• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Bank Penerbit Letter Of Credits (Issuing Bank) Yang Diputuskan Pailit Terhadap Eksportir Dan Importir Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tanggung Jawab Bank Penerbit Letter Of Credits (Issuing Bank) Yang Diputuskan Pailit Terhadap Eksportir Dan Importir Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

A. LATAR BELAKANG

Pada masa sekarang hampir semua negara saling mengadakan hubungan

dagang untuk menunjang pembangunan ekonominya. Globalisasi dan liberalisasi

ekonomi jelas akan sangat meningkatkan bisnis internasional. Peningkatan bisnis

internasional, pasti pula akan meningkatkan intensitas lalu lintas pembayaran

ekspor-impor antar negara di dunia pada abad ke-21 mendatang. Sebab¬sebab

terjadinya perdagangan internasional, yaitu:

1. Perbedaan sumber daya alam (SDA).

2. .Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

3. .Perbedaan kebudayaan.

4. .Mencari keuntungan.

5. . Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Selain itu juga, banyak teori-teori dan doktrin yang berkembang di dunia

saat ini tentang perdagangan internasional. Teori-teori itu pada umumnya

membahas secara lebih rinci mengenai tujuan serta prinsip-prinsip yang dijalankan

oleh suatu Negara yang melakukan kegiatan perdagangan internasional, beberapa

diantaranya adalah :

a. Teori Merkantilisme

Teori Merkantilisme, yaitu paham yang mengajarkan bahwa kemakmuran

(2)

1. Teori Merkantilisme mempunyai prinsip:Mencari logam mulia

sebanyak-banyaknya

2. Mengusahakan neraca perdagangan aktif

3. .Monopoli perdagangan

4. .Memperluas daerah jajahan

5. Membatasi impor dan meningkatkan ekspor

b. Teori Keuntungan Mutlak (Adam Smith)

Teori Keuntungan Mutlak berdasarkan pada pembagian kerja internasional

yang menimbulkan spesialisasi dan afisiensi produksi dalam menghasilkan suatu

barang. Teori keuntungan mutlak mempunyai prinsip:

1. Kemampuan negara untuk mengembangkan produksi melalui

perdagangan.

2. Macam keuntungan ada dua, yaitu karena ilmiah dan teknologi.

3. Dalam perdagangan, masing-masing negara akan mengadakan spesialisasi

kerja pada produksi yang mempunyai keunggulan mutlak, yaitu jam

kerja per hari yang paling kecil.

c. Teori Keuntungan Komparatif oleh David Ricardo

Teori Keuntungan Komparatif berdasarkan pada perbandingan biaya yang

dikeluarkan suatu negara dalam memproduksi suatu barang dibandingkan dengan

negara lain sehingga negara dengan biaya rendah akan mengimpor dan negara

dengan biaya yang tinggi mengekspor barang tersebut.

Secara umum kegiatan perdagangan tersebut dapat terbagi menjadi dua,

(3)

a. kegiatan menjual barang (ekspor); dan

b. kegiatan membeli hasil produksi negara lain (impor).

Dari setiap kegiatan tersebut pada dasarnya ada 2 (dua) pihak yang

berperan, pihak eksportir dan pihak importir. Perlu diingat dalam kegiatan ini,

kedua belah pihak terpisah satu sama lain baik secara geografis maupun oleh batas

kenegaraan yang dapat dipastikan akan mengalami kesulitan dalam pembayaran

bila pihak pembeli tidak memiliki devisa, maksudnya adalah alat pembayaran

yang diterima dalam lalu lintas pembayaran internasional atau suatu mata uang

internasional

Bisnis internasional, atau lebih spesifik lagi perdagangan internasional (

Ekspor-Impor ) merupakan area bisnis yang penuh resiko dan sangatlah kompleks.

Dikatakan demikian karena secara logika biasanya lokasi importer dan eksportir

terpisah baik secara geografi maupun geopoitik, bahkan terkadang keduanya

saling tidak mengenal secara pribadi.

Selain tidak mengenal secara pribadi, kultur yang sangat berbeda antara

kedua belah pihak juga kerap kali menjadi penyebab kompleksnya untuk

membangun hubungan bisnis internasional. Perbedaan bahasa, budaya, mata uang,

dan lain sebagainya dianggap sebagai suatu penyebab sulitnya untuk menjalin

komunikasi bisnis internasional.

Hal-hal seperti inilah yang menjadi pertimbangan pebisnis untuk

melakukan suatu transaksi bisnis internasional. Karena terlalu banyak resiko yang

menghadangnya. Salah satu contohnya : bahasa, yang mungkin memiliki arti

(4)

mata uang antar Negara, belum tentu harga mata uang saat perjanjian mulai dibuat

sama dengan harga mata uang ketika pembayaran hendak dilakukan, dan tentu

saja masalah yang paling utama dan terutama yang menjadi ketakutan paling besar

para pebisnis untuk memulai suatu tranksaksi internasional adalah masalah

pembayaran.

Hal ini tentu akan sangat berisiko bagi kedua belah pihak. Di satu sisi,

ekportir ragu jika akan mengirimkan barangnya ke luar negeri karena belum tentu

nanti barangnya akan dibayar di kemudian hari oleh importer. Kemudian pihak

importir dia ragu jika ingin melakukan pembayaran di awal, kekhawatiran

kemudian muncul apabila pihak eksportir tidak mengirimkan barangnya. Belum

lagi resiko bahwa barang yang ia terima tidak sesuai dengan keinginannya1

Untuk menjembatani keinginan tersebut, juga untuk meminimalisirkan

resiko yang timbul baik kepada pihak pembeli (importir) maupun pihak penjual

(eksportir) maka perlu digunakan sarana pembayaran yang saling menguntungkan.

Sarana pembayaran ini akan menjamin pembayaran yang diinginkan penjual .

Tanpa jaminan dari pihak pembeli tidak mungkin penjual berani melepas

barang dagangannya. Begitu pula bagi pihak pembeli perlu ada jaminan untuk

memperoleh barang dengan disertai jumlah dan kualitas yang diinginkannya. Bagi

mereka yang berdagang masih dalam satu pulau atau masih dalam satu negara hal

ini mungkin tidak menjadi masalah serius. Tetapi bagi mereka yang dibatasi oleh

jarak yang jauh dan waktu yang lama, apalagi antar negara jelas masalah

pengiriman barang dan pembayaran akan menjadi masalah besar.

1

(5)

dengan mengirim barangnya. Jaminan diberikan pula kepada pihak pembeli bahwa

akan menerima jumlah dan kualitas barang yang diinginkan. Sarana pembayaran

semacam ini dibuat melalui jaminan bank sebagai lembaga pembayar yang dikenal

dengan nama Letter of Credit atau L/C. untuk membantu baik pihak eksportir

maupun importir dalam melakukan kegiatan bisnis internasional tanpa harus

dihantui oleh kekhawatiran-kekhawatiran di atas.

Letter Of Credit atau dalam bahasa sederhananya disebut surat piutang .

Letter of credit adalah surat kredit berdokumen yang ditawarkan bank dalam

rangka pembelian barang berupa penagguhan pembayaran pembelian oleh pihak

pembeli sejak LC dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan

perjanjian.

Selanjutnya menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 5/11 /PBI/2003 tentang

Pembiayaan Transaksi Impor, Letters Of Credit adalah janji membayar dari bank

penerbit kepada penerima jika penerima menyerahkan kepada bank penerbit

dokumen yang sesuai dengan persyaratan L/C.

Ditinjau secara umum L/C digunakan untuk membiayai sales contract

jarak jauh antara pembeli dan penjual (importir dan eksportir) yang belum saling

mengenal dengan baik. Singkat kata, kehadiran L/C digunakan untuk membiayai

transaksi perdagangan internasional. Menurut ketentuan Uniform Customs and

Practice for Documentary Credits (UCPDC 600), L/C merupakan janji dari bank

penerbit untuk melakukan pembayaran atau memberi kuasa kepada bank lain

untuk melakukan pembayaran kepada penerima atas penyerahan

(6)

adalah bahwa L/C merupakan “janji membayar”. Sedangkan menurut Bank

Indonesia, L/C merupakan janji dari issuing bank untuk membayar sejumlah uang

kepada eksportir sepanjang ia dapat memenuhi syarat dan kondisi L/C tersebut.2

L/C sebagai alat pembayaran sangat disukai secara internasional karena

unsur janji pembayaran yang ada pada instrumen ini. Penerima yang menjual

barang kepada pemohon merasa aman dibayar dengan cara L/C karena adanya

janji pembayaran dari bank penerbit kepadanya. Sebaliknya, pemohon juga

merasa aman membeli barang dengan cara L/C karena akan menerima

dokumen-dokumen yang dikehendakinya sebab pemenuhannya merupakan syarat

pembayaran L/C3

Kemudian pihak bank tersebut akan menghubungi bank kedua yang berada di

wilayah Negara eksportir dan membuatkan Letter Of Credit bagi eksportir

tersebut. Setelah L/C ada dalam tangan eksportir tersebut maka sang eksportir Selain sebagai sistem pembayaran yang paling aman dipandang dari sudut

kepentingan eksportir dan importir, L/C yang secara prinsip menganut Uniform

Customs and Practice for Documentary Credit (UCP 600) adalah suatu sarana

yang paling efektif, yang ditawarkan oleh bank-bank devisa dalam penyelesaian

pembayaran transaksi bisnis internasional

.Cara kerja dari Letter Of Credit adalah pihak eksportir meminta pihak

importir untuk membuka Letter Of Credit atas namanya di suatu bank di Negara

importir ( Opening Bank ).

2

Ramlan Ginting, Letter of Credit: Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis, (Jakarta: Universitas Trisakti, 2007), hal. 33-34.

(7)

harus segera mengirimkan barang yang diminta oleh importir. Setelah pengiriman

telah dilakukan, maka importir segera melakukan pembayaran bertahap kepada

bank yang menerbitkan L/C tersebut. Kemudian apabila importir telah menerima

barang, dan barang yang diterima sesuai dengan perjanjian dan keinginannya,

importir harus segera melakukan pelunasan untuk menebus barang yang dikirim

oleh eksportir tersebut. Sedangkan pihak eksportir dapat mulai menguangkan L/C

tersebut apabila dia telah mengirimkan barang yang diperjanjikan.4

. Jasa bank adalah semua aktivitas bank, baik yang secara langsung

maupun tidak langsung yang berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai

lembaga intermediasi, yaitu lembaga yang memperlancar terjadinya transaksi

perdagangan, sebagai lembaga yang memperlancar peredaran uang serta sebagi

lembaga yang memberikan jaminan kepada nasabahnya

Jadi bank yang bersangkutan akan menjamin untuk mengakseptir atau

menghonorir wesel yang ditarik tersebut asal pihak eksportir memenuhi semua

persyaratan yang tercantum dalam surat tersebut.

5

Bank memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

masyarakat. Hamper semua orang menggunakan jasa bank dalm menunjang

kehidupan sehari-hari mereka, dan juga untuk kegiatan berbisnis. Fungsi utama Dari penjelasan diatas

dapatlah dilihat begitu besar peranan dari bank. Baik pihak ekportir ataupun

importir sangatlah bergantung kepada bank, entah itu Opening Bank ataupun

Advising Bank

4

http://wikipedia.org

5

Lebih jelas mengenai usaha bank lihat ketentuan Pasal 6 dan Pasal 7 UU No. 7 Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

(8)

bank yaitu jelaslah sebagai tempat untuk menabung dan meminjam uang. Bank

sebagai tempat menabung merupakan pelaksanaan tugas bank sebagi penghimpun

dana dari masyarakat.

. Sesuai dengan ketentuan Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Perbankan,

kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit

merupakan salah satu tujuan bank yaitu untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat. Selain sebagai tempat menyimpan uang, bank berfungsi juga sebagai

salah satu media dalam melakukan transaksi perdagangan Tidak dipungkiri,

bahwa bank bukanlah seorang ibu peri baik hati, bank melakukan kegiatan

usahanya dengan tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan, walupun tak

dipungkiri juga bahwa bank berperan cukup besar dalam membantu

kegiatan-kegiatan dalam masyarakat dan bahkan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Secara ringkas fungsi bank dapat dibagi menjadi sebagai berikut:

a) penghimpun dana

untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki

beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu:

1. Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal

waktu pendirian.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui

(9)

3. Dana yang bersumber dari lembaga keuangan yang diperoleh dari

pinjaman dana yang berupa kredit lekuiditas dan call money (dana

yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam)

b) Penyalur/ pemberi kredit bank

c) Fungsi investasi yaitu menyalurkan dana yang terkumpul oleh bank untuk

membeli surat-surat berharga, penyertaan, pemilikan harta tetap

d) Memberikan pelayanan Jasa Bank dalam mengemban tugas sebagai “

pelayanan lalu-lintas pembayaran uang” melakukan berbagai aktifitas

kegiatan antara lain pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan

pelayanan lainnya

Bank sebagai salah satu kegiatan usaha, tentu saja tidak terlepas dari

resiko-resiko yang ada dalam menjalankan suatu kegiatan usaha, termasuk resiko

pailit. Perhatian khusus kepada bank diberikan oleh Pemerintah di bidang pailit

mengingat begitu besarnya peran bank dalam memajukan taraf hidup rakyat

banyak.

Jika melihat ketentuan Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang ( selanjutnya

disebut Undnag-Undang Kepilitan dan PKPU ), maka kreditur dan debitur sendiri

dapat mengajukan permohonan pailit kepada debitur asalkan memenuhi syarat

sebagai berikut :

1. Pemohon usaha yang dinyatakan pailit itu mrmiliki lebih dari 1 utang

(10)

Perhatian khusus yang diberikan kepada kepailitan bank dapat dilihat dari

ketentuan Pasal 2 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan PKPU yang menyatakan bahwa, apabila debitur adalah bank maka

yang berhak mengajukan permohonan pailit hanyalah Bank Indonesia. Dengan

demikian jelaslah bahwa nasabah tidak dapat mengajukan permohonan pailit

terhadap bank.

Maka berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk membahas dan

menuangkan dalam bentuk skripsi yang diberi judul “Tanggung jawab Bank

Penerbit L/C ( issuer bank )yang diputus pailit terhadap eksportir dan importir

berdasarkan UU No. 37 Tahun 2004

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pemaparan beberapa hal di atas maka dapat dirumuskan

beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggung jawab bank penerbit L/C terhadap L/C yang

diterbitkannya?

2. Bagaimana kepailitan dalam suatu bank?

3. Bagaimana tanggung jawab serta ketentuan penyelesaian kewajiban bank

penerbit L/C terhadap eksportir dan importer apabila bank penerbit L/C

dinyatakan pailit ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan umum

Secara umum penulisan skripsi ini bertujuan untuk meningkatkan

(11)

lebih mendalam terhadap ketentuan hukum yang berlaku, maka dalam

menghadapi kasus-kasus kepailitan, praktisi-praktisi dan penegak hukum

dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan hukum yang

berlaku.

Penulisan skripsi ini juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

masyarakat tentang kepailitan di bank. Karena dengan adanya suatu

pemahaman yang baik, baik kepada masyarakat awam ataupun praktisi

hukum, maka ketika terjadi kepailitan di bank, langkah yang diambil untuk

melindungi nasabah ataupun masalah-masalah lain yang berkaitan dengan

kepilitan dalam bank dapat diambil secara tepat.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penulisan skripsi ini adalah :

a. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana tanggung

jawab bank penerbit L/C terhadap L/C yang dikeluarkannya

dan hubungannya dengan pihak-pihak terkait

b. Untuk mengetahui serta menganalisis pertanggungjawaban

bank terhadap nasabah, yaitu importer ataupun eksportir apabila

diputus pailit pada saat tranksaksi L/C berlangsung

D. MANFAAT PENULISAN

1. Secara teroritis

Apabila pandangan Enid Campbell yang menyatakan bahwa “In his or

(12)

necessary to discover the legal principle relevant to a particular

problem”6

2. Secara praktis

dipahami, dapat dikemukakan bahwa penelitian hukum bukan

hanya untuk para praktisi hukum, melainkan juga untuk akademisi hukum.

Untuk itu secara teoritis atau akademis tentu penelitian ini diharapkan

bermanfaat bagi para mahasiswa dan pembuat undang-undang melalui

kontribusi pemikiran serta pengembangan doktri-doktrin hukum atau

teori-teori hukum bagi penyempurnaan sejumlah perangkat peraturan, umumnya

bagi perkembangan dunia hukum perbankan, khususnya mengenai

kepailitan bank dan juga mengenai transaksi pembayaran yang bersifat

L/C.

Secara praktis, penulis berharap penulisan skripsi ini dapat berguna

untuk menambah wawasan pembaca. Dan juga bermanfaat bag para

praktisi hukum, umumnya bagi kepentingan kliennya dibidang hukum

bisnis, khususnya hukum perbankan dan juga transksaksi bisnis

internasional. Selain itu penulisan skripsi ini juga diharapkan bermanfaat

bagi para pengusaha eksportir-importir karena berkaitan dengan aspek

hukum L/C. Sasaran akhir suatu ekspor ialah pembayaran. Pembayaran ini

akan lebih pasti jika ada janji pembayaran dari bank yang diwujudkan

dalam bentuk penerbitan L/C. L/C dengan demikian memiliki peranan

penting dalam rangka meningkatkan ekspor. Dengan demikian,

6

Enid Campbell et.al., sebagaimana yang dikutip oleh oleh Peter Mahmud Marzuki dalam

(13)

pemahaman yang baik bagi pengusaha eksporti-importir terhadap aspek

hukum L/C sangat diperlukan.

E. KEASLIAN PENULISAN

Berdasarkan pengamatan serta penelusuran kepustakaan yang dilakukan

di perpustakaan Universitas Sumatera Utara, penulisan skripsi yang membahas

judul “Tanggung Jawab Bank Penerbit Letter Of Credit ( issuer bank ) yang

diputuskan pailit terhadap eksportir dan importer berdasarkan Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004” belum pernah dilakukan baik dalam judul, topik, dan

objek permasalahan yang sama. Dengan demikian hal tersebut dapat menjadi

acuan bahwa topic yang diangakat oleh penulis adalah murni merupakan hasil

pemikiran dari penulis sendiri.

F. METODE PENULISAN

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

analisis dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan

konsisten. Metodologi berarti berdasarkan suatu metode tertentu, sitematis berarti

berdasarkan suatu system, dan konsisten berarti tidak ada hal-hal yang

bertentangan dalam suatu kerangka terntentu.7

Melakukan penelitian hukum setidaknya diperlukan langkah-langkah yang

dapat diterapkan baik terhadap penelitian untuk kebutuhan praktis maupun

akademis. Berdasarkan karakter ilmu hukum sebagai ilmu yang bersifat

preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas

7

(14)

aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum. Sebagai ilmu

terapan, ilmu hukum menetapkan standar prosedur, ketentuan-ketentuan,

rambu-rambu dalam melaksanakan aturan hukum8

5. memberikan preskriptif berdasarkan argumentasi yang telah dibangun di

dalam kesimpulan

.

Oleh sebab itu di dalam penelitian hukum perlu dilakukan

langkah-langkah, yakni:

1. mengidentifikasi fakta hukum dan mengeleminir hal-hal yang tidak

relevan untuk menetapkan isu hukum yang hendak dipecahkan;

2. pengumpulan bahan-bahan hukum dan sekiranya dipandang mempunyai

relevansi juga bahan-bahan non hukum;

3. melakukan telaah atas isu hukum yang diajukan berdasarkan beberapa

bahan yang telah dikumpulkan;

4. menarik kesimpulan dalam bentuk argumentatif yang menjawab isu

hukum; dan

9

Berdasarkan objek penelitian yang merupakan hukum positif, maka

metode yang akan dipergunakan dalam penelitian skripsi ini adalah juridis

normatif yaitu mengkaji kaidah-kadiah hukum maupun doktrin-doktrin hukum.

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam rangka menjawab tujuan

penulisan, maka dalam metode penelitian ini adapun langkah-langkah yang

(15)

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan di dalam penelitian tesis ini adalah

penelitian hukum normatif. Sebagaimana ditegaskan oleh Peter Mahmud Marzuki

“Di dalam penelitian hukum, yang diteliti adalah kondisi hukum secara intrinsik,

yaitu hukum sebagai sistem nilai dan hukum sebagai norma sosial yang hasilnya

bukan mencari jawaban atas efektivitas suatu ketentuan, pengaruh faktor-faktor

non-hukum terhadap peraturan hukum, peranan suatu institusi tertentu dalam

penegakan hukum.”10

2. Sumber Bahan Penelitian

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan

merupakan landasan utama untuk dipakai dalam rangka penelitian ini

yang terdiri dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang,

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Undang-Undang-Undang-Undang No. 6

Tahun 2009 tentang Bank Indonesia.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer yang terutama adalah buku

teks (text book) karena berisi mengenai prinsip-prinsip dasar Ilmu

Hukum dan pandangan- pandangan klasik para sarjana yang

mempunyai kualifikasi tinggi. Di samping buku teks, bahan hukum

sekunder berupa tulisan-tulisan tentang hukum baik dalam bentuk buku

ataupun jurnal-jurnal yang relevan dengan topik penelitian.

10

(16)

tulisan hukum tersebut berisi tentang perkembangan atau isu-isu yang

aktual di bidang Hukum Bisnis. Dengan terlebih dahulu merujuk

kepada bahan-bahan tersebut, peneliti dapat mengetahui tentang

perkembangan terbaru dari sasaran yang akan diteliti.

c. Bahan hukum tertier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Bahan-bahan

tersebut merupakan bahan non hukum berupa kamus hukum dan non

hukum, ensiklopedia, buku-buku mengenai ekonomi, filsafat, ataupun

laporan-laporan penelitian non-hukum dan jurnal-jurnal non hukum

sepanjang mempunyai relevansi dengan topik penelitian. Bahan-bahan

non-hukum tersebut dimaksudkan untuk memperkaya dan memperluas

wawasan peneliti.

G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Secara keseluruhan penulisan ini terbagi dalam lima bab yang masing –

masing bab terdiri dari sub bab yang akan dikembangkan jika memerlukan

pembahasan yang lebih terperinci.

Bab I

Berisikan pendahuluan yang merupakan pengantar yang di dalamnya

terurai mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, kemudian dilanjutkan dengan, keaslian penulisan, Metode Penelitian

(17)

Bab II

Dalam bab ini akan diberikan penjelasan mengenai Letter Of Credit.

Pengertian, sistematika, tentang siapa saja ya yang berada dalam perjanjian L/C,

hubungan antar pihak-pihak yang terkait dalam L/C dan tanggung jawab bank

penerbit L/C terhadap L/C yang diterbitkannya.

Bab III

Bahasan mengenai kepailitan dalam Bank. Penjelasan lebih lanjut tentang

kepailitan, dan bagaimana sistematika kepailitan yang terjadi dalam Bank.

Bab IV

Memuat bahasan mengenai tanggung jawab bank penerbit L/C apabila

dinyatakan pailit terhadap krediturnya yaitu eksportir dan importir serta ketentuan

penyelesaian segala bentuk tanggungjawab bank terhadap eksportir maupun

importir

Bab V

Bab terakhir ini akan memberikan kesimpulan dari seluruh analisis dan

Referensi

Dokumen terkait

Pasien menyatakan BAK sehari 10x, tidak ada gangguan dalam BAK. Pasien menyatakan sejak masuk rumah sakit, BAB nya 6 hari sekali dengan konsistensi keras. Pasien

Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui reaksi pasar pada saat penerbitan obligasi, maka digunakan metode event study untuk mengetahui ada tidaknya return saham

Jakarta, 24 April 2019 – Sebagai upaya konsisten untuk memperkenalkan industri fintech kepada media di Indonesia, Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH) melaksanakan

Pengadilan Agama Kebumen adalah entitas akuntansi dari Mahkamah Agung RI yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran

1 Lokasi dan jarak bank.. Setelah data-data digabung maka akan terlihat seperti gambar 4.17 dibawah ini. Dimana akan terlihat persentase dari 4 hambatan tersebut. Gambar 4.16 Empat

Pada akhir masa pemeliharaan pengambilan sampel dilakukan pada masing-masing ulangan sebanyak 25% (dua ekor) berdasarkan rataan bobot hidup ayam broiler betina terdekat.

lisan lisan Non Test: Non Test:   Karya Karya :karangan, :karangan, puisi, doa puisi, doa   Sikap: Sikap: tindakan tindakan yang akan yang akan dilakukan dilakukan untuk

Penutup 13 L13: Mahasiswa mampu mengidentifikasi Kemagnetan Bumi dan Sifat Panas Bumi Gravitas dan Gravitasi Bumi (M12) 13.1 Mahasiswa mampu menganaslisis Kerusakan Bumi,