• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PENGEMBANGAN TAMAN JALUR TENGAH JALAN LETJEND HERTASNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PENGEMBANGAN TAMAN JALUR TENGAH JALAN LETJEND HERTASNING"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PENGEMBANGAN TAMAN JALUR TENGAH JALAN LETJEND HERTASNING

A.Uraian Singkat

1. Nama Paket Pekerjaan

Nama paket pekerjaan adalah Pengembangan Taman Jalur Tengah Jalan Letjend Hertasning 2. Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan terletak di Jalan LetJend hertasning 3. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan Pendahuluan

Pekerjaan Pendahuluan terdiri dari a.1. Mobilisasi dan Demobilisasi

Dalam melaksanakan pekerjaan ini sebaiknya kontraktor pelaksana terlebih dahulu melakukan mobilisasi alat yang akan digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini agar dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut tidak terkendala oleh permasalahan teknis, alat yang seyokyanya disediakan adalah:

 Perlengkapan pertukangan  Alat angkut sisa pembongkaran

 Pengamanan pekerjaan sebagai blok terhadap kendaraan yang lalulalang tepat disamping lokasi yang akan dikerjakan, pengaman ini adalah rambu-rambu jalan yang dibutuhkan

a.2. Pekerjaan P3K

P3K yang dimaksud adalah penyediaan kotak obat sebagai tindakan penyelaman (Pengobatan) dini terhadap tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja di lokasi Kegiatan, ini kotak P3K minimal berisi:

 Obat merah sebanyak 2 botol/tube  Perban sebanyak 2 rol

 Plester perban sebanyak 2 roll

 Plester obat Hansaplas sebanyak 5 strip  Obat sakit kepala

 Obat anti septik

 Dan obat-obat lainnya yang dianggap perlu b. Pekerjaan Kansteen dan Rabat Beton

b.1. Pekerjaan Kansteen

Pekerjaan Kansteen yang akan dilaksanakan adalah perbaikan kansteen yang rusak seperti, pecah, tergores dan kerusakan-kerusakan lain yang terjadi akibat dari lalainya pengendara kendaraan.

Perbaikan yang dimaksud diatas adalah perapihan kembali terhadap kansteen yang mengalami cacat dengan cara diplester dengan spesifikasi plester 1:5.

Setelah semua kerusakan-kerusakan kansteen telah diperbaiki dengan plesteran maka dilakukan pengacian dengan menggunakan Aplus atau sejenisnya sampai tekstur plesteran tertutup dengan rata.

(2)

b.2 Pekerjaan Rabat Beton dan Pasang Keramik 30x30

Pekerjaan rabat beton dan Pasang Keramik 30x30 yang dikerjakan adalah rabat beton dan Pasang Keramik 30x30 bagi penyeberang jalan yang melintasi taman yang khusus disediakan agar para penyeberang jalan tidak merusak taman yang telah disediakan.

C. Pekerjaan Penanaman Bunga Jenis-jenis bunga yang akan ditanam

1. Bunga Pucuk Merah 2. Bunga Kana Residence 3. Bunga Lili Paris 4. Bunga Andong Merah 5. Bunga Bakung Lele 6. Rumpt Gajah Mini

(3)

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1

PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantum dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

(Aanwijzing).

2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat/ berlaku adalah RKS. Bila suatu gambar tidak sesuai dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku, begitu pula apabila dalam RKS tidak

dicantumkan sedangkan gambar ada, maka gambarlah yang mengikat.

3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dan Kontraktor mengikuti keputusan dalam rapat.

4. Kontraktor harus melakukan pengukuran ulang dan menyesuaikan antara gambar dan lapangan.

Pasal 2

JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan curve bahan/tenaga. 2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari

Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, paling lambat dalam waktu 15 (lima belas) hari kalender setelah SPPBJ diterima kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, akan disahkan oleh Pemberi tugas. 3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Direksi/Pengawas

Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding di bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan (prestasi kerja). 4. Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan akan menilai prestasi pekerjaan

Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Pasal 3

KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal STM atau sederajat dengan pengalaman minimum 3 (tiga) tahun.

2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Direksi/Pengawas lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.

4. Bila kemudian hari menurut pendapat Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis

Kegiatan, Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis untuk menggantinya dengan personil yang memenuhi syarat.

(4)

5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

Pasal 4

JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang selalu dalam keadaan siap pakai di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.

2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat-syarat bagi semua petugas dan pekerja yang ada di bawah kekuasaan Kontraktor.

3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali untuk penjaga keamanan.

4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 5

ALAT-ALAT PELAKSANAAN

Semua alat-alat untuk pelaksanaan harus di sediakan oleh kontraktor, sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap dipakai, antara lain :

1. Perlengkapan penerangan untuk pekerjaan lembur

2. Alat-alat lainnya yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan

Pasal 6

SITUASI DAN UKURAN

1. Pekerjaan tersebut dalam pasal VI.01 adalah pekerjaan lanjutan, sesuai dengan gambar. 2. Ukuran-ukuran dalam gambar ataupun dalam RKS merupakan garis besar pelaksanaan. 3. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan bangunan, sifat dan luas pekerjaan,

dan hal-hal yang dapat mempengaruhi harga penawaran.

4. Kelalaian atau kekurangan telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk menggagalkan tuntutan.

Pasal 7

SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan pasal VI.02

2. Semua bahan bangunan yang akan dipergunakan harus diperiksakan dahulu kepada

Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan untuk mendapatkan persetujuan 3. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan, tetapi ditolak

pemakaiannya oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2X24 jam terhitung dari jam penolakan

4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ternyata ditolak Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, harus segera dihentikan dan

(5)

selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.

Pasal 8

PEMERIKSAAN PEKERJAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, Kontraktor diwajibkan meminta kepada Direksi/Pengawas Lapangan/ Tim Pengelola Teknis Kegiatan 2. Kemudian jika Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan telah menyetujui

bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.

3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2X24 jam (dihitung dari jam diterimanya permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari raya), tidak dipenuhi oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang sebenarnya diperiksakan dianggap telah disetujui

Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan. Hal ini dikecualikan bila Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan meminta perpanjangan waktu. 4. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis

Kegiatan berhak memerintahkan membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk memperbaiki, biaya pembongkaran dan pemasangan menjadi tanggungan Kontraktor.

Pasal 9

KENAIKAN HARGA/FORCE MAJEURE

1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim

2. Kanaikan harga diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI.

3. Semua kerugian akibat Force Majeure yang dikarenakan gempa bumi, angin puyuh, badai topan, kerusuhan, peperangan dan semua kejadian karena faktor alam serta kejadian tersebut

dibenarkan oleh Pemerintah bukan menjadi tanggungan Kontraktor.

Pasal 10

PEKERJAAN TAMBAH/KURANG

1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis dalam buku harian oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan serta persetujuan pemberi tugas.

2. Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan atas persetujuan pemberi tugas. 3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan pekerjaan,

yang dimaksudkan oleh Kontraktor yang pembayarannya diperhitungkan bersama-sama angsuran terakhir.

4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh

Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan bersama-sama Kontraktor dengan persetujuan Pemberi Tugas.

(6)

5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan

penyerahan pekerjaan, tetapi Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut

Pasal 11

PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Uitzet/Bouwplank

a. Semua papan Bouwplank menggunakan kayu kelas II dengan ketebalan 2 cm dipasanng terentang pada patok kayu ukuran 5/7 dan diserut rata pada permukaan atas dan terpasang water pass dengan peil + 0.00.

b. Bouwplank dipasang memanjang keliling bangunan, pada as kolom dan dinding penyekat supaya diberi tanda dengan cat warna merah/meni.

c. Bouwplank dipasang di luar garis bangunan dengan jarak minimal 2 m untuk mencegah kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.

d. Setelah pemasangan bouwplank selesai, Kontraktor wajib melapor kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan

selanjutnya.

2. Pembersihan dan Perapihan

Setelah pekerjaan selesai semua, permukaan harus bersih dari segala macam kotoran dan dalam keadaan baik sempurna, serta sisa dari bahan-bahan yang sudah digunakan yang berupa apapun harus dibersihkan atau dibuang.

Pasal 12

PEKERJAAN PLESTERAN

1. Pada dasarnya spesi untuk plesteran sama dengan campuran spesi untuk pekerjaan pasangannya. 2. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan diplester harus dibersihkan

terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar plesteran tidak cepat kering dan tidak retak-retak.

3. Semua permukaan beton yang diplester permukaannya harus dikasarkan terlebih dahulu. 4. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus sehingga plesteran tidak terlihat pecah-pecah. 5. Tebal plesteran 1,5 cm.

6. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap dengan acian PC sehingga tidak terjadi retak-retak dan pecah dengan hasil halus dan rata.

7. Pekerjaan plesteran terakhir harus halus, rata, vertikal dan tegak lurus dengan bidang lainnya. 8. Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang yang tegak lurus, halus, tidak

bergelombang. Sedang sponeng/tali air harus lurus dan baik.

Pasal 13

PEKERJAAN CAT 1. B a h a n

a. Pengertian cat disini meliputi cat-cat dinding, bata, beton, besi yang tampak ter-expose dengan bahan cat emulsion merk sekualitas Decolith (cat tembok) dan sekualitas Bee Brand (cat besi).

b. Cat-cat/plamir yang didatangkan harus dalam keadaan utuh dalam kemasan kaleng, tertera nama perusahaannya dan serta masih terdapat segel yang utuh.

(7)

c. Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapanga/Tim Pengelola Teknis kegiatan.

d. Plamir dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan merk yang sama dengan merk cat yang dipilih.

e. Cat meni digunakan sesuai dengan cat jadi dan sesuai dengan penggunaan cat. f. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik dari bahan yang diencerkan. 2. Macam Pekerjaan

Mengecat dengan cat tembok dan cat kayu untuk semua bidang Kansteen seperti dinyatakan dalam gambar

3. Cara Pelaksanaaan Cat Tembok

Bidang bagian yang akan dicat sebelumnya digosok memakai kain yang dibasahi air. Setelah kering didempul dengan menggunakan plamur pada tempat yang berlubang sehingga permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) kali dengan roler minimal 20 cm sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.

Pasal 14

PEKERJAAN KANSTEEN

Kansteen yang dikerjakan adalah kansteen yang mengalami kerusakan, kontraktor terlebih dahulu menginvestigasi seluruh kerusakan kansteen dengan didampingi oleh konsultan pengawas yang kemudian dituangkan kedalam berita acara MC-0

1. Jenis Pekerjaan

Pekerjaan kansteen yaitu Plesteran, Acian, dan Pengecatan 2. Cara Pelaksanaan

a. Kansteen yang akan diperbaiki terlebih dahulu diberi tanda dengan menggunakan cat agar lebih mudah dalam pelaksanaan dan memudahkan dalam menghitung volume pekerjaan. b. Setelah semua kerusakaan sudah diberi tanda maka kansteen disiram dengan air untuk lebih

memudahkan plesteran melekat.

c. Kansteen yang akan diplester harus bersih dari debu agar spesifikasi plesteran sesuai dengan yang dipersyaratkan diatas.

d. Setelah diplester dengan baik maka dapat dilanjutkan dengan menutup tekstur plesteran yang menggunakan semen biasa atau dengan menggunakan Plamur.

e. Setelah seluruh bidang plesteran yang diaci sudah licin maka Kontraktor harus melaporkan hasil pekerjaannya kepada Konsultan pengawas.

f. Setelah bidang acian sudah kering, maka dilanjutkan dengan pengecatan keseluruh bahagian kansteen secara merata.

(8)

Pasal 15

PEKERJAAN PEMASANGAN KERAMIK

kontraktor terlebih dahulu menginvestigasi seluruh Lokasi yang direncanakan untuk pemasangan keramik dengan didampingi oleh konsultan pengawas yang kemudian dituangkan kedalam berita acara MC-0

3. Jenis Pekerjaan

a. Memadatkan dan meratakan permukaan tanah yang direncanakan untuk pemasangan keramik.

b. Membuat landasan/lantai kerja dari rabat beton k-175 setebal 7 cm.

c. Pemasangan Lantai Keramik 30/30 kasar, motif di konsultasikan terlebik dahulu kepada PPTK sebelum pemasangan

Pasal 16

PEKERJAAN PENANAMAN BUNGA 1. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan adalah penanaman bunga sebagai cover tanaman, dimana tanaman yang dimaksud berjenis tanaman land cover.

Adapun jenis tanaman yang dimaksud adalah: a. Bunga Pucuk Merah

Bunga pucuk merah adalah bunga yang ditanam dengan interval jarak 10.000 mm Bunga pucuk merah yang disyaratkan adalah bunga dengan ketinggian  400 mm dengan lebar tajuk  300 mm.

b. Bunga Kana Residence

Jenis bunga ini juga ditanam dengan interval jarak 4.000 mm

Bunga Kana Residence yang disyaratkan adalah bunga dengan ketinggian  300 mm c. Bunga Lili Paris

Jenis bunga ini ditanam dengan jarak 250 mm memanjang dan berjarak 200 mm tiap baris. Untuk bunga Lili Paris ditanam dengan jarak  250 mm.

d. Bunga Andong Merah

Andong Merah yang dipersyaratkan adalah bunga dengan ketinggian  400 mm dengan lebar tajuk  150 mm.

Bunga ini ditanam dengan jarak 10.000 e. Bunga Bakung Lele

Bakung Lele yang dipersyaratkan adalah bunga dengan tinggi  500 mm dengan lebar tajuk  300 mm.

Bunga ini ditanam dengan jarak  500 mm tiap baris f. Rumput Gajah Mini

Rumput gajah ditanam sebagai tanaman penutup tanag dengan jarak dari tiap kansteen  300 mm.

(9)

2. Metode Pelaksanaan

 Sebelum tanaman/bunga ditanam tanah terlebih dahulu digemburkan dengan menggunakan alat pertanian seperti cangkul atau sekop.

 Setelah tanah telah gembur maka tanah disiram dengan air hingga basah secara merata.  Untuk memulai penanaman semua tumbuhan/bunga yang menggunakan polybag harus

dilepas dari tanah bunga, sehingga pada penanaman bunga sudah tidak ada plastik polybag.  Setelah semua tanaman telah tertanam sesuai pada gambar pelaksanaan, maka dilakukan

penyiraman kembali secara menyeluruh.

 Untuk menjaga agar tanaman tidak layu atau mati maka perlu dilakukan pemelihraan selama proses rehabilitasi atau selama  6 bulan dengan cara disiram sebanyak 3 kali sehari dengan menggunakan air sumur bor yang terlebih dahulu dibuat sebanyak 3 mata air.

 Penyiraman dilakukan dengan menggunakan selang roll yang dipompa dari mata sumur bor dengan menggunakan pompa.

 Apabila dalam proses rehabilitasi ada tumbuhan yang dinyatakan mati, maka pihak kontraktor harus menggantikan bunga tersebut dengan bunga yang sejenis atau sama

 Kontraktor bertanggung jawab penuh dalam proses pemeliharan hingga seluruh tanaman dianggap hidup.

Pasal 16

PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang mana masih termasuk lingkup dalam pelaksanaan ini kontraktor harus menyelesaikan, sesuai dengan petunjuk, Perintah Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta perubahan-perubahan di dalam Berita Acara Aanwijzing.

2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan

dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas, dengan dibuat Berita Acara yang disyahkan oleh Pemberi Tugas.

Referensi

Dokumen terkait

Administrasi Teknis memuat hal-hal sebagai berikut: ketentuan apabila terjadi perselisihan beserta cara-cara penyelesaiannya, syarat-syarat penawaran dan pelulusan pekerjaan, tata

Jika dinilai direksi pekerjaan galian tidak dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka direksi teknik berhak untuk tidak menerima dan kontraktor

perlengkapan kerja kepada pekerja di lapangan, seperti: rompi bergaris reflektor, helm dan sepatu safety, serta jaket pelampung bila pekerjaan dilakukan di sekitar dermaga atau

Sebelum pemesanan dilakukan, maka Kontraktor harus mengusulkan merek besi beton dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik yang akan digunakan untuk

• Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari direksi lapangan. • Untuk menjaga kualitas pemasangan sebaiknya pemasangan diserahkan tenaga ahli yang

1) Penyedia Jasa harus mempelajari gambar asli yang terdapat dalam dokumen kontrak dan berkonsultasi dengan Owner sebelum pekerjaan survey dimulai. 2) Penyedia

Persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis atas garis dan ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi berikut sebagai

Apabila penyedia jasa hendak melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan bahan sebagaimana yang dimaksud dalam merek dagang ini, maka sebelum bahan tersebut digunakan penyedia harus