• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan penyesuaian diri siswa di SMA (studi deskriptif pada siswa kelas X dan XI SMA Stella Duce Bantul tahun ajaran 2017/2018 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kemampuan penyesuaian diri siswa di SMA (studi deskriptif pada siswa kelas X dan XI SMA Stella Duce Bantul tahun ajaran 2017/2018 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial)"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SMA (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas X dan XI SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2017/2018 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial). SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Program Studi Bimbingan dan Konseling. Disusun oleh : Yasinta Kusuma Ardi 141114064. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SMA (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas X dan XI SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2017/2018 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial). SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Program Studi Bimbingan dan Konseling. Disusun oleh : Yasinta Kusuma Ardi 141114064. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMA MOTO “Tiada Kekuatan yang Lebih Dasyat Selain Kekuatan Doa” -Yasinta Kusuma Ardi-. “Berpegang pada Diri Sendiri dan Mengandalkan Tuhan” -Velisia Dwi Puspita Ardi“Dalam Hidup hanya Ada 2 Pilihan, „Give Up‟ or “Get Up‟, Menyerah dan Membiarkan Hal Tersebut Menghancurkanmu atau Bangkit dan Menjadikannya Sebuah Pelajaran yang Membuatmu Bertumbuh” -Merry Riana-. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini saya persembahkan untuk. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu melindungi dan menjadi sumber kekuatan dalam hidupku. Kepada Orang Tuaku Tercinta Ignatius Edi Prayitno & Tresia Sugiarti. Pembimbing yang selalu sabar dan setia membantu selama proses penulisan hingga akhir. Kakak, adik, sahabat dan teman-teman ku tercinta yang telah membantu, menemani, menolong, memotivasi, dan memberi semangat selama proses penulisan ini hingga akhir. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SMA (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas X dan XI SMA Stela Duce Bantul Tahun Ajaran 2017/2018 dan ImplikasinyaTerhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial) Yasinta Kusuma Ardi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2018 Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan tingkat penyesuaian diri siswa kelas X dan XI di SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2017/2018 dan (2) mengidentifikasi item penguasaan kemampuan penyesuaian diri yang perolehan skornya rendah, sebagai dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi sosial yang sesuai untuk membantu meningkatkan kemampuan penyesuaian diri siswa kelas X dan XI SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI yang sedang bersekolah di SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2017/2018 yang berjumlah 69 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Kuesioner Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa yang dikonstruk dengan 4 aspek kemampuan penyesuaian diri, yaitu aspek emosional, aspek intelektual, aspek sosial dan aspek tanggung jawab. Kuesioner ini memuat 58 item dengan 4 alternatif jawaban yaitu: sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan formula Alpha Cronbach dengan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,907. Hasil penelitian ini menunjukkan ada 28 siswa (41%) memiliki kemampuan penyesuaian diri tergolong sangat baik, 38 siswa (55%) tergolong baik, dan terdapat 3 siswa (4%) yang tergolong sedang. Dari hasil perhitungan skor item, terdapat 30 item (52%) yang tegolong skornya sangat tinggi, 21 item (36%) yang tergolong skornya tinggi, 6 item (10%) yang tergolong skornya sedang, 1 item (2%) yang tergolong skornya rendah dan tidak terdapat (0%) yang tergolong sangat rendah. Maka, disusunlah topik-topik pendampingan berdasarakan butir-butir item kuesioner yang capaian skornya sedang dan rendah untuk kemampuan penyesuaian diri siswa kelas X dan XI di SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2017/2018. Topik-topik pendampingan siswa itu yaitu, “Ekspresikan Dirimu”, “Pemahaman Diri”, “Menaklukkan Kebiasaan Menunda-Nunda (Prokrastinasi)”, “Peduli Terhadap Sesama”, “Manajemen Waktu”, dan “Skala Prioritas”. Pendampingan dilakukan dengan metode bimbingan klasikal, sharing kelompok, dinamika kelompok, dan refleksi dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri siswa kelas X dan XI terutama siswa-siswa yang kemampuan penyesuaian dirinya sedang.. Kata Kunci : Kemampuan Penyesuaian Diri. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT ADAPTATION CAPABILITY IN SENIOR HIGH SCHOOL (Descriptive Study on Grade X and XI Students of Stella Duce Senior High School Bantul Academic Year 2017/2018 and Its Implication to Personal-Social Guidance Topics Proposal) Yasinta Kusuma Ardi Sanata Dharma University Yogyakarta 2018 The purposes of this study are (1) to describe adaptation on grade X and XI students of Stella Duce Senior High School Bantul Academic Year 2017/2018 and (2) to identify mastery item of adaptation capability that gets low score, as the basic to make up proper personal-social guidance topics to increase adaptation capability on grade X and XI students of Stella Duce Senior High School Bantul Academic Year 2017/2018. This study is a quantitative descriptive study. The subject of the study is 69 students; all students of grade X and XI Stella Duce Senior High School Academic Year 2017/2018. The instrument of the study is Questionnaire about Students Adaptation Capability which is created with 4 aspects of adaptation capability; emotional, social, and responsibility aspect. The questionnaire includes 58 items with 4 alternative answers; most appropriate, appropriate, inappropriate, and most inappropriate. The instrument reliability is calculated with Alpha Cronbach formula with reliability coefficient value 0,907. The result of this study shows that 28 students (41%) have excellent adaptation capability, 38 students (55%) are good, and 3 students (4%) are average in adaptation capability. From the result of item score calculation, there are 30 items (52%) which get very high score, 21 items (36%) belong high score, 6 items (10%) belong average score, 1 item (2%) belong low score and none of item belong very low score. So that, there are created guidance topics based on questionnaire item which get average and low score for adaptation capability on grade X and XI students of Stella Duce Senior High School Bantul Academic Year 2017/2018. Student guidance topics namely “Express yourself”, “Self Understanding”, “Conquer a postpone habit (Procrastination)”, “Care for Others”, “Time Management”, and “Priority Scale”. The guidance is done with classical guidance method, group sharing, working in group, and reflection which its purpose is to increase grade X and XI students‟ adaptation capability especially for students with average adaptation capability. Key Words : Adaptation Capability. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa peneliti mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih-Nya yang mengagumkan sehingga tugas akhir skripsi ini dapat diselesaikan. Karya ilmiah yang penulis telah selesaikan ini merupakan sebuah karya yang memberikan penulis pengalaman baru dan berharga dimana peneliti telah mengalami berbagai macam proses di dalamnya baik pengalaman suka dan duka. Pengalaman tersebut membuat penulis menjadi semakin banyak berusaha dan berdoa serta tetap bersyukur dalam setiap perjalanan hidup. Peneliti menyadari bahwa karya ilmiah ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi peneliti. Oleh karena itu, secara khusus peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan waktu, motivasi, dan sabar mendampingi peneliti sehingga banyak pelajaran hidup yang peneliti dapat selama proses penulisan skripsi. 4. Bapak dan ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi peneliti.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Bapak Stefanus Priyatmoko yang dengan sabar membantu bidang administrasi selama peneliti menempuh studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. 6. Ibu Dewi Wahyuningsih, S.Pd., dan seluruh guru serta karyawan di SMA Stella Duce III Bantul yang telah menyediakan waktu dan tempat bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian 7. Siswa-siswi kelas X dan XI SMA Stella Duce III Bantul Tahun Ajaran 2017/2018 atas kerjasama dan kesediaannya untuk mengisi kuesioner penelitian ini. 8. Orang tuaku tercinta, Bapak Ignatius Edi Prayitno dan Ibu Tresia Sugiarti yang senantiasa memberi nasihat, semangat, mendoakan dan sangat peduli dengan pendidikan sampai saat ini. 9. Masku, Andreas Sigit Wicaksono dan adik-adik tercintaku, Velisia Dwi Puspita Ardi, Skolastika Skarningrum Tri Ardi, dan Gregorius Susilo Wali Pujonggo Ardi dan semua keluarga besarku yang telah memberi semangat, motivasi, dukungan dan doa serta cinta yang diberikan selama ini. 10. Sahabat-sahabatku Nicolaus Daru Purbandono (Tangerang), Margaretha Mega Hendarsi (Riau), Pandu Wicaksono (Yogyakarta), Mega Yuniar (Cirebon), Rahmi Suciana (Baturaja), Estorina Br Bangun (Medan), Rachmadi Bambang (Bangka), Titian Moy Lay (NTT), Fuad Insani Anif (Yogyakarta), Fajar Dwi Prasetyo (Kulon Progo), yang sudah peneliti anggap sebagai keluarga yang selalu menemani, membantu, menyemangati. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................iii HALAMAN MOTTO ........................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................vii ABSTRAK ..........................................................................................................viii ABSTRACT ..........................................................................................................ix KATA PENGANTAR ........................................................................................x DAFTAR ISI .......................................................................................................xiii DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM .................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 6 C. Pembahasan Masalah................................................................................ 6 D. Rumusan Masalah .................................................................................... 7 E. Tujuan Masalah ........................................................................................ 7 F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7 G. Defenisi Istilah ......................................................................................... 8 BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Penyesuaian Diri ......................................................................... 9 1. Pengertian Penyesuaian Diri ............................................................... 9 2. Karakteristik Penyesuaian Diri ........................................................... 10 3. Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri .................................... 16 xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri .......................................................... 20 B. Hakikat Remaja ........................................................................................ 24 1. Pengertian Remaja .............................................................................. 24 2. Tugas Perkembangan .......................................................................... 25 C. Penyesuaian Diri Siswa di SMA .............................................................. 26 D. Bimbingan Pribadi Sosial ......................................................................... 27 1. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial ................................................. 27 2. Unsur-unsur Bimbingan Pribadi-Sosial di SMA................................. 28 3. Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial ....................................................... 28 4. Fungsi Bimbingan Pribadi Sosial ........................................................ 30 E. Kajian Penelitian yang Relavan ................................................................ 31 BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 35 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 35 C. Subyek Penelitian ..................................................................................... 35 D. Defenisi Variabel Penelitan ...................................................................... 36 E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................... 36 1. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 36 2. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 38 F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ......................................................... 41 1. Validitas .............................................................................................. 41 2. Reliabilitas .......................................................................................... 44 G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 45. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 50 1. Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa Kelas X dan XI SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2017/2018 ............................................................. 50 2. Hasil Skor Item Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa Kelas X dan XI SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2017/2018 ................................ 52 B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 55 1. Deskripsi Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa Kelas X dan XI SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2017/2018 ......................................... 55 2. Usulan Topik-topik Pendampingan yang Sesuai untuk Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa Kelas X dan XI SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2017/2018 ............................................................. 59 BAB V : PENUTUP A. Simpulan ................................................................................................. 62 B. Keterbatasan Peneliti .............................................................................. 63 C. Saran ....................................................................................................... 64 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 66. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM. Tabel 3.1 Jumlah Subjek Penelitian ............................................................. 36 Tabel 3.2 Nama Skoring Inventori Penyesuaian Diri ................................... 39 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Penyesuaian Diri ..................... 40 Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas.................................................... 43 Tabel 3.5 Reliabilitas Item ............................................................................ 44 Tabel 3.6 Kriteria Guiford............................................................................. 45 Tabel 3.7 Nama Kategirisasi ......................................................................... 46 Tabel 3.8 Norma Kategorisasi Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa Kelas X dan XI .................................................................................................. 48 Tabel 3.9 Norma Kategorisasi skor Item Kemampuan Penyesuaian Diri ... 49 Tabel 4.1 Kategorisasi Kemampuan penyesuaian Diri Kelas X dan XI ....... 50 Diagram 4.1 Kategorisasi Kemampuan penyesauaian Diri .......................... 52 Tabel 4.2 Kategorisasi Skor Item Kemampuan Penyesuaian Diri ................ 53 Tabel 4.3 Item-Item yang Tergolong dalam Kategori Rendah ..................... 54 Tabel 4.4 Usulan Topik-Topik Pendampingan ............................................. 61. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 : Surat Uzin Penelitian ............................................................... 69 Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian................................................................ 70 Lampiran 3 : Hasil Komputasi Uji Validitas Item-Total Instrumen Penelitian .................................................................................. 76 Lampiran 4 : Tabulasi Data Penelitian .......................................................... 82. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional variabel peneliti. A. Latar Belakang Masalah Manusia secara umum merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai makhluk sosial, individu di dalam menjalin hubungan dengan individu lain perlu mempelajari nilai-nilai, aturan-aturan dan norma-norma sosial dimana individu itu berada (Gerungan,2004). Manusia menjalin hubungan dengan individu lain sebagai bentuk sosialisasi di dalam hidupnya agar tercapainya kehidupan yang sejahtera. Di dalam proses kehidupan manusia, terdapat perbedaan bersosialisasi baik antar individu maupun antar kelompok sosial. Perbedaan. tersebut. menuntut. individu. menyesuaikan. diri. dengan. lingkungannya. Individu sebagai makhluk sosial dituntut untuk memiliki kemampuan penyesuaian diri. Setiap manusia memiliki tugas perkembangan, mulai dari usia balita, anak-anak, remaja sampai pada usia dewasa awal. Penyesuaian diri yang paling sulit ketika masa peralihan dari usia remaja menuju dewasa. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa perubahan-perubahan kognitif, perilaku, dan afektif setiap individu. Namun, pada masa ini setiap individu diberikan kesempatan untuk mampu mencoba hal-hal baru, menentukan sikap dan nilai-. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. nilai dalam dirinya. Dengan kata lain setiap individu menjadi mampu menemukan jati dirinya sendiri. Penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dengan lingkungannya (Kartini Kartono,2002:56). Penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya sehingga terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal. Misalnya,. seorang remaja. yang sudah. memiliki. kemampuan untuk. menyesuaikan dan bermain dengan teman sebayanya di lingkungan yang baru, akan tetapi remaja tersebut masih merasa malu dan canggung untuk bergaul dan berteman di lingkungan dan orang yang baru. Hal tersebut akan berdampak buruk dan tidak baik jika seorang mengalami kesulitan atau gagal dalam menyesuaikan. diri. dengan. lingkungannya. (Schneiders. dalam. Desmita,2009:1992). Contohnya, seorang yang sedang berproses dalam melaksanakan penyesuaian diri di sekolah mengalami kegagalan maka seorang tersebut akan merasakan frustrasi, depresi, iri hati dan masih banyak perasaan negatif lainnya. Kejadian ini tentu dapat merugikan dan perlu adanya antisipasi dan pemberian perhatian lebih agar kegagalan itu dapat teratasi dan tidak menimbulkan dampak yang buruk bagi individu dan lingkungannya. Proses penyesuaian diri setiap individu merupakan hal yang tidak mudah dilakukan. Hal ini disebabkan karena perpindahan diri dari satu tempat dan situasi ke tempat yang baru, yaitu menemukan orang-orang yang baru dan.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. lingkungan yang baru. Penyebab lainnya yaitu karena perubahan perilaku dari masa saat masih duduk di bangku SMP menuju jenjang berikutnya, yaitu SMA. Perubahan perilaku tersebut dapat ditemukan di SMA Stella Duce Bantul. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMA Stella Duce Bantul terdapat beberapa fenomena-fenomena, antara lain; dari aspek latar belakang atau asal sekolah mereka yang berbeda-beda. Hal itu diungkapkan oleh salah satu siswa, bahwa dia mengungkapkan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah karena kebiasaan dalam pertemanan dan pola pikir dari sekolah asal yang berbeda dengan pertemanan dan pola pikir yang terjadi di sekolah dia sebelumnya. Misalnya, terdapat siswa yang berasal dari sekolah yang berada di kota memiliki pola pikir dan kebiasaan yang berbeda dengannya yang berasal dari sekolah di desa. Fenomena-fenomena. tersebut. peneliti. dapatkan. ketika. peneliti. melaksanakan magang tiga di SMA Stella Duce Bantul. Pada saat itu peneliti melakukan wawancara terdapat salah satu siswi yang sedang bersekolah di SMA Stella Duce Bantul, siswi itu bernama Selly (nama disamarkan) yang berasal dari luar jawa. Selly menceritakan bahwa ia sedikit mengalami kesulitan berteman dan mengikuti proses pertemanan serta proses belajar di sekolahnya karena perbedaan bahasa yang digunakan di sekolah tersebut. Fenomena tersebut dapat ditemukan peneliti pada saat peneliti melakukan observasi terhadap siswa yang bersekolah di SMA Stella Duce Bantul. Pada saat observasi peneliti menemukan bahwa masih terdapat siswa yang berasal.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. dari luar pulau jawa hanya berteman dan berkumpul bersama mereka yang satu asal. Begitu pula dengan mereka yang berasal dari pulau jawa. Fenomena-fenomena lainnya antara lain; aspek bahasa yang berbedabeda. Hal itu juga diungkapkan oleh salah satu siswa yang berasal dari luar pulau jawa, yaitu dari Papua. Ia mengungkapkan bahwa ia mengalami kesulitan saat mengikuti kegiatan belajar di kelas karena kebiasaan yang digunakan adalah dengan menggunakan Bahasa Jawa. Hal itu juga terlihat ketika jam istirahat, ada terdapat siswa yang hanya bermain dan berkumpul dengan teman yang satu asal saja. SMA Stella Duce Bantul itu sendiri mempunyai berbagai macam budaya, diantaranya adalah; kebiasaan 3S (senyum, sapa, dan salam) di pagi hari dan saat pulang sekolah, pada hari kamis siswa dan guru berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa, pada hari tertentu seperti kamis pahing siswa dan guru menggunakan pakaian adat Jawa, sebelum memulai kegiatan belajar mengajar melakukan doa bersama dan setelah itu secara bersamaan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Jumlah siswa yang terdapat di SMA Stela Duce Bantul sebanyak 129 siswa yang terdiri dari kelas XI IPA sebanyak 18 siswa, kelas XI IPS sebanyak 19 siswa, kelas XII IPA sebanyak 22 siswa, kelas XII IPS sebanyak 31 siswa, kelas X.1 sebanyak 20 siswa dan kelas X.2 sebanyak 19 siswa. Mereka berasal dari berbagai daerah. Ada yang berasal dari Papua, Jawa, dan NTT dengan berbagai suku, seperti suku Jawa, Batak, Papua, dan banyak lagi. Oleh karena itu, setiap manusia diharapkan mampu dalam memainkan peran-peran sosial baru, mengembangan sikap-sikap sosial serta.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. nilai-nilai sosial baru sesuai dengan tugas-tugas baru yang akan dihadapi (Hurlock,1980). Terdapat beberapa kasus terhadap kurangnya kemampuan penyesuaian diri yang terjadi di institusi pendidikan, salah satunya adalah lingkungan sekolah. Peneliti menemukan fakta kurangnya kemampuan penyesuaian diri saat melakukan magang 3 di SMA Stella Duce Bantul. Salah satu faktanya adalah terdapat siswa yang berasal dari luar pulau Jawa hanya bermain dengan temannya yang berasal dari luar pulau Jawa saja dibandingkan harus berbaur dengan mereka yang berasal dari pulau Jawa. Hal itu terjadi karena perbedaan bahasa yang digunakan saat berkumpul bersama. Jadi, penyesuaian diri sangat penting karena penyesuaian diri tersebut merupakan usaha setiap individu dalam menciptakan kehidupan yang harmonis dengan sesama dan dapat terhindar dari stres serta depresi yang dapat berdampak dalam proses pergaulan di lingkungannya yang baru. Oleh karena itu, peneliti akan meneliti tentang penyesuaian diri siswa kelas X. dan XII di SMA Stella Duce Bantul di lingkungan sekolahnya.. Peneliti akan meneliti hasil angket yang telah disebar untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri siswa kelas X dan XII, mulai dari kelas X.1, X.2, XI IPS, dan XI IPA. Jika hasil terbukti signifikan atau sesuai, maka peneliti akan memberikan pendampingan seperti bimbingan klasikal atau kelas. Bimbingan klasikal atau kelas tersebut akan diberikan baik kepada siswa atau siswi yang capaian skornya tergolong rendah. Dengan demikian, setiap siswa yang memiliki kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekolahnya.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. dapat dibantu dan ditolong dalam meningkatkan penyesuaian dirinya. Hal tersebut dilakukan agar terhindar dari hal-hal negatif akibat dampak dari kegagalan siswa atau siswi tersebut di dalam lingkungan sekolahnya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan meneliti tentang “Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa Kelas X dan XI di SMA Stella Duce Bantul Tahun ajaran 2017/2018”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti dapat mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Siswa kelas X dan XI di SMA Stella Duce Bantul kurang mampu menyesuaikan diri karena berbeda pola pikir dan kebiasaan dengan teman satu sekolah. 2. Siswa kelas X dan XI di SMA Stella Duce Bantul masih terlihat berkelompok saat istirahat karena berbeda asal daerah dan bahasa. 3. Siswa kelas X dan XI di SMA Stella Duce Bantul yang berasal dari luar pulau Jawa terlihat berdiam diri saat proses belajar mengajar di kelas karena tidak mengerti dengan bahasa yang di gunakan. C. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini, fokus kajian diarahkan untuk menjawab masalahmasalah yang teridentifikasi khususnya masalah mengenai kurangnya kamampuan dalam menyesuaikan diri di SMA Stella Duce Bantul. Maka peneliti fokus pada “Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa kelas X dan XI di SMA Stella Duce Bantul”..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Seberapa baik penyesuaian diri siswa kelas X dan XI di SMA Stella Duce Bantul? 2. Usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial apa yang sesuai berdasarkan analisis butir-butir item yang capaian skornya rendah? E. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan tingkat penyesuaian diri siswa kelas X dan XI di SMA Stella Duce Bantul. 2. Usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial yang sesuai berdasarkan butir item yang capaian skornya rendah. F. Manfaat Penelitian Pada penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan untuk menambah wawasan dan kekayaan ilmu pengetahuan mengenai pemahaman tentang pentingnya kemampuan penyesuaian diri dan mengetahui topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang berhubungan dengan penyesuaian diri..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur yang dapat digunakan oleh para guru untuk melihat seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap penyesuaian diri mereka di lingkungan yang baru. Selain itu, para guru juga dapat menemukan langkah-langkah yang dapat diberikan kepada anak didik untuk lebih mengenal dan memahami pentingnya penyesuaian diri. b. Bagi Siswa-siswi Siswa-siswi dapat lebih tahu seberapa baik mereka mengenal dan memahami tentang pentingnya meningkatkan kemampuan penyesuaian diri di lingkungan yang baru. Diharapkan siswa-siswi lebih berani untuk bertanya kepada orang tua dan guru tentang seberapa penting menambah kemapuan dalam penyesuaian diri. G. Defenisi Istilah Adapun definisi istilah dalam penelitian ini yaitu: 1. Penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk berinteraksi di lingkungan dan budaya yang baru secara sehat dan efektif. 2. Siswa kelas X dan XI di SMA Stella Duce Bantul adalah siswa yang sedang menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas. 3. Bimbingan Pribadi-sosial adalah bimbingan yang menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini memaparkan tentang hakekat penyesuaian diri, hakikat remaja, penyesuaian diri siswa di SMA, hakekat bimbingan pribadi social, dan kajian penelitian yang relavan. A. Hakekat Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian Diri Penyesuaian diri atau dikenal juga dengan adjustment, merupakan suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan tingkah laku, yang merupakan usaha individu agar berhasil mengatasi kebutuhan, ketegangan, konflik, frustrasi yang dialami di dalam dirinya (Schneiders,1964). Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Semiun (2006) bahwa penyesuaian diri yang mengandung. suatu. tingkat. penguasaan,. merencanakan dan mengatur respon-respon. yaitu. kemampuan. untuk. pribadi sedemikian rupa. sehingga konflik-konflik, kesulitan-kesulitan, dan frustrasi- frustrasi akan hilang dengan munculnya tingkah laku yang efisien atau yang menguasai. Calhoun dan Acocella (1995) mengatakan bahwa penyesuaian dapat didefinisikan sebagai interaksi yang kontinu dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia individu. Menurut pandangan mereka, ketiga faktor ini secara konstan saling mempengaruhi dan bersifat timbal balik karena semua kegiatan yang berkaitan dengan diri sendiri, orang lain, dan dunia individu merupakan satu hal berkaitan. Hal ini dikarenakan kegiatan setiap individu tidak mungkin terlepas dari peran orang lain, interaksi keduanya akan menimbulkan suatu penyesuaian antara satu dengan yang 9.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. lain. Ditambah lagi dengan lingkungan tempat individu tersebut berinteraksi juga akan memberikan dampak penyesuaian diri bagi individu maupun orang lain. Menurut Baum (Desmita, 2009), tingkah laku penyesuaian diri diawali dengan stres, yaitu suatu keadaan dimana lingkungan mengancam atau membahayakan keberadaan, kesejahteraan atau kenyamanan diri. Setiap individu memberikan reaksi yang berbeda-beda dalam menghadapi situasi tertentu untuk memenuhi kebutuhannya, dengan adanya berbagai macam cara individu Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penyesuaian diri adalah suatu proses mental dan tingkah laku dimana individu berusaha untuk dapat mengatasi kebutuhan, ketegangan, konflik, dan frustrasi yang dialaminya, sehingga usaha individu tersebut bertujuan untuk memperoleh keselarasan dan keharmonisan antara tuntutan dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan. 2. Karakteristik Penyesuaian Diri Menurut Hartinah (2008), individu tidak selamanya berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan individu tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin di luar dirinya. Dalam hubungannya dengan rintangan-rintangan tersebut ada individu yang dapat melakukan penyesuaian diri yang positif, namun.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. ada pula individu yang melakukan penyesuaian diri yang salah atau negatif. Berikut ini merupakan karakteristik penyesuaian diri yang positif dan penyesuaian diri yang negatif. a. Penyesuaian Diri Secara Positif Individu yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: 1) Tidak menunjukan adanya ketegangan emosional 2) Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis 3) Tidak menunjukkan adanya frustrasi pribadi 4) Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri 5) Mampu dalam belajar 6) Menghargai pengalaman 7) Bersikap realistik dan objektif Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukannya dalam hal berbagai bentuk, antara lain: 1) Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung Individu secara langsung menghadapi masalahnya dengan segala akibat-akibatnya. Individu melakukan segala tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapinya. Misalnya, seorang siswa yang terlambat dalam menyerahkan tugas karena sakit, maka ia menghadapinya. secara. langsung,. ia. masalahnya kepada guru yang bersangkutan.. mengemukakan. segala.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 2) Penyesuaian diri dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan) Individu mencari berbagai bahan pengalaman untuk dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya. Misalnya, seorang siswa yang merasa kurang mampu mengerjakan tugas, ia akan mencari bahan dalam upaya menyelesaikan tugas tersebut, dengan membaca buku, konsultasi dengan guru, diskusi dengan teman dan sebagainya. 3) Penyesuaian dengan trial and eror atau mencoba-coba Individu melakukan suatu tindakan coba-coba, dalam arti kalau menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan. Taraf pemikiran kurang begitu berperan dibandikan dengan cara eksplorasi. 4) Penyesuaian dengan subsitusi (mencari pengganti) Jika individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, maka ia dapat memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti. Misalnya, siswa yang gagal nonton film di bisokop, maka ia akan mencari jalan lain yaitu dengan menonton film di televisi. 5) Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri Individu mencoba menggali kemampuan-kemampuan khusus dalam dirinya, dan kemudian dikembangkan sehingga dapat membantu. penyesuaian. diri.. Misalnya,. seorang. siswa. yang. mempunyai kesulitan dalam keuangan, berusaha mengembangkan kemampuannya dalam menulis (mengarang). Dari usaha mengarang dia dapat membantu mengatasi kesulitan dalam keuangan..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. 6) Penyesuaian dengan belajar Individu. akan. banyak. memperoleh. pengetahuan. dan. keterampilan yang dapat membantu menyesuaikan diri. Misalnya, seorang siswa akan mampu menyesuaikan diri, jika ia sering membaca dan mempelajari tentang lingkungan tempat tinggalnya. 7) Penyesuaian dengan inhibisi dan pengendalian diri Penyesuaian diri akan lebih berhasil jika disertai dengan kemampuan memilih tindakan yang tepat dan pengendalian diri secara tepat. Dalam situasi ini individu berusaha memilih tindakan mana yang harus dilakukan, dan tindakan mana yang tidak perlu dilakukan. Cara inilah yang disebut inhibisi. Di samping itu, individu harus mampu mengendalikan dirinya dalam melakukan tindakannya. 8) Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat Tindakan yang dilakukan oleh individu merupakan keputusan yang diambil berdasarkan perencanaan yang cermat. Keputusan diambil setelah dipertimbangkan dari berbagai segi, yaitu antara untung dan ruginya. b. Penyesuaian Diri yang Salah Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, dapat mengakibatkan individu melakukan penyesuaian yang salah. Penyesuaian diri yang salah ditandai dengan berbagai bentuk tingkah laku yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik, agresif dan.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. sebagainya. Menurut Hartinah (2008) ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian diri yang salah, antara lain: 1) Reaksi bertahan (Defence Reaction) Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan. Ia selalu berusaha untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini antara lain: a) Rasionalisasi, yaitu bertahan dengan mencari-cari alasan untuk membenarkan tindakannya. b) Represi, yaitu berusaha untuk menekan pengalamannya yang dirasakan kurang enak ke alam tidak sadar. Ia berusaha melupakan pengalamannya yang kurang menyenangkan. Misalnya, seorang siswa berusaha melupakan kegagalannya saat ujian tengah semester. c) Proyeksi, yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain untuk mencari alasan yang dapat diterima. Misalnya, seorang siswa yang tidak lulus mengatakan bahwa gurunya membenci dirinya. d) Sour Grapes (anggur asam), yaitu dengan memutarbalikkan kenyataan. Misalnya, siswa yang gagal mengetik, mengatakan bahwa mesin ketiknya rusak, padahal ia sendiri tidak bisa mengetik..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. 2) Reaksi Menyerang (Aggresive Reaction) Individu yang mempunyai penyesuaian diri yang. salah. menunjukkan tingkah laku yang bersifat menyerang untuk menutupi kegagalannya. Reaksi tersebut tampak dalam tingkah laku sebagai berikut: a) Selalu membenarkan diri, b) Mau berkuasa dalam setiap situasi, c) Mau memiliki segalanya, d) Bersikap senang mengganggu orang lain, e) Menggertak baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan, f) Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka g) Menunjukkan sikap menyerang dan merusak, h) Keras kepala dalam perbuatannya, i) Bersikap balas dendam, j) Marah secara sadis, dan lain sebagainya. 3) Reaksi melarikan diri (Escape Reaction) Individu yang mempunyai penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalannya, reaksinya tampak dalam tingkah laku sebagai berikut: berfantasi, yaitu memuaskan keinginan yang tidak tercapai dalam bentuk angan-angan (seoalah-olah sudah tercapai), banyak tidur, minum-minuman keras, dan regresi yaitu kembali pada tingkah laku yang semodel dengan.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. tingkat perkembangan yang lebih awal. Misalnya, orang dewasa yang bersikap dan berwatak seperti anak-anak lagi. 3. Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri Menurut Fatimah (2010), proses penyesuaian diri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menuntukan kepribadian itu sendiri, baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor itu dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Faktor Biologis Kondisi fisik, seperti struktur fisik atau tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangan secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan tubuh. Struktur jasmaniah merupakan kondisi yang primer bagi tingkah laku, dapat diperkirakan bahwa sistem syaraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Kondisi tubuh yang baik merupakan syarat tercapainya proses penyesuaian yang baik pula. b. Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi arti dalam penyesuaian diri terutama pengalaman, hasil belajar, kebutuhan-kebutuhan, aktualisasi diri, frustasi, depresi, dan sebagainya. 1) Faktor Pengalaman Pengalaman mempunyai arti dalam penyesuaian diri terutama pengalaman. yang menyenangkan atau pengalaman traumatik.. Pengalaman yang menyenangkan, seperti memperoleh hadiah dari suatu kegiatan cenderung akan menimbulkan penyesuaian diri yang.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. baik.. Sebaliknya,. pengalaman. traumatik. akan. menimbulkan. penyesuaian diri yang keliru atau salah suai. 2) Faktor Belajar Proses belajar merupakan suatu dasar yang fundamental dalam penyesuaian diri. Hal ini dikarenakan melalui belajar, pola-pola respon yang membentuk kepribadian akan berkembang. Sebagian besar respon dan ciri-ciri kepribadian lebih banyak diperoleh dari proses belajar dari pada diperoleh secara diwariskan. Proses belajar dalam penyesuaian diri merupakan suatu proses modifikasi tingkah laku sejak fase-fase awal dan berlangsung terus sepanjang hayat dan diperkuat dengan kematangan. 3) Determinasi diri Determinasi diri mempunyai fungsi penting dalam penyesuaian diri karena berperan dalam pengendalian arah dan pola penyesuaian diri. Keberhasilan atau kegagalan penyesuaian diri banyak ditentukan oleh kemampuan individu dalam mengarahkan dan mengendalikan dirinya meskipun sebetulnya situasi dan kondisi tidak menguntungkan bagi dirinya. 4) Faktor Konflik Pengaruh faktor konflik terhadap perilaku bergantung pada sifat konflik itu sendiri. Pada dasarnya konflik dapat memotivasii seseorang untuk meningkatkan kegiatan dan penyesuaian dirinya. Individu dapat mengatasi konflik dengan berbagai macam cara yaitu,.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. adanya. individu. yang. mengatasi. konfliknya. dengan. cara. meningkatkan ke arah pencapaian tujuan yang menguntungkan bersama secara sosial, tetapi ada pula yang konflik dengan cara melarikan diri sehingga menimbulkan gejala-gejala neurotis. c. Faktor perkembangan dan Kematangan Masa proses perkembangan, respon berkembang yang bersifat instingtif menjadi respon yang bersifat hasil belajar dan pengalaman. Bertambahnya usia, perubahan dan perkembangan respon, tidak hanya diperoleh melalui proses belajar tetapi juga perbuatan individu telah matang untuk melakukan respon dan ini menentukan pola penyesuaian dirinya. Kondisi perkembangan dan kematangan mempengaruhi setiap aspek kepribadian individu, seperti emosi, sosial, moral, keagamaan dan intelektual. d. Faktor Lingkungan Berbagai lingkungan seperti keluarga, sekolah, masyarakat, kebudayaan, dan agama berpengaruh kuat terhadap penyesuaian diri seseorang. 1) Pengaruh lingkungan keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama sebagai media sosialisasi dan interaksi sosial bagi anak-anak. Hasil sosialisasi tersebut kemudian dikembangkan di lingkungan sekolah dan masyarakat umum..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. 2) Pengaruh hubungan dengan orang tua Beberapa pola hubungan dengan orang tua yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri adalah sebagai berikut: a) Menerima (acceptance) Sikap penerimaan dari orang tua akan menimbulkan suasana hangat, menyenangkan, dan rasa aman bagi anak. b) Menghukum dan disiplin yang berlebihan Disiplin yang terlalu berlebihan dapat menimbulkan suasana psikologis yang kurang menyenangkan bagi anak. c) Memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan Perlindungan dan pemanjaan secara berlebihan dapat menimbulkan perasaan tidak aman, cemburu, rendah diri, canggung, dan gejala-gejala salah suai lainnya. 3) Hubungan saudara Hubungan. saudara. yang. penuh. persahabatan,. saling. menghormati, penuh kasih sayang, berpengaruh terhadap penyesuaian diri yang lebih baik. 4) Lingkungan masyarakat Keadaan lingkungan masyarakat tempat individu berada menentukan proses dan pola-pola penyesuaian diri, contohnya pergaulan yang salah dan terlalu bebas di kalangan remaja dapat mempengaruhi pola-pola penyesuaian dirinya..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. 5) Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah berperan sebagai media sosialisasi, yaitu mempengaruhi kehidupan intelektual, sosial, dan moral anak. Pendidikan yang diterima anak di sekolah merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri mereka di lingkungan masyarakat. e. Faktor budaya dan agama Faktor kultur tempat dimana individu berada akan mempengaruhi cara anak menempatkan diri dan bergaul dengan masyarakat sekitarnya. Sedangkan agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi, dan ketegangan. Ajaran agma merupakan sumber nilai, norma, kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan dan kestabilan hidup. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor fisiologis, psikologis, perkembangan dan kematangan, lingkungan, budaya dan agama dapat mempengaruhi penyesuaian diri siswi di lingkungannya. 4. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri Penyesuaian diri yang baik berkaitan erat dengan kepribadian yang sehat. Oleh sebab itu, penyesuaian yang sehat lebih merujuk pada konsep “sehat”nya dalam kehidupan pribadi seseorang, baik dalam hubungannya dengan diri sendiri, dengan orang lain, maupun dengan lingkungannya. Proses penyesuaian diri seseorang dalam kehidupannya dapat dilihat dari empat aspek kepribadian, yaitu kematangan dalam pengelolaan emosi,.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. kematangan dalam proses pengembangan intelektual, kematangan dalam menjalin hubungan sosial dan kematangan dalam tanggung jawab (Desmita, 2009): a. Kematangan emosional terdiri dari: 1) Kemampuan suasana keh idupan emosional Kemantapan. suasana. kehidupan. emosional. mencakup;. pengelolaan emosi positif yang terdiri dari perasaan senang, bahagia, damai, nyaman, ikhlas, sabar, jujur, percaya, syukur dan lain-lain, maupun emosi negatif yang terdiri dari perasaan iri, takut, sakit hati, dendam, kecewa, sedih, malas, sombong, dan lain-lain dengan baik dalam menjalin hubungan pertemanan di lingkungan yang baru. 2) Kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain, mencakup; rasa percaya diri, berani tampil di depan umum, dan mampu menerima kelebihan serta kekurangan yang ada dalam diri. 3) Kemampuan untuk mengekspresikan emosi yang mencakup; mampu bersikap santai dalam belajar dan mengerjakan tugas tanpa adanya paksaan dari orang lain, senang dalam melakukan sesuatu yang berhubungan. dengan. belajar. (mengerjakan. tugas),. berani. mengungkapkan rasa kesal atau marah kepada orang lain. 4) Sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri yang mencakup; menerima diri apa adanya meskipun banyak kekurangan yang ada dalam diri seperti tidak percaya diri, malu, canggung dan lain-lain, mampu menghadapi dan menerima kegagalan.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. dengan sikap rasional seperti saat mengalami kegagalan akan selalu berusaha untuk bangkit atau terus belajar dengan tekun, dengan mampu mengatasi masalah yang terjadi baik tanpa menyebabkan stres. b. Kematangan intelektual mencakup aspek-aspek: 1) Kemampuan mencapai wawasan diri sendiri yang mencakup; kemampuan memahami dan mengenal diri sendiri seperti kecerdasan, serta minat dan bakat yang ada dalam diri. 2) Kemampuan menghargai orang lain dan keragamannya yang mencakup; mampu mengenal dan memahami sikap, sifat, budaya, bahasa dan watak orang lain yang berbeda-beda. 3) Kemampuan mengambil keputusan yang mencakup, memikirkan akibat dari apa yang akan dilakukan sebelum mengambil keputusan, mampu memecahkan masalah dan mencari alternatif saat menghadapi masalah. 4) Keterbukaan dalam mengenal lingkungan sekolah yang mencakup; menaati peraturan yang ada di sekolah dan mampu mengenal lingkungan dengan baik c. Kematangan sosial mencakup aspek-aspek: 1) Keterlibatan dalam partisipasi sosial dan bekerjasama dengan warga sekolah yang mencakup; kemampuan dalam mengikuti kegiatankegiatan sosial di sekolah seperti, menjalin relasi yang baik dengan teman, guru, dan karyawan yang ada di sekolah, terlibat dalam.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. kegiatan bakti sosial di sekolah, ekstrakulikuler, pensi, dan pramuka, serta berani tampil dan berbicara di depan umum baik di kelas maupun kelompok, terlibat dalam OSIS. 2) Kemampuan kepemimpinan mencakup; mampu berkerjasama dengan teman-teman dalam kelompok, menghargai pendapat teman lain dan berperan aktif dalam mengerjakan tugas-tugas kelompok. 3) Sikap toleransi mencakup; menghormati dan menghargai teman-teman yang berbeda agama. 4) Keakraban dalam pergaulan mencakup; menjalin hubungan dan persahabatan yang baik dengan teman-teman serta guru-guru yang ada di sekolah. d. Tanggung jawab mencakup aspek-aspek: 1) Keampuan dalam megembangakan potensi diri mencakup; mampu menjaga dan memelihara hidup dengan baik, dan melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang ada dalam diri (fisik). 2) Kemampuan dalam melakukan perencanaan dan melaksanakan secara fleksibel mencakup; membuat jadawal harian, dan melaksanakan tugas sebagai seorang pelajar yang baik, serta belajar dengan tekun. 3) Kemampuan dalam berempati, dan bersahabat dalam hubungan interpersonal mencakup; memahami perasaan orang lain, dan peduli keadaan orang lain. 4) Kemampuan dalam kesadaran akan etika dan hidup jujur mencakup; jujur, menghargai orang lain, dan jujur terhadap diri sendiri..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. 5) Kemampuan. bertindak. independen. atau. mandiri. mencakup;. berperilaku dan bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Keempat aspek di atas dan butiran-butirannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses penyesuaian diri seseorang ketika dia berada di lingkungan yang baru, salah satunya adalah lingkungan sekolah. B. Hakikat Remaja 1. Pengertian Remaja Remaja atau dikenal dengan istilah “adolescence”,. berasal dari. bahasa latin “adolescare”. Istilah tersebut memiliki arti menjadi tumbuh dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. remaja adalah masa perkembangan transisi dari anak-anak ke masa dewasa awal, dimulai kirakira usia 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun (Santrock, 2012). Remaja juga merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Hurlock, 1980). Masa remaja awal ditandai dengan masuknya anak pada masa pubertas. Masa pubertas adalah serangkaian dari periode perkembangan yang ditandai dengan kematangan fisik yang pesat, adanya perubahan hormonal dan tubuh seseorang (Santrock,2012)..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. 2. Tugas Perkembangan Menurut Havighurst (Sarwono,2010) tugas perkembangan remaja yaitu: a. Menerima kondisi fisiknya dan memanfaatkan tubuhnya secara efektif b. Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebayanya dan jenis kelamin manapun c. Menerima peran jenis kelamin masing-masing (laki-laki atau perempuan) d. Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya. e. Merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggung jawab f. Mencapai sistem nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah lakunya. Menurut Desmita (2009) mengatakan masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa. masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri. Terdapat beberapa tugas perkembangan yang penting pada usia remaja, antara lain: a. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya. b. Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. c. Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif. d. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa efektif e. Memilih dan mempersiapkan karir di masa depan sesuai dengan minat dan kemapuan yang dimilikinya..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. f. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara. g. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial. h. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku. i. Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religius. C. Penyesuaian Diri Siswa di SMA Schneiders (1964) menyatakan bahwa penyesuaian diri siswa di sekolah dapat diartikan sebagai kemampuan siswa bereaksi secara tepat dan nyata dalam melakukan relasi sosial dengan situasi yang baru dan mampu berinteraksi secara wajar dan sehat, serta dapat memberika kepuasan bagi dirinya dan lingkungannya. Sekolah merupakan miniatur sosial bagi siswa, maka sekolah memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk membentuk suatu lingkungan sosial yang konstruktif dan kondusif bagi siswa, sehingga sekolah mampu mengantisipasi penyimpangan sosial siswa. Di sekolah siswa tidak hanya mengalami perkembangan fisik dan intelektual saja, tetapi juga membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk bersosialisasi agar setiap siswa mencapai kematangan sosial dan memiliki kemampuan penyesuaian sosial yang memadai. Sedangkan Yusuf (2007 : 95) mengungkapkan bahwa sekolah sebagai salah satu lingkungan sosial tempat individu berinteraksi, setiap sekolah harus mampu menciptakan dan memberikan suasana psikologis yang dapat mencapai perkembangan sosial secara matang..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. Hurlock (1980) menyatakan bahwa proses penyesuaian diri yang dihadapi manusia secara umum merupakan penyesuaian diri yang sulit, para remaja juga mengalami proses penyesuaian yang merupakan suatu peralihan dari satu tahap perkembangan ketahap berikutnya. Pada periode ini merupakan periode yang penuh dengan keraguan akan peran yang dilakukan, namun pada periode ini juga remaja diberikan waktu untuk mencoba gaya baru yang berbeda, menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang sesuai dengan dirinya sendiri, dengan kata lain hal ini merupakan pencarian indentitas diri yang dilakukan oleh setiap remaja. Oleh karena itu, seorang remaja mampu untuk menyelaraskan antara tuntutan yang berasal dari diri dalam dirinya dengan tuntutan-tuntutan yang diharapkan oleh lingkungannya, seperti tuntutan berprilaku dan bersikap sesuai dengan budaya yang ada dilingkungan yang baru sehingga remaja tersebut mendapatkan kepuasan dan memiliki kepribadian yang sehat. Misalnya saja, agar seorang remaja diterima dilingkungannya yang baru, remaja tersebut harus bisa mengikuti tren atau kebiasaan yang berlaku dilingkungan tersebut. D. Bimbingan Pribadi Sosial 1. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial Menurut Winkel & Sri Hastuti (2004: 118) bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri. Adapun yang tergolong masalah pribadi-sosial adalah hubungan dengan sesama teman, guru, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat tinggal, serta penyelesaian konflik. Masalah lain yang tergolong masalah pribadi-sosial antara lain; mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan lain-lain. 2. Unsur-unsur Bimbingan Pribadi-Sosial di SMA Bimbingan pribadi-sosial yang di berikan di jenjang pedidikan menengah atas sebagian disalurkan melalui bimbingan kelompok atau klasikal dan sebagian lagi melalui bimbingan individual, serta mengandung unsur-unsur sebagai berikut (Winkel & Sri Hastuti, 2004: 118): a. Informasi tentang fase atau tahap perkembangan yang sedang dilalui oleh siswa remaja, antara lain tentang konflik batin yang dapat timbul dan tentang cara bergaul dengan baik. b. Penyadaran akan keadaan masyarakat dewasa ini, yang semakin berkembang ke arah masyarakat modern, antara lain ciri-ciri kehidupan modern, dan makna ilmu pengetahuan serta tegnologi bagi kehidupan manusia. c. Pengaturan diskusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami oleh kebanyakan. siswa,. misalnya. menghadapi. orangtua. yang. taraf. pendidikannya lebih rendah ari anaknya. Khususnya siswa remaja dapat merasa lega bila dia menyadari bahwa teman-temannya mengalami masalah yang sama..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. d. Pengumpulan data yang relavan untuk mengenal kepribadian siswa, misalnya sifat-sifat yang tampak dalam tingkah laku, latar belakang keluarga dan keadaan kesehatan. 3. Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial Juntika (2005), merumuskan beberapa tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek-aspek pribadi-sosial sebagai berikut: a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja maupun masyarakat pada umumnya. b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing. c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis. e. Memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain. f. Memiliki kemampuan pilihan secara sehat. g. Bersikap peduli terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. h. Memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas dan kewajibannya. i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk persahabatan, persaudaraan, atau silahturahmi dengan sesama manusia. j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal atau dalam diri sendiri maupun orang lain. k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif. 4. Fungsi Bimbingan Pribadi-Sosial Totok (Pusita, 2007) mengungkapkan ada beberapa fungsi dalam bimbingan pribadi-sosial, antara lain: a. Berubah menuju pertumbuhan. Pada bimbingan pribadi-sosial, konselor secara berkesinambungan memfasilitasi individu agar mampu menjadi agen perubahan (agen of change) bagi diri dan lingkungannya. Konselor juga berusaha membantu individu sedemikian rupa sehingga individu mampu menggunakan segala sumber daya yang dimilikiinya untuk berubah. b. Pemahaman diri secara penuh dan utuh. Individu memahami kelemahan dan kekuatan yang ada dalam dirinya, serta kesempatan dan tantangan yang ada di luar dirinya. Pada dasarnya melalui bimbinngan pribadisosial diharapkan individu mampu mencapai tingkat kedewasaan dan kepribadian yang utuh dan penuh seperti yang diharapkan, sehingga individu tidak memiliki kepribadian yang terpecah lagi dan mampu.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. mengintegrasi diri dalam segala aspek kehidupan secara utuh, selaras dan seimbang. c. Belajar untuk berkomunikasi yang lebih sehat. Bimbingan pribadi-sosial dapat. berfungsi. sebagai. media. pelatihan. bagi. individu. untuk. berkomunikasi secara sehat dengan lingkungan. d. Berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat. Bimbingan pribadi-sosial digunakan sebagai media untuk menciptakan dan berlatih baru yang lebih sehat. e. Mengungkapkan diri secara penuh dan utuh. Melalui bimbingan pribadisosial diharapkan individu dapat dengan spontan, kreatif, dan efektif dalam mengungkapkan perasaan, keinginan dan inspirasinya. f. Individu mampu bertahan. Melalui bimbingan pribadi-sosial diharapkan individu dapat bertahan dengan keadaan masa kini, dapat menerima keadaan dengan lapang dada, dan mengatur kembali kehidupannya dengan kondisi yang baru. g. Menghilangkan gejala-gejala yang disfungsional. Konselor membantu individu dalam menghilangkan atau menyembuhkan gejala yang mengganggu sebagai akibat dari krisis. E. Kajian Penelitian yang Relevan 1. Bernadetta Mita Purwasari (2017) Bernadetta Mita Purwasari (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Penyesuaian Diri Siswa di Asrama (Studi Deskriptif pada Siswi Asrama Putri SMA Stela Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017)..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. Subyek penelitian ini adalah seluruh warga asrama SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 yang berjumlah 40 siswi. Instrument penelitian yang digunakan adalah angket penyesuaian diri memuat 68 item dengan 4 alternatif jawaban yaitu: sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Reliabilitas instrument dihitung menggunakan formula Alpha Cronbach dengan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,890. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswi-siswi Asrama Putri SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 memiliki tingkat penyesuaian diri sebagai berikut: ada 7 siswi (17,5%) sangat baik, 26 siswi (65%) baik, 7 siswi (17,5%) cukup baik dan tidak ada siswi yang kemampuan penyesuaian dirinya termasuk dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik. Dari hasil perhitungan skor item, terdapat 15 item (30%) yang capaian skornya tergolong sangat tinggi, 19 item (38%) tergolong skor tinggi, 13 item (26%) tergolong sedang, 3 item atau (6%) tergolong rendah, serta tidak ada item yang capaian skornya termasuk dalam kategori sangat rendah. Diusulkan topik-topik pendampingan berdasarkan butir-butir item angket yang capaian skornya rendah untuk mengembangkan penyesuaian diri siswi Asrama Putri SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Judul topic pendampingan siswi itu yaitu Bagaimana Cara Mengelola Emosi? dan Berpikir dan Bersikap Positif. Pendampingan yang dilakukan dengan metode bimbingan klasikal, sharing kelompok, diskusi dan game dengan tujuan untuk mengembangkan penyesuaian diri siswi..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. 2. Margaretha Liberti Nona (2016) Margaretha Liberti Nona (2016) melakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat penyesuaian diri siswa kelas X SMA Santo Mikael Sleman tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah siswa kelas XA dan XC SMA Santo Mikael Sleman tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 38 siswa. Hasil uji reliabilitas menunjukkan reliabillitas sebesar 0,844 hasil ini termasuk tinggi, sehingga kuesioner ini reliabel atau dapat dipercaya. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: tiada ada siswa (0%) yang penyesuaian dirinya sangat kurang baik tidak ada siswa (0%) yang penyesuaian dirinya kurang baik, tidak ada siswa (0%) yang penyesuaian dirinya cukup baik, terdapat 6 siswa (15,79%) yang penyesuaian dirinya baik, artinya siswa mampu menyesuaikan diri, sebanyak 32 siswa (84,21%) yang penyesuaian sangat baik, artinya siswa sangat mampu menyesuaikan diri. Berdasarkan analisis capaian skor butir-butir kuesioner yang menunjukkan bahwa penyesuaian diri siswa sedang rendah, peneliti membuat usula topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial untuk meningkatkan penyesuaia diri siswa. Hal yang baru dari penelitian peneliti adalah berawal dari pengelaman peneliti selama magang di SMA Stella Duce III Bantul, praktikan mendapatkan beberapa fenomena-fenomena yang terjadi di SMA Stella Duce III Bantul mengenai kemampuan penyesuaian diri siswi kelas X, diantaranya adalah siswi.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. yang berasal dari luar pulau jawa masih mengalami kesulitan dalam proses penyesuaian dirinya sehingga masih terlihat mereka hanya berteman dengan teman-teman yang berasal dari daerah yang sama. Tidak hanya itu siswa-siswa tersebut juga mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolahnya. Bahkan diantaranya masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti proses belajar di dalam kelas maupun di luar kelas karena perbedaan pola pikir dan kebiasaan antara sekolahnya dulu dengan sekolahnya yang sekarang. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti kemampuan penyeseuaian diri siswa kelasi X di SMA Stella Duce III Bantul yang bertujuan untuk mengetahui seberapa baik penyesuaian diri siswa kelas X di SMA Stella Duce III Bantul dan memberikan beberapa usulan-usulan topik bimbingan untuk membantu siswa-siswa yang kemampuan penyesuaian dirinya teridentifikasi rendah agar siswa-siswa tersebut dapat belajar dengan nyaman di sekolahnya sekarang..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian, yaitu jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian, teknik dan instrument pengumpulan data, dan validitas dan reliabilitas.. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kuantitatif. Menurut Sugiono (2013) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode penelitian kuantitatif digunakan karena sudah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Penelitian yang digunakan bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan peyesuaian diri siswa X dan XI di SMA Stella Duce Bantul tahun ajaran 2017/2018.. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Stella Duce Bantul. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2017 sampai bulan Mei 2018.. C. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI secara keseluruhan adalah sebenarnya berjumlah 71 siswa, tetapi peneliti hanya mendapatkan 69. 35.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. siswa dikarenakan saat penyebaran kuesioner ada beberapa siswa yang sudah tidak bersekolah di sekolah tersebut. Tabel 3.1 Data Penelitian Siswa Kelas X dan XI SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2017/2018 Kelas Jumlah X.1 20 X.2 18 XI IPS 14 XI IPA 17 Jumlah 69. D. Defenisi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah variabel tunggal yaitu kemampuan penyesuaian diri siswa kelas X dan XI SMA Stella Duce Bantul. Variabel ini akan diuraikan secara operasional demi kepentingan pengukuran dan pengumpulan data. Penyesuaian diri atau dikenal juga dengan adjustment, merupakan suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan tingkah laku, yang merupakan usaha individu agar berhasil mengatasi kebutuhan, ketegangan, konflik, frustrasi yang dialami di dalam dirinya (Schneiders,1964). Aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian ini menurut Desmita (2009) yakni: emosional, intelektual, sosial, dan tanggung jawab. E. Teknik dan Intrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pegumpulan data adalah Kuesioner. Menurut Sugiono (2011 : 199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket yang digunakan adalah angket angket tertutup, artinya alternatif jawaban sudah disediakan. Responden hanya memilih satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pernyataan yang diberikan. Pernyataan yang terdapat dalam angket terdiri dari pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Pernyataan favorable merupakan pernyataan yang terdapat konsep perilaku yang sesuai atau mendukung dengan variable yang diukur. Sedangkan pernyataan unfavorable merupakan konsep perilaku yang tidak sesuai atau mendukung variabel yang diukur. Terdapat tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti pada saat melakukan pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Tahap Persiapan 1) Melakukan observasi dengan subjek yang akan diteliti. 2) Mempersiapkan angket yang disesuaikan dengan yang terjadi pada siswa kelas X dan XI SMA Stella Duce Bantul. 3) Peneliti mempersiapkan 84 item, dimana terdapat 51 item positif dan 33 item negatif. 4) Revisi dan konsultasi dengan dosen pembimbing. b. Tahap Pelaksanaan 1) Membagikan kuesioner kepada subjek 2) Membantu mengarahkan subjek yang masih merasa bingung saat pengisian kuesioner..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. c. Tahap akhir 1) Mengumpulkan data yang telah diperoleh 2) Mengelola data hasil penelitian 3) Menganalisis dan membahas hasil penelitian 4) Menarik kesimpulang 2. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner penelitian ini ditujukan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan penyesuaian diri siswa kelas X dan XI di SMA Stella Duce Bantul tahun ajaran 2017/2018. Pernyataan yang diajukan dalam kuesioner bersifat tertutup, dengan menggunakan skala Likert sebagai pilihan jawaban, agar responden lebih leluasa dalam menjawab pernyataan kuesioner. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Item pernyataan yang terdapat pada kuesioner terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable (Sugiyono, 2015). Bagian pertama dalam kuesioner berisikan keterangan demografi mahasiswa yaitu jenis kelamin dan kelas. Bagian kedua berisikan kata penganyat yang mengharapkan kerelaan dan kesediaan mahasiswa dalam mengisi kuesioner. Bagian ketiga berisikan petunjuk pengisian kuesioner dengan memberikan tanda check (√) pada kolom yang telah disediakan. Bagian keempat berisikan pernyataan tentang kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah. Semua pernyataan dalam kuesioner disediakan empat.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. alternatif jawaba dengan menggunakan skala Likert yaitu dari gradasi tertinggi sampai terendah yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Penentuan skor dalam pengelolahan data yang dihasilkan instrumen ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Norma Skoring Inventori Penyesuaian Diri Alternatif Jawaban Favorable (+) Unfavorable (-) Sangat Sesuai 4 1 Sesuai 3 2 Tidak Sesuai 2 3 Sangat Tidak Sesuai 1 4. Skoring dilakukan dengan menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing item. Semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah, sebaliknya semakin rendah jumlah skor yang diperoleh, maka semakin rendah pula kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah. Kisi-kisi angket kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah, sebelum melakukan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Penyesuaian Diri No.. 1.. 2.. 3.. Aspek. Emosional. Intelektual. Sosial. Indikator Kemampuan mengelola emosi dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan menjalani hubungan dengan orang lain. Kemampuan untuk mengekspresikan emosi Kemampuan untuk menunjukkan sikap dan perasaan terhadap diri sendiri. Kemampuan memahami diri sendiri, yang mencakup mengetahui dan mengenak diri sendiri secara kecerdasan, dan minat bakat. Kemampuan menghargai orang lain dan keanekaragamannya dalam konteks bahasa dan budaya. Kemampuan mengambil keputusan dan menerima segala konsekuensinya. Kemampuan dalam mengenal lingkungan sekolah, yang mencakup menaati peraturan sekolah, dan ikut serta dalam menjaga fasilitas sekolah. Keterlibatan dalam berpartisipasi sosia dan bekerjasama dengan warga sekolah, misalnya berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, menjalin relasi, terlibat dalam kegiatan sekolah dan OSIS. Kemampuan memimpin diri sendiri, seperti bekerjasama dengan teman dalam kelompok, dan menghargai pendapat orang lain Kemampuan untuk mengembangkan sikap toleransi beragarama. Kemampuan membangun. No Butir Item Item Favorable Unfavorable. Jumlah Item. 1,2. 3,4. 4. 5,6. 7,8. 4. 9,10,11. 12,13. 5. 14,15,16,17. 18,19,20. 7. 21,22. 23.24. 4. 25,26. 27,28. 4. 2 0. 1 9 29,30,31. 32,33. 5. 34,35,36,37. 38,39. 6. 40,41. 42,43. 4. 2 1 44,45,46. 47,48. 5. 49,50,51. 52,53. 5. 54,55,56,. 59.60. 7.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. 4.. Tanggung Jawab. hubungan keakraban dengan orang lain dalam pergaulan. Kemampuan mengembangkan potensi dalam diri, seperti mengikuti kegiatan di sekolah sesuai dengan kemampuan yang ada dalam diri Kemampuan dalam melakukan perencanaan dan melaksanakannya. Kemampuan dalam berempati dan bersahabat. Kemampuan dalam mengembangkan kesadaran beretika dan hidup jujur, seperti menghargai orang lain, dan jujur terhadap diri sendiri. Kemampuan bertindak secara independen atau mandiri, seperti berprilaku dan bertindak dengan norma yang berlaku. Total. 57,58. 61,62,63,64. 65. 5. 66,67. 68,69. 4. 70,71,72,73. 74,75. 6. 76,77,78. 79,80. 5. 81,82,83,. 84. 4. 51. 33. 2 4. 84. F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Menurut Sugiyono, (2015) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data yang tepat, tetapi harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat penguji terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara profesional judgement (Azwar, 2009). Intrumen penelitian selanjutnya dikonsultasikan pada ahli (dosen pembimbing)..

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. Penghitungan uji validitas penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung kolerasi antara masing-masing skor item pernyataan dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Peerson product moment dengan menggunakan topik-topik IBM SPSS Statistics Versi 2.0. Rumus korelasi Pearson Product Moment adalah sebagai berikut:. rxy =. Keterangan : rxy. : koefisien korelasi. Σx. : Jumlah skor item/pernyataan. Σy. : Jumlah skor total (item)/total pernyataan. Σxy. : Jumlah hasil kali skor x dan skor y berpasangan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat 58 item yang valid dan 9 item yang tidak valid/gugur dengan menggunakan standar koefisien 0,25. Menurut Azwar (2009) item koefisien korelasinya < 0,25 maka dianggap tidak valid atau dihilangkan dan tidak digunakan untuk penelitian, sedangkan untuk item yang koefisien korelasinya ≥ 0,25 maka dianggap valid dan digunakan untuk penelitian. Rincian hasil rekapitulasi uji validitas terdapat pada tabel 3.4 berikut:.

Gambar

Tabel 3.5  Reliabilitas Item
Table 3.6  Kriteria Guilford  No.   Koefisien Korelasi  Kualifikasi
Tabel 3.7  Norma Kategorisasi

Referensi

Dokumen terkait

Strategi Standardisasi Nasional 2015-2025 yang berisi visi, misi, dan arah pembangunan standardisasi nasional merupakan acuan bagi seluruh komponen bangsa (Pemerintah,

Barbora (2009) menyimpulkan bahwa meta analisis menurut Sutrisno, Hery dan Kartono (2007) merupakan teknik yang digunakan untuk merangkum berbagai hasil penelitian

Baiquni pada tahun 2007 dalam Sahputra (2009: 11) menyatakan dalam situasi belajar yang sifatnya kompleks dan menyeluruh serta membutuhkan dan melibatkan interaksi, sering

Penelitian tentang degree diameter problem menghasilkan dua kegiatan penelitian yang utama, yaitu mengkonstruksi graf berarah dengan ordo lebih besar dari ordo graf berarah yang

1) Mendukung konsep materi dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Mudah dan aman digunakan baik oleh siswa maupun guru. 3) Sesuai dengan tingkat perkembangan anak. 4) Mendukung

(2) Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi yang memuat benturan kepentingan antara kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau

Dengan Hari Kunjung Perpustakaan diharapkan akan menyadarkan kita semua pentingnya memaknai dengan beberapa hal : yang pertama adalah bangga sebagai pustakawan,

Pengusaha wajib membayar Upah kepada Pekerja/Buruh yang tidak masuk kerja atau tidak melakukan pekerjaannya karena menjalankan kewajiban ibadah yang diperintahkan oleh