• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PKR 1203462 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "S PKR 1203462 Chapter3"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu variabel budaya

organisasi, variabel budaya organisasi (X1) dan variabel motivasi (X2) yang

merupakan variabel bebas (independent variabel), sedangkan variabel kinerja

guru merupakan variabel terikat (dependent variabel). Penelitian ini dilakukan di

SMK Merdeka Bandung yang beralamat di Neglasari, Cibeunying Kaler.

3.2 Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian

Meurut Sugiyono (2011, hlm.3) menyatakan bahwa: “Metode penelitian

berarti sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu.”

Penelitian ini menggunakan metode survey. Menurut Noor, J. (2012, hlm.

38) metode penelitian survey adalah:

Penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekelompok objek (populasi). Survey dengan cakupan seluruh populasi (objek) dinamakan sensus. Adapun survey yang mempelajari sebagian populasi dinamakan sampel survey. Penelitian survey dapat digunakan untuk mengetahui variabel seperti pendapat, persepsi, sikap, prestasi dan motivasi.

Metode survey ini penulis gunakan dengan cara menyebarkan angket

mengenai variabel X1 (budaya organisasi), variabel X2 (motivasi) dan variabel Y

(kinerja guru) di SMK Merdeka Bandung.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan pengamatan di lapangan

untuk mendapatkan data penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

mengetahui pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja guru tetap

di SMK Merdeka Bandung.

3.2.2 Populasi Penelitian

Muhidin S. A. (2010, hlm.1), “Populasi adalah keseluruhan elemen atau

(2)

dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian

(pengamatan). Dengan demikian, populasi tidak terbatas pada sekelompok orang,

tetapi apa saja yang menjadi perhatian kita”. Kemudian menurut Sugiyono (2009, hlm. 117), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Hal ini sejalan dengan pendapat dari Arikunto (2002, hlm. 107) yang mengemukakan bahwa:

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil dari 10%-15% atau dengan 20%-25%.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil populasi yang terdiri dari seluruh

guru tetap di SMK Merdeka Bandung yang berjumlah 32 orang. Adapun rincian

daftar guru tetap di SMK Merdeka Bandung adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 1

Populasi Guru Tetap di SMK Merdeka Bandung

Nama Sekolah Mata Pelajaran Jumlah Guru

SMK Merdeka Bandung

Bahasa Inggris 3 orang

Pendidikan Agama Islam 3 orang

Prakarya dan Kewirausahaan 2 orang

Bahasa Indonesia 1 orang

Teknik Otomotif 1 orang

Administrasi Perkantoran 3 orang

Seni Budaya 2 orang

Matematika 4 orang

(3)

Teknik Komputer dan Jaringan 4 orang

Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan 2 orang

Teknik Sepeda Motor 1 orang

Sejarah Indonesia 1 orang

Fisika 1 orang

Bimbingan Konseling 1 orang

Teknik Pemesinan 2 orang

Jumlah Guru Tetap 32 orang

3.2.3 Partisipan

Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru tetap di SMK Merdeka

Bandung yang berjumlah 32 orang. Setelah dilakukan penyebaran, angket pun

terkumpul seluruhnya atau 100%. Jadi, responden yang dilibatkan dalam

penelitian ini adalah seluruh guru tetap SMK Merdeka Bandung sebanyak 32

orang.

3.2.4 Teknik dan Alat pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam membahas

permasalahan penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa alat yang dapat

digunakan sebagai pengumpul data sebagai berikut:

1) Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data secara lisan dengan melakukan

tanya jawab dengan pihak sekolah untuk memperoleh data mengenai profil

sekolah, gambaran lingkungan sekolah, dan melakukan tanya jawab kepada

siswa dan guru tentang budaya organisasi, motivasi dan kinerja guru dalam

pembelajaran di SMK Merdeka Bandung.

(4)

Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi atau data dari responden dalam arti laporan

tentang dirinya atau hal-hal yang ia ketahui,” sejalan dengan hal tersebut,

Sugiyono (2009, hlm.199) mengemukakan bahwa “Kuesioner atau angket

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya”. Bentuk angket yang disebar adalah angket tertutup, yaitu pada setiap pernyataan disediakan sejumlah alternatif jawaban untuk dipilih oleh

setiap responden dengan menggunakan skala interval model rating scale.

Menurut Riduan dan Akdon, (2009, hlm. 14) data interval adalah

Skala yang menunjukan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Contoh dari pengukuran skala interval antara lain: skor ujian perguruan tinggi, skor IQ, waktu, temperature, mengurutkan (kualitas pelayanan, keadaan persepsi pegawai, dan sikap pimpinan). Selain itu datanya bisa ditambahkan, dikurangi, digandakan dan dibagi tanpa mempunyai jarak relatif skor-skornya.

Skala model pengukuran rating scale menurut Sugiyono (2011, hlm. 113)

adalah “Skala yang mengolah data mentah berupa angka, yang kemudian

ditafsirkan dalam pengertian kualitatis”. Selanjutnya Riduan dan Akdon (2009,

hlm. 23) menyatakan bahwa:

Bentuk rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap gejala atau fenomena lainnya misalnya untuk mengukur status sosial, kinerja dosen, kegiatan PBM, kepuasan pelanggan, produktivitas kerja, motivasi pegawai dan lainnya.

Kuesioner dalam penelitian ini dikontruksi dalam tiga jenis angket yakni

tentang budaya organisasi, motivasi dan kinerja. Penyusunan angket yang

digunakan dalam penelitian ini mengikuti langkah langkah sebagai berikut:

1) Menyusun kisi-kisi angket

Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Terdapat lima

alternatif jawaban dan setiap alternatif jawaban disesuaikan dengan

pernyataan.

(5)

Angket yang digunakan merupakan angket tertutup dengan alternatif

jawaban berupa rating scale. Dimana mempunyai lima alternatif jawaban

dengan ukuran interval.

3) Melakukan uji coba angket

Sebelum melakukan pengumpulan data sebenarnya, angket yang akan

digunakan terlebih dahulu diuji cobakan. Pelaksanaan uji coba ini

dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada item angket

yang berkaitan dengan redaksi, alternatif jawaban yang tersedia maupun

maksud yang tekandung dalam pernyataan item angket tersebut.

3.2.5 Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpulan data sangatlah perlu diuji

kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias.

Pengujian instrumen ini dilakukan melalui pengujian validitas dan reliabilitas.

Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang hendak diukur dalam penelitian ini.

3.2.5.1Uji Validitas

Alat ukur (instrumen) yang digunakan dalam penelitian harus tepat (valid).

Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tepat tidaknya

angket-angket yang disebarkan kepada responden.

Pengujian validitas instrumen menggunakan formula koefisien korelasi

Product Moment dari Karl Pearson dalam Sujarweni, V.W. dan Endrayanto, P.

(2012, hlm. 177), yaitu:

= �∑ − ∑ ∑

[�∑ 2( )2][�∑ 2( )2

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X : Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item keI

yang akan diuji validitasnya.

Y : Skor kedua, dalam hal ini Y merupakan jumlah skor yang

diperoleh tiap responden.

(6)

∑Y : Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

: Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2

: Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N : Banyaknya responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas

instrumen penelitian menurut Muhidin, S.A. (2010, hlm. 26-30), adalah sebagai

berikut:

1) Menyebar instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba intsrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitr 20-30 responden.

2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5) Memberikan/menempatkan (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6) Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. 7) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item

angket dari skor-skor yang diperoleh.

8) Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-3, dimana n merupakan jumlah responden yang dilibarkan dalan uji validitas, yaitu 20 orang. Sehingga diperoleh db = 20 – 3 = 17, dan = 5%.

9) Membuat kesimpulan, yaitu dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Dengan kriteria sebagai berikut:

(1) Jika > , maka instrumen dinyatakan valid. (2) Jika < , maka instrumen dinyatakan tidak valid

Apabila instrumen itu valid, maka instrumen tersebut dapat digunakan pada kuesioner penelitian.

Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden, yaitu 20 orang

guru tetap di SMK Al Huda Sariwangi. Data angket yang terkumpul, kemudian

secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya.

3.2.5.1.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X1 (Budaya Organisasi)

Teknik uji validitas yang digunakan adalah korelasi Product Moment dan

perhitungannya menggunakan program Microsoft Excel 2010. Dari 6 indikator

(7)

kepada 20 orang responden. Berikut hasil uji validitas untuk variabel budaya

organisasi:

Tabel 3. 2

Hasil Uji Validitas Variabel X1 (Budaya Organisasi)

No.Item No. Item

Baru rhitung rtabel Ket

1 0.232 0.456 Tidak Valid

2 1 0.867 0.456 Valid

3 2 0.765 0.456 Valid

4 3 0.858 0.456 Valid

5 4 0.699 0.456 Valid

6 5 0.509 0.456 Valid

7 6 0.754 0.456 Valid

8 7 0.631 0.456 Valid

9 8 0.658 0.456 Valid

10 9 0.801 0.456 Valid

11 10 0.754 0.456 Valid

12 11 0.635 0.456 Valid

13 12 0.867 0.456 Valid

14 13 0.888 0.456 Valid

15 14 0.867 0.456 Valid

16 0.375 0.456 Tidak Valid

17 15 0.754 0.456 Valid

18 16 0.867 0.456 Valid

Sumber : Hasil Uji Coba Angket

Berdasarkan tabel 3.1. terdapat dua item yang tidak valid karena pernyataan

kuesioner tersebut memiliki koefisien korelasi butir total (rhitung) yang lebih rendah dari

rtabel. Pada variabel X1 terdapat 2 item yang tidak valid sehingga jumlah item variabel X1

menjadi 16 item.

3.2.5.1.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X2 (Motivasi Kerja Guru)

Teknik uji validitas yang digunakan adalah korelasi Product Moment dan

perhitungannya menggunakan program Microsoft Excel 2010. Dari 5 indikator

motivasi, diuraikan menjadi 12 butir pernyataan angket yang disebar kepada 20

(8)

Tabel 3. 3

Hasil Uji Validitas Variabel X2 (Motivasi Kerja Guru) No.Item No. Item

Baru rhitung rtabel Ket

1 1 0.777 0.456 Valid

2 2 0.662 0.456 Valid

3 3 0.534 0.456 Valid

4 0.369 0.456 Tidak Valid

5 4 0.762 0.456 Valid

6 5 0.765 0.456 Valid

7 6 0.646 0.456 Valid

8 7 0.890 0.456 Valid

9 8 0.533 0.456 Valid

10 9 0.760 0.456 Valid

11 10 0.790 0.456 Valid

12 11 0.704 0.456 Valid

Sumber: Hasil Uji Coba Angket

Berdasarkan tabel 3.2. terdapat satu item yang tidak valid karena pernyataan

kuesioner tersebut memiliki koefisien korelasi butir total (rhitung) yang lebih rendah

dari rtabel. Pada variabel X2 terdapat 1 item yang tidak valid sehingga jumlah item

variabel X2 menjadi 11 item.

3.2.5.1.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y(Kinerja Guru)

Teknik uji validitas yang digunakan adalah korelasi Product Moment dan

perhitungannya menggunakan program Microsoft Excel 2010. Dari 5 indikator

kinerja guru, diuraikan menjadi 13 butir pernyataan angket yang disebar kepada

20 orang responden. Berikut hasil uji validitas untuk variabel kinerja guru:

Tabel 3. 4

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Guru) No.Item rhitung rtabel Keterangan

1 0.664 0.456 Valid

2 0.672 0.456 Valid

3 0.751 0.456 Valid

(9)

5 0.787 0.456 Valid

6 0.805 0.456 Valid

7 0.698 0.456 Valid

8 0.628 0.456 Valid

9 0.477 0.456 Valid

10 0.568 0.456 Valid

11 0.724 0.456 Valid

12 0.761 0.456 Valid

13 0.684 0.456 Valid

Sumber: Hasil Uji Coba Angket

Berdasarkan tabel 3.3. pernyataan kuesioner pada Variabel Y (kinerja guru)

yang berjumlah 13 item dinyatakan valid.

Tabel 3. 5

Rekapitulasi Jumlah Angket Hasil Uji Coba

No. Variabel

Jumlah Item Sebelum Uji Coba

Setelah Uji Coba

Valid Tidak Valid

Jumlah Item

1 Budaya Organisasi 18 16 2 16

2 Motivasi 12 11 1 11

3 Kinerja Guru 13 13 - 13

Total 43 40 3 40

Sumber: Hasil Uji Coba Angket

3.2.5.2Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan

uji reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen adalah pengujian alat

pengumpulan data kedua. Arikunto (2010, hlm. 221) berpendapat bahwa

“Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa, sesuatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik”. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya.

Dengan melakukan uji reliabilitas instrumen, maka akan diketahui

konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran tersebut

(10)

menggunakan rumus Koefisien Alfa (�) dari Cronbach dalam Sujarweni, V.W.

dan Endrayanto, P. (2012, hlm. 186), yaitu:

11 = �−1 . 1− ∑ �2

�2

Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu

mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:

� = ∑

2 ∑ 2

� �

Keterangan:

11 = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha

K = Banyaknya bulir soal

��2 = Jumlah varians bulir

�2 = Varians total

N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas

instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Muhidin, S.A. (2010, hlm.

31-35), adalah sebagai berikut:

1) Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5) Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6) Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7) Menghitung nilai koefisien alfa.

8) Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 3. 9) Selanjutnya nilai rhitung diatas dibandingkan dengan rtabel pada tingkat

kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk = n - 3)

10)Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya:

(11)

b. Jika nilai rhitung < nilai rtabel , maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana

terlampir, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 6

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1, X2 dan Variabel Y

No. Variabel Hasil Keterangan

rhitung rtabel

1 Budaya Organisasi (X1) 1.008 0.456 Reliabel

2 Motivasi (X2) 0.889 0.456 Reliabel

3 Kinerja Guru (Y) 0.905 0.456 Reliabel

Sumber: Hasil uji coba angket

Hasil uji reliabilitas variabel X1, X2 dan Variabel Y menunjukan bahwa

ketiga variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai rhitung > rtabel. Hasil kedua

pengujian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan

valid dan reliabel, sehingga penelitian dapat dilanjutkan. Artinya bahwa tidak ada

hal yang menjadi kendala terjadinya kegagalan penelitian disebabkan instrumen

yang belum teruji kevalidan dan kereliabilitasannya.

3.2.6 Operasional Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu simbol yang sederhana atau konsep yang berisikan

nilai deret atau variabel juga bisa disebut sebagai konsep yang memiliki

bermacam-macam nilai. Pengukuran adalah penggunaan angka-angka atau simbol

yang mewakili aspek-aspek atau dimensi-dimensi konsep yang diukur

berdasarkan standar atau aturan tertentu. Tujuan dari pengukuran adalah untuk

membedakan satu unit analisis dengan unit analisis yang lain berdasarkan variabel

yang diukur.

Menurut Muhidin S.A. dkk. (2014, hlm. 37), menyatakan bahwa

“Operasional variabel adalah kegiatan menjabarkan konsep variabel menjadi

konsep yang lebih sederhana, yaitu indikator.” Operasional variabel menjadi

rujukan dalam penyusunan instrument penelitian, oleh karena itu operasional

variabel harus disusun dengan baik agar memiliki tingkat validitas dan reliabilitas

(12)

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

1. Variabel bebas (independent variabel)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan

atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi (X2).

2. Variabel terikat (dependen variabel)

Varibel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Sedangkan yang menjadi variabel

terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja Guru (Y).

3.2.6.1Operasional Variabel Budaya Organisasi

MenurutRobbins (2006, hlm. 721) mengungkapkanbahwa: “Budaya

organisasi mrupakan sistem makna yang dianut oleh anggota – anggota yang

membedakan organisasi itu dengan dengan organisasi lainnya.” Sedangkan

menurut Luthans (2006, hlm. 137) mendefiniskan budaya organisasi sebagai:

“Pola pemikiran dasar yang diajarkan kepada personel baru sebagai cara untuk

merasakan,berpikir, dan bertindak secara benar dari hari ke hari”.

Merujuk kepada pemikiran Luthan dan Schein (2002, hlm. 140), di bawah

ini akan diuraikan tentang karakteristik budaya organisasi di sekolah, yaitu

tentang (1) observed behavioral regularities, (2) norms,(3) dominant values , (4)

philosophy, (5) rules,dan (6) organization climate.

1) Observed behavioral regularities budaya organisasi di sekolah ditandai

dengan adanya keberaturan cara bertindak dari seluruh anggota sekolah yang

dapat diamati. Keberaturan berperilaku ini dapat berbentuk acara-acara ritual

tertentu, bahasa umum yang digunakan atau symbol-simbol tertentu, yang

mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh anggota sekolah.

2) Norms. Buadaya organisasi di sekolah ditandai pula oleh adanya

norma-norma yang berisi tentang standar perilaku dari anggota sekolah baik bagi

siswa maupun guru. standar perilaku ini bisa berdasarkan pada kebujakan

intern sekolah itu sendiri maupun pada kebijakan pemerintah daerah dan

(13)

3) Dominant values, yaitu adanya nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh

seluruh anggota organisasi, misalnya tentang kualitas lulusan siswa yang

bagus, absensi yang rendah atau efesiensi yang tinggi.

4) Philosophy, yakni adanya kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan

keyakinan organisasi sekolah dalam memperlakukan setiap warga sekolah.

5) Rules, yaitu adanya pedoman yang ketat, dikaitkan dengan kemajuan

organisasi sekolah. Aturan yang mengikat ini juga bisa ditandai dengan

adanya sanksi pada setiap pelanggaran yang dilakukan serta reward sebagai

apresiasi yang bagus.

6) Organization climate, merupakan perasaan keseluruhan (an overall “feeling”)

uang tergambarkan dan disampaikan melalui kondisi tata ruang, cara

berinteraksi para anggota sekolah, dan cara anggota memperlakukan dirinya

dan warga sekolah atau orang lain.

Untuk memudahkan pemeriksaan operasionalisasi variabel budaya

organisasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 7

Operasional Variabel Budaya Organisasi Variabel

Penelitian Indikator Ukuran Skala

Budaya Organisasi

1. Guru secara rutin mengikuti acara ritual sekolah

2. Pembiasaan dalam berdo’a

sebelum memulai pelajaran. 3. Adanya pertemuan keluarga

besar sekolah

4. Pembiasaan dalam sopan santun.

5. Mempunyai hubungan yang baik dengan tamu sekolah.

Interval

2. Norma-norma (norms)

1. Mengenakan seragam sekolah sesuai dengan fungsinya. 2. Setiap warga sekolah mentaati

tata tertib sekolah.

3. Mencegah kenakalan remaja. 4. Guru menjadi panutan.

(14)

hari ke hari.

2. Evaluasi untuk perbaikan mutu pendidikan.

Interval

4. Keyakinan (philosophy)

1. Memberikan kepuasan kepada semua guru.

2. Memiliki hubungna yang baik dengan stakeholder.

Interval

5. Aturan yang mengikat (rules)

1. Kesamaan rasa untuk menjadi lebih baik

1. Lingkungan kerja yang kondusif

2. Tata ruang yang baik. 3. Penataan lingkungan yang

baik.

4. Pemenuhan kapasitas ruang belajar dan kantor.

Interval

3.2.6.2Operasional Variabel Motivasi

Menurut Hasibuan (2007, hlm. 183) motivasi adalah

Suatu upaya yang harus dilakukan dalam organisasi dengan cara memberikan motif-motif yang terus menerus kepada para pegawai agar dapat bekerja secara optimal guna mencapai tujuan organisasi yang dicirikan dengan disiplin, semangat kerja, ambisi, kompetensi dan kerja keras.

Operasional variabel motivasi sendiri dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3. 8

Operasional Variabel Motivasi Variabel

Penelitian Indikator Ukuran Skala

Motivasi (variabel

1. Disiplin 1. Mampu melakukan

pembelajaran dengan baik 2. Selalu menaati pertaruran

Interval

2. Semangat kerja 1. Tepat waktu datang ke sekolah

2. Optimis mengenai kegiatan dan tugas sekolah yang

(15)

dengan cara

3. Ambisi 1. Mengambil tindakan dengan

tepat untuk menjawab masalah yang sedang dihadapi

2. Bertindak dengan orinteasi jangka panjang

Interval

4. Kompetensi 1. Ketelitian dalam

menyelesaikan pekerjaan 2. Dapat menguasai materi

dengan baik 3. Menyusun RPP.

4. Pembelajaran sesuai dengan RPP.

Interval

5. Kerja keras 1. Dapat menjaga hubungan yang baik dan menyenangkan kepada seluruh perangkat sekolah

2. Memakai bahasa yang baik dan benar

Interval

3.2.6.3 Operasional Variabel Kinerja Guru

Proses belajar mengajar kinerja guru adalah kemampuan guru dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pengajar yang memiliki keahlian mendidik anak

dalam rangka pembinaan peserta didik untuk tercapainya pendidikan. Menurut

Suyanto (2003, hlm. 3) menyatakan bahwa: “Kinerja guru adalah kemampuan dan

usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam

perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan

evaluasi hasil pembelajaran.”

Kemampuan dan usaha dalam melaksanakan tugasnya tersebut terangkum

dalam indikator kinerja, diantaranya: 1)Kesetiaan dan komitmen dalam mengajar;

2)Menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran; 3)Kedisiplinan dalam

mengajar dan tugas lainnya; 4)Kreatifitas dalam melakukan pengajaran; 5)Bekerja

sama dengan sekolah. Operasional variabel kinerja guru (variabel Y) secara lebih

rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. 9

(16)

Variabel

Penelitian Indikator Ukuran Skala

Kinerja (Y)

1. Kemampuan guru dalam memiliki komitmen tinggi dalam menjalankan tugas mengajar.

Interval

2. Kemampuan guru dalam memiliki kesetiaan yang tinggi dalam mengajar.

2. Menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran

1. Kemampuan guru dalam mengembangkan bahan pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang telah disusun.

Interval

2. Kemampuan guru menguasai pelajaran yang diajarkan. 3. Kemampuan guru dalam

mengevaluasi pembelajaran.

3. Kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya

1. Guru dapat melaksanakan tugas-tugas pokok dalam mengajar.

Interval

2. Guru disiplin dalam sistem pembelajaran yang

dilaksanakan.

4. Kreatifitas dalam pembelajaran

1. Kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan.

2. Kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan.

Interval

(17)

5. Kerja sama dengan sekolah

1. Guru dapat berkomunikasi baik dengan peserta didik dalam poses pembelajaran. 2. Kemampuan guru

melaksanakan tugas dari sekolah selain tugasnya untuk mengajar.

Interval

3.2.7 Persyaratan Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi

sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa

pengujian yaitu Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan UjiLinieritas.

3.2.7.1Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu

distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji

statistik yang akan dipergunakan. Pengujian normalitas ini harus dilakukan

apabila belum ada teori yang menyatakan bahwavariabel yang diteliti

adalahnormal.

Penggunaan statistik parametrik, bekerja dengan asumsi bahwa data setiap

variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal,maka teknik

statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Dengan demikian

penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis

itu berdistribusi normal atau tidak. Sugiyono (2010, hlm. 69) mengatakan “Suatu

data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah

rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya”.

Uji normalitas yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

Liliefors Test, karena kelebihan Liliefors Test adalah

penggunaan/penghitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (powerfull)

sekalipun ukuran sampel kecil (n=4). Langkah kerjanya sebagai berikut:

1) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada

(18)

2) Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus

ditulis).

3) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4) Berdasarkan frekeunsi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi), , fki

= fi + fkisebelumnya.

6) Menghitung therotical proportion:

7) Bandingkanlah emphirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian

carilah selisih terbesar di dalam titik observasi antara kedua proporsi tadi.

8) Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.

9) Apabila Dhitung

Dtabel dengan derajat kebebasan (dk) (0,05), maka dapat

dinyatakan bahwa sampel penelitian mengikuti distribusi normal.

3.2.7.2 Uji Linieritas

Tujuan pengujian linieritas adalah untuk mengetahui hubungan antara

variabel terikat dan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan

uji kelinieran regresi. Sebelum menguji linieritas regresi, harus diketahui

persamaan regresi sederhana yaitu:

a + bX (Sugiyono, 2007, hlm. 244)

Keterangan:

Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = Konstanta

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan

atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel

independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

(19)

a = =

Sedangkan b dicari dengan menggunakan rumus:

b =

Kemudian model persamaan tersebut dilakukan uji linieritas Muhidin, S.A. (2010,

hlm. 99-101) dengan langkah–langkah sebagai berikut:

1) Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:

JK reg(a) =

4) Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres = ΣY2– JKreg (b/a) – JK reg (a)

5) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a)= JK reg (a)

6) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a) = JKreg (b/a)

7) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:

RJKres= JKres

N – 2

8) Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

= 2− ∑

2

9) Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil

sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. 10) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:

JKTC = JKres – JKE

11) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus: RJKTC = JKTC

K – 2

12) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: RJKE = JKE

N – k

13) Mencari nilai uji F dengan rumus: F = RJKTC

RJKE

14) Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

(20)

16) Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

3.2.7.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat sampel

yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata

lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen.

Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett.

Muhidin, S.A. (2010, hlm. 96), mengatakan bahwa:

Ide dasar uji asumsi homogenitas adalah untuk kepentingan akurasi data dan keterpercayaan terhadap hasil penelitian. Uji asumsi homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Dengan demikian, pengujian homogenitas varians ini untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen.

Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Barlett dengan menggunakan

bantuan Microsoft Office Excel 2010. Kriteria yang digunakannya adalah apabila

nilai hitung 2 > nilai tabel 2, maka H0 menyatakan varians skornya homogen

ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus:

 

Sumber : Somantri, A. dan Muhidin, S.A. (2006, hlm. 294)

Dimana :

Menurut Muhidin, S.A. (2010, hlm. 97), langkah-langkah yang dapat

dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah:

1) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

(21)

Tabel 3. 10

Model Tabel Uji Barlett

Sampel db=n-1 S12 Log S12 db.Log S12 db. S12

Sumber: Muhidin, S.A. (2010, hlm. 97)

3) Menghitung varians gabungan.

2

4) Menghitung log dari varians gabungan. 5) Menghitung nilai Barlett.

B = Nilai Barlett = (Log S2gab)(Σdb1)

6) Menghitung nilai χ2. dimana:

2

i

S = Varians tiap kelompok data

7) Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0,05 dan db = k – 1

3.2.8 Teknik Analisis Data

Sugiyono (2012, hlm. 244), mengemukakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Sementara Noor, J. (2012, hlm. 163) menyatakan bahwa “Teknik analisis

data merupakan cara menganalisis data penelitian, termasuk alat-alat statistic yang

(22)

Tujuan dilakukannya analisis data antara lain adalah mendeskripsikan

data, dan membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik

populasi, atau karakteristik berdasarkan data yang diperoleh dari sampel

(statistik). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

Untuk mencapai tujuan analisis data, maka langkah-langkah atau prosedur

yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrument pengumpulan data

2) Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrument pengumpulan data

3) Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan

yang terdapat dalam instrument pengumpulan data menurut variabel-variabel

yang

diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap

opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada. Adapun pola

pembobotan untuk tahapan koding adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 11

Pola pembobotan kuesioner Rating Scale No Interval Tingkat Pengaruh

1 1,00 - 1,79 Sangat Rendah

2 1,80 - 2,59 Rendah

3 2,60 - 3, 39 Sedang

4 3,40 - 4, 19 Tinggi

5 4,20 - 5,00 Sangat Tinggi

4) Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk

penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi

secara lengkap unutk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi

tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 12

Rekapitulasi Hasil Skoring Angket

Responden Skor Item

1 2 3 4 5 6 N Total

1

2

(23)

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam

teknik, yaitu analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

3.2.8.1Teknik Analisis Data Deskriptif

Salah satu teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data deskriptif. Sugiyono (2010, hlm. 169), mengungkapkan bahwa

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

dengan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

umum atau generalisasi”.

Teknik analisis ini digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan

masalah nomor 1, 2 dan 3 maka teknik analisis data yang digunakan adalah

analisis deskriptif, yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat budaya organisasi,

untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi dan untuk mengetahui gambaran

tingkat kinerja guru tetap di SMK Merdeka Bandung. Termasuk dalam teknik

analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik,

diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,

digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari

responden. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan

kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk masing

masing variabel. Penggunaan skor kategori ini digunakan sesuai dengan lima

kategori, adapun kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 13

Skala Penafsiran Skor Rata-rata

No. Rentang Penafsiran

X1 X2 Y

1. 1,00 – 1,79 Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah

2. 1,80 – 2,59 Rendah Rendah Rendah

3. 2,60 – 3,39 Sedang Sedang Sedang

4. 3,40 – 4,19 Tinggi Tinggi Tinggi

5. 4,20 – 5,00 Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi

(24)

3.2.8.2Teknik Analisis Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk

data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data

nominal dan Interval. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris

karena data yang digunakan adalah data interval. Ciri analisis data inferensial

adalah digunakan rumus statistik tertentu (misalnya uji t, uji F, dan lain

sebagainya).

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah

dirumuskan dalam rumusan masalah no. 4, yaitu untuk mengetahui pengaruh

budaya organisasi terhadap kinerja guru tetap di SMK Merdeka Bandung, no. 5,

yaitu untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja guru tetap di SMK

Merdeka Bandung dan rumusan masalah no. 6, yaitu untuk mengetahui pengaruh

budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja guru tetap di SMK Merdeka

Bandung.

Dalam penelitian ini analisis data inferensial yang digunakan adalah

analisis regresi sederhana dan regresi ganda

1) Analisis regresi sederhana

Riduan dan Akdon (2009, hlm.133), mengemukakan bahwa:

Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Persamaan umum regresi liner sederhana menurut Riduwan (2010, hlm. 97)

adalah:

Y = a + b X Keterangan:

= Subyek dalam variabel terikat yang diproyeksikan a = Nilai konstanta

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan yang menunjukkan nilai peningkatan atau penurunan variabel Y.

X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu. Dengan ketentuan:

= ∑ − ∑

(25)

Sedangkan b dicari dengan menggunakan rumus:

= � (∑ )− ∑ ∑

� ∑ 2()2

2) Analisis regresi ganda

Somantri, U.T. dan Muhidin, S.A. (2006, hlm. 250) mengatakan bahwa

“Analisis regresi ganda merupakan pengembangan dari analisis regresi sederhana,

kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel

bebasnya dua atau lebih”. Sementara Riduwan (2010, hlm. 108) mengatakan bahwa:

Analisis regresi ganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat.

Dalam analisis regresi ganda ini, variabel terikat yaitu kinerja guru (Y) dan

yang mempengaruhinya yaitu budaya organisasi (X1) dan motivasi (X2).

Persamaan regresi untuk dua variabel bebas adalah sebagai berikut:

Ŷ = a + b1X1 + b2X2

Keterangan:

Ŷ = variabel dependen yaitu kinerja guru a = konstanta

b1 = koefisien regresi untuk budaya organisasi

b2 = koefisien regresi untuk motivasi

X1 = variabel independen yaitu budaya organisasi

X2 = variabel independen yaitu motivasi

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis regresi ganda menurut

Muhidin, S.A. (2007, hlm. 203) adalah sebagai berikut:

1) Data mentah (sumber data penelitian yang berisikan nilai X1, X2, dan Y dari

sejumlah responden) disusun terlebih dahulu ke dalam tabel penolong (tabel

yang berisikan ∑Y, ∑X1, ∑X2, ∑X1Y, ∑X2Y, ∑X1X2, ∑X1, ∑X2)

(26)

b1 =

b2 =

a = – b1

Sumber: Somantri, U.T. dan Muhidin, S.A. (2006, hlm. 250)

3) Melakukan perhitungan untuk memperoleh nilai , , , , dengan rumus:

, = –

∑ = ∑ -

∑ = ∑ -

∑ = ∑ -

∑ = ∑ -

3.2.9 Pengujian Hipotesis

Sugiyono (2012, hlm. 64) menyatakan “Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Hipotesis bersifat

sementara, sehingga harus diuji secara empiris. Sedangkan pengujian hipotesis

adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima

atau menolak hipotesis ini.

Alat yang digunakan untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas

atau lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan ada tidaknya

hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas terhadap suatu variabel

terikat) pada penelitian ini, maka alat yang digunakan adalah analisis regresi

ganda. Menurut Muhidin, S.A. (2010, hlm. 62) pengujian keberartian pada

analisis regresi ganda dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

1) Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1

(27)

kinerja guru tetap

H1 : ρ ≠ 0 : Ada pengaruh positif budaya organisasiterhadap kinerja

guru tetap

b) H0: ρ = 0 : Tidak ada pengaruh positif motivasi terhadap

kinerja guru tetap

H1: ρ ≠ 0 : Ada pengaruh positif motivasi terhadap kinerja guru tetap

c) H0: ρ = 0 : Tidak ada pengaruh positif budaya organisasi dan

motivasi terhadap kinerja guru tetap

H1: ρ ≠ 0 : Ada pengaruh positif budaya organisasi dan motivasi

terhadap kinerja guru tetap

2) Menentukan uji statistika yang sesuai, yaitu : = 12

�22

Menurut Sudjana (1996, hlm. 91) untuk menentukan nilai uji F di atas,

adalah dengan:

a) Menentukan jumlah kuadrat regresi dengan rumus: JK(reg) = 1∑ 1 + 2∑ 2 +⋯+ � ∑ �

b) Menentukan jumlah kuadrat residu dengan rumus:

JK(res) = ∑ 2−

∑ 2

� - JK(reg)

c) Menghitung nilai dengan rumus:

Fhitung =

JK (reg )

JK (res )

� −� 1

Dimana: k = banyaknya variabel bebas

3) Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel F dengan derajat kebebasan untuk

db1 = k dan db2 = n-k-1.

4) Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria pengujian:

Jika nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak H0.

5) Membuat kesimpulan.

Berikut ini merupakan kriteria interpretasi koefisien korelasi:

Tabel 3. 14

Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi Besarnya nilai r Interpretasi

0,000 - 0, 199 Sangat lemah

0,200 - 0, 399 Lemah

0,400 - 0,599 Sedang/Cukup Kuat

0,600 - 0,799 Kuat

(28)

Sumber: Sugiyono (2011, hlm.183)

3.2.10 Koefisien Determinasi

Muhidin, S.A. (2010, hlm. 110) menyatakan bahwa koefisien determinasi

(R2) dijadikan dasar dalam menentukan besarnya pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Adapun rumus yang digunakan untuk melihat besarnya

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau besarnya kontribusi

variabel bebas terhadap variabel terikat adalah koefisien korelasi dikuadratkan

Gambar

Tabel 3. 1
Tabel 3. 2
Tabel 3. 3
Tabel 3. 5 Rekapitulasi Jumlah Angket Hasil Uji Coba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa besarnya panjar biaya proses penyelesaian perkaraditetapkan berdasarkan jarak / radius tempat tinggal para pihak, jumlah para pihak, dan biaya hak kepaniteraan

Terdapat perbedaan yang signifikan pada skor rata-rata pengetahuan tentang konsumsi pangan olahan yang mengandung Bahan Tambahan Pangan setelah diberikan intervensi

Konsumen dari produk obat herbal dapat dibagi menjadi masyarakat pengguna serta dokter atau tenaga medis sebagai pihak yang memiliki posisi untuk

Untuk meningkatkan efisien-si konversi jerami padi dan alang-alang menjadi etanol, perlu dilakukan penelitian untuk hidrolisis substrat secara enzimatik menggunakan enzim selulase

Dari hasil penelitian dapat diperoleh Hubungan Antara Kemitraan Bidan dan Dukun Dalam Program Jamkesda dengan Peningkatan Persalinan ditolong Oleh Tenaga Kesehatan

Walaupun angka elastisitas respon harga gabah adalah inelastis, akan tetapi kebijaksanaan harga gabah masih punya dampak positif tidak saja terhadap peningkatan produksi tapi

Data hasil pengamatan terhadap kinerja guru dan respon siswa yang dilakukan oleh tiga observer terkait penerapan pen- dekatan saintifik dengan media konkret dalam

Pada perkembangan selanjutnya, kecilnya nilai satuan imbal jasa baik yang digunakan oleh Pertamina maupun KUD Bogo Sasono menimbulkan ‘keresahan’ bagi masyarakat petani