• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indonesia Vocational Education Strengthe. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Indonesia Vocational Education Strengthe. pdf"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

i Karya Tulis Ilmiah Ekonomi Islam

Indonesia Vocational Education Strengthening (INVEST); Upaya Strategis Membentuk Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi Islam (SMKEI) dalam Menciptakan Sumber Daya Manusia dan Pemenuhan Tenaga Kerja Perbankan

Syariah di Indonesia

Diusulkan Oleh:

Muhamad Firmansyah 5551120623 2012

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG

(2)

ii LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Indonesia Vocational Education Strenthening (INVEST); Upaya Strategis Membentuk Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi Islam (SMKEI) dalam Menciptakan Sumber Daya Manusia dan Pemenuhan Tenaga Kerja Perbankan Syariah di Indonesia 2. Ketua Kelompok

a. Nama Lengkap : Muhamad Firmansyah

b. NIM : 5551120623

c. Jurusan : Manajemen

d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa e. Alamat email : muhamadfirmansyah99@gmail.com

3. Anggota Kelompok : -

4. Dosen Pembimbing : Yanto Azie Setya, SE., M.Si.

Serang, 11 Februari 2015

Ketua Jurusan Manajemen Ketua Kelompok

(Bambang Mahmudi, SE., MM.) (Muhamad Firmansyah)

NIP. 196704122002121002 NIM. 5551120623

Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Dosen Pembimbing

(3)

iii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penulisan ... 4

1.4 Manfaat Penulisan ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Indonesia Vocational Education Strengthening (INVEST) ... 5

2.2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ... 5

2.3 Kajian Islam tentang Sumber Daya Manusia (SDM) ... 6

BAB 3 METODOLOGI PENULISAN ... 8

3.1 Teknik Pengambilan Data ... 8

3.2 Teknik Pengolahan Data ... 8

3.3 Teknik Analis Data ... 8

BAB 4 PEMBAHASAN ... 9

(4)

iv 4.3 Analisis Tingkat Permintaan SDM dan Tenaga Kerja pada Industri

Perbankan Syariah ... 12

4.4 Efektifitas Upaya Strategis pembentukan Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi Islam melalui Indonesia Vocational Education Strengthening (INVEST) ... 14

BAB 5 PENUTUP... 18

5.1 Kesimpulan ... 18

5.2 Saran ... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 20

(5)

v DAFTAR TABEL

(6)

vi DAFTAR GAMBAR

(7)

1 BAB 1

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor No. 10 Tahun 1998). Dari pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung.

Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan berhasil mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat. Perbankan syariah menunjukkan progress perkembangannya yang impresif, dengan pertumbuhan aset rata-rata selama 5 tahun terakhir lebih dari 46% pertahun (Bank Indonesia, 2012). Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah (Bank Indonesia, 2012), total asset industri perbankan syariah per akhir Februari 2012 telah mencapai Rp. 149,32 triliun, total pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp. 106,53 triliun, Dana Pihak Ketiga Rp. 116,87 triliun dan jumlah kantor 2.380 kantor, yang terdiri dari 1.421 kantor Bank Umum Syariah (BUS), 378 kantor Unit Usaha Syariah (UUS) dan 374 kantor Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

(8)

2 yang cukup besar antara kebutuhan SDM Ekonomi Syariah oleh industri dengan keluaran (output) dari perguruan tinggi. Menurut ketua umum ASBISINDO (Asosiasi Bank Syariah Indonesia), Yuslam Fauzi, kebutuhan terhadap SDM perbankan syariah rata-rata 11.000 orang per tahun. Sedangkan perguruan tinggi di Indonesia baru bisa menghasilkan lulusan bidang ekonomi dan keuangan syariah sekitar 3.750 orang per tahun. Terjadinya jurang kebutuhan SDM Syariah ini dikarenakan masih kurangnya jumlah perguruan tinggi yang membuka program studi ekonomi maupun keuangan syariah. Tercatat sampai tahun 2012 baru ada 20 perguruan tinggi dalam negeri yang membuka program studi ekonomi dan keuangan syariah. Lulusan perguruan tinggi ekonomi syariah yang memiliki keterampilan serta integritas yang baik sangat mendesak dibutuhkan mengingat sebanyak 90% tenaga kerja di bank syariah tidak memiliki latar belakang pendidikan ekonomi syariah.

Berdasar data dari Bank Indonesia, bahwa rata-rata latar belakang pendidikan pada lembaga-lembaga keuangan syariah 59% adalah lulusan S1 yang juga mendominasi pekerja/karyawan pada Lembaga Keuangan Syariah, diurutan yang kedua ada dari lulusan D3 dengan 23%, diurutan yang ketiga dari SMU dengan 18%. Sedangkan sisanya yaitu 2% adalah lulusan pasca sarjana. Hal ini menunjukan bahwa lulusan Sekolah Menengah dapat memenuhi permintaan kebutuhan tenaga kerja lembaga keuangan syariah khususnya bank syariah, dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dirasa mampu memenuhi permintaan akan tenaga kerja perbankan syariah, karena lulusan SMK terampil dan siap pakai, sebagaimana ditegaskan di pasal 15 UUSPN, SMK merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja pada bidang tertentu. Nantinya melalui program Indonesia Vocational Education Strenthening (INVEST) yang berlangsung sejak

(9)

3 Dari penjelasan diatas timbul gap riset. Dimana akibat adanya selisih atau gap antara permintaan dan penawaran ini, pertumbuhan industri perbankan syariah berpotensi akan mengalami kendala, antara lain :

1. Operasional bank syariah yang semakin kompleks tidak berkembang karena SDM belum memiliki keahlian dan pengetahuan yang handal tentang keuangan syariah. 2. Ekspansi usaha yang membutuhkan SDM yang tinggi tidak dapat terealisasi

karena tidak didukung SDM yang memiliki background keuangan syariah.

3. Pemenuhan SDM di masing-masing level (lower, middle maupun top management) tidak terpenuhi.

Tabel 1. Latar Belakang Pendidikan para Pegawai Bank Syariah Thn SLTA D3 S1

Ekonomi S1 Hukum S1 FISIP S1 Pertanian S1 Teknik S1 Syariah S2

2009 6,2 18,7 38,0 6,2 5,2 4,9 7,6 9,1 4,1

2009 5,3 12,1 39,1 7,2 6,8 6,3 9,2 8,6 5,3

Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2010

Dari data diatas, hal ini yang mendasari keinginan penulis untuk melakukan penulisan dengan judul. “Indonesia Vocational Education Strengthening (INVEST); Upaya Strategis Membentuk Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi Islam (SMKEI) dalam Menciptakan Sumber Daya Manusia dan Pemenuhan Tenaga Kerja Perbankan Syariah di Indonesia.”

1.2Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kondisi perbankan syariah di Indonesia.

(10)

4 3. Bagaimanakah tingkat permintaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan tenaga

kerja pada industri perbankan syariah.

4. Bagaimanakah Upaya Strategis Membentuk Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi Islam melalui Indonesia Vocational Education Strenthening (INVEST).

1.3Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan ini adalah, sebagai berikut.

1. Mengetahui kondisi industri perbankan syariah di Indonesia

2. Mengetahui kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan tenaga kerja yang dimiliki perbankan syariah.

3. Mengetahui tingkat permintaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan tenaga kerja pada industri perbankan syariah.

4. Mengetahui apakah upaya Strategis Membentuk Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi Islam melalui Indonesia Vocational Education Strenthening (INVEST) efektif.

1.4Manfaat Penulisan

(11)

5 BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Indonesia Vocational Education Strengthening (INVEST).

Sejalan dengan pengembangan sekolah menengah kejuruan (SMK) berupa rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) dari tahun 2008-2013, Direktorat Pembinaan SMK pinjaman dari Asian Development Bank menyelenggarakan program Indonesia Vocational Education Strengthening Project yang mencakup pembinaan 90 SMK Model dan 230 SMK Aliansi. Dimana Kementerian Pendidikan dan Kebudayan bekerjasama dengan ADB dalam program ini. Program ini menghabiskan dana sebesar US$115 juta yang US$80 juta diantaranya adalah pinjaman Asian Development Bank Pinjaman ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan kesempatan bekerja bagi lulusan SMK, proyek INVEST ini mempunyai 2 indikator output utama dari proyek ini, yaitu (i) pengembangan SMK Model dan SMK Aliansi dan (ii) pelatihan guru.

2.2 Sekolah Menegah Kejuruan (SMK)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan Pasal 15 UUSPN, merupakan pendidikan menengah yang memepersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan tersebut dijabarkan lebih lanjut menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum Sekolah Menengah Kejuruan adalah :

a. Menyiapkan peserta didik dapat menjalani kehidupan yang layak; b. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik;

c. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga Negara yang mandiri dan bertanggung jawab;

(12)

6 e. Menyiapkan peserta didik agar dapat menerapkan dan memelihara hidup sehat,

memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni. Tujuan khusus Sekolah Menengah Kejuruan adalah :

a. Menyiapkan Peserta didik agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industry sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati;

b. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, dan mampu mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang diminatinya, dan

c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu mengembangkan diri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi

2.3 Kajian Islam Tentang Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia memegang peranan yang penting dan sesuai dengan konsepsi dasar fiqih muamalah dalam ekonomi Islam. Pada hakekatnya tidak akan ada aturan yang berjalan tanpa struktur fisik yaitu para pelaku dan penyelenggara kegiatan ekonomi itu sendiri. Menurut Wilson Gustiawan (2011), sumber daya manusia inilah yang akan memberi makna pada ekonomi syariah dengan komitmen dan konsisten mengaplikasikannya dalam kehidupan. Merekalah dengan membumikan ekonomi syariah yang dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Berdasarkan pertimbangan hal-hal diatas kemudian dikembangkan kajian sumber daya manusia dari kacamata Islam, yang lazim diperkenalkan dengan istilah sumber daya insani. Karakteristik Sumber Daya Insani dalam kajian sumber daya manusia, manusia sebagai sumber daya penggerak suatu proses produksi, harus mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang diilhami dari shifatul anbiyaa‟ atau sifat-sifat para nabi. Sifat-sifat tersebut mencakup : shiddiq (benar), itqan (profesional), fathonah (cerdas), amanah (jujur/dapat dipercaya), dan tabligh (mengajak pada kebenaran).

(13)

7 kejujuran dan keahlian. Syekh Yusuf al Qardhawi, dalam bukunya Musykilah al Faqr wa Kaifa „alaa Jahara al Islam, dikutip dari Gustiawan (2008), mengatakan al amanah/kejujuran merupakan puncak moralitas iman dan karakteristik yang paling menonjol dari orang-orang yang beriman. Al Quran dalam Surat An Nisaa ayat 58, mencontohkan bagaimana seharusnya penempatan pegawai dilakukan. Dalam surat tersebut ditegaskan bahwa seseorang tidak boleh berkhianat dalam menunaikan amanahnya dan harus selalu berbuat adil.

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang

berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di

antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah

memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah

adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (Q.S. An-Nissa: 58).

(14)

8 BAB 3

METODOLOGI PENULISAN

3.1. Teknik Pengambilan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder yang berasal data-data dari internet, karya ilmiah, hasil survei, buku referensi atau artikel–artikel dari sumber yang terpercaya.

3.2. Teknik Pengolahan Data

Data : data yang dikumpulkan meliputi data sekunder yang berasal data- data dari internet, karya ilmiah, hasil survei, buku referensi ataau artikel-artikel dari sumber yang terpercaya

Pengolahan : menganalisis data yang terkumpul yang berkaitan dengan permasalahan.

Informasi : hasil pengolahanyang menghasilkan informasi-informasi yang dibutuhkan yang akan diambil intisarinya.

Hasil : penyajian dalam bentuk karya tulis ilmiah

3.3. Teknik Analisis Data

Analisis mengenai sekolah vokasi melalui Program INVEST sebagai upaya stertegis Membentuk SMKEI dalam menciptakan SDM dan pemenuhan tenaga kerja perbankan syariah di Indonesia dalam mengimbangi pertumbuhan industri perbankan syariah yang melebihi rata-rata perbankan nasional.

(15)

9 BAB 4

PEMBAHASAN

4.1Analisis Kondisi Perbankan Syariah di Indonesia

Selama 2 dekade terakhir, sejak didirikannya bank syariah pertama di Indonesia pada tahun 1991, industri perbankan syariah tumbuh pesat melampau rata-rata industri perbankan nasional. Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia, total aset perbankan syariah per Februari 2012 telah mencapai Rp. 149,3 triliun, dengan pertumbuhan rata-rata selama 5 tahun sebesar 59% dan pertumbuhan tahun 2011 sebesar 48,6%. Pertumbuhan aset yang tinggi tersebut mampu meningkatkan pangsa pasar bank syariah menjadi sebesar 4,02 persen dari total aset perbankan. Ismal (2012) memperkirakan pangsa pasar perbankan syariah akan dapat mencapai 5% pada awal tahun 2013 dan menjadi 15% antara tahun 2015 hingga tahun 2020.

Pertumbuhan yang pesat di sisi aset ternyata didukung juga oleh pertumbuhan jaringan kantor. Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia menunjukkan bahwa dalam 5 tahun terakhir total jaringan kantor tumbuh signifikan dengan pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 34% dari 782 kantor pada tahun 2007 menjadi 2.380 kantor pada akhir Februari 2012, yang terdiri dari 1.421 kantor Bank Umum Syariah dan 585 kantor Unit-usaha Syariah. Disamping itu juga terdapat lebih dari 374 kantor Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) Syariah.

(16)

10 Kenyataan di lapangan yang dihadapi adalah sumber daya Manusia perbankan syariah mayoritas adalah para bankir profesional dengan latar belakang pendidikan umum lalu diberikan pelatihan mengenai sisi syariah dalam waktu singkat. Karena tidak sepenuhnya mendapatkan paradigma syariah, visi dan missi, kepribadian serta penghayatan dan semangat syariah, selanjutnya mereka kesulitan mengembangkan produk karena memang memerlukan komptensi khusus.

4.2Analisis Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Tenaga Kerja Perbankan Syariah di Indonesia

Berdasarkan data dari Bank Indonesia, bahwa rata-rata latar belakang pendidikan pada lembaga-lembaga keuangan syariah 59% adalah lulusan S1 yang juga mendominasi pekerja/karyawan pada Lembaga Keuangan Syariah, diurutan yang kedua ada dari lulusan D3 dengan 23%, diurutan yang ketiga dari SMU dengan 18%. Sedangkan sisanya yaitu 2% adalah lulusan pasca sarjana.

Tabel 2. Kondisi dan Kebutuhan SDM Perbankan Syariah di Indonesia

Sumber Daya Manusia Kondisi Keterangan

Latar Belakang Pendidikan

Karyawan

1. 18% SMU 2. 21% D3 3. 59% S1 4. 2% S2

Dominasi lulusan sarjana dalam lembaga keuangan syariah Indonesia

Karakteristik Keilmuan Karyawan

a. 10% Ilmu Syariah b. 90% Ilmu Konvensional

Belum ada lulusan lembaga pendidikan

ekonomi Islam** Sumber Karyawan

Perbankan Syariah

1. 20% Fresh Graduate PT 2. 70% Bank Konvensional 3. 5% Bank Syariah lainya 4. Sumber lain

Kecenderungan konvensional yang kuat

(17)

11 Sumber: Kajian Kondisi dan Kebutuhan SDM Perbankan Syariah di Indonesia, FEUI, hingga saat ini belum ada penelitian yang lebih kontemporer untuk mengetahui kondisi SDM dalam Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia **Saat ini telah ada lulusan lembaga pendidikan ekonomi Islam

Analisis selanjutnya, dari karakteristik keilmuan para karyawannya maka didapati bahwasanya hanya 10% saja karyawan di lembaga keuangan syariah yang mempunyai latar belakang keilmuan ekonomi syariah. Sedangkan sisanya yaitu 90% adalah karyawan dengan latar belakang pendidikan ekonomi konvensional. Selanjutnya, prosentase terbesar yaitu 70% karyawan bank syariah adalah pindahan/mutasi dari bank konvensional. Hal ini jelas berkorelasi dengan analisis sebelumnya mengenai karakteristik keilmuan karyawan yang mencapai level 90% untuk karyawan dengan karakteristik keilmuan ekonomi konvensional. Adapun diurutan selanjutnya ada fresh graduate dari PT dengan proporsi 20%. Diurutan ketiga ada 5% yaitu karyawan pindahan/mutasi dari bank syariah lainnya. Dan 5% berasal dari sumber-sumber lainnya.

Kelangkaan SDM yang berkualitas juga berpengaruh terhadap kemampuan bank syariah dalam inovasi produk dan service yang mampu mencerminkan keunikan ekonomi syariah untuk ditawarkan kepada msyarakat. Seharusnya lembaga keuangan syariah mampu menawarkan produk-produk syariah yang murni syariah based, dan bukan menawarkan produk syariah yang diadopsi dari produk bank konvensional. Tanpa SDM yang professional dan mumpuni dibidangnya, tantangan kompleksitas produk keuangan syariah dan tuntutan masyarakat yang semakin luas akan sulit dijawab oleh industri perbankan syariah. Pada gilirannya, kelangkaan ini berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi syariah ke depan.

Dalam jangka panjang upaya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM perbankan syariah agar lebih sustainable, diperlukan upaya sungguh-sungguh dari perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Perguruan tinggi harus focus untuk mengem-bangkan program studi ekonomi/keuangan syariah, baik jenjang S1, S2 maupun S3.

(18)

12 memenuhi kebutuhan riil tersebut. Sebagian besar bank-bank Syariah memenuhi kebutuhan SDM Islami dengan merekrut dari lembaga pendidikan umum dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang perbankan syariah melalui pelatihan yang dilakukan secara singkat.

Jasman Ginting Munthe (2012: 41) survey yang dilakukan diperoleh lebih kurang 14 Perguruan Tinggi Umum (PTU) negeri dan swasta dan 44 Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) yang memiliki program studi ekonomi/ keuangan/ perbankan Syariah baik untuk jenjang strata-1, strata-2, dan strata-3. Disamping itu juga terdapat lebih kurang 15 lembaga pendidikan dan pusat-pusat pelatihan yang menyelenggarakan kursus, seminar dan pendidikan perbankan Syariah. Lembaga-lembaga tersebut menjadi supplier utama SDM syariah yang dibutuhkan perbankan Syariah. Namun demikian kemampuan lembaga-lembaga tersebut untuk menghasilkan SDM syariah yang berkualitas masih sangat terbatas, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Oleh karena itu keberadaan lembaga pendidikan yang akan menyediakan SDM syariah merupakan hal yang sangat mendesak. Hal ini akan jauh menjadi lebih baik apabila pengajaran mata kuliah ekonomi dan perbankan syariah dijadikan kebijakan pendidikan nasional Indonesia, dengan membuka program studi ekonomi/keuangan Syariah pada berbagai perguruan tinggi serta lembaga pendidikan non-formal yang ada.

4.3Analisis Tingkat Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Tenaga Kerja pada Industri Perbankan Syariah.

Tabel 3. Data Kebutuhan Tenaga Kerja

Nara Sumber Informasi Sumber Media

Muliaman D Hadad, Ketua Umum

Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).

"Kalau industri tumbuh cepat daya serap tenaga kerja juga cepat. Berdasar perhitungan dalam 5 tahun ke depan ada kebutuhan 40 ribu karena pertumbuhan SDM per tahunnya 23 persen”

(19)

13 Harjum Muharam,

Ketua Laboratorium Manajemen FEB UNDIP.

“Saat ini ada kesenjangan antara SDM perbankan konvensional dengan perbankan syariah. Hingga 2015

mendatang kebutuhan tenaga kerja perbankan syariah mencapai 46.000 orang, saat ini hanya ada 25.000 saja.”

Suaramerdeka.com, 26 Juni 2012 11:35 WIB (Satriawan, 2012)

Zulkifli Zaini, Direktur Utama Bank Mandiri.

Zulkifli menegaskan pihaknya memperkirakan perbankan syariah akan membutuhkan 40 hingga 50 ribu tenaga kerja dalam kurun waktu 4 hingga 5 tahun kedepan.

Merdeka.com, Sabtu, 4 Agustus 2012 20:06:00 (Pratomo, 2012)

Yuslam Fauzi, Direktur Utama Bank Syariah Mandiri.

“...kebutuhan SDM yang mencapai 11.600 tiap

tahunnya. "11.600 kebutuhan pegawai bank syariah tiap tahunnya hingga 2016, baru 4.000 sampai 5.000 yang sanggup disupply perguruan tinggi di Indonesia

Merdeka.com Kamis, 22 November 2012 16:55:20 (Wiyanti, 2012)

Drs Muhammad Firda M.Si, Kepala Biro Bina Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

“Dengan mengacu pada

perkembangan bank syariah selama ini, maka berimbas pada peningkatan tenaga kerja yang dibutuhkan. Dari pencapaian-pencapain tersebut, maka Sulsel masih kekurangan 20 ribu tenaga kerja di bidang perbankan syariah,”

Koran Sindo, Rabu, 19 Desember 2012 − 15:30 WIB (Amir, 2012)

Tabel 3 tersebut, memaparkan data kebutuhan perbankan syariah, yang disampaikan oleh berbagai praktisi perbankan syariah; Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Ketua Laboratorium Manajemen FEB UNDIP, Direktur utama Bank Mandiri, Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, danKepala Biro Bina Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan.

(20)

14 pendek dibutuhkan sekitar 11. 600 tenaga kerja setiap tahunnya dan secara spesifik dibutuhkan sekitar 20.000 tenaga kerja di Provinsi Sulawesi Selatan. Masih adanya kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan.

4.4Efektifitas Upaya Strategis pembentukan Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi Islam melalui Indonesia Vocational Education Strenthening (INVEST).

Lembaga pendidikan memiliki peran strategis dalam menciptakan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan selain itu lembaga pendidikan juga dibutuhkan dalam penciptaan tenaga kerja. Dalam hal ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sedang menggecarkannya pendidikan vokasi, dimana nantinya output dari pendidikan vokasi adalah menciptakan tenaga kerja yang terampil dan kompeten sesuai bidangnya. Pemerintah melalui Kemendikbud RI bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) menjalankan program Indonesia Vocational Education Strenthening (INVEST) dalam menciptakan Sekolah

Menengah Kejuruan, sekolah yang masuk dalam program ini mencapai 90 SMK dari 33 provinsi se-Indonesia termasuk 230 SMK Aliansi dimana terdiri dari bidang seni, teknik, pertanian, kelautan, dan kesehatan yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di industri bidang-bidang tersebut.

(21)

15 sumber daya insani dan pemenuhan tenaga kerja industri perbankan syariah di indonesia.

Gambar 1. Skema Kerjasama Pembentukan SMKEI melalui Program INVEST (Sumber: Penulis)

Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar

dan Menengah

Kementerian Agama

Ikatan Ahli Ekonomi Islam

(IAEI)

Indonesia Vocational Eduction Strenthening (INVEST)

Sumber Daya Insani Tenaga Kerja

Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi Islam

(SMKEI)

Perguruan Tinggi Perbankan Syariah

Industri Keuangan Syariah Lainnya

Islamic Development

(22)

16 Pembentukan sekolah vokasi bidang ekonomi Islam yakni Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi Islam (SMKEI) merupakan upaya strategis yang dapat dilakukan dalam hal menciptakan SDM yang berkompeten dibidangnya terutama dalam pemenuhan permintaan tenaga kerja di industry perbankan syariah tidak hanya itu lulusan atau output dari SMKEI ini tidak hanya terbatas dalam pemenuhan tenaga kerja di industri perbankan syariah namun lembaga keuangan syariah lainnya dan tidak hanya itu mereka juga bisa melanjutkan jenjang pendidikannya ke perguruan tinggi negeri maupun swasta yang menyediakan program studi atau jurusan yang sama. Namun, usaha tersebut dirasa kurang efektif apabila tidak ada kerjasama antar lembaga terkait dan stakeholder yang berkepentingan didalamnya. Dan rencana ini akan berjalan efektif dan berhasil apabila adanya dukungan dan kerja sama yang baik antar lembaga terkait dan stakeholder yang berkepentingan dalam menanganinya.

Pemerintah melalui Kemendikbud RI pernah melakukan upaya tersebut melalu program INVEST dan revitalisasi sekolah-sekolah vokasi. Namun, hanya sekolah yang dibawah naungan Kemendikbud RI saja yang terdampak oleh program. Oleh karena itu Kementerian Agama, Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah serta Islamic Development Bank untuk mensuksekan upaya strategis tersebut.

(23)
(24)

18 BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut;

1. Rata-rata sebagian besar tenaga kerja perbankan syariah bukan berasal dari SDM yang memiliki keilmuan syariah ini disebabkan pertumbuhan industri perbankan syariah yang diatas rata-rata perbankan nasioanal tidak dibarengi pencetakan SDM syariah, dikarenakan masih sedikitnya lembaga-lembaga pendidikan ekonomi Islam khususnya sekolah vokasional.

2. INVEST hanya merupakan wadah sebagai upaya strategis dalam membentuk SMKEI dan upaya ini akan efektif jika lembaga-lembaga terkait dapat bekerja sama secara sinergis.

3. SMKEI memang dibentuk dengan tujuan, dapat menciptakan SDM dan pemenuhan tenaga kerja perbankan syariah di Indoneisa yang terampil, kompeten dan siap dengan kebutuhan dunia kerja. Namun, disini tidak menutup kemungkinan bahwa lulusan dari SMKEI dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di Lembaga Keuangan Syariah (LKS) lainnya serta lembaga-lembaga terkait tentang ekonomi islam atau syariah, dan tidak hanya itu saja lulusan dari SMKEI juga dapat melanjutkan ke perguruan tinggi untuk menambah ilmu pengetahuannya.

5.2 Saran

Berdasarkan karya tulis yang berhasil penulis buat adapun saran yang penulis berikan, sebagai berikut;

(25)

19 2. Harus adanya sinergitas antara pihak-pihak terkait, yakni; Kementerian Agama, Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) serta Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam penyusunan dan keterjagaan kurikulum pendidikan yang sustainable bagi SMKEI serta regulasi sistem sekolah yang kompeten, melihat kondisi kurikulum di Indonesia yang setiap ganti pemerintahan maka kurikulum pun ikut berganti, yang menyebabkan kebingungan bagi dunia pendidikan.

(26)

20 DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Euis., Nur Rianto Al Arif, M. (2013). Kesesuaian Pembelajaran Ekonomi Islam di Perguruan Tinggi dengan Kebutuhan SDM pada Industri Keuangan Syariah di Indonesia. Jurnal Inferensi, 7(1), 1-26.

El Hida, Ramdhania. (2012). Indonesia Butuh 200.000 Tenaga Ekonomi Syariah. http://finance.detik.com/read/2012/09/30/155909/2046271/4/indonesia-butuh-200000-tenaga-ekonomi-syariah, diakses tanggal 28 Januari 2015 pukul 21.26 WIB.

Ginting Munthe, Jasman. 2012. Proyeksi Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) Perbankan Syariah Dan Skenario Pemenuhannya. Jakarta, Universitas Indonesia. Tesis.

Lestari Zainal Ridho, Sari. (2013). Perbankan Syariah dan Pengangguran: Suatu Aplikasi Empiris Teori Search and Matching Model. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 17(1), 156-157.

Maknun, Johar. t.t. Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Boarding School Berbasis Kearifan Lokal. n.p, JPTA FPTK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Mandiri Syariah. (2012). Perlu 60 Ribu SDM Syariah.

htttp://www.syariahmandiri.co.id/2012/05/perlu-60-ribu-sdm-syariah-2/, diakses pada tanggal 28 Januari 2015 pukul 21.26 WIB.

Mawahidun Idhom, Addi. (2012). Ada 90 SMK Percontohan di Bantul.

http://m.tempo.co/read/news/2012/09/29/079432652/Ada-90-SMK-Percontohan-di-Bantul, Diakses tanggal 11 Februari 2014 pukul 14.28 WIB. Purwanto, Didik. (2012). Tiga Masalah Terbesar di Bank Syariah.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/08/13/15282835/Tiga.Masalah. Terbesar.di.Bank.Syariah, diakses pada tanggal 28 Januari 2015 pukul 20.37 WIB.

(27)

21 http://eaffinretnosari.blogspot.com/2013/06/sumber-daya-insani.html, diakses tanggal 31 Januari 2015 pukul 18.39 WIB.

(28)

22 LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Penulis

Nama : Muhamad Firmansyah

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 02 Oktober 1994

NIM : 5551120623

Perguruan Tinggi : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Karya Ilmiah yang pernah Ditulis :

PERAN KOPERASI MAHASISWA DALAM MENEGAKKAN KEMBALI KOPERASI INDONESIA SEBAGAI SOKO GURU PEREKONOMIAN INDONESIA MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015.

Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih :

(29)

23 Lampiran 2. Biodata Dosen Pembimbing

Nama Lengkap (dengan gelar) Yanto Azie Setya, SE.,M.Si (Laki – laki) Jabatan Fungsional Lektor

NIP/NIDN 197210072005011002/ 0007107705

Tempat dan Tanggal Lahir Pandeglang, 07 Oktober 1977

Alamat Rumah Komp. Bumi Mutiara Serang A 8/9 RT 001/004, Banjaragung, Cipocok Jaya, Serang, Banten Nomor Telepon/Fax 0254280173

Nomor HP 081584394298

Alamat Kantor Jl. Raya Jakarta Km. 4 Pakupatan Serang Nomor Telepon/Fax 0254 – 280 330

Gambar

Tabel 1. Latar Belakang Pendidikan para Pegawai Bank Syariah
Tabel 2. Kondisi dan Kebutuhan SDM Perbankan Syariah di Indonesia
Tabel 3. Data Kebutuhan Tenaga Kerja
Gambar 1. Skema Kerjasama Pembentukan SMKEI melalui Program INVEST

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi optimal dimana hasil uji sifat fisika Rubber cots dan uji ketidakrataan benang mendekati standard mutu diperoleh pada kompon Rubber cots I menggunakan bahan baku karet RSS

Upaya bimbingan diharapkan mampu meningkatkan komunikasi interpersonal sehingga siswa memiliki hubungan interpersonal yang lebih baik seperti siswa mampu membina

Setelah menemukan penyebab potensial dari setiap penyebab yang mungkin, kemudian dikaji kembali urutan penyebab hingga ditemukan akar penyebabnya. Setelah itu

Tari lobong ilang adalah tarian yang berasal dari Kabupaten Banyumas. Tari Lobong Ilang menggambarkan mengenai perjuangan dari seorang wanita untuk memperoleh

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan adalah Penggunaan model pembelajaran Problem solving pada mata kuliah Fisika Modern mahasiswa

Dalam konteks yang lebih sederha- na, pengajaran sejarah sebagai sub sistem dari sistem kegiatan pendidikan, merupakan usaha pembandingan dalam kegiatan be- lajar, yang menunjuk

Makanan disimpan dalam peralatan untuk jangka waktu lama dapat meninggalkan bekas pada alat masak dan rasa besi akan meresap ke dalam makanan.. — Gunakan peralatan masak

tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dilengkapi modul untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar