• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Bank Penerbit Letter Of Credits (Issuing Bank) Yang Diputuskan Pailit Terhadap Eksportir Dan Importir Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tanggung Jawab Bank Penerbit Letter Of Credits (Issuing Bank) Yang Diputuskan Pailit Terhadap Eksportir Dan Importir Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

A. Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Letters Of Credit

1. Istilah Letters Of Credit

Letter of Credit (L/C) sering disebut juga dengan istilah Documentary

Credit, yang memiliki beberapa istilah seperti Authority To Purchase, Authority

To Pay yang memiliki arti yang sama.

Istilah L/C tersebut tidak lain adalah untuk mencerminkan pengertian

akan pentingnya penggunaan L/C oleh bank sebagai alat yang mampu untuk

membiayai penyerahan barang dagang. L/C memberikan dua kepastian yaitu

mekanisme pembiayaan dan hubungan antara perkembangan-perkembangan atau

variasi dalam L/C dengan perkembangan atau variasi mekanisme komersial untuk

mana L/C tersebut secara khusus diciptakan guna memudahkannya.

Letters Of Credit11

11

Terminology Letters of Credit, dalam praktik disebut juga sebagai L/C

sebagai metode pembayaran perdagangan

internasional merupakan produk perbankan internasional. Setiap bank, dalam hal

ini bank komersial ( commercial bank ) dapat menerbitkan dan melakukan

pembayaran L/C. Di Indonesia, bank terdiri dari Bank Umum dan Bank

Perkreditan Rakyat. Bank yang dapat melakukan tranksaksi L/C adalah Bank

Umum yang telah diberi izin oleh Bank Indonesia untuk melakukan kegiatan

(2)

Senabaliknya, Bank Umum yang tidak mendapat izin dari Bank Indonesia ntuk

melakukan kegiatan devisa tidak bisa melakukan penerbitan atau pembayaran L/C.

bank Umum seperti ini disebut juga Bank Non-Devisa. Sementara Bank

Perkreditan Rakyat dilarang melakukan tranksaksi L/C12

Pada umumnya L/C digunakan untuk membiayai kontrak penjualan

barang jarak jauh antara pembeli dan penjual yang belum saling mengenal dengan

baik.13. Dengan kata lain, L/C digunakan untuk membiayai perdagangan

internasional. Tetapi, L/C bukan meruakan garansi atau surat berharga yang dapat

dipindahtangankan (negotiable instrument)14

Sementara, UCP ( Uniform Customs and Practice for Documentary

Credit ) mengatakan bahwa L/C adalah janji dari bank penerbit untuk melakukan

pembayaran aau member kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran

kepada penerima atas penyerahan dokumen-dokumen (misalnya konosemen,

faktur, sertifikat asuransi) yangs esuai dengan ketentuan L/C

C.F.G. Sunaryati Hartono

mengatakan:

“Secara harfiah L/C dapat diterjemahkan sebagai surat hutang ataupun

surat piutang atau surat tagihan, tetapi sebenarnya L/C lebih merupakan suatu janji

akan dilakukannya pembayaran,n apabila dan setelah terpenuhi syarat-syarat

tertentu.”

15

12

DR. Ramlan Ginting, S.H., LL.M, Metode Pembayaran Perdagangan Internasional, ( Jakarta, Universitas Trisakti, 2009 ) hlm. 13

13

Henry D. Gabriel, “Standby Letters Of Credi: Does The Risk Out Weigh The Benefits?”, Columbia Bussiness Law Review, vol. 1988 Num3, hlm. 707

14

David. J. Connnan, “The Uniform Custom And Practise For Documentary Credits: The 1983 Revision,”Uniform Commercial Code Law Journal, vol.17 Num.1, Musim Panas 1984, hlm. 44 15

UCP 500, Artikel 2.

. Inti dari pengertian

(3)

melakukan pembayaran kepada penerima baik langsung ataupun melalui bank lain

adalah atas instruksi pemohon yang berjanji membayar kembali kepada bank

penerbit.

Secara lebih lanjut beberapa pengertian yang diberikan oleh para ahli

mengenai L/C adalah sebagai berikut :

1. Pasal 2 Uniform Custom and Practice for Documentary of Credit (s)

UCPC nomor 500 revisi tahun 1993)

Untuk kepentingan pasal-pasal ini, ungkapan-ungkapan Documentari

Credit dan Stand by Letter of Credit berarti setiap perjanjian ataupun

namanya ataupun maksudnya, dimana suatu bank ( issuing bank )

bertindak atas permintaan dan instruksi seorang nasabah ( applicant ) atau

atas namanya sendiri :

Melakukan pembayaran kepada pihak ketiga ( beneficiary )

atau ordernya ( orang yang ditunjuk pihak ketiga ) atau

membayar wesel-wesel tertentu

• Memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran

tersebut atau untuk membayar wesel-wesel tertentu

• Memberi kekuasaan kepada bank lain untuk melakukan

negoisasi atas penyerahan dokumen-dokumen yang ditetapkan

asalkan persyaratan yang ditetapkan dan kondisi kredit yang

(4)

Untuk kepentingan pasal-pasal ini, cabang-cabang dari suatu bank dari

Negara lain dianggap sebagai bank lain16

2. Bank Indonesia

Letter of Credit adalah janji dari issuing bank untuk membayar sejumlah

uang kepada eksportir sepanjang ia dapat memenuhi syarat dan kondisi

dari Letter Of Credit tersebut. Bank Indonesia berpendapat bahwa inti dari

L/C adalah janji pembayaran17

3. Emmy Pangaribuan Simanjuntak

. Pembayaran L/C kepada penerima dapat

dilakukan langsung oleh bank penerbit ataupun melalui bank lainnya

sebagai penerima kuasa.

Letter of Credit adalah suatu perintah membayar kepada seseorang ataupun

beberapa orag yang dialamati untuk melakukan pembayaran sejumlah uang

tertentu yang disebut dalam surat perintah itu kepada satu orang tertentu,

biasanya yang memberi perintah adalah suatu bank dan pihak yang

dialamati adalah suatu bank juga.18

16

International Chamber Of Commerce, Uniform Custom and Practice for Documentary of Credit

500. Terjemahan Kamar Dagang dan Industri, 1993, pasal 2. 17

Bank Indonesia, Urusan Luar Negeri, Bagian Penelitian dan Pengaturan Lalu Lintas Pembayaran Luar Negeri, Metode Pembayaran Internasional: Letter Of Credit dan Non Letter of Credit, 1995, hal. 2

18

Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Pembukaan Kredit Berdokumen ( Documentary Credit Opening ), 1979, hal. 2

Intinya adalah Beliau melihat Letter of Credit sebagai surat perintah dari

(5)

4. Agoes Moerjono

Letter of Credit adalah perikatan antara bank yang menerbitkan Letter of

Credit dengan eksportir yang menikmati manfaat Letter Of Credit19

5. Kartono, SH

Letter of Credit adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas

permintaan dan atas beban si pembeli20

6. Hartono Hardisoeprapto, SH

Letter of Credit adalah suatu perintah atau order yang biasanya dilakukan

oleh pembeli yang ditujukkan kepada bank untuk membuka L/C agar

membayar sejumlah uang kepada penjual. Biasanya sebelum pembeli

membuka L/C di suatu bank, si pembeli telah membuat suatu perjanjian

jual beli ( sales contract ) terlebih dahulu dengan sang penjual.

Berdasarkan kontrak jual beli tersebut sang pembeli membuka L/C di

sebuah bank dimana ia berdomisili. Hal ini dilakukan tidak lain hanyalah

sebagai cara mempermudah cara pembayaran yang aman kepada si penjual

apabila tempat tinggal dari amsing-masing baik penjual ataupun pembeli

berada di Negara yang berbeda. Di samping itu juga untuk memenuhi isi

perjanjian jual beli yang telah dibuat oleh kedua belah pihak menjadi dasar

dibukanya L/C21

19

Agoes Moerjono, Melangkah Menuju Ekspor: Suatu Petunjuk Praktis, 1993,hal. 238 20

Kartono, SH, Komentar tentang letter of Credit, Bill of Exchange dan Dokumen lainnya, pradnya Jakarta, 1980, hal. 9

21

(6)

7. Amir M.S

Letter of Credit adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas

permintaan importer langganan bank tersebut yang ditujukkan kepada

eskportir yang berada di luar negeri yang menjadi relasi importer tersebut,

yang member hak kepada eksportir untuk menarik wesel-wesel atas

importer bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebutkan dalam surat

tersebut.22

8. Drs. John Kartono

Beliau membagi Letter Of Credit ke dalam dua bagian, yaitu:

• Dalam arti sempit Letter of Credit ( Kredit Dokumenter ) diartikan

sebagai jaminan pembayaran oleh bank secara bersyarat

• Dalam arti luar Kredit Dokumenter diartiakan sebagai suatu

jaminan tertulis dari suatu bank kepada seller ( beneficiary ) atas

permintaan buyer ( applicant ) untuk melakukan pembayaran, yaitu

membayar, mengaksep, menegosiasikan wesel sampai dengan

sejumlah uang tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya atas

dokumen-dokumen yang telah diisyaratkan dalam suatu jangka

waktu tertentu23

22

Amir M.S, Seluk-Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri: Suatu Penuntun Ekspor dan Impor, 1991, hal.37

23

(7)

Definisi-definisi di atas memiliki formasi kata-kata yang berbeda.

Namun, secara umum dapatlah disimpulkan bahwa inti dari L/C adalah

janji pembayaran, secara lebih lanjut dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Merupakan suatu perjanjian bank untuk melakukan pembayaran

tranksaksi internasional

 Memberikan suatu bentuk pengamanan bagi semua pihak yang

bersangkuan dalam tranksaksi tersebut

 Menjamin pembayaran-pembayaran yang disediakan apabila

syarat-syarat dan kondisi L/C telah dipenuhi

 Bahwa setiap tranksaksi ataupun pembayaran yang dilakukan

oleh bank semata-mata hanyalah didasarkan pada apa yang

tertulis dalam dokumen dan bukan atas barang atau jasa yang

bersangkutan

2. Bentuk dan Jenis Letter Of Credit

L/C sebagai alat pembayaran terdiri dari beberapa jenis yang sebagian

diatur dalam UCP dan sebagian lain dirumuskan oleh doktrin. Jenis L/C yang

datur dalam UCP terdiri dari:

1. Revocable Letter Of Credit

Adalah L/C yang dapat diubah atau dibatalkan sewaktu-waktu

tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada beneficiary. Dari ketentuan tersebut

menunjukan bahwa suatu L/C yang dapat ditarik kembali atau dibatalkan tidak

menciptakan suatu ikatan hukum antara pihak bank dan beneficiary.

(8)

mengandung jaminan bahwa wesel-weselnya akan dibayar ketika diajukan,

mengingat pembatalan mungkin telah terjadi tanpa pemberitahuan kepada

beneficiary. Oleh karena itu bentuk L/C yang demikian kurang disukai oleh

penjual dan jarang dipergunakan.

2. Irrevocable Letter Of Credit

Adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan tanpa

persetujuan semua pihak baik pembeli, penjual, maupun pihak bank yang

bersangkutan. Selama jangka waktu berlakunya yang ditentukan dalam L/C,

issuing bank tetap menjamin untuk membayar, mengaksep, atau menegosiasi

wesel-wesel yang ditarik atas L/C tersebut asalkan syarat-syarat dan kondisi yang

ditetapkan didalamnya terpenuhi.

3. Confirmed Irrevocable Letter Of Credit

Sebagaimana diketahui sifat khusus suatu L/C adalah credit

standing bank itu ditambahkan pada kredit standing pembeli dalam L/C yang

bersangkutan. Namun demikian dapat terjadi kredit standing daripada issuing bank

tidak memuaskan bagi pihak penjual, hal ini timbul apabila misalnya issuing bank

hanya suatu bank lokal tanpa mempunyai reputasi internasional sehingga pihak

penjual memandang perlu untuk meminta jaminan kepada advising bank. Dalam

hal ini penjual akan mengajukan permohonan agar dibuka suatu confirmed L/C.

4. Transferable Letter Of Credit

Adalah suatu kredit yang memberikan hak kepada beneficiary

untuk meminta kepada bank yang diamanatkan untuk melakukan pembayaran atau

(9)

menyerahkan hak atas kredit itu seluruhnya atau sebagian kepada satu pihak

ketiga atau lebih.

5. Sight Payment L/C

Jenis L/C ini adalah suatu L/C yang pembayarannya dilakukan

secara tunai. Jika bank penerbit mengeluarkan sight payment L/C, maka bank

penerus diinstruksikan untuk melakukan pembayaran atau mengatur pembayaran

kepada penerima pada saat pengajuan-pengajuan dokumen yang disyaratkan L/C.

Kemudian jenis-jenis L/C yang dirumuskan berdasarkan doktrin adalah

sebagai berikut:

6. Back To Back Letter Of Credit

Back to back letter of credit ini dipakai dalam keadaan seperti

halnya pada transferable L/C yakni, suatu transaksi dagang yang dilakukan dengan

melalui pedagang perantara atau dalam keadaan dimana hubungan langsung antara

pembeli dan supplier tidak dimungkinkan oleh peraturan-peraturan negara yang

bersangkutan. Walaupun ada persamaan demikian tetapi tidak berarti bahwa

ketentuan-ketentuan yang berlaku terhadap transferable L/C seluruhnya berlaku

juga bagi back to back L/C.

7. Red Clause Letter Of Credit

Adalah suatu klausula yang memuat makna anti cipatory yaitu

menyangkut sesuatu hal yang sifatnya didahulukan. Adapun yang didahulukan

disini adalah pembayaran atas L/C oleh bank yang dilakukan sebelum

dokumen-dokumen yang disyaratkan diserahkan. Atas dasar inilah maka red clause L/C

(10)

8. Green Ink Clause Letter Of Credit

Green ink clause letter of credit hampir serupa dengan red clause

L/C, yakni juga memberikan uang muka kepada beneficiary sebelum pengapalan

barang-barang dilakukan.

9. Revolving Letter Of Credit

Dalam suatu kegiatan perdagangan luar negeri antara penjual dan

pembeli sering terjadi serentetan transaksi secara kontinyu dan teratur baik waktu

maupun jumlah. Adapun cara pembayarannya dapat dilakukan dengan pembukaan

L/C seperti yang telah diutarakan di atas untuk masing-masing transaksi.

10.Stand By Letter Of Credit

Suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai “stand by”

oleh pihak beneficiary atau bank atas nama nasabahnya. Dalam hal ini apabila

pihak applicant gagal untuk melaksanakan suatu kontrak atau gagal untuk

membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain bank yang bersangkutan akan

membayar kepada beneficary atas penyerahan selembar sight draft dan surat

pernyataan dari beneficiary, yang menyatakan bahwa applicant atau kontraktor

tidak dapat melaksanakan kontrak yang disetujui, membayar pinjaman atau

memenuhi kewajiban lain itu.

3. Prosedur Tranksaksi Letter Of Credit

Pada umumnya prosedur tranksaksi dalam Letter Of Credit adalah sebagai

berikut:

A. Pembukaan Letter Of Credit

Tranksaksi perdagangan luar negeri pada umunya dimulai dengan

(11)

membuka L/C berarti pihak bank telah ikut serta mengikatkan diri untuk

bertanggungjawab dalam pembayaran kepada eksportir. Jenis Letter of Credit

yang dibuka oleh bank akan menentukan seberapa mjauh bank ikut

bertanggungjawab untuk ,enjamin pembayarannya kepada eksportir.

Applicant mengajukan permohonan kepada opening bank untuk

membuka L/C yang akan ditujukkan kepada pihak eksportir. Sebelum

mengabulkan permohonan importir itu bank akan melakukan serangkaian

penelitian dan pertimbangan mengenai keadaan applicant, baik dari sefi

kredibilitas maupun bonafiditas/kemampuan applicant untuk melakukan

pembayaran. Hal ini diperlukan, karena apabila bank sudah mengabulkan

permohonan applicant maka bank akan ikut turut bertanggungjawab untuk

melakukan pembayaran atas L/C tersebut.24

Perjanjian antara applicant dan bank mempunyai 2 sifat, yakni sebagai: pelayan

berkala (het verichten van enkele diesten) dan pemberian kuasa (last geving)

25

Dengan dibukanya Letter Of Credit bukan berarti hubungan antara

applicant dan opening bank berhenti sampai disitu saja, sebab atas L/C yang

dibuka tersebut bank berkewajiban untuk membayar sejumlah uang kepada

ekportir sebesar nominal yang tertera dalam L/C melalui bank di tempat eksportir

berada setelah bank memastikan bahwa dokumen-dokumen yang dikirimkan

kepadanya telah sesuai dengan yang diisyaratkan dalam L/C dan kontrak antara

applicant dengan bank. Terhadap perjanjian antara applicant dengan bank ini

berlakulah ketentuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1338

24

Dra. Roselyn Hutabarat, Tranksaksi Ekspor-Impor, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1994, hal. 166 25

(12)

ayat (2) yang antara lain menentukan bahwa persetujuan tersebut tidak dapat

ditarik kembali kecuali dengan sepakat kedua belah pihak atau oleh karena alas

an-alasan yang dtentukan oleh undnag-undang dinyatakan cukup untuk itu.26

1. Nama dan alamat eksportir (beneficiary)

Oleh karena itu bank tidak sembarangan membula L/C untuk applicant.

Jika bank menilai keadaan applicant meragukan maka biasanya bank akan

meminta jaminan dari applicant tersebut. Jaminan tersebut dpat berupa sejumlah

uang, surat-surat berharga, ataupun jaminan lainnya. Bila bank menganggap

applicant telah memenuhi syarat-syarat ataupun dianggap cukup berkompeten

untuk melakukan pembayaran maka bank akan segera membuka L/C yang

bersangkutan dan applicant akan diminta untuk mengisi sejumlah formulir aplikasi

pembukaan Letter Of Credit yang mencantumkan semua syarat yang harus

dipenuhi oleh ekportir dalam rangka persiapan pengiriman barang yang

dikehendaki oleh importir.

Beberapa hal yang penting yang harus diperhatikan importir

terlebih dahulu sebelum mempersiapkan aplikasi L/C nya adalah:

2. Jumlah dan valuta (jenis mata uang) L/C

3. Jenis dari Letter Of Credit

4. Nilai yang akan dibuka, kondisi penyerahan barang

5. Mengenai syarat pembayaran wesel (sight atau unsance), atas

bagaimana wesel tersebut akan ditarik dan bagaimana tenor wesel

(draft) tersebut

26

(13)

6. Uraian barang (description of goods)

7. Dokumen-dokumen yang diminta

8. Nama-nama dari pelabuhan tempat pengapalan dan pelabuhan tujuan

(port of loading and port of destination)

9. Apakah boleh pindah kapal (transhipment) atau pengapalan sebagian

(partial shipment) atau tidak

10.Tanggal pengapalan terakhir (last shipment date)

11.Tanggal jatuh tempo L/C

12.Apakah L/C dapat dialihkan (transferable) atau tidak

13.Bagaimana cara penyampaian L/C, apakah melalui surat, kawat atau

telex27

Dengan menandatangani aplikasi pembukaan L/C tersebut, maka

applicant berarti menyetujui:

1. Me-reimbursement (mengganti pembayaran) kepada bank pembuka atas

segala pembayaran yang dilakukan oleh bank berdasarkan L/C

2. Membayar kepada bank pembuka pada saat diminta atas segala

pembebanan, ongkos-ongkos, provisi-provisi dan sebagainya yang

terjadi yang berkaitan dengan L/C

3. Membebaskan bank dari kerugian-kerugian dan tanggung jawab atas

keadaan, jumlah, mutu barang, dan sebagainya

27

(14)

4. Mengizinkan bank untuk melakukan tindakan, seperti memiliki, atau

menjual barang-barang yang dikapalkan berdasarkan L/C tersebut

apabila tidak terjadi pembayaran

5. Memperoleh izin impor dan memenuhi pesyaratb-persyaratan

pemerintah di dalam dan luar negeri yang berkaitan dengan

barang-barang yang dikapalkan berdasarkan L/C tersebut

6. Menandatangani dan menyerahkan instrumen-instrumen tambahan yang

diperlukan oleh bank

7. Apabila L/C dalam valuta asing, maka akan menyetujui melakukan

ganti pembayaran kepada bank dalam valuta asing dengan kurs yang

berlaku28

Apabila semua persyaratan telah dipenuhi oleh applicant, maka bank

akan segeran membuka L/C untuk ditujukkan kepada eskportir seperti apa yang

tercantum dalam aplikasi permohonan L/C tersebut.

Setelah L/C disiapkan maka opening bank akan mengirimkannya kepada

beneficiary melalui bank korespondennya di Negara asal beneficiary sebagaimana

yang diisyaratkan dalam formulir L/C. jika importir tidak mengisyaratkan nama

bank di Negara beneficiary, maka bank yang akan memilih sendiri advising

banknya.

L/C ini diteruskan oleh issuing bank kepada advising bank untuk

seterusnya disampaikan kepada eskportir. Hal ini dapat dilakukan dengan

28

(15)

beberapa cara pengiriman sesuai dengan permintaan importir dalam permohonan

pembukaan L/C, yaitu:

a) Air mail

b) Air mail dengan pemberitahuan singkat terlebih dahulu dengan

kawat/telex

c) Full cable telex, seluruh isi L/C dalam bentuk kawat/telex29

Dari ketiga cara pemberitahuan penerbitan L/C yang paling cepat adalah

melalui full cable/telex. Karena semua isi L/C dalam bentuk kawat/telex

dan langsung dapat dioperasikan.30

B. Penerimaan Letter Of Credit

Letter Of Credit dapat diterima dalam bentuk surat atau telex. Bila L/C

diterima dalam bentuk telex akan diperiksa, apakah berita telex tersebut hanyalah

pendahuluan (pleminary advice) yang berarti bahwa telex tersebut hanyalah

pemberitahuan bahwa nasabah eskportir akan menerima L/C untuk sejumlah

barang tertentu dengan nilai dan mata uang sesuai dengan persyaratan-persyaratan

yang dicantumkan.

Pemberitahuan ini dimaksudkan agar eskportir dapat mempersiapkan

barang-barang dan dokumen-dokumen yang diperlukan terlebih dahulu.

Pemberitahuan ini sering disebut sebagai Non Operrative Credit Instrumen,

artinya L/C tersebut tidak dapat digunakan oleh eskportir sebagai dasar

permintaan pada bank unutk melakukan negoisasi atau pembayaran atau

29

Ibid hal. 168 30

(16)

akseptansi. Pada berita telex seperti itu dicantumkan kata-kata “Full details to

follow”, ataupun kata-kata yang sama artinya.

Bila berita telex ini dimaksudkan sebagai instrument yang sudah dapat

sigunakan sebagai dasar dilakukan negoisasi/pembayaran/akseptansi, maka pada

berita telex tercantum kata-kata “this is operative instrument” dan “subject to

UCPDC No.500”.

Setiap L/C harus secara jelas mencantumkan availability-nya dan bank yang

ditunjuk/diberi kuasa/ nominated. Pada kalimat pembuka L/C sudah dapat

diketahui bank nominated dan availability-nya. Misalnya, available with you by

payment, bahwa berarti bank penerima L/C tersebut adalah nominated bank.

Sedangkan avalabilitynya adalah:

a. By Payment, berarti nominated bank telah diberi kuasa untuk melakukan

pembayaran atas dokumen yang disertai wesel yang diserahkan eksportir.

Pembayaran akan dilakukan apabila semua dokumen telah memenuhi

syarat L/C. bila atas L/C ditarik wesel maka pihak tertarik adalah

nominated bank, atau yang biasa disebut dengan paying bank.

b. By Defered Payment, berarti nominated bank diberikan kuasa untuk

melakukan pembayaran atas dokumen yang diserahkan oleh eksportir

setelah jangka waktu tertentu sesuai persyaratan dalam L/C

c. By Negotiation, berarti nominated bank diberikan kuasa untuk melakukan

negoisasi atas draft dokumen yang diserahkan oleh eksportir dan negoisasi

(17)

Negoisasi dapat dilakukan oleh nominates bank dengan cara:

 Specific, menunjukkan suatu bank tertentu, yang berarti bahwa

negoisasi hanya dapat dilakukan oleh bank yang disebutkan dalam

L/C

 Tidak specific, menunjukkan suatu bank tertentu, yang bearti

bahwa negoisasi dapat dilakukan oleh bank manapun. L/C seperti

ini disebut Freely Negotiable atau Unrestricted Negotiable

Pembukaan L/C pada bank devisa (opening bank) yang diterima

oleh bank korepondennya untuk diteruskan kepada eksportir dapat dilakukan

dengan cara pengiriman yang berbeda sesuai dengan permintaan importir dalam

aplikasi pembukaan L/C.

Jalannya pengiriman dapat bervariasi, antara lain:

1. Memberikan L/C yang dibuka tersebut kepada importir untuk

dikirimkan langsung kepada eksportir

2. Bank pembuka yang bersangkutan dapat mengirimkan L/C tersebut

langsung kepada eskportir melalui pos

3. Bank pembuka yang bersangkutan dapat mengirimkan L/C tersebut

kepada bank korespondennya melalui pos yang kemudian bank

korespondennya itu akan meneruskannya kepada eskpotir

4. Bank pembuka yang bersangkutan mengawatkan kepada bank

korespondennya yang akan memberitahukan perincian L/C tersebut

(18)

bank korespondennya melalui pos atau bank koresponden itu akan

menerbitkan L/C sendiri31

C. Penerusan Letter Of Credit

Pada prinsipnya tujuan diterbitkannya L/C adalah sebagai alat pembayaran

yang harus diserahkan kepada eksportir. Namun, seperti apa yang telah diuraikan

di atas bahwa karena adanya keterbatasan jarak antara opening bank dengan

beneficiary, maka biasanya bank penerbit akan memberi kuasa kepada bank lain

yang berada di Negara beneficiary untuk meneruskan L/C tersebut kepada

beneficiary.

Suatu bank dikatakan koresponden sebuah bank lain apabila antara kedua

bank bersangkutan telah ada perjanjian kerjasama atau kesepakatan untuk saling

mengamankan tranksaksi yang disalurkan antara sesamanya, perjanjian yang mana

disebut agency managements. Hubungan kerjasama tersebut dapat sampai tingkat

hubungan biaa saja antara lain tukar menukar tanda tangan dan test key untuk

kawat-mengawat tanpa ada ikatan hubungan rekening (non depository

correspondent) dan dapat juga sampai pada pemeliharaan rekening (depository

correspondent).32

11.Apakah letter of credit itu diterima dari bank koresponden atau bukan Atas pertimbangan pengamanan, maka pada umumnya L/C yang dibuka

oleh issuing bank untuk kepentingan eksportir dikirm melalui bank koresponden

di tempat eksportir tersebut. Bank yang menerima L/C haruslah memperhatikan:

31

Ibid, hal 1884-185 32

(19)

1. Apakah letter of credit menyatakan tunduk pada UCPDP atau tidak

2. Sifat atau jenis letter of credit tersebut serta tanggung jawab pembayar

yang disimpulkan dari klausula yang tercantum dalam letter of credit.

Bank koresponden yang menerima L/C bertindak sebagai advising bank dan

meneruskan L/C kepada beneficiary dan apabila diminta untuk mengkonfirmasi

L/C tersebut maka bank itu dapat bertindak juga sebagai confirming bank dan

akhirnya bertindak juga sebagai negotiating bank, tergantung dari syarat-syarat

L/C.

Ada beberapa cara yang dilakukan oleh advising bank untuk meneruskan

L/C kepada eksportir, antara lain:

a. Advising bank menyalin kembali isi L/C yang diterima dari issuing bank

dalam formulir L/C yang menggunakan kepala surat advising bank sendiri

dan meneruskannya langsung kepada beneficiary dengan alamat langsung

b. Advising bank hanya mencap asli L/C yang diterima dari issuing bank dan

meneruskannya kepada eksportir. Cara ini mengikuti ketentuan ICC, yang

telah menyusun bentuk L/C khusus yang standard dan kolom-kolom

pemberitahuan dalam L/C tersebut kepada advising bank dan eksportir

c. Dalam hal L/C diterima dari issuing bank melalui kawat/telex, maka ada

advising bank yang meneruskan L/C tresebut kepada eksportir hanya

dengan menempelkan copy berita kawat/telex tersebut pada bagian tengah

formulir advising bank yang bersifat sebagai pengantar yang disediakan

(20)

Namun, tidak selamanya koresponden issuing bank dikuasakan sebagai

advising bank, karena tidak selamanya issuing bank yang menentukan siapa yang

bertindak sebagai advising bank. Ada kalanya applicant sendiri yang menentukan

bank mana yang akan diberi kuasa untuk bertindak sebagai advising bank sesuai

dengan yang disyaratkan dalam permohonan pembukaan L/C.33

4. Pihak-Pihak Terkait Dalam Letter Of Credit

Sesuai dengan karakteristiknya yang khas, seperti adanya hambatan

geografis dan politis dalam perdagangan internasional, penekanan pelaksanan

perdagangan lebih diberatkan kepada pergerakan barang serta dokumen-dokumen

pendukungnya. Keadaan tersebut mempengaruhi segala aspek terkait dalam L/C

termasuk juga aspek pembiayaannya. Pembeli ataupun importir tidak dapat secara

langsung memperoleh kredit dari penjualnya. Maka karena itu dibutuhkanlah

pihak ketiga ( bank ) yang menjadi penyedia dana untuk membiayai traksaksi

tersebut.

Secara garis besar, pihak yang terkait dalam L/C ada 3, yaitu: bank,

pembeli, dan penjual. Bank berperan sebagai pembuka kredit, pembeli adalah

pihak yang menyuruh untuk membuka kredit, dan penjual adalah pihak tujuan dari

penerbitan L/C.

Dalam prakteknya, ada beberapa pihak yang terlibat, yaitu:

1. Pihak langsung

Ada 4 macam pihak yang terkait secara langsung dalam penerbitan L/C,

yaitu:

(21)

1. Pembeli (importir, pemohon, applicant)

Disebut juga Disebut juga applicant/account party/accountee/

importir/buyer, yaitu pihak yang memulai operasi dengan mengadakan

korespondensi dengan penjual di luar negeri sehingga tercipta suatu

hubungan hukum antara pembeli dan penjual. Importir ini juga yang

mengajukan permohonan pembukaan L/C kepada bank sebagai tindak

lanjut dari kesepakatan transksaksi yang tercapai antara pembeli dan

penjual

2. Bank pembuka (bank penerbit/issuing bank)

Issuing bank juga biasa disebut dengan bank pembeli. Karena permohonan

untuk menerbitkan L/C guna kepentingan ekportir dan importir diajukan

oleh importir ke bank pembuka ini. Maka bank ini menerbitkan L/C atas

permintaan applicant. Selain itu juga bank pembuka ini bertugas untuk:

a. menerima dan memeriksa kebenaran dokumen dari penjual

(beneficiary) apakah sesuai dengan yang disyaratkan L/C.

b. Melaksanakan pembayaran/ akseptasi kepada beneficiary melalui

banknya

c. Menyerahkan dokumen kepada applicant dan menerima

pembayarannya

d. Menjamin pembayaran sepanjang dokumen yang diserahkan

(22)

3. Bank penerus (advising bank)

Setelah issung bank membuka L/C maka bank tersebut akan

meneruskannya ke salah satu cabang atau salah satu dari koresponden

baiknya di negara si penjual. Advising bank memiliki tugas dan

kewenangan sebagai berikut:

a. Berkewajiban memeriksa keaslian L/C sebelum mengadviskan kepada

beneficiary

b. Dapat menerima/ menolak meneruskan L/C yang dibuka oleh issuing

bank

c. Dapat menerima/ menolak untuk melakukan konfirmasi L/C yang

dibuka issuing bank

Bank penerus inilah yang akan memberitahukan kepada si penjual bahwa

telah diterbitkannya suatu L/C baginya dan menyuruh si penjual untuk

menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sesuai dengan apa yang tertulis

dalam L/C tersebut.

Bank penerus juga dapat berperan sebagai bank pengkonfirmasi

(confirming bank), yaitu pihak yang menegaskan kepada beneficiary bahwa L/C

tersebut otenti. Hal ini dilakukan apabila bank penerus dalam L/C diminta juga

oleh issuing bank untuk menambahkan konfirmasinya dalam L/C. Bank penerus

juga atas permintaan bank pembuka dapat bertindak sebagai bank penegoisasasi

(negotiating bank), . Kemudian juga bank penerus dapat bertidak juga sebagai

bank pembayar (paying bank) yaitu bank yang namanya disebutkan dalam L/C

(23)

dokumen-dokumen sesuai dengan syarat L/C . Dan juga bank penerus dengan permintaan

bank pembuka dapat beperan sebagai bank pengaksep (accepting bank) yaitu bank

yang bertugas untuk mengaksep draft dan membayar pada saat jatuh tempo (due/

maturity date) sepanjang syarat L/C dipenuhi, menerima dokumen dari beneficiary

dan memeriksa apakah sesuai dengan syarat L/C,mengirim dokumen serta

meminta reimbursement (menagih) pada saat jatuh tempo . Dari kesemua peranan

atau fungsi bank yang telah disebutkan di atas dapat terjadi apabila bank penerus

menyetujuinya. Apabila bank penerus tidak menyetujuinya, maka bank penerbit

dapat menunjuk bank lain untuk berperan sebagai, confirming bank, negotiating

bank, paying bank, dan, accepting bank.

4. Penjual (eksportir, penerima, beneficiary)

Pihak penjual merupakan pihak yang mana pembukaan ataupun

penerbitan L/C ditujukkan bagi pelaksaan tranksaksi internasional yang

terjadi antara penjual dengan pembeli

2. Pihak tidak langsung

5. Perusahaan perkapalan atau maskapai pelayaran

Perusahaan pelayaran/pengapalan. Perusahaan ini menerima

barang-barang dagang dari shipper/eksportir/freight forwarder dan mengatur

pengangkutan barang-barang tersebut dan menerbitkan Bill of Lading

(B/L) atau surat bukti muat kapal.

6. Bea Cukai atau Pabean

Bagi importir, instansi ini bertindak sebagai agen dan akan memberikan

(24)

menunjukkan telah dilakukan pembayaran Bagi eksportir, instansi ini

akan meneliti dokumen serta pembayaran pajak dan memberikan izin

barang untuk dimuat di kapal.

7. Perusahaan Asuransi

Perusahaan Aasuransi adalah pihak yang mengasuransikan

barang-barang yang dikapalkan sesuai nilai yang disyaratkan dengan

menerbitkan polis asuransi untuk menutup risiko yang dikehendaki dan

menyelesaikan tagihan/ tuntutan kerugian-kerugian bila ada.

8. Badan-badan Pemeriksa (di Indonesia adalah Sucofindo),

Pihak ini adalah badan yang ditunjuk pemerintah, yang berwenang

dalam pemeriksaan mutu, jenis, jumlah barang dan sebagainya dan

menerbitka Laporan Kebenaran Pemeriksaan (LKP). Keharusan untuk

pemeriksaan yang diisyaratkan dengan penyampaian LKP kepada bank

devisa di Indonesia dengan maksud untuk memungkinkan pembayaran

pajak ekspor atau impor.

9. Badan-badan Penelitian lainnya

Pihak yang ditunjukan pemerintah untuk mengeluarkan surat-surat

keterangan / sertifikat lainnya bagi barang-barang yang diperdagangkan.

B. Hubungan Hukum Antara Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Penerbitan

Letters Of Credit

1. Hubungan hukum pemohon dan penerima

Kontrak dasar yang melandasi terbitnya L/ adalah kontrak penjualan.34

34

Burton vs. McCullough, Esq., Letters Of Credit, 1966, Bab 3, hal. 13

(25)

pemohon) dan penjual ( yang dalam UCP menjadi penerima). Klausul cara

pembayaran dalam kontrak penjualan harus dituangkan menjadi L/C. L/C

diterbitkan karena kontrak penjualan mengatur demikian. L/C diterbitkan bank

penerbit atas permintaan pemohon sesuai dengan kontrak penjualan.

Bank penerbit ataupun bank penerus bukanlah pihak yang berada

dalam kontrak penjualan walaupun nama kedua bank ini dimuat dalam kontrak

penjualan. Para pihak dalam kontrak penjualan adalah pembeli dan penjual.

Sengketa mengenai barang yang menjadi subjek kontrak penjualan harus

diselesaikan antara pembeli dengan penjual yang merujuk pada kontrak penjualan.

L/C yang diterbitkan atas dasar kontrak penjualan, menurut hukum L/C

merupakan konrak yang terpisah dari kontra penjualan.35 Sengketa kontrak

penjualan tidak boleh dikaitkan dengan L/C. L/C adalah L/C. konrak penjualan

adalah konra penjualan. Pemisahan seperti ini dinamakan prinsip pemisahan

kontrak atau prinsip independensi L/C.36

a) Janji membuka kredit pada saat jual-beli diadakan

Dalam pelaksanaannya kadang-kadang

terjadi intervensi atas prinsip pemisahan kontrak tersebut. Sengketa mengenai

barang yang merupakan subyek kontrak penjualan diikutidengan penangguhan

pembayaran yang merupakan subyek L/C.

Penjelasan lebih lanjut mengenai hubungan hukum antara pemohon

dengan penerima antara lain:

Pembeli menyuruh membuka kredit atas dasar suatu janji yang telah

ditetapkan di dalam perjanjian jual beli, pada saat perjanjian jual beli diadakan.

35

UCP 500 artikel 3 36

(26)

Janji seperti ini tidak hanya dilakukan dalam perjanjian jual beli, bisa juga

dilakukan untuk jenis-jenis perjanjian lain, seperti perjanjian pemborongan, dan

lain sebagainya namun yang paling umum adalah dalmperjanjian jual beli.

Di dalam pasal 3 UCPDP revisi 1993 menyebutkan “credit, by their

natural, are separate trancsactions from the sales or other contracts on which

they may be based, and banks are in no way concerned with or bound by such

contracts.” Dari kata-kata from the sales or other contracts on which they may be

based, dapat disimpulkan bahwa pembukaan kredit itu dapat terjadi berdasarkan

perjanjian jual beli ataupun perjanjian lainnya.

Intinya, perjanjian pembukaan kredit itu haruslah berdasarkan suatu perikatan

yang telah ada sebelumnya, yang di dalam hukum surat berharga pada umumnya

disebut perikatan dasar.

b) Janji membuka kredit setelah saat perjanjian jual-beli

Akan tetapi janji membuka kredit itu dapat juga ditentukan setelah waktu

diadakannya perjanjian jual beli itu. Hal ini tergantung pada pengertin yang baik

antara penjual dan pembeli. Kewajiban untuk menyuruh membuka kredit itu

tidaklah hanya ada pada pembeli apabila janji itu secara tegas dimuatkan dalam

perjanjian jual beli.

c) Saat-saat prestasi penjual dan pembeli

Dengan adanya janji (beding) pembukaan kredit itu dalam suatu perjanjian

jual-beli maka pada asasnya sekaligus juga bahwa pada saat-saat untuk menepati

(27)

dengan melihat pada akibat selanjutnya, bahwa penjual barulah akan menyerahkan

setelah pembeli menyuruh bank membuka kredit untuk kepentingan penjual.

d) Hak penjual kepada pembeli setelah perintah untuk membuka kredit

Mengenai hak penjual atas harga pembelian terhadap pembeli tidaklah

berarti akan hapus karena pembeli telah melakukan pembukaan kredit pada bank

untuk kepentingan penjual. Hapusnya wajib membayar dari pembeli barulah ada

apabila bank sungguh-sungguh melakukan pembayaran sesuai dengan perjanjian

kepada penjual.

Dengan demikian , adanya perbuatan menyuruh membuka kredit harus

juga mengandung suatu pengertian bahwa resiko tentang insovabilitas dari bank

tempat memohon membuka kredit itu tetaplah menjadi resiko ataupun beban dari

si pembeli.

2. Hubungan hukum antara pemohon dengan bank penerbit

Hubungan hukum antara pemohon dengan bank penerbit didasarkan

pada kontrak yang dinamakan permintaan penerbitan L/C. permintaan penerbitan

L/C diperlukan dalam rangka merealisasi cara pembayaran sebagaimana diarur

dalam kontrak penjualan. Jika bank penerbit setuju untuk melaksanakan

permintaan pemohon, maka bank penerbit menerbitkan L/C.37

Perjanjian yang menjadi dasar hubungan antara pemohon dengan bank

penerbit dapat dipandang sebagai pemberian kuasa dengan penggantian upah.

Akan tetapi hubungan hukum itu lebih tepat dipandang timbul dari suatu

perjanjian yang mempunyai unsur-unsur campuran antara perjanjian pemberian

37

(28)

kuasa dengan dan perjanjian melakukan beberapa pekerjaan. Di dalam kedua

hubungan hukum yang sedemikian rupa itulah terdapat kewajiban dan hak dari

kedua belah pihak yang bersangkutan.

Di dalam hubungan itu ditentukan bahwa bank tidak boleh membayar

kepada penjual setelah lewatnya tenggang waktu yang ditetapkan berlaku sah

untuk kredit itu dnegan ancaman hilangnya hak menagih/menuntut dari bank

terhadap pembeli. Kewajiban dari bank adalah membayar kepada penjual sesuai

dengan apa yang diperintahkan oleh pembeli, tetapi bersamaan dengan itu ia juga

mempunyai hak untuk menuntut pergantian terhadap apa yang dibayarkannya

kepada penjual serta upahnya dari pemohon. Selanjutnay juga adalah merupakan

kewajiban dari bank dalam hal pembukaan kredit berdokumen, meneliti apakah

semua dokumen yang telah diserahkan penjual sudah memenuhi

persyaratan-persyaratan (pasal 13a UCP revisi 1993). Memeriksa dokumen dan

menyerahkannya kembali kepada pembeli dapat dipandang sebagai hubungan

hukum yang timbul antara pemohon dengan bank penerbit yang timbul dari

perjanjian melakukan beberapa pekerjaan.

Permintaan penerbitan L/C terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu: format

permintaan penerbitan L/C dan perjanjian jaminan ganti rugi (security

agreement).38

38

Ibid, hal. 87

Perjanjian jaminan ganti kerugian di Inonesia dan di Negara lain

ditetapkan oleh masing-masing bank penerbit secara sepihak. Artinya, jika

pemohon menyetujuinya, pemohon tinggal membubuhkan tandatangan pada

(29)

tambahan, maka hal tersebut harus terlebih dahulu disetujui oleh bank penerbit.

Perjanjian jaminan ganti kerugian memuat hak dan kewajiban pemohon dan bank

penerbit secara relative rinci.

Sementara, format permintaan penerbitan L/C di Indonesia ditetapkan

oleh Bank Indonesia sehingga keberadaannya sama bagi semua bank penerbit.39

Namun, terhitung sejak tanggal 4 Juni 1996 Bank Indonesia memberi kebebasan

kepada semua bank devisa untuk menambahkan klausul-klausul lainnya sesuai

dengan kebutuhan bank penerbit dan pemohon, sehingga materi cakupan format

permintaan penerbitan L/C dapat diperluas40

Bank penerbit menerbitkan L/C kepada penerima tidsk boleh

menyimpang dari permintaan penerbitan L/C. jika bank penerbit melakukan

penyimpangan, maka bank penerbit bertanggung jawab akan dampak negative

(resiko) yang mungkin timbul dari tindakannya. Pemohon hanya bertanggung

jawab sebatas isi permintaan penerbitan L/C. Pemohon berhak menolak

pembayaran kembali kepada bank penerbit atas L/C yang diterbitkan oleh bank

tersebut yang menyimpang dari permintaan penerbitan L/C. sikap ini sejalan

dengan Trust Theory yang mengatakan bahwa dana pemohon yang dibayarkan

langsung kepada bank penerbit merupakan dana khusus yang dimaksudkan untuk

digunakan sebagai pembayarn kepada pemegang wesel apakah penerima atau format permintaan penerbitan L/C

berisi hak dan kewajiban pemohon dan bank penerbit yang melengkapi hak-hak

dan kewajiban pemohon dan bank penerbit sebagaimana dimuat dalam perjanjian

jaminan ganti kerugian.

39

Ibid, hal. 87 40

(30)

bank pengaksep yang telah melakukan pembayaran L/C kepada penerima. Bank

penerbit berfungsi sebagai trustee.

Dana pemohon tersebut sudah pasti hanya boleh digunakan oleh bank

penerbit sepanjang bank penebrit bertindak sesuai dengan isi permintaan

penerbitan L/C yang telah disepakati antara pemohon dnegan bank penerbit.

Apabila bank penerbit bertindak di luar kesepakatan sehingga merugikan

pemohon, maka pembayaran yang telah dilakukan oleh bank penerbit kepada

penerima baik langsung ataupun melalui kuasanya menjadi tanggung jawab bank

penerbit dan tidak boleh dibebankan kepada pemohon.

Permintaan penerbitan L/C diatur oleh hukum nasional masing-masing

Negara yang dalam hal-hal tertentu dapat berbeda antara satu Negara dengan

Negara lainnya. Akan tetapi, hakikat permintaan penerbitan L/C sama secara

internasional, yaitu bank penerbit menerbitkan L/C karena pemohon berjanji

membayar kembali nilai L/C kepada bank penerbit yang melakukan pembayaran

baik langsung maupun melalui bank yang ditunjuk kepada penerima.

UCPDC revisi 1993 yang mengatur hubungan hukum antara pemohon

dan bank penerbit pada dasarnya terbatas pada pelaksanaan prosedur yang

meliputi instruksi penerbitan dan perubahan L/C, instruksi penerbitan L/C yang

tidak jelas atau tidaj lengkap, gangguan dalam penyampaian instruksi dan

gangguan dalam pelaksanaan instruksi.41

41

UCPDC revisi 1993, Artikel 5, 12, 16, dan 18

Selain UCPDC revisi 1993, hak dan

kewajiban pmohon dan bank penerbit dalam rangka pelaksanaan prosedur juga

(31)

diperlukan karena tidak semua masalah-masalah hukum dari tranksaksi L/C diatyr

dalam UCPDC revisi 1993.

3. Hubungan hukum bank penerbit dengan penerima

Hubungan hukum antara bank penerbit dengan penerima lahir atas

dasar L/C yang diterbitkan bank penebit yang disetujui oleh penerima. Persetujuan

penerima terhadap L/C diwujudkan melalui pengajuan dokumen-dokumen yang

dipersyaratkan L/C kepada bank penerbit. Tetapi penerima tidak berkewajiban

untuk menyetujui L/C yang diterbitkan oleh bank penerbit. Sebelum L/C disetujui

oleh penerima, maka L/C merupakan kontrak sepihak dari bank penerbit L/C yang

tidak mengikat pihak penerima. L/C diterbitkan atas dasar permintaan penerbitan

L/C, tetapi kedua kontrak ini terpisah satu dengan yang lain.

Hak dan kewajiban bank penerbit diatur dalam UCPDC revisi 1993

sepanjang L/C tunduk pada UCPDC revisi 1993. Namun, walaupun L/C tunduk

pada UCPDC revisi 1993 tidak berarti bahwa semua ketentuan UCPDC revisi

1993 harus berlaku bagi L/C tersebut. L/C dapat memuat kalusula-klausula

tersendiri terlepas dari ada atu tidaknya pengaturan dalam UCPDC revisi 1993.

Dalam hal klausul-klausul itu bertentangan dengan UCPDC revisi 1993, maka

yang berlaku adalah klausul tersebut. Namun, dalam hal klausul-klausul tersebut

tidak diatur dalam UCPDC revisi 1993 maka dengan sendirinya kalusul-kalusul

tersebut berlaku bagi L/C pengaturan kalusul-kalusul demikian dalam L/C sesuai

dengan asas kebebasan berkontrak yang dikenal secara internaisonal.

Hak dan kewajiban bank penerbit dan penerima terutama berkenaan

(32)

pada hukum nasional. Penentuan hukum nasional tersebut dilakukan atas dasar

klausul pilihan hukum dalam L/C atau berdasarkan teori penentuan hukum

nasional yang berlaku bagi L/C yang dilakukan oleh hakim. Terlepas dari L/C

tunduk atau tidak kepada UCPDC revisi 1993 atau L/C tunduk sekaligus ekpada

UCPDC revisi 1993 dan hukum nasional, hakikat dari L/C adalah janji

pembayaran dari bank penerbit kepada penerima.

C. Tanggung jawab bank yang timbul terhadap dokumen-dokumen Letters

Of Credit yang telah diterbitkan

1. Tanggung jawab bank terhadap dokumen-dokumen yang terdapat

dalam Letters Of Credit

Maurice Megrah mengatakan tujuan irrevocable L/C adalah

memastikan bahwa penerima memperoleh pembayarn dan pemohon memperoleh

barang melalui penguasaan document of title dari barang tersebut. Syarat

pembayaran L/C adalah pengajuan dokumen-dokumen yang sesuai dengan

persyaratan L/C. Pengajuan dokumen-dokumen ini merupakan kondisi agar L/C

dapat dibayar dan diaksep dan dibayar pada saat jatuh tempo.

Bank dan pihak-pihak lainnya dalam merealisasikan L/C hanya

berurusan dengan dokumen-dokumen saja. Sepanjang dokumen-dokumen yang

diajukan kepada bank telah sesuai dengan persayaratan L/C maka sejalan dengan

Artikel 4 UCPDC 500 revisi 1993 bank harus membayar dokumen-dokumen

(33)

Inti dari realisasi L/C adalah kesesuaian dokumen-dokumen dengan

persyaratan L/C . oleh karena itu, bank harus melakukan penelitian atas

dokumen-dokumen tersebut untuk dasar menentukan apakah dapat dbayar atau tidak.

Patokan penelitian dokumen-dokumen UCPDC 500 revisi 1993. Artikel 13 huruf

A UCPDC 500 mengatakan sebagai berikut:

“Banks must examine all documents stipulated in the credit with reasonable care, to ascertain wheter or not they appear, on their face, to be in compliance with the terms and conditions of the Credit. Compliance of stipulated documents on their face wth the terms and conrition of the credit, shall be determined by international standard banking practice as reflected in these articles. Documents which appear oh their face to be inconsistent with one another will be considered as nt appearing on their face to be in compliance with the terms and condition of the credit. Documents not stipulated in the credit will not be examine by banks. If they receive such documents, they shall return them to the presenter or pass them out without responsibility.”

Bank wajib melakukan penelitian atas dokumen-dokumen yang

diajukan kepadanya secara ketelitian yang wajar unutk menentukan apakah

dokumen-dokumen itu telah memiliki ketentuan yang sesuai dengan persyaratan

L/C.ukuran kesesuaian tersebut didasarkan pada standar praktik perbankan

internasional. Dokumen-dokumen yang tidak konsisten satu terhadap yang lainnya

merupakan cerminan bahwa tidak terdapat kesesuaian antara dokumen-dokumen

dengan L/C.

Keputusan untuk menentukan dokumen-dokumen telah atau belum

sesuai dengan persyaratan L/C dan dokumen-dokumen konsisten satu dengan

yang lainnya sepenuhnya didasarkan pada pemelitian bank, bukan berdasarkan

(34)

penelitian berdasarkan tamnpak muka (appear on their face. )42

Standar prakti perbankan internasional yang merupakan ukuran untuk

menentukan kesesuaian dokumen dengan L/C tidak membatasi kewajiban bank

hanyalah untuk meneliti dokumen-dokumen. Ukuran tersebut dimaksudkan untuk

menentukan cakupan dalam mana ketelitian yang wajar diapplikasikan.

Bank tidak perlu

eneliti lebih jau daripada itu. Pernyataan tampak muka jangan ditafsirkan sebagai

muka atau belakang dokumen.

43

Gagasan

ketelitian yang wajar sering digunakan oleh pengadilan-pengadilan dalam

kaintannya dengan doktrin Kesesuaian Mutlak.44

Bank dalam meneilit dokumen-dokumen dan menentukan sikap

mengambil alih atau menolak dokumen-dokumen tersebut serta memberitahu

pihak pengirim dokumen-dokuemn bersangkutan hanya memunyai maksimum 7

(tujuh) hari kerja perbankan setelah hari penerimaan dokumen-dokumen yang

dimaksud. Akan tetapi, dalam era persainganperbankan yang sangat kompetitif

sekarang ini, bank terkait akan berupaya melaksanankan tugasnya lebih cepat dari Pengadilan-pengadilan

menggunakannya atas dasar analisis kasus per kasus tidak kepada penerapan yang

berlaku umum.

Kemudian artikel 13 huruf b UCPDC 500 mengemukakan:

“The Issuing Bank, The Confirming Bank, if any, or Nominated Bank acting on their behalf, shall each have a reasonable time, not to exceed seven banking days following the day of receipt of the document, to examine the documents and determine whether to take up or refuse thee documents and to inform the party from which it received the documents accordingly”

42

R.M.V. Bass, Credit Management, 1979, hal 184 43

A.G. Davis, The Law Relating to Commercial Letters Of Credit, 1960, hal 170 44

(35)

batas wajtu 7 (tujuh) hari tersebut. Namun, dalam keadan force majeur karena

tindakan pemerintah atau akibat-akibat alam, jangka waktu 7 (tujuh) hari itu dapat

dilampaui.

Dokumen-dokumen yang diajukan oleh penerima wesel bervariasi

tergantung kepada keinginan para pihak yang diuraikan dalam L/C. Namun, pada

umunya L/C mensyaratkan untuk diajukan kepada bank dokumen-dokumen yang

terdiri dari:

1. Faktur dagang = yang merupakan dokumen utana

yang memuat uraian barang secara rinci

2. Dokumen transportasi = dokumen pengangkutan yang

terbagi atas beberapa hal, yaitu:

a. Marine/ocean bill of lading

b. Non-negtiable sea wybill

c. Charter party bill of lading

d. Multimodal transport document

e. Air transport document

f. Road, rail, or inland transport document

g. Courier and post receipt

h. Transport documents issued by freight forwarders

i. “On Deck”, “Shipper’s Load and Cunt” Name of consignor

(36)

2. Hak dan kewajiban eksportir dan importir dalam penerbitan Letters Of

Credit

Begitu banyak ahli hukum yang mencoba untuk memasukkan L/C ke

dalam konstruksi hukum tersendiri. Di antaranya ada para pakar yang

mengkonstruksikannya ke dalam:

1. Suatu konstruksi hukum dimana bank merupakan jaminan bagi pembeli

2. Konstruksi hukum dimana bank dipandang sebagai jaminan aval bagi pembeli

3. Konstruksi hukum dimana L/C dipandang sebagai pemenuhan kewajban pembayaran bagi pembeli

4. Konstruksi hukum dimana pembukaan L/C adalah pelaksanaan suatu syarat bagi kepentingan pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam pasal 1317 KUHPerdata

5. Konstruksi hukum bahwa L/C tidak bisa dicabut harus dipandang sebaga delegasi yang penuh (onvolkomen delegative) seperti yang diatur dalam pasal 1417 KUH Perdata

6. Konstruksi hukum dimana L/C dipandang sebagai perjanjian sui generis (HMN Purwosutjipto, SH termasuk pengikut jenis konstruksi hukum ini45

Dari konstruksi hukum yang disebutkan di atas, nampaklah bawa sifat

dari L/C tersebut tidak bisa disamakan dengan bentuk perjanjian yang telah ada,

yaitu perjanjian-perjanjian yang telah diatur dalam KUH Perdata dan KUH

Dagang. Karena sesuai dengan pendapat H.M.N. Purwosutjipto, SH, bahwa L/C

dipandang sebagai sui generis. Sui generis maksudnya ganjil, aneh (ajaib), sesuatu

yang tidak bisa dimasukkan ke dalam rumusan umum.46

Selain yang tersebut di atas, dalam perkembangannya L/C merupakan

suatu lembaga yang pelaksanaannya didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan dalam

praktek perdagangan. Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui hak dan kewajiban

45

H.M.N. Purwosutjipto, SH, op.cit, hal 98-99 46

(37)

dari pihak importir dan eksportir sehubungan dengan diterbitkannya L/C, maka

perlu diperhatikan dalam prakteknya untuk apa lembaga L/C tersebut dibentuk.

Dasar dari pembukaan L/C adalah syarat-syarat L/C yang telah

ditetapkan oleh eksportir dan importir yang berkaitan dengan upaya untuk

merealisasikan suatu perjanjian jual beli yang dituangkan dalam sales contract,

dimana syarat-syarat tersebut dipaparkan di dalam aplikasi (permohonan) yang

ditujukkan pada bank pembuka L/C tersebut.

Menurut M. Yahya Harahap, S.H., bahwa:

“Tentang persetujuan jual-beli dianggap sudah berlangsung antara pihak penjual dan pembeli apabila mereka telah menyetujui dan bersepakat keadaan barang dan harga benda tersebut; sekalipun barangnya belum diserahkan dan harganya belum dibayarkan (Pasal 1458 KUH Perdata); JUal beli tiada lain dari persetujuan kehendak (wills overeenstemming) antara penjual dan pembeli mengenai barang dan harga. Barang dan hargalah yang menjadi esensi dari perjanjian jual beli. Tanpa ada barang yang dijual tidakah mungkin terjadi perjanjian jual beli. Sebaliknya, jika objek jual beli tidak dibayar dengan suatu harga, maka jual beli dianggap tidak ada.”47

47

Selanjutnya dalam hubungan antara importir dengan eksportir

berkaitan dengan diterbitkannya L/C, Munir Fuady, S.H., L.LM., mengatakan:

(38)

Memperhatikan uraian di atas, dapat dilihat bahwa yang menjadi dasar

pembukaan L/C adalah perjanjian jual beli, ataupun syarat-syarat lainnya yang

sudah ditetapkan dalam perjanjian jual beli, dimana suatu jual beli terjadi pada

saat kata sepakat antara kedua belah pihak.

Dalam suatu kontrak perdagangan internasional yang juga biasanya

terdapat syarat-syarat lain, seperti Free On Board (FOB), Free Alongside Ship

(FAS), dan sebagainya. Demikian juga dalam pembayaran biasanya dilakukan

dengan cara membuka L/C untuk kepentingan eksportir agar mendapatkan

pembayaran, dan untuk kepentingan importir agar mendapatkan barang yang

sesuai dengan apa yang tercantum dalam sales contract.

Dalam hal ini pemakaian L/C adalah sebagai cara pembayaran

perdagangan luar negeri yang mengandung arti bahwa dengan dibukanya L/C oleh

importir menunjukkan bahwa eksportir berhak mendapatkan pembayaran apabila

ia telah melaksanakan kewajibannya, yaitu untuk mengirimkan barang-barang

kepada importir sesuai dengan dokumen-dokumen dan syarat-syarat yang

ditentukan dalam sales contract. Begitu pula sebaliknya, importir harus

melaksanakan kewajiban pembayaran kepada eksportir apabila barang-barang dan

dokumen-dokumen yang dikirim eksportir telah sesuai dan dia berhak untuk

Referensi

Dokumen terkait

Pasien menyatakan BAK sehari 10x, tidak ada gangguan dalam BAK. Pasien menyatakan sejak masuk rumah sakit, BAB nya 6 hari sekali dengan konsistensi keras. Pasien

Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kelentukan pergelangan tangan dan power otot lengan-bahu dengan hasil akurasi smash

Dalam pemilihan portofolio terdapat Portofolio Efisien dimana Portofolio efisien ialah portofolio yang memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko

114 Setiap metode penambangan mempunyai nilai dalam ranking yang didasarkan pada kesesuaian geometri dan distribusi kadar, karakteristik mekanika batuan, daerah bijih,

Untuk mengatasi masalah yang diuraikan di atas, maka dapat diambil kesimpulan hipotesis tindakan berupa : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Menjalani profesi sebagai guru selama pelaksanaan PPL, telah memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa untuk menjadi seorang guru tidak hanya cukup dalam

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 11 petugas di CSSD dapat disimpulkan bahwa petugas CSSD yang telah melakukan cuci tangan sesuai standar 6 langkah POS

Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa: (1) Nilai Stabilitas, Flow, VIM, dan Marshall Quotient tanpa penambahan serbuk keramik sebagai filler akan terus meningkat sampai