• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA DAN SYARAT (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RENCANA KERJA DAN SYARAT (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN TAMAN DAN PENGHIJAUAN KOTA

KECAMATAN BLANG MANGAT (DAK)

LOKASI : KEC. BLANG MANGAT – KOTA LHOKSEUMAWE

ANGGARAN : 2014

A. PENDAHULUAN

1. alam Spesifikasi Teknis pekerjaan ini diuraikan tentang lingkup pekerjaan, bahan, peralatan , peraturan dan tata cara kerja serta lain – lain yang dianggap perlu.

2. Pemborong di wajibkan mempelajari seluruh isi bestek dan gambar rencana.

3. Pemborong di wajibkan menyesuaikan antara bestek, gambar rencana dengan kondisi lapangan pekerjaan.

4. Bila perbedaan antara gambar rencana dan bestek serta ant

5. ara gambar bestek dengan lapangan, maka kontraktor di wajibkan melapor dan mengkonsultasi dengan pengawas atau Direksi.

6. Bestek dan gambar rencana merupakan suatu kesatuan dengan kontrak yang merupakan lampiran. B. LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan Persiapan 2. Pekerjaan Pagar

3. Pekerjaan Paving Block 4. Pekerjaan Kursi Besi Galvanis 5. Pekerjaan Plat Beton

6. Pekerjaan Penghijauan C. JENIS DAN MUTU BAHAN

Jenis dan mutu bahan yang akan di gunakan di utamakan produksi dalam negeri sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menpan :

No. 472 / Kbp / XII / 80 No. 813 / MENPAN / 1980 No. 064 / MENPAN / 1980

PASAL 1

PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Peninjauan Lapangan

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor bersama Direksi dan Konsultan meninjau kelapangan untuk dapat lebih memahami pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai gambar rencana

2. Apabila dalam peninjauan awal terdapat perbedaan antara gambar dan kondisi di lapangan maka kontraktor secepat mungkin membuat gambar As build Drawing perubahan untuk dapat di setujui oleh para Direksi.

2. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank 1. Pengukuran

2. Pemasangan Bowplank Pekerjaan Pengukuran

a. Sebelum pekerjaan di mulai Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan kapan pekerjaan akan di mulai.

b. Penentuan titik duga nol diambil berdasarkan gambar kerja setiap masing-masing lokasi pekerjaan atau sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kontraktor harus memberitahukan kepada direksi atau konsultan pengawas.

Pemasangan Bowplank

a. Setelah diperoleh penentuan titik duga nol dari hasil pengukuran, kemudian dituangkan pada patok untuk pemasangan papan bowplank sebagai acuan titik nol.

(2)

Gudang/Barak Kerja

Gudang Penyimpanan Bahan

a. Gudang ini bertujuan untuk menyimpan semen dan bahan-bahan lain yang perlu perlindungan cuaca. Untuk itu perlu dibuat panggung yang kuat lebih kurang 0,30 meter, tinggi dari muka tanah agar semen dan bahan bangunan lainnya tidak tersinggung dengan tanah.

b. Kontraktor harus membangun sebuah bangunan sementara untuk Kantor pengawas dan Kantor Pelaksana serta gudang-gudang bahan, yang akan dipergunakan selama pembangunan, dengan persetujuan pengawas.

Barak/Tempat Kerja

a. Apabila tenaga kerja menginap di lapangan (harus dengan izin Direksi), Kontraktor harus menyediakan barak dengan fasilitas lengkap disiapkan oleh Kontraktor untuk keperluan pekerjaan besi, pekerjaan kayu, dan sebagainya.

b. Kontraktor harus menyediakan petugas keamanan untuk menjaga keselamatan Proyek dari gangguan pencurian, pengerusakan dan lain- lain.

c. Kontraktor harus menyediakan fasilitas penerangan pada waktu malam hari. Penerangan tersebut harus terdapat pada setiap bagian bangunan permanen dan bangunan sementara.

Pekerjaan Pembersihan Lapangan

Semua benda-benda tak berguna, tumbuh-tumbuhan, akar, alang-alang dan lain-lain harus dibersihkan/disingkirkan dari lapangan dan apabila perlu dengan menggalinya.

1.2.1.2 Semua lapisan atas dari tanah dan tumbuh-tumbuhan di lapangan disingkirkan, kemudian permukaan tanahnya disesuaikan dengan tinggi duga yang dikehendaki. 1.2.1.3 Bila Kontraktor membutuhkan bangunan sementara, maka Kontraktor diberi

kesempatan untuk mendirikannya atas beban sendiri dengan persetujuan pengawas. 1.2.1.4 Bila Kontraktor membutuhkan pagar keliling proyek, maka Kontraktor diberi kesempatan untuk mendirikannya atas beban sendiri dengan persetujuan pengawas. 1.2.2 Pengukur dan Opname

1.2.2.1 Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi : Pekerja-pekerja, ahli, bahan, peralatan dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan gambar-gambar.

b. Pekerjaan pengukuran antara lain :

- Penentuan lokasi bangunan, dan lain-lain - Penentuan duga

1.2.2.2 Syarat-syarat :

a. Pengukuran harus dilakukan tenaga yang betul-betul ahli dalam bidangnya dan berpengalaman.

b. Pemeriksaan hasil pengukuran segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan dimintai persetujuan direksi.

c. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh kepala desa atau perangkat desa lainnya.

1.2.2.3 Bahan-bahan dan peralatan : Water pass serta peralatan dan patok-patok yang kuat yang diperlukan untuk pengukuran. Semua peralatan ini harus dimiliki Pemborong dan harus selalu ada apabila sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.

1.2.2.4 Tata Kerja :

a. Segera setelah diterima Surat Perintah Kerja dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan pengukuran dan opname pada setiap pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan yang telah direncanakan

b. Setiap tahap pengukuran dan opname harus disetujui oleh Direksi sebelum pekerja pengukuran berikutnya dilanjutkan, setiap kesalahan/ keraguan hasil pengukuran harus diulang kembali.

(3)

d. Perletakan bangunan baru supaya dicocokkan dengan ukuran-ukuran pada rencana, akan tetapi apabila ada. Selisih/perbedaan maka perletakannya dapat diubah dan disesuaikan dengan kondisi dan situasi tanah yang ada berdasarkan petunjuk-petunjuk serta persetujuan Bouwheer/Direksi.

e. Perubahan mengenai tata letak bangunan maupun ukuran-ukurannya harus diterapkan pada gambar rencana yang ada lengkap dengan tanda-tandanya serta harus di legalisir oleh Direksi dan disetujui oleh Bouwheer/Pemberi Tugas.

PASAL 2

PEKERJAAN TANAH GALIAN DAN URUGAN

2.1 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan tanah galian dan urugan adalah : a. Galian tanah pondasi

b. Galian tanah Sloof

c. Urugan kembali tanah galian d. Aanstamping batu kali 2.2 Bahan dan Peralatan

Bahan yang digunakan : Tanah urugan Peralatan yang digunakan : a. Dump Truck

b. Cangkul c. Kereta Sorong d. Vibrator Stampler

2.3 Peraturan dan Syarat-Syarat

2.3.1 Dasar galian tanah sesuai dengan gambar atau sampai mencapai tanah keras.

2.3.2 Lebar galian sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, lebar galian bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 10 cm.

2.3.3 Tanah urugan harus bersih dari kotoran, sampah atau bongkahan kayu.

2.3.4 Pengurugan dengan tanah timbun dilaksanakan lapis demi lapis maksimal 30 cm supaya padat.

2.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan

2.4.1 Sebelum digali pondasi buat tanda sesuai dengan petunjuk gambar.

2.4.2 Kemudian gali tanah dengan menggunakan alat sekop dan cangkul atau hingga mencapai kedalaman yang telah ditentukan.

2.4.3 Bila keluar air pada lobang galian pondasi harus dipompa keluar dengan menggunakan mesin pompa air.

2.4.4 Tanah urug ditimbun lapis demi lapis serta dipadatkan dengan Vibrator Stempler.

2.4.5 Bila tanah urug sudah mencapai peil ketinggian yang diinginkan maka tanah tersebut harus diratakan dan dipadatkan.

PASAL 3

PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

3.1 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan pondasi batu cyclope adalah : a. Pasangan batu kosong

b. Pasangan pondasi batu kali 3.2 Bahan dan Peralatan

4.2.1 Bahan yang diperlukan adalah :

NO. BAHAN JENIS SPECIFIKASI

1. Semen Type I P.B.I. 1971

2. Pasir Baik / Bersih P.B.I. 1971

3. Kerikil Baik / keras P.B.I. 1971

4. Air Bersih P.B.I 1971

3.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah: a. Molen

(4)

d. Sekop / cangkul 3.3 Peraturan dan Syarat-Syarat

3.3.1 Peraturan yang dipedomani adalah Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971). 3.3.2 Lantai kerja yang digunakan batu kosong/Aanstampling dengan ketebalan 10 cm. 3.3.3 Batu gunung harus cukup keras, bersih dari lumpur dan tidak keropos.

3.3.4 Angker harus dipasang Ø 12 mm sejauh 1 m pada permukaan pasangan batu gunung. 3.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan

3.4.1 Lobang pondasi yang sudah siap digali harus dibersihkan dari kotoran dan sampah. 3.4.2 Pasang mall dan tarik benang sebelum dimulai pemasangan.

3.4.3 Alas lubang pondasi yang sudah bersih disiram dengan pasir dan batu gunung ukuran ± 15 cm.

3.4.4 Diatas batu gunung/Aanstamping tersebut baru dipasang batu gunung dengan campuran Speci 1 : 4.

3.4.5 Bila telah mencapai level pondasi yang diinginkan baru dapat dilaksanakan untuk pemasangan tapak pondasi beton bertulang.

PASAL 4

PEKERJAAN BETON/BETON BERTULANG

4.1 lingkup Pekerjaan :

Lingkup pekerjaan beton bertulang adalah a. Beton Cor

b. Plat beton

c. Bahagian –bahagian lain yang dianggap penting 4.2 Bahan –bahan dan peralatan

4.2.1 Bahan yang diperlukan adalah :

No Bahan Jenis Specifikasi

Seluruh pekerjaan beton bertulang harus mengikuti petunjuk dalam PBI (1971) 4.3.2 Penulangan

Seluruh besi untuk pekerjaan beton bertulang harus dipasang dengan ukuran sesuai seperti pada gambar bestek.

4.3.3 Semen

a. Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan semen portland dengan persyaratan Standar Indonesia Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C-150-84

b. Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus sedemikian rupa pada tempat-tempat yang baik untuk memudahkan pekerjaan dan setiap saat semen terlindung dari kelembaman hujan. Untuk seluruh proyek ini hanya dipilih 1 (satu) merek semen. Pemakaian semen menurut urutan kedatangannya untuk menghindari mengerasnya semen yang datang lebih awal.

4.3.4 Aggregat Beton

a. Batu alam hasil disintegasi alami batuan atau batu pecah yang diperoleh dari mesin pemecah batu (stone crusher).

b. Agregat yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi menurut PBI-1971.

c. Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm. Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 5 mm (PBI-1971).

(5)

4.3.5 Aggregat Kasar

a. Aggregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan bersudut. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya lebih berat tidak boleh melebihi 20 % dari jumlah berat seluruhnya.

b. Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50 % kehilangan berat menurut test.

4.3.6 Aggregat Halus

a. Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.

b. Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan subtansi-subtansi yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis subtansi tersebut lebih dari 5 % (PBI-1971).

c. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.

d. Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan kasar.

e. Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjamin agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan, sebaiknya dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak bercampur dengan tanah. 4.3.7 Air

Air pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak mengandung minyak, garam, zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja.

4.3.8 Bekesting digunakan kayu jenis kelas III (sembarang) baik untuk papan lantai maupun sokongan.

4.3.9 Peraturan

a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu kesatuan dalam bagian dokumen ini. b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus sesuai

dengan standar di bawah ini :

- Tata Cara Penghitungan Struktur untuk Bangunan Gedung SKSNI T-15-1991-03. - Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan.

- Persyaratan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971).

- Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982)

4.4 Tata Cara kerja Pelaksanaan 5.4.1 Persiapan Pengecoran.

a. B e t o n

Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, air dalam suatu pertandingan yang tepat sehingga didapat kekuatan tekan karakteristik bk = 225 kg/cm , dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.

b. Perlengkapan Mengaduk

Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

c. Sebelum pelaksanaan pengecoran kondisi lahan/daerah yang akan dilakukan pengecoran harus benar-benar siap dan diketahui oleh pengawas lapangan.

4.4.2 Pengecoran Beton

a. Memberitahu Direksi Lapangan selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan Direksi Lapangan untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.

b. Pengecoran dilakukan dengan terlebih dahulu dilakukan pengecatan papan mall/bekesting pada sisi dalam dengan menggunakan teer atau oli bekas.

c. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi Lapangan menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.

d. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya pemisahan material (segregagation) dan perubahan letak tulangan.

e. Semua pengecoran bagian dasar kontruksi beton menyentuh tanah harus diberi lantai kerja setebal 5 cm agar menjadi duduknya tulangan dengan baik dan untuk menghindari penyerapan air semen oleh tanah.

(6)

a. Semua anker-anker, baut-baut, pipa-pipa, dan sebagainya yang diperlukan tertanam dalam beton harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum beton di cor

b. Benda-benda tersebut di atas harus dalam keadaan bersih dari karat dan kotoran lain pada waktu beton di cor.

c. Baut-baut anker harus dipasang dalam posisi yang akurat dan diikat pada tempat dengan menggunakan template.

4.4.4 Pembukaan Bekesting

a. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan atau jika umur beton melampaui waktu sebagai berikut:

- Bagian sisi balok 48 jam

- Balok tanpa beban konstruksi 7 hari - Balok dengan beban konstruksi 21 hari - Pelat lantai/atap 21 hari

Dengan persetujuan Direksi Lapangan cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala izin yang diberikan oleh Direksi Lapangan sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab kontraktor dari adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut. Pembongkaran cetakan beton harus dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.

b. Berkas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.

c. Bekesting bagian konstruksi yang memikul beban pelaksanaan lantai diatasnya tidak boleh dibongkar sebelum beton lantai diatasnya tersebut mencapai 75 % dari kekuatan umur 28 hari dan lantai itu sendiri sudah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan umur 28 hari.

d. Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang harus tajam dan harus di bidang-bidangnya. Segera setelah cetakan dibuka dan beton masih relatif segar semua bidang-bidangnya harus dipahat sedangkan lekukan serta lubang-lubang harus diisi dengan adukan satu semen dan satu pasir. Sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas harus dibasahi secara menyeluruh. Semua bagian-bagian atau permukaan yang kasar harus digosok dengan batu karburandum dengan air dan ditinggalkan dalam warna yang merata. Penggosokan hanya diperlukan pada permukaan yang kasar akibat cetakan atau tetesan air semen.

e. Permukaan lantai beton harus mempunyai permukaan bentuk fisik yang rata dan halus. Menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud menyerap kelebihan air tidak dibenarkan sama sekali.

PASAL 5

PEKERJAAN BEKESTING BETON/BETON BERTULANG

5.1 Lingkup Pekerjaan

6.1.1 Lingkup pekerjaan Bekisting beton bertulang adalah : a. Bekesting Kanstin

b. Bekesting Plat Beton c. Bekesting lain-lain 5.2 Bahan-bahan dan Peralatan.

5.2.1 Bahan yang digunakan adalah :

NO. BAHAN JENIS SPECIFIKASI

1. Papan mall Klas III (damar sembarang keras ) PPKI 61 NI.5 2. Kayu sokongan Klas III (damar sembarang keras ) PPKI 61 NI.5 3. Tryplek 6 mm Lumba-lumba / Setara Standard pabrik 5.2.2 Peralatan yang digunakan adalah :

a. Paku b. Gergaji

c. Alat-alat bantu lainnya.

(7)

5.3.1 Peraturan yang dipedomani adalah peraturan Konstruksi kayu Indonesia (PKK I 61) NI-5. 5.3.2 Kayu yang digunakan digunakan adalah kayu kelas III asalkan cukup kuat dan lurus. 5.3.3 Peil Bekesting harus datar, rata dan tidak berlubang-lubang.

5.3.4 Pembukaan Bekesting harus diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. Beton menahan beban selama 24 hari

b. Beton bertulang tidak menahan beban selama 15 hari c. Beton bertulang Non struktur selama 7 hari

5.4 Tata cara kerja pelaksanaan

5.4.1 Pilih kayu yang keras dan sesuai dengan ukuran yang telah diperhitungkan mampu menahan beban pengecoran.

5.4.2 Ukur Peil Bekesting yang telah ditemukan dengan selang air dan Water pass.

5.4.3 Dinding dan alas Bekisting harus dilapisi dengan triplek agar permukaan beton menjadi rata. 5.4.4 Setelah Bekisting siap dipasang semua perhatikan daerah tertentu yang harus diperkuat

dengan lat seng.

5.4.5 Apabila pengecoran sudah selesai dan beton sudah mengeras sesuai waktu yang disyaratkan baru dilakukan pembuka Bekisting secara hati-hati agar beton tidak keropos.

5.4.6 Kayu Bekisting yang sudah dibongkar disusun pada suatu tempat sehingga tidak meganggu pekerjaan lain.

c. Plasteran Beton / Aci Beton 6.2 Bahan dan Peralatan

6.2.1 Bahan yang diperlukan adalah :

No Bahan Jenis Spesifikasi 6.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah :

a. Molen

b. Sendok Semen c. Kereta Sorong d. Palu

e. Alat – alat bantu lainnya

6.3 Peraturan dan Syarat – Syarat

6.3.1 Peraturan yang dipakai standard umum pekerjaan ini dan harus mengikuti persyaratan pekerjaan beton.

6.3.2 Adukan semen harus diaduk dengan mesin pengaduk (molen).

6.3.3 Hubungan kolom dengan dinding harus dipasang steek setiap jarak 75 cm.

6.3.4 Pasangan diatas batu bata tanah dan Km/Wc harus kedap air dengan perbandingan campuran 1 semen : 2 pasir ( 1 Pc : 2 Ps ).

6.3.5 Pasangan batu bata dinding biasa digunakan campuran 1 semen : 4 pasir (1 Pc : 4 Ps ). 6.3.6 Semua pasangan harus diletakkan tegak lurus, datar dalam satu garis lurus baik dalam arah

vertikal maupun horizontal.

6.3.7 Tebal Specie untuk pasangan dinding batu bata biasa adalah 1 cm – 2 cm. 6.3.8 Batu bata sebelum dipasang harus direndam atau dibasahi dengan air. 6.3.9 Sebelum diplaster pasangan batu bata harus disiram sampai jenuh air.

6.3.10 Pasangan batu bata harus diberikan tiang, balok praktis apabila luasan sudah mencapai  12 m2 .

6.3.11 Sebelum diplaster permukaan batu bata harus rata terhadap tonjolan yang berlebihan.

(8)

6.4.1 Pasang Dinding Batu bata

a. Perhatikan dalam gambar tempat pasangan batu bata, kolom praktis, kosen dll. b. Buat perancah pada pemasangan batu bata yang sudah melebih  1,5 M di atas tanah . c. Ayak pasir pasangan sehingga tidak ada kerikil dan kotoran.

d. Buat adukan semen menurut keperluan dengan menggunakan molen.

e. Untuk mal tarik benang dalam arah horizontal setiap tinggi pasangan 50 cm, sehingga pasangan batu bata benar – benar lurus dan rata.

f. Pada hubungan sudut dan jarak yang telah ditentukan dibuat kolom, atau balok praktis. 6.4.2 Plasteran

a. Sebelum memulai pekerjaan ini perhatikan permukaan pasangan batu bata, apabila ada yang menonjol melebihi  2 cm sebaiknya dibobok dan diratakan dahulu.

b. Untuk mal plasteran dipasang benang dalam arah horizontal, vertical serta diagonal. c. Aduk campuran semen sesuai keperluan dengan mesin molen.

d. Untuk plasteran yang tinggi dari lantai  1,5 m harus dibuat perancah atau bangku. e. Siram dengan air terlebih dahulu pasangan batu bata sebelum diplaster.

f. Untuk memudahkan merekat plasteran, dinding pasangan batu bata dikerik / dibuat kasar. g. Permukaan plasteran yang baru harus dijaga tetap basah selama 48 jam dengan cara terus

disiram.

h. Setelah siap diplaster dilakukan penambahan dan pelaburan yang dibutuhkan.

PASAL 7 PEKERJAAN LANTAI

7.1 Lingkup pekerjaan

Lingkup pekerjaan lantai adalah : a. Urugan pasir bawah lantai b. Beton cor bawah lantai 7.2 Bahan – bahan dan Peralatan

7.2.1 Bahan yang diperlukan adalah :

No Bahan Jenis Spesifikasi

1. 2. 3.

Semen Portland Pasir Pasang Kerikil

Type I

-PKK I 1961 NI-5 Kualitas Baik Kualitas Baik

7.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah : a. Molen

b. Stampler c. Sendok Semen d. Kereta Sorong e. Grenda Pemotong f. Alat – alat bantu lainnya

7.3 Peraturan dan Syarat – syarat 7.3.1 Beton Bertulang

Seluruh pekerjaan beton bertulang harus mengikuti petunjuk dalam PBI (1971) 7.3.2 Penulangan

Seluruh besi untuk pekerjaan beton bertulang harus dipasang dengan ukuran sesuai seperti pada gambar bestek.

7.3.3 Semen

c. Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan semen portland dengan persyaratan Standar Indonesia Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C-150-84

(9)

7.3.4 Aggregat Beton

e. Batu alam hasil disintegasi alami batuan atau batu pecah yang diperoleh dari mesin pemecah batu (stone crusher).

f. Agregat yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi menurut PBI-1971.

g. Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm. Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 5 mm (PBI-1971).

h. Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan dan sebaiknya dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak bercampur dengan tanah.

7.3.5 Aggregat Kasar

a. Aggregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan bersudut. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya lebih berat tidak boleh melebihi 20 % dari jumlah berat seluruhnya.

b. Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50 % kehilangan berat menurut test.

7.3.6 Aggregat Halus

a. Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.

b. Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan subtansi-subtansi yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis subtansi tersebut lebih dari 5 % (PBI-1971).

c. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.

d. Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan kasar.

e. Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjamin agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan, sebaiknya dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak bercampur dengan tanah.

7.3.7 Air

Air pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak mengandung minyak, garam, zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja.

7.3.8 Bekesting digunakan kayu jenis kelas III (sembarang) baik untuk papan lantai maupun sokongan.

7.3.9 Peraturan

c. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu kesatuan dalam bagian dokumen ini. d. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus sesuai

dengan standar di bawah ini :

- Tata Cara Penghitungan Struktur untuk Bangunan Gedung SKSNI T-15-1991-03. - Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan.

- Persyaratan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971).

- Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982)

7.4 Tata Cara kerja Pelaksanaan 7.4.1 Persiapan Pengecoran.

a. B e t o n

Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, air dalam suatu pertandingan yang tepat sehingga didapat kekuatan tekan karakteristik bk = 125 kg/cm , dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr.

b. Perlengkapan Mengaduk

Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

c. Sebelum pelaksanaan pengecoran kondisi lahan/daerah yang akan dilakukan pengecoran harus benar-benar siap dan diketahui oleh pengawas lapangan.

7.4.2 Pengecoran lantai

(10)

g. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi Lapangan menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.

h. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya pemisahan material (segregagation) dan perubahan letak tulangan.

i. Pengecoran lantai kerja setebal 5 cm. 7.4.3 Benda-benda yang Tertanam dalam Beton

d. Semua pipa km/wc dan sebagainya yang diperlukan tertanam dalam lantai km/wc harus sudah dipesiapkan.

e. Benda-benda tersebut di atas harus dalam keadaan bersih dari karat dan kotoran lain pada waktu beton di cor.

PASAL 8

PEKERJAAN PENGECATAN

8.1 Lingkup pekerjaan

 Seluruh tembok di cat 3 lapis

8.2 Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti : 1. Cat kayu sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit 2. Cat tembok sekualitas Polymix,Vinilex, Platon

3. Plamur kayu dan dinding sekualitas, Polymix,Vinilex, Platon

8.3 Pedoman pelaksanaan

Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.

Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.

Urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar 2. 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu 3. Penghalusan dengan amplas

4. Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali

8.4 Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :

1. Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.

2. Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul -betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.

3. Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali.

4. Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.

PASAL 9

(11)

9.1 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan Instalasi Listrik adalah a. Pemasangan jaringan listrik

b. Pohon Lampu + Asessories Lengkap Terpasang c. Pemasangan Lampu Hias Taman

d. Pemasangan Bok Skring & Panel

e. Pemasangan saklar dan, Stop Kontak Dll. 9.2 Bahan – bahan dan Peralatan

10.2.1Bahan yang digunakan adalah :

No Bahan Jenis Spesifikasi

9.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah : a. Pahat

b. Paku

c. Tester Listrik d. Obeng a. Tang

9.3 Peraturan dan Syarat –syarat

9.3.1 Peraturan yang digunakan adalah peraturan dan standarisasi Listrik Indonesia.

9.3.2 Instalasi listrik harus dikerjakan oleh pihak yang ahli atau pihak Instalatur Ahli dan telah mempunyai sertifikat baik dari pihak PLN, Instalatur juga harus mendapat persetujuan dari Direksi. Dalam hal ini pihak kontraktor tetap bertanggung jawab atas kesempurnaan hasil pekerjaan pemasangan instalasi tersebut. Apabila merk, jenis dan type bahan yang disebutkan diatas tidak ada maka boleh dipakai bahan yang sekwalitas.

9.3.3 Pemasangan instalasi listrik harus menggunakan sistem tegangan 220 Volt (sesuai dengan yang telah ada). Dari panel listrik utama, didistribusikan secara radial ketempat-tempat yang memerlukannya. Semua peralatan seperti panel – panel, stop kontak, sesuai dengan peraturan yang ada.

9.3.4 Komponen – komponen bahan instalasi listrik harus berkwalitas baik dan sesuai dengan NI-6. 9.3.5 Sistem Pengabelan

Yang dimaksud dengan sistem pengabelan ialah instalasi kabel lengkap dengan pipa – pipa, clips, juntion boxes, cable racks, cable traya yang lain yang dipergunakan penyelesaian instalasi kabel.

Cabel – cabel primer, sekunder, maupun yang ke lampu dan stop kontak harus dipilih dari materai yang tersebut dalam spesifikasi dan gambar, produk dari pabrik – pabrik yang telah mendapat sertifikat dari PLN. Kabel – kabel yang dipasang menurut cara yang tertera dibawah ini.

- NYA : Pemasangan harus didalam pipa pelindung baik diluar maupun di dalam dan pada pemasangan di bawah tanah diberi pipa pelindung yang tahan kerusakan mekanis.

- NYM : pemasangan didalam tembok harus didalam pipa pelindung , sedangkan pemasangan diluar tembok tanpa pelindung dengan menggunakan pemegang kabel (klem - sadel).

9.3.6 Lampu-lampu

Gambar-gambar yang ada, hanya menunjukkan letak kira-kira dari lampu-lampu, sedangkan untuk lokasi yang tepat harus disesuaikan dengan gambar-gambar Arsitektur. Lampu-lampu harus dari type yang cocok dipasang ditempat yang tepat secara baik. 9.3.7 Stop Kontak.

(12)

9.3.8 P a n e l L i s t r i k

a. Body panel listrik harus dibuat dari besi plat, dengan tebal paling sedikit 1,5 mm. Pelaksanaan pembuatan dilas yang kokoh dan rapi, di cat abu-abu muda dan pengeringan dengan oven, didasari dengan cat dasar.

b. Komponen panel adalah produksi dari pabrik yang memenuhi syarat/standar yang diakui internasional seperti DIN, VDE, AIEE atau JIS. Pemasangan komponen didalam body sedemikian rupa harus mudah dibongkar dan dipasang kembali bila mana diadakan perawatan.

c. Pengabelan didalam panel paling kecil menggunakan kabel perpenampang 2,5 mm dan dilaksanakan dengan menggunakan sepatu kabel (cable lug). Sambungan kabel kebeban harus dengan blok terminal dan tiap-tiap terminal harus diberi tanda (huruf atau angka-angka) hingga mudah waktu penyambungan kabel kebeban.

9.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan

9.4.1 Sebelum panel dilakasanakan terlebih dahulu pipa resnil dipasang pada dinding batu bata, kemudian di hirup dengan plastrium.

9.4.2 Letak kabel, saklar, stop kontak, lampu dan panel diletakkan sesuai gambar rencana atau petunjuk pengawas.

9.4.3 Sebelum pelaksanaan plafond jaringan kabel resik diletakkan pada lagur–lagur plafond. 9.4.4 Pemasangan lampu, saklar dan stop kontak seluruhnya dipasang setelah pekerjaan pengecatan dilaksanakan.

PASAL 10

PEKERJAAN FASILITAS EKTERIOR BANGUNAN

1. PERTAMANAN DAN LANDSCAPING (Tanaman, Rumput, Tanah)

1.1 Palem Ekor Tupai

a. Lingkup Pekerjaan :

- Pekerjaan penanaman Pohon Palem Ekor Tupai dilakukan pada tanah halaman,

- Jenis Pepohonan yang digunakan adalah pohon palem Ekor Tupai dengan Tinggi 1 –

1.5 mtr.

1.2 Pohon Tanjung

b. Lingkup Pekerjaan :

- Pekerjaan penanaman Bonsai Pohon Tanjung dilakukan pada tanah halaman hasil

urugan.

- Jenis Pepohonan yang digunakan adalah Bonsai Cemara Udang dengan tinggi 1 – 1,5

mtr

1.3 Rumput Gajah mini

a. Lingkup Pekerjaan :

- Pekerjaan penanaman Rumput dilakukan pada tanah hasil urugan taman.

- Jenis Rerumputan yang digunakan adalah Rumput Gajah mini.

1.4 Pohon Pucuk Merah + Pupuk

a. Lingkup Pekerjaan :

- Pekerjaan penanaman Pohon Pucuk Merah + Pupuk dilakukan pada tanah hasil

urugan.

- Jenis Tanaman Pohon Pucuk Merah + Pupuk dengan ukuran min. 1 mtr

(13)

- Pekerjaan kursi galvanis digunakan besi pipa galvanis dia. 2” dan 1”.

- Pengelasan harus dilakukan dengan baik dan kuat, kawat las yang digunakan juga

harus berkualitas.

- Hasil las harus dirapikan dan dibesihkan

- Kursi taman galvanis harus di cat dengan cat meni besi

PASAL 11

PEKERJAAN PANEL PAGAR

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pagar dan pintu pagar.

1. Pekerjaan Pemasangan Panel BRC

Pekerjaan pemasangan

BRC

dilakukan setelah pekerjaan struktur dan pasangan

selesaikan dilaksanakan.

Pekerjaan pemasangan

BRC

dilakukan dengan baik dan rapi.

hollow dan stainless

yang digunakan merupakan

BRC

pesanan dari supplier

dengan ukuran yang telah ditentukan.

Tiang yang digunakan untuk tiang

BRC

yaitu tiang galvanis.

2. Pekerjaan Pemasangan Pintu Pagar BRC

Pekerjaan pemasangan

BRC

dilakukan setelah pekerjaan struktur dan pasangan

selesaikan dilaksanakan.

Pekerjaan pemasangan

BRC

dilakukan dengan baik dan rapi.

BRC yang digunakan merupakan

BRC

pesanan dari supplier.

Tiang yang digunakan untuk tiang

BRC

yaitu tiang galvanis.

PASAL 12

PEKERJAAN PASANGAN PAVING BLOCK

Pekerjaan pemasangan

paving block

dilakukan setelah pekerjaan struktur dan

pasangan selesaikan dilaksanakan.

Pekerjaan pemasangan

paving

dilakukan dengan baik dan rapi.

Paving block yang digunakan merupakan

paving block

pesanan dari supplier.

PASAL 13

PEKERJAAN LAIN-LAIN

13.1 Pekerjaan lain – lain yang belum tersebut dalam bestek ini apabila belum mengerti harus segera ditanyakan langsung pada pengawas.

13.2 Pekerjaan lain – lain dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi lapangan sehingga akan memperoleh pekerjaan yang sempurna.

(14)

PASAL 14 P E N U T U P

14.1 Pemborong membuat opname photografi sebanyak 3 (tiga) lembar pada saat belum dimulai, sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai pekerjaan, pada pandangan yang sama 4 (empat) arah muka, belakang, samping kiri dan samping kanan. Selain itu laporan harian serta semua Berita acara yang diperlukan.

Referensi

Dokumen terkait

Penyimpangan – penyimpangan dari ketentuan mutu beton tersebut di atas, atau persyaratan mutu beton tidak dipenuhi maka pihak direksi berhak untuk meminta kepada pemborong supaya

Pelaksana harus menyerahkan photo berwarna kepada Direksi mengenai kemajuan pekerjaan (dengan ukuran tidak kurang 8 cm x 12 cm) pada lokasi yang telah ditentukan Direksi

Pekerjaan pemasangan pipa, accessories dan alat Bantu lainnya, harus sesuai dengan gambar typical pemasangan pipa dan atau bestek lainnya Jika terdapat

1. Apabila kontraktor tidak mulai melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak atau telah mulai melaksanakan pekerjaan namun tidak sesuai dengan

Department. Kontraktor harus menyediakan waktu untuk rapat lapangan dengan Infrastructure Department sekurang-kurangnya satu kali setiap minggu selama masa kontrak,

Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Kontraktor tetapi ternyata di tolak Pengawas Lapangan / Direksi, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya

Gangguan Dan Keadaan Darurat Selama berlangsungnya pekerjaan, Pengawas Pekerjaan Konsultan Supervisi dan direksi memiliki kewenang untuk memerintahkan secara tertulis atas: a

Pengangkutan dan Pengecoran Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton, kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi guna mendapatkan persetujuannya, jika tidak ada persetujuan