commit to user
i
PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP IMPLEMENTASI
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA BAGIAN
SPINNING
P.T. TYFOUNTEX INDONESIA SUKOHARJO
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Dian Aulia Rahmah R.0208017
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
commit to user
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, Juni 2012
commit to user
iv
ABSTRAK
Dian Aulia Rahmah, R.0208017, 2012. Pengaruh Pengetahuan terhadap
Implementasi Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Bagian Spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo. Skripsi. Program D.IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Tujuan: Untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh pengetahuan terhadap
implementasi APD pada pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo.
Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik
menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Sampel yang menjadi objek penelitian berjumlah 60 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi untuk mengetahui karakteristik responden, mengukur pengetahuan, dan implementasi APD. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik chi square dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.0.
Hasil: Dari hasil analisis dengan uji chi square diketahui bahwa nilai sig. sebesar
0,000 atau lebih kecil dari 0,01 (p < 0,01).
Simpulan: Ada pengaruh pengetahuan terhadap implementasi APD pada pekerja
bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo sebesar 51,1%. Untuk penelitian lebih lanjut perlu pengkajian terhadap faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap implementasi APD di tempat kerja.
commit to user
v
ABSTRACT
Dian Aulia Rahmah, R.0208017, 2012. The Effect of Knowledge on the
Self-Protection Apparatus (APD) Implementation i of
P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo. Mini Thesis, D.IV Occupational Health and Safety, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta.
Objective: This research aimed to find out and to study the effect of knowledge
on the
Self-Employees of P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo.
Methods: This study used an analytical observational type of research with
cross-sectional approach. The sampling technique was simple random sampling. The sample was 60 employees. The data was collected by questionnaire and observation sheet to find out the characteristic of respondent, to measure knowledge and APD implementation. Analyzing data by chi square used SPSS version 16.0 computer program.
Result :The result of analysis showed the significance value of 0.000 or lower
than 0.01 (p < 0.01).
Conclusion: There was an effect of knowledge on the on the Self-Protection
Indonesia Sukoharjo of 51.1%. For further research, there should be a research on other factors affecting the implementation of APD in the workplace.
commit to user
vi
PRAKATA
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
terhadap Implementasi Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Bagian Spinning
memenuhi salah satu syarat tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Keberhasilan penyelesaian penelitian sampai dengan tersusunnya skripsi ini atas bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan bimbingan dan dukungan, baik secara material maupun spiritual kepada penulis. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., S.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Ipop Sjarifah, Dra., M.Si., selaku Ketua Program D.IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Maret Surakarta.
3. Bapak Hardjono, Drs., M.Si., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dwi Surya Supriyana, dr., M.Kes., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Sumardiyono, S.K.M., M.Kes., selaku penguji yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.
6. Staf pengajar dan karyawan Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Bapak Kartono, Bsc, selaku Kabag. Personalia P.T. Tyfountex Indonesia. 8. Staf dan karyawan P.T. Tyfountex Indonesia.
9. Ayah, Ibu, Kakak dan Adikku yang telah memberikan dukungan dan doa restunya.
10.Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih sangat jauh dari
dan kritik demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.
Surakarta, Juni 2012 Penulis,
commit to user
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
PRAKATA ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 7
B. Kerangka Pemikiran ... 15
C. Hipotesis ... 16
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 17
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17
commit to user
viii
D. Teknik Sampling ... 17
E. Sampel Penelitian ... 18
F. Desain Penelitian ... 19
G. Identifikasi Variabel Penelitian ... 20
H. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 20
I. Alat dan Bahan Penelitian ... 21
J. Cara Kerja Penelitian ... 21
K. Teknik Analisis Data ... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 23
B. Karakteristik Subjek Penelitian ... 25
C. Hasil Pengukuran Pengetahuan ... 27
D. Hasil Pengukuran Implementasi APD ... 27
E. Uji Pengaruh Pengetahuan terhadap Implementasi APD... 28
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian ... 29
B. Pengetahuan ... 31
C. Implementasi APD ... 32
D. Pengaruh Pengetahuan terhadap Implementasi APD ... 33
E. Keterbatasan Penelitian ... 34
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 35
commit to user
ix
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ... 26
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.... ... 26
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja. ... 27
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan . 27
Tabel 5 Hasil Pengukuran Pengetahuan ... 28
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
Lampiran 3. Lembar Observasi
Lampiran 4. Hasil Penelitian
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat
kerja perlu dikembangkan dan ditingkatkan dalam rangka menekan serendah
mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang akan timbul akibat hubungan
kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi (Pusat Kesehatan Kerja,
2008).
Dalam undang-undang no 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa tempat kerja adalah tiap ruangan atau
lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja
bekerja atau sering dimasuki kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya termasuk tempat kerja adalah
seluruh ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan
bagian-bagian atau berhubungan dengan tempat kerja (Departemen Tenaga
Kerja RI, 1970). Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa hampir semua
tempat kerja harus menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
terutama tempat kerja yang mengandung satu atau lebih sumber bahaya guna
menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja serta alat-alat yang ada di tempat
kerja tersebut (Budiono, 2003).
Dalam dunia kerja, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sangat
commit to user
2
bagi kesehatan dan keselamatan kerja seperti pada industri tekstil, atau
industri-industri lainnya. Pada umumnya perusahaan telah menerapkan sistem
menejemen K3, yang didalamnya juga terdapat ketentuan-ketentuan
dalam penggunaan APD. Namun, pada kenyataannya APD tidak selalu
pekerja kenakan pada saat bekerja, banyak ditemukan pekerja yang tidak
menggunakan APD (Ridley, 2006).
Menurut Ridley (2006), pekerja tidak memakai APD karena berbagai hal,
misalnya para pekerja tidak nyaman menggunakan APD serta belum paham
dengan resiko pekerjaan yang ada, juga di dalam beberapa kasus
hanya bersifat kronik sehingga ada anggapan bahwa penggunaan APD tidak
diperlukan. Hal ini juga menjadi salah satu faktor peristiwa gunung es, di
mana risiko akibat kerja yang dialami sangat jarang terungkap, di mana
apabila pekerja mengabaikan penggunaan APD maka mengalami kerugian
akibat kerja baik berupa material, Penyakit Akibat Kerja (PAK) maupun
kecelakan kerja (Ridley, 2006).
Alat pelindung diri didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk
melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya
kontak dengan bahaya (hazard) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia,
biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lain-lain. APD merupakan salah
satu bentuk upaya dalam menanggulangi resiko akibat kerja. Kesadaran
pekerja juga menjadi faktor yang penting, dalam hal kesadaran inilah yang
merupakan kelemahan dari pekerja dan mengingat latar belakang pendidikan
commit to user
3
diperoleh dari pengalaman langsung tanpa pendalaman teori. Penggunaan
APD merupakan salah satu masalah di dalam dunia kerja. Hal tersebut dapat
menambah tingkat risiko kerugian baik berupa material maupun non-material.
Sebagai contoh, jika terjadi kecelakaan pada pekerja tentunya akan menjadi
kerugian bagi pekerja (Silalahi dalam Panggabean, 2008).
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, pengetahuan tentang
manfaat sesuatu hal akan mempunyai sikap yang positif terhadap hal tersebut.
Selanjutnya sikap yang positif akan turut serta dalam kegiatan akan menjadi
tindakan apabila mendapat dukungan sosial dan tersedianya fasilitas. Faktor
yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur, jenis kelamin, pendidikan,
lama kerja (Azwar, 2003). Berdasarkan teori di atas pengetahuan akan suatu
hal cenderung disertai dengan penerapan sikap. Tentunya hal ini berperan
penting dalam penggunaan APD pada saat bekerja, sehingga dengan adanya
perlindungan keselamatan, karyawan dapat mewujudkan produktifitas yang
optimal.
Hasil penelitian menurut Latifatul Mufarokhah (2006) di unit spinning
P.T. Primatexco Indonesia Batang bahwa ada hubungan pengetahuan
keselamatan kerja dengan pelaksanaan pencegahan kecelakaan kerja.
Penelitian mengenai penggunaan APD juga pernah dilakukan oleh Reid
(2011) Universitas Ottawa yang menyebutkan bahwa pengetahuan tentang
APD berperan penting dalam pemakaian APD di tempat kerja.
P.T. Tyfountex Indonesia adalah pabrik tekstil yang memiliki beberapa
commit to user
4
benang menjadi gulungan benang sebagai bahan baku kain. Pekerja
ditargetkan untuk menyelesaikan sejumlah gulungan benang perhari yang
sama, tetapi terdapat perbedaan waktu penyelesaian target antara pekerja
yang satu dengan lainnya. P.T. Tyfountex Indonesia telah menyediakan alat
pelindung diri bagi pekerja, yang berfungsi untuk melindungi pekerja pada
saat bekerja, akan tetapi banyak ditemui pekerja yang tidak memakai APD
pada saat bekerja.
Pada survei awal penulis melakukan wawancara terhadap kepala bagian
spinning di P.T. Tyfountex Indonesia dan didapatkan informasi bahwa
pekerja di bagian spinning berasal dari latar pendidikan SMP dan SMA,
sehingga pengetahuan pekerja mengenai alat pelindung diri belum maksimal,
dan sering ditemukan pekerja yang tidak menggunakan APD pada saat
bekerja, dan beberapa pekerja mengalami keluhan-keluhan yang berhubungan
dengan kesehatan mereka.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengadakan penelitian
mengenai pengaruh pengetahuan terhadap implementasi Alat Pelindung Diri
(APD) pada pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang disusun pertanyaan penelitian :
Adakah pengaruh pengetahuan terhadap implementasi Alat Pelindung Diri
commit to user
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk membuktikan secara empiris adanya pengaruh pengetahuan
terhadap implementasi Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja bagian
spinning P.T. Tyfountex Indonesia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui implementasi APD pada pekerja bagian spinning P.T.
Tyfountex Indonesia Sukoharjo.
b. Mengetahui kepatuhan pekerja dalam mengimplementasikan APD di
bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo.
c. Menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap implementasi APD pada
pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo.
D. Manfaat Penelitian
1.Teoritis :
Diharapkan dapat sebagai informasi tentang pengaruh pengetahuan
terhadap implementasi APD yang dapat menunjang keselamatan kerja di
industri tekstil.
2.Aplikatif :
Dari hasil penelitian ini diharapkan :
a. Dapat sebagai masukan bagi pengurus dalam mengimplementasikan
commit to user
6
b. Pimpinan perusahaan dapat menyediakan alat pelindung diri yang
memenuhi standar bagi keperluan karyawan di bagian spinning.
c. Pekerja dapat menyadari pentingnya alat pelindung diri dalam
melakukan pekerjaan.
d. Informasi ini dapat sebagai pencegah timbulnya kecelakaan kerja serta
penyakit akibat kerja yang ditimbulkan apabila tidak memakai APD
commit to user
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui (Pamungkas, 2000). Pengertian lain menurut
Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang dalam
hal ini pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan
commit to user
8
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di
sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
commit to user
9
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya
dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan, dan sebagainnya terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu meteri atau objek. Penilaian didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria -
kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui
atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas
(Notoatmodjo, 2005).
Menurut Azwar (2000), faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah :
a. Umur,
b. Jenis kelamin,
commit to user
10
d. Lama kerja,
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang
dapat dipengaruhi oleh beberapa beberapa faktor, yaitu :
a. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang
lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan
seseorang.
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan sesorang.
Secara umum seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan
seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
c. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu, keyakinan bisa mempengaruhi
pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif atau negatif.
d. Fasilitas
Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, buku,
commit to user
11
e. Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan
seseorang, namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia
akan mampu menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber
informasi.
f. Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap
sesuatu.
2. Implementasi Alat Pelindung Diri (APD)
Implementasi yaitu merupakan proses untuk melaksanakan ide,
tindakan, proses atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain
dapat menerima dan melakukan penyesuaian demi terciptanya suatu tujuan
yang bisa tercapai dengan jaringan pelaksana yang bisa dipercaya
(Setiawan, 2004). Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi,
tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem untuk mencapai tujuan
kegiatan (Usman, 2002).
Alat pelindung diri adalah seperangkat alat keselamatan yang
digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya
dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja
terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2008).
Adapun penggunaan APD harus memberikan perlindungan yang kuat
commit to user
12
meliputi sarung tangan, masker, pelindung mata, gaun, kap, apron, dan
alas kaki. APD yang sangat efektif adalah yang terbuat dari kain yang di
olah atau bahan sintesis yang dapat menahan air, darah, dan cairan lain
yang menembusnya (Ridley, 2006).
a. Sarung tangan
Sarung tangan dipakai untuk melindungi tangan pekerja agar aman
dalam melakukan pekerjaannya.
b. Masker
Masker digunakan untuk melindungi pernafasan pekerja agar terhindar
dari masuknya serat-serat kain ke dalam saluran pernafasan.
c. Pelindung mata
Pelindung mata digunakan apabila ada kemungkinan masuknya
serat-serat kain ke dalam mata.
d. Gaun penutup
Dipakai untuk melindungi pakaian pekerja agar tidak kotor pada saat
bekerja.
e. Kap (penutup rambut)
Dipakai untuk menutup rambut dan kepala, tujuan utamanya untuk
commit to user
13
f. Apron
Apron dibuat dari karet atau plastik sebagai suatu pembatas dibagian
depan pekerja. Apron dipakai untuk mengantisipasi kemungkinan
adanya cedera.
g. Sumbat telinga (ear plug)
Digunakan untuk mengurangi intensitas suara yang masuk ke dalam
telinga.
h. Alas kaki
Alas kaki dipakai utuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda tajam
atau dari cairan yang jatuh atau menetes ke kaki. Sepatu boot dari karet
atau kulit lebih melindungi, tetapi harus selalu bersih dan bebas dari
kontaminasi cairan yang berbahaya (Ridley, 2006).
Menurut Sirait (2005) APD yang efektif yaitu :
a. Sesuai dengan bahaya yang dihadapi,
b. Terbuat dari material yang akan tahan terhadap bahaya tersebut,
c. Cocok bagi orang yang akan menggunakannya,
d. Tidak mengganggu kerja karyawan yang sedang bertugas,
e. Memiliki konstruksi yang sangat kuat,
f. Tidak mengganggu APD lain yang sedang dipakai secara bersamaan,
commit to user
14
Penggunaan APD dapat mengurangi tingkat keparahan dari suatu
kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja, sehingga
perlu dilakukan upaya untuk peningkatan penggunaan APD (Jeyaratnam,
2010).
3. Pengaruh Pengetahuan terhadap Implementasi Alat Pelindung Diri
(APD)
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, pengetahuan
seseorang tentang manfaat sesuatu hal akan menyebabkan ia mempunyai
sikap yang positif terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap yang positif
akan turut serta dalam kegiatan dan menjadi tindakan. Faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, lama
kerja (Pamungkas, 2000). Pengetahuan berperan penting dalam
mengimplementasikan APD pada saat bekerja, sehingga dengan adanya
pemakaian APD pada saat bekerja merupakan perlindungan keselamatan,
dan karyawan dapat mewujudkan produktivitas yang optimal (Sugiyono,
2003 ).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pudjowati pada tahun 1998,
ada pengaruh pengetahuan pekerja terhadap perilaku penggunaan APD.
Pemakaian APD merupakan salah satu perilaku aman, pengetahuan
keselamatan adalah sesuatu yang perlu tetapi bukan merupakan faktor
yang cukup kuat untuk mengubah perilaku, karena tidak jarang mereka
yang mempunyai pengetahuan tinggi cenderung bertindak ceroboh.
commit to user
15
untuk mengubah perilaku, namun perlu diikuti dengan niat yang kuat,
sehingga seorang pekerja akan bertindak sesuai dengan tingkatan
pengetahuannya. Perilaku bekerja pada dasarnya dipengaruhi oleh
pengetahuan yang juga menjadi dasar prinsip dalam kehidupan sehari-hari.
(Mufarokhah, 2008).
B. Kerangka Pemikiran
Dari teori di muka, dapat dibuat kerangka pemikiran pengaruh pengetahuan
terhadap implementasi APD sebagai berikut :
Keterangan :
: Tidak diteliti
: Diteliti
Pengetahuan
Faktor Internal : Umur
Jenis Kelamin
Tindakan :
Implementasi Alat
Pelindung Diri (APD) Sikap
commit to user
16
C. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah :
pengaruh pengetahuan terhadap implementasi Alat Pelindung Diri
commit to user
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional
analitik dengan pendekatan cross sectional.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di P.T. Tyfountex Indonesia bagian spinning,
dimulai pada 27 April s/d 9 Mei 2012.
C. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja bagian spinning yang
berjumlah 153 pekerja.
D. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling, yaitu
pengambilan sampel secara acak sehingga individu dalam populasi mendapat
kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel (Sugiyono,
commit to user
18
E. Sampel Penelitian
Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi digunakan rumus :
n = N
1+N (d2)
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,1).
(Notoatmodjo, 2002).
n = 153
1+153 (0,12)
commit to user
19
F. Desain Penelitian
Populasi
Simple random sampling
Pengetahuan Kurang Baik Pengetahuan Baik
Tidak Menggunakan APD saat bekerja Menggunakan
APD saat bekerja
Uji Chi Square Tidak
Menggunakan APD saat bekerja Menggunakan
APD saat bekerja
Sampel
commit to user
20
G. Identifikasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel-variabelnya adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas : pengetahuan.
2. Variabel terikat : implementasi APD.
3. Variabel pengganggu : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama
kerja.
H. Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas : Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pekerja mengenai
dasar-dasar APD dan pentingnya penggunaan APD saat bekerja pada
bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia.
Alat ukur : Kuesioner & Checklist
Kategori : Pengetahuan baik, bila jawabannya 80% benar
Pengetahuan kurang, bila jawabannya yang < 80% benar
(Faisal, 2008).
Skala pengukuran : Nominal
b. Variabel Terikat : Implementasi APD
Implementasi APD yaitu proses melaksanakan penggunaan APD saat
bekerja pada pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia.
Alat ukur : Kuesioner & Checklist
Kategori : 1. Menggunakan APD (jika menggunakan APD
saat bekerja)
commit to user
21
menggunakan APD selama 8 jam kerja/tidak
menggunakan sama sekali)
Skala pengukuran : Nominal
I. Alat dan Bahan Penelitian
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk melakukan pengamatan dalam rangka
mendapatkan data atau fakta yang terjadi di lapangan, berkaitan dengan
sikap penggunaan APD pada karyawan bagian spinning P.T. Tyfountex
Indonesia.
2. Kuesioner
Dalam penelitian ini digunakan 2 macam kuesioner, yaitu :
a. Kuesioner pengetahuan,
b. Kuesioner implemenasi APD.
J. Cara Kerja Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pembuatan kuesioner dan lembar observasi.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Peneliti memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan
penelitian ke pihak perusahaan dan karyawan yang akan dijadikan
sampel penelitian (responden).
commit to user
22
c. Melakukan pengamatan selama proses kerja, yaitu mengamati
responden dalam mengimplementasikan penggunaan APD.
d. Pengumpulan kuesioner, kemudian memberi skor dan memasukkan
hasil scoring ke dalam kategori yang sudah ditentukan oleh peneliti.
K. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan uji statistik Chi Square menggunakan
program SPSS versi 16.0, dengan interpretasi hasil sebagai berikut :
1.
2. Jika p > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.
3. Jika p > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan
commit to user
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
P.T. Tyfountex Indonesia didirikan pada tahun 1973 dengan alamat
Desa Gumpang Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa
Tengah. P.T. Tyfountex merupakan industri tekstil integrated (pabrik
tekstil terpadu) yang memproduksi mulai dari spinning (pemintalan),
weaving (penenunan), dyeing (pencelupan dan pewarnaan), sampai
garment (pakaian jadi). Adapun visi dan misi P.T.Tyfountex Indonesia
sebagai berikut :
1. Visi
Menjadi salah satu perusahaan yang mampu berkembang dan bersaing
baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri dan dapat membantu
program pemerintah dalam hal yang berkaitan dengan pengelolaan
sumber daya manusia.
2. Misi
a. Memperbaiki kinerja semua karyawan melalui penerapan
kedisiplinan dalam bekerja dan ketika berada di lingkungan
perusahaan.
b. Pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia dengan
commit to user
24
c. merealisasikan penciptaan sumber daya manusia yang unggul dan
berdaya saing.
d. Meningkatkan kualitas produk agar mampu bersaing di pasar,
sehingga kelangsungan hidup perusahaan tetap terjaga.
Spinning (pemintalan) merupakan proses pembuatan benang, di mana
sejumlah serat disejajarkan satu dengan yang lain dan dibentuk menjadi
ukuran tertentu, lalu dipilih agar serat-serat tidak lepas sehingga dihasilkan
benang. Adapun proses produksi pemintalan secara umum melalui
tahap-tahap sebagai berikut :
a. Pembukaan, memisahkan serat-serat mentah yang menggumpal menjadi
serat-serat tunggal.
b. Mencampur jumbai-jumbai serat.
c. Membersihkan dan membuang benda-benda asing dalam serat mentah.
d. Carding, memisahkan serat-serat pendek dari serat panjang dengan
penyisiran.
e. Doubling, saling menutup ikatan-ikatan serat.
f. Drafting/peregangan, ini merupakan penarikan untuk mencapai berat
tiap satuan panjang tertentu yang dikehendaki.
g. Winding/penggulungan, ini merupakan lanjutan setelah terbentuk
benang guna menghindari kerusakan benang.
Untuk meningkatan produktivitas kerja, P.T. Tyfountex telah
commit to user
25
penggunaan APD pada saat bekerja, tetapi ditemukan sebagian besar
pekerja pada bagian spinning tidak menggunakan APD pada saat bekerja.
B. Karakteristik Subjek Penelitian
1. Umur
Dari 60 responden di bagian spinning, diperoleh distribusi umur
sebagai berikut :
Tabel 1. Distribusi Umur Responden di Bagian Spinning P.T. Tyfountex Indonesia Tahun 2012
Umur
(Tahun)
Bagian Spinning
Frekuensi Persentase (%) Mean Modus
21-30 16 26,67 34,01 32
31-40 36 60
41-50 8 13,33
Jumlah 60 100
Persentase umur responden terbanyak adalah pada usia 31 40 tahun
yaitu sebanyak 36 orang (60 %) dari total 60 responden. Rata-rata
umur responden 34 tahun, dan umur yang paling banyak adalah 32
tahun. Umur minimal responden adalah 21 tahun, dan maksimal 50
tahun.
2. Jenis Kelamin
Dari 60 responden di bagian spinning, diperoleh distribusi jenis
commit to user
26
Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin Responden di BagianSpinnning
P.T. Tyfountex Indonesia Tahun 2012
Jenis Kelamin Bagian Spinnning
Frekuensi Persentase
(%)
Laki-laki 25 41,67
Perempuan 35 58,33
Jumlah 60 100
Persentase terbanyak adalah responden dengan jenis kelamin
perempuan sebesar 35 orang (58,33%), sedangkan responden yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 25 orang (41,67%) dari total
responden 60 orang.
3. Masa Kerja
Tabel 3. Distribusi Masa Kerja Responden BagianSpinnning
P.T. Tyfountex Indonesia Tahun 2012
Masa Kerja (th)
Bagian Spinning
Frekuensi Persentase (%)
<5 7 11,67
5-15 30 50
>15 23 38,33
Jumlah 60 100
Dari tabel 3 dapat dilihat responden terbanyak memiliki masa kerja 5 -
15 tahun, yaitu 30 orang (50%).
4. Tingkat Pendidikan
Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Bagian Spinnning P.T. Tyfountex Indonesia Tahun 2012
Tingkat Pendidikan
Bagian Spinning
Frekuensi Persentase (%)
SMP 22 36,67
SMA 38 63,33
commit to user
27
Dari tabel 4 terlihat persentase terbanyak adalah responden yang
mempunyai tingkat pendidikan SMA, yaitu 38 orang (63,33%) dari
total 60 responden.
C. Pengetahuan
Data pengetahuan responden di bagian spinning sebagai berikut :
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Bagian Spinning P.T. Tyfountex Indonesia Tahun 2012
Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
Baik 35 58,33
Kurang Baik 25 41,67
Jumlah 60 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang
mempunyai pengetahuan baik sebanyak 35 orang atau sebesar 58,33%,
dan sebanyak 25 orang atau sebesar 41,67% mempunyai pengetahuan
kurang baik.
D. Implementasi APD
Data penggunaan APD saat bekerja oleh responden sebagai berikut :
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Implementasi APD di Bagian Spinning P.T. Tyfountex Indonesia Tahun 2012
Implementasi Jumlah Prosentase (%)
Menggunakan APD 43 71,67
Tidak Menggunakan APD 17 28.33
Jumlah 60 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menggunakan
APD sebanyak 43 orang atau sebesar 71,67%, dan sebanyak 17 orang atau
commit to user
28
E. Uji Pengaruh Pengetahuan terhadap Implementasi APD di Bagian
Spinning
Untuk melihat pengaruh pengetahuan terhadap implementasi APD di
bagian spinning dilakukan dengan uji bivariat menggunakan uji Chi
Square yang terdapat dalam lampiran 4.
Berdasarkan data yang diperoleh, responden yang mempunyai
pengetahuan baik dan menggunakan APD sebanyak 33 orang (55%) tetapi
yang tidak menggunakan APD sebanyak 2 orang (3,33%), sedangkan
responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik dan tidak
menggunakan APD sebanyak 15 orang (25%) tetapi yang menggunakan
APD 10 orang (16,67%).
Hasil uji Chi Square menunjukkan nilai Pearson Chi Square (x2=
21.165), nilai signifikansinya (p) = 0,000, ( p < 0,01), sehingga dinyatakan
sangat signifikan, maka ada pengaruh pengetahuan terhadap implementasi
commit to user
29
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Subjek Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek penelitian
sebagai berikut :
1. Umur
Umur karyawan di bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia yaitu
antara 21-50 tahun. Kriteria umur yang digunakan sebagai sampel
penelitian ini sesuai dengan kriteria menurut Lambert (1996), yaitu
kinerja fisik mencapai puncak dalam usia pertengahan 20-an dan
menurun dengan bertambahnya usia.
Dari analisis dengan SPSS versi 16,0 menggunakan uji chi square
untuk umur dan implementasi APD, didapatkan hasil nilai p = 0,188
sehingga p > 0,05. Jadi, tidak ada pengaruh umur terhadap implementasi
APD. Hal ini berarti implementasi APD bukan karena faktor umur, hal
ini sejalan dengan penelitian Panggabean (2008) bahwa pelaksanaan
kinerja tidak harus dilihat dari umur melainkan dari tindakan atau
keterampilan dalam mematuhi aturan yang ada.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin karyawan di bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia
commit to user
30
dan yang menggunakan APD saat bekerja sebanyak 15 orang, untuk
responden perempuan sebanyak 35 orang yang menggunakan APD
sebanyak 28 orang. Hal ini sejalan dengan pendapat Smet (dalam
Panggabean 2008), bahwa kaum perempuan lebih patuh dan lebih sabar
dibandingkan dengan laki-laki, karena sesuai dengan kodratnya.
Hasil analisis dengan SPSS versi 16,0 menggunakan uji chi square
untuk jenis kelamin dan implementasi APD, didapatkan nilai p = 0,145
sehingga p > 0,05. Jadi, jenis kelamin dalam penelitian ini tidak
mempunyai pengaruh terhadap implementasi APD pada saat bekerja.
3. Masa Kerja
Masa kerja karyawan di bagian spinning sebagian besar lebih dari 5
tahun bahkan ada yang telah 20-an tahun, hal ini menunjukkan bahwa
tingkat keterampilan dan kemampuan karyawan yang tinggi. Menurut
semakin efisien badan dan jiwa bekerja, sehingga beban kerja menjadi
relatif sedikit. Dari analisis dengan SPSS versi 16,0 menggunakan uji chi
square untuk masa kerja dan implementasi APD, didapatkan hasil nilai p
= 0,171 sehingga p > 0,05. Dalam penelitian ini masa kerja karyawan
tidak memiliki pengaruh terhadap implementasi APD.
4. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan karyawan di bagian spinning P.T. Tyfountex
Indonesia yaitu SMP dan SMA, dalam penelitian ini jumlah responden
commit to user
31
sedangkan yang memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 38
responden. Dari analisis dengan SPSS versi 16,0 menggunakan uji chi
square untuk tingkat pendidikan dan implementasi APD, didapatkan nilai
p = 0,324 sehingga p > 0,05. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan
tidak mempunyai pengaruh terhadap implementasi APD pada saat
bekerja. Hali ini sejalan dengan pendapat Panggabean (2008) bahwa
tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh bermakna terhadap
terbentuknya sikap seseorang.
B. Pengetahuan
Hasil pengukuran pengetahuan di bagian spinning, sebesar 58,33%
orang pengetahuannya baik dan sebesar 41,67% pengetahuannya kurang
baik. Sehubungan dengan hal tersebut, maka responden dengan pengetahuan
kurang baik perlu meningkatkan pengetahuannya mengenai APD.
Sementara responden yang memiliki pengetahuan baik tetap
mempertahankan dan meningkatkan pengetahuannya agar dapat lebih
bertanggung jawab untuk menggunakan APD pada saat bekerja.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal dan non-formal,
misalnya melalui bimbingan dan pelatihan, pengarahan, mencari informasi,
diskusi, dan berbagai pengalaman, sehingga semakin banyak memperoleh
pengetahuan tentang APD maka semakin besar kesadaran responden untuk
mengimplementasikan APD pada saat bekerja, selanjutnya pekerjaan dapat
dikerjakan secara optimal dan dapat menjaga kesehatan serta keselamatan
commit to user
32
bersangkutan mengungkapkan apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti
atau jawaban baik lisan maupun tulisan. Seseorang memiliki pengetahuan
baik apabila mampu mengungkapkan informasi dari suatu objek dengan
benar, bila seseorang hanya mampu mengungkapkan sedikit informasi dari
suatu objek dengan benar, maka dikatagorikan memiliki pengetahuan
kurang baik/rendah tentang objek tersebut. Pengetahuan responden tentang
APD dapat mempengaruhi implementasi APD pada saat bekerja, atau
dengan kata lain pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang.
C. Implementasi APD
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari ke
60 responden bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia terdapat 43 orang
(71,67%) yang menggunakan APD saat bekerja, dan 17 orang (28.33%)
yang tidak menggunakan APD saat bekerja.
Menurut Sirait (2005), implementasi APD di tempat kerja perlu
mendapatkan perhatian yang serius dari pihak perusahaan guna mengurangi
dampak kecelakaan atau kecelakaan yang terjadi, salah satu penyebab
minimnya penggunaan APD adalah kurangnya pengetahuan tentang
penggunaan dan perawatan APD. Sehubungan dengan hal tersebut maka
responden yang tidak menggunakan APD saat bekerja perlu meningkatkan
penggunaan APD untuk menjaga keselamatan dan kesehatannya, sedangkan
commit to user
33
mempertahankan dan meningkatkan penggunaan APD agar dapat bekerja
secara maksimal, efektif dan efisien.
D. Pengaruh Pengetahuan terhadap Implementasi APD
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, responden dengan
pengetahuan baik yang menggunakan APD sebanyak 33 orang (55%), dan
yang tidak menggunakan APD sebanyak 2 orang (3,33%), sedangkan untuk
pengetahuan kurang baik yang tidak menggunakan APD sebanyak 15 orang
(25%) dan yang menggunakan APD sebanyak 10 orang (16,67%). Untuk uji
statistik dengan chi square menggunakan program SPSS versi 16,0
didapatkan nilai signifikansi (p) 0,000 sehingga hasil tersebut sangat
signifikan karena nilai p < 0,01. Hal ini berarti ada pengaruh pengetahuan
terhadap implementasi APD pada pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex
Indonesia Sukoharjo, dengan pengertian bahwa apabila pengetahuan
semakin baik maka penggunaan APD akan semakin dapat diterapkan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Mufarokhah (2008) bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap penggunaan
APD. Meskipun demikian dalam penelitian ini masih ditemukan responden
yang memiliki pengetahuan kurang baik. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka responden dengan pengetahuan rendah perlu meningkatkan
pengetahuannya.
Pengetahuan dengan mudah dapat diakses melalui berbagai media massa
yang dapat memberikan informasi baru bagi individu, sehingga menambah
commit to user
34
(1995), bahwa adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
Dengan demikian informasi dapat memberikan perubahan pengetahuan
responden mengenai APD dan pengetahuan merupakan faktor yang penting
dalam membentuk tindakan seseorang, sehingga pengetahuan dapat
mempengaruhi implementasi APD pada pekerja bagian spinning P.T.
Tyfountex Indonesia Sukoharjo.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian terdapat keterbatasan yaitu :
Penelitian ini hanya menggunakan dua variabel, untuk penelitian lebih
lanjut diharapkan dapat menyertakan variabel lain, seperti masa kerja dan
commit to user
35
35
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
Ada pengaruh pengetahuan terhadap implementasi APD pada pekerja
bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo (p < 0,01). Pengetahuan
yang baik diikuti dengan peningkatan pemakain APD.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan sebagai berikut :
1. Perlu adanya peningkatan pengetahuan mengenai APD untuk pekerja,
baik melalui safety talk, media selebaran untuk informasi K3, maupun
pelatihan dari internal perusahaan.
2. Untuk penelitian lebih lanjut perlu pengkajian terhadap faktor-faktor
lain yang berpengaruh terhadap implementasi APD di tempat kerja, seperti