BAB III
OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
1.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu variabel kompensasi,
variabel komitmen organisasional dan variabel kinerja guru, dimana variabel
kompensasi (X1) dan variabel komitmen organisasional (X2) merupakan variabel
bebas (independent variable), sedangkan variabel kinerja guru merupakan
variabel terikat (dependent variable). Penelitian ini dilakukan di SMK Bina
Wisata Lembang yang beralamat di Jalan Mutiara I Blok PPI No 8.
1.2 Desain Penelitian
1.2.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Metode Survey. Menurut Muhidin dan Sontani
(2010, hlm.6) metode penelitian survey adalah:
Penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu, dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuatan rencana atau pengambilan keputusan. Penelitian
survey ini merupakan studi yang bersifat kuantitatif dan umumnya survey
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya.
Metode survey ini penulis gunakan dengan cara menyebarkan angket
mengenai variabel X1 (kompensasi), variabel X2 (komitmen organisasional) dan
variabel Y (kinerja guru) di SMK Bina Wisata Lembang.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan pengamatan di lapangan
untuk mendapatkan data penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
mengetahui pengaruh kompensasi dan komitmen terhadap kinerja guru tidak tetap
1.2.2 Populasi Penelitian
Menurut Muhidin (2010, hlm.1), “populasi adalah keseluruhan elemen, atau
unit penellitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang
dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian
(pengamatan) dengan demikian, populasi tidak terbatas pada sekelompok orang, tetapi apa saja yang menjadi perhatian kita”. Sedangkan menurut Morrisan, populasi adalah suatu kumpulan subjek, variable, konsep, dan fenomena.
Penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru tidak tetap
non-PNS di SMK Bina Wisata Lembang yang berjumlah 35 orang. Merujuk pada
keterangan diatas, maka mengingat populasi yang hanya berjumlah 35 orang,
dalam penelitian ini semua populasi dijadikan unit analisis. Berarti dalam
peneliltian ini tidak ada proses penarikan sample atau prosedur teknik penarikan
sample dan tidak ada penentuan ukuran sample. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh M. Burhan Bungin (2010, hlm. 101) yaitu:
Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian, pada penelitian tertentu dengan skala kecil yang hanya memerlukan beberapa orang sebagai objek penelitian, ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sampel tidak diperlukan. Hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Dalam istilah penelitian kuantitatif, objek penelitian yang kecil ini disebut sebagai sampel total atau sensus, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel penelitian.
Suharsimi Arikunto (1996, hlm. 107) juga mengemukakan bahwa: “Untuk
sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya adalah merupakan penelitian populasi. Selanjutnya
jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau dengan 20% - 25%”.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru tidak tetap
non-PNS di SMK Bina Wisata Lembang yang berjumlah 35. Jadi, penelitian ini
merupakan penelitian populasi dikarenakan subjeknya berjumlah 35 orang atau
kurang dari 100, maka dalam penelitian ini penulis mengambil seluruh dari
populasi. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan
1.2.3 Teknik dan Alat pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam membahas permasalahan
penelitian ini maka penulis menggunakan alat yang dapat digunakan sebagai
pengumpul data berupa kuesioner (angket).
Teknik angket merupakan alat pengumpul data untuk kepentingan
penelitian. Angket yang digunakan pun berupa angket tipe pilihan di mana penulis
meminta responden untuk memilih jawaban dari setiap pertanyaan. Dalam
menyusun kuesioner, dilakukan beberapa prosedur seperti berikut:
a. Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan;
b. Merumuskan bulir-bulir pertanyaan dan alternatif jawaban. Jenis
instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang
bersifat tertutup. Arikunto (2010, hlm.195) berpendapat bahwa,
“instrumen tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan yang sudah
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”.
c. Responden hanya membubuhkan tanda check list pada alternatif jawaban
yang dianggap paling tepat disediakan.
d. Menetapkan pemberian skor pada setiap bulir pertanyaan. Pada penelitian
ini setiap jawaban responden diberi nilai dengan skala Likert. Riduwan
(2007, hlm.12) mengemukakan bahwa, “skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan presespsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial”.
1.2.4 Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai alat pengumpulan data sangatlah perlu diuji
kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias.
Pengujian instrumen ini dilakukan melalui pengujian validitas dan reabilitas.
Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
1.2.4.1Uji Validitas
Arikunto (2010, hlm.211) mengemukakan bahwa, “validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.
Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan teknik korelasi product
moment dari Karl Pearson, rumusnya yaitu:
yang akan diuji validitasnya.
Y : Skor kedua, dala hal ini Y merupakan jumlah skor yang diperoleh
Langkah kerja yang dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen
penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 26-30), adalah sebagai
berikut:
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkan banyaknya responden untuk uji coba instrumen namun disarankan 20-30 orang responden.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan dari pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk memudahkan perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah di isi pada tabel pembantu.
6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh dari masing-masing responden
7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap item angket dari skor-skor yang diperoleh.
8. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) n-3. Dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20-3 = 17 dan α = 5%
9. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya : a. Jika rxy hitung > rtabel, maka valid
b. Jika rxy hitung < rtabel, maka tidak valid
Apabila instrumen itu valid, maka instrumen tersebut dapat digunakan
pada kuesioner penelitian.
Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden, yaitu 20 orang
guru tidak tetap non-PNS di SMK ICB Cinta Niaga. Data angket yang terkumpul,
kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya.
3.2.5.1.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X1 (Kompensasi)
Teknik uji validitas yang digunakan adalah korelasi Product Moment dan
perhitungannya menggunakan program Microsoft Excel 2010. Dari 6 indikator
kompensasi, diuraikan menjadi 18 butir pernyataan angket yang disebar kepada 20
Tabel 3. 1
Hasil Uji Validitas Variabel X1 (Kompensasi)
No.Item rhitung rtabel Ket
1 0,49 0,456 Valid
2 0,59 0,456 Valid
3 0,58 0,456 Valid
4 0,55 0,456 Valid
5 0,46 0,456 Valid
6 0,53 0,456 Valid
7 0,76 0,456 Valid
8 0,51 0,456 Valid
9 0,56 0,456 Valid
10 0,64 0,456 Valid
11 0,54 0,456 Valid
12 0,52 0,456 Valid
13 0,60 0,456 Valid
14 0,52 0,456 Valid
15 0,49 0,456 Valid
16 0,49 0,456 Valid
17 0,53 0,456 Valid
18 0,58 0,456 Valid
Sumber: Hasil uji coba angket
Berdasarkan tabel 3.1, pernyataan kuesioner pada Variabel X1 (kompensasi)
yang berjumlah 18 item dinyatakan valid.
3.2.5.1.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X2 (Komitmen
Organisasional)
Teknik uji validitas yang digunakan adalah korelasi Product Moment dan
perhitungannya menggunakan program Microsoft Excel 2010. Dari 3 indikator
komitmen organisasional, diuraikan menjadi 24 butir pernyataan angket yang
disebar kepada 20 orang responden. Berikut hasil uji validitas untuk variabel
Tabel 3. 2
Hasil Uji Validitas Variabel X2 (Komitmen Organisasional)
No.Item Lama
No.Item
Baru rhitung rtabel Ket
1 1 0,52 0,456 Valid
2 2 0,48 0,456 Valid
3 3 0,49 0,456 Valid
4 4 0,52 0,456 Valid
5 5 0,53 0,456 Valid
6 6 0,51 0,456 Valid
7 7 0,65 0,456 Valid
8 8 0,67 0,456 Valid
9 9 0,62 0,456 Valid
10 10 0,53 0,456 Valid
11 11 0,71 0,456 Valid
12 0,36 0,456 Tidak Valid
13 12 0,64 0,456 Valid
14 13 0,84 0,456 Valid
15 0,40 0,456 Tidak Valid
16 14 0,63 0,456 Valid
17 15 0,52 0,456 Valid
18 0,36 0,456 Tidak Valid
19 16 0,69 0,456 Valid
20 17 0,77 0,456 Valid
21 0,32 0,456 Tidak Valid
22 18 0,57 0,456 Valid
23 19 0,51 0,456 Valid
24 20 0,50 0,456 Valid
Sumber: Hasil uji coba angket
Berdasarkan tabel 3.2, terdapat empat item yang tidak valid karena
pernyataan kuesioner tersebut memiliki koefisien korelasi butir total (rhitung) yang
lebih rendah dari rtabel. Pada variabel X2 terdapat 4 item yang tidak valid sehingga
3.2.6.1.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y (Kinerja Guru)
Teknik uji validitas yang digunakan adalah korelasi Product Moment dan
perhitungannya menggunakan program Microsoft Excel 2010. Dari 5 indikator
kinerja guru, diuraikan menjadi 15 butir pernyataan angket yang disebar kepada
20 orang responden. Berikut hasil uji validitas untuk variabel kinerja guru:
Tabel 3. 3
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Guru)
No.Item rhitung rtabel Ket
1 0,68 0,456 Valid
2 0,73 0,456 Valid
3 0,73 0,456 Valid
4 0,70 0,456 Valid
5 0,55 0,456 Valid
6 0,70 0,456 Valid
7 0,48 0,456 Valid
8 0,61 0,456 Valid
9 0,72 0,456 Valid
10 0,80 0,456 Valid
11 0,85 0,456 Valid
12 0,58 0,456 Valid
13 0,73 0,456 Valid
14 0,83 0,456 Valid
15 0,68 0,456 Valid
Sumber: Hasil uji coba angket
Berdasarkan tabel 3.3, pernyataan kuesioner pada Variabel Y (kinerja guru)
yang berjumlah 15 item dinyatakan valid.
Dengan demikian, secara keseluruhan rekapitulasi jumlah angket hasil uji
Tabel 3. 4
Rekapitulasi Jumlah Angket Hasil Uji Coba
No. Variabel
Jumlah Item Sebelum Uji
Coba
Setelah Uji Coba
Valid Tidak
Valid
Jumlah Item
1. Kompensasi 18 18 - 18
2. Komitmen Organisasional 24 20 4 20
3. Kinerja Guru 15 15 - 15
Total 57 53 4 53
Sumber: Hasil uji coba angket
1.2.4.2Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen adalah pengujian alat pengumpulan data
kedua. Arikunto (2010, hlm.221) berpendapat bahwa “reliabilitas menunjuk pada
satu pengertian bahwa, sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari
instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini adalah koefisien Alfa dari Cronbach, sebagai berikut:
= [ − ] [ −∑ �� �]
Dimana rumus varians sebagai berikut :
� =∑ − ∑
� �
(Arikunto, 2010, hlm.239)
Keterangan:
: reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha
k : banyaknya bulir soal
∑ �� : jumlah varians bulir
ó : varians total ∑X : jumlah skor
Langkah kerja yang dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas
instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010, hlm
31-35), adalah sebagai berikut:
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan dari pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk memudahkan perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah di isi pada tabel pembantu.
6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh dari masing-masing responden
7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap item angket dari skor-skor yang diperoleh.
8. Menghitung jumlah skor masing-masing item-item yang diperoleh 9. Menghitung jumlah kuadrat masing- masing item-item yang diperoleh 10.Menghitung nilai varians masing- masing item dan varians total 11.Menghitung nilai koefisien alfa
12.Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) n-3. Dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20-3 = 17 dan α = 5%
13.Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya : a. Jika rxy hitung > rtabel, maka reliabel
b. Jika rxy hitung < rtabel, maka tidak reliable
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana terlampir,
Tabel 3. 5
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1, X2 dan Variabel Y
No. Variabel Hasil Keterangan
rhitung rtabe l
1 Kompensasi(X1) 0,860 0.456 Reliabel
2 Komitmen Organisasional (X2) 0,903 0.456 Reliabel
3 Kinerja Guru (Y) 0,922 0.456 Reliabel
Sumber: Hasil uji coba angket
Hasil uji reliabilitas variabel X1, X2 dan Variabel Y menunjukan bahwa
ketiga variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai rhitung > rtabel. Dengan hasil
kedua pengujian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa instrumen
dinyatakan valid dan reliabel, sehingga penelitian dapat dilanjutkan. Artinya
bahwa tidak ada hal yang menjadi kendala terjadinya kegagalan penelitian
disebabkan instrumen yang belum teruji kevalidan dan kereliabilitasannya.
1.2.5 Variabel dan Operasional Variabel
Menurut Muhidin dkk (2014, hlm.37), operasional variabel adalah kegiatan
menjabarkan konsep variable menjadi konsep yang lebih sederhana, yaitu
indikator. Operasional variable menjadi rujukan dalam penyusunan instrument
penelitian, oleh karena itu operasional variable harus disusun dengan baik agar
memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang satu sama lain berhubungan.
Berkaitan dengan hal ini variabel-variabel tersebut juga dapat disebut sebagai
objek penelitian. Menurut Setyosari (2010, hlm.126) mengatakan bahwa,
“variabel penelitian adalah hal hal yang menjadi pusat kajian atau disebut juga
fokus penelitian”. Variabel penelitian terdiri dari dua jenis, yaitu variable bebas atau variabel penyebab (independent variable), dan variabel terikat atau variabel
tergantung (dependent variable). Menurut Tuckman dalam Setyosari (2010,
hlm.128) menyatakan bahwa “Variabel bebas adalah variable yang menyebabkan
atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh
peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau
diukur untuk menentukan adanya pengaruh variable bebas, yaitu faktor yang
muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh
peneliti itu.
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini meliputi tiga variabel, yaitu
Kompensasi sebagai variabel bebas pertama (Variabel X1), Komitmen sebagai
variabel bebas kedua (Variabel X2) dan Kinerja sebagai variabel terikat (Variabel
Y). Maka bentuk operasionalisasinya adalah sebagai berikut:
1.2.5.1Variabel Kompensasi
Menurut Simamora (2004, hlm.442), menyatakan bahwa kompensasi adalah
semua bentuk imbalan finansial dan nonfinansial serta tunjangan yang diterima
oleh para karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian. Berikut adalah
operasional variabel kompensasi (variabel X1) secara lebih rinci:
Tabel 3. 6
Operasional Variabel Kompensasi
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No.
Item
dengan waktu yang diberikan
Ordinal 4
5. Kepuasan yang didapat dari
gaji yang diterima.
Ordinal 5
sebagai bagian
insentif yang diterima
Ordinal 8
3. Tunjangan 1. Tunjangan diberikan secara
rutin.
Ordinal 9
2. Pemberian tunjangan
diberikan sesuai dengan
pekerjaan yang diemban
Ordinal 10
3. Kepuasan yang didapat dari
tunjangan yang diterima
Ordinal 11
sesuai dengan kemampuan.
Ordinal 12
2. Pengakuan atas hasil kerja
yang telah dicapai.
Ordinal 13
2. Lingkungan kerja
1. Lingkungan sekolah yang
sehat.
3. Fasilitas 1. Keberadaan tempat ibadah,
1.2.5.2Variabel Komitmen Organisasional
Menurut Meyer (dalam Sopiah 2008, hlm.293) Komitmen organisasi
mencerminkan hubungan antara karyawan dengan organisasi, dan mempunyai
implikasi bagi karyawan untuk memutuskan tetap berkeinginan menjadi anggota
organisasi tersebut, dan ini memungkinkan bagi karyawan untuk tetap tinggal
bersama-sama dalam organisasi tersebut.
Adapun indikator komitmen organisasi yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu: 1) Affective Commitment (komitmen afektif), 2) Continuance Commitment
(komitmen berkelanjutan), 3) Normative Commitment (komitmen normatif).
Untuk lebih jelas penulis akan menggambarkan secara rinci operasional variabel
sebagai berikut:
Tabel 3. 7
Operasional Variabel Komitmen
Variabel Indikator Ukuran Skala No.
Item
1. Perasaan senang terhadap
sekolah
Ordinal 1
2. Keterikatan emosional
guru dengan sekolah
Ordinal 2
3. Perasaan menjadi bagian
dari sekolah
1. Perasaan memiliki guru
terhadap sekolah
Ordinal 7
menjadi anggota
kelanjutan). meninggalkan sekolah
3. Keuntungan yang
5. Kebutuhan guru terhadap
sekolah
Ordinal 11
6. Ketersediaan alternatif
pekerjaan lain apabila
meninggalkan sekolah
guru terhadap sekolah
Ordinal 15
3. Loyalitas guru terhadap
sekolah
Ordinal 16
4. Perasaan bersalah jika
meninggalkan sekolah
Ordinal 17
5. Kesadaran akan jasa
sekolah bagi guru
7. Kesadaran guru terhadap
sekolah sebagai tempat
bekerja
Ordinal 20
1.2.5.3Variabel Kinerja Guru
Menurut Hamzah B. Uno (2013, hlm.93) menyatakan bahwa “Kinerja
pendidik merupakan gambaran hasil kerja yang dilakukan pendidik terkait dengan tugas yang diembannya dan merupakan tanggung jawabnya”. Kinerja pendidik merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pendidik, baik secara kualitas maupun
kuantitas pencapaian hasil kerja pegawai tersebut dalam menjalankan tugasnya
dengan bertanggung jawab untuk membantu lembaga/organisasi dalam mencapai
dan mewujudkan tujuannya.
Yang dimaksud dengan kinerja dalam penelitian ini adalah kinerja
pendidik yaitu jumlah skor persepsi pendidik tentang kinerja mengajarnya, yang
akan diukur dari kinerja pendidik dalam hal ini menyangkut aspek-aspek kualitas
kerja, ketepatan kerja, inisiatif dalam kerja, kemampuan kerja dan komunikasi.
Operasional variable kinerja guru (variable Y) secara lebih rinci dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 3. 8
Operasional Variabel Kinerja
Variabel Indikator Ukuran Skala No.
Item
memilihan materi ajar
Ordinal 2
2. Ketepatan kerja 1. Kesesuaian pemberian
materi ajar dengan
Hamzah B. Uno
hasil belajar peserta
didik
Ordinal 11
5. Komunikasi 1. Kemampuan dalam
orang tua siswa
3. Keterampilan
berkomunikasi dalam
penyampaian materi
ajar
Ordinal 14
4. Keterbuka dalam
menerima masukan
Ordinal 15
Sumber: Hamzah B. Uno (2013, hlm.93)
1.2.6 Persyaratan Analisis Data
Analisis data dimaksudkan untuk melakukan pengujian hipotesis dan
menjawab rumusan masalah yang diajukan. Dalam melakukan analisis data,
terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum pengujian
hipotesis dilakukan. Syarat yang harus terlebih dahulu dilakukan tersebut adalah
dengan melakukan beberapa pengujian, yaitu uji normalitas, uji linieritas, dan uji
homogenitas.
1.2.6.1Uji Normalitas
Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak, jika data berdistribusi normal maka proses selanjutnya
menggunakan perhitungan statistik parametrik, sebaliknya jika data tidak
berdistribusi normal maka untuk perhitungannya menggunakan statistik non
parametrik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian normalitas
dengan uji Liliefors. Kelebihan dari teknik ini adalah penggunaan/perhitungannya
yang sederhana, serta cukup kuat sekalipun dengan ukuran sampel kecil, n = 4
(Harun Al Rasyid : 2004). Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors
menurut Sambas dan Maman (2007:73), yakni sebagai berikut:
1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.
2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).
3. Data frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
5. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada tabel z. 6. Menghitung Theoritical Proportion.
7. Bandingkan Empirical Proportion dengan Empirical Proportion,
kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.
8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,a) dimana n adalah jumlah sampel dan a = 0,05, maka H0 diterima. Bentuk hipotesis
statistic yang akan diuji adalah:
H0 : X mengikuti distribusi normal H1 : X tidak mengikuti distribusi normal
Berikut ini adalah tabel distribusi pembantu untuk pengujian normalitas data:
Tabel 3. 9
Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas
X F Fk Sn(Xi) Z F0 (Xi) Sn (Xi) – F0 (Xi) │ Sn (Xi-1) – F0
(Xi)│
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Keterangan:
Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar
Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul
Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula: fk = f + fk sebelumnya
Kolom 4 : Proporsi empiric (observasi). Formula: Sn (Xi) = fk/n
Kolom 5 : Nilai Z. Formula: = −
Dimana: ̅ = ∑ − ∑ �
� �−
Kolom 6 : Thoritical Proportion (Tabel Z) : Proporsi kumulatif luas kurva
normal baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi
normal.
Kolom 7 : Selisih empirical proportion dengan theoritical proportion dengan
Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tanda
selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D
hitung.
Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara ,886
√�
Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria:
a. Dhitung< Dtabel, maka H diterima, artinya data berdistribusi normal.
b. Dhitung≥ Dtabel, maka H ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.
1.2.6.2Uji Homogenitas
Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat sampel yang
terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain,
bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen.
Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett.
Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 96), mengatakan bahwa:
Ide dasar uji asumsi homogenitas adalah untuk kepentingan akurasi data dan keterpercayaan terhadap hasil penelitian. Uji asumsi homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Dengan demikian, pengujian homogenitas varians ini untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen.
Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Barlett dengan menggunakan
bantuan Microsoft Office Excel 2010. Kriteria yang digunakannya adalah apabila
nilai hitung �2 > nilai tabel �2, maka H0 menyatakan varians skornya homogen
ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :
� = ln [ − ∑ . � � ]
(Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 96)
Dimana :
Si2 = Varians tiap kelompok data
dbi= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok
B = Nilai Barlett = log � ∑ �
Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 97), langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah:
1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut :
Tabel 3. 10 Model Tabel Uji Barlett
Sampel db=n-1 S12 Log S12 db.Log S12 db. S12
3. Menghitung varians gabungan.
2
4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.
B = Nilai Barlett = (Log S2gab)(Σdb1)
Tujuan pengujian linieritas adalah untuk mengetahui hubungan antara
variabel terikat dan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan
uji kelinieran regresi. Sebelum menguji linieritas regresi, harus diketahui
persamaan regresi sederhana yaitu:
Keterangan:
Ỷ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Konstanta
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada
variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi
penurunan
X = Subyek pada variabel independen yang mempunya i nilai tertentu
Dengan ketentuan:
a = ∑ – ∑
� = Ӯ − Ẍ
Sedangkan b dicari dengan menggunakan rumus:
b = � ∑ − ∑ ∑
� ∑� − ∑
Kemudian model persamaan tersebut dilakukan uji linieritas Muhidin (2010,
hlm. 99-101) dengan langkah–langkah sebagai berikut:
a) Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y b) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus:
JKReg[a] =
c) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[b\a]) dengan rumus:
JKReg[b\a] =
g) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan rumus:
JKE=
Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling
kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.
i) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKT C) dengan rumus:
JKT C = JKRes–JKE
j) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKT C) dengan
rumus:
RJKT C =
k) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
RJKE = n k
n) Membandingkan nilai uji Fhitung dengan nilai Ftabel
o) Membuat kesimpulan.
Jika Fhitung < Ftabel maka data dinyatakan berpola linier.
Jika Fhitung≥ Ftabel maka data dinyatakan tidak berpola linear.
1.2.7 Teknik Analisis Data
Sugiyono (2012, hlm.244) berpendapat bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh sendiri dan orang lain.
Selain itu, tujuan dilakukannya analisis data ialah mendeskripsikan data, dan
membuat kesimpulan tentang karakteristik populasi. Agar mencapai tujuan
analsisis data tersebut maka, langkah-langkah atau prosedur yang dapat dilakukan
yaitu sebagai berikut:
1) Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data;
2) Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian
instrumen pengumpulan data;
3) Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan
yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel
yang diteliti. Diberikan pemberian skor dari setiap item berdasarkan
ketentuan yang ada. Kemudian terdapat pola pembobotan untuk koding
tersebut diantaranya:
Tabel 3. 11
Pola Pembobotan Kuesioner
No Alternatif Jawaban Bobot
Positif Negatif
1 Selalu 5 1
2 Sering 4 2
3 Kadang-kadang 3 3
4 Jarang 2 4
5 Tidak Pernah 1 5
4) Tahap tabulasi data, ialah mencatat data entri ke dalam tabel induk
penelitian. Dalam hal ini hasil koding digunakan ke dalam tabel
rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh bulir setiap variabel. Selain itu,
tabel rekapitulasi tersebut terpapar seperti berikut:
Tabel 3. 12
Rekapitulasi Hasil Skoring Angket
Responden Skor Item Total
1 2 3 4 5 6 ... N
1
2
N
Sumber : Somantri dan Muhidin (2006:39)
Teknik Analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua
macam teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data
1.2.7.1Teknik Analisis Deskriptif
Sontani dan muhidin (2011, hlm.163) mengemukakan bahwa:
Analisis data penelitian secara deskriptif yang dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.
Analisis data tersebut dilakukan agar menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah dirumuskan dalam rumusan masalah no.1, rumusan masalah no.2, dan
rumusan masalah no.3, maka teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis
deskriptif, tujuannya agar mengetahui gambaran tingkat kompensasi, agar
mengetahui gambaran tingkat komitmen, dan agar mengetahui gambaran tingkat
kinerja guru tidak tetap non-PNS di SMK Bina Wisata Lembang.
Secara khusus analisis data deskriptif yang digunakan adalah dengan
menghitung ukuran pemusatan dan penyebaran data yang telah diperoleh,
kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.
Adapun langkah kerja analisis data deskriptif menurut Sambas Ali yaitu:
a) Membuat tabel perhitungan dan menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh
b) Tentukan ukuran variabel yang akan digambarkan. Menurut teori, ukuran
variabel kompensasi, komitmen organisasi dan kinerja guru ada
tingkatannya, oleh karena itu variabel kompensasi, komitmen organisasi dan
kinerja guru dapat digambarkan tingkatannya, yaitu kompensasi (sangat
tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah), komitmen organisasi (sangat
tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah ) dan kinerja guru (sangat
tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah)
c) Membuat tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan nilai tengah pada option instrumen yang sudah
ditentukan, dan membagi dua sama banyak option instrumen
berdasarkan nilai tengah.
2. Memasangkan ukuran variabel dengan kelompok option instrumen
Tabel 3. 13
Ukuran Variabel Penelitian
Ukuran Variabel Penelitian
X1 X2 Y
Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah
Rendah Rendah Rendah
Sedang Sedang Sedang
Tinggi Tinggi Tinggi
Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
3. Menghitung banyaknya frekuensi masing-masing option yang dipilih oleh
responden, yaitu dengan melakukan tally terhadap data yang diperoleh
untuk dikelompokan pada kategori atau ukuran yang sudah ditentukan.
4. Menghitung persentase perolehan data untuk masing-masing kategori, yaitu
hasil bagi frekuensi pada masing-masing kategori dengan jumlah responden,
dikali seratus persen.
5. Memberikan penafsiran hasil pada point 4 sesuai dengan tabel distribusi
frekuensi.
1.2.7.2Teknik Analisis Data Inferensial
Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data
interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data nominal
dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris karena data
yang digunakan adalah data interval.
Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah
dirumuskan dalam rumusan masalah nomor 4, 5, dan 6 agar mengetahui adakah
pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru, adakah pengaruh komitmen
organisasi terhadap kinerja guru, juga untuk mengetahui adakah pengaruh
kompensasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja guru tidak tetap non-PNS
di SMK Bina Wisata Lembang.
Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal seperti
menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data minimal dalam
bentuk interval. Dengan demikian data ordinal hasil pengukuran diubah terlebih
dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Metode Succesive Interval
(MSI).
Metode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu
program tambahan pada Ms. Excel, yaitu Program Succesive Interval. Langkah
kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.
2. Klik “Analize” pada Menu Bar.
3. Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize, hingga muncul kotak
dialog “Method Of Succesive Interval”.
4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input,
dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.
5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√) Input Label in first
now.
6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5.
7. Masih pada Option, check list (√) Display Summary.
8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan
ditempatkan di sel yang anda inginkan.
9. Klik “Ok”.
Dalam penelitian ini analisis data inferensial yang digunakan adalah
analisis jalur (path analysis).
Menurut Kusnendi (2008, hlm. 147):
Analisis adalah metode analisis data multivarian dependensi yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas dasar kajian teori tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel penyebab terhadap variabel akibat yang dapat diobservasi secara langsung.
Sejalan dengan pendapat di atas Alma (2012, hlm. 125) menyatakan
bahwa: “Path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar
variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak
Adapun Muhidin (2010, hlm. 67) berpendapat bahwa, analisis jalur (path
analysis) dikembangkan oleh Sewall Wright (1934). Path analysis digunakan
apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan masalah yang berhubungan
sebab akibat. Tujuannya adalah menerangkan akibat langsung (direct effect) dan
tidak langsung (indirect effect) seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab,
terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.
Harun Al Rasyid (2005) dalam Muhidin (2010, hlm. 67) mengungkapkan
sebelum melakukan analisis, hendaknya diperhatikan beberapa asumsi sebagai
berikut: (1) Hubungan antar variabel haruslah linier. (2) Semua variabel residu tak
punya korelasi satu sama lain. (3) Pola hubungan antar variabel adalah rekursif
atau hubungan yang tidak melibatkan arah pengaruh yang timbal balik. (4)
Tingkat pengukuran semua variabel sekurang-kurangnya adalah interval.
Berikut ini adalah langkah kerja yang dilakukan untuk menghitung
koefisien jalur adalah:
1) Gambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya. Di sini kita harus bisa menterjemahkan hipotesis penelitian yang kita ajukan kedalam diagram jalur, sehingga bisa tampak jelas variabel apa saja yang merupakan variabel eksogenus dan apa yang menjadi variabel endogenusnya.
2) Menghitung matriks korelasi antar variabel.
Formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari adalah menggunakan Product Moment Coefficient dari Karl Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien korelasi dari Karl Pearson ini adalah karena variabel-variabel yang hendak dicari korelasinya memiliki skala pengukuran interval. Formulanya:
R
=
1
��
...
1
1
1
= � ∑ − ∑ . ∑
√[� ∑ − ∑ ][� ∑ − ∑ ]
3) Identifikasikan sub-struktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien jalurnya. Misalkan saja dalam sub-struktur yang telah kita identifikasi terdapat k buah variabel eksogenus, dan sebuah (selalu hanya sebuah) variabel endogenus Xu yang dinyatakan oleh
persamaan:
� = � � � + � � � + .. . + � � ��+ ɛ
Kemudian hitung matriks korelasi antar variabel eksogenus yang menyusun sub-struktur tersebut.
4) Menghitung matriks invers korelasi variabel eksogenus, dengan rumus:
R
−=
=
... ...
...
... �
...
�
�
��
R
=
1
...
1
1
1
... ...
5) Menghitung semua koefisien jalur �
� , dimana i = 1,2, ... k; melalui rumus:
1.2.8 Pengujian Hipotesis
Menurut Arikunto (2010, hlm. 110), “hipotesis dapat diartikan sebagai
suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Jawaban yang bersifat sementara tersebut perlu diuji kebenarannya, sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur
yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis
ini.
Menurut Muhidin (2010, hlm. 80-82) bahwa:
Menguji kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang telah dihitung, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, serta menguji perbedaan besarnya pengaruh masing-masing variabel eksogenus terhadap variabel endogenus, dapat dilakukan dengan langkah kerja sebagai berikut:
Kriteria pengujian: Ditolak H0 jika nilai hitung t lebih besar dari nilai
tabel t. (t0 > ttabel(n – k – 1)).
Menguji koefisien jalur secara keseluruhan/ bersama-sama:
� = − − ( � … )
( − � … )
dimana:
i = 1, 2, ... k
k = Banyaknya variabel eksogenus dalam substruktur yang sedang diuji
t = Mengikuti tabel distribusi F, dengan derajat bebas (degrees of freedom) k dan n – k – 1
Kriteria pengujian: Ditolak H0 jika nilai hitung F lebih besar dari
nilai tabel F. (F0 > Ftabel (k, n – k – 1)).
Untuk menguji perbedaan besarnya pengaruh masing-masing variabel eksogenus terhadap variabel endogenus.
= � � − � �
√ − ��(� � …� ) (� +� −� ) � −�−
Kriteria pengujian: Ditolak H0 jika nilai hitung t lebih besar dari nilai
tabel t. (t0 > ttabel(n – k – 1)).
3) Ambil kesimpulan, apakah perlu trimming atau tidak. Apabila terjadi
trimming, maka perhitungan harus diulang dengan menghilangkan jalur yang menurut pengujian tidak bermakna (no significant).
Berikut ini merupakan kriteria interpretasi koefisien korelasi:
Tabel 3. 14
Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi
Besarnya Nilai r Interpretasi
0,000 – 0,199 Sangat Lemah
0,200 – 0,399 Lemah
0,400 – 0,599 Sedang/Cukup Kuat
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat Kuat
3.2.1. Pengaruh Langsung dan tidak Langsung
Muhidin (2010, hlm. 86) menyatakan bahwa:
Pengaruh yang diterima oleh sebuah variabel endogenus dari dua atau lebih variabel eksogenus, dapat secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Pengaruh secara sendiri-sendiri (partial), bisa berupa pengaruh langsung, bisa juga pengaruh tidak langsung, yaitu melalui variabel eksogenus lainnya.
Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung serta pengaruh total variabel eksogenus secara parsial, dapat dilakukan dengan rumus:
Besarnya pengaruh langsung variabel eksogenus terhadap variabel endogenus = �
� × � �
Besarnya pengaruh tidak langsung variabel eksogenus terhadap variabel endogenus = �
� × � × � �
Besarnya pengaruh total variabel eksogenus terhadap variabel endogenus adalah penjumlahan besarnya pengaruh langsung dengan besarnya pengaruh tidak langsung = [�
� × � � ] + [� � ×
� × � � ].
3.2.2. Pengaruh Simultan
Pengaruh bersama-sama (simultan) variabel eksogenus terhadap variabel
endogenus dapat dihitung dengan cara menjumlahkan masing-masing pengaruh
variabel endogenus terhadap variabel eksogenus.
3.2.3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan formula:
= √
3.2.4. Pengaruh Residu dan Koefisien Residu
Pengaruh residu dan koefisien residu dapat dihitung dengan cara:
Pengaruh Residu ɛ = 100% - Pengaruh Simultan