BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengangkutan barang atau paket barang di Indonesia meliputi darat, laut
dan udara. Hal ini dikarenakan geografis Indonesia terdiri atas beribu pulau baik
yang besar, sedang maupun kecil. Jadi untuk urusan angkutan barang di dalam
negeri saja ketiga jalur lalu lintas transportasi tersebut cukup memadai, mengingat
jumlah penduduk bangsa Indonesia yang hampir dua ratus jiwa tersebar di
sebagian besar Kepulauan Nusantara ini. Dengan adanya barang atau paket yang
memerlukan angkutan, maka banyak pengusaha-pengusaha ataupun
perusahaan-perusahaan jasa angkutan di ketiga jalur transportasi tersebut.
Pengangkutan merupakan serangkaian perbuatan mulai dari pemuatan ke
dalam alat pengangkut, kemudian dibawa menuju ke tempat yang telah
ditentukan, dan pembongkaran atau penurunan di tempat tujuan. Pengangkutan
sebagai perjanjian, pada umumnya bersifat lisan (tidak tertulis) tetapi selalu
didukung oleh dokumen angkutan yang membuktikan bahwa perjanjian sudah
terjadi. Pengangkutan sebagai proses merupakan sistem hukum yang mempunyai
unsur-unsur sistem, yaitu:
1. Subjek (pelaku) hukum pengangkutan, yaitu pihak-pihak dalam perjanjian
dan pihak yang berkepentingan dalam pengangkutan.
2. Status pelaku hukum pengangkutan, khususnya pengangkut selalu
berstatus perusahaan badan hukum atau bukan badan hukum.
4. Peristiwa hukum pengangkutan, yaitu proses penyelenggaraan
pengangkutan.
5. Hubungan hukum pengangkutan, yaitu hubungan kewajiban dan hak
antara pihak-pihak dan mereka yang berkepentingan dengan
pengangkutan.1
Peranan pengangkutan dalam dunia perdagangan bersifat mutlak, sebab
tanpa pengangkutan perusahaan tidak mungkin dapat berjalan, barang-barang
yang dihasilkan produsen, oleh produsen atau pabrik-pabrik dapat sampai di
tangan pedagang atau pengusaha hanya dengan jalan pengangkutan, dan
seterusnya dari pedagang atau pengusaha kepada konsumen juga harus
menggunakan jasa pengangkutan. pengangkutan di sini dapat dilakukan oleh
orang, kendaraan yang ditarik oleh binatang, kendaraan bermotor, kereta api,
kapal laut, kapal sungai, pesawat udara, dan lain-lain.
Secara umum dinyatakan bahwa setiap pengangkutan barang atau paket
barang bertujuan untuk sampai ditempat tujuan dengan selamat dan meningkatkan
nilai guna barang yang diangkut. Sampai ditempat tujuan artinya proses
pemindahan dari suatu tempat ke tempat tujuan berlangsung tanpa hambatan dan
kemacetan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Dengan adanya pelaksanaan pengangkutan ini secara langsung juga akan
berpengaruh terhadap perlindungan hukum bagi pihak pengirim barang yang
menggunakan sarana angkutan tersebut karena bila penyelenggaraan
1 Suwardjoko Warpani, Merencanakan Sistem Perangkutan, Penerbit ITB, Bandung,
pengangkutan tidak selamat akan terjadi dua hal, yaitu barangnya sampai di
tempat tujuan tidak ada (musnah) atau ada, tetapi rusak, sebagian atau seluruhnya.
Barang yang tidak ada mungkin disebabkan karena terbakar, tenggelam,
dicuri orang, dibuang di laut, dan lain-lain. Barang rusak sebagian atau
seluruhnya, meskipun barangnya ada, tetapi tidak dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. Kalau barang muatan tidak ada atau ada tetapi rusak,
menjadi tanggung jawab pengangkut, artinya pengangkut harus membayar ganti
kerugian terhadap barang yang musnah atau rusak tersebut.
Dalam perjanjian pengangkutan terkait dua pihak, yaitu pengangkut dan
pengirim barang. Jika tercapai kesepakatan diantara para pihak, maka pada saat itu
lahirlah perjanjian pengangkutan. Apabila pengangkut telah melaksanakan
kewajibannya dalam menyelenggarakan pengangkutan barang atau paket barang,
pengangkut telah terikat pada konsekuensi yang harus ditanggung oleh
pengangkut barang atau tanggung jawab terhadap muatan yang diangkutnya. Dari
kewajiban itu timbul tanggung jawab pengangkut, maka segala sesuatu yang
mengganggu keselamatan barang menjadi tanggung jawab pengangkut. Dengan
demikian, berarti pengangkut berkewajiban menanggung segala kerugian yang
diderita oleh pengirim barang yang diangkutnya tersebut.
Adapun kewajiban dari pengangkut adalah menyelenggarakan
pengangkutan barang atau paket barang dengan selamat. Sedangkan pihak
pengirim mempunyai kewajiban untuk membayar biaya pengiriman sehingga
dalam penyelenggaraan pengiriman barang tersebut pengirim akan mengirimkan
diserahkan, pihak perusahaan pengangkutan akan menerima barang atau paket
tersebut. Maka sejak itu, tanggung jawab mengenai barang atau paket tersebut
adalah tanggung jawab perusahaan pengangkutan.
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengangkutan
barang atau paket barang, CV. Sinar Makmur Abadi telah menerima titipan suatu
barang dari orang atau perusahaan yaitu pihak pengirim barang. CV. Sinar
Makmur Abadi selanjutnya bertanggung jawab untuk menyelenggarakan
pengangkutan atau selanjutnya bertanggung jawab untuk dikirim ketempat tujuan
yang dituju dengan selamat. Artinya bahwa pihak pengangkut, yaitu CV. Sinar
Makmur Abadi bertanggung jawab atas keselamatan barang dan keamanan barang
yang harus diangkutnya, mulai saat diterimanya hingga saat diserahkannya barang
tersebut ke tangan penerima. Serta apabila dalam pengangkutan barang tersebut
berjalan tidak selamat, misalnya barang tersebut mengalami kerugian akibat
kehilangan, kerusakan atau keterlambatan dalam pengirimannya, maka hal ini
juga menjadi tanggung jawab pengangkut. Namun mengenai tanggung jawab
tersebut ada pembatasannya. Pengangkut bertanggung jawab untuk memberikan
ganti rugi pada pengirim apabila kerugian akibat kehilangan, kerusakan atau
keterlambatan barang yang dikirim tersebut karena kelalaiannya, kecuali apabila
kerugian itu timbul karena salah satu sebab sebagai berikut :
a. Keadaan yang memaksa (overmacht).
b. Cacat barang itu sendiri.
d. Keterlambatan datangnya karena keadaan memaksa (diatur dalam
ketentuan Pasal 91 dan Pasal 92 Kitab Undang-undang Hukum Dagang).2
Berdasarkan uraian di atas, yang sekaligus juga melatar belakangi penulis
untuk menuangkan dalam sebuah penelitian hukum dengan judul: “Perlindungan
Konsumen Terhadap Keterlambatan Pengiriman Barang Melalui Angkutan
Darat (Studi Pada CV. Sinar Makmur Abadi)”.
B. Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini antara lain, sebagai
berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pengiriman barang melalui angkutan darat pada
CV. Sinar Makmur Abadi?
2. Bagaimana perjanjian pengiriman barang melalui angkutan darat pada CV.
Sinar Makmur Abadi?
3. Apasajakah yang menjadi faktor-faktor penyebab keterlambatan dan
tanggung jawab CV. Sinar Makmur Abadi terhadap keterlambatan
pengiriman barang melalui angkutan darat?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai permasalahan yang diatas adapun tujuan penulisan ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengiriman barang melalui
angkutan darat pada CV. Sinar Makmur Abadi.
2 E. Saefullah Wiradipradja, Tanggung Jawab Pengangkut Dalam Hukum Pengangkutan Udara Internasional Dan Nasional, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1989. hal. 25.
2. Untuk mengetahui bagaimana perjanjian pengiriman barang melalui
angkutan darat pada CV. Sinar Makmur Abadi.
3. Untuk mengetahui apasajakah yang menjadi faktor-faktor penyebab
keterlambatan dan tanggung Jawab CV. Sinar Makmur Abadi terhadap
keterlambatan pengiriman barang melalui angkutan darat.
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, adapun manfaat dari
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Menambah kajian data yang diperoleh mengenai ganti kerugian dalam
proses pengangkutan yang dilakukan oleh perusahaan jasa pengangkutan.
2. Manfaat Praktis
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, kegunaan
praktis yang diharapkan diantaranya, yaitu:
1) Bagi Mahasiswa, dapat digunakan sebagai wahana pengembangan
ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan serta meningkatkan
kemampuan menganalisis terhadap kenyataan yang ada mengenai
tanggung jawab pengangkut terhadap jasa pengiriman paket barang
melalui jalur darat pada CV. Sinar Makmur Abadi.
2) Bagi pengguna atau pengirim, bagi pengguna atau pengirim penelitian
ini memberikan dorongan moral dan membangkitkan kesadaran untuk
melanjutkan perjuangan mereka dalam menuntut hak dan
3) Bagi perusahaan atau penyedia jasa pengangkutan barang, bagi
perusahaan atau penyedia jasa penelitian ini dapat memberikan
pemahaman tentang kewajiban dalam memperlakukan konsumen yang
sebagaimana mestinya sesuai ayuran yang berlaku sehingga tercipta
rasa keadilan dan keseimbangan.
4) Bagi masyarakat, bagi masyarakat penelitian ini sebagai pengetahuan
menambah wawasan mengenai perlindungan hukum terhadap
pengguna jasa CV. Sinar Makmur Abadi sehingga menumbuhkan
kesadaran masyarakat.
5) Bagi pemerintah, dapat memberikan pertimbangan pemerintah dalam
menetapkan dan melaksanakan mengenai perlindungan hukum
terhadap pengguna jasa pengiriman paket barang melalui jalur darat di
CV. Sinar Makmur Abadi.
E. Metode Penelitian
Metode adalah pedoman cara seorang ilmuwan mempelajari dan memahami
lingkungan-lingkungan yang dihadapi.3 Dalam suatu penelitian diperlukan adanya
metode penelitian, sebab metode penelitian dipergunakan sebagai pedoman
penelitian untuk memperoleh data atau informasi serta penjelasan secara
sistematik mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pokok
permasalahan. Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Sifat dan jenis penelitian
Penelitian ini bersifat deskripsif kualitatif yaitu penelitian yang ditujukan
untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau
gejala-gejala.4 Pelaksanaan penelitian deskriptif ini sesuai dengan maksud penulis
yang pada prinsipnya ingin memperoleh gambaran yang jelas mengenai tanggung
jawab pengangkut atas keterlambatan atau kerusakan dalam pengiriman paket
barang yang dilakukan oleh CV. Sinar Makmur Abadi. Serta menganalisa
peraturan-peraturan yang berlaku dihubungkan dengan perlindungan konsumen
terhadap keterlambatan pengiriman barang melalui angkutan darat. Sedangkan
materi penelitian ini adalah berdasarkan data sekunder yaitu berdasarkan teoritis.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meneliti penerapan
ketentuan-ketentuan perundang-undangan (hukum positif) dalam perlindungan konsumen
terhadap keterlambatan pengiriman barang melalui angkutan darat.
2. Sumber data
Suatu penelitian didalamnya menggunakan dua jenis data yaitu data yang
secara langsung didapat dari lapangan dan data yang didapat dari bahan-bahan
pustaka. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari keterangan atau fakta-fakta yang secara
tidak langsung melalui beberapa literature, dokumen resmi, laporan,
peraturan perundang-undangan dan lain-lain yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti. Adapun data sekunder dalam penelitian ini antara lain:
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang, Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Dokumen pengangkutan (surat jalan, surat angkut, surat
pengajuan klaim, surat keterlambatan armada).
b. Data primer
Data primer dalam penelitian ini dipergunakan untuk mendukung data
sekunder. Data primer adalah data-data yang diperoleh secara langsung pada
narasumber atau responden yang bersangkutan, dalam hal ini nara sumber
yang dimaksud adalah CV. Sinar Makmur Abadi
3. Alat pengumpul data
Sesuai dengan jenis data, maka metode untuk mengumpulkan data
disesuaikan dengan jenis data, untuk mengumpulkan data primer digunakan
metode wawancara, sedangkan untuk data sekunder menggunakan metode studi
pustaka. Penjelasan dari 2 metode pengumpulan data tersebut sebagai berikut:
a. Metode studi kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan suatu cara untuk memperoleh data dengan
jalan mempelajari berbagai dokumen-dokumen dan data sekunder lainnya
yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini.
b. Metode wawancara
Wawancara merupakan tehnik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab,
Pedoman daftar pertanyaan dibuat secara sistematis dan telah disiapkan oleh
peneliti berdasarkan tujuan penelitian.
4. Analisis data
Metode untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan
metode deduktif, yaitu suatu metode dalam menganalisis data berawal dari
fenomena-fenomena umum menuju pada fenomena-fenomena khusus. Maksudnya
fenomena tersebut berdasarkan undang-undang secara umum yang didasarkan
pada kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, kemudian dikaitkan
dengan norma-norma hukum di bidang pengangkutan, sehingga dari teori-teori
tersebut dapat ditarik beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan dan
pembahasan skripsi ini.
F. Keaslian Penulisan
Adapun penulisan skripsi yang berjudul “Perlindungan Konsumen
Terhadap Keterlambatan Pengiriman Barang Melalui Angkutan Darat (Studi Pada
CV. Sinar Makmur Abadi)” ini merupakan hasil pemikiran sendiri. Penulisan
skripsi ini tidak sama dengan penulisan skripsi lainnya. Sehingga penulisan
skripsi ini masih asli serta dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan
akademik.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa bab, dimana dalam bab
Bab I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang uraian umum seperti penelitian
pada umumnya yaitu, Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan
Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penelitian, Keaslian Penulisan,
serta Sistematika Penulisan.
Bab II. KAJIAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN BARANG
Dalam bagian ini akan diuraikan tentang Sejarah dan Pengertian
Pengangkutan Barang, Pihak-Pihak Dalam Perjanjian Pengangkutan
Barang, Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Pengangkutan Barang
serta Peraturan Mengenai Pengangkutan Barang.
Bab III. KAJIAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang Pengertian Perlindungan
Konsumen, Sejarah Perlindungan Konsumen, Asas dan Tujuan
Perlindungan Konsumen.
Bab IV. PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP
KETERLAMBATAN PENGIRIMAN BARANG MELALUI
ANGKUTAN DARAT (STUDI PADA CV. SINAR MAKMUR
ABADI).
Dalam bagian ini akan diuraikan pembahasan tentang Pelaksanaan
Pengiriman Barang Melalui Angkutan Darat Pada CV. Sinar Makmur
Abadi, Perjanjian Pengiriman Barang Melalui Angkutan Darat Pada
Keterlambatan dan Tanggung Jawab CV. Sinar Makmur Abadi
Terhadap Keterlambatan Pengiriman Barang Melalui Angkutan Darat.
Bab V. PENUTUP
Bab ini adalah bab Penutup, yang merupakan bab terakhir dimana