• Tidak ada hasil yang ditemukan

GERHANA. Oleh: Ahmad Pranggono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GERHANA. Oleh: Ahmad Pranggono"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

GERHANA

Oleh: Ahmad Pranggono

ِتاَئّ يَسَو اَنِسُفْ نَأ ِرْوُرُش ْنِم ِللهِبِ ُذْوُعَ نَو ُهُرِفْغَ تْسَنَو ُوُنْ يِعَتْسَنَو ُهُدَمَْنَ ِهِلِلّ َدْمَْلْا ّنِإ

ْنَم اَنِلاَمْعَأ

ْنَأ ُدَهْشَأ ُوَل َيِداَى َلاَف ْلِلْضُي ْنَمَو ُوَل ّلِضُم َلاَف ُالله ِهِدْهَ ي

اًدّمَُمُ ّنَأ ُدَهْشَأَو ُالله ّلاِإ َولِإ َلا

ُوُلْوُسَرَو ُهُدْبَع

نْيّدلا ِمْوَ ي َلَِإ ٍناَسْحِِبِ ْمُهَعِبَت ْنَمَو ِوِباَحْصَأِو ِوِلآ ىلَعَو ٍدّمَُمُ ىلَع ْمّلَسَو ّلَص ّمُهللَا

.

َُت َلاَو ِوِتاَقُ ت ّقَح َالله اوُقّ تا اْوُ نَمآ َنْيَذّلا اَهّ يَأَيَ

َنْوُمِلْسُم ْمُتْ نَأَو ّلاِإ ّنُتْو

َجِر اَمُهْ نِم ّثَبَو اَهَجْوَز اَهْ نِم َقَلَخَو ٍةَدِحاَو ٍسْفَ ن ْنِم ْمُكَقَلَخ يِذّلا ُمُكّبَر اْوُقّ تا ُساَنلا اَهّ يَأَيَ

ًلاا

َالله ّنِإ َماَحْرَلأْاَو ِوِب َنْوُلَءاَسَت يِذَلا َالله اوُقّ تاَو ًءاَسِنَو اًرْ يِثَك

اًبْ يِقَر ْمُكْيَلَع َناَك

.

َنوُرِصْبُ ت َلََفَأ ْمُكِسُفْ نَأ ِفَِو )( َينِنِقوُمْلِل ٌتَيَآ ِضْرَْلْا ِفَِو

,

:دعب امأ

Hadirin kaum muslimin dan muslimat,

Saat ini Allah SWT sedang menunjukkan kebesaran dan keperkasaanNya dengan fenomena gerhana yang kita saksikan. Fenomena yang jarang terjadi ini merupakan bukti bahwa Dialah sang Pencipta yang berkuasa melakukan apapun yang dikehendakiNya dan menunjukkan kepada manusia supaya kita mengimani dan menundukkan kepala kita di hadapan kerajaanNya yang agung. Kerajaan yang tidak ada bandingannya, kekuasaanNya yang tak terbatas, keagunganNya yang tak terkira dan keperkasaanNya yang tak tertandingi menjadikanNya Raja di segala Raja yang paling berhak untuk dipuji dan dipuja, berhak disembah dan dimintai pertolongan dari segala marabahaya.

Rasulullah SAW sebagai utusan yang mulia pembawa risalah menegaskan kepada umatnya bahwa fenomena gerhana ini merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematian manusia ataupun kelahirannya. Penjelasan Rasulullah SAW bisa kita lihat dalam hadisnya yang mulia yang diriwayatkan oleh ibunda Aisyah r.a:

الله ىلَص ِهللَّا ِلوُسَر ِدْهَع ىلع ُسْمهشلا ِتَفَسَخ :ْتَلاَق اَهه نَأ ،اَهْ نَع ُهللَّا َيِضَر َةَشِئاَع ْنَع

ماقف ىهلَصَف ،ملَسَو ويَلَع

َلاَطَأَف َماَقَ ف ،ِساهنلِبِ ىلصف ،ملَسَو ويَلَع الله ىلَص ِهللَّا ُلوُسَر

(2)

َكَر هُثُ ،ِلهوَلْا ِماَيِقْلا َنوُد َوُىَو ،َماَيِقْلا َلاَطَأَف َماَق هُثُ ،َعوُكُّرلا َلاَطَأَف َعَكَر هُثُ ،َماَيِقْلا

َلاَطَأَف َع

هوَلْا ِعوُكُّرلا َنوُد َوُىَو َعوُكُّرلا

فِ لعف ام َلْثِم ىَرِخ ْلْا ِفِ َلَعَ ف هُثُ ،َدَجَسَف ،َعَفَر هُثُ ، ِل

:َلاَق هُثُ ،ِوْيَلَع َنَْ ثَأَو َهللَّا َدِمَحَف :َساهنلا َبَطَخَف ،ُسْمهشلا ِتهلََتَ ْدَقَو ،َفَرَصْنا هُثُ ،لىولْا

لا ،ِهللَّا ِتَيَآ ْنِم ِناَتَ يآ َرَمَقْلاَو َسْمهشلا هنِإ

ْمُتْ يَأَر اَذِإَف ،ِوِتاَيَِلِ َلاَو ،ٍدَحَأ ِتْوَمِل ِناَفِسَْيَ

َنِم َرَ يْغَأ ٍدَحَأ ْنِم اَم ِهللَّاَو :ٍدهمَُمُ َةهمُأ َيَ :َلاَقو ،اوُقهدَصَتَو ،اوُِّبَّكَو ،َهللَّا اوُعْداَف َكِلَذ

ِهللَّا

همُأ َيَ ،ُوُتَمَأ َ ِنِْزَ ت ْوَأ ُهُدْبَع َ ِنِْزَ ي ْنَأ

الَيِلَق ْمُتْكِحَضَل ،ُمَلْعَأ اَم َنوُمَلْعَ ت ْوَل ِهللَّاَو :ٍدهمَُمُ َة

.اايرِثَك ْمُتْ يَكَبَلَو

Artinya: “Dari Aisyah, beliau menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu „alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian beliau ruku‟ dan memperpanjang ruku‟nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku‟ kembali dan memperpanjang ruku‟ tersebut namun lebih singkat dari ruku‟ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka‟at berikutnya, beliau mengerjakannya seperti raka‟at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak. Setelah itu beliau berkhotbah di hadapan orang banyak, beliau memuji dan menyanjung Allah, kemudian bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo‟alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”Nabi selanjutnya bersabda, “Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah karena ada seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang berzina. Wahai Umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR.

(3)

Hadirin salat kusuf yang dimuliakan Allah SWT,

Dari hadis di atas kita bisa mengambil beberapa pelajaran penting, antara lain:

Pertama, tata cara salat gerhana yang berbeda dengan salat lainnya, terutama memiliki empat kali ruku’.

Kedua, gerhana adalah tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang tidak ada kaitannya dengan fenomena khurafat.

Ketiga, beberapa amal ibadah yang sebaiknya dilakukan ketika terjadi gerhana, yaitu, memperbanyak takbir, mendirikan solat gerhana dan bersedekah. Dalam hadis lain disebutkan berzikir, istighfar dan bentuk ketaatan lainnya.

Keempat, sifat Allah yang pencemburu terhadap pezina. Sifat cemburu Allah tentunya berbeda dengan cemburu yang kita alami, karena cemburu Allah berarti memberi hukuman yang cepat kepada hambaNya yang berdosa besar seperti zina.

Kelima, memperbanyak mengingat kebesaran Allah agar kita semakin bersunggung-sungguh dalam beribadah.

Terkait dengan apa yang harus kita lakukan ketika terjadi gerhana adalah memperbanyak bentuk ketaatan kepada Allah SWT sebagai bentuk kepatuhan dan ketakukan kita akan azab Allah yang akan menimpa kita jika kita bermaksiat kepadaNya. Oleh karenanya khatib mengajak kita semua untuk memperbanyak zikir, istigfar, solat, dan sedekah agar Allah SWT menyayangi kita dan melindungi dari segala kesusahan. Karena dengan kesalehan yang kita perbanyaklah yang akan mengundang kasih dan sayang Allah terhadap kita.

Hadirin dan hadirat yang dirahmati Allah SWT,

Fenomena gerhana adalah kejadian langka dan sampai detik ini masih terjadi kesalahan-kesalahan di paradigma masyarakat awam tentang fenomena alam ini akibat kesalahfahaman atau kekurangan ilmu agama mereka sehingga dikaitkan dengan takhayul dan mitos-mitos tertentu. Mitos semacam ini sebenarnya telah banyak berkurang dengan perkembangan pengetahuan astronomi, namun kenyataannya masih ada saja kaum awam yang masih percaya dengan mitos sesat ini, seperti: adanya sesosok raksasa besar (batarakala) yang sedang berupaya menelan matahari. Nah, agar raksasa itu memuntahkan kembali matahari yang ditelannya,

(4)

maka orang-orang harus menabuh berbagai alat, seperti kentongan, bedug, bambu atau bunyi-bunyian lainnya.

Ada juga yang meyakini bahwa matahari itu beredar seperti dibawa oleh sebuah gerobak besar. Gerhana itu terjadi karena gerobak tersebut memasuki sebuah terowongan dan kemudian keluar lagi. Sebagian juga meyakini bahwa bulan dan matahari adalah sepasang kekasih, sehingga apabila mereka berdekatan maka akan saling memadu kasih sehingga timbullah gerhana sebagai bentuk percintaan mereka. Bahkan, masih ada hingga kini yang meyakini bahwa bagi wanita yang sedang hamil diharuskan bersembunyi di bawah tempat tidur atau bangku, agar bayi yang dilahirkannya nanti tidak cacat (wajahnya hitam sebelah).

Mitos semacam ini juga berkembang di suku Quraisy yang mengaitkan fenomena gerhana dengan kematian seseorang, hingga ketika ananda Ibrahim sang putera Nabi SAW meninggal dunia pun mereka mengaitkannya dengan gerhana yang terjadi ketika itu. Lantas Rasulullah SAW meluruskan pemahaman yang keliru ini seraya bersabda yang artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut, maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044)

Padahal menurut astronomi, sebagaimana kita ketahuai bahwa bumi mengitari matahari sebagai pusat tatasurya. Sementara itu bumi kita memiliki satelit yakni bulan yang bersama-sama dengan bumi mengitari matahari. Akibatnya bulan kadang-kadang berada di antara matahari dan bumi. Pada saat lain bumi yang berada di antara matahari dan bulan. Ketika bulan berada di antara matahari dan bumi, ketiganya belum tentu segaris. Bulan mungkin berada lebih rendah, mungkin pula lebih tinggi dari garis hubung antara matahari dan bumi. Bila suatu waktu bulan berada tepat segaris di antara matahari dan bulan, bulan akan menghalangi cahaya matahari yang menuju beberapa daerah di permukaan bumi. Ini menyebabkan terjadinya gerhana matahari. Namun tidak semua wilayah di permukaan bumi yang bisa mengamati gerhana tersebut, hanya daerah yang tergelapi oleh bulan itu yang akan melihat gerhana matahari.

Pada saat yang lain, bumi bisa berada di antara matahari dan bulan. Tetapi ini pun belum tentu segaris. Pada keadaan ini bumi melihat bundaran penuh permukaan bulan yang tersinari oleh matahari, yang kita kenal dengan bulan purnama. Pada saat-saat

(5)

tertentu, bumi segaris dengan matahari dan bulan. Akibatnya bayangan bumi menutupi bulan sedikit-demi sedikit dan itulah yang menyebabkan gerhana bulan.

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia,

Itulah fenomena gerhana yang Allah SWT tampakkan kepada kita agar kita lebih percaya dan lebih yakin akan kebesaran Allah SWT, bukan sebaliknya, meyakini kepercayaan mitos-mitos yang tidak berdasar. Justru dengan fenomena yang sempat kita saksikan sekarang ini akan menambah keyakinan kita akan kebesaran dan keperkasaan Allah SWT.

َْلْا ِفَِو

َنوُرِصْبُ ت َلََفَأ ْمُكِسُفْ نَأ ِفَِو )( َينِنِقوُمْلِل ٌتَيَآ ِضْر

Artinya: “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?” (QS. Adz-Dzariyat 20-21)

يِلْسَت اوُمِّلَسَو ِوْيَلَع اوُّلَص اوُنَمآ َنيِذهلا اَهُّ يَأ َيَ ِِّبهنلا ىَلَع َنوُّلَصُي ُوَتَكِئ َلاَمَو َهلِلّا هنِإ

ًام

،َمْيِىاَرْ بِإ ِلآ ىَلَعَو َمْيِىاَرْ بِإ ىَلَع َتْيهلَص اَمَك ٍدهمَُمُ ِلآ ىَلَعَو ٍدهمَُمُ ىَلَع ِّلَص همُههللَا

ِلآ ىَلَعَو َمْيِىاَرْ بِإ ىَلَع َتْكَرَبِاَمَك ٍدهمَُمُ ِلآ ىَلَعَو ٍدهمَُمُ ىَلَع ْكِرَبَِو .ٌدْيَِمَ ٌدْيَِحَ َكهنِإ

ٌدْيَِمَ ٌدْيَِحَ َكهنِإ ،َمْيِىاَرْ بِإ

.

ِف ْلَعَْتَ َلاَو ِناَيمِْلِِبِ َنَوُقَ بَس َنيِذهلا اَنِناَوْخِِلَِو اَنَل ْرِفْغا اَنه بَر

اوُنَمآ َنيِذهلِّل ًّلاِغ اَنِبوُلُ ق

ٌميِحهر ٌفوُؤَر َكهنِإ اَنه بَر

َْيِِْتِاَفلا ُرْ يَخ َتْنَأَو ِّقَلِْبِ اَنِمْوَ ق َْيَْ بَو اَنَ نْ يَ ب ْحَتْ فا همُههللَا

ًلاهبَقَ تُم ًلاَمَعَو اًبِّيَط اًقْزِرَو اًعِفَنَ اًمْلِع َكُلَأْسَن هنَِإ همُههللَا

ه بَر

ِراهنلا َباَذَع اَنِقَو ًةَنَسَح ِةَرِخ ْلْا ِفَو ًةَنَسَح اَيْ نُّدلا ِف اَنِتآ اَن

نْيّدلا ِمْوَ ي َلَِإ ٍناَسْحِِبِ ْمُهَعِبَت ْنَم و وبحصو ولآ ىلعو محمد انيبن ىلع الله ىلصو

.

َْيِْمَلاَعْلا ِّبَر لله ُدْمَْلْا ِنَأ َنَاَوْعَد ُرِخآَو

Referensi

Dokumen terkait

Menurut berita pihak hotel tidak bertanggung jawab dengan menggunakan alasan isi dari papan peringatan yang menyatakan pengalihan tanggung jawab, oleh sebab itu diperlukan

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karuniaNya, Pemerintah, dalam hal ini, Kementerian Pendidikan Nasional, sejak tahun 2007, telah membeli hak cipta

Alhamdulillah, penulis syukuri atas kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul: “Penerapan Layanan Informasi Teknik

Bentuk-bentuk bangunan di Indonesia pada umumnya merupakan bentuk akulturasi antara unsur-unsur budaya Hindu dengan unsur budaya Indonesia asli. Bangunan yang megah

Tujuan penyusunan Renja BAPPEDA Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016 adalah membentuk susunan rencana dan program pembangunan yang optimal serta berkesinambungan dalam waktu

Dengan penuh kesabaran, Allah menuntun dan menolong kita untuk menata persekutuan serta menyiapkan generasi yang melakukan kebenaran oleh karena nama-Nya.. Kuasa-Nya

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Herlina (2015) Perbandingan Metode Ceramah Dan Media Audio Visual Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri

Analisis yang digunakan adalah analisis spasial pada citra untuk menentukan kelas penggunaan lahan dan menghitung luas perubahan penggunaan lahan, analisis