• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT RKS PEMB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT RKS PEMB"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

DINAS PENDIDIKAN, KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

Jl. May. Jend. DI. Panjaitan No. 57 Telp. (0286) 594846 Banjarnegara 53411

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

(RKS)

KEGIATAN

PEKERJAAN

KONSULTAN PERENCANA

PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA

PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA

SMPN 1 MADUKARA KECAMATAN MADUKARA

(2)

Pasal I.01.

1. Nama Kegiatan : Pembangunan Sarana dan Prasarana Olahraga

2. Nama Pekerjaan : Pembangunan Sarana dan Prasarana Olahraga SMPN 1 Madukara

3. Lokasi Kegiatan : Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara

4. Pekerjaan pokok yang dilaksanakan :

a. Pekerjaan Persiapan

b. Pekerjaan Tanah

c. Pekerjaan Pondasi

d. Pekerjaan Beton

e. Pekerjaan Atap Baja Konvensional

f. Pekerjaan Penutup Atap, Listplank dan Talang

5. Seluruh jenis pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana dan uraian- uraian yang

tercantum dalam Dokumen Pelelangan / Perencanaan / Bestek, serta berdasarkan ketentuan pada :

a. Ketentuan perubahan / tambahan penjelasan uraian maupun gambar susulan yang dimuat dalam

Berita Acara Penjelasan pekerjaan.

b. Petunjuk / perintah pengawas dan pimpro selama dalam penyelenggaraan pekerjaan.

c. Peraturan Beton Indonesia (PBI - 1971 / NI-2 ).

d. Peratura Muatan Indonesia (PMI - 1990 ).

e. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan Indonesia (PUPBB / NI 3).

f. Peraturan tentang Bangunan di Indonesia lainnya dari Dep. PU yang berlaku.

6. Didalam melaksanakan pekerjaan - pekerjaan ini adalah temasuk juga mendatangkan , mengangkut

dan mengerjakan bahan - bahan sampai selesai.

7. Penyedia Jasa harus menyerahkan seluruh hasil pekerjaannya dalam keadaan selesai dengan baik

termasuk kebersihan lokasi / lingkungannya.

8. Perbedaan ukuran.

Bila terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara :

a. Gambar rencana dan detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skalanya lebih besar.

b. Bilamana terjadi perbedaan antara gambar dengan bestek, harus dilaporkan kepada Pengawas dan

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan.

Pasal I.02.

PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Kontraktor harus membuat bangunan darurat untuk keperluan sendiri sehubungan dengan pekerjaan

pelaksanaan ini berupa Kantor Administrasi Lapangan, Los Kerja dan gudang.

2. Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa mengganggu pelaksanaan

pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran

ketinggian lantai dan bagian-bagian bangunan yang lain.

3. Tanda tetap itu dibuat dari beton 20 x 20 x 150 cm, sebanyak 2 buah di ujung-ujung bangunan yang

(3)

selama waktu pelaksanaan hingga pekerjaan selesai seluruhnya untuk penyerahan pekerjaan yang

pertama.

4. Sebagai ukuran dasar + 0,00 peil lantai.

5. Untuk dasar ukuran sumbu-sumbu bangunan harus dibuat papan dasar pelaksanaan (bouwplank) yang

harus dibuat dari bahan kayu tebal minimum 3 cm dengan permukaan atasnya diserut sipat dasar (

waterpass ).

6. Pemborong harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang

berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.

Pasal I.03.

PEKERJAAN TANAH 1. Lingkup Pekerjaan

Pengadaan material bahan pengisi dan mengangkutnya ke dalam lapangan serta menimbunnya di

daerah lapangan dengan pemadatan yang cukup seperti dicantumkan dalam syarat-syaratnya.

Persyaratan pekerjaan tersebut minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin merintangi jalannya pekerjaan.

b. Melindungi benda-benda berharga yang berada di lapangan dan benda-benda berfaedah lainnya.

c. Pengeringan dan pengontrolan drainase.

d. Penggalian dan penimbunan, (untuk penimbunan dengan tanah urug).

e. Pemindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing.

f. Menyediakan material-material pengisi yang baik

2. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Pemeriksaan Lapangan

Pemborong harus mangadakan pemeriksaan dan pengecekan langsung ke lapangan guna menentukan

dengan pasti kondisi lapangan, bahan-bahan yang kelak akan dijumpainya dan keadaan lapangan

sekarang yang nanti mungkin akan mempengaruhi jalannya pekerjaan.

b. Penggalian dan Pembersihan

1. Seluruh rintangan yang ada dalam lapangan yang akan merintangi pekerjaan harus disingkirkan,

dan dibersihkan dari lapangan, kecuali hal-hal yang mungkin akan ditentukan kemudian untuk

dibiarkan tetap. Perlindungan harus diberikan kepada hal-hal yang seperti itu.

2. Pelaksanaan penggalian pondasi baru bisa dimulai setelah as-as ditetapkan secara cermat dan

disetujui oleh Pengawas Lapangan.

3. Apabila selama penggalian terjadi kelongsoran tebing, pemborong harus mencegahnya misalnya

dengan casing dan lain-lain sehingga pekerjaan tetap lancar

4. Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, haruslah sedemikian rupa sehingga menjamin

barang-barang berharga yang mungkin berada di lapangan terhindar dari kerusakan.

5. Reparasi kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum, di dalam dan di luar lapangan

(4)

6. Pemindahan semua material-material akibat penggalian dan semua benda-benda yang merintangi

pekerjaan, harus menurut petunjuk-petunjuk Pengawas Lapangan.

7. Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput, dan seluruh tumbuh-tumbuhan yang

semacam itu harus dipindahkan seluruhnya dari daerah yang akan ditimbun, keluar lapangan.

c. Perlindungan Terhadap Benda-benda Berfaedah

1. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di

lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus

direparasi/diganti oleh Pemborong dengan tanggungan biayanya sendiri.

2. Bila sesuai alat/pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal tersebut tak

dijumpai pada gambar, atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Pemborong dan ternyata

diperlukan perlindungan.

3. Bila pekerjaan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Pemborong, Pemborong harus segera

mengganti kerugian-kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari bahan yang rusak

akibat pekerjaan Pemborong.

4. Sarana (utilitas) yang sudah tak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah dan terletak

di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ke tempat yang disetujui oleh

Pengawas Lapangan atas tanggungan Pemborong.

d. Pemeriksaan Permukaaan Tanah dan Air Tanah

1. Daerah di sekitar bangunan-bangunan yang lebih rendah dari lapisan sekelilingnya harus dilindungi

dari kemungkinan terjadinya bahaya erosi. Untuk itu Pemborong harus mempersiapkan saluran

pembuangan yang cukup menghindari bahan erosi tersebut.

2. Pemborong diminta untuk mengawasi hal-hal seperti di bawah ini:

a. Tidak diperkenankan air tergenang di dalam/sekitar lapangan pekerjaan kontrak ini.

b. Melindungi semua penggalian bebas dari seepage, overflow dan genangan air.

c. Lapisan Tanah Terkeras (Top Soil)

Dalam daerah lapangan pekerjaan, topsoil (lapisan tanah paling atas) harus dikupas sampai

kedalaman minimum 20 cm dan digunakan sebagai bahan pengisi untuk daerah yang lain

seperti yang akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan.

Setelah topsoil dikupas, daerah tersebut harus dipadatkan sampai setebal 15 cm

sebelum pengisian bahan pengisi dilakukan.

e. Bahan Pengisi

1. Bahan pengisi harus cukup baik, yaitu bahan yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan yang

diambil dari daerah lapangan atau bahan yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan yang diambil

dari daerah luar Lapangan pekerjaan, dan merupakan bahan yang kaya akan tanah berbatu kerikil

(granual soil).

2. Bahan tersebut harus bebas dari akar – akar, bahan – bahan organis, barang – barang

(5)

f. Syarat-syarat Penimbunan dan Backfill

1. Seluruh penimbunan harus dibawah Pengawas Lapangan, dan material bahan pengisi yang dipakai

harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan terlebih dahulu, Pengawas Lapangan juga

akan mempersiapkan test – test yang diperlukan yang meliputi test kepadatan yang terdiri atas lap.

demi lapis minimal 3 titik, biaya Pemborong. Jika ternyata tidak memenuhi syarat, maka pemadatan

ulang akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan.

Pemborong tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran Pengawas Lapangan.

2. Pemborong harus menempatkan bahan penimbunan diatas lapisan tanah yang akan ditimbun lapis

demi lapis dengan tebal maksimum 20 cm, dibasahi seperti yang diharuskan, kemudian digilas atau

dipadatkan sampai tercapai kepadatan yang diijinkan. Untuk pemadatan sirtu dibawah pondasi

dengan stamper, sedangkan untuk pemadatan halaman parkir dengan mesin wals 4 sampai dengan

6 ton.

3. Kontraktor diharuskan menggunakan peralatan pemadatan dengan mesin untuk seluruh

pemadatan, atau mempergunakan stemper.

Pemadatan tangan atau dengan menggunakan timbris, sama sekali tidak diperkenankan.

4. Pe adata harus dilaksa aka lapis de i lapis da setiap lapis jadi tidak le ih te al dari

dibasahi dan dipadatkan merata sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.

5. Pembersihan

Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai buat penimbunan dan penimbunan kembali, juga

seluruh sisa – sisa puing – puing, runtuhan – runtuhan, sampah – sampah harus disingkirkan dari

lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab pemborong

Pasal I.04.

PEKERJAAN PONDASI DANGKAL 1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi meliputi :

Pekerjaan pondasi batu kali, dll.

b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan

beton sesuai dengan RKS dan gambar – gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek

ini.

2. Pedoman Pelaksanaan

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi kontraktor harus mengadakan pengukuran – pengukuran

untuk as–as pondasi seperti pada gambar konstruksi dan harus dimintakan persetujuan Pengawas

Lapangan.

b. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan bila ada perbedaan Gambar – gambar

dari konstruksi dengan Gambar–gambar arsitektur atau bila ada hal – hal yang kurang jelas.

3. Penggalian

a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapisan (sesuai gambar).

b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek, maka perlu konsultasi

(6)

c. Lebar penggalian dibagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 10 cm.

d. Lebar penggalian di sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, dengan menghindari

kelongsoran.

e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stemper

f. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang baik sudah

dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut harus ditimbun dengan

pasir pasang dan dipadatkan kembali.

4. Pengurugan Kembali

a. Semua bekas – bekas sumur harus diurug dengan pasir pasang.

b. Lapisan sirtu di bawah pondasi harus dipadatkan dengan Vibro Roller/Stemper sehingga mencapai

kepadatan maksimum.

c. Pengurugan kembali dengan tanah :

1. Tanah yang akan digunakan untuk pengurugan harus mendapat persetujuan dari Pengawas

Lapangan.

2. Semua bahan–bahan organis, sisa–sisa bongkaran bekisting, puing, sampah-sampah harus

disingkirkan.

3. Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan menjadi komponen-komponen yang kecil

terlebih dahulu.

4. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (Max 20 cm lapis jadi) dengan vibro/stemper

dengan memperhatikan kadar air tanah sehingga memperoleh kepadatan maksimal.

5. Pelaksanaan Pondasi

a. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lubang pondasi kering.

b. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan beton dalam buku spesifikasi

dan gambar pondasi.

c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan harus terpasang bersamaan

dengan pekerjaan pondasi.

d. Ketentuan mengenai pondasi batu kali, lihat ketentuan pasangan batu kali, dengan catatan :

1. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.

2. Batu kali disusun satu persatu dengan penyangga mortar.

e. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar Arsitek dan M.E, jika ada kelainan/ketidak

cocokan harus dikonsultasikan dengan Perencana.

6. Pondasi Pasangan Batu Kali

a. Kegiatan pekerjaan pasangan pondasi batu kali dilaksanakan pada pekerjaan struktur dinding bata

dalam bangunan dan lain-lain sesuai gambar rencana.

b. Bahan-bahan yang digunakan :

1. Batu kali dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu kwartsa yang disetujui Pengawas

(7)

2. Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia : NI 8 – 1972.

3. Air yang dipakai harus bersih yang dapat diminum/tawar.

c. Syarat Pelaksanaan

1. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.

2. Adukan mempunyai komposisi minimal 1Pc : 4Pasir dan diberaben dengan adukan yang sama.

Pasal I.05.

PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

1. Lingkup Pekerjaan :

a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pondasi Foot Plate.

b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang disediakan untuk

proyek ini.

2. Galian Tanah Pondasi

a. Galian tanah untuk pondasi Foot Plate dan galian-galian lainnya harus dilakukan menurut ukuran

dalam, lebar dan sesuai peil-peil yang tercantum di dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi

bangunan lama, akar pohon-pohon yang terdapat dibagian pondasi yang akan dilaksanakan harus

dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat.

b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik, telepon dan

lain-lainnya yang masih digunakan maka secepatnya memberitahukan kepada Pengawas atau

Perencana/Instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.

c. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari

pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan,

maka Kontraktor harus mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai

dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.

d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari

longsoran-longsoran tanah dikiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan bebas

dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik.

e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi selapis, sambil disiram air

secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan

setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan Pengawas, baik mengenai

kedalaman/lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas galian tersebut.

3. Lantai Kerja

Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata, lapisan dasar dari beton (plain

concrete 1 : 3 : 5) supaya dibuat sebagai lantai kerja dengan tebal tidak kurang dari 5 cm. Dibawah lantai

(8)

4. Kwalitas Beton

a. Bahan yang digunakan beton struktural de ga f’ = 14,5 Mpa (K175), menurut SNI 02-2847-2002

da se agai tula ga adalah esi de ga f = Mpa u tuk esi dia eter ≤ da f =

Mpa untuk besi diameter 16 mm keatas.

b. Beton yang digunakan harus ditest mutunya dari benda uji dengan persyaratan sesuai dengan SNI

02-2847-2002.

c. Besi beton yang digunakan harus ditest, sesuai ketentuan.

d. Hal-hal lainnya yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang berlaku.

5. Pekerjaan Struktur (Sloof )

a. U m u m

Peraturan umum yang digunakan adalah Tata cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan

Gedung dan untuk hal-hal yang belum terjangkau dapat digunakan peraturan-peraturan, seperti

ASTM, ACI dan peraturan lainnya yang relevan.

Pekerjaan Pile cap dan sloof masing-masing type harus sesuai dengan rencana gambar, baik bentuk

dan ukuran dan cara pelaksanaan.

b. Besi Beton (Steel Reinforcement)

1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :

❑ Pada SNI 02-2847-2002

❑ Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,

mengelupas, luka dan sebagainya).

❑ Mempunyai penampang yang sama rata.

❑ Disesuaikan dengan gambar-gambar.

2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan di atas harus

mendapat persetujuan Direksi.

3. Besi beton yang digunakan adalah dengan fy = 240 Mpa untuk diameter < 12 mm dengan

tegangan leleh minimum 2400 kg/cm2 dan dengan fy = 320 Mpa untuk diameter 16 mm dengan

tegangan leleh minimum 3200 kg/cm2.

4. Besi beton harus berasal dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan untuk

mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan

konstruksi.

5. Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai sesuai

dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi. Batang percobaan diambil di bawah kesaksian Direksi

berjumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya sama,

dengan panjangnya tidak kurang dari 100 cm.

6. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh

Direksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawab

(9)

7. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar dan mendapat persetujuan

Direksi. Hubungan antara besi beton satu dengan lainnya harus menggunakan kawat besi

beton, diikat dengan teguh, tidak menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari tanah.

8. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat kualitas, tidak sesuai dengan spesifikasi harus

segera dikeluarkan dari site. Setelah menerima instruksi tertulis dari Direksi, dalam waktu 2 x

24 jam.

c. Beton

1. U m u m

❑ Kekuatan beton untuk pondasi plat dan Sloof adalah dengan f’ = 4,5 Mpa (K175) menurut

SNI 02-2847-2002 dengan deviasi standard sebesar 40 kg/cm2. Beton harus merupakan

bahan yang kuat dan tahan terhadap bahan – bahan berbahaya (seperti asam dan garam)

karena terletak di dalam tanah.

❑ Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair. Selama pengecoran

dan pengeringan beton air tanah yang ada harus terus dipompa untuk mencegah rusaknya

adukan beton akibat air dari luar.

❑ Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971 dan SNI 02-2847-2002.

❑ Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk penyambungan batang-batang

tulangan minimal 50 kali diameter tulangan (50 d).

2. Pengecoran beton

❑ Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan menggunakan cara

(metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan

agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.

❑ Pemakaian beton ready mix harus mendapat persetujuan Direksi, baik mengenai nama

perusahaan, alamat maupun kemampuan alat-alatnya.

❑ Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan Pengawas,

sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan.

Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari

sisa-sisa adukan yang mengeras.

❑ Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai

diperiksa oleh dan mendapat persetujuan tertulis pengawas.

❑ Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti untuk keseluruhan dari

seluruh 1 (satu tiang) dan diberi tanda maupun tanggal pengecorannya.

❑ Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan

menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat.

❑ Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran berlangsung

dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.

Kontraktor harus menyediakan vibrator-vibrator untuk menjamin efisiensinya tanpa

adanya penundaan.

❑ Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan kebocoran-kebocoran

(10)

3. Curing dan perlindungan atas beton

❑ Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari,

pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan perusakan secara mekanis atau

pengeringan sebelum waktunya.

❑ Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 10 hari dengan

menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.

❑ Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas

beton harus diperhatikan. Kontraktor harus bertanggung jawab atas retaknya beton karena

kelalaian ini.

6. Pondasi Foot Plate

a. Ruang lingkup dalam pekerjaan ini meliputi :

- Penyediaan dan penyiapan bahan yang akan dikerjakan.

- Penyediaan dan penyiapan peralatan dan peralatan pendukung lainnya.

- Penyiapan tempat/lokasi yang akan diKerjakan.

- Penyediaan tenaga-tenaga terampil yang akan terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

- Mencegah/ menekan dampak negatif yang mungkin timbul akibat pelaksanaan pekerjaan

ini, polusi udara, polusi suara dan lain-lain yang mengakibatkan terjadinya

perubahan-perubahan negatif lingkungan sekitar.

- Melaksanakan pekerjaan pondasi beserta pekerjaan pendahuluan sampai dengan

selesainya Pekerjaan Pondasi.

- Dalam melaksanakan pekerjaan pondasi ini pemborong dapat menggunakan sub

pemborong yang berpengalaman dalam pekerjaan proyek-proyek yang sejenis, sebaiknya

menggunakan sub pemborong spesialis.

b. B a h a n

Pekerjaan ini menggunakan sesuai dengan gambar rencana pembuatan pondasi. Mutu beton

K175.

c. Pemborong dalam usulan pelelangan mengajukan sistem/tata cara pelaksanaan yang akan dipakainya.

d. Persetujuan dari Direksi tidaklah membebaskan pemborong dari tanggung jawab akan mutu bahan dan cara pengerjaan.

(11)

- Pelaksanaan : Tahap Persiapan :

1. Pemborong harus menanyakan kepada pemilik proyek atau pengawas lapangan untuk

menguji apakah metode kerja yang diusulkan dapat diterima serta harus minta penjelasan

dari Direksi setempat tentang :

a. Jenis peralatan yang boleh / tidak boleh dipakai.

b. Jam-jam kerja yang diijinkan.

c. Batasan waktu yang memenuhi persyaratan - persyaratan tertentu.

2. Pemborong harus minta ijin terlebih dahulu kepada Direksi Pekerjaan sebelum memulai

pekerjaan.

3. Pemborong harus memeriksa dan menentukan titik-titik Pondasi dengan teliti dan

disesuaikan dengan gambar rencana, serta didampingi dengan Direksi Pekerjaan.

4. Pemborong bertanggung jawab terhadap pemasangan patok untuk menetapkan

kedudukan pondasi dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

Sebelum dimulai pelaksanaan posisi dari tiap-tiap pondasi harus ditandai dengan patok

diameter 8 cm dengan panjang 45 cm yang ditancapkan pada tanah.

Pada bagian atas patok sepanjang 15 cm dicat dengan warna merah yang mudah terlihat.

5. Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) dan harus dimintakan

persetujuan Direksi Pekerjaan.

6. Peralatan pemancangan harus siap pakai dan dalam keadaan baik.

Tahap Pelaksanaan

1. Pelaksanaan Pondasi harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat, dimana posisi

pondasi benar- benar berada pada tempatnya sesuai dengan gambar rencana.

2. Saat pelaksanaan pondasi kedudukan titik pondasi tidak boleh berubah dari kedudukan

semula, sampai kedalaman yang direncanakan.

3. Ukuran masing-masing Footplate dan ketentuan teknis lainnya harus berdasarkan

gambar-gambar kerja (shop drawing)

4. Segala sesuatu harus dikonsultasikan lebih dulu dengan direksi, sehingga didapatkan

hasil yang benar dan bermutu baik.

7. Pekerjaan Sloof

Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggunakan beton dengan mutu f’ = 4,5 Mpa

(K175)da esi eto f = MPa u tuk dia eter ≤ da f = MPa u tuk dia eter 6

keatas. Ukuran masing-masing Sloof dan ketentuan teknis lainnya harus berdasarkan gambar-gambar

kerja (shop drawing). Besi-besi harus ditempatkan seperti pada gambar detail. Selesai pekerjaan sloof,

(12)

8. Pekerjaan Stek Kolom

Pekerjaan stek kolom, stek dinding dan stek kolom praktis :

❑ Besi stek kolom harus memnuhi syarat spesifikasi.

❑ Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada waktu sloof dicor sampai

batas permukaan atas sloof.

Pasal I.06.

PEKERJAAN BETON STRUKTUR ATAS 1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :

Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing jenis pekerjaan yang tercantum

dalam pasal-pasal buku RKS ini antara lain yang dikerjakan :

Struktur beton bertulang.

b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta peleksanaan beton

sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

2. Pedoman pelaksanaan

Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti :

Semua ketentuan dalam SNI 02-2847-2002 terutama yang menyangkut pekerjaan beton struktur.

3. Bahan-bahan yang digunakan a. semen

1. semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis II menurut NI 8 atau

type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut Standard Cement Portland yang digariskan

oleh Asosiasi Cement Indonesia.

2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa persetujuan Pengawas

Lapangan.

3. Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila di pasaran tidak diperoleh semen dari merk yang

telah dipilih dan telah digunakan.

4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang sudah digunakan harus

disertai jaminan dari pemborong yang dilengkapi dengan data teknis yang membuktikan

bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang digantikannya.

5. Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus disetujui oleh Pengawas

Lapangan.

b. Aggregates

Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dalam SNI 02-2847-2002, terdiri dari

:

2. Pasir beton (aggregat halus). Kadar lumpur tidak boleh melebihi 4% berat pasir beton.

(13)

❑ Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekasaranya dan padat (tidak

porous). Dimensi maksimum 2,5 cm, dan tidak lebih seperempat dimensi beton yang

terkecil dari bagian kontruksi yang bersangkutan.

❑ Khusus untuk pekerjaan beton, di luar lapis pembesian yang berat batas maksimum

tersebut 3 cm dengan gradasi baik.

❑ Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet) digunakan split pecah/giling

mesin.

c. Besi Beton

Besi beton yang digunakan : besi beton ulir mutu fy = 320 MPa mutu SII, untuk diameter lebih besar

atau sama dengan 16 mm dan fy = 240 MPa untuk diameter lebih kecil dari 13 mm.

Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya certificate

untuk setiap jenis diameter dari pabrik, juga harus dimintakan certificate dari laboratorium baik

pada saat pendatangan secara periodik minimal 2 contoh percobaan tarik (stress-strain) dan atau

untuk setiap 20 ton besi. Untuk pemotong tulangan tidak boleh mempergunakan alat pemanas

(las), pemotongan dengan alat gunting atau besi cutter atau gergaji besi.

d. Admixture

Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton dari merk setara Super Plastet SR (kedap

air) dan Plastet no. 2 untuk beton biasa. Namun sebelumnya kontraktor diwajibkan mengajukan

analysis kimia serta test, dan juga bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia. Penggunaan

harus sesuai dengan petunjuk pabrik.

4. Tata Cara Pengiriman Dan Penyimpanan Bahan

a. pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai dengan jadwal pelaksanaan.

b. Penyimpanan Semen.

1. semen harus didatangkan dan disimpan dalam kantung/zak yang utuh. Berat semen harus sama

dengan yang tercantum dalam zak.

2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi

cukup dan lantai bebas dari tanah.

3. Semen harus dalan keadaan belum mulai mengeras jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian

tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah bagian yang

mulai mengeras ini tidak lebih dari 5% berat semen.

4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen dalam jumlah yang sama

dengan syarat bahwa kualitas beton yang dihasilkan harus sesuai yang diminta perencana.

c. Penyimpanan besi beton

1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu sehingga bebas dari tanah

(minimal 20 cm).

(14)

d. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain jenisnya /

gradasinya dan di atas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.

5. Bekisting Yang Digunakan

a. Bekisting harus dibuat dari papan kayu dengan rangka kayu yang kuat tidak mudah berubah bentuk

dan jika perlu menggunakan baja terutama pada beton expose.

b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan harus

dapat menampung bahan-bahan sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan.

c. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga kemungkinan bergeraknya

bekisting selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat unuk

menghindarkan keluarnya adukan (mortar leakage).

d. Susunan bekisting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga pengawasan atas

kekurangannya dapat mudah dilakukan.

e. Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkarannya tidak akan

merusak dinding, balok atau kolom beton yang bersangkutan.

f. Pada bagian terendah pada setiap phase pengecoran dari bekisting kolom atau dinding, harus ada

bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.

g. Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terleih dahulu sebelum pengecoran.

h. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar tidak menggenangi

sisi bawah dari bekisting.

i. Pemilihan dari susunan dan ukuran yang tepat dari penyangga-penyangga atau silangan-silangan

bekisting menjadi tanggungjawab pemborong.

j. Pembongkaran Bekisting :

Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan khusus yang cukup untuk

memikul 2 x beban sendiri.

Bila akibat pembukaan cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi

daripada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tesebut

berlangsung.

Perlu ditentukan bahwa tanggungjawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada

pemborong, dan perhatian Kontraktor mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke SNI

02-2847-2002 dalam pasal yang bersangkutan.

Pembongkaran harus memberi tahu Pemberi Tugas / Arsitek bila mana ia bermaksud akan

membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuannya, tapi

dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Kontraktor terlepas dari tanggungjawab.

6. Pemasangan Pipa-pipa

Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh merugikan kekuatan konstruksi.

7. Pekerjaan Stek Kolom dan Balok

Pekerjaan stek kolom, stek dinding dan stek kolom praktis :

(15)

❑ Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada waktu plat lantai dicor

sampai batas permukaan atas plat lantai dan pada waktu kolom dicor.

8. Kwalitas beton

a. Kecuali lain ditentukan dalam gambar, kwalitas mutu beton adalah dengan f’ = 4,5 Mpa (K175).

Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam SNI

02-2847-2002.

b. Pemborong harus memberikan jaminan atas kemampuannya untuk memenuhi kwalitas mutu

beton ini dengan memeperlihatkan data-data pelaksanaan dilain tempat atau dengan Trialmix.

c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut dalam SNI

02-2847-2002.

d. Pada masa permulaan pembetonan Pemborong harus membuat minimum satu benda uji per 1,5

m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama. Pengambilan benda uji

harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.

e. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kwalitas beton yang dibuat, laporan

tersebut harus disyahkan oleh Pengawas Lapangan laporan tersebut harus dilengkapi dengan

harga karakteristiknya.

f. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm maximum 12,5 cm. Cara

pengujian slump test adalah sebagai berikut :

1. Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan (beton) (bekesting).

2. Cetakan slum dibasahi dan diletakkan diatas kayu rata atau plat beton.

3. Cetakan di isi sampai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi dia. 16 mm panjang 30 cm dengan

ujungnya yang buat ( seperti peluru ).

4. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapis

ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap ditusuk-tusukan harus masuk dalam satu lapis dibawahnya.

5. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan, dan diukur penurunannya

( slumpnya ).

g. Pengujian kubus atau silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh

Pengawas Lapangan .

h. Perawatan kubus atau silinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang

air, selama 7 ( tujuh ) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.

i. Jika dianggap perlu, maka Pemborong harus mengadakan percobaan silinder umur 7 (tujuh) hari

dengan ketentuan-ketentuan hasilnya tidak boleh kurang 65 % kekuatan yang diminta pada umur

28 hari. Jika kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka

harus dilakukan pengujian beton ditempat dengan cara yang ditentukan dalam SNI 02-2847-2002

dengan biaya ditanggung Pemborong .

j. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator.

9. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekesting dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam

(16)

air semen tepat sebelum pngecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh

Pengawas Lapangan.

10. Penggantian Besi

a. Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang sudah dipasang benar sesuai dengan apa yang

ada dalam gambar.

b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Pemborong atau pendapatnya mengalami kekeliruan,

kekurangan atau penyempurnaan pembesian yang ada maka :

1. Pemborong harus menambah exstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera

dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan kepada Pemborong untuk sekedar informasi.

2. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan Pemborong sebagai kerja tambah, maka penambahan

tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana dan disetujui

Pemberi Tugas.

3. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut dapat dijalankan

hanya dengan persetujuan tertulis dari perencana. Mengajukan usul dalam rangka kejadian

tersebut diatas adalah juga merupakan kewajiban bagi Pemborong.

c. Jika Pemborong tidak dapat mendapatkan diameter besi yang sesuai yang ditetapkan dalam

gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter terdekat dengan syarat

:

1. Harus ada persetujuan dari Pengawas Lapangan.

2. Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar.

3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut

atau didaerah overlepping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.

d. Toleransi Besi :

Diameter, ukuran sisi ( atau jarak

antara dua permukaan yang

berlawanan)

Variasi berat yang diberikan

Toleransi diameter

Dibawah 10 mm  7 %  0,4 mm

10 mm sampai dengan 16 mm ( tapi

tidak termasuk  16 mm )

 5 %  0,4 mm

16 mm sampai 28 mm  5% 0,5 mm

29 mm da 32 mm  4% -

11. Perawatan Beton

a. Beton harus dilindungi oleh pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.

b. Persiapan perlindungan atas kemungkina datangnya hujan harus diperhatikan.

(17)

12. Tangung Jawab Pemborong

a. Pemborong bertanggungjawab penuh atas kwalitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan

diatas sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan.

b. Adanya kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil dari Bouwher atau Perencana yang sejauh

melihat/mengawasi atau menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggungjawab

penuh tersebut diatas.

c. Jika Pengawas Lapangan memberikan ketentuan-ketentuan tambahan yang menyimpang dari

ketentuan yang telah digariskan diatas atau yang telah tertera dalam gambar, maka ketentuan

tersebut menjadi tanggungjawab Pengawas Lapangan, ketentuan tambahan ini harus dibuat secara

tertulis.

Pasal I.7.

PEKERJAAN BAJA KONVENSIONAL

1. Ruang Lingkup

Pekerjaan meliputi konstruksi baja dan perlengkapan untuk pembuatan (dengan mesin) pembangunan

dan pengecatan semua pekerjaan baja strukturil, termasuk pemasangan alat-alat (fixing) dari

benda-benda yang terlekat.

2. Keahlian/Pertukangan

Semua pekerjaan yang diterima untuk melakukan pekerjaan harus ahli ( tukang-tukang ) yang

berpengalaman dan mengerti pekerjaannya. Segala hasil pekerjaan mutunya sebanding dengan

standart hasil pekerjaan ahli/pertukangan yang baik.

3. Bahan-Bahan

a. Baja yang harus dipakai harus dari baja yang sesuai dengan standart internasional yang telah

disetujui.

Tegangan putus baja minimum 3700 Kg/cm2 ( yield Stress 2400 Kg/cm2 ).

Untuk setiap pemakaian baja untuk konstruksi bangunannya harus sesuai dengan persetujuan dari

Konsultan/ahli.

b. Bagian-bagian baja strukturil dan plat-plat harus dari baja lunak dan sesuai dengan daftar untuk

konstruksi baja 1969.

c. Elektroda-elektroda harus standar internasional dengan Yield stress 3,90 t/cm2.

Allowable tensille stress 2,25 t/cm2 tidak berkarat, dan dilindungi terhadap karat baik sebelum

maupun sudah terpasang.

Hanya digunakan baut dari satu produk dengan tanda kode yang jelas terdapat pada baut.

4. Pekerjaan Las

(18)

Pekerjaan dilapangan harus cukup baik dan tidak boleh dilakukan sewaktu dalam keadaan basah

atau hujan.

b. Las perapat/pengedap :

Dalam posisi dimana 2 (dua) bagian (dari satu benda saling berdekatan, harus dibuat las

perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas) terlepas itu diberikan detailnya atau tidak.

c. Perbaikan las :

Bila las-lasan apapun memerlukan pembetulan maka hal ini harus dilaksanakan sebagaimana

diperintahkan oleh Pengawas Lapangan tanpa diberi biaya tambahan.

5. Pembersihan

Sebelum mengecat semua pekerjaan harus disikat dengan kawat secara baik-baik dimana guna

menghilangkan segala oksid besi (berasal dari pabrik) dan tanda-tanda pengeratan. Minyak, gemuk

dan debu halus dipermukaan harus segera dihilangkan sebelum pengecatan. Permukaan-permukaan

yang harus dikelilingi/ diselubungi beton harus dibiarkan, tidak dicat.

6. Pengecatan Pekerjaan Baja Strukturil

Tidak boleh dilakukan pengecatan atas permukaan apapun yang tidak bersih atau kering sama sekali

atau keadaan cuaca menurut pendapat Konsultan mungkin menimbulkan kerusakan pada cat.

Harus diberikan waktu yang cukup lama antara 2 lapisan cat agar bisa menjadi kering terlebih dahulu,

dan waktu tunggu ini tidak boleh kurang dari dua hari. Baja yang berada dalam jarak 5 cm dari suatu

las-lasan atau yang harus diselubungi dengan beton tidak boleh dicat. Pakailah meni dari toko lapisan

pertama. Setelah didirikan bersihkan semua tempat-tempat yang rusak dan tempat las-las dan meni.

Pakailah satu lapisan yang telah disetujui. Semua cat harus dari satu pabrik dan harus dipakai persis

menurut anjuran dari pabrik pembuatnya.

7. Notasi dan Toleransi

Semua yang dinyatakan dalam gambar untuk baut M adalah diameter baut, sedang diameter lubang

baut adalah diameter baut + 1mm.

Kalau diameter lubang lebih besar dari diameter baut + 1 ½ mm maka harus dilas ring yang tepat pada

lubang yang kebesaran tersebut (dilas Penuh) baru dipasang bautnya.

8. Gambar Pabrik ( Shop Drawing )

Apa yang diberikan adalah gambar kerja (Working Drawing). Gambar Pabrik (Shop Drawing) apa yang

terperinci harus dibuat oleh kontraktor secara teliti dengan memperhatikan Working Drawing yang

diberikan dan harus mendapatkan persetujan Pengawas Lapangan/ perencana lebih dahulu sebelum

(19)

Pasal I.08.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP, LISTPLANK, DAN TALANG

1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum

a. Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

b. Pekerjaan meliputi pembuatan penutup atap, listplank dan talang, disebut dalam persyaratan ini

atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.

2. Penutup Atap

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan meliputi pekerjaan penutup atap, bubungan nok, gording dan lain lain pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini.

2. Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini:

❖ pekerjaaan konstruksi atap,

❖ pekerjaan Konstruksi baja untuk gording,

❖ pekerjaaan lisplank dan talang.

b. Bahan-bahan.

1. Bahan rangka konstruksi baja masing-masing dengan ukuran sesuai dengan gambar.

2. Penutup atap menggunakan genteng magas dan sesuai dengan gambar.

3. Bubungan atap dari bahan yang sama satu produksi Bubungan Atap/ pertemuan-pertemuan

lainya harus khusus dari produksi yang sama dengan atapnya, begitupun warnanya. Bentuknya

harus teratur menurut fungsi penempatannya, dipasang pula kedudukannya, harus memakai

baut khusus yang dikeluarkan pabrik pembuatnya harus sesuai dengan warna penutup

atapnya.

c. Pemasangan

• Penutup atap mengunakan atap bitumen bergelombang.

• Panjang 2000 mm (-3 s/d +10), Lebar 950 mm (± 5), tebal 3 mm (±0,2)

• Persyaratan pemasangan atap harus sesuai dengan rencana gambar, baik bentuk ukuran dan cara pelaksanaan.

• Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari direksi lapangan.

• Untuk menjaga kualitas pemasangan sebaiknya pemasangan diserahkan tenaga ahli yang disetujui pemberi tugas.

3. Pekerjaan talang a. Lingkup Pekerjaan

1. Meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat dan bahan untuk pekerjaan ini.

2. Pekerjaan meliputi pemasangan talang mendatar, saringan-saringan saluran cucuran kebawah,

kerangka dan penggantung talang berikut pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan.

(20)

Pekerjaan konstruksi atap dan pekerjaan listplank.

b. Bahan-bahan

1. Bahan untuk saluran talang digunakan Galvalume ukuran sesuai gambar.

2. Bahan untuk saluran talang tegak digunakan pipa PVC  3 je is AW e Wavi atau setara.

c. Pemasangan Talang.

Semua pekerjaan talang harus betul-betul kedap air, tidak ada lubang tercecer dan berlimpah.

4. Pekerjaan Lisplank a. Bahan-bahan

1. Bahan Lisplank menggunakan GRC untuk ukuran sesuai gambar.

2. Bahan untuk lisplank harus utuh dan lurus, adapun cara Pelaksanaannya harus hati-hati.

b. Pemasangan Lisplank.

Pekerjaan Lisplank woodplank dipasang dengan baik dan lurus.

Pasal I.09.

PEKERJAAN PENGECATAN

1. Bahan Ketentuan – ketentuan Umum :

a.

Semua bahan cat harus diperoleh dari leveransir yang telah disetujui perencana melalui Pengawas

lapangan.

b.

Semua harus dipergunakan dan betul-betul sesuai dengan instruksi pabriknya, juga dempul

plamour dan cat dasarnya harus dikeluarkan dari pabrik yang sama untuk masing-masing lapisan

pemakaian. Tidak boleh mencampurkan bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lain kedalam

cat jika tidak disarankan oleh pabrik cat yang bersangkutan.

c.

Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah atau bocor

dan mendapat persetujuan pengawas. Pemborong utama bertanggung jawab, bahan warna dan

bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan persetujuan Perencana/Pengawas.

d.

Sebelum dipakai harus diaduk sampai semua yang mengendap larut. Bila perlu diencerkan dengan

bahan pengencer dengan bahan dan proporsi sesuai dengan rekomendasi pabrik yang

bersangkutan.

2. Bahan dan Ketentuan – ketentuan khusus :

a. Cat pekerjaan baja/besi :

Lapisan cat dasar harus mengandung oxid merah.

Lapisan penyelesaian (finish) harus mengandung syntetic resins, yang khusus untuk disesuaikan

untuk pekerjaan tersebut.

b. Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai :

1. Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengawas.

2. Sebelum bagian-bagian yang retak, pecah atau kotor dibersihkan.

(21)

4. Sebelumnya didahului membuat percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-bagian yang

akan dicat.

3. Daftar Bahan – bahan :

Pemborong harus secepatnya sebelum memulai pekerjaan pengecatan, mengajukan daftar dari semua

bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan pengecetan dan dekorasi kepada Pemberi Tugas. Semua

bahan-bahan harus disetujui oleh Pemberi Tugas.

4. Pemilihan Warna :

Semua warna harus dipilih arsitek perencana, owner dan pemborong harus mengadakan contoh

warna-warna yang disetujui.

5. Persiapan Umum :

a.

Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan lain-lain harus dicuci dan dijaga agar tidak ada

debu beterbangan.

b.

Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara yang telah disetujui dan

diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan banyak

lap-lap bersih.

6. Pengecatan Logam :

a.

Persiapan

Biarkan kayu mengering sebaik mungkin bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan sebagainya.

Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, kemudian gosok dengan amplas sampai permukaan

rata dan halus. Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan bersihkan dari plesteran dan

sebagainya.

b.

Pelaksanaan

Semua pengecatan logam harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.

7. Keahlian :

a.

Pekerjaan pengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah ahli dan

berpengalaman dalam bidang ini.

b.

Seorang mandor yang benar-benar cakap harus mengawasi ditempat selama pekerjan berlangsung.

c.

Pemborong utama bertanggungjawab atas hasil pengecatan yang baik dan harus mengatur waktu

sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar (Under

coat) sampai pengecatan akhir (Finishing coat).

d.

Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pengawas dan pabrik pembuat cat

(22)

8. Bahan yang harus disediakan untuk masa pemeliharaaan :

a.

Setelah pekerjaan pengecatan selesai, pemborong harus menyimpan sejumlah cat yang terpilih

untuk persediaan jika ada perbaikan-perbaikan yang dikehendaki selama masa pemeliharaan.

Pada waktu penyerahan pekerjaan kedua kalinya (final), pemborong harus menyerahkan kepada

pemberi tugas cat-cat untuk finishing menurut jumlah-jumlah sesuai daftar berikut ini.

b.

Jumlah yang dikehendaki untuk tiap warna yang dipakai

Cat tembok Cat untuk kayu Cat untuk logam

5 liter 2 Kg 1 Kg

atau sesuai dengan persetujuan/pengaturan dalam aanwijzing.

Banjarnegara, 2018

Diperiksa, Konsultan Perencana,

Pejabat Pembuat Komitmen

(PPKom)

CV. LUHUR

ENDAR SETIYOKO, S.Sos

NIP. 19641001 198903 1 010

AKHMAD PRIYONO AJI, S.Pd

Referensi

Dokumen terkait

Apabila pemenang lelang urutan pertama yang telah ditetapkan sebagai Penyedia mengundurkan diri dan atau tidak bersedia, maka yang akan ditetapkan sebagai Penyedia

Jika dinilai direksi pekerjaan galian tidak dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka direksi teknik berhak untuk tidak menerima dan kontraktor

Sebelum pemesanan dilakukan, maka Kontraktor harus mengusulkan merek besi beton dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik yang akan digunakan untuk

persekongkolan (konspirasi) dengan pihak lain atau menghalang-halangi pihak lain terlibat dalam pengadaan. 5) Berusaha mempengaruhi Pejabat Pengadaan/Pelaksana Pengadaan/Pejabat

d) jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dalam penawaran dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan lain, dan harga satuan pada surat penawaran

 Dalam Shop Drawing ini harus dicantum Konsultan Pengawas/Direksi dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh jadi dari semua bahan, keterangan produk, cara

Apabila penyedia jasa hendak melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan bahan sebagaimana yang dimaksud dalam merek dagang ini, maka sebelum bahan tersebut digunakan penyedia harus

Hasil pelaksanaan pekerjaan diserahkan selambat-lambatnya pada hari Senin tanggal 4 Desember tahun 2006 oleh Pihak Kedua Pelaksana Pekerjaan kepada Sekretaris Badan Penelitian dan