1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu tanaman sumber protein yang penting di
Indonesia. Tingginya kandungan protein dalam kedelai membuat kedelai dikenal
sebagai bahan pangan yang dapat menggantikan bahan pangan lain yang
mempunyai nilai protein yang serupa seperti telur, daging, ikan segar, atau bahkan
beras. Di samping itu, permintaan pasar terhadap komoditas kedelai semakin
meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, tingkat pendapatan
dan preferensi masyarakat terhadap kedelai. Keadaan ini tentunya akan
mendorong usaha manusia untuk membuat berbagai macam olahan berbahan baku
kedelai yang bernilai ekonomis dan juga nilai gizi yang tetap terjaga.
Salah satu produk hasil olahan dari kedelai adalah tempe. Tempe adalah
makanan yang terbilang favorit dikalangan atas sampai bawah. Selain harganya
yang relatif murah, dari bahan baku tempe juga dapat dihasilkan makanan lain
yang lebih lezat dan bergizi. Kesadaran masyarakat terhadap menu makanan yang
bergizi dibarengi dengan peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan per
kapita menyebabkan kebutuhan akan kedelai semakin meningkat. Akan tetapi hal
itu berbanding terbalik dengan produksi kedelai di Indonesia yang mengalami
penurunan selama beberapa tahun terakhir ini.
Oleh karena itu pemerintah pun mulai menangani masalah tersebut dengan
jalan impor kedelai dari luar negeri sehingga harga jual kedelai pun meningkat.
Dan produk-produk sekunder dari bahan baku kedelai pun meningkat harganya
2
seperti tempe, kecap, oncom, dll. Sebenarnya hal itu tidak perlu dilakukan jika
produksi di dalam negeri dapat dikembangkan sejalan dengan meningkatnya
tuntutan kebutuhan dan mengingat potensi yang ada sangat besar.
Mengingat semakin meningkatnya harga-harga kebutuhan pokok yang ada
sekarang ini, banyak masyarakat yang melakukan usaha-usaha kecil-menengah
demi memenuhi kebutuhan pokok sekarang ini. Salah satunya produk olahan dari
bahan baku tempe yaitu keripik tempe. Sekarang banyak sekali ditemukan
usaha-usaha kecil-menengah masyarakat yang menjual keripik tempe khususnya daerah
Jawa, bahkan sekarang merambat ke Sumatera Utara. Dengan rasa gurih dan
renyahnya membuat keripik tempe ini banyak digemari.
Keripik tempe yang berbahan baku berupa tempe yang diiris tipis-tipis dan
digoreng dengan balutan tepung, sehingga keripik tempe mudah untuk
membuatnya dan dapat dijadikan usaha kecil-menengah. Tapi tidak hanya itu,
usaha keripik tempe skala besar juga telah merambah di Indonesia. Contohnya
seperti salah satu produk bernama “Qtela Tempe”. Ini menandakan keripik tempe
memang sangat digemari dikalangan masyarakat Indonesia.
Pada penanganan produk hasil pertanian, memotong dan mengiris
merupakan pekerjaan yang selalu dilakukan sejak pemanenan sampai produk
tersebut siap untuk dikonsumsi atau diproses lebih lanjut. Pekerjaan memotong
atau mengiris hasil pertanian dalam jumlah kecil dapat diselesaikan secara menual
dengan menggunakan pisau atau alat pengiris lainnya. Akan tetapi, jika jumlahnya
cukup besar, pengirisan manual akan membutuhkan waktu yang lama dan tenaga
kerja yang cukup besar. Untuk itu, mesin pemotong atau mesin pengiris
berkapasitas tinggi sangat dibutuhkan.
3
Adanya hal-hal tersebut yang mendasari penulis melakukan penelitian ini.
Dengan perancangan alat pemotong tempe yang memotong tempe menjadi
lapisan-lapisan yang tipis dengan ketebalan yang seragam. Serta meningkatkan
kualitas hasil irisan dan juga meningkatkan produksi irisan tempe lebih banyak
dibandingkan dengan irisan manual.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat alat pengiris
tempe.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
1. Penulis yaitu bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat
untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Mahasiswa dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang alat pengiris
tempe.
3. Masyarakat yang ingin menggunakan alat pengiris tempe untuk
memudahkan pengirisan dan hasil yang lebih seragam.