• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI DAN SYARAT RPH (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FUNGSI DAN SYARAT RPH (1)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI DAN SYARAT RPH

Fungsi dan syarat Rumah Potong Hewan telah dijelaskan oleh pemerintah dalam SK Meteri Pertanian nomer 555/Kpts/TN.240/9/1986 seperti yang dikemukakan dalam Manual Kesmavet (1993).

Fungsi RPH

Rumah Pemotongan Hewan merupakan unit/sarana pelayanan masyarakat dalam penyediaan daging sehat mempunyai fungsi sebagai:

1. Tempat dilaksanakannya pemotongan hewan secara benar.

2. Tempat dilaksanakannya pemeriksaan hewan sebelum dipotong (antemortem)

dan pemeriksaan daging (post mortem) untuk mencegah penularan penyakit hewan ke manusia.

3. Tempat untuk mendeteksi dan memonitor penyakit hewan yang ditemukan

pada pemeriksaan ante mortem dan post mortem guna pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan menular di daerah asal hewan.

4. Melaksanakan seleksi dan pengendalian pemotongan hewan besar betina

bertanduk yang masih produktif.

Pendapat lain dikemukakan oleh Lestari (1994) bahwa Rumah Pemotongan Hewan mempunyai fungsi antara lain sebagai:

1. Sarana strategis tata niaga ternak ruminansia, dengan alur dari peternak, pasar

hewan, RPH yang merupakan sarana akhir tata niaga ternak hidup, pasar swalayan/pasar daging dan konsumen yang merupakan sarana awal tata niaga hasil ternak.

2. Pintu gerbang produk peternakan berkualitas, dengan dihasilkan ternak yang

gemuk dan sehat oleh petani sehingga mempercepat transaksi yang merupakan awal keberhasilan pengusaha daging untuk dipotong di RPH terdekat.

3. Menjamin penyediaan bahan makanan hewani yang sehat, karena di RPH

hanya ternak yang sehat yang bisa dipotong.

4. Menjamin bahan makanan hewani yang halal, dengan dilaksanakannya tugas

RPH untuk memohon ridlo Yang Kuasa dan perlakuan ternak tidak seperti benda atau yang manusiawi.

5. Menjamin keberadaan menu bergizi tinggi, yang dapat memperkaya masakan

khas Indonesia dan sebagai sumber gizi keluarga/rumah tangga.

6. Menunjang usaha bahan makanan hewani, baik di pasar swalayan, pedagang

kaki lima, industri pengolahan daging dan jasa boga.

Syarat RPH

(2)

memenuhi kebutuhan daging antar Propinsi Daerah Tingkat I dan memenuhi kebutuhan eksport (Manual Kesmavet, 1993).

Memenuhi Kebutuhan Daging Lokal di Dati I

Menurut Manual Kesmavet (1993) RPH ini harus memenuhi syarat yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi syarat lokasi, kelengkapan bangunan, komponen bangunan utama dan kelengkapan RPH:

1. Lokasi RPH.

a. Lokasi RPH di daerah yang tidak menimbulkan gangguan atau pencemaran

lingkungan misalnya di bagian pinggir kota yang tidak padat penduduknya, dekat aliran sungai atau di bagian terendah kota.

b. Lokasi RPH di tempat yang mudah dicapai dengan kendaraan atau dekat jalan

raya (Lestari, 1994b; Manual Kesmavet, 1993).

2. Kelengkapan bangunan.

a. Kompleks bangunan RPH harus dipagar untuk memudahkan penjagaan dan

keamanan serta mencegah terlihatnya proses pemotongan hewan dari luar. b. Mempunyai bangunan utama RPH.

c. Mempunyai kandang hewan untuk istirahat dan pemeriksaan ante mortem.

d. Mempunyai laboratorium sederhana yang dapat dipergunakan untuk

pemeriksaan kuman dengan pewarnaan cepat, parasit, pH, pemeriksaan permulaan pembusukan dan kesempurnaan pengeluaran darah.

e. Mempunyai tempat untuk memperlakukan hewan atau karkas yang ditolak

berupa tempat pembakar atau penguburan.

f. Mempunyai tempat untuk memperlakukan hewan yang ditunda

pemotongannya.

g. Mempunyai bak pengendap pada saluran buangan cairan yang menuju ke

sungai atau selokan.

h. Mempunyai tempat penampungan sementara buangan padat sebelum diangkut.

i. Mempunyai ruang administrasi, tempat penyimpan alat, kamar mandi dan WC.

j. Mempunyai halaman yang dipergunakan sebagai tempat parkir kendaraaan.

3. Komponen bangunan utama.

a. Mempunyai tempat penyembelihan hewan, tempat pengulitan, tempat

pengeluaran jeroan dari rongga perut dan dada, tempat pembagian karkas, tempat pemeriksaan kesehatan daging.

b. Mempunyai tempat pembersihan dan pencucian jeroan yang terpisah dari (3.

a.) dengan air yang cukup.

c. Berdinding dalam yang kedap air terbuat dari semen, porselin atau bahan yang

sejenis setinggi dua meter, sehingga mudah dibersihkan.

d. Berlantai kedap air, landai kearah saluran pembuangan agar air mudah

mengalir, tidak licin dan sedikit kasar.

e. Sudut pertemuan antar dinding dan dinding dengan lantai berbentuk lengkung.

(3)

4. Kelengkapan RPH.

a. Mempunyai alat-alat yang dipergunakan untuk persiapan sampai dengan

penyelesaian proses pemotongan termasuk alat pengerek dan penggantung karkas pada waktu pengulitan serta pakaian khusus untuk tukang sembelih dan pekerja lainnya.

b. Peralatan yang lengkap untuk petugas pemeriksa daging.

c. Persediaan air bersih yang cukup.

d. Alat pemelihara kesehatan.

e. Pekerja yang mempunyai pengetahuan di bidang kesehatan masyarakat

veteriner yang bertanggung jawab terhadap dipenuhinya syarat-syarat dan prosedur yang berlaku dalam pemotongan hewan serta penanganan daging.

Untuk RPH bagi pemotongan babi mempunyai syarat tambahan, yaitu:

a. RPH harus ada persediaan air hangat untuk perontokan bulu.

b. Bangunan utama RPH, kandang dan tempat penyimpanan/pembersihan alat

untuk babi harus terpisah dengan jarak yang cukup atau dengan pagar tembok setinggi paling sedikit 3 meter atau terpisah total dengan dinding tembok dan terletak di tempat yang lebih rendah dari pada yang untuk hewan lainnya.

Memenuhi Kebutuhan Daging Antar Dati II Dalam Satu Dati I

Menurut Manual Kesmavet (1993) untuk RPH yang diperuntukkan memenuhi kebutuhan daging antar Dati II dalam satu Dati I harus memenuhi semua syarat dari RPH untuk memenuhi daging dalam kebutuhan lokal Dati II ditambah dengan:

a. Kandang istirahat berlantai semen.

b. Laboratorium yang juga dapat dipergunakan untuk identifikasi kuman dengan

pemupukan.

c. Tempat pemotongan darurat yang dilengkapi dengan ruang penahan daging.

d. Instalasi pengolahan limbah yang berupa saringan untuk memisahkan

limbah/buangan padat secara fisik.

e. Mempunyai tempat pelayuan dengan dinding yang bagian dalamnya dilapisi

bahan kedap air setinggi 2 meter dan dilengkapi dengan exhauster.

f. Dilengkapi dengan timbangan untuk karkas serta rel-rel pengangut karkas.

Memenuhi Kebutuhan Daging Antar Dati I

Menurut Manual Kesmavet (1993) untuk RPH yang diperuntukkan memenuhi kebutuhan daging antar Dati I harus memenuhi semua syarat RPH untuk memenuhi daging antar Dati II dalam satu Dati I ditambah dengan:

a. Laboratorium yang juga dapat digunakan untuk pemeriksaan residu

antibiotika.

b. Instalasi pengolahan limbah dengan perlakuan secara fisik dan biologis

(4)

c. Tempat parkir kendaraan angkutan daging.

d. Mempunyai kandang istirahat berlantai semen dengan jarakminimal 50 meter

dari bangunan utama.

e. Tempat untuk memperlakukan karkas/bahan yang ditolak berupa

incineratordengan pembakar bertekanan yang memenuhi syarat kesehatan lingkungan (dengan cerobong asap).

f. Mempunyai ruang khusus dalam banguan utama untuk tempat mencuci dan

merebus jeroan.

g. Mempunyai ruang pelayuan dengan dinding yang seluruh bagian dalamnya

dilapisi porselin atau bahan lain yang sejenis dan dilengkapi dengan temperatur 18oC.

h. Mempunyai ruang pelepasan daging dari tulang dengan temperatur 18oC.

i. Dinding bagian dalam dari bangunan utama RPH tertutup penuh dengan

porselin.

j. Tersedia air panas untuk mencuci pisau dan alat penanganan lain.

k. Mempunyai ruang ganti pakaian untuk karyawan.

l. Memeiliki kendaraan angkutan daging tanpa atau dengan alat pendingin yang

disesuaikan dengan jarak angkut. m. Dipekerjakan Dokter Hewan.

Memenuhi Kebutuhan Daging Eksport

Menurut Koswara (1998 ) dan Manual Kesmavet (1993) RPH yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan daging eksport harus memenuhi persyaratan seperti pada RPH untuk memenuhi kebutuhan antar Dati I ditambah dengan:

a. Mempunyai ruang pendingin yang dilengkapi dengan pintu pengaman dari

bahan tidak berkarat serta pengatur sushu.

b. Mempunyai ruang pelepasan daging dari tulang dengan temperatur 10oC.

c. Mempunyai ruang pembungkusan, pewadahan dan penandaan produk akhir.

d. Mempunyai laboratorium yang juga dapat dipergunakan untuk pemeriksaaan

hormon.

e. Mempunyai ruang untuk ganti pakaian, locker, ruang istirahat karyawan serta

kantin.

f. Mempunyai kendaraan angkutan khusus yang harus dilengkapi dengan alat

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH MULTIPLE MICRONUTRIENT POWDER TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA ANAK DENGAN ANEMIA USIA 6- adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak

Pembahasan hasil penelitian ini dibagi menjadi 3 (tiga) pokok bahasan, yaitu perilaku pencarian informasi pemustaka perpustakaan UKMC, kendala yang dihadapi ketika

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di Jakarta pada anak SD 6 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara frekuensi konsumsi makanan fast food

Cassiavera ( Cinnamommum burmannii ) mutu rendah (grade B, C, KA , KB dan KC) merupakan cassiavera yang berasal dari kulit ranting dan dahan, sebagian besar tidak terkikis

proses pengaplikasian, efek penggunaan, efesiensi waktu pengerjaan. Sedangkan 2 aspek yang tidak signifikan adalah kesesuaian hasil dengan objek asli dan tingkat

kalisari damen Surabaya, 10 Desember 2017.. Jadi, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat baca anak di taman baca kampung pemulung kalisari damen Surabaya antara

Berdasarkan tabel 2 perbedaan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe pada kelompok intervensi setelah diberikan SMS Reminder diperoleh sebanyak 17 ibu hamil (85%) patuh dalam

Meneliti lebih rinci dalam sektor Manufaktur, industri Makanan, Minuman, dan Tembakau (ISIC 31) merupakan sub-sektor yang memberikan sumbangan terbesar bagi nilai tambah