahaan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing

Referensi

Dokumen terkait

Setiati, (2007) dan Smeltzer dan Bare (2006) juga menyatakan bahwa inkontinensia lebih sering dijumpai pada lanjut usia, khususnya perempuan. Faktor resiko yang menyebabkan

Komunikasi). Jaringan WLAN menggunakan model BSS. Jaringan WLAN digunakan untuk layanan akses internet. Penggunaan jaringan dibatasi untuk civitas akademika. Berdasarkan

Persoalan kiblat adalah persoalan azimuth yaitu jarak titik utara ke lingkaran vertikal melalui benda langit atau melalui suatu tempat diukur sepanjang lingkaran

bakteri selulolitik yang tumbuh kemudian dilakukan pengamatan morfologi koloni (warna, posisi, pinggiran, dan diameter koloni), diameter zona bening, penghitungan jumlah

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan asumsi tidak berjalannya kompetisi sepakbola di Pengcab PSSI Sleman dan belum diketahuinya tingkat pemahaman peraturan permainan sepakbola

Berdasarkan pertimbangan tersebut, perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data atau fakta yang tepat (sahih) dan dapat dipercaya tentang: (1)

Bana bu dinlediklerim­ den hiç kimseye söz etmemem gerektiği de tembihlenmiş- ti.(1951) Kemerhisarlı Apollonius'un "hayatını" yazmayı hep istedim. Son 35 yıl içinde

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat disumpulkan bahwa (1) terdapat pengaruh secara simultan antara model pembelajaran training within industry