• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Sistem Pemipaan Penyediaan Air Bersih Pada Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan dan Kebutuhannya Pada Tahun 2064

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Sistem Pemipaan Penyediaan Air Bersih Pada Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan dan Kebutuhannya Pada Tahun 2064"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Pelayanan Air Bersih Di Kota Medan

Tinjauan pelayanan air bersih di kota Medan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadiyang merupakan Badan Usaha Milik Daerah Propinsi

Sumatera Utara yang telah berdiri pada zaman pemerintahan Belanda pada 23 September 1905 dengan nama NV. Waterleiding Maatschppij Ayer Beresih dan berkantor Pusat di Amsterdam, negeri Belanda.

Gambar 2.1 Lokasi Kota Medan

(2)

Status dan nama perusahaan telah berganti ganti dan berdasarkan peraturan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara No : 11 tahun 1979 yang berpedoman kepada Undang Undang No : 5 tahun 1962 telah ditetapkan nama dan status Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi adalah milik Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Setelah ditetapkan melalui Perda No : 11 Tahun 1979 dan disempurnakan lagi dengan Perda Propinsi Sumatera Utara No : 25 tahun 1985, selanjutnya disempurnakan dengan Perda No : 6 tahun 1991 dilaksanakanlah perubahan pertama Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara yang mengatur bahwa Perusahaan Daerah Air Munum Tirtanadi selain mengelola air bersih juga mengelola air limbah.

PDAM Tirtanadi telah banyak mengalami perubahan dan kemajuan, sebagai gambaran bahwa pada tahun 2013 jumlah pelanggan telah mencapai sebanyak 444.215 sambungan atau sebesar 53,1% dari jumlah penduduk pada wilayah pelayanan Sumatera Utara, sedangkan cakupan pelayanan khusus wilayah Kota Medan dan sekitarnya sudah mencapai sebesar 70,5%.

(3)

Pendistribusian ke pelanggan berlangsung penuh selaa 24 jam per hari, dengan tingkat kehilangan air (losses) rata-rata sebesar 30,0% selama tahun 2013.

2.1.1 Data Cakupan Pelayanan

Dalam upaya meningkatkan kualitas dan cakupan wilayah pelayanan air bersih di Propinsi Sumatera Utara, sejak 17 Juli 1999, telah dilakukan kerjasama dengan 7 daerah kabupaten berbentuk Kerjasama Operasional selama 25 tahun. Dengan adanya kerjasama tersebut maka wilayah PDAM menjadi :

1. Kota Medan, Berastagi dan Sibolangit (444.215sambungan)

2. Kabupaten Deli Serdang yaitu Kecamatan Lubuk Pakam, Perbaungan, Tanjung Morawa, Tembung, Batang Kuis dan Pantai Cermin (9.516 sambungan)

3. Kabupaten Tapanuli Selatan (8.581 sambungan)

4. Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu Kecamatan Pandan (1.837 sambungan) 5. Kabupaten Nias yaitu Kota Gunung Sitoli dan Telik Dalam (4.172

sambungan)

6. Kabupaten Mandailing Natal (855 sambungan)

(4)

2.1.2 Data Sistem Kapasitas dan Hidrolis a. Sistem Kapasitas Produksi

Kapasitas terpasangan saat ini untuk wilayah pelayanan tingkat 1 4.300 l/d meliputi 5 sumber :

1. Mata Air Sibolangit dengan sumber dari beberapa bronkaptering 600 l/d. 2. IPA Sunggal dengan sumber air baku dari sungai Belawan 1.800 l/d. 3. IPA Deli Tua dengan sumber air baku dari sungai Deli 1.400 l/d. 4. IPA Belumai dengan sumber air baku dai sungai Belumai 400 l/d. 5. Sumur bor di Belawan 50 l/d.

Sedangkan untuk wilayah pelayanan operasi tingkat 2 kapasitas terpasangnya adalah 673 l/d meliputi 8 sumber yaitu :

1. Mata air di Berastagi sebesar 70 l/d

2. IPA Sungai Ular dan sumur bor di Deli Serdang sebesar 180 l/d. 3. Mata air di Parapat sebesa 58 l/d.

4. IPA Toba Samosir sebesar 75 l/d.

5. Mata air di Tapanuli Tengah sebesar 49 l/d.

6. IPA Gunung Sitoli dan Teluk Dalam di Nias sebesar 45 l/d. 7. Mata air Tapanuli Selatan sebesar 168 l/d.

8. IPA Mandailing Natal 25 l/d.

b. Sistem Hidrolis

(5)

hal ini pemompaan dari produksi bekerja 20 jam dan aliran dari mata air sibolangit, sehingga aliran minimum pada malam hari hanya dari reservoir utama. Jaringan perpipaan dibagi atas 2 sistem hidrolis, dimana sampai dengan bulan September Jaringan perpipaan dibagi atas 2 sistem hidrolis, dimana panjangnya mencapai :

1. Jaringan transmisi (200 – 1000 mm) : 481,5 km 2. Jaringan distribusi (<200 mm) : 2.186,5 km

c. Sistem Non Hidrolis Sistem non hidrolis:

1. Reservoir sebagai penampung air untuk menyeimbangkan (balance system) kondisi pemakaian air pada jam jam puncak.

2. Pemompaan dari produksi maupun pompa booster di reservoir bekerja dengan jadwal operasional.

3. Peralatan kontrol hidrolis seperti katup katup operasi, interkoneksi dan pengamanan, maupun peralatan pembacaan tekanan dan aliran.

4. Sumber daya listrik sebagai alat utama penggerak motor pompa, peralatan penunjang lainnya.

(6)

Lokasi kajian berbentuk empat segi panjang dengan luas wilayah 15,44 km2, secara administrasi kawasan kajian ini terletak pada Kecamatan Medan Sunggal dengan batas :

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia dan Kecamatan MedanSelayang

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Johor 4. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Petisah

(7)

Gambar 4.3 Peta Pelayanan PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal

(8)

2.2 PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi cabang Sunggal adalah sebuah perusahaan yang mengelola dan mensuplai kebutuhan air bersih untuk wilayah kecamatan Medan Sunggal. Dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, PDAM Tirtanadi cabang Sunggal terus melakukan perbaikan pelayanan dengan meningkatkan kualitas air yang dikirim, menambah jumlah kapasitas produksi dan juga melalui perbaikan- perbaikan sistem jaringan distribusi.

Gambar 2.1 Denah PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal

(9)

mendistribisikan air bersih secara merata dan seimbang diseluruh lokasi jaringan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Air bersih dari sumber-sumber tersebut ada yang langsung didistribusikan kepada pelanggan dan ada pula yang ditampung kedalam reservoir-reservoir sebagai pusat penampungan air sementara untuk menjaga air yang didistribusikan agar tetap berada pada tekanan tertentu.

2.3 Definisi dan Persyaratan Air Bersih 2.3.1 Definisi Air Bersih

(10)

Air permukaan terdiri dari air sungai dan air danau. Air sungai adalah air hujan yang jatuh ke permukaan bumi dan mengalir melawati daerah aliran sungai. Daerah aliran sungai merupakan daerah yang dianggap sebagai wilayah dari suatu titik tertentu pada suatu sungai dan dipisahkan dari daerah aliran sungai sebelahnya oleh suatu pembagi atau punggung bukit yang dapat ditelusuri padapeta topografi. Air danau adalah air permukaan berasal dari air hujan atau air tanah yang keluar ke permukaan tanah dan terkumpul pada suatu titik yang relative rendah dan cekung. Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk keperluan pokok manusia dan kegiatan lainnya yang memerlukan air.

Kebutuhan air menentukan besaran sistem dan ditetapkan berdasarkan pemakaian air. Kebutuhan air yang diperlukan seseorang untuk minum saja adalah kecil. Kebutuhan perorangan untuk berbagai kegiatan domestik lainnya seperti untuk mandi, mencuci, memasak, dan peralatan lainnya jauh lebih besar. Kebutuhanyang demikian akan berbeda dari satu rumah tangga dengan rumah tangga yang lainnya, tergantung dari fasilitas air minum yang mereka punya. Dilain pihak, dalam keadaan surplus air, kebutuhan air akan berangsur-angsur meningkat sampai tercapai pemenuhan kebutuhan yang memuaskan.

(11)

416/Menkes/PER/IX/1990, Dalam Modul Gambaran Umum Penyediaan dan Pengolahan Air Minum Edisi Maret 2003 hal. 3 dari 41)

2.3.2 Persyaratan Kualitas

Persyaratan kualitas menggambarkan mutu dari air baku air bersih. Dalam Modul Gambaran Umum Penyediaan dan Pengolahan Air Minum Edisi Maret 2003 hal. 4-5 dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai berikut :

1. Persyaratan fisik

Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25oC, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 25oC ± 3oC.

2. Persyaratan kimiawi

Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah : pH, total solid, zat organik, CO2 agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, flourida (F), serta logam berat.

3. Persyaratan bakteriologis

Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yangmengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan tidak adanya bakteri E. coli atau fecal coli dalam air.

4. Persyaratan radioaktifitas

(12)

2.3.3 Persyaratan Kuantitas (Debit)

Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih. Kebutuhan air bersih masyarakat bervariasi, tergantung pada letak geografis, kebudayaan, tingkat ekonomi, dan skala perkotaan tempat tinggalnya.

2.3.4 Persyaratan Kontinuitas

(13)

harus tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam sistem harus tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan dimensi atau ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan agar kuantitas aliran terpenuhi.

2.3.5 Persyaratan Tekanan Air

Konsumen memerlukan sambungan air dengan tekanan yang cukup, dalam arti dapat dilayani dengan jumlah air yang diinginkan setiap saat. Untuk menjaga tekanan akhir pipa di seluruh daerah layanan, pada titik awal distribusi diperlukan tekanan yang lebih tinggi untuk mengatasi kehilangan tekanan karena gesekan, yang tergantung kecepatan aliran, jenis pipa, diameter pipa, dan jarak jalur pipa tersebut. Dalam pendistribusian air, untuk dapat menjangkau seluruh area pelayanan dan untuk memaksimalkan tingkat pelayanan maka hal wajib untuk diperhatikan adalah sisa tekanan air. Sisa tekanan air tersebut paling rendah adalah 5mka (meter kolom air) atau 0,5 atm (satu atm = 10 m), dan paling tinggi adalah 22mka (setara dengan gedung 6 lantai).

(14)

2.4 Bagian-bagian Sarana Air Bersih 1. Bak Penampung

Gambar 2.2 Bak Penampung

a. Bak penampung berfungsi sebagai penampung/penyimpanan air untuk problem naik turunnya kebutuhan air dan kecilnya sumber air, juga dapat memperbaiki mutu air melalui pengendapan, bak ini dapat pula berfungsi sebagai pelepas tekan.

b. Semua sudut dinding dibuat lengkung untuk memudahkan pembersihan. c. Pipa keluaran (Outlet) ke pipa transmisi harus dipasang kira-kira 5/20 cm

diatas lantai bak dan harus memakai saringan.

d. Pipa lubang peluap harus dipasang sedikit lebih tinggi daripada pipa masukan. Pipa peluap sekaligus bisa berfungsi sebagai lubang hawa, danharus berdiameter cukup besar untuk melayani aliran maksimum yang sudah diperhitungkan. (minimal 50 mm)

e. Atap/plafon bak harus mempunyai kemiringan yang cukup, sehingga air hujan tergenang di atasnya dan harus mempunyai lubang (Manhole) yang

(15)

2. Bak Penangkap Air

Gambar 2.3 Bak Penangkap Air a. Bak penangkap air berfungsi sebagai perlindungan air

b. Direncakan sederhana ekonomis dan bebas dari pencemaran.

c. Disarankan menggunakan beton campuran 1pc : 2ps : 3 kr karena bersif kedap air.

d. Tinggi maksimal bangunan didasarkan pada tinggi muka air maksimum ditambah ruang / tinggi bebas minimal 50 cm.

e. Bak penangkap air di lengkapi dengan pipa pengumpul air 3. Pipa Transmisi

(16)

Suatu jaringan yang berfungsi membawa air baku dari sumber ke lokasipengolahan dan atau dari bangunan pengumpul ke titik awal jaringan distribusi.

4. Pipa Distribusi

Gambar 2.5 Pipa Distribusi

Suatu jaringan perpipaan yang berfungsi mengalirkan air bersih dari titik akhir pipa transmisi menuju daerah pelayanan.

5. Jembatan Pipa

Gambar 2.6 Jembatan Pipa

(17)

semakin tinggi. Dari rumus Hazzen William bila besar maka debit air yang tersuplai akan semakin besar. Jenis konstruksi untuk jembatan pipa:

a. Tiang rangka beton pasangan batu kali b. Tiang beton cover pasangan bata c. Konstruksi tiang beton

d. Konstruksi tiang kayu

6. Reservoir

Gambar 2.7 Reservoir a. Kapasitas Reservoir Distribusi

Reservoir distribusi diperlukan untuk menyimpan air akibat adanya variasi pemakaian yang terjadi selama 24 jam. Kapasitas reservoir distribusi ini direncanakan sebesar 10/20% dari Kebutuhan air harian rata - rata.

b. Penempatan Reservoir

(18)

c. Konstruksi Reservoir

Konstruksi Reservoir direncanakan berdasarkan standar-standar yang berlaku di Indonesia. Konstruksi yang biasa di gunakan adalah konstruksi Baja. Reservoir ini harus tertutup untuk mencegah masuknya kotoran ke dalamnya. d. Perpipaan Reservoir

Pada reservoir ini harus dilengkapi dengan sistem perpipaan yang terdiri dari pipa inlet, outlet, overflow (peluap) dan blow out (penguras) serta dilengkapi pula dengan lubang manhole dan ventilasi. Perencanaan Ground Reservoir mempertimbangkan paket standar yang digunakan Departemen Permukiman Prasarana Wilayah. Namun, konsultan

7. Asesories Pipa a. Water Meter

Gambar 2.8 Water Meter

Water meter mempunyai fungsi untuk mengukur besarnya aliran air yang

(19)

1. Water meter yang dipasang didekat instalasi biasanya disebut water meter induk

2. Water meter yang dipasang pada zona pelayanan tertentu biasanya

disebut dengan water meter zoning

3. Water meter yang dipasang pada sambungan rumah disebut water meter pelanggan. Pemasangan water meter induk biasanya dilengkapi dengan

chamber guna menghindari gangguan dari luar dan dilengkapi bypass dengan

maksud jika water meter tersebut rusak atau ada gangguan air dapat dialirkan memalui bypass.

b. Pressure Gauges

Gambar 2.9 Pressure Gauge

Pressure Gauges berfungsi untuk mengatur tekanan air yang ada di dalam

pipa. Pressure gauges biasanya dipasang pada:

a) Rumah pompa, untuk kontrol bekerjanya pompa agar sesuai.

(20)

c. Katup Isolasi

Gambar 2.10 Katup Isolasi

Katup isolasi menggunakan standard gate valve. Katup butterfly mempunyai katup yang lebih kecil dan mudah dioperasikan, tetapi bila tidak dapat ditempatkan maka gate valve yang dipergunakan. Pada pipa induk dengan aliran secara gravitasi perlu dilengkapi gate valve dengan penutupan lambat agar dapat melindungai (mengurangi) gelombang air (water hammer).

Regulating Valves diperlukan bila aliran air atau besarnya tekanan perlu

dikontrol. Katup ini merupakan jenis Disc-valve atau Butterfly valves. Disc-valves dipergunakan dalam mengurangi besarnya tekanan tetapi pada bak pelepas tekan dipergunakan Butterfly valves.

d. Wash Out

Wash out dipasang pada jalur pipa distribusi induk dengan lokasi pada

(21)

Gambar 2.11 Wash Out

2.5 Model Jaringan Distribusi Air 2.5.1 Pengertian Model Secara Umum

Model bisa diartikan sebagai penggambaran sesuatu sehingga kita menjadi lebih jelas memahaminya. Di dalam model ada istilah simulasi, validasi, error (kesalahan). Simulasi adalah mencoba-coba berbagai alternatif, untuk melihat perubahan dan hasil yang terbentuk. Misalnya kita tidak menyukai letak pintu di depan, maka kita bisa mencobanya di samping kiri, disamping kanan, dan seterusnya. Bisa dibayangkan jika coba-coba tersebut dilakukan pada bangunan sesungguhnya (bukan model), betapa repot dan mahalnya coba-coba itu.

(22)

2.5.2 Aliran Fluida

Aliran dapat diklasifikasikan dalam banyak cara seperti turbulent, laminar, nyata, ideal, mampubalik, takmampubalik,stedi, takstedi, seragam, takseragam, rotasional, takrotasional.

Situasi aliran turbulent adalah yang paling sering terjadi dalam praktek perekayasaan. Dalam aliran turbulent partikel-pertikel, (masa-masa molar yang kecil) fluida bergerak dalam lintasan-lintasan yang sangat tidak teratur, dengan mengakibatkan pertukaran-pertukaran momentum dari satu bagian fluida ke bagian lainnya dengan cara yang agak menyerupai perpindahan momentum molekuler dalam skala yang lebih besar. Partikel fluida tersebut dapat berukuran dari sangat kecil (kira-kira beberapa ribu molekul) sampai sangat besar (beribu-ribu foot kubik dalam pusaran yang besar di sungai atau dalam hempasan udara atmosfer) dalam situasi yang alirannya dapat turbulent atau takturbulent (laminer). Turbulensi mengakibatkan tegangan geser yang lebih besar diseluruh fluida dan mengakibatkan lebih banyak ketakmampubalikan (irreversibilitas) atau kerugian. Juga, dalam aliran turbulent, kerugian tersebut sebanding dengan kecepatan dipangkatkan kurang lebih 1.7 sampai dengan 2. Dalam aliran laminar, kerugian sebanding dengan kecepatan dipangkatkan satu.

2.5.3 Jaringan Hidrolik

(23)

yang selanjutnya dikembangkan pada seluruh jaringan. 2.5.4 Sistem Perpipaan Sederhana

Sistem perpipaan sederhana memberikan gambaran awal untuk memahami sistem jaringan perpipaan. Adanya variasi total head yang melalui sebuah jaringan dapat dilihat pada rangkaian pipa yang disusun secara seri. Analisis pada pipa yang disusun secara paralel adalah merupakan aplikasi pertama dari kekekalan masa pada junction dan kekekalan energi pada pada rangkaian loop.

Rangkaian Pipa Seri

Seperti ditunjukkan pada gambar 2.1, sebuah jaringan pipa yang disusun secara seri yang memiki diameter yang berbeda-beda dan juga parameter kekasarannya. Total headloss adalah sama dengan jumlah headloss pada masing-masing bagian pipa atau:

Gambar 2.12 Rangkaian Pipa Seri

Rangkaian Pipa Paralel

(24)

junction dengan beberapa pipa.

Gambar 2.13 Rangkaian Pipa Paralel

Rangkaian Pipa bercabang

Analisis pipa bercabang melibatkan persamaan-persamaan yang lebih kompleks lagi. Misalnya untuk kasus seperti gambar 3.3 dimana pipa-pipa terangkaisecara paralel dan juga pada tiap titik mengalami percabangan.

Gambar 2.14 Analisis Pipa Bercabang

Headloss pada loop-loop tertututp yaitu loop I, II dan III adalah nol karena loop

(25)

unik. Sebuah pseudo-loop ditunjukkan antara dua reservoir dengan perbedaan energi antara dua lokasi adalah 200 feet. Arah loop positif didefinisikan untuk semua loop yang searah jarum jam. Dengan asumsi arah aliran seperti pada gambar 2.3 diatas.

2.5.5 Sistem Jaringan Pipa

Sistem jaringan pipa merupakan komponen utama dari sistem distribusi air bersih/minum suatu perkotaan.

Gambar 2.15 Contoh sistem jaringan pipa

Keterangan gambar 2.5:

Q1 = Debit aliran yang memasuki jaringan pipa

Q2 = Debit aliran yang memasuki jaringan pipa

Q3 = Debit aliran yang keluar dari jaringan pipa

Q4 = Debit aliran yang keluar dari jaringan pipa

(26)

- kebocoran

- lebih sering terjadi kerusakan pipa atau komponen lainnya

- besarnya tinggi energi yang hilang

- penurunan tingkat layanan penyediaan air bersih untuk konsumen

permasalahan-permasalahan di atas diperparah lagi dengan meningkatnya sambungan-sambungan baru untuk daerah-daerah permukiman tanpa memperhatikan kemampuan ketersediaan air dan kemampuan sistem jaringan air minum tersebut.

Jaringan pipa pengangkut air kompleks dapat dianalisis dengan cepat menggunakan persamaan Hazen Williams atau rumus gesekan lainnya yang sesuai. Perhitungan distribusi aliran pada suatu jaringan biasanya rumit karena harus memecahkan serangkaian persamaan hambatan yang tidak linear melalui prosedur yang iteratif. Kesulitan lainnya adalah kenyataan bahwa kebanyakan jaringan, arah aliran pipa tidak diketahui sehingga losses antara dua titik menjadi sukar untuk ditentukan. Dalam perancangan sebuah jaringan, aliran dan tekanan diberbagai titik menjadi persyaratan utama untuk menentukan ukuran pipa, sehingga harus diselesaikan dengan cara berurutan dan iterasi.

Sebuah jaringan yang terdiri dari sejumlah pipa mungkin membentuk sebuah loop, dimana pipa yang sama dipakai oleh dua loop yang berbeda, seperti terlihat

(27)

1. Aliran netto ke sebuah titik harus sama dengan nol. Ini berarti bahwa laju aliran ke sebuah titik pertemuan harus dengan laju aliran dari titik pertemuan yang sama.

2. Headlosses netto diseputar sebuah loop harus sama dengan nol. Jika sebuah

loop ditelusuri ke arah manapun, sambil mengamati perubahan akibat

gesekan atau losses yang lain, kita harus mendapatkan aliran yang setimbang ketika kembali ke kondisi semula (head dan tekanan) pada kondisi awal.

Prosedur untuk menentukan distribusi distribusi aliran dalam suatu jaringan meliputi penentuan aliran pada setiap sehingga kontinuitas pada setiap pertemuan terpenuhi (syarat 1). Selanjutnya Headlosses dari setiap loop dihitung dan jika tidak sama dengan nol maka aliran yang telah ditetapkan harus dikoreksi kembali dengan perkiraan dan metode iterasi yang disebut metode Hardy Cross.

2.6 EPANET

EPANET adalah program komputer yang menggambarkan simulasi hidrolis dan kecenderungan kualitas air yang mengalir di dalam jaringan pipa. Jaringan itu sendiri terdiri dari Pipa, Node (titik koneksi pipa), pompa, katub, dan tangki air atau reservoir. EPANET menjajaki aliran air di tiap pipa, kondisi tekanan air di tiap titik dan kondisi konsentrasi bahan kimia yang mengalir di dalam pipa selama dalam periode pengaliran. Sebagai tambahan, usia air (water age) dan pelacakan sumber dapat juga disimulasikan.

(28)

distribusi. Juga dapat digunakan untuk berbagai analisa berbagai aplikasi jaringan distribusi. Sebagai contoh untuk pembuatan design, kalibrasi model hidrolis, analisa sisa khlor, dan analisa pelanggan. EPANET dapat membantu dalam memanage strategi untuk merealisasikan qualitas air dalam suatu system. Semua itu mencakup

• Alternatif penggunaan sumber dalam berbagai sumber dalam satu

sistem

• Alternatif pemompaan dlm penjadwalan pengisian atau pengosongan

tangki.

• Penggunaan treatment, misal khlorinasi pada tangki penyimpan

• Pen-target-an pembersihan pipa dan penggantiannya.

Dijalankan dalam lingkungan windows, EPANET dapat terintegrasi untuk melakukan editing dalam pemasukan data, running simulasi dan melihat hasil running dalam berbagai bentuk (format), Sudah pula termasuk kode-kode

yang berwarna pada peta, tabel data-data, grafik, serta citra kontur. 2.6.1 Kemampuan model hidrolis.

Fasilitas yang lengkap serta pemodelan hidrolis yang akurat adalah salah satu langkah yang efektif dalam membuat model tentang pengaliran serta kualitas air. EPANET adalah alat bantu analisis hidrolis yang didalamnya terkandung kemampuan seperti :

• Kemampuan analisa yang tidak terbatas pada penempatan jaringan

• Perhitungan harga kekasaran pipa menggunakan persamaan Hazen

Williams, Darcy Weisbach, atau Chezy-Manning

(29)

• Pemodelan terhadap kecepatan pompa yang konstant maupun variable

• Menghitung energi pompa dan biaya (cost)

• Pemodelan terhadap variasi tipe dari valve termasuk shitoff, check,

pressure regulating, dan flow control valve

• Tesedia tangki penyimpan dengan berbagai bentuk (seperti

diameter yang bervariasi terhadap tingginya)

2.7 Penggunaan dan Kebutuhan Jumlah Air

Penggunaan air berbeda satu kota ke kota yang lain, tergantung pada cuaca, ciri-ciri lingkungan hidup, industrialisasi dan faktor-faktor lainnya. Pada suatu kota tertentu penggunaan air juga berubah dari musim kemusim, hari kehari, dan jam kejam. Dengan demikian dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air, kemungkinan penyediaan dan variasinya haruslah diperhitungkan secepat mungkin. Penggunaan air untuk kota dapat dibagi menjadi beberapa kategori :

a. Penggunaan Rumah Tangga adalah air yang digunakan ditempat-tempat hunian pribadi, rumah-rumah apartemen dan sebagainya, air ini biasanya dipergunakan untuk minum, mandi, penyiramann tanaman air untuk menyuci dan lain-lain.

b. Penggunaan Komersil dan Industri adalah air yang digunakan oleh badan-badan komersil dan industri. Air digunakan untuk keperluan indu stri.

(30)

sekolah-sekolah, rumah sakit, rumah-rumah ibadah, penyiraman jalan raya dan lain-lain.

d. Kehilangan dan pemborosan untuk air yang bocor dari sistem yang bersangkutan, kesalahan meteran, sambungan-sambungan yang tidak sah dan lain-lain yang tidak dihitung.

Menurut Ditjen Cipta Karya standar kebutuhan air ada 2 (dua) macam yaitu:

1. Standar kebutuhan air domestik

Standar kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air penduduk untuk kepentingan hidup sehari-hari seperti memasak, minum, mencuci dan keperluan rumah tangga dan lainnya. Satuan yang dipakai adalah liter/orang/hari.

Tabel 2.1 Penentuan Tingkat Layanan Air Baku

Uraian

(31)

3. Konsumsi Unit

20-30 20-30 20-30 20-30 20-30

5. Faktor hari Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU,1998

2. Standar kebutuhan air non domestik

Standar kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih diluar Keperluan rumah tangga.Kebutuhan air non domestik antara lain :

• Penggunaan komersil dan industri yaitu penggunaan air oleh

badan-badan komersil dan industri.

• Penggunaan umum yaitu penggunaan air untuk bangunan-bangunan

(32)

Kebutuhan air bersih non domestik dan beberapa sektor lain adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Kebutuhan Air Non Domestik

Sumber :Ditjen Cipta Karya, tahun 2000

Tabel 2.3 Kebutuhan Air Bersih Domestik Kategori Lain

Sumber :Ditjen Cipta Karya, tahun 2000

Tabel 2.3 Kebutuhan Air Bersih Domestik Kategori Lain

Gambar

Gambar 2.1 Lokasi Kota Medan
Gambar 4.2 Lokasi Kecamatan Medan Sunggal
Gambar 4.3 Peta Pelayanan PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal
Gambar 2.1 Denah PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal
+7

Referensi

Dokumen terkait

2015 PADA BAGIAN KESRA SCTDA KABUPATEN MUSI BANYUASIN. JRHXYANI, :

Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan atau menyerahkan harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka

[r]

[r]

[r]

Pembuatan website Tata Surya dengan menggunakan Macromedia Dreamweaver 4.0 diharapkan dapat memperluas cakupan bidang informasi di Internet khususnya untuk para pengguna Internet

Mutan padi beras merah toleran terhadap cekaman kekeringan yaitu pada penurunan kadar lengas tanah 75% pada karakter tinggi tanaman, jumlah anakan, umur panen, berat biji

Dan apabila ada orang-orang di desa Tenganan Pegringsingan, menjual daging hewan yang sudah mati lagi dipotong, atau menyembelih bangkung (babi betina yang sudah beranak) sama