GAMBARAN HUKUM DI NEGARA INDONESIA
Berbicara tentang hukum, sebuah hukum itu sudah di buat dan dijalankan atau di pakai dari jaman dahulu kala, hukum sudah di kenal sejak dulu, sebuah hukum itu di buat dengan tidak sembarangan, hukum itu dibuat dengan harus memperhatikan banyak aspek, membuat sebuah hukum itu harus di dasari dengan memperhitungkan segi keadilan untuk segala pihak, dan juga harus memperhatikan pada bidang filsafat,
Negara Indonesia ini merupakan Negara yang demokrasi, artinya kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, dengan demikian rakyat lah yang menjadi aspek utama di Negara ini, seorang pemimpin Negara Indonesia itu menggunakan system dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Dengan demikian pemimpin negri ini dalam mengambil keputusan atau dalam membuat keputusan tidak hanya memperhtiakan kalangannya dan juga tidak hanya untuk memperindah kehidupan kalangannya, pemimpin bangsa ini dalam mengambil keputusan dalam membuat sebuah hukum atau keadilan iya memperhatikan banyak aspek
Tidak hanya satu aspek yang di perhatikannya, banyak aspek yang harus ia perhatikan dengan pengertian seorang pemimpin harus menerima aspirasi dari rakyatnya untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam rakyatnya. jadi harus menerima pendapat dan aspirasi rakyat,
keputusan yang nantinya juga akan keputusan tersebut di buat untuk rakyat rakyatnya.
Keputusan di Negara ini sudah cukup adil karna pemimpinnya masih mau menerima aspirasi rakyatnya, apa yang di rasakan oleh rakyat pemimpin juga tahu dan mungkin juga merasakan, dengan demikian sang pemimpin negari ini pun pasti akan membuat keputusan dengan bijak agar rakyatnya dapat menikmati sebuah pembaharuan dan penyelesaian masalah.
Meskipun ada beberapa hal yang tidak ada keadilannya di negri ini, yaitu dimana untuk sebuah tindak kejahatan sekelas gayus dan Melinda D yang sudah menikmati uang Negara hanya di berikan hukuman tidak lebih dari 8 tahun dan juga denda, sedangkan seorang anak di bawah umur ketawan mencuri sandal seorang aparat yang kemudian di laporkan kepada pihak berwajib, anak tersebut akan di jatuhkan hukuman penjara 12 tahun,
A.
Pengertian Hukum
Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum Eropa, hukum agama, dan hukum adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana berbasis pada hukum Eropa, khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang
merupakan wilayah jajahan dengan sebutan Hindia-Belanda (Nederlandsch-Indie). Hukum
agama karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau syariat Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan, dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum adat yang diserap dalam perundang-undangan atau yurisprudensi, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah nusantara.
• Pengertian Hukum secara umum :
Hukum adalah keseluruhan norma oleh penguasa masyarakat yang berwenang menetapkan hukum, dinyatakan atau dianggap sebagai peraturan, dengan tujuan untuk mengadakan suatu mengikat bagi sebagian atau seluruh tata yang dikehendaki oleh penguasa tersebut.
• Pengertian Hukum Menurut Para Ahli :
1. VAN KAN
Hukum ialah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusai di dalam masyarakat. Peraturan dalam menjalankan kehidupan diperlukan untuk melindungi kepentingan dengan tertib.
2. UTRECHT
Hukum adalah himpunan peraturan (baik berupa perintah maupun larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu, pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah.
3. WIRYONO KUSUMO
Hukum adalah keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur tata tertib dalam masyarakat dan terhadap pelanggarnya umumnya dikenakan sanksi. Sedangkan tujuan dari hukum adalah untuk mengadakan keselamatan, kebahagiaan, dan ketertiban dalam masyarakat.
Hukum merupakan keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, dan juga mencakupi lembaga-lembaga (institutions) dan proses-proses (processes) yang mewujudkan berlakunya kaidah-kaidah itu dalam kenyataan.
5. LILY RASJIDI
Hukum bukan sekedar merupakan norma melainkan juga institusi .
6. SOETANDYO WIGJOSOEBROTO
Bahwa tidak ada yang konsep tunggal mengenai apa yang disebut hukum itu. Karena sebenarnya hukum terdiri dari 3 konsep: hukum sebagai asas moralitas, hukum sebagai kaidah-kaidah positif yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu, dan yang ketiga, hukum dikonsepkan sebagai institusi yang riil dan fungsional dalam sistem kehidupan bermasyarakat.
7. A.L GOODHART
Hukum adalah keseluruhan dari peraturan yang dipakai oleh pengadilan.
8. AUSTIN
Hukum adalah tiap-tiap undang-undang positif yang ditentukan secara langsung atau tidak langsung oleh seorang pribadi atau sekelompok orang yang berwibawa bagi seorang anggota atau anggota-anggota suatu masyarakat politik yang berdaulat, dimana yang membentuk hukum adalah yang tertinggi.
9. HANS KELSEN
Hukum adalah sebuah ketentuan sosial yang mengatur perilaku mutual antar manusia, yaitu sebuah ketentuan tentang serangkaian peraturan yang mengatur perilaku tertentu manusia dan hal ini berarti sebuah sistem norma. Jadi hukum itu sendiri adalah ketentuan.
10. MARX
Hukum adalah pengemban amanat kepentingan ekonomi para kapitalis yang tidak segan memarakkan kehidupannya lewat exploitasi- exploitasi yang luas. Sehingga hukum bukan saja berfungsi sebagai fungsi politik saja akan tetapi juga sebagai fungsi ekonomi.
• Hukum dapat dikelompokan sebagai berikut : 1. Hukum berdasarkan Bentuknya :
Hukum tertulis dan Hukum tidak tertulis. 2. Hukum berdasarkan Wilayah berlakunya :
Hukum local, Hukum nasional dan Hukum Internasional. 3. Hukum berdasarkan Fungsinya :
Hukum Materil dan Hukum Formal 4. Hukum berdasarkan Waktunya :
Ius Constitutum, Ius Constituendum, Lex naturalis/ Hukum Alam.
Hukum Publik, Hukum Antar waktu dan Hukum Private. Hukum Publik sendiri dibagi menjadi
Hukum Tata Negara,Hukum Administrasi Negara, Hukum Pidana dan Hukum Acara. Sedangkan
Hukum Privat dibagi menjadi Hukum Pribadi, Hukum Keluarga, Hukum Kekayaan, dan Hukum Waris.
6. Hukum Berdasarkan Pribadi :
Hukum satu golongan, Hukum semua golongan dan Hukum Antar golongan. 7. Hukum Berdasarkan Wujudnya :
Hukum Obyektif dan Hukum Subyektif. 8. Hukum Berdasarkan Sifatnya :
Hukum yang memaksa dan Hukum yang mengatur.
• Sistem Hukum
Suatu proses atau rangkaian hukum yang melibatkan berbagai alat kelengkapan hukum dan berbagai unsur yang terdapat di dalamnya, mulai dari hukum itu dibuat, diterapkan, dan dipertahankan
B.
Ciri – Ciri Hukum
Berikut adalah ciri-ciri hukum :
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib
3. Peraturan itu bersifat memaksa
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut tegas
5. Berisi perintah dan atau larangan
6. Perintah dan atau larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang
• Unsur-Unsur Hukum
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib
3. Peraturan itu bersifat memaksa
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas
C.
Sifat Hukum
• Mengatur
hukum memuat peraturan-peraturan berupa perintah dan larangan yang mengatur tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarakat demi terciptanya ketertiban dalam masyarakat
• Memaksa
hukum dapat memaksa anggota masyarakat untuk mematuhinya. Apabila melanggar hukum akan menerima sanksi tegas
D.
Tujuan Hukum
Berikut adalah Tujuan Hukum :
1. Mendatangkan kemakmuran masyarakat mempunyai tujuan
3. Memberikan petunjuk bagi orang-orang dalam pergaulan masyarakat
4. Menjamin kebahagiaan sebanyak-banyaknya pada semua orang
5. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin
6. Sebagai sarana penggerak pembangunan
7. Sebagai fungsi kritis
• Tujuan Hukum Menurut Para Ahli : 1. Prof. Subekti, S.H.
hukum itu mengabdi pada tujuan Negara yang dalam pokoknya ialah mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya.
2. Prof. MR. dr. L.J. Van Apeldoorn
tujuan hukum adalah mengatur pergaulan hidup manusia secara damai. 3. Geny,
hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan, dan sebagai unsur daripada keadilan disebutkannya “kepentingan daya guna dan kemanfaatan”. 4. Jeremy Betham (teori utilitas),
hukum bertujuan untuk mewujudkan semata-mata apa yang berfaedah bagi orang. 5. Prof. Mr. J. Van Kan,
hukum bertujuan menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya kepentingan-kepentingan itu tidak dapat diganggu.
E.
Fungsi Hukum
• Fungsi hukum :
1. Sebagai Perlindungan
Hukum melindungi masyarakat dari ancaman bahaya 2. Fungsi Keadilan
Hukum sebagai penjaga, pelindung dan memberikan keadilan bagi manusia 3. Dalam Pembangunan
Hukum dipergunakan sebagai acuan tujuan negara
• Fungsi hukum secara umum
1. Hukum berfungsi untuk melindungi kepentingan manusia
2. Hukum berfungsi sebagai alat untuk ketertiban dan keteraturan masyarakat. 3. Hukum berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial (lahir batin). 4. Hukum berfungsi sebagai alat perubahan social (penggerak pembangunan) 5. Sebagai alat kritik (fungsi kritis),
6. Hukum berfungsi untuk menyelesaikan pertikaian.
• Tugas Hukum
1. menjamin adanya kepastian hukum.
2. Menjamin keadilan, kebenaran, ketentraman dan perdamaian.
Menurut Prof. Donald Rumokoy dalam bukunya Pengantar Ilmu Hukum, ada 4 teori tujuan Hukum (pada posting sebelumnya kami sebutkan tiga yang populer). Mereka adalah:
1. Teori Keadilan
Menurut teori ini, tujuan hukum adalah keadilan (Inggris: justice, Belanda gerechtigheid).
Teori ini dapat dikatakan merupakan teori tertua mengenai tujuan hukum. Perhatian
terhadap keadilan telah ada sejak jaman dahulu kala. Bangsa Yunani kuno misalnya, telah memiliki dewi yang khusus menangani keadilan, yaitu Dewi Themis. Themis digambarkan sebagai wanita yang memegang timbangan di tangan yang satu dan suatu untaian barang dan di tangan yang lain. Ia adalah dewi keadilan alamiah (natural justice). Bangsa Romawi mengambil alih dewi ini dengan nama Justitia yang digambarkan sebagai wanita yang memegang timbangan dan pedang serta mengenakan penutup mata sebagai lambang keadilan yang tidak memihak. Dewi Justitia lebih bersifat sebagai dewi keadilan duniawi.
Perhatian terhadap keadilan juga terlihat dari adanya ungkapanungkapan, yang telah dikenal sejak beberapa ratus tahun yang lalu seperti: fiat justitia pereat mundus atau hendaklah keadilan ditegakkan walaupun dunia harus binasa (Let there be justice though the world perish), dan fiat justitia ruat caelum atau hendaklah keadilan ditegakkan sekalipun langit runtuh. Ungkapanungkapan ini memperlihatkan bahwa keadilan harus dijalankan dengan tidak memedulikan konsekuensikonsekuensinya.
Perhatikanlah juga bahwa dalam setiap putusan pengadilan di Indonesia harus berkepala “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kepala putusan ini menunjukkan bahwa setiap keputusan pengadilan dijatuhkan “demi keadilan”; bukan demi hukum. Jadi yang dipandang harus lebih mendapatkan perhatian adalah tujuan dari hukum, yaitu keadilan.
a. Francois Geny mengajarkan bahwa tujuan hukum adalah sematamata keadilan. Tetapi dalam pandangan Geny, di dalam keadilan pengertian keadilan sudah terkandung unusr kemanfaatan.
b. Saint Augustine (354439) menyatakan bahwa “unjust law is no law at all” (hukum yang tidak adil bukanlah hukum sama sekali). Katakata ini menunjukkkan bahwa jika suatu peraturan tidak adil (unjust) maka peraturan itu bukanlah hukum.
Lalu apakah yang dimaksud dengan keadilan?
Bangsa Romawi, dengan berpedoman pada Aristoteles, merumuskan bahwa “Justitia est constans et perpetua voluntas ius suum cuique tribuere” (Keadilan adalah kehendak yang tetap dan tak ada akhirnya untuk memberi kepada tiap orang apa yang menjadi haknya). Rumusan ini tercantum dalam Cospus Iuris Civilis.
Tetapi pengertian keadilan sebagai “ius suum cuique tribuer (memberikan kepada tiap orang apa yang menjadi haknya), dapat ditafsirkan secara bebedabeda. Untuk itu Aristotelestelah membedakan adanya dua macam keadilan, yaitu:
1. Keadilan Distributif (keadilan yang bersifat menyalurkan), yaitu keadilan yang
memberikan kepada setiap orang menurut jasa (according to merit). Keadilan ini bersifat proporsional, dimana proporsional berarti persamaan dalam rasio (for proportion is equality of ratios). Walaupun nyatanya orang menerimah jumlah yang tidak sama, tetapi dalam nalar (ratio) ada persamaan sebab penyaluran itu dilakukan berdasarkan jasa (merit) masing masing. contohnya, kepada pegawai negeri golongan lebih tinggi akan ditetapkan gaji pokok awal yang lebih tinggi daripada gaji pokok awal darip gawai negeri yang berpangkat lebih rendah.Jumlah rupiah yang ditetapkan antara dua orang itu nyatanya tidak sama, tetapi dalam nalar (ratio) ada persamaan berdasarkan pertimbangan proporsional menurut jasa masingmasing.
Keadilan ini tidak menuntut supaya tiaptiap orang mendapat bagian yang sama
banyaknya, jadi bukanlah persamaan, melainkan kesebandingan. Keadilan distributif ini terutam menguasai hubungan antara masyarakat, khususnya negara, dan individu.
Diabad ke20, keadilan distributif dirinci lebih jauh oleh John Rawls dalam bukunya A Theory of Justice, 1971, dengan teori Justice as Fairness (Keadilan sebagai
dimana kehendak dibuat perjanjian masyarakat (social contract) untuk beralih ke keadaan bermasyarakat (status civilis). Menurut Rawls ini merupakan situasi yang layak (fair) untuk memperkirakan apa yang merupakan kemauan orangorang. Dalam situasi ini orangorang selayaknya sepakat atas dua asas, yaitu:
1. Asas Kebebasan (liberty principle), yaitu setiap orang mempunyai hak-hak yang sama atas kebebasan dasar yang paling luas, sama luasnya dengan
kebebasaran serupa dari orang-orang lain. Asa ini karena orang-orang selayaknya membutuhkan kesetaraan dalam penerapan hak dan kewajiban dasar.
2. Asas Perbedaan (difference principle), yaitu ketimpangan sosial dan ekonomi harus diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi dua hal:
1. Semua posisi dan jabatan terbuka bagi semua orang menurut syarat-syarat kesetaraan peluang yang fair (fairequality of opportunity; dan
2. Keuntungan terbesar untuk anggota -anggota masyarakat yang paling tidak beruntung. Hal ini menghendaki adanya kompensasi keuntungan bagi semua orang khususnya bagi anggota masyarakat yang paling tidak beruntung.
2. Keadilan Komutatis, menurut Apeldoorn, atau yang disebut Aristoteles dinamakan keadilan yang bersifat membetulkan (rectificatory justice), yaitu keadilan yang memberikan kepada setiap orang sama banyaknya dengan tidak mengingat jasajasa perseorangan. Keadilan ini berlaku untuk hubungan antarindividu, dimana hubungan ini ada yang bersifat sukarela (voluntary), seperti dalam jual beli dan sewa menyewa, dan ada yang bersifat tidak suka rela(involuntary) seperti pencurian dan pembunuhan. Keadilan ini memegang peran dalam tukar menukar, dimana dalam pertukaran barangbarang dan jasajasa, sebanyak mungkin harus terdapat persamaan atara apa yang dipertukarkan. Keadilan komutatif terutama menguasai hubungan antarindividu.
berpegang pada asas persamaan (principle of equality). Barangsiapa melakukan
pembunuhan harus mati. Malahan jika suatu masyarakat sepakat untuk membubarkan diri, pembunuh terakhir dalam penjara harus dieksekusi, sebelum kesepakatan dilaksanakan. Jika tidak, mereka dapat dipandang sebagai peserta dalam pembunuhan seebagai pelanggaran keadilan publik.
Baik keadilan distributif maupun keadilan komutatif sekalipun tampak berbeda, tetapi keduanya merupakan keadilan karena masingmasing dimaksudkan untuk diterapkan pada bidang yang berbeda. Keadilan distributif dimaksudkan untuk diterapkan pada hubungan masyarakat , khususnya negara, dan individu. Sedangkan keadilan komutatif dimaksudkan untuk diterapkan pada hubungan antarindividu.
2. Teori Utilitas (teori kemanfaatan)
Pelopor teori utilitas (utilitarianisme) adalah Jeremy Bentham yang karyanya antara lain An Introduction to the Principles of Morales anda Legislation, 1978. Menurut Bentham, ada dua majikan (masters) dalam kehidupan manusia, yaitu susah (pain) dan senang (pleasure). Dua hal ini mengusasai semua yang kita lakukan, semua yang kita katakan, dan semua yang kita pikirkan. Semua tindakan manusia diarahkan pada upaya untuk memaksimalkan kesenangan (pleasure) dan meminimalkan kesusahan (pain). Sehubungan dengan itu, Bentham mengemukakan asa manfaat (principle of utility), yaitu semua hal harus bermanfaat untuk memenhuji kecenderungan manusia menghasilkan kesenangan (pleasure, happiness) dan mencegah kesusahan
(pain, unhappiness).
Oleh karena itu, Bentham berpandangan bahwa kebahagiaan sebesarbesarnya untuk jumlah manusia sebanyakbanyaknya merupakan dasar dari moral dan peraturan
perundangundangan. Dari tampak bahwa tujuan hukum menurut Bentham adalah untuk mencapai the greatest happiness of the greatest number (kebahagiaan sebesarbesarnya dari jumlah manusia sebanyakbanyaknya).
3. Teori Gabungan
Menurut Apeldoorn pandangan ini sudah terdapat pada tulisan J. Schrassert di tahun 1719 yang mengemukakan bahwa ‘kedua wujud hukum yang terpenting adalah keadilan dan manfaat’
4. Teori Ketertiban dan Ketentraman Masyarakat
Masyarakat pada umumnya cenderung berpandangn bahwa tujuan hukum adalah untuk menjaga ketertiban dan ketentraman (Bld.: orde en rust) dalam masyarakat.
Ahli hukum yang teorinya selaras dengan ini adalah Apeldoorn (2001:10) yang mengatakan bahwa tujuan hukum adalah “mengatur pergaulan hidup secara damai”. Tujuan hukum yang dikemukakan oleh Apeldoorn ini adalah sesuai dengan definisi hukum yang diberikannya, yaitu hukum adalah masarakat itu juga, hidup manusia sendiri, dilihat dari sudut yang tertentu, yaitu sebagai pergaulan hidup yang teratur. Pandangan seperti ini merupakan pandangan yang bersifat sosiologis.
Resume Eksistensi Tata Hukum di Indonesia by. Ihwanun
Mudhofir HaririFakultas Hukum Universitas Airlangga. P
age 7
Belanda pada 1922. Pada masa berlakunya IS ini bangsa Indonesia
sudah turut membentukundang-undang dan turut menentukan nasib
bangsanya karena mereka turut dalam
volksraad.
c.
Tata Hukum Jepang
Masa penjajahan Jepang dimulai pada bulan Maret 1942, Pada masa
penjajahan itudaerah Hindia Belanda dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Indonesia Timur dibawah kekuasaan Angkatan Laut Jepang
berkedudukan diMakassar.
2.
Indonesia Barat dibawah kekuasaan Angkatan Darat Jepang
berkedudukan diJakarta.Peraturan-peraturan yang digunakan untuk
mengatur pemerintahan di wilayah HindiaBelanda dibuat dengan dasar
Gun Seirei
melalui Osamu Seirei. Dari ketentuan Pasal 3 OsamuSeirei No. 1/192
dapat diketahui bahwa hukum yang mengatur pemerintahan dan
lain-laintetap menggunakan
Indische Staaregeling
(IS).Kemudian pemerintah bala tentara Jepang mengelurkan Gun Seirei
nomor istimewa1942, Osamu Seirei No. 25 tahun 1944 dan Gun Seirei
No.14 tahun 1942, untuk
mewa tahun 1942 dan OsamuSeirei No.25 tahun 1944 memuat
aturan-aturan pidana yang umum dan aturan-aturan-aturan-aturan pidanayang khusus. Gun
Seirei No.14 tahun 1942 mengatur tentang pengadilan di Hindia
Belanda.
Resume Eksistensi Tata Hukum di Indonesia by. Ihwanun
Mudhofir HaririFakultas Hukum Universitas Airlangga. P
age 8
d.
Tata Hukum Indonesia
Setelah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi
bangsa yang bebasdan tidak tergantung pada bangsa lain.
Sehingga Indonesia bebas menentukan nasibnya untukmengatur negara
dan menetapkan tata hukumnya.UUD 1945 ditetapkan sebagai
Undang-Undang Dasar dalam penyelenggaraan Pemerintahan. Sedangkan tata
hukum yang berlakuadalah segala peraturan yang telah ada dan pernah
berlaku pada masa penjajahan Belanda danmasa Jepang serta
produk-produk peraturan baru yang dihasilkan oleh pemerintah NegaraRepublik
Indonesia dari 1945-1949.Kemudian masih dalam masa Tata Hukum
Indonesia yakni tahun 1949 sampai
1950, pada masa ini adalah masa berlakunya konstitusi RIS. Pada masa t
ersebut tata hukum yang berlaku adalah tata hukum yang terdiri dari per
aturan-peraturan yang dinyatakan berlaku pada masa 1945-1949 dan pro
duk peraturan baru yang dihasilkan oleh pemerintah Negarayang
berwenang untuk itu selama kurun waktu 27 Desember 1949
sampai dengan 16 Agustus1950.Dilanjutkan periode tahun 1950 hingga
1959, Tata hukum yang diberlakukan pada masaini adalah tata hukum
yang terdiri dari semua peraturan yang dinyatakan berlaku
Resume Eksistensi Tata Hukum di Indonesia by. Ihwanun
Mudhofir HaririFakultas Hukum Universitas Airlangga. P
age 9
e.
Tata Hukum Nasional
Tata hukum yang berlaku pada masa ini adalah tata hukum yang terdiri
dari segala peraturan yang berlaku pada masa
1950-1959 dan yang dinyatakan masih berlaku berdasarkan ketentuan Pasal II
Aturan Peralihan UUD 1945 ditambah dengan berbagai peraturan yang d
ibentuk setelah dekrit Presiden 5 Juli 1959. Yang mana dektrit tersebutad
alah
dekrit
yang dikeluarkan oleh Presiden
Indonesia
yang
pertama,
Soekarno
pada
5 Juli
1959.
Isi dektrit ini adalah
pembubaran
Badan Konstituante
hasil
Pemilu 1955
dan penggantian
undang-undang dasar dari
UUD Sementara 1950
ke UUD 1945.Sebagai
tambahan, adapun urutan hierarki Tata Hukum Nasional saat ini yaitu
menurut pasal 7 ayat 1 UU No. 12 Tahun 2011:1.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;2.
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;3.
Undang-Undang/ Peraturan pemerintah Pengganti Undang-Undang;4.
Peraturan pemerintah;5.
Peraturan Presiden;6.
Peraturan Daerah Provinsi; dan7.