• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Plagiarisme pada Penulisan Tesis (Studi Kasus Mahasiswa S2 Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Tahun 2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Plagiarisme pada Penulisan Tesis (Studi Kasus Mahasiswa S2 Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Tahun 2015)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Plagiarisme

Henry Soelistyo, (2011) menyatakan bahwa secara etimologis plagiat berasal dari bahasa Inggris Plagiarism yang apabila dirunut sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu Plagiarius berarti penculik atau pencuri karya tulis. Kemudian di kamus Longman Dictionary of English Language and Culture, plagiarism didefinisikan sebagai pengambilan gagasan dari karya orang lain kemudian menggunakan gagasan tersebut dalam karyanya sendiri tanpa memberi penghargaan terhadap penulis aslinya.

Untuk menyamakan pemahaman, perlu dikutip sebuah referensi konseptual dari Black’s Law Dictionary, yang mendefinisikan plagiarism sebagai berikut:

The deliberate and knowing presentation of another person’s original ideas or creative expression as one’s own. Generally, plagiarism is immoral but not illegal. If the expression’s creator gives unrestricted permission for it’s use and the user claim the expression as original, the user commits plagiarism but does not violate copyright laws. If the original expression is copied without permission, the plagiarist may violate copyright laws, even if credit goes to the creator. And if the plagiarism results in material gain, it may be deemed a passing-off activity that violates the Lanham Act

Definisi dari kamus tersebut membedakan antara tindakan immoral dengan illegal. Namun yang pasti apabila yang diplagiat merupakan original creative expressions, maka plagiator itu dianggap melanggar UU Hak Cipta. Sementara

(2)

dinyatakan oleh the World Intellectual Property Organization/WIPO, dalam glossary tahun 1980, sebagai berikut:

Generally understood as the act offering or presenting as one’s own the work of another, wholly or partly, in a more or less altered form or context. The person so doing is called a plagiarist, he is guilty of deception and, in the case of works protected by copyright, also of infringement of copyright.

Definisi WIPO menekankan satu syarat normatif, bahwa pelanggaran Hak Cipta terjadi apabila ciptaan yang diplagiat merupakan karya yang dilindungi Hak Cipta. Persyaratan ini secara implisit mengindikasikan norma sebaliknya bahwa apabila karya yang diplagiat merupakan ciptaan, maka plagiarism yang dilakukan itu bukan merupakan tindakan pelanggaran Hak Cipta. Interpretasi iniperlu dikonfirmasi mengingat tindakan plagiat seperti ini merupakan tindak pelanggaran hak moral pencipta, yang di beberapa negara perlindungan hukumnya tidak mengenal batas waktu, artinya bersifat abadi.

Perbedaan referensi Black’s Law Dictionary dengan WIPO glossary adalah aspek manfaat plagiat bagi pelaku. Dikatakan dalam Black’s Law Dictionary bahwa:”… if the plagiarism result in material gain, it may be deemed

a passing-off acttivity that violate the Lamban Act…” pernyataan ini dapat

(3)

rugi secara perdata. Atas tindakan plagiasi itu ia secara hukum diancam sanksi membayar ganti rugi.

Selanjutnya, Alexander Lindsey dalam tulisan Plagiarism and Originality dalam Soelistyo (2011: 8-9), plagiat yang diartikan sebagai tindakan menjiplak ide, gagasan atau karya orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri atau menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya sehingga menimbulkan asumsi yang salah atau keliru mengenai asal muasal dari suatu ide, gagasan atau karya. Karena definisi tersebut tidak secara spesifik membatasi pada ciptaan karya tulis, maka plagiarisme dapat pula digunakan untuk menyatakan tindakan penjiplakan ide, gagasan atau karya arsitektur.

Plagiat itu sendiri merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagain atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah orang lain, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai (Permendiknas No 17 tahun 2010, Pasal 1 Ayat 1 ).

Pengertian ini serupa dengan definisi yang dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa plagiasi adalah pengambilan karangan (pendapat) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri (KBBI, 2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia membedakan secara tegas istilah plagiat dengan plagiarisme. Plagiariseme ini diartikan sebagai penjiplakan yang melanggar Hak Cipta.

(4)

jenis izin yang dipegang oleh pemegang hak (penemu/ pembuat aslinya). Sedangkan plagiat (plagiarism), seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lebih menekankan aspek etika (ethic). Secara sederhana, plagiat diartikan sebagai mengambil atau meniru karya orang lain, lalu mengakuinya sebagai karya sendiri. Meniru karya orang lain tanpa mencantumkan sumber aslinya, sama saja dengan mengakui karya orang lain sebagai karya sendiri, yang disebut plagiat. Plagiat tidak hanya sebatas meminta izin, mendapatkan izin dari pencipta atau sebatas mencantumkan sumbernya. Menurut Julissar seperti dikutip Soelistyo (2011:34) menyimpulkan beberapa definisi plagiat, atau plagiarisme berdasarkan dari hasil penelitiannya, yaitu:

1. Penggunaan ide atau gagasan orang lain yang tercantum dalam karya tulis tanpa mencantumkan identitas sumber aslinya;

2. Menggunakan ataupun mengutip kata-kata, kalimat, dan paragraf milik orang lain dalam sebuah karya tulistanpa memberi tanda kutip dan/atau mencantumkan sumber aslinya;

3. Menggunakan ungkapan, uraian, dan penjelasan orang lain dalam sebuah karya tulis tanpa memberitanda kutip dan/atau mencantumkan sumber aslinya;

4. Menggunakan fakta berupadata dan informasi milik orang lain yang merupakan hasil penelitiannya yang dituangkan dalam suatu karya tulis tanpa mencantumkan identitas sumber aslinya;

5. Mengganti identitas penulis/pencipta dari karya tulis orang lain dengan identitas sendiri sehingga karya tersebut seolah-olah menjadi karyanya sendiri.

(5)

ungkapan yang tidak sah (mendapat izin dan mencantumkan sumber) tersebut disebut plagiat .

2.1.1 Faktor Penyebab Plagiarisme

Plagiat bukan sebuah fenomena yang muncul dan terjadi secara tiba-tiba dan bukan budaya yang secara arti kata budaya itu sendiri merupakan sesuatu yang dilestarikan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang, kususnya mahasiswa itu melakukan tindakan plagiat, menurut Ariani (2011) faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Minimnya Sosialisasi 2. Pemahaman Kurang Baik 3. Pengawasan Kurang (permisif) 4. Kecanggihan Teknologi 5. Kemalasan

6. Mengikisnya Kejujuran

(6)

Kemalasan, hal inilah yang menjadi potret kehidupan disekitar kita pada saat ini. Para mahasiswa yang menjadi korban malas akan sangat mudah untuk terpancing malakukan tindakan plagiat. Ketika mendapat tugas membuat karya ilmiah mereka tidak ragu untuk melakukan tindakan menjiplak atau plagiat agar tugas mereka cepat selesai. Kalau saja mental kejujuran pada diri sendiri itu menjadi pegangan maka tindakan plagiat akan dapat dihindari, akan tetapi jujur adalah sesuatu yang sangat mahal. Menjadi jujur adalah sebuah kebodohan, itulah yang saat ini banyak kita dengar. Hanya demi mendapatkan nilai yang baik mahasiswa tanpa ragu melakukan tindakan plagiat.

2.1.2 Jenis-Jenis Plagiarisme

Ada terdapat beberapa jenis plagiarisme, menurut Sudigdo (2007), jenis-jenis plagiarisme dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:

1. Jenis plagiarisme berdasarkan aspek yang dicuri: plagiarisme ide, plagiarismeisi (data penelitian), plagiarisme kata, kalimat, paragraf, plagiarisme total.

2. Klasifikasi berdasarkan sengaja atau tidaknya plagiarisme: plagiarisme yangdisengaja dan plagiarisme yang tidak disengaja.

3. Klasifikasi berdasarkan proporsi atau presentasi kata, kalimat, paragraf yang dibajak: plagiarisme ringan <30%, plagiarisme sedang 30-70%, danplagiarisme berat atau total >70%.

Berdasarkan pada pola plagiarisme ada tiga jenis plagiarisme menurut Novin, dkk (2012), yaitu:

a. Word-of-word plagiarism: menyalin setiap kata secara langsung tanpadiubah sedikitpun.

b. Plagiarism of the form of a source: menyalin dan atau menulis ulang kode-kode program tanpa mengubah struktur dan jalannya program.

(7)

Sastroasmoro (2007), menjabarkan kategori plagiarisme berdasarkan,yaitu:

1. Aspek yang dijiplak.

2. Berdasarkan proporsi bahan yang dijiplak. 3. Berdasarkan pola plagiarisme.

4. Berdasarkan kesengajaan.

Dari jenis-jenis plagiarisme yang disebutkan di atas dapat diketahui bahwa tindakan plagiarisme memiliki beberapa kategori yang pertama adalah berdasarkan aspek yang dijiplak, yakni plagiat ide, isi, tulisan dan plagiarism total. Kategori yang kedua adalah seberapa besar proporsi plagiat dilakukan, berdasarkan proporsi plagiat dibagi tiga yaitu plagiat ringan, sedang dan plagiat berat. Kategori yang ketiga adalah plagiarisme berdasarkan pola, kategori ini dibagi dua jenis : plagiat kata perkata dan plagiat mozaik dengan menggabungkan beberapa ide orang lain. Dan kategori yang terakhir adalah plagiarisme yang dilakukan dengan sengaja atau tidak.

Menurut Lako (2012), terdapat beberapa jenis plagiarisme, yaitu: 1. Plagiarisme total,

2. Plagiarisme parsial,

3. Auto-plagiasi (self-plagiarisme), 4. Plagiarisme antarbahasa.

(8)

Sedangkan menurut Elisabeth H. Oakes dan Mehrdad Kia (2004),berdasarkan pola penyajiannya jenis plagiarisme ada 5 macam yaitu, plagiarisme verbatim yaitu plagiat apa adanya/plagiat total, plagiarisme kain perca yaitu plagiat dengan menggabungkan beberapa karya tanpa menyebutkan sumber asli, Plagiarisme parafrasa yaitu plagiat yang hanya mengubah kalimat asli dari karya orang lain kedalam bahasa sendiri tanpa menyebutkan sumbernya, plagiarism kata kunci atau frasa kunci adalah plagiat dengan mengambil kata kunci dari penulis asli dan memparafrasekannya dengan bahasa sendiri tanpa menyebutkan sumber asli dan Plagiarisme struktur gagasan yakni plagiat dengan mengambil struktur gagasan orang lain, kemudian dituangkan lagi agar terlihat berbeda.

2.1.3. Identifikasi Plagiarisme

Menurut Clough (2000:5) yang dikutip oleh Novanto (2009) ada beberapa faktor yang sering digunakan untuk mengidentifikasi plagiarisme, yaitu:

1. Penggunaan kosa kata. 2. Perubahan kosa kata

3. Teks yang membingungkan. 4. Penggunaan tanda baca. 5. Jumlah kemiripan teks. 6. Kesalahan ejaan yang sama. 7. Distribusi kata-kata.

8. Struktur sintaksis teks.

9. Rangkaian-rangkaian panjang kata yang sama. 10.Orde kemiripan antar teks.

11.Ketergantungan pada kata atau frase tertentu. 12.Frekuensi kata.

13.Keputusan untuk menggunakan kalimat panjang atau kalimat pendek. 14.Teks yang dapat dibaca.

(9)

Faktor-faktor yang disebutkan di atas adalah metode identifikasi plagiarisme secara manual yang disebut dengan intra-corporal detection ,yakni karya ilmiah yang diidentifikasi melakukan plagiat dibandingkan dengan dokumen yang dianggap dokumen asli dibatasi pada sebuah lokasi tertentu yang terdiri dari beberapa dokumen yang akan dibandingkan, dimana pengumpulan dokumen dilakukan secara manual. Metode identifikasi ini sedikit memakan waktu, akan tetapi akurasinya cukup besar.

Pendeteksian juga dapat dilakukan secara online atau disebut internet-based detection, yang berarti dokumen teks yang di identifikasi plagiat diperikasa

dengan dokumen teks yang berada di internet. Salah satu cara yang digunakan adalah pencarian dengan membandingkan keseluruhan dokumen yang terindikasi plagiat dengan dokumen yang berada di internet (Knight,2003). Cara lain adalah dengan memecah dokumen yang terindikasi plagiat menjadi beberapa kalimat tunggal dan menjadikan kalimat tuggal tersebut sebuah query yang akan berfungsi sebagai keyword pencarian dokumen yang relevan yang tersebar di internet.

Ada beberapa alat atau perangkat lunak untuk mendeteksi plagiat, dengan cara online maupun instalasi perangkat lunak, secara gratis maupun berbayar. Contoh alat atau perangkat lunak pendeteksi plagiarisme yaitu: Turnitin, Viper, dan Plagiarisma.net.

1. Perangkat Lunak Turnitin

(10)

Biasanya perguruan tinggi dan sekolah tinggi membeli lisensi untuk mengirimkan esai ke situs web Turnitin untuk memeriksa keorisinilannya.Kelebihan dan Kekurangan Turnitin

a. Kelebihan Perangkat Lunak Turnitin

Cara kerja perangkat lunak ini adalah dengan menggunakan database online yang dimilikinya, jumlahnya ratusan ribu hingga jutaan data karya ilmiah dari berbagai penjuru dunia, dalam beberapa jam kemudian file karya ilmiah yang di submit akan mendapatkan hasil seberapa tingkat kemiripannya dengan karya ilmiah yang lain. Perangkat lunak ini mempunyai keberhasilan yang tinggi jika artikel yang dimasukkan menggunakan bahasa Inggris.

b. Kelemahan Perangkat Lunak Turnitin

Harga perangkat lunak ini memang sangat mahal, sehingga tidak banyak kampus yang mampu membelinya, kira-kira harga lisensinya kurang lebih mencapai 400 juta rupiah untuk multi-account. Selain itu, kelemahan dari perangkat lunak ini memiliki tingkat keberhasilan yang kurang, jika artikel yang akan di cek menggunakan bahasa non-english.

2. Perangkat Lunak Viper

(11)

internet. Program ini mampu mendeteksi dari hardisk dan internet, sehingga bisa membandingkan data-data di dalam hardisk dan mengklasifikasi mana-mana yang bersifat plagiat. Program ini juga memberikan presentase kemiripan dari sebuah dokumen atau file yang satu dan yang lainnya. Tulisan yang sama (mengindikasikan plagiarisme) pada data yang di scan akan diberi tanda merah. Namun program ini membutuhkan waktu berpikir yang cukup lama dibandingkan layanan online.Kelebihan dan Kekurangan Perangkat Lunak Viper

a. Kelebihan Perangkat Lunak Viper

Viper adalah perangkat lunak pendeteksi plagiarisme dokumen dengan cara membandingkan dengan lebih dari 10 miliar sumber daya/ dokumen secara online. Viper mampu mendeteksi kecenderungan plagiarisme melalui data dari hardisk dan internet. Kelebihan lainnya, program ini memberikanm nilai berapa persen kemiripan tulisan yang satu dengan lainnya, setelah itu kita juga dapat membandingkannya. Tulisan yang sama (plagiat) akan diberi tanda merah pada kedua file.

b. Kelemahan Perangkat Lunak Viper

Viper memiliki kelemahan yaitu, program ini tidak gratis dan memerlukan waktu yang lama dibandingkan layanan online pendeteksi plagiat lainnya. Viper juga memiliki limitasi dalam pemeriksaan paper.

3. Website Plagiarisma.net

(12)

Plagiarisma.net merupakan alternatif yang bisa digunakan secara gratis namun juga dibatasi jumlah pendeteksian perharinya. Untuk menggunakan fitur premium, disediakan layanan free trial dengan cara mendaftar lebih dahulu.

Kelebihan dan Kekurangan Plagiarisma.net

a. Kelebihan Plagiarisma.net

Mudah digunakan karena hanya tinggal mengcopy isi teks pada artikel lalu ditaruh pada text area yang disediakan oleh Plagiarisma.net. Untuk proses pendeteksiannya tinggal klik saja tombol Check Duplicate Content.

b. Kelemahan Plagiarisme.net

Kekurangan dari Plagiarisma.net adalah kita harus menaruh teks (bukan URL) dan lagi waktu mendeteksinya relatif lama. Untuk teks dengan panjang sekitar 400 karakter dibutuhkan waktu pendeteksian lebih dari 1 menit.

4. Perangkat Lunak Plagiarism Checker X

(13)

mendukung mesin pencari populer seperti Google dan Bing dan Yahoo. Kelebihan dan Kekurangan Perangkat Lunak Plagiarism Checker X

a. Kelebihan Perangkat Lunak Plagiarism Checker X

Plagiarism Checker X adalah perangkat lunak yang sangat sederhana. Kita dapat menyisipkan teks yang dibutuhkan untuk diperiksa dan memungkinkan untuk memilih antara Google dan Bing untuk melakukan pencarian awal. Kita dapat menemukan konten yang mirip hanya dengan memasukan beberapa kalimat saja. Perangkat lunak ini memungkinkan kita untuk mengupload dokumen dalam format doc, docx, rtf, PDF, dan teks biasa. Tidak ada batasan untuk jumlah halaman yang dapat diperiksa oleh perangkat lunak Plagiarism Checker X.

b. Kelemahan Perangkat Lunak Plagiarism Checker X

Perangkat lunak ini memiliki kelemahan yaitu, program ini memerlukan waktu yang lebih lama dalam melakukan pendeteksian dokumen ketika diupload ke dalam perangkat lunak Plagiarism Checker X.

(14)

dengan artikel milik kita. Selain itu, perangkat lunak ini memungkinkan kita untuk mengupload dokumen dalam format doc, docx, rtf, PDF, dan teks biasa. Tidak ada batasan untuk jumlah halaman yang dapat diperiksa oleh perangkat lunak Plagiarism Checker X.

2.1.4. Bentuk Plagiarisme

Plagiat merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba untuk memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah karya pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Pada prinsipnya, saat ini pemerintah telah memiliki peraturan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan plagiat. Tindakan pencegahan plagiat bertujuan agar tidak terjadi plagiat di lingkungan perguruan tinggi. Penanggulang plagiat merupakan tindakan represif yang dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dan menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan perguruan tingginya yang bertujuan mengembalikan kredibilitas akademik perguruan tinggi yang bersangkutan.

Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 bahwa bentuk plagiat meliputi:

1. Mengacu dan mengutip istilah, kata/kalimat, data/info dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan tanpa menyatakansumber secara memadai.

2. Mengacu dan mengutip secara acak istilah kata/kalimat, data/info dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan tanpamenyatakan sumber secara memadai.

(15)

4. Merumuskan dengan kata-kata dan kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan kalimat, gagasan, pendapat/teori tanpa menyatakan sumber secara memadai.

5. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilakan dan telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai.

Menurut Clough (2005), bentuk-bentuk plagiarisme yang sering terjadi didunia akademis dapat dibagi atas:

1. Plagiarisme kata perkata : Menjiplak secara langsung dari tulisan yang telah dipublikasikan tanpa mencantumkan tanda kutip atau pemberitahuan pengutipan.

2. Plagiarisme Praphrasa : Melakukan penjiplakan dengan mengubah tulisan asli tanpa mencantumkan sumbernya.

3. Plagiarisme dari sumber kedua : Ketika sumber asli pernah di kutip, akan tetapi melakukan pengutipan kembali pada sumber kedua tanpa melihat langsung pada sumber yang aslinya.

4. Plagiarism of the form of a source: menyalin dan atau menulis ulang kode-kode program tanpa mengubah struktur dan jalannya program.

5. Plagiarimse ide : menggunakan kembali ide original dari sebuah tulisan tanpa mencantumkan sumbernya.

6. Plagiarism of authorship: mengakui hasil karya orang lain sebagai hasil karya sendiri dengan mencantumkan nama sendiri menggantikan nama pengarang sebenarnya.

2.2. Sanksi bagi Pelaku Tindakan Plagiarisme

Ada beberapa peraturan yang mengatur sanksi bagi pelaku tindakan plagiarisme diantaranya sebaga berikut:

1. Peraturan Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas)

Nomor 17 Tahun 2010Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor17 Tahun 2010 Pasal 12 telah mengatur sanksi bagi plagiator yang melakukan tindakan plagiat di perguruan tinggi. Jika terbukti melakukan plagiasi maka plagiator akan memperoleh sanksi sebagai berikut:

1. Sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 10 ayat (4), secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas:

a. teguran;

b. peringatan tertulis;

(16)

d. pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa;

e. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa; f. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa;

atau

g. pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program.

2. Sanksi bagi dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang terbuktimelakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 11 ayat (6), secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas:

a. teguran

b. peringatan tertulis;

c. penundaan pemberian hak dosen/peneliti/tenaga kependidikan; d. penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional;

e. pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/profesor/ahlipeneliti/tenaga kependidikan

f. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenagakependidikan;

g. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagaidosen/peneliti/tenaga kependidikan; atau

h. Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yangbersangkutan.

2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002

Undang-Undang tentang hak cipta sebagaimana undang-undang yang mengatur tersebut plagiat merupakan tindakan pidana. Di bawah ini jelas sekali undang-undang yang mengaturnya Pasal 72 ayat (1) :

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Saudara diharapkan membawa Dokumen ASLI Perusahaan dan menyerahkan Fotocopynya antara lain : Dokumen Penawaran, Jaminan Penawaran, Surat Dukungan Keuangan Dari Bank, Ijin Usaha

Office dapat memanfaatkan kondisi ini untuk memperbaiki kompetensi karyawannya karena indikator lainnya juga memiliki korelasi yang cukup tinggi sehingga dapat disimpulkan

[r]

- Button tema 1 link ke tampilan submenu yang terdapat. lesson dan game dengan tema

Kedua jenis Humas sama-sama lebih sering menerapkan peran teknisi komunikasi daripada peran manajerial komunikasi, namun Humas pemerintah lebih sering melakukan peran manajerial

Referensi yang berupa teori atau temuan-temuan dari berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dijadikan sebagai data pendukung dalam pengembangan

Pada tahun 2014 Sabam telah melakukan reduksi silika dari pasir alam menjadi silikon secara magnesiotermik pada suhu 800C dengan variasi waktu 4.. jam, 5 jam, dan 6 jam

Perayaan “ Grebeg Suro ” merupakan sebuah agenda rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo dan selalu mendapatkan perhatian publik, serta