• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU DALAM PELAKSAANAN PEMBELAJARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN GURU DALAM PELAKSAANAN PEMBELAJARA"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN GURU DALAM PELAKSAANAN PEMBELAJARAN DAN MANAJEMEN KELAS A. Mengapa Perlu Manajemen Kelas?

Proses pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar, yang ditandai dengan perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Seseorang guru hanya dapat dikatakan telah melakukan kegiatan pembelajar jika terjadi perubahan perilaku pada diri peserta didik sebagai akibat dari kegiatan tersebut. Ada hubungan fungsional antara perbuatan guru mengajar dengan perubahan perilaku peserta didik. Artinya, proses pembelajaran memberikan dampak kepada perkembangan peserta didik.

Pikiran itu mengandung arti bahwa dampak itu terjadi karena ada proses interaksi antara guru dan peserta didik, antara peserta didik dengan peserta didik, antara peserta didik dengan iklim atau suasana belajar yang dikembangkan. Setiap kegiatan pembelajaran bertolak dari dan terarah kepada pencapaian tujuan. Di sini, upaya sistematis yang berkaitan dengan pengembangan lingkungan belajar diciptakan agar tujuan pembelajaran tercapai. Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dikatakan sebagai dampak dari proses pembelajaran.

Dampak pembelajaran dapat dibedakan ke dalam dampak langsung atau dampak intruksional dan dampak tak langsung atau dampak pengiring. Damapak langsung adalah dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan semula, sedangkan dampak pengiring muncul sebagai pengaruh dari atau terjadi pengalaman dari lingkungan belajar. Proses pembelajaran yang mengutamakan disiplin akademik tinggi tetapi mungkin pula tumbuh sikap arogansi (keangkuhan) intelektual. Dampak pengiring adalah sesuatu yang bisa terjadi ke arah positif maupun negatif. Dalam suatu kegiatan pembelajaran bisa terjadi lebih dari satu dampak pengiring.

Damapak pengiring bisa berwujud bentuk pemahaman, apresiasi, sikap, motivasi, kesadaran, keterampilan sosial, dam perilaku sejenis lainnya. Dampak pengiring pada suatu proses pembelajaran bisa menjadi dampak intruksional dari proses pembelajaran yang lain. Oleh karena itu, dalam wujud perilaku individu dampak intruksional dan dampak pengiring akan menjadi satu keterpaduan. Kondisi ini merupakan gambaran perilaku efektif dari proses perkembangan peserta didik.

(2)

Tampaknya tidak ada aspek yang dibicarakan sesering manajemen kelas, dan menjadi kepedulian calon guru, guru pemula, atau guru berpengalaman. Alasannya cukup sederhana, ialah bahwa manajemen kelas merupakan perangkat perilaku yang kompleks di mana guru menggunakannya untuk mengembangkan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara efisien. Dengan kata lain, manajemen kelas yang efektif menjadi prasyarat utama bagi pembelajaran yang efektif. Manajemen kelas dapat dipandang sebagai tugas guru yang amat fundamental.

B. Sembilan Pendekatan

Tidak ada satu pendekatan pun yang dianggap sebagai pendekatan terbaik dalam manajemen kelas. Oleh karena itu, seorang guru memang perlu memahami berbagai pendekatan, yang secara ringkas akan dicoba didiskusikan di dalam uraian berikut ini. Walaupun mungkin terkesan terjadi penyederhanaan yang berlebihan, hasil kajian literatur menunjukkan ada sembilan defenisi, yang sekaligus menggambarkan pendekatan tentang manajemen kelas. Kesembilan pendekatan ini dibedakan karena memang setiapa pendekatan menampilkan posisi filosofis dan wujud operasional dari manajemen kelas.

Pendekatan pertama ialah pendekatan otoriter. Pendekatan ini memandang bahwa manajemen kelas adalah proses mengendalikan perilaku peserta didik. Dalam posisi ini, peranan guru adalah mengembangkan dan memelihara aturan dan disiplin di dalam kelas. Tekanan utamanya terletak pada menjaga ketertiban dan memelihara kendali melalui penanaman disiplin. Di dalam pendekatan ini disiplin adalah sama dengan manajemen kelas.

Terkait erat dengan pendekatan otoriter, pendekatan kedua disebut pendekatan intimidasi. Pendekatan ini juga memandang manajemen kelas sebagai proses mengendalikan perilaku peserta didik. Lain halnya dengan pendekatan otoriter, pendekatan intimidasi tampak lebih dilandasi oleh asumsi bahwa perilaku peserta didik paling baik dikendalikan oleh perilaku guru. Perilaku guru yang dimaksud seperti menyalahkan, mengancam, memaksa, dan menolak. Peran guru adalah mengiring peserta didik berperilaku sesuai dengan keinginan guru sehingga mereka merasa takut untuk melanggarnya.

Pendekatan ketiga, yang bertentangan langsung dengan pendekatan intimidatif, ialah pendekatan permisif. Esensi pendekatan terletak pada peran guru memaksimalkan kebesan peserta didik, mambantu peserta didik meras bebas melakukan apa yang mereka maui. Jika hal itu tidak dilakukan maka yang terjadi adalah proses menghambat perkembangan peserta didik.

(3)

dalam bentuk daftar tentang apa yang hendaknya dilakukan dan tidak dilakukan guru di dalam bereaksi atas berbagai situasi bermasalah. Pendekatan ini disebut pendekatan buku masak karena berisirakitan daftar tahapa apa yang harus dilakukan guru, peran guru adalah mengikuti resep itu.

Pendekatan manajemen kelas yang kelima didasarkan kepada suatu keyakinan bahwa perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang cermat (careful) akan mencegah muncul perilaku bermasalah. Pendekatan ini menekankan bahwa perilaku guru dalam pembelajaran ialah mencegah atau menghentikan perilaku peserta didik yang tidak tepat. Peran guru ialah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik, yaitu pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik, dan yang memotivasi peserta didik. Pendekatan kelima ini disebut pendekatan intruksional.

Pendekatan keenam ialah pendekatan modifikasi perilaku. Pendekatan ini memandang manajemen kelas sebagai proses memodifikasi perilaku peserta didik. Peran guru adalah mempercepat tercapainya perilaku yang dikehendaki dan mengurangi atau menekan perilaku yang tidak dikehendaki. Dengan kata lain, guru membantu peserta didik mempelajari perilaku yang tepat dengan menggunakan prinsip-prinsip pengkondisian dan penguatan.

Pendekatan ketujuh memandang manajemen kelassebagai proses menciptakan ilim sosio-emosional yang positif di dalam kelas. Asumsi dari pendekatan ini ialah bahwa belajar dapat dimaksimalkan di dalam iklim kelas yang positiif, dan iklim semacam ini muncul dari hubungan antarpribadi yang positif antar guru-peserta didik maupun antara peserta didik-peserta didik. Oleh karena itu, peran guru adalah mengembangkan iklim sosio-emosional kelas yang positif melalui pengembangan hubungan antarpribadi yang sehat. Dalam pendekatan ini juga terkandung peran guru sebgai fasilitator dan motivator bagi peserta didik untuk lebih berkembang dengan optimal.

Pendekatan yang kedelapan menempatkan kelas sebagai suatu sistem sosial di mana proses kelompok dalam sistem tersebut menjadi hal penting yang paling utama. Asumsi dasrnya ialah bahwa pembelajaran itu terjadi di dalam kelompok. Oleh karena itu, hakikat dan perilaku kelompok kelas dipandang sebagai faktor yang memilki pengaruh berarti (signifikan) terhadap belajar, bahkan dalam proses belajar individual sekalipun. Peran guru ialah mempercepat perkembangan dan terwujudnya kelompok kelas yang efektif.

(4)

Pendekatan kesembilan bertolak dari kejamakan defenisi. Defenisi jamak akan memperluas ragam pendekatan dari mana kita akan memilih strategi untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang mendukung terjadinya pembelajaran yang efektif. Pendekatan jamak atau pendekatan pluralistik (James M. Cooper, ed., 1990) ini tidak mengikat guru kepada strategi manajerial tunggal, melainkan memberi peluang kepada guru untuk mempertimbangkan seluruh strategi yang dapatt dan tepat dilakukan.

Defenisi manajemen kelas yang merefleksikan kejamakan pendekatan itu kiranya dapat dirumuskan sebagai perangkat kegiatan di mana guru mengembangkan dan memelihara kondis kelas yang dapat mendorong terjadinya pembelajaran yang efektif dan efisien. Brophy dan Putnam (Good dan Brophy, 1990) menyebutnya sebagai pendekatan optimal,yaitu sebagai proses pengembangan lingkungan belajar yang dikehendaki dan menekankan sekecil mungkin pembatasan-pembatasan.

Jika dismak ulang apa yang diuraikan di atas, dapat diangkat fungsi-fungsi pokok manajemen kelas sebagai berikut :

1. Fungsi preventif, mencegah munculnya perilaku bermaslah ; 2. Fungsi kuratif, menyembuhkan perilaku bermasalah ;

3. Fungsi pemeliharaan, memelihara kondisi yang positif ;

4. Fungsi pengembangan, mengembangkan kondisi yang kondusif ;

5. Fungsi fasilitator, memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan untuk berkembang ; 6. Fungsi motivator, memberikan dorongan untuk berprestasi dan berkembang. Fungsi-fungsi ini amat sejalan dengan fungsi bimbingan dan konseling yang akan dibahas bagian tersendiri.

C. Pembelajaran dan Manajemen

Referensi

Dokumen terkait

Bagi santri yang dapat beradaptasi sudah terbiasanya santri terhadap aktivitas yang dilakukan di pesantren sedangkan bagi santri yang memutuskan untuk keluar

Rekayasa perangkat lunak adalah pengubahan perangkat lunak guna mengembangkan, memelihara, dan membangun kembali dengan menggunakan prinsip rekayasa untuk menghasilkan perangkat

Dari hasil penelitian menunjukkan induksi protein adhesin BM 38 kDa M.tuberculosis per oral disertai suplementasi glutamin bisa meningkatkan sistem imun seluler pada tikus model

wajib melakukan perbaikan Laporan TA sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh tim dosen (tertuang dalam form penilaian Tugas Akhir, FM-GKM-PSTL-016-13 dapat

A GENRE-BASED APPROACH TO TEACHING WRITING DISCUSSION TEXT TO SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Inventory of Invasive Plant Species along the corridor of Kawah Ijen Nature Tourism Park, Banyuwangi, East Java.. Lia Hapsari 1.2 , Abdul Basith 1 , Hari Rusdwi Novitasiah

Ledakan populasi hama Promecotheca cumingii Baly (= nucifera Maul.) (Coleoptera : Chrysomelidae) di Sulawesi Utara, pertama kali terjadi pada tahun 2015 di Kecamatan

kolom pengaruh i tidak i langsung menunjukkan bahwa variabel independen yaitu DPK, CAR, NPLt-1 tidak memiliki pengaruh tidak langsung yang signifikan terhadap ROA