• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kesejahteraan pada Lanjut Usia di Panti Werdha Sosial dan Mandiri Salib Putih Kota Salatiga T1 462010017 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kesejahteraan pada Lanjut Usia di Panti Werdha Sosial dan Mandiri Salib Putih Kota Salatiga T1 462010017 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Pada tahun 2000 Indonesia termasuk negara dengan struktur

penduduk lanjut usia (aging structured population) dengan jumlah

penduduk lanjut usia sebanyak 14.439.967 orang dan tahun 2006

mencapai ± 19.000.000 orang, sedangkan pada tahun 2010 jumlah

penduduk lanjut usia meningkat menjadi 23,9 juta orang dan sepuluh

tahun kemudian atau di tahun 2020 diperkirakan penduduk lansia di

Indonesia akan mencapai 28,8 juta (Depkes, 2013).

Lanjut usia (Lansia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan

fisik, yang dimulai dengan adanya beberapa perubahan dalam

hidupnya. Saat usia dewasa, seseorang mempunyai kemampuan

reproduksi dan melahirkan anak. Ketika lewat usia reproduksi,

seseorang akan kehilangan tugas dan fungsinya dan memasuki fase

selanjutnya, yaitu lansia. Pada masa ini, seseorang menjadi lebih matang karena memiliki pengalaman hidup dan lebih bijaksana dalam

pengambilan suatu keputusan. Namun di sisi lain terjadi perubahan yaitu penurunan fisik, (Papalia, 2002). Seorang lansia sudah tidak

dapat mengerjakan berbagai aktivitas sebaik pada saat muda. Hal ini membuat lansia menjadi demotivasi dan menarik diri dari lingkungan

(2)

loneliness, perasaan tidak berguna, keinginan untuk cepat mati atau

bunuh diri. Masalah-masalah ini yang dapat membuat harapan hidup

pada lansia menjadi menurun. Antonucci dan Akiyama (dalam Papalia,

Olds, dan Feldman, 2004) menyebutkan bahwa pemenuhan

kebutuhan emosional dapat diperoleh dari keluarga, baik dari

pasangan hidup maupun keturunannya. Namun demikian, tidak semua

lansia tinggal bersama dengan keluarganya. Ada lansia yang harus

tinggal di tempat yang berbeda yaitu panti werdha.

Adanya tuntutan dari dunia yang semakin modern, lansia seringkali

dianggap sebagai hambatan bagi keluarga. Lansia menjadi anggota

keluarga yang merepotkan dan membawa kesulitan bagi keluarganya.

Tidak jarang anggota keluarga menitipkan para lansia di panti werdha.

Ada beberapa alasan yang mendasari seseorang untuk masuk ke

dalam panti werdha misalnya atas anjuran dari keluarga, teman

ataupun lingkungan sosialnya serta atas keinginan dari diri sendiri.

Jika seorang lansia masuk dan tinggal di panti werdha, maka mereka

akan mengalami suatu perubahan di dalam hidupnya. Hal yang paling menonjol adalah perubahan sosial. Di panti werdha mereka akan

bertemu dengan teman sebayanya yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Oleh karena itu, lansia tersebut harus beradaptasi

(3)

mereka akan merasa kesepian dan kesejahteraan mereka akan

menurun (Tjahyo & Eli, Jurnal Lansia, 2012).

Kesejahteraan (well-being) berhubungan dengan tahap

perkembangan yang ada pada lansia yaitu mengenai kenyamanan

hidup yang berhubungan dengan individu yang siap menerima

kekuatan dan kelemahan diri, yang memiliki hubungan positif dengan

orang lain, bisa mengarahkan perilakunya, mengembangkan potensi

dirinya, menguasai lingkungan yang ada disekitarnya dan memiliki

tujuan hidup, Nathawat (dalam Katarina, 2007). Troll dan Fingerman

(dalam Papalia, Olds, dan Feldman, 2004), mengatakan bahwa pada

masa lansia, individu ingin menghabiskan waktunya dengan

orang-orang yang sangat berarti seperti anak-anak dan cucu-cucunya.

Selanjutnya dukungan sosial juga menjadi faktor terpenting yang

diperlukan oleh lansia. Lansia sangat membutuhkan cinta,

persahabatan, pengertian, dan butuh untuk dihargai.

Havighurst (1961), juga menyatakan bahwa tugas perkembangan

lansia yang lain yaitu menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri dengan kematian pasangan,

membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia, membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan, dan menyesuaikan diri

dengan peran sosial secara luwes. Hal ini sangat berkaitan dengan kesejahteraan lansia. Jika seseorang lansia mampu memenuhi tugas

(4)

merasakan kesejahteraan dalam hidupnya. Begitu pula sebaliknya,

jika seorang lansia tidak dapat memenuhi tugas perkembangannya

maka kesejahteraan lansia akan menurun. Hal ini dapat

mengakibatkan, timbulnya masalah kesehatan dan berpengaruh

terhadap perilaku, sosial, kultural, dan ekonomi. Lansia yang tinggal di

panti werdha biasanya mengalami kesulitan pada penyesuaian diri

dengan peran sosial secara luwes. Lansia akan merasa asing dengan

lingkungan sosialnya yang baru jika lansia tersebut dipindahkan ke

panti werdha yang sebelumnya belum pernah mereka tinggali.

Menurut Novalia (2011), bahwa lansia yang tinggal di panti werdha memiliki kesejahteraan (well-being) yang positif. Hal ini ditunjukkan

dengan lansia yang tinggal di panti werdha memiliki penerimaan

mandiri yang baik, kemampuan menjalin hubungan yang positif

dengan orang lain, otonomi yang baik, tujuan hidup dan tetap dapat

merasakan pribadinya yang terus tumbuh.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan

(well-being) yaitu dikarenakan faktor jaringan sosial yang baik, dalam hal ini

lansia mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan di panti

werdha dan memiliki hubungan yang baik dengan keluarga termasuk anak-anak maupun para pegawai dan perawat di panti werdha

Novalia, 2011).

Namun hal ini berbeda dengan yang ditemui peneliti pada studi

(5)

yang tinggal di panti werdha merasa kesepian karena keluarganya

jarang berkunjung, dan juga kurangnya para pekerja. Oleh karena itu,

beberapa lansia juga ikut membantu dalam beberapa pekerjaan

misalnya, menyiapkan makanan dan air panas. Hal ini mendukung

lansia untuk tidak merasa kesepian karena masih mampu melakukan

banyak aktifitas. Di panti ini juga kurangnya kunjungan dari para

perawat, biasanya hanya dilakukan kunjungan jika ada program dari

posyandu lansia atau puskesmas terdekat. Namun demikian,

semuanya itu tidak menjadi hambatan dalam menjalankan setiap

kegiatan yang ada, menurut salah satu lansia.

Berdasarkan latar belakang yang ada di atas, maka peneliti sangat

tertarik untuk mengetahui gambaran kesejahteraan pada lansia di

Panti Wredha Sosial Salib Putih di Kota Salatiga.

1.2 Fokus penelitian

Sesuai latar belakang di atas, diajukan pengkajian sebagai

berikut:

1.2.1. Gambaran Kesejahteraan pada lansia di Panti Werdha

Sosial & Mandiri Salib Putih di Salatiga.

1.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan lansia di

(6)

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

kesejahteraan pada lansia di Panti Werdha Sosial dan Mandiri Salib

Putih di Salatiga dan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi

kesejahteraan pada lansia di Panti Werdha Sosial dan Mandiri Salib

Putih di Salatiga.

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat yaitu:

1.4.1. Manfaat teoritis

Dalam lingkup keperawatan gerontik, penelitian ini diharapkan

dapat memberikan informasi gambaran kesejahteraan pada

lansia di panti wredha dan dapat menjadi bahan referensi untuk

pembelajaran lebih lanjut dalam keperawatan gerontik.

1.4.2. Manfaat praktis

1.4.2.1. Peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi media pembelajaran peneliti dalam menyusun skripsi dan

pelaksanaan penelitian untuk penyusunan tulisan ilmiah.

1.4.2.2. Lansia dan keluarga

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

(7)

meningkatkan kesejahteraan lansia, dan dapat

mengetahui pentingnya perasaan sejahtera terhadap

lansia baik itu kepada para individu lansia dan

keluarganya.

1.4.2.3. Pihak Panti Wreda

Hasil dari penelitian ini diharapkan pihak panti werdha

dapat meningkatkan pelayanan dalam merawat lansia

di panti werdha untuk meningkatkan kesejahteraan

yang tinggal di dalamnya.

1.4.2.4. Masyarakat

Hasil dari penelitian ini diharapkan masyarakat

menyadari bahwa perannya sangatlah penting dalam

Referensi

Dokumen terkait

dari minat membaca adalah suatu keinginan yang ada dalam diri. seseorang yang disertai dengan perasaan senang dan perhatian

Penelitian ini mengkaji peningkatan keaktifan dan kemampuan siswa kelas XI IPS SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 dalam pembelajaran menulis proposal kegiatan

Jaringan jalan merupakan salah satu jenis prasarana yang sangat penting keberadaannya guna terwujudnya suatu lingkungan pemukiman yang terencana dengan baik, teratur

[r]

Struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia, stoikiometri, larutan non-elektrolit dan elektrolit, reaksi oksidasi-reduksi, senyawa organik dan makromolekul 5. Termokimia,

[r]

Sistem Peringatan Kerusakan Perangkat Jaringan Base Transceiver Station Berbasis Sistem Informasi Geografi untuk memberikan visualisasi beserta informasi kepada

(ALU), adalah alat yang melakukan semua operasi aritmatika dengan dasar penjumlahan sehingga sirkuit elektronik yang digunakan disebut adder juga melakukan keputusan dari