• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kesalahan ejaan Bahasa Indonesia dalam cerpen karangan siswa kelas X MIA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2018/2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis kesalahan ejaan Bahasa Indonesia dalam cerpen karangan siswa kelas X MIA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2018/2019"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ANALISIS KESALAHAN EJAAN BAHASA INDONESIA DALAM CERPEN KARANGAN SISWA KELAS X MIA 2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 2018/2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan BahasaSastra Indonesia. Oleh: Antonius Kristiadi Tri Nugroho 111224005. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTO “Dalam setiap kesulitan akan selalu ada jalan” “Tuhan tidak pernah memberi jalan yang tidak adil, dimana kamu merasa tidak adil itulah jalan Tuhan untuk memberikan jalan yang lebih baik pada nantinya”. “ Dan berbahagialah karena diri sendiri”. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Kristiadi, Antonius, 2018. “Analisis Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Dalam Cerpen Karangan Siswa Kelas X MIA2 di SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2018/2019”. Skripsi. Yogyakarta : PBSI, JPBS. FKIP. USD. Penelitian ini mengkaji tentang kesalahan penggunaan bahasa Indonesia kususnya dalam kesalahan ejaan penulisan huruf kapital dan penulisan tanda baca di SMA Pangudi Luhur Sedayu. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan teks cerpen SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul, Yogyakarta. Data dalam peneliti ini adalah kata atau kalimat yang mengalami kesalahan ejaan dalam penggunaan huruf capital dan tanda baca. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melakukan tes mengarang. Teknik analisis data yang dilakukan peneliti yakni, pertama, peneliti mengumpulkan data dengan cara membaca dan mencermati isi dari karangan cerpen siswa kelas XI MIA 2 SMA Pangudi Luhur SedayuKedua, peneliti mengidentifikasi kesalahan ejaankhususnya kesalahan yang ditinjau dari penggunaan huruf dan tanda baca. Ketiga, peneliti mengidentifikasi kesalahan ejaan dalam karangan cerpen berdasarkan jenis-jenis kesalahannya. Keempat, peneliti memberikan kode pada setiap teks cerpen hasil karangan siswa dan kelima, peneliti mencatat dan mengelompokkan kesalahan menurut jenisnya ke dalam tabel data kemudian membuat penjelasan dan kalimat pembenaran. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kesalaha ejaan penggunaan huruf kapitaladalah yang paling banyak dilakukan oleh siswa. Penggunaan huruf capital dalam kesalahan ini paling banyak di antaranya adalah penggunaan di awal kalimat, penggunaan pada percakapan, pada kata ganti, dan pada nama orang. Sementara kesalahan ejaan dalam pemakaian tanda baca masih dominan pada penggunaan tanda petik saat percakapan dan tanda titik di akhir kalimat.. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Kristiadi, Antonius, 2018. An Error Analyses on Indonesian Language Spelling in Short Stories by Grade ten Students of MIA 2 at Pangudi Luhur Highschool – Sedayu, during the academic Year of 2018/ 2019. Thesis, Yogyakarta:: Indonesian Language and Literature Education Programme, Department of Language and Arts Education, Faculty of Teaching Education, Sanata Dharma University. The research explored the errors in the usage of Indonesian language especially dealing with spelling of capital letters and punctuation at The Pangudi Luhur High school - Sedayu. It was a descriptive research with a source of data consisting of short stories of the students of Pangudi Luhur Highschool – Sedayu – Bantul, Yogyakarta. The data being searched in this research was the usage of spelling of capital letters and punctuation marks. The data collecting teqnique used in this research was by doing test of composition with the analysing technique by the researcher was fist, collecting the composition by the students of Grade ten Pangudi Luhur High school – Sedayu. Secondly, the researcher identified the errors on spelling especially dealing the usage of capital letters and punctuation marks. Thirdly, the researher identified the errors according to the types of errors. Fourtly, the researcher encoded each short story and then fiftly, The researcher then noted and classified the errors according to their types and giving the correction as to show how it should be proper.. The result showed that the most frequently found errors was on the usage if Capital letters. The usage of capital letters was at the beginning of a sentence, the usage in a conversation, on pronouns, and on names of a person whereas, errors on punctuation marks was still dominantly occured in the usage of quotation marks in conversation and full stop mark at the end of a sentence.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria sebagai sumber kekuatan dan pengharapan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi yang berjudul Analisis Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Dalam CerpenKarangan Siswa Kelas X MIA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2018/2019 ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus memberi bantuan, bimbingan, dan dukungan, selama proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta. 2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Bahasa Sastra Indonesia dan juga sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberi kesempatan dan membantu kelancaran dalam penulisan skripi ini. 3. Segenap dosen Program Studi Bahasa Sastra Indonesia yang penuh pengabdian dan kesabaran telah mendidik penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung selama menjalani studi di Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta. 4. Seluruh Karyawan sekertariat Program Studi Bahasa Sastra Indonesia yang telah membantu kelancaran dalam hal administrasi 5. Seluruh keluarga besar Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan hingga selesai. 6. Orang tua yang telah memberi dukungan dan membiayai selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…...................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN….........................................ii HALAMAN PENGESAHAN......................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN…...............................................................iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…....................................................v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…...................................vi ABSTRAK…................................................................................................vii ABSTRACT…………………………………………………………………..viii KATA PENGANTAR…..............................................................................ix DAFTAR ISI…..............................................................................................x. BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1 1.1. Latar Belakang........................................................................................1. 1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................3. 1.3. Tujuan Penelitian..........................................................................................3. 1.4. Manfaat Penelitian........................................................................................3. 1.5. Batasan Istilah...............................................................................................4. 1.6. SistematikaPenulisan…...........................................................................5. BAB II LANDASAN TEORI…....................................................................8 2.1. Penelitianyang Relevan….......................................................................8. 2.2. Landasan Teori…....................................................................................9 2.2.1 Kesalahan Berbahasa...................................................................9 2.2.2 Analisis Kesalahan Berbahasa.........................................................10 2.2.3 Pengertian Ejaan.........................................................................11 2.2.4 Pemakaian Huruf........................................................................11 2.2.4.1 Pemakaian Huruf Kapital ………………….….....................12 2.2.5. Pemakaian Tanda Baca.................................................................23. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.2.5.1 Tanda Titik (.).........................................................................24 2.2.5.2 Tanda Koma (,).........................................................................29 2.2.5.3 Tanda Petik (“…”)...............................................................................36 2.2.5.4 Tanda Petik Tunggal (‘…’)…………………………………………..37. BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................39 3.1. Jenis Penelitian.......................................................................................39. 3.2. Objek Penelitian..........................................................................................39. 3.3. Sumber Data................................................................................................39. 3.4. Teknik Pengumpulan Data........................................................................40. 3.5. Instrumen Penelitian...............................................................................40. 3.6. Teknik Analisis.......................................................................................41. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................42 4.1. Deskripsi Data………………………………………………………….42. 4.2. Hasil Analisis Data dan Pembahasan…………………………………..44. BAB V PENUTUP…………………………………………………………...56 5.1. Kesimpulan……………………………………………………………...56. 5.2. Implikasi...................................................................................................57. 5.3. Saran….....................................................................................................57. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59 LAMPIRAN.................................................................................................... 62 BIODATA.........................................................................................................63. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran bahasa Indonesia selalu identik dengan. kegiatan mengarang.. Kegiatan mengarang tentunya juga berkaitan dengan kegiatan tulis menulis. Mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampakan melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami (Gie, 1992: 17). Dalam kegiatan mengarang ini pengarang juga harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata (Tarigan, 1984: 4). Kegiatan mengarang yang merupakan keterampilan menulis ini tentu memerlukan pemahaman tentang penggunaan ejaan dalam bahasa Indonesia. Sementara masalah yang sering muncul dalam setiap pengajaran menngarang adalah kurangnya kemampuan siswa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ini dapat dilihat dari banyaknya kesalahan siswa ketika menulis atau membuat sebuah karangan. Fakta menunjukan kesalahan ejaan terutama penulisan huruf. kapital dan. tanda baca memang intensitasnya sangat tinggi. Contoh yakni diambil dari data tiga penelitian terdahulu yang menunjukan jumlah kesalahan penulisaan ejaan tanda baca dan huruf kapital berdasarkan penelitian yang akan diuraikan pada sub bab penelitian yang relevan pada bab II. Penelitian dilakukan oleh Ira Wibowo di kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman tahun 2016, Prisca Sekar. 1.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Adinda di kelas X SMA Sang Timur Yogyakarta, dan Robertus Hary Purnomo di SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun 2010. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 50 tahun 2015 terkait pasal satu (1), pasal (2), pasal tiga (3) yang ditetapkan pada tanggal 26 November 2016,. Pedoman Umum Ejaan. Bahasa Indonesia (PUEBI) ditetapkan sebagai pedoman yang berlaku saat ini. Maka yang harus diperhatikan dalam penulian teks karangan. cerpen. ini. berdasarkan PUEBI yakni terkait pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan. Dalam penelitian ini penelitian dibatasi hanya analisis kesalahan pemakaian huruf dan pemakaian tanda baca. Cerpen berasal dari dua kata yaitu cerita yang mengandung arti tuturan mengenai bagaimana sesuatu hal terjadi dan relatif pendek berarti kisah yang diceritakan pendek atau tidak lebih dari 10.000 kata yang memberikan sebuah kesan dominan serta memusatkan hanya pada satu tokoh saja dalam cerita pendek tersebut (KBBI : 2016). Analisis dalam cerpen ini penting. Karena meskipun isi dari teks merupakan karangan atau imajinasi penulis, tetapi kaidah penulisan ejaan. tetap menjadi perhatian penting di dalamnya. Kegiatan. mengarang teks cerpen ini. dapat mendorong siswa untuk terampil dalam. berkarya terutama karya tulis imajinatif. Menulis teks cerpen akan meningkatkan kemampuan. menulis. siswa. dan. membangun. imajinasi. siswa. mengekspresikan dalam sebuah bentuk karya tulis yang terstruktur.. dengan.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Teks cerpen merupakan sebuah karya sastra, dimana dalam penulisan karya sastra terdapat pendekatan stilistika yang membuat sebuah karya sastra memiliki gaya penulisan bebas untuk memberi nilai keindahan dalam karya sastra. Artinya penggunaan bahasa atau kata yang tidak baku dibolehkan dalam sebuah karya sastra. Dalam hal ini termasuk penulisan cerpen. Namun, penulisan tanda baca dan huruf kapital tetap berlaku untuk menunjukan tata cara baku sebuah tulisan atau karangan dalam karya sastra. Tanda baca berfungsi untuk menunjukan bahwa tulisan itu merupakan sebuah kalimat, sebuah paragraf, sebuah percakapan, merupakan kalimat tanya, ataupun kalimat perintah. Sementara penulisan huruf kapital untuk menunjukan bahwa itu merupakan nama Negara, nama gelar, kata sapaan, dll. Oleh karenanya dalam sebuah karya sastra suatu kata dan kalimat boleh memakai gaya bahasa yang tidak sesuai kaidah, namun penulisan huruf dan tanda baca tetap menajdi suatu hal penting yang harus ditekankan. Peneliti melakukan penelitian ini di SMA Pangudi Luhur Sedayu dimana peneliti pernah studi pengalaman lapangan di sekolah ini sebelumnya. Bersama guru bahasa Indonesia yang mengajar kelas XI MIA II yakni Ibu Sri Purwaningsih peneliti telah melakukan observasi mengenai permasalahan siswa pada penulisan ejaan. Observasi yang dilakukan oleh peneliti melalui diskusi bersama guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Pangudi Luhur Sedayu, didapati bahwa (1) permasalahan yang umumnya dilakukan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah kesalahan penulisan ejaan dalam.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Kompetensi Dasar (KD) mengonstruksi atau menulis sebuah teks, (2) kesalahan yang terjadi paling sering terdapat pada kesalahan ejaan penulisan tanda baca dan penulisan huruf kapital. (3) kesalahan tersebut sering dilakukan siswa meskipun guru sudah memberikan penekanan tentang penulisan ejaan yang benar sesuai kaidah yang berlaku. Faktanya kesalahan ejaan penulisan huruf kapital dan tanda baca memang intensitasnya sangat tinggi. Contoh yakni diambil dari data tiga penelitian terdahulu yang menunjukan jumlah kesalahan penulisaan ejaan tanda baca dan huruf kapital berdasarkan penelitian yang akan diuraikan pada sub bab penelitian yang relevan pada bab II. Penelitian dilakukan oleh Ira Wibowo di kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman tahun 2016, Prisca Sekar Adinda di kelas X SMA Sang Timur Yogyakarta, dan Robertus Hary Purnomo di SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun 2010. Dengan fakta yang terjadi di atas peneliti merasa prihatin dengan kondisi kemampuan siswa dalam penulisan ejaan. Terlebih guru bahasa Indonesia pun sudah sering melakukan penekanan terhadap penulisan ejaan yang benar sesuai kaidah yang berlaku sebelum pembelajaran mengonstruksi teks dilakukan. Jika penekanan pun sudah dilakukan dan tidak berdampak pada kemampuan siswa, hal ini tentu menimbulkan rasa prihatin dan keinginan tahuan peneliti tentang kesalahan ejaan apa yang berulang-ulang terus dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu dengan penelitian ini penulis akan melakukan analisis penelitian terhadap kesalahan ejaan penulisan huruf dan penulisan tanda baca dalam penulisan teks.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. cerpen yang akan dilakukan di SMA Pangudi Luhur Sedayu untuk kelas XI MIA 2 tahun ajaran 2018/2019.. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang tetah diuraikan di atas, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut ini : 1.2.1. Bagaimana kesalahan ejaan penulisan huruf yang terdapat dalam cerpen karangan siswa kelas XI MIA 2 di SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2018 / 2019?. 1.2.2. Bagaimana kesalahan ejaan tanda baca yang terdapat dalam. cerpen. karangan siswa kelas XI IMIA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu 2018 / 2019?. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini : 1.3.1. Menemukan kesalahan ejaan penulisan huruf kapital dalam cerpen karangan siswa kelas XI MIA 2 Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2017/2018.. 1.3.2. Menemukan kesalahan ejaan tanda baca dalam cerpen karangan siswa kelas XI MIA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun 2017/2018..

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait antara lain sebagai berikut ini :. 1.4.1. Bagi Peneliti Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat agar sebagai guru kelak dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang penggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar bagi siswa, sehingga dapat menjadi guru yang lebih berkualitas dalam memebrikan pengajaran. 1.4.2. Bagi Guru yang Bersangkutan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi sebagai acuan guru agar dapat lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam hal menulis karangan sesuai ejaan bahasia Indonesia yang baik dan benar.. 1.5. Batasan Istilah Terkait studi penelitian ini maka baiknya penulis memaparkan definisi-. definisi istilah sebagai berikut ini: 1.5.1. Kesalahan (error) adalah penyimpangan pemakaian kebahasaan yang disebabkan oleh kompetensi kebahasaan siswa, sedangkan pengertian dari kekeliruan adalah penyimpangan pemakaian bahasa yang hanya berupa salah ucap atau salah tulis (Nurgianto 1994 : 189)..

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 1.5.2. Ejaan adalah konvensi grafts, perjanjian di antara anggota masyarakat pemakai suatu bahasa untuk menuliskan bahasanya, yang berupa fonem dengan huruf, mengatur cara penulisan kata dan penulisan kalimat, beserta dengan tanda-tanda bacanya (Chaer : 2006 : 36).. 1.5.3. Teks karangan cerpen adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya berkisar pada orang-orang penting dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya (KBBI : 2016).. 1.6. Sistematika Penyajian Laporan penelitian ini terdiri atas lima bab. Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istialah dan sistematika penulisan. Bab II adalah landasan teori yang terdiri atas dua bagian yaitu penelitian yang relevan dan kajian teori. Bab III yaitu metodologi penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, subjek penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV berisi tentang pembahasan yang menguraikan dan membahas hasil penelitian. Bab ini terdiri dari deskripsi data, analisis data, serta pembahasan hasil penelitian. Bab V merupakan bagian yang berisi penutup dan hasil kesimpulan penelitian dan saran.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelitian yang Relevan Peneliti memperoleh beberapa penelitian yang relevan terdahulu yang melakukan penelitian dengan topik yang sama yakni kesalahan ejaan. Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Ira Wibowo (2016), yang kedua penelitian yang dilakukan Prisca Sekar Adinda (2012) Penelitian yang dilakukan Ira Wibowo ini berjudul Analisis Kesalahan Ejaan Dan Kalimat Dalam Teks Cerita Pendek Karya Siswa Kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman Tahun Ajaran. 2015/2016. Penelitian tersebut. bertujuan. mendeskripsikan kesalahan ejaan siswa dan mendeskripsikan kesalahan kalimat yang terdapat pada teks cerita pendek karangan siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan. Hasil dari penelitiannya yakni menunjukan kesalahan ejaan dalam teks cerita pendek karya siswa IX SMP Kanisius Kalasan sebanyak 597 kesalahan dengan kesalahan terbanyak yakni kesalahan tanda baca berjumlah 265 kesalahan Penelitian yang dilakukan Prisca Sekar Adinda Kesalahan Ejaan dalam Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X Semester 1 SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Aajaran 2011/2012. Penelitian dilakukan berdasarkan 33 tulisan dari 37 siswa SMA Sang Timur Yogyakrta. Pada penelitian Prisca Sekar Adinda sebanyak 627.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. kesalahan dengan kesalahan penulisan huruf sebanyak 301 kesalahan dan kesalahan pemakaian tanda baca sebanyak 178 kesalahan. Penelitian yang dilakukan oleh Robertus Hari Purnomo Kesalahan Ejaan Pada Laporan Study Tour Siswa Sma Pangudi Luhur, Sedayu, Bantul, Yogyakarta, Angkatan 2007. Pada penelitian robertus Hary Purnomo menunjukan 7.192 kesalahan dengan kesalahan terbanyak yakni pemakaian huruf kapital sebanyak 4.497 kesalahan dan pemakaian tanda baca sebanyak 1.379 kesalahan. Berdasarkan penelitian terdahulu peneliti menemukan persamaan dan perbedaan. Persamaan terletak pada objek penelitian yakni kesalahan ejaan. Persamaan lainnya adalah penelitian ini berjenis penelitian deskriptif. Sementara itu yang menjadi perbedaan subjek data dan sumber penelitian, dimana dalam penelitian ini subjek datanya adalah SMA Pangudi Luhur Sedayu kelas X tahun ajaran 2018/2019.. 2.2 Landasan Teori Pada bagian ini akan di uraikan kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini. Kajian teori meliputi kesalahan berbahasa, ejaan, dan teks cerpen.. 2.2.1. Kesalahan Berbahasa Beberapa ahli berpendapat mengenai kesalahan berbahasa, salah satunya. adalah Tarigan. Menurut Tarigan (1988:41), kesalahan berbahasa merupakan bagian.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. dari konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performasi bahasa orang dewasa. Nanik setrawati (2013:13) menjelaskan bahwa kesalahan berbahasa adalah penggunaaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia. 2.2.2. Analisis Kesalahan Bahasa Menurut PUEBI Henry guntur Tarigan (1988:68) menyatakan bahwa analisis kesalahan. berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian tau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu. Ellis (dalam Setyawati 2013:15) menyatakan bahwa terdapat lima langkah kerja analisis : 1. Mengumpulkan sampel kesalahan 2. Mengidentifikasi kesalahan 3. Menjelaskan kesalahan 4. Mengklasifikasikan kesalahan 5. Mengevaluasi kesalahan.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. 2.2.3. Pengertian Ejaan Pengertian ejaan mencakup kaidah cara menggambarkan / melambangkan. bunyi-bunyi tuturan (kata, kalimat dan sebagainya) dan bagaimana hubungan diantara lambang – lambang itu (pemisah dan penggabungnya dalam suatu bahasa). Secara teknis, ejaan berkaitan dengan penulisan huruf ( huruf besar/kapital dan huruf miring), penulisan kata, penulisan unsur serapan, penulisan angka/bilangan, dan penulisan tanda baca (Wijayanti, 2015:1). Untuk menentukan kesalahan ejaan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan referensi buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang diterbitkan oleh Permendikbud tahun 2015. Berdasarkan pedoman di atas, jenis kesalahan ejaan yang akan diteliti yaitu penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.. 2.2.4. Pemakaian Huruf Pemaikaian huruf dalam pedoman ejaan meliputi huruf abjad, huruf vocal,. huruf konsonan, huruf diftong, gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf, huruf miring, dan huruf tebal. Diantara beberapa hal yang dibicarakan dalam pemakaian huruf, analisis kesalahan huruf difkuskan dalam pemakaian huruf kapital..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 2.2.4.1 Huruf Kapital 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya: Apa maksudnya? Dia membaca buku. Kita harus bekerja keras. Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Misalnya: Amir Hamzah Dewi Sartika Halim Perdanakusumah Wage Rudolf Supratman Jenderal Kancil Dewa Pedang Alessandro Volta André-Marie Ampère Mujair Rudolf Diesel.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. Catatan: (1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran. Misalnya: ikan mujair mesin diesel 5 ampere 10 volt (2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas. Misalnya: Abdul Rahman bin Zaini Siti Fatimah binti Salim Indani boru Sitanggang Charles Adriaan van Ophuijsen Ayam Jantan dari Timur Mutiara dari Selatan. (3) Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Misalnya: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!” “Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya. “Besok pagi,” kata dia, “mereka akan berangkat.”. (4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: Islam. Alquran. Kristen. Alkitab. Hindu. Weda. Allah Tuhan Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya. Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.. (5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. Misalnya: Sultan Hasanuddin Mahaputra Yamin.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. Haji Agus Salim Imam Hambali Nabi Ibrahim Raden Ajeng Kartini Doktor Mohammad Hatta Agung Permana, Sarjana Hukum Irwansyah, Magister Humaniora. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Misalnya: Selamat datang, Yang Mulia. Semoga berbahagia, Sultan. Terima kasih, Kiai. Selamat pagi, Dokter. Silakan duduk, Prof. Mohon izin, Jenderal.. (6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama ins- tansi, atau nama tempat..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. Misalnya: Wakil Presiden Adam Malik Perdana Menteri Nehru Profesor Supomo Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta) Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gubernur Papua Barat. (7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia suku Dani bahasa Bali. Catatan: Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: pengindonesiaan kata asing keinggris-inggrisan.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. kejawa-jawaan. (8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. Misalnya: tahun Hijriah tarikh Masehi bulan Agustus bulan Maulid hari Jumat hari Galungan hari Lebaran hari Natal. (9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur na- ma peristiwa sejarah. Misalnya: Konferensi Asia Afrika Perang Dunia II Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. Catatan: Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerde- kaan bangsa Indonesia. Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.. (10). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.. Misalnya: Jakarta Asia Tenggara. Pulau Miangas Amerika Serikat. Bukit Barisan Jawa Barat. Dataran Tinggi Dieng. Danau Toba. Jalan Sulawesi. Gunung Semeru. Ngarai Sianok. Jazirah Arab. Selat Lombok. Lembah Baliem. Sungai Musi. Pegunungan Himalaya. Teluk Benggala. Tanjung Harapan. Terusan Suez. Kecamatan Cicadas. Gang Kelinci.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. Catatan: Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: berlayar ke teluk. mandi di sungai. menyeberangi selat. berenang di danau. Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: jeruk bali (Citrus maxima) kacang bogor (Voandzeia subterranea) nangka belanda (Anona muricata) petai cina (Leucaena glauca). Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan. atau. disejajarkan. dengan. nama. jenis. lain. dalam. kelompoknya. Misalnya: Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda. Contoh berikut bukan nama jenis. Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura. Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang. Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan tarian Sulawesi Selatan.. (11). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk. semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Misalnya: Republik Indonesia Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya Perserikatan Bangsa-Bangsa.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. (12). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk. unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra. Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan. Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.. (13). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama. gelar, pangkat, atau sapaan. Misalnya: S.H.. sarjana hukum. S.K.M.. sarjana kesehatan masyarakat. S.S.. sarjana sastra. M.A.. master of arts. M.Hum.. magister humaniora. M.Si.. magister sains. K.H.. kiai haji.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. (14). Hj.. hajah. Mgr.. monseigneur. Pdt.. pendeta. Dg.. daeng. Dt.. datuk. R.A.. raden ayu. St.. sutan. Tb.. tubagus. Dr.. doktor. Prof.. professor. Tn.. tuan. Ny.. nyonya. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan. kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Misalnya: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan. Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?” “Silakan duduk, Dik!” kata orang itu. Surat Saudara telah kami terima dengan baik. “Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. “Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.” Catatan: Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan pe- nyapaan atau pengacuan. Misalnya: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.. Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: Sudahkah Anda tahu? Siapa nama Anda? 2.2.5. Pemakaian Tanda Baca Terdapat 15 tanda baca yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yaitu : tanda titik (.), koma (,), titik koma (;), titik dua (:), tanda hubung (-), tanda pisah (. ), tanda Tanya (?),. tanda seru (!),elipsis(…), tanda petik (“….”), petik tunggal (‘...’), kurung ((…)), kurung siku ([…]), garis miring (/), dan penyingkat/apostof (‘).

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. 2.2.5.1 Tanda Titik (.) (1) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Misalnya: Mereka duduk di sana. Dia akan datang pada pertemuan itu. (2) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Misalnya: a. I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia A. Bahasa Indonesia 1. Kedudukan 2. Fungsi B. Bahasa Daerah 1. Kedudukan 2. Fungsi C. Bahasa Asing 1. Kedudukan 2. Fungsi b. 1. Patokan Umum 1.1 Isi Karangan 1.2 Ilustrasi.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. 1.2.1 Gambar Tangan 1.2.2 Tabel 1.2.3 Grafik 2. Patokan Khusus Catatan: Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam suatu perincian. Misalnya: Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai 1) bahasa nasional yang berfungsi, antara lain, a) lambang kebanggaan nasional, b) identitas nasional, dan c) alat pemersatu bangsa; 2) bahasa negara ….. Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih dari satu angka (seperti pada 2b). Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar. Misalnya: Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia Bagan 2 Struktur Organisasi Bagan 2.1 Bagian Umum Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa Indonesia Grafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia Gambar 1 Gedung Cakrawala Gambar 1.1 Ruang Rapat (3) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu. Misalnya: pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik) 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik) 00.20.30 jam (20 menit, 30 detik) 00.00.30 jam (30 detik). (4) Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit. Misalnya: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.. (5) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah. Misalnya: Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau. Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang. Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00. Catatan: Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bi- langan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.. Misalnya: Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung. Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa halaman 1305. Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang me- rupakan kepala karangan, ilustrasi, atau tabel. Misalnya:.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945) Gambar 3 Alat Ucap Manusia Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat serta (b) tanggal surat. Misalnya: Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya No. 73 Menteng Jakarta 10330. Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun Jakarta Timur. Indrawati, M.Hum. Jalan Cempaka II No. 9.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. Jakarta Timur. 21 April 2013 Jakarta, 15 Mei 2013 (tanpa kop surat). 2.2.5.2 Tanda Koma (,) (1) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Misalnya: Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi. Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan. Satu, dua, ... tiga!. (2) Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara). Misalnya: Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup. Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya. Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.. (3) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. Misalnya: Kalau diundang, saya akan datang. Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman. Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku. Catatan: Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat. Misalnya: Saya akan datang kalau diundang. Dia mempunyai banyak teman karena baik hati. Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.. (4) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian. Misalnya: Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri. Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.. (5) Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak. Misalnya: O, begitu? Wah, bukan main! Hati-hati, ya, jalannya licin! Nak, kapan selesai kuliahmu? Siapa namamu, Dik? Dia baik sekali, Bu.. (6) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya: Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.” “Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena manusia adalah makhluk sosial.”. Catatan:.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya. Misalnya: “Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah. “Masuk ke dalam kelas sekarang!” perintahnya. “Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.. (7) Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Misalnya: Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130 Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Surabaya, 10 Mei 1960 Tokyo, Jepang. (8) Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya:.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung. Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa. Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mutiara Beta.. (9) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir. Misalnya: Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25. Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12. W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.. (10). Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar. akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya: B. Ratulangi, S.E..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Ny. Khadijah, M.A. Bambang Irawan, M.Hum. Siti Aminah, S.H., M.H. Catatan: Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).. (11). Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan. sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya: 12,5 m 27,3 kg Rp500,50 Rp750,00. (12). Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau. keterangan aposisi. Misalnya: Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum diolah. Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan paduan suara..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendiri Gerakan Nonblok. Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama tujuh hari.. Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaian- nya tidak diapit tanda koma! Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di perguruan tinggi itu tanpa melalui tes. (13). Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada. awal kalimat untuk menghindari salah baca/ salah pengertian. Misalnya: Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. Bandingkan dengan: Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah. Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. 2.2.5.3 Tanda Petik (“…”) (1) Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Misalnya: “Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya. “Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya. “Besok akan dibahas dalam rapat.” Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Repub- lik Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.”. (2) Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Misalnya: Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu. Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”! Film “Ainun dan Habibie” merupakan kisah nyata yang diangkat dari sebuah novel. Saya sedang membaca “Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia” dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani. Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif” me- narik perhatian peserta seminar..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. Perhatikan “Pemakaian Tanda Baca” dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.. (3) Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Misalnya: “Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi. Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!. 2.2.5.4 Tanda Petik Tunggal (‘…’). (1) Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain. Misalnya: Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?” “Kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang!’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan. “Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkumandang di arena olimpiade itu,” kata Ketua KONI.. (2) Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Misalnya: tergugat ‘yang digugat’ retina ‘dinding mata sebelah dalam’ noken ‘tas khas Papua’ tadulako ‘panglima’ marsiadap ari ‘saling bantu’ tuah sakato ‘sepakat demi manfaat bersama’ policy ‘kebijakan’ wisdom ‘kebijaksanaan’ money politics ‘politik uang’.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif. Menurut Arikunto (2013: 3), yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Data dalam penelitian deskriptif ini berupa kata-kata , gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian deskriptif akan berisi kutipan kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.. 3.2 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah 22 siswa kelas XI MIA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu, Yogyakarta, angkatan 2018. Dari keseluruhan 32 siswa kelas XI MIA 22 siswa tersebut adalah siswa yang hadir pada saat itu.. 3.3 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah teks cerita pendek karangan siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu, Yogyakarta, tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 22 siswa yang hadir pada saat itu dari jumlah keseluruhan 32 siswa . Dari 22 teks cerita.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. pendek itu ada 127 kesalahan. Data yang berjumlah 22 dianalisis untuk mengetahui seberapa besar kesalahan ejaan penulisan huruf dan tanda baca di dalamnya.. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Peneliti melaksanakan penelitian di SMA Pangudi Luhur Sedayu di kelas XI MIA 2 pada tanggal 7 september 2018. Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Peneliti menjelaskan pengertian dan struktur cerpen pada siswa 2. Peneliti memberi tugas mengarang cerpen dengan menuliskan pada lembar kertas masing-masih 3. Siswa diberi waktu satu jam pelajaran untuk mengarang dan peneliti membimbing siswa yang masih kesulitan. 3.5 Instrument Penelitian Menurut Arikunto (2013: 262), instrument penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, yang menjadi instrument penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, dan penganalisis dalam penelitian ini..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. 3.6 Teknik Analisis Data Peneliti menganalisis data secara deskriptif caranya dengan membaca dan mencatat. Tahap-tahap analisis data yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut : 1. Membaca Karangan Siswa 2. Meneliti karangan siswa yang berjenis teks cerpen 3. Mengidentifikasi kesalahan penulisan huruf kapital dan tanda baca dengan melingkari dan memberi tanda pada kesalahan tersebut 4. Menghitung frekuensi kesalahan. Penghitungan dilakukan dengan cara menghitung jumlah kesalaah ejaan pemakaian tanda baca dan pemakaian huruf..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi uraian tentang deskripsi data, hasil analisis data, dan pembahasan. Deskripsi data akan menggambarkan bentuk data yang akan diteliti. Pada bagian analisis data, diungkapkan data disertai contoh analisis data. Pada bagian pembahasan peneliti menguraikan tentang pembahasan hasil analisis data yang diperoleh dan dihubungkan dengan kerangka teori penelitian untuk memperoleh pemahaman.. 4.1 Deskripsi Data Berdasarkan langkah-langkah penelitian pada Bab III, peneliti menyajikan data kesalahan ejaan dalam teks cerita pendek karya siswa kelas XI MIA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu. Acuan kesalahan ejaan berdasarkan pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (PUEBI). Penelitian kesalahan dibatasi dalam 2 jenis yaitu : (1) kesalahan penulisan huruf kapital dan (2) kesalahan penulisan tanda baca. Jumlah keseluruhan siswa adalah 32 siswa, yang mengikuti pelajaran bahasa Indonesia saat penelitian hanya berjumlah 22 orang karena 10 orang lainnya sedang mengikuti persiapan kegiatan tari yang diadakan di sekolah. Sehingga teks cerpen terkumpul hanya sebanyak 22 lembar . data diambil dari 22 teks cerpen. Data yang terkumpul berupa data kesalahan ejaan penulisan huruf kapital dan pemakaian tanda.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. baca yang terdapat dalam 22 lembar teks cerita pendek siswa. Dari 22 teks cerpen tersebut peneliti menemukan 122 kesalahan ejaan. Diantaranya 95 kesalahan ejaan penulisan huruf kapital dan 27 kesalahan pemakaian tanda baca.. Berikut adalah tabel kesalahan ejaan pada masing-masing teks cerita pendek. Kode Cerpen (C) C1. Jumlah Kesalahan. Bentuk Kesalahan Pemakaian Huruf Kapital. Bentuk Kesalahan Penulisan Tanda Baca. 10. 9. 1. C2. 3. 3. 0. C3. 5. 5. 0. C4. 8. 8. 0. C5. 17. 16. 1. C6. 3. 1. 2. C7. 2. 0. 2. C8. 4. 2. 2. C9. 3. 2. 1. C10. 5. 4. 1. C11. 9. 1. 8. C12. 0. 0. 0. C13. 6. 6. 2. C14. 13. 11. 2. C15. 1. 1. 0. C16. 15. 13. 2. C17. 2. 2. 0.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. C18. 8. 5. 3. C19. 5. 3. 2. C20. 4. 4. 0. C21. 2. 2. 0. C22. 2. 1. 1. JUMLAH. 127. 100. 27. 4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan Secara garis besar analisis dibatasi atau difokuskan pada kesalahan ejaan dalam pemakaian huruf kapital dan penulisan tanda baca. Hal itu dimaksudkan agar penelitian lebih terfokus pada pokok permasalahan dan tujuan penelitian. Berikut akan diuraian hasil analisis dari teks cerpen karangan siswa kelas XI MIA 2 di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Yogyakarta. 4.2.1. Kesalahan Pemakaian Huruf Kapital. 4.2.1.1 Kesalahan huruf kapital sebagai awal kalimat Contoh : (1) Dan tercetuslah ide dari Yaya untuk tidak kembali ke kelas atau membolos. (C8 (k2)) (2) mereka mencari sekitar 30 menitan lalu menemukan Penjual es dawet. (C5 (k4)) Kalimat di atas mengandung unsur kesalahan ejaan pemakaian huruf kapital pada pemakaian huruf kapital di awal kalimat. Pada kalimat (1) kata ‘Dan’ seharusnya tidak menggunakan huruf kapital dan tidak berada di awal.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. kalimat.. kalimat (2) huruf M pada kata ‘mereka’ seharusnya menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Contoh pembenaran sebagai berikut. (1) Dan tercetuslah ide dari Yaya untuk tidak kembali ke kelas atau membolos. (C8 (k2)) (2) Mereka mencari sekitar 30 menitan lalu menemukan Penjual es dawet. (C5 (k4)). 4.2.1.2. Kesalahan penulisan huruf kapital sebagai unsur nama orang. Contoh : (1) Perjalanan pulang lina memakan waktu yang cukup lama. (C4 (k6)) (2) “Ya..itu merupakan ritual dari temanku namanya candra”. (C3 (k3)) Kalimat diatas mengandung unsur kesalahan ejaan penulisan nama orang. Pada kalimat (1) huruf L dari kata ‘lina’ Seharusnya menggunakan huruf kapital. Pada kalimat (2) huruf C pada kata ‘candra” seharusnya menggunakan huruf kapital karena merupakan nama orang..

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. Contoh pembenarannya sebagai berikut. (1) Perjalanan pulang Lina memakan waktu yang cukup lama. (C4 (k6)) (2) “Ya..itu merupakan ritual dari temanku namanya Candra”. (C3 (k3)). 4.2.1.3 Kesalahan penulisan huruf kapital pada awal kalimat dalam petikan langsung. Contoh : (1) “dek kalian habis darimana?” (C5 (k8) Kalimat tersebut mengandung kesalahan ejaan dalam unsur pemakaian huruf kapital pada awal petikan langsung. Kalimat (1) huruf ‘d’ pada kata ‘dek’ seharusnya menggunakan huruf kapital karena merupakan kata pertama dalam petikan langsung. Contoh pembenarannya sebagai berikut. (1) “Dek kalian habis darimana?” (C5 (k8). 4.2.1.4 Kesalahan pemakaian ejaan dalam penulisan nama Negara, bangsa dan bahasa. Contoh : (1) Kami mondar-mandir sampai jam pelajaran Bahasa Jerman selesai. (C6 (k3)).

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47. (2) Semalam Alia menonton drama korea hingga tengah malam. (C10 (k2)). Pada kalimat di atas mengandung unsur kesalahan penulisan nama bahasa. Seharusnya huruf ‘b’ pada kata ‘bahasa’ tidak perlu menggunakan huruf kapital. Kalimat (2) huruf k pada kata ‘korea’ seharusnya menggunakan huruf kapital. Pembetulan kalimat di atas sebagai berikut. (1) Kami mondar-mandir sampai jam pelajaran bahasa Jerman selesai. (C6 (k3)) (2) Semalam Alia menonton drama Korea hingga tengah malam. (C10 (k2)). 4.2.1.5 Kesalaahan pemakaian ejaan pemakaian nama bulan, tahun , hari dan hari besar atau hari raya. Contoh : (1) Hari itu adalah Hari Senin, setelah istirahat pertama Yaya, Via, Ati, Ela, dan Elin melakukan rutinitasnya seperti biasa. (C8 k1). Kalimat di atas menggandung kesalahan unsur ejaan dalam pemakaian huruf kapital. Pada kalimat (1) huruf H pada kata ‘Hari’ seharusnya tidak memakai huruf kapital..

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48. Pembetulah kalimat di atas sebagai berikut. (1) Hari itu adalah hari Senin, setelah istirahat pertama Yaya, Via, Ati, Ela, dan Elin melakukan rutinitasnya seperti biasa. (C8 k1). 4.2.1.6 Kesalahan penulisan ejaan dalam pemakaian huruf kapital sebagai huruf pertama dalam geografi. Contoh : (1) lina adalah seorang Perantau asal sumatra yang tinggal di Yogya untuk mengajar Matematika di sebuah sekolah swasta. (C14, k1/k2/k3/k4). Pada kalimat di atas terdapat kesalahan penulisan ejaan dalam pemakaian huruf kapital. Pada kalimat (1) terdapat empat kesalahan pemakaian huruf kapital, kesalahan dalam pemakaian nama geografi terdapat pada kata ‘sumatra’, seharusnya huruf s pada kata ‘sumatra’ memakai huruf kapital. Pembetulan kalimat di atas sebgai berikut. (1) Lina adalah seorang perantau asal Sumatra yang tinggal di Yogya untuk mengajar matematika di sebuah sekolah swasta. (C14, k1/k2/k3/k4). 4.2.1.7 Kesalahan ejaan dalam pemakaian huruf kapital pada kata pertama dalam judul buku..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49. Contoh : (1) “Cinta yang tak terlihat namun terasa” (2) “Teror es dawet”. Kalimat di atas terdapat kesalahan pemakaian huruf kapital. Pada kalimat (1) kata ‘tak’ , kata ‘terlihat’ dan kata’terasa’ seharusnya menggunakan huruf kapital. Pada kalimat (2) kata ‘es’ dan kata ‘dawet’ seharusnya memakai huruf kapital. Pembenaran dari kalimat di atas sebagai berikut. (1) “Cinta yang tak terlihat namun terasa” (2) “Teror es dawet”. 4.2.1.8 Kesalahan penulisan ejaan dalam pamakaian huruf sebagai kata atau ungkapan lain yang di pakai dalam penyapaan atau pengacauan. Contoh : (1) …akhirnya Bapak kepala sekolah memaklumi dan memberi mereka solusi.(C8 k4) (2) “kak tadi saya melihat kuntilanak lagi duduk di jembatan”. (C4 (k8)). Kalimat di atas terdapat kesalahan ejaan dalam pemakaian huruf kapital kata sapaan. Pada kalimat (1) huruf B pada kata ‘Bapak’ seharusnya tidak memakai huruf kapital karena dalam kalimat tersebut kata ‘Bapak’ tidak.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50. sebagai sapaan langsung. Kalimat (2) huruf k pada kata ‘kak’ seharusnya menggunakan huruf kapital. Pembenaran dari kalimat di atas sebagai berikut. (1) …akhirnya bapak kepala sekolah memaklumi dan memberi mereka solusi.(C8 k4) (2) “Kak tadi saya melihat kuntilanak lagi duduk di jembatan”. (C4 (k8)). 4.2.2. Kesalahan Ejaan Penulisan Tanda Baca. 4.2.2.1 Kesalahan penulisan tanda titik Contoh : (1) Sampai-sampai. ayahnya. bingung. cara. mengatur. keuangan. keluarganya(.) (C19 (k4)) (2) Karena aku tahu aku tidak akan bias bersamanya, aku sadar diri aku tidak sempurna(.) (C16 (k6)) (3) “Hari ini pelajaran apa sih?” tanya Rano(.) (C6 (k4)). Kalimat di atas terdapat kesalahan ejaan dalam penulisan tanda baca titik pada akhir kalimat. kalimat (1), (2) dan (3) seharusnya memakai titik pada akhir kalimat. Pembenaran dari kalimat di atas sebagai berikut. (1) Sampai-sampai ayahnya bingung cara mengatur keuangan keluarganya. (C19 (k4)).

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51. (2) Karena aku tahu aku tidak akan bias bersamanya, aku sadar diri aku tidak sempurna. (C16 (k6)) (3) “Hari ini pelajaran apa sih?” tanya Rano. (C6 (k4)). 4.2.2.2 Kesalahan penulisan tanda koma. Contoh : (1) “Habis ini pelajaran apa sih?,” Tanya rano (C6, k3/k4) (2) “Halo”, ucap Mama Sandra. “Iya Ma”, jawab Sandra. (3) “Terimakasih Mama” jawab Sandra. Kalimat di atas terdapat kesalahan ejaan dalam penulisan tanda koma. Pada kalimat (1) seharusnya setelah tanda tanya tidak memakai tanda koma dalam petikan langsung. Kalimat (2) seharusnya tanda koma diberikan sebelum tanda petik tutup dalam petikan langsung. Pada kalimat (3) seharusnya tanda koma diberikan sebelum tanda kutip tutup dalam petikan langsung. Pembetulan kalimat di atas sebagai berikut. (1) “Habis ini pelajaran apa sih?” Tanya rano (C6, k3/k4) (2) “Halo,” ucap mama Sandra. “Iya Ma,” jawab Sandra. (3) “Terimakasih Mama,” jawab Sandra..

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52. 4.2.2.3 Kesalahan penulisan tanda petik. Contoh : (1) Hari senin yang menyebalkan belum lagi ditambah pelajaran yang membosankan “matematika”. (C6, k1) (2) “kring…kring…kringg”. terdengar. suara. alarm. Sebastian. yang. menunjukan pukul 19.00. (C11, k2) (3) “Hmm bisa jadi, mendingan kita bolos aja sebagai wujud unjuk rasa terhadap metode pembelajaran Pak Eko. (C22 (2)) (4) Eh…eh…eh… (C3 (k3)). Pada kalimat di atas terdapat kesalahan ejaan dalam penulisan tanda baca yakni tanda petik. Kalimat (1) seharusnya kata “matematika” tidak memakai tanda petik karena bukan merupakan judul ataupun sub bab buku melainkan hanya nama mata pelajaran. Kalimat (2) seharusnya tanda petik tidak digunakan dalam kalimat yang menyatakan bunyi. Kalimat (3) seharusnya menggunakan tanda petik tutup di akhir kalimat ungkapan langsung. Kalimat (4) seharusnya menggunakan tanda petik sebagai percakapan langsung.. Pembenaran dari kalimat di atas sebagai berikut. (1) Hari senin yang menyebalkan belum lagi ditambah pelajaran yang membosankan ‘matematika’. (C6, k1).

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53. (2) ‘kring…kring…kringg’. terdengar. suara. alarm. Sebastian. yang. menunjukan pukul 19.00. (C11, k2) (3) “Hmm bisa jadi, mendingan kita bolos aja sebagai wujud unjuk rasa terhadap metode pembelajaran Pak Eko”. (C22 (2)) (4) “Eh…eh…eh…” (C3 (k3)). 4.2.2.4 Kesalahan tanda baca petik tunggal. Contoh : (1) Rio…rio…rio.. terdengar suara dari luar memanggil. (C3 (k1)) (2) …sreeeek… suara stang sepeda bergesekan dengan tembok. (C3 (k4)). Kalimat di atas terdapat kesalahan penulisan tanda baca pada tanda baca petik tunggal. Pada kalimat (1) kata rio..rio..rio.. seharusnya menggunakan tanda baca petik tunggal karena merupakan kutipan suara. Kalimat (2) kata sreeek.. seharusnya menggunakan petik tunggal karena berupa kutipan suara. Pembenaran kalimat di atas sebagai berikut. (1) Rio…rio…rio.. terdengar suara dari luar memanggil. (C3 (k1)) (2) …sreeeek… suara stang sepeda bergesekan dengan tembok. (C3 (k4)).

(66) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54. Data di atas merupakan hasil analisis yang berupa kesalahan penulisan ejaan yang dilakukan siswa kelas XI MIA 2 di SMA Pangudi Luhur Sedayu. Dari analisi diatas diketahui jika kesalahan pemakian huruf kapital yakni terdapat pada : (1) pemakaian tanda baca di awal kalimat, (2) kesalahan pemakaian huruf kapital pada unsur nama orang, (3) kesalahan pemakaian huruf kapital pada awal kalimat pada petikan langsung, (4) kesalahan pemakaian huruf kapital pada nama hari, (5) kesalahan pemakaian huruf pada sapaan, (6) kesalahan ejaan pada penulisan nama geografi, (7) Kesalahan pemakaian huruf kapital pada judul, (8) Kesalahan pemakaian huruf kapital pada kata atau kalimat sapaan langsung. Sementara itu, kesalahan penulisan tanda baca terdapat pada (1) kesalahan penulisan tanda petik, (2) kesalahan penulisan tanda koma, (3) kesalahan penulisan tanda petik, (4) kesalahan penulisan pada tanda petik tunggal. Data dari analisis di atas menunjukan bahwa penulisan ejaan masih menjadi masalah bagi siswa kelas XI MIA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu. Terlihat dari 22 siswa yang dianalisis teks cerpennya masih banyak kesalahan dalam penulisannya dan hanya satu siswa yang tidak didapati kesalahan ejaan baik tanda baca maupun huruf kapital. Banyaknya siswa kelas X MIA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu yang masih melakukan kesalahan dalam penulisan ejaan huruf kapital dan tanda baca ini kemungkinan disebabkan karena ketidak telitian siswa, mengingat bahwa guru bahasa Indonesia di kelas tersebut sudah sering melakukan penekanan penulisan ejaan yang benar sesuai kaidah yang berlaku pada setiap kegiatan menulis siswa. Kebosanan dalam kegiatan pembelajaran menulis atau mengarang bisa menjadi faktor ketidak.

(67) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55. telitian siswa, karena dengan hilangnya semangat maka siswa dapat kehilangan konsentrasi dalam menulis. Oleh karena itu guru bahasa Indonesia perlu memberikan pembelajaran menulis yang kreatif dan menarik sehingga dengan itu siswa akan lebih antusias dalam kegiatan belajar..

(68) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56. BAB V PENUTUP. Bab lima merupakan bab penutup dari laporan penelitian ini. Bab lima berisi uraian mengenai tiga hal, yaitu kesimpulan, implikasi, dan saran yang dapat digunakan sebagai tindak lanjut penelitian ini.. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan, dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam teks cerita pendek karya siswa kelas XI MIA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu masih banyak ditemukan kesalahan ejaan dan kesalahan tanda baca. Peneliti menemukan 127 kesalahan ejaan dari 22 karangan cerita pendek siswa. Kesalahan ejaan yang paling banyak yaitu kealahan penulisan huruf kapital yang mencapai 100 kesalahan. Dan kesalahan tanda baca 27 kesalahan. Kesalahan tanda baca meliputi (1) pemakaian tanda baca di awal kalimat, (2) kesalahan pemakaian huruf kapital pada unsur nama orang, (3) kesalahan pemakaian huruf kapital pada awal kalimat pada petikan langsung, (4) kesalahan pemakaian huruf kapital pada nama hari, (5) kesalahan pemakaian huruf pada sapaan, (6) kesalahan ejaan pada penulisan nama geografi, (7) Kesalahan pemakaian huruf kapital pada judul, (8) Kesalahan pemakaian huruf kapital pada kata atau kalimat sapaan langsung. Kesalahan diatas dikarenakan ketidak telitian siswa dalam kegiatan menulis cerpen..

(69) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57. Sementara itu, kesalahan penulisan tanda baca terdapat pada (1) kesalahan penulisan tanda petik, (2) kesalahan penulisan tanda koma, (3) kesalahan penulisan tanda petik, (4) kesalahan penulisan pada tanda petik tunggal.. 5.2 Implikasi Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kesalahan ejaan dalam penulisan huruf kapital dan penulisan tanda baca masih tinggi. Hal ini menunjukan bahwa siswa belum terlalu menguasai kaidah ejaan yang diterapkan dalam pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran dan latihan sangat perlu disertai penjelasan agar siswa betulbetul memahami kaidah penulisan ejaan yang berlaku. Guru perlu merancang kegiatan menulis yang menarik, karena kegiatan menulis adalah hal yang membosankan bagi siswa. Kebosanan ini jugalah yang mengakibatkan siswa menjadi kurang teliti dalam menulis cerpen.. 5.3 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti memberikan saran kepada guru bahasa Indonesia, sekolah dan orang tua murid. (1) Untuk Guru Bahasa Indonesia Guru perlu meningkatkan pembelajaran dan penjelasan lebih pada aspek ejaan kususnya dalam penulisan huruf kapital dan tanda baca. Karena kedua aspek tersebut yang paling mendominasi kesalahan siswa dalam ejaan.

(70) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58. bahasa Indonesia. Dalam setiap pembelajaran menulis atau mengkonstruksi teks siswa harus lebih ditekankan untuk memperhatikan ejaan. (2) Untuk Sekolah Sekolah perlu memberi progam lebih baik dalam ekstrakurikuler, les atau hal yang lainnya yang berhubungan dengan penanaman ilmu bahasa Indonesia dan bersifat wajib.. (3) Untuk Orang Tua Orang tua wajib berperan serta dalam membantu pemahaman anak terhadap ejaan dalam bahasa Indonesia baik dalam bentuk pembelajaran di rumah ataupun mengikutkan anak pada progam pembelajaran bahasa Indonesia di luar jam sekolah..

(71) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59. DAFTAR PUSTAKA. Adinda, Prisca Sekar. Kesalahan Ejaan Dalam Paragraph Deskripsi Siswa Kelas X Semester 1 SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik : Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta. KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] http://kbbi.web.id/ [Diakses Februari 2018].. Kemendikbud. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Empat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama ..

(72) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nurgiyanto, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.. Pateda, Mansur. 1989. Analisis Kesalahan. Ende : Arnoldus. Purnomo, Robertus Hary. Kesalahan Ejaan Pada Laporan Study Tour Siswa SMA Pangudi Luhur, Sedayu, Bantul, Yogyakarta, Angkatan 2007. Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2015. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.Bandung: Yrama Widya.. Setyawati, Nanik. 2013. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia : Teori dan Praktik. Surakarta : Yuma Pustaka.. Sumardjo, Jakob. 2007. Catatan kecil tentang menulis cerpen. Yogyakarta: Diandra Primamitra..

(73) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61. Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung : Angkasa.. Wibowo, Ira. 2016. Analisis Kesalahan Ejaan Dan Kalimat Dalam Teks Cerita Pendek Karya Siswa Kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.. Widjiyono, Hs. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.. Wijayanti, Sri Hapsari dkk. 2015. Bahasa Indonesia : Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada..

(74) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62. LAMPIRAN.

(75) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(76) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(77) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(78) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(79) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(80) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(81) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(82) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(83) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(84) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(85) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(86) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(87) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(88) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(89) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(90) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(91) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(92) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(93) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(94) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(95) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(96) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(97) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(98) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(99)

Gambar

Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia
Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia   Bagan 2 Struktur Organisasi
Gambar 3 Alat Ucap Manusia

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Diantaranya yaitu: (1) kesalahan pemakaian huruf kapital yang bukan di awal kalimat, (2) kesalahan pemakaian huruf miring yang terjadi dalam penulisan kata asing, judul buku

Hasil penelitian ini adalah pertama, kesalahan penggunaan huruf kapital sebanyak 115 data, dengan rincian: (1) awal kalimat sebanyak 20 data, (2) petikan langsung hanya satu

Kesalahan ejaan ini menurut urutan banyaknya, meliputi: pemakaian huruf kapital sebanyak 150, pemakaian tanda titik dua sebanyak 112, pemakaian huruf miring

Kedua, temuan jenis kesalahan ejaan yang terjadi pada karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Nogotirto yaitu; kesalahan pemakaian huruf kapital sebagai huruf pertama kata pada

Keempat jenis kesalahan tersebut adalah kesalahan pemakaian huruf sebanyak 76 (huruf kapital 71 dan huruf miring 5), kesalahan penulisan kata sebanyak 9, kesalahan penulisan

Huruf Kapital Tidak Dipakai sebagai Unsur Pertama Kata pada Awal Kalimat Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, huruf kapital dipakai

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan ejaan yang terdiri dari kesalahan pemakaian huruf, kesalahan penulisan kata, kesalahan pemakaian tanda baca,

Kesalahan berbahasa pada aspek penggunaan ejaan meliputi kesalahan penggunaan huruf kapital, miring, tebal, penulisan kata, penggunaan tanda baca, dan unsur serapan, seperti hasil