• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADDENDUM DOK PENGADAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ADDENDUM DOK PENGADAAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

PELELANGAN UMUM (LELANG ULANG)

PENGADAAN BANTUAN LANGSUNG BENIH UNGGUL (BLBU) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TA. 2012

Nomor : ULP/POKJA-BLBU/ADD/UL/04/III/2012 Tanggal : 5 Maret 2012

I. DOKUMEN PENGADAAN

BAB I : Umum : cukup jelas

BAB II : Pengumuman Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi : cukup jelas

BAB III : Instruksi Kepada Peserta

1. Halaman 10, Point 15. Dokumen Penawaran, Point e. Dokumen penawaran teknis (hasil pemindaian/scan) yang terdiri dari :

HARUS DIBACA MENJADI :

2) Penyedia benih dapat bermitra dengan penangkar benih dan atau produsen benih dan atau pengedar/pedagang/penyalur benih. Kemitraan tersebut dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama yang diketahui oleh Kepala Institusi Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Tingkat Provinsi selaku Pembina Teknis Pengawasan Mutu Benih.

3) Pada saat dilakukan verifikasi lapangan, memiliki atau menguasai benih (Lampiran 8a dan Lampiran 8b) dengan rincian sebagai berikut :

a) Padi non hibrida minimal 30% dalam bentuk benih siap salur di gudang, yaitu benih yang sudah dipacking/bersertifikat atau benih yang sudah lulus uji laboratorium tapi belum dilabel/masih disimpan di bulk/silo, dan 30% dalam proses produksi/ penyediaan benih yaitu calon benih yang belum lulus uji laboratorium atau masih dalam pertanaman yang sudah dilakukan pemeriksaan lapangan kedua yang tercatat dalam Buku Induk Sertifikasi Institusi Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Tingkat Provinsi setempat, kecuali untuk produksi benih yang sudah dilakukan oleh produsen yang diberi sertifikat sistem mutu untuk melakukan sertifikasi mandiri.

(2)

2 c) Padi hibrida minimal 40% dalam bentuk benih di gudang;

d) Jagung hibrida minimal 50% dalam bentuk benih siap salur di gudang, yaitu benih yang sudah dipacking/bersertifikat atau benih yang sudah lulus uji laboratorium tapi belum dilabel/masih disimpan di bulk/silo, dan 30% dalam proses produksi/ penyediaan benih yaitu calon benih yang belum lulus uji laboratorium atau masih dalam pertanaman yang sudah dilakukan pemeriksaan lapangan kedua yang tercatat dalam Buku Induk Sertifikasi Institusi Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Tingkat Provinsi setempat, kecuali untuk produksi benih yang sudah dilakukan oleh produsen yang diberi sertifikat sistem mutu untuk melakukan sertifikasi mandiri;

e) Kedelai minimal 10% dalam bentuk benih siap salur di gudang, yaitu benih yang sudah dipacking/bersertifikat atau benih yang sudah lulus uji laboratorium tapi belum dilabel/masih disimpan di bulk/silo, dan 30% dalam proses produksi/ penyediaan benih yaitu calon benih yang belum lulus uji laboratorium atau masih dalam pertanaman yang sudah dilakukan pemeriksaan lapangan kedua yang tercatat dalam Buku Induk Sertifikasi Institusi Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Tingkat Provinsi setempat, kecuali untuk produksi benih yang sudah dilakukan oleh produsen yang diberi sertifikat sistem mutu untuk melakukan sertifikasi mandiri.

f) Apabila jumlah stok benih siap salur di gudang (lampiran 8a) melebihi persyaratan minimal, maka jumlah benih dalam proses (lampiran 8b) bisa dikurangi dengan kelebihan stok benih di gudang atau apabila jumlah stok benih siap salur di gudang sudah sama atau melebihi dari persyaratan minimal stok benih siap salur di gudang ditambah dengan jumlah benih minimal dalam proses produksi/penyediaan benih, maka persyaratan jumlah benih dalam proses tidak diperhitungkan lagi.

4) Memiliki rencana produksi/penyediaan benih padi non hibrida, padi lahan kering, jagung hibrida dan kedelai sebesar sisa yang harus dipenuhi sesuai paket, meliputi : lokasi, jadwal tanam, panen, luas areal, varietas, perkiraan produksi/penyediaan benih minimal sesuai rencana kontrak (Lampiran 9).

5) Memiliki kemampuan menyediakan sarana gudang (milik sendiri/sewa/ kerjasama/pinjam) dengan kapasitas minimal sebesar 30% padi non hibrida ditambah 10% benih padi lahan kering, ditambah 40% padi hibrida, ditambah 50% jagung hibrida, ditambah 10% benih kedelai, ditambah 25% dari total volume benih tersebut (Lampiran 10.a).

6) Memiliki kemampuan menyediakan sarana pengolahan benih antara lain berupa pengering, pembersih dan pengepakan (milik sendiri/sewa/kerjasama/ pinjam) dengan kapasitas minimal 50 ton per hari (lampiran 10.b).

(3)

3 2. Halaman 19, Point 27.11 Evaluasi Teknis Point b.2). Penilaian syarat teknis

minimal dilakukan terhadap :

HARUS DIBACA MENJADI :

b) Penyedia benih dapat bermitra dengan penangkar benih dan atau produsen benih dan atau pengedar/pedagang/penyalur benih. Kemitraan tersebut dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama yang diketahui oleh Kepala Institusi Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Tingkat Provinsi selaku Pembina Teknis Pengawasan Mutu Benih.

c) Pada saat dilakukan verifikasi lapangan, memiliki atau menguasai benih (Lampiran 8a dan Lampiran 8b) dengan rincian sebagai berikut :

- Padi non hibrida minimal 30% dalam bentuk benih siap salur di gudang, yaitu benih yang sudah dipacking/bersertifikat atau benih yang sudah lulus uji laboratorium tapi belum dilabel/masih disimpan di bulk/silo, dan 30% dalam proses produksi/ penyediaan benih yaitu calon benih yang belum lulus uji laboratorium atau masih dalam pertanaman yang sudah dilakukan pemeriksaan lapangan kedua yang tercatat dalam Buku Induk Sertifikasi Institusi Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Tingkat Provinsi setempat, kecuali untuk produksi benih yang sudah dilakukan oleh produsen yang diberi sertifikat sistem mutu untuk melakukan sertifikasi mandiri.

- Padi lahan kering minimal 10% dalam bentuk benih siap salur di gudang, yaitu benih yang sudah dipacking/bersertifikat atau benih yang sudah lulus uji laboratorium tapi belum dilabel/masih disimpan di bulk/silo, dan 40% dalam proses produksi/ penyediaan benih yaitu calon benih yang belum lulus uji laboratorium atau masih dalam pertanaman yang sudah dilakukan pemeriksaan lapangan kedua yang tercatat dalam Buku Induk Sertifikasi Institusi Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Tingkat Provinsi setempat, kecuali untuk produksi benih yang sudah dilakukan oleh produsen yang diberi sertifikat sistem mutu untuk melakukan sertifikasi mandiri.

- Padi hibrida minimal 40% dalam bentuk benih di gudang;

(4)

4 - Kedelai minimal 10% dalam bentuk benih siap salur di gudang, yaitu benih yang sudah dipacking/bersertifikat atau benih yang sudah lulus uji laboratorium tapi belum dilabel/masih disimpan di bulk/silo, dan 30% dalam proses produksi/ penyediaan benih yaitu calon benih yang belum lulus uji laboratorium atau masih dalam pertanaman yang sudah dilakukan pemeriksaan lapangan kedua yang tercatat dalam Buku Induk Sertifikasi Institusi Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Tingkat Provinsi setempat, kecuali untuk produksi benih yang sudah dilakukan oleh produsen yang diberi sertifikat sistem mutu untuk melakukan sertifikasi mandiri.

- Apabila jumlah stok benih siap salur di gudang (lampiran 8a) melebihi persyaratan minimal, maka jumlah benih dalam proses (lampiran 8b) bisa dikurangi dengan kelebihan stok benih di gudang atau apabila jumlah stok benih siap salur di gudang sudah sama atau melebihi dari persyaratan minimal stok benih siap salur di gudang ditambah dengan jumlah benih minimal dalam proses produksi/penyediaan benih, maka persyaratan jumlah benih dalam proses tidak diperhitungkan lagi.

d) Memiliki rencana produksi/penyediaan benih padi non hibrida, padi lahan kering, jagung hibrida dan kedelai sebesar sisa yang harus dipenuhi sesuai paket, meliputi : lokasi, jadwal tanam, panen, luas areal, varietas, perkiraan produksi/penyediaan benih minimal sesuai rencana kontrak (Lampiran 9).

e) Memiliki kemampuan menyediakan sarana gudang (milik sendiri/sewa/ kerjasama/pinjam) dengan kapasitas minimal sebesar 30% padi non hibrida ditambah 10% benih padi lahan kering, ditambah 40% padi hibrida, ditambah 50% jagung hibrida, ditambah 10% benih kedelai, ditambah 25% dari total volume benih tersebut (Lampiran 10.a).

f) Memiliki kemampuan menyediakan sarana pengolahan benih antara lain berupa pengering, pembersih dan pengepakan (milik sendiri/sewa/kerjasama/ pinjam) dengan kapasitas minimal 50 ton per hari (lampiran 10.b).

g) Surat Pernyataan Asli, bermaterai Rp.6.000,- mengenai kesiapan perusahaan untuk dilakukan pembuktian kualifikasi lapangan terkait keabsyahan dan kebenaran persyaratan dokumen penawaran teknis.

BAB IV : Lembar Data Pemilihan (LDP) : cukup jelas

BAB V : Lembar Data Kualifikasi (LDK) : cukup jelas

BAB VI : Bentuk Dokumen Penawaran :

Halaman 43, C. Bentuk Dokumen Penawaran Teknis

(5)

5 2. Penyedia benih dapat bermitra dengan penangkar benih dan atau produsen benih dan atau pengedar/pedagang/penyalur benih. Kemitraan tersebut dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama yang diketahui oleh Kepala Institusi Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Tingkat Provinsi selaku Pembina Teknis Pengawasan Mutu Benih.

3. Pada saat dilakukan verifikasi lapangan, memiliki atau menguasai benih (Lampiran 8a dan Lampiran 8b) dengan rincian sebagai berikut :

a) Padi non hibrida minimal 30% dalam bentuk benih siap salur di gudang, yaitu benih yang sudah dipacking/bersertifikat atau benih yang sudah lulus uji laboratorium tapi belum dilabel/masih disimpan di bulk/silo, dan 30% dalam proses produksi/ penyediaan benih yaitu calon benih yang belum lulus uji laboratorium atau masih dalam pertanaman yang sudah dilakukan pemeriksaan lapangan kedua yang tercatat dalam Buku Induk Sertifikasi Institusi Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Tingkat Provinsi setempat, kecuali untuk produksi benih yang sudah dilakukan oleh produsen yang diberi sertifikat sistem mutu untuk melakukan sertifikasi mandiri.

b) Padi lahan kering minimal 10% dalam bentuk benih siap salur di gudang, yaitu benih yang sudah dipacking/bersertifikat atau benih yang sudah lulus uji laboratorium tapi belum dilabel/masih disimpan di bulk/silo, dan 40% dalam proses produksi/ penyediaan benih yaitu calon benih yang belum lulus uji laboratorium atau masih dalam pertanaman yang sudah dilakukan pemeriksaan lapangan kedua yang tercatat dalam Buku Induk Sertifikasi Institusi Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Tingkat Provinsi setempat, kecuali untuk produksi benih yang sudah dilakukan oleh produsen yang diberi sertifikat sistem mutu untuk melakukan sertifikasi mandiri.

c) Padi hibrida minimal 40% dalam bentuk benih di gudang;

d) Jagung hibrida minimal 50% dalam bentuk benih siap salur di gudang, yaitu benih yang sudah dipacking/bersertifikat atau benih yang sudah lulus uji laboratorium tapi belum dilabel/masih disimpan di bulk/silo, dan 30% dalam proses produksi/ penyediaan benih yaitu calon benih yang belum lulus uji laboratorium atau masih dalam pertanaman yang sudah dilakukan pemeriksaan lapangan kedua yang tercatat dalam Buku Induk Sertifikasi Institusi Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Tingkat Provinsi setempat, kecuali untuk produksi benih yang sudah dilakukan oleh produsen yang diberi sertifikat sistem mutu untuk melakukan sertifikasi mandiri;

(6)

6 f) Apabila jumlah stok benih siap salur di gudang (lampiran 8a) melebihi persyaratan minimal, maka jumlah benih dalam proses (lampiran 8b) bisa dikurangi dengan kelebihan stok benih di gudang atau apabila jumlah stok benih siap salur di gudang sudah sama atau melebihi dari persyaratan minimal stok benih siap salur di gudang ditambah dengan jumlah benih minimal dalam proses produksi/penyediaan benih, maka persyaratan jumlah benih dalam proses tidak diperhitungkan lagi.

4. Memiliki rencana produksi/penyediaan benih padi non hibrida, padi lahan kering, jagung hibrida dan kedelai sebesar sisa yang harus dipenuhi sesuai paket, meliputi : lokasi, jadwal tanam, panen, luas areal, varietas, perkiraan produksi/penyediaan benih minimal sesuai rencana kontrak (Lampiran 9).

5. Memiliki kemampuan menyediakan sarana gudang (milik sendiri/sewa/ kerjasama/pinjam) dengan kapasitas minimal sebesar 30% padi non hibrida ditambah 10% benih padi lahan kering, ditambah 40% padi hibrida, ditambah 50% jagung hibrida, ditambah 10% benih kedelai, ditambah 25% dari total volume benih tersebut (Lampiran 10.a).

6. Memiliki kemampuan menyediakan sarana pengolahan benih antara lain berupa pengering, pembersih dan pengepakan (milik sendiri/sewa/kerjasama/ pinjam) dengan kapasitas minimal 50 ton per hari (lampiran 10.b).

7. Surat Pernyataan Asli, bermaterai Rp.6.000,- mengenai kesiapan perusahaan untuk dilakukan pembuktian kualifikasi lapangan terkait keabsyahan dan kebenaran persyaratan dokumen penawaran teknis.

BAB VII : Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikasi : cukup jelas

BAB VIII : Tata Cara Evaluasi Kualifikasi : cukup jelas

BAB IX : Bentuk Kontrak : cukup jelas

BAB X : Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) : cukup jelas

BAB XI : Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) : cukup jelas

BAB XII : Spesifikasi Teknis :

Perubahan Final Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan/Kerja (KAK); Lampiran 8.b dan Tabel Persyaratan Minimal Stok Benih di Gudang dan Dalam Proses selengkapnya sebagaimana terlampir.

BAB XIII : Daftar Kuantitas dan Harga : cukup jelas

(7)

7 Ketentuan-ketentuan lain dalam Dokumen Pengadaan Nomor ULP/POKJA-BLBU/ 01/ II/ 2012 tanggal 28 Februari 2012 yang tidak dirubah dalam Addendum Dokumen Pengadaan ini, dinyatakan masih tetap berlaku.

Demikian Addendum Dokumen Pengadaan ini dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) yang diumumkan pada website LPSE Kementerian Pertanian dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan tahap pelelangan selanjutnya dan merupakan satu kesatuan dengan Dokumen Pengadaan.

Menyetujui :

A.n. Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan,

TTD

Zainal Fahmi, SE NIP. 19680306 199803 1 001

Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU)

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA. 2012,

TTD

Hidayat. AR

Referensi

Dokumen terkait

Keywords: Preventive maintenance; Delayed alternating renewal process; Proportional-hazards model; Proportional-intensities model; Bayesian methods;

Alat yang dirancang memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan penelitian serupa yang sudah pernah dilakukan sebelumnya yaitu, pada sistem yang telah

Sedangkan nilai kearifan lokal pada kawasan sekitar Danau Toba itu sendiri sudah mulai luntur sebagai contoh nilai-nilai kearifan lokal budaya suku Batak membuat fungsi Danau

Dari hasil diskusi dengan mitra KWT Sari Rejo III yang memperoduksi keripik usus pepaya, kendala yang dihadapi pada proses produksi keripik usus pepaya adalah

67,70, dan tindakan III nilai rata-rata aktivitas menulis karangan narasi siswa adalah 73,95. Nilai rata-rata yang dicapai tersebut menunjukan bahwa aktivitas

L’UTILISATION DU MÉDIA CARTE D’IDENTITÉ POUR AMÉLIORER LA COMPETENCE DE LA PRODUCTION ÉCRITE. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat dan memindahkan ikan ke dalam kolam lain dan melakukan penjemuran kolam yang terjangkit penyakit selama