• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor - Faktor yang Memengaruhi Kesiapan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Salatiga T2 912012047 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor - Faktor yang Memengaruhi Kesiapan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Salatiga T2 912012047 BAB IV"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran sampel dalam penelitian ini. Data yang menggambarkan karakteristik responden merupakan informasi tambahan untuk memahami hasil penelitian. Di awal penelitian direncanakan akan ada 60 orang responden yang akan disurvei, akan tetapi terdapat 2 orang diantaranya yang tidak dapat mengikuti jalannya penelitian dikarenakan sakit dan meninggal dunia, sehingga total responden dalam penelitian ini menjadi 58 orang. Ringkasan berbagai karakteristik tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Karakteristi

k

Kategori N Persentase

Gender Laki-Laki 26 45%

Perempuan 32 55%

Total 58 100%

Pangkat Penata 13 22%

Pembina 45 78%

Total 58 100%

Golongan Golongan III 18 31%

Golongan IV 40 69%

Total 58 100%

Jabatan Staff 4 7%

Guru 38 65%

Kepala Sekolah 3 5%

Kepala Seksi/Kaur/ Pengawas

13 23%

Total 58 100%

Unit Kerja Disdikpora 48 83%

Disdukcapil 2 3%

Disperindag 2 3%

Dispertankan 1 2%

Persipda 3 5%

(2)

Total 58 100% Lama Bekerja 20 - 30 tahun 20 34%

31 - 40 tahun 38 66%

Total 58 100%

Pekerjaan Pasangan

PNS 34 58%

Swasta/ Wirausaha 13 23% Bapak/ Ibu Rumah Tangga 11 19%

Total 58 100%

Jumlah Anak 1 anak 14 24%

2 anak 35 60%

3 anak 7 12%

4 anak 1 2%

5 anak 1 2%

Total 58 100%

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Penelitian ini menggunakan enam variabel bebas, yaitu Persiapan Finansial, Persiapan Fisik, Persiapan Mental, Persiapan Kegiatan Pengganti, Program Persiapan Pensiun, dan Manfaat Pensiun; serta satu variabel terikat, yaituKesiapan Pensiun. Masing-masing variabel diukur dengan menggunakan sejumlah indikator empirik.

Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menilai ketepatan dan konsistensi data yang telah dikumpulkan. Pengukuran validitas dan reliabilitas menggunakan program IBM SPSS versi 20 dengan teknik corrected item to total correlation coefficient. Hasil analisis validitas dan reliabilitas dari masing-masing variabel tersebut disajikan dalam Tabel 4.2. berikut ini.

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel Indikator Empirik

Corrected item-total correlation

CronbachAlpha

Persiapan Finansial

Telah mempersiapkan tabungan/ deposito untuk persiapan masa

(3)

Variabel Indikator Empirik

secara teratur. 0,512

(4)

Variabel Indikator Empirik

ketika nanti pensiun. 0,514

Program dengan kualitas yang bagus.

Jumlah kegiatan yang diselenggarakan

Secara berkala pihak organisasi

(5)

Variabel Indikator Empirik

Corrected item-total correlation

CronbachAlpha

memadai untuk menunjang kehidupan setelah pensiun.

Kesiapan Pensiun

Secara lahir telah siap

untuk pensiun. 0,410

0,756 Secara batin telah

siap untuk pensiun. 0,563

Tidak khawatir

menghadapi pensiun. 0,563

Tidak sabar untuk

pensiun. 0,253

Sumber: Output SPSS Reliability Test, 2014

Syarat uji validitas menurut Ghozali (2013), item dikatakan valid jika r hitung > r tabel. Nilai r tabel didapat dari df = n – 2 = 58 – 2 = 56, sehingga nilai r tabel = 0,2181. Hasil semua uji validitas untuk tiap item penelitian menunjukkan bahwa nilai r hitung (Corrected Item – Total Correlation) > r tabel.

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh koefisien Alpha Cronbach. Suatu peubah dikatakan reliabel jika memberikan nilai

(6)

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian

4.3.1 Persiapan Finansial

Variabel Persiapan Finansial mempunyai empat indikator empirik yang valid. Adapun deskripsi variabel Persiapan Finansial ditunjukkan pada Tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

Deskripsi Variabel Persiapan Finansial

Indikator Empirik Total Skor Rata-rata Skor 1.Telah mempersiapkan

tabungan/ deposito untuk persiapan masa pensiun.

225,00 3,88

2.Telah mempersiapkan asuransi untuk persiapan masa pensiun.

200,00 3,45

3.Telah mempersiapkan investasi dalam bentuk tanah/ rumah/ rumah kost untuk persiapan masa pensiun.

200,00 3,45

4.Telah mempersiapkan investasi berupa emas/ saham untuk persiapan masa pensiun.

173,00 2,99

Rata-rata Skor 3,44

Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014

Berdasarkan tabel di atas, nilai rata-rata skor tertinggi tampak pada indikator empirik “Telah mempersiapkan tabungan/ deposito untuk masa

pensiun”. Hal ini menunjukkan bahwarata-rata PNS

Pemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun telah mempersiapkan tabungan/ deposito sebagai bentuk persiapan finansial ketika nanti pensiun.

(7)

Kota Salatiga rata-rata belum melihat investasi dalam bentuk emas/ saham sebagai alternatif pilihan.

Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor variabel persiapan finansialmenunjukkan bahwarata-rata PNS Pemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun melihat bahwa mempersiapkan keuangan adalah hal yang penting.

4.3.2 Persiapan Fisik

Variabel Persiapan Fisik mempunyai tiga indikator empirik yang valid. Adapun deskripsi variabel Persiapan Fisikditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Deskripsi Variabel Persiapan Fisik

Indikator Empirik Total

Skor Rata-rata Skor 1. Telah menerapkan

pola makan sehat untuk mempersiapkan

masa pensiun. 261 4,50

2. Telah berolahraga

secara teratur. 235 4,05

3. Telah melakukan cek kesehatan secara

rutin. 235 4,05

Rata-rataSkor 4.20

Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014

Berdasarkan tabel di atas,nilai rata-rata skor tertinggi tampak pada indikator empirik“Telah menerapkan pola makan sehat untuk mempersiapkan masa pensiun”.Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata PNSPemerintah Kota Salatiga yang akan menghadapi pensiun telah menerapkan pola makan sehat sebagai pilihan utama untuk menjaga kesehatan tubuh mereka yang telah berusia di atas 50 tahun.

(8)

Kota Salatiga yang akan pensiun telah menerapkan gaya hidup sehat dengan rutin berolahraga dan secara rutin memeriksakan kesehatan tubuhnya sebagai kontrol kesehatan.

Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor variabel persiapan fisikmenunjukkan bahwa PNS Pemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun telah secara sadar dan serius mempersiapkan fisiknya.

4.3.3 Persiapan Mental

Variabel persiapan mental mempunyai empat indikator empirik yang valid. Adapun deskripsi variabel persiapan mentalditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Deskripsi Variabel Persiapan Mental

Indikator Empirik Total

Skor Rata-rata Skor 1. Mendekatkan diri pada

Tuhan melalui ibadah. 274 4,72 2. Menjaga kestabilan emosi. 250 4,31 3. Mempersiapkan pikiran

untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan masa

pensiun. 258 4,45

4. Telah membayangkan masa

pensiun yang indah 244 4,21

Rata-rataSkor 4,42

Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014

Tabel di atas menunjukkan bahwanilai rata-rata skor tertinggi tampak pada indikator empirik “Mendekatkan diri pada Tuhan melalui ibadah”.Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata PNSPemerintah Kota Salatiga yang akan menghadapi pensiunlebih berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan melalui ibadah sebagai pilihan utama.

Sementara itu, nilai rata-rata skor terendah

tampak pada indikator empirik “Telah membayangkan

(9)

termotivasi untuk memiliki persepsi yang positif tentang kehidupan di masa pensiun.

Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor variabel persiapan mental menunjukkan bahwa rata-rata PNS di Salatigayang akan pensiun secara serius telah mempersiapkan mentalnya.

4.3.4 Persiapan Kegiatan Pengganti

Variabel persiapan kegiatan pengganti mempunyai tiga indikator empirik yang valid. Adapun deskripsi variabel persiapan kegiatan pengganti ditunjukkan pada Tabel 4.6. berikut ini.

Tabel 4.6

Deskripsi Variabel Persiapan Kegiatan Pengganti

Indikator Empirik Total

Skor Rata-rata Skor 1. Telah mempersiapkan

kegiatan yang akan dilakukan.

246 4,24

2. Melakukan kegiatan saat pensiun akan membawa manfaat positif

261 4,50

3. Saya merasa senang melakukan kegiatan ketika nanti pensiun.

252 4,34

Rata-rataSkor 4,36

Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor tertinggi tampak pada indikator empirik “Melakukan kegiatan saat pensiun akan membawa

manfaat positif”. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

PNS Pemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun memiliki pandangan bahwa melakukan kegiatan saat pensiun adalah suatu hal yang positif dan harus dilakukan.

(10)

akan pensiun menganggap perlunya mempersiapkan kegiatan pengganti yang dapat dilakukan saat pensiun nantinya.

Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor variabel persiapan kegiatan pengganti menunjukkan bahwa rata-rata PNSPemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun memiliki keinginan yang tinggi untuk mempersiapkan kegiatan pengganti sebagai aktivitas utama saat pensiun nantinya.

4.3.5 Program Persiapan Pensiun

Variabel program persiapan pensiun mempunyai tiga indikator empirik yang valid. Adapun deskripsi variabel program persiapan pensiun ditunjukkan pada Tabel 4.7. berikut ini.

Tabel 4.7

Deskripsi Variabel Program Persiapan Pensiun

Indikator Empirik Total Skor

Rata -rata Skor

Kategori

1. Organisasi tempat kerja menyelenggarakan program pelatihan persiapan pensiun dengan kualitas yang bagus.

232 4,00 Setuju

2. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dari program persiapan pensiun bermanfaat bagi saya.

239 4.12 Setuju

3. Jumlah kegiatan yang diselenggarakan cukup dapat mempersiapkan saya di dalam menghadapi masa pensiun.

230 3.97 Setuju

Rata-rataSkor 4,03 Tinggi Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014

(11)

banyak manfaat dari program persiapan pensiun yang telah diberikan oleh organisasi.

Sementara itu, nilai rata-rata skor terendah tampak pada indikator empirik “Jumlah kegiatan yang diselenggarakan cukup dapat mempersiapkan saya di

dalam menghadapi masa pensiun”. Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata PNSPemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun telah merasa bahwa program persiapan pensiun telah cukup dapat membantu diri mereka mempersiapkan pensiun.

Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor variabel program persiapan pensiun menunjukkan bahwa rata-rata PNSPemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun merasakan manfaat yang baik dari program persiapan pensiun yang telah diberikan oleh organisasi.

4.3.6. Manfaat Pensiun

Variabel manfaat pensiun mempunyai tiga indikator empirik yang valid. Adapun deskripsi variabel manfaat pensiun ditunjukkan pada Tabel 4.8. berikut ini.

Tabel 4.8

Deskripsi Variabel Manfaat Pensiun

Indikator Empirik Total Skor

Rata-rata Skor 1. Secara berkala pihak organisasi

memberikan manfaat pensiun dengan tepat waktu.

226 3,90

2. Jenis manfaat yang diberikan oleh organisasi sangat bermanfaat.

239 4,12

3. Besar nominal manfaat yang diberikan cukup memadai untuk menunjang kehidupan setelah pensiun.

219 3,78

Rata-rataSkor 3,93

(12)

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwanilai rata-rata skor tertinggi tampak pada indikator empirik “Jenis manfaat yang diberikan oleh organisasi sangat

bermanfaat”. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

PNS Pemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun melihat jenis manfaat yang diberikan oleh organisasi sangat bermanfaat.

Sementara itu, nilai rata-rata skor terendah tampak pada indikator empirik “Besar nominal manfaat yang diberikan cukup memadai untuk menunjang

kehidupan setelah pensiun”. Hal ini menunjukkan

bahwa rata-rata PNS Pemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun merasa besaran nominal yang diberikan oleh organisasi sebagai manfaat pensiun dirasa cukup memadai.

Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor variabel manfaat pensiun menunjukkan bahwa rata-rata PNS Pemerintah KotaSalatiga yang akan pensiun memiliki pandangan yang positif tentang manfaat pensiun yang diberikan oleh organisasi.

4.3.7. Kesiapan Pensiun

Variabel kesiapan pensiun mempunyai empat indikator empirik yang valid. Adapun deskripsi variabel kesiapan pensiun ditunjukkan pada Tabel 4.9. berikut ini.

Tabel 4.9

Deskripsi Variabel Kesiapan Pensiun

Indikator Empirik Total Skor

Rata-rata Skor 1.Secara lahir telah siap untuk

pensiun. 274 4,72

2.Secara batin telah siap untuk

pensiun. 273 4,71

3.Tidak khawatir menghadapi

pensiun. 266 4,59

4.Tidak sabar untuk pensiun. 218 3,76

Rata-rataSkor 4,44

(13)

Berdasarkan tabel di atas, terlihatnilai rata-rata skor tertinggi tampak pada indikator empirik “Secara lahir telah siap untuk pensiun.”. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata PNS Pemerintah Salatiga yang akan pensiun telah siap secara fisik untuk memasuki masa pensiun.

Sementara itu, nilai rata-rata skor terendah

tampak pada indikator empirik “Tidak sabar untuk

pensiun”. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

PNSPemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun telah siap menghadapi pensiun.

Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor variabel kesiapan pensiunmenunjukkan bahwa rata-rata PNS Pemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun memiliki tingkat kesiapan pensiun yang baik.

4.4 Hasil Analisis Regresi Berganda

4.4.1 Hasil Pengujian Asumsi Klasik Regresi Berganda

4.4.1.1 Uji Normalitas

Penggunaan analisis regresi berganda harus memenuhi salah satu syarat yaitu bahwa dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual harus memiliki distribusi normal. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).AdapunhasilujinormalitasdisajikanpadaTabel4.10. berikut ini.

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig (2-tailed)

0,467 0,981 Sumber: Output SPSS Uji Normalitas, 2014

(14)

disimpulkan bahwa data residualnya berdistribusi normal.

4.4.1.2 Uji Multikolinearitas

Identifikasi multikolinearitas diantara variabel bebas (independent variable) dapat diketahui dengan melihat nilai Tolerance dan VIF dari hasil output regresi.

Hasil uji multikolinear disajikan pada Tabel 4.11berikut ini.

Tabel 4.11

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF

Persiapan Finansial 0,935 1,069

Persiapan Fisik 0,812 1,231

Persiapan Mental 0,629 1,591

Persiapan Kegiatan Pengganti 0,797 1,254 Program Persiapan Pensiun 0,565 1,770

Manfaat Pensiun 0,581 1,723

Sumber: Output SPSS Uji Multikolinearitas, 2014

Tabel di atas menunjukkan bahwa berdasar pada nilai tolerance tampak bahwa semua nilai tolerance

untuk masing-masing variabel bebas (independent variable) > 0,10 maka tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya. Berdasar pada nilai VIF tampak bahwa semua nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas (independent variable) < 10 maka tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya.

4.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Identifikasi heteroskedastisitas menggunakan uji park. Adapun hasil uji heteroskedastisitas disajikan pada Tabel 4.12 berikut ini.

(15)

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel t hitung Sig.

Persiapan Finansial -0,417 0,678

Persiapan Fisik -2,008 0,051

Persiapan Mental -0,454 0,652

Persiapan Kegiatan Pengganti -0,252 0,802 Program Persiapan Pensiun 1,020 0,312

Manfaat Pensiun 0,596 0,553

Sumber: Output SPSS Uji Heteroskedastisitas, 2014

Dengan menggunakan uji park, koefisien parameter untuk masing-masing variabel bebasnya tidak ada yang signifikan (nilaiSig.> 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.

4.4.2 Pengujian Hipotesis Hasil Analisis Regresi Berganda

Pengujian hipotesis dilakukan setelah semua uji asumsi klasik regresi telah memenuhi syarat. Untuk mengetahui pengaruh persiapan finansial, persiapan fisik, persiapan mental, persiapan kegiatan pengganti, program persiapan pensiun, dan manfaat pensiun terhadap kesiapan pensiun secaraparsial, maka dilakukan Uji t yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 4.13. berikut.

Tabel 4.13 Hasil Uji t Model Regresi Berganda Variabel Koef B t hitung Sig. Persiapan Finansial 0,095 1,134 0,262

Persiapan Fisik 0,028 0,236 0,815

Persiapan Mental 0,159 1,040 0,303

Persiapan Kegiatan Pengganti 0,261 2,063 0,044 Program Persiapan Pensiun -0,137 -1,123 0,267

Manfaat Pensiun 0,171 1,436 0,157

Sumber: Output SPSS Uji Regresi Berganda, 2014

Keterangan: t 0,05 (df = 56) = 1,673

(16)

Y = 2,042 + 0,095X1 + 0,028X2 + 0,159X3 + 0,261X4–

X6 = Manfaat Pensiun

Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,216

yang berarti bahwa 21,6% pengaruh kesiapan pensiundapat dijelaskan secara bersama-sama olehpersiapan finansial, persiapan fisik, persiapan mental, persiapan kegiatan pengganti, program persiapan pensiun, dan manfaat pensiun. Sedangkan sebanyak 78,4% lainnya dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Secara keseluruhan hasil uji hipotesis dirangkum dalam Tabel 4.14 di bawah ini.

Tabel 4.14

Rangkuman Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis Hipotesis Pernyataan positif dan signifikan terhadap kesiapan pensiun.

t = 1,134 p = 0,262

Ditolak

(17)

dan signifikan terhadap kesiapan pensiun.

H5 Faktor program persiapan pensiun berpengaruh positif positif dan signifikan terhadap kesiapan

4.5.1 Pengaruh Persiapan Finansial terhadap Kesiapan Pensiun

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa persiapan finansialtidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kesiapan pensiundi kalanganPegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Salatiga yang akan menghadapi pensiun. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung 1.134<t tabel 1,673 pada selang kepercayaan ฀ 5%, atau angka signifikan 0,262>0,05 sehingga H1 yang menyatakan bahwa persiapan finansial mempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan pensiun Pegawai Negeri SipilPemerintah Salatigaditolak. Hal ini tidak mendukung hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Joo dan Pauwels (2002), Harsey et al (2003), Berger dan Denton (2004), Kim et al (2005), Mayer et al (2011), dan Latif dan Alkhateeb (2012) di mana karyawan yang telah mempersiapkan keuangannya lebih siap dalam menghadapi pensiun.

(18)

tabungan masa tua, akan tetapi penghasilan dari uang pensiun dirasa sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan finansial mereka di hari tua nantinya. Hal ini juga didukung dengan data bahwa 81% responden memiliki pasangan yang bekerja, baik sebagai PNS/ karyawan swasta/ wirausahwan sehingga dapat diduga bahwa kondisi finansial mereka telah mapan dan kebutuhan finansialnya terpenuhi.

Selain ituterungkapbahwa nantinya ketika mereka pensiun, mereka akan mendapatkan uang saku bulanandari anak-anaknya yang mayoritas sudah bekerja dan berkeluargapada setiap bulannya sebagai wujud bakti terhadap orang tua yang sudah purna tugas. Hal ini juga didukung data bahwa 100% responden telah memiliki anak yang sudah mencapai usia produktif sehingga dapat diduga bahwa anak-anak mereka akan membantu kebutuhan ekonomi orang tuanya di masa pensiun nantinya. Berdasarkan hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwapersiapan finansial dilihat tidak berpengaruh bagi pegawai yang akan pensiun karena mereka akan mendapatkan pendapatan yang cukup. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hakim (2007) yang menjelaskan bahwa uang bukan faktor penentu utama dari kesiapan pensiun seorang pegawai, melainkan faktor-faktor yang bersifat psikologis karena ada hal-hal yang tidak dapat digantikan oleh uang yang memengaruhi kesiapan diri seseorang dalam menghadapi pensiun.

4.5.2 Pengaruh Persiapan Fisik terhadap Kesiapan Pensiun

(19)

mempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan pensiun Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota ditolak. Hal ini tidak mendukung hasil penelelitian yang telah dilakukan oleh Sofro (2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesehatan fisik dan kesiapan pensiun.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa responden terungkap bahwa gaya hidup sehat merupakan sesuatu kewajiban yang harus dilakukan jika seseorang sudah berusia di atas 50 tahun, hal ini dikarenakan keadaan fisik yang terus melemah seiiring bertambahnya usia. Hal tersebut sejalan dengan data yang menjelaskan bahwa 100% responden telah berusia di atas 50 tahun sesuai dengan batas usia pensiun yang ditetapkan oleh UU. Para narasumber juga merasa bahwa keadaan fisiknya dalam kondisi sehat dan prima, ditambah lagi dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional membuat resiko kesehatan yang dapat terjadi di masa depan akan dapat ditangani dengan baik. Kemudian mereka juga memandang bahwa kondisi lingkungan Salatiga yang sejuk dan asri dapat menurunkan resiko gangguan kesehatan,oleh karena itu persiapan fisik dilihat tidak berpengaruh terhadap kesiapan pensiun mereka. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari (2010) yang mengungkapkan bahwa faktor kesehatan merupakan faktor penentu dari kesiapan pensiun seorang pegawai.

4.5.3 Pengaruh Persiapan Mental terhadap Kesiapan Pensiun

(20)

pensiun PNSPemerintah Kota Salatiga ditolak. Hal ini tidak mendukung hasil penelelitian yang telah dilakukan oleh Hamdani (2013) yang menyatakan bahwa kemampuan menyesuaikan pola pikir berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pensiun pegawai.

Hasil wawancara mengungkapkan bahwa mayoritas PNS melihat proses pensiun adalah proses yang alami sehingga dibiarkan mengalir secara alami seperti air. Kesadaran akan waktu pensiun yang semakin mendekat sebagai sebuah takdir menimbulkan kesiapan mental alamiah dalam diri pegawai untuk menghadapi pensiun karena telah melalui proses selama bertahun-tahun.

Lebih lanjut para narasumber menjelaskan bahwa mereka telah menyerahkan semua masa depan pensiunnya di tangan Tuhan dan berserah pada kehendak Tuhan. Apa yang mereka lakukan merupakan suatu wujud ketaatan atas perintah agama, mengingat bahwa mayoritas mereka telah berusia di atas 55 tahun, usia yang sudah termasuk kategori dewasa akhir. Salah satu ciri perilaku manusia yang usianya telah memasuki kategori dewasa akhir – lanjut usia adalah lebih tekun beribadah atau menjalankan perintah agama sebagai wujud persiapan menghadapi tutup usia (Hari, 2008). Hal ini sejalan dengan data bahwa 41% responden memilih melakukan kegiatan keagamaan sebagai pilihan kegiatan pengganti saat nantinya telah menjadi pensiunan PNS. Atas dasar hal-hal inilah dapat dilihat bahwa persiapan mental tidak berpengaruh pada kesiapan pensiun pegawai. Penjelasan di atas sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmi (2013) yang menjelaskan bahwasikap mental tidak berpengaruh pada kesiapan pensiun pegawai.

4.5.4Pengaruh Persiapan Kegiatan Pengganti terhadap Kesiapan Pensiun.

(21)

pengaruh positif yang signifikan terhadap kesiapan pensiundi kalanganPegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Salatiga yang akan menghadapi pensiun. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung 2,063> t tabel 1,673 pada selang kepercayaan ฀ 5%, atau angka signifikan 0,044< 0,05 sehingga H4 yang menyatakan bahwa faktor persiapan kegiatan penggantimempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan pensiun Pegawai Negeri SipilPemerintah Kota Salatiga dapat diterima. Arah koefisien regersi yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi perilaku mempersiapkan kegiatan penggantimaka semakin tinggi juga kesiapan pensiun dari Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Salatiga.Hal ini mendukung hasil penelelitian yang telah dilakukan oleh Albert (1995), Patrickson dan Hartman (1996), dan Tasumewada (2013) yang menyatakan bahwa mempunyai perencanaan kegiatan pengganti setelah pensiun dapat berpengaruh terhadap kepuasan kehidupan setelah pensiun.

Hal ini menunjukkan bahwa persiapan kegiatan pengganti diperlukan oleh pegawai yang menghadapi pensiun untuk mengisi kekosongan waktu pada saat pensiun nantinya. Dari hasil penelitian yang dilakukan tampak bahwa keseluruhan pegawai yang akan memasuki masa pensiun telah mempersiapkan kegiatan pengganti yang nantinya akan ditekuni ketika pensiun tiba sebagaimana diperlihatkan oleh Tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15

Kegiatan Pengganti Pilihan Karakteristi

k

Kategori N Persentase

Kegiatan Pengganti

Pilihan

Kegiatan Keagamaan 24 41%

Wirausaha 22 38%

(22)

Olahraga 2 4%

Total Responden 58 100%

Hal tersebut menunjukkan bahwa mempersiapkan kegiatan pengganti ketika nanti pensiun dirasa sebagai suatu hal utama yang benar-benar harus dipersiapkan. Narasumber juga menjelaskan bahwa penting bagi mereka untuk terus aktif berkegiatan meski telah pensiun agar kualitas hidup mereka terjaga dengan baik, ada kekhawatiran bahwa jika mereka hanya berdiam diri ketika pensiun maka mereka akan menjadi pikun, dianggap beban oleh keluarga dan dapat menjadi sakit-sakitan.

4.5.5 Pengaruh Program Persiapan Pensiun terhadap Kesiapan Pensiun.

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa program persiapan pensiun tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kesiapan pensiundi kalanganPegawai Negeri Sipil di Kota Salatiga yang akan menghadapi pensiun. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung -1,123< t tabel 1,673 pada selang kepercayaan ฀ 5%, atau angka signifikan 0,267> 0,05 sehingga H5 yang menyatakan bahwa faktor program persiapan mental mempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan pensiun PNS Pemerintah Kota Salatiga ditolak. Hal ini tidak mendukung hasil penelelitian yang telah dilakukan oleh Grable dan Joo (1999), Robinson et al (2011), dan Sari (2012) yang menyatakan bahwa dengan mengikuti program persiapan pensiun dari organisasi mampu menurunkan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa pensiun.

(23)

Rustriana (2010) menjelaskan bahwa suatu program pelatihan akan bermanfaat secara optimal jika dilakukan secara bertahap dengan jangka waktu menengah, sedangkan program pelatihan yang dilakukan dengan jangka waktu pendek dirasa kurang bermanfaat. Santrock (2012) lebih lanjut menjelaskan bahwa manusia yang telah memasuki kategori usia dewasa akhir menemukan dirinya sulit belajar hal baru karena terjadinya penurunan fungsi otak dan kemampuan belajar. Hal ini sejalan dengan kondisi program persiapan pensiun ini dimana subjek dari pelatihan adalah para responden yang 100% telah berada pada kategori usia dewasa akhir yang mungkin cenderung mengalami kesulitan atau keengganan belajar hal baru.

4.5.6 Pengaruh Manfaat Pensiun terhadap Kesiapan Pensiun

Pada hipoteis terakhir, berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa manfaat pensiun tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kesiapan pensiun dariPegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Salatiga yang akan memasuki masa pensiun. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung 1,436< t tabel 1,673pada selang kepercayaan ฀ 5%, atau angka signifikan 0,157> 0,05 sehingga H6 yang menyatakan bahwa manfaat pensiun mempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan pensiun Pegawai Negeri SipilPemerintah Kota Salatiga ditolak.

(24)

Gambar

Tabel 4.1 Karakteristik Responden
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
tabel = 0,2181. Hasil semua uji validitas untuk tiap item penelitian menunjukkan bahwa nilai r hitung
Tabel 4.4  Deskripsi Variabel Persiapan Fisik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Contributed of this paper is to evaluate multi super peer in overcoming single failure simulation, like seeing how many super peer which required in a cluster, how many cost

- Pendaftaran dilakukan langsung oleh Direktur Utama/Pimpinan/Kepala Cabang atau orang yang ditugaskan oleh Direktur Utama/Pimpinan/Kepala Cabang dengan menunjukkan surat tugas

• Schema matching result in label matching terminology by using on-line dictionary and WordNet v2.1 (English language) have value is higher than minimum value of reference [1]. The

Kelompok yang keempat adalah warga negara asing yang tidak memiliki. pertalian leluhur dengan Indonesia sama sekali namun memiliki

[r]

Asas kepada pembentukan model bimbingan kerjaya adalah untuk membentuk kematangan kerjaya dengan membantu membuat penerokaan kerjaya, perancangan kerjaya, membuat

Menetapkan : PERATURAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN TENTANG PEMBERIAN TALI ASIH DAN / ATAU SANTUNAN UANG DUKA BAGI APARATUR PEMERINTAHAN DESA,

Ada beberapa hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah mengumpulkan buku-buku dan referensi yang berkaitan dengan pedoman mengembangkan sebuah bahan ajar LKS dengan model