• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isolasi dan Uji Ekstrak Metanol Bakteri Endofit Keji Beling (Strobilanthes Crispus) dalam Menghambat Pertumbuhan Beberapa Mikroba Patogen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Isolasi dan Uji Ekstrak Metanol Bakteri Endofit Keji Beling (Strobilanthes Crispus) dalam Menghambat Pertumbuhan Beberapa Mikroba Patogen"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbagai macam penyakit yang ditimbulkan oleh mikroba banyak ditemukan di negara-negara beriklim tropis termasuk Indonesia. Salah satunya yaitu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus. Kondisi seperti ini dikarenakan daerah-daerah yang beriklim tropis sangat cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan mikroba, baik yang bersifat patogen maupun yang memberikan manfaat bagi manusia (Djamaan et al., 1993).

Di Indonesia persentase penyakit infeksi pada manusia yang disebabkan oleh mikroba patogen masih menunjukkan angka yang relatif tinggi dan kebutuhan terhadap obat anti infeksipun meningkat pula. Selama ini pencegahan infeksi dilakukan dengan menggunakan antibiotik. Pemakaian antibiotik yang tidak terkontrol sebagai akibat dari tingginya kebutuhan akan obat antiinfeksi ini mengakibatkan meningkatnya pola resistensi kuman atau mikroba patogen terhadap jenis antibiotika (Mangundjaja, 2002).

Mikroba penghasil antimikroba saat ini tetap dicari sebagai sumber senyawa antimikroba yang diperlukan, salah satunya ialah mikroba endofit. Mikroba endofit adalah mikroba yang hidup dalam jaringan tanaman, bersimbiosis mutualisme dengan inangnya (Kumala et al., 2006) seperti mendapatkan nutrisi dan perlindungan dari tanaman inangnya (Strobel & Daisy, 2003). Selain itu, mikroba endofit juga dikenal sebagai penghasil senyawa metabolit yang mempunyai aktivitas sebagai antivirus, antikanker, antimalaria, antidiabetes, dan antioksidan (Radji, 2005). Endofit tersebut dapat diisolasi dari bagian dalam tanaman. Endofit termasuk mikroorganisme yang menguntungkan yang tidak memiliki pengaruh langsung pada tanaman, dan juga yang dapat digunakan sebagai agen pengendali

(2)

hayati bagi tanaman atau untuk memacu pertumbuhan tanaman (Tarabily et al., 2003).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Simarmata et al., (2007), telah diisolasi bakteri endofit dari tanaman sambung nyawa (Gynura procumbens), dan diperoleh 38 isolat. Berdasarkan hasil uji, 21% isolat bakteri endofit tersebut mampu menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap mikroba patogen seperti

E.coli, Pseudomonas sp., B. subtilis dan Candida albicans. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri endofit memiliki kemampuan dalam menghasilkan senyawa antimikroba.

Menurut penelitian Utami et al., (2008), terdapat 33 isolat bakteri endofit yang telah diisolasi dari tanaman mangrove (Bruguiera gymnorrhiza). Isolat-isolat bakteri tersebut diuji aktivitas antibakterinya secara in vitro. Dari 33 isolat tersebut, diperoleh tujuh isolat yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan enam isolat terhadap Escherichia coli. Pengujian aktivitas metabolit bakteri endofit dari tanaman ini menunjukkan bahwa beberapa metabolit isolat bakteri endofit menimbulkan adanya zona hambatan yang jernih.

Pada tanaman-tanaman obat yang sudah digunakan secara turun-temurun ditemukan mikroba endofit yang mampu menghasilkan senyawa bioaktif atau senyawa antimikroba. Pengendalian biologi dengan menggunakan mikroba endofit yang menghasilkan antibiotik dari tanaman obat merupakan salah satu alternatif pengendalian mikroba patogen yang menginfeksi manusia, hewan dan tumbuhan (Petrini et al., 1992).

Keji beling merupakan tanaman yang biasanya digunakan sebagai tanaman hias, tanaman pagar atau tanaman yang berkhasiat obat. Keji beling biasa digunakan sebagai obat untuk batu ginjal dan kencing manis. Tanaman ini memiliki kandungan polifenol, saponin, alkaloid, kalium dan kalsium. Selama ini, belum pernah dilaporkan adanya mikroba endofit dari tanaman keji beling. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan isolasi bakteri endofit penghasil antibiotik dari tanaman keji beling dan uji penghambatannya terhadap beberapa mikroba patogen.

1.2. Permasalahan

(3)

Pengendalian penyakit infeksi yang diakibatkan oleh mikroba patogen, dilakukan dengan menggunakan antibiotik. Pemakaian antibiotik yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pola resistensi pada mikroba patogen tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencarian sumber antibiotik baru untuk menekan pertumbuhan dari mikroba patogen, salah satunya ialah bakteri endofit dari tanaman keji beling. Tanaman keji beling diasumsikan memiliki bakteri endofit yang memiliki kemampuan dalam menghambat beberapa mikroba patogen. Oleh karena itu perlu ditinjau sejauh mana kemampuan bakteri endofit yang diisolasi dari tanaman keji beling dalam menghambat pertumbuhan beberapa mikroba patogen dan ekstraknya, yang diuji pada mikroba patogen seperti Streptococcus mutans,

Salmonella typhii, Escherichia coli dan Aspergillus flavus.

1.3. Tujuan

1. Mengetahui kemampuan bakteri endofit dari tanaman keji beling dalam menghambat pertumbuhan beberapa mikroba patogen.

2. Mengetahui kemampuan ekstrak metanol bakteri endofit dalam menghambat pertumbuhan beberapa mikroba patogen.

1.4. Hipotesis

1. Bakteri endofit dari tanaman keji beling memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan beberapa mikroba patogen.

2. Ekstrak metanol bakteri endofit memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan beberapa mikroba patogen.

1.5. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini ialah memberikan informasi mengenai bakteri endofit dari tanaman keji beling dan ekstrak metanol bakteri endofit tersebut dalam menghambat pertumbuhan mikroba patogen, sehingga dapat dipakai sebagai

(4)

alternatif pengendalian secara biologi untuk menekan pertumbuhan mikroba patogen dan untuk mendapatkan isolat awal bakteri endofit dari tanaman tersebut.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keji Beling (Strobilanthes crispus)

Keji beling (Gambar 2.1) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas menyerupai rumput berbatang tegak. Batang pohonnya berdiameter antara 0,2 - 0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua berubah menjadi coklat. Daun berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan jarak agak jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan. Panjang helaian daun (tanpa tangkai) berkisar antara 5 - 8 cm (ukuran normal) dan lebar daun kira-kira 2 - 5 cm (LIPI, 2009). Akar utama keji beling berbentuk tunggang, berwarna putih kekuningan dan berfungsi dalam menyerap air dan memperkuat tanaman. Kulit batangnya berwarna serta memiliki bulu halus.

Gambar 2.1. Keji Beling (LIPI, 2009)

Tanaman ini merupakan tanaman obat yang memiliki efek farmakologi yang dapat menghancurkan senyawa berbahaya dalam tubuh. Selain itu tanaman keji beling mengandung zat kalium, natrium, kalsium, asam silikat dan sebagainya. Tumbuhan ini juga memiliki rasa yang pahit (Sulaksana & Jayusman, 2005). Tanaman keji beling ini berasal dari daerah Madagaskar. Perkembangan dan proses

Gambar

Gambar 2.1. Keji Beling (LIPI, 2009)

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan suatu kebanggaan bagi peneliti, karena setelah melalui berbagai tantangan dan ujian serta perjuangan yang besar, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi

Gambar 4.1 Kerangka kerja Gambaran kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit pekerja yang terpapar bahan kimia lem pada home industry sepatu.

Dalam penelitian Indriani (2013) faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi buruk pada anak balita adalah pemberian makanan pendamping yang tidak

NAMA PERUSAHAAN NILAI PENAWARAN..

Berdasarkan pengalaman Pemilihan Kepala Desa pada Bulan Desember Tahun 2015, pelaksanaan pelantikan Kepala Desa terpilih menjadi Kepala Desa yang harus dilaksanakan

(1) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) mempunyai tugas menjalankan administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di desa serta

Kegiatan : Pekerjaan Konstruksi Pembangunan 1 Ruang Kelas Belajar (RKB) MTs Negeri KaranganyarLampiran : Berita Acara Pembukaan Penawaran Pekerjaan : Pembangunan 1 Ruang Kelas

Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan, pengelolaan dan inventarisasi potensi hutan lindung, mata air, taman hutan raya dan