UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI
BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN
TALKING STICK
PADA SISWA
KELAS III B SD MUHAMMADIYAH
KARANGKAJEN IV SALAKAN
BANGUNHARJO SEWON
BANTUL
SKRIPSI
RAHMAT HIDAYAT
11015003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
ii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Rahmat Hidayat NIM : 11015003
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi :Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Siswa Kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul.
dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya saya sendiri dan benar keasliannya. Semua kutipan dan bahan rujukan yang digunakan dalam skripsi ini telah dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib akademik di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Yogyakarta, 1 Agustus 2015 Peneliti
iii
HALAMAN PENGAJUAN
SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS III B SD
MUHAMMADIYAH KARANGKAJEN IV SALAKAN BANGUNHARJO SEWON BANTUL
Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
RAHMAT HIDAYAT
11015003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS III B SD
MUHAMMADIYAH KARANGKAJEN IV SALAKAN BANGUNHARJO SEWON BANTUL
Telah Disetujui untuk Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Pada tanggal 5 Agustus 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Widodo Budhi, M.Si Widowati Pusporini, M.Pd
v
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS III B SD
MUHAMMADIYAH KARANGKAJEN IV SALAKAN BANGUNHARJO SEWON BANTUL
Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji dan Diterima untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Hari : Rabu
Tanggal : 5 Agustus 2015 Susunan Tim Penguji :
Ketua : Dra. Hj. Hidayati, M.Pd ( )
Sekretaris : Yuli Prihatni, M.Pd ( )
Penguji I : Drs. Widodo Budhi, M.Si ( ) Penguji II : Widowati Pusporini, M.Pd ( )
Mengesahkan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Dekan,
vi
MOTTO
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Teriring sujud syukur kehadirat Allah SWT dengan segenap kerendahan hati, kupersembahkan karya ini untuk:
1. Bapak Budi Santosa dan Ibu Sumarni. 2. Mas Eka Nugraha, Mas Wahyu Saputra
dan Noor Fitriyanto.
viii ABSTRAK
Rahmat Hidayat. Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Siswa Kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan
Bangunharjo Sewon Bantul.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran talking stick pada siswa kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV. Hipotesis tindakan penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV yang berjumlah 20 siswa. Objek penelitian adalah motivasi belajar dan prestasi belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran talking stick. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket, tes, observasi dan dokumentasi. Uji coba instrument yang dipakai adalah uji coba angket motivasi dan uji coba tes.Validitas item angket dan tes menggunakan rumus korelasi
product moment. Berdasarkan hasil uji coba validitas angket motivasi belajar
siswa dari 35 butir pertanyaan yang dinyatakan valid 25 butir dan yang tidak valid sebanyak 10 butir soal. Selanjutnya untuk uji validitas soal tes prestasi 30 butir soal pada siklus I diperoleh 26 butir soal yang valid dan 4 butir soal yang tidak valid. Pada siklus II diperoleh 28 butir soal yang valid dan 2 butir soal yang tidak valid. Reliabilitas angket diperoleh dengan menggunakan rumus alpha cronbach, hasil perhitungannya menunjukkan sebesar 0,895 sedangkan rtabel sebesar 0,444. Reliabilitas tes diperoleh dengan rumus KR-20 menunjukkan pada siklus I sebesar 0,953 adapun rtabel pada siklus I adalah 0,444 dan siklus II sebesar 0,920 dengan rtabel sebesar 0,444 dengan demikian, Instrumen dinyatakan reliabel. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data hasil angket motivasi belajar, observasi dan prestasi belajar.
Hasil penelitian menunjukkan setelah diterapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran talking stick di kelas III motivasi dan prestasi belajar IPA siswa mengalami peningkatan. Hasil ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil persentase rata-rata skor motivasi belajar siswa pada prasiklus sebesar 54,25% meningkat menjadi 72,7% pada siklus I dan siklus 2 meningkat menjadi 82,7%. Persentase belajar IPA siswa meningkat dari rata-rata kelas pada prasiklus sebesar 56 meningkat 19 poin menjadi 75 pada siklus I dan pada siklus II meningkat sebesar 8 poin menjadi 83. Persentase siswa yang mendapat nilai
≥75 meningkat. Siswa yang mencapai KKM pada pratindakan adalah 7 siswa dengan persentase 35%. Pada siklus I meningkat 30% menjadi 65% dengan 13 siswa yang mencapai KKM. Pada siklus II meningkat 20% menjadi 85% dengan 17 siswa yang mencapai KKM. Disarankan agar model pembelajaran talking stick
dapat diterapkan pada setiap materi IPA untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPA siswa.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Talking Stick Pada Siswa Kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV
Salakan Bangunharjo Sewon Bantul, sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bidang studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Drs. Widodo Budhi, M.Si Dosen Pembimbing I dan Widowati Pusporini, M.Pd., Dosen Pembimbing II, yang telah senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat terlaksana karena bimbingan, semangat, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. H. Pardimin, M.Pd., Rektor Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
2. Drs. Bambang Trisilo Dewobroto, M.Sn., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
x
4. Jawadi, S.Pd. Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Karangkajen IV yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
5. Wiwin Suharyanti, S.Pd selaku guru kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam pelaksanaan maupun penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis, amin. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
HALAMAN PENGAJUAN ... iii
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Landasan Teori ... 9
e. Ciri-Ciri Orang yang Mempunyai Motivasi Belajar .... 13
xii
2. Prestasi Belajar ... 14
a. Pengertian Prestasi Belajar ... 14
b. Faktor Lain yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 16
3. Hakekat Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 16
b. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Talking Stick .... 21
c. Kelebihan dan kekurangan Model Talking Stick ... 22
6. Materi IPA kelas III semester II ... 23
a. Materi Prasiklus ... 23
b. Materi Siklus I ... 24
c. Materi Siklus II ... 26
B. Kajian Penelitian yang Relevan ... 29
C. Kerangka Pikir ... 29
D. Hipotesis Tindakan ... 33
xiii
H. Indikator Keberhasilan Tindakan ... 52
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. SK dan KD IPA Kelas III Semester II ... 19
Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi ... 42
Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ... 43
Tabel 4. Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar IPA Prasiklus ... 44
Tabel 5. Kisi-Kisi Post-Test Prestasi Belajar IPA Siklus I ... 44
Tabel 6. Kisi-kisi Post-Test Prestasi Belajar IPA Siklus II ... 45
Tabel 7. Klasifikasi Reliabilitas ... 48
Tabel 8. Spesifikasi Perskoran Penilaian Observasi ... 50
Tabel 9. Spesifikasi Perskoran Penilaian Angket ... 50
Tabel 10. Hasil Angket Motivasi Belajar IPA Prasiklus ... 55
Tabel 11. Rentang Skor Perolehan Prasiklus ... 56
Tabel 12. Nilai Tes Prestasi Belajar IPA Prasiklus ... 57
Tabel 13. Hasil Tes Prasiklus ... 58
Tabel 14. Hasil Angket Motivasi Belajar IPA Siklus I ... 63
Tabel 15. Rentang Skor Perolehan Siklus I ... 64
Tabel 16. Daftar Hasil Nilai Tes Prestasi Belajar IPA Siklus I ... 65
Tabel 17. Hasil Tes Prestasi Siklus I ... 66
Tabel 18. Hasil Angket Motivasi Belajar IPA Siklus II ... 71
Tabel 19. Rentang Skor Perolehan Siklus II ... 72
Tabel 20. Daftar Hasil Nilai Tes Prestasi Belajar IPA Siklus II ... 72
Tabel 21. Hasil Tes Prestasi Siklus II ... 73
Tabel 22. Perubahan Angket Motivasi Prasiklus dengan Siklus I ... 75
Tabel 23. Perbandingan Skor Prasiklus dengan Siklus I ... 76
xv
Tabel 25. Perbandingan Skor Siklus I dengan Siklus II ... 78
Tabel 26. Perubahan Skor Prasiklus, Siklus I dengan Siklus II ... 78
Tabel 27. Perbandingan Skor Prasiklus, Siklus I dengan Siklus II ... 79
Tabel 28. Nilai Tes Prestasi Belajar IPA Prasiklus dengan Siklus I ... 80
Tabel 29. Perbandingan Nilai Prasiklus dengan Siklus I ... 80
Tabel 30. Perubahan Nilai Tes Prestasi Belajar IPA Siklus I ke Siklus II ... 81
Tabel 31. Perbandingan Nilai Prasiklus dengan Siklus I ... 82
Tabel 32. Perbandingan Nilai Tes Prasiklus, Siklus I, Siklus II ... 83
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kondisi Cuaca ... 25
Gambar 2. Pengaruh Cuaca terhadap Manusia ... 26
Gambar 3. Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui ... 27
Gambar 4. Penambangan Minyak Bumi ... 28
Gambar 5. Alur Kerangka Berfikir ... 32
Gambar 6. Model Desain Penelitian Tindakan Kelas ... 35
Gambar 7. Ketuntasan Pembelajaran Prasiklus ... 58
Gambar 8. Ketuntasan Pembelajaran Siklus I ... 66
Gambar 9. Ketuntasan Pembelajaran Siklus II ... 74
Gambar 10. Grafik Angket Motivasi Prasiklus,Siklus I dan Siklus II ... 77
Gambar 11. Grafik rata-rata nilai tes prasiklus, siklus I dan Siklus II ... 82
Gambar 12. Diagram Perbandingan Motivasi Prasiklus, Siklus I, dan II ... 87
Gambar 13. Perbandingan Motivasi Berdasarkan Hasil Observasi ... 88
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 RPP Prasiklus ... 96
Lampiran 2 RPP Siklus I ... 102
Lampiran 3 RPP Siklus II ... 112
Lampiran 4 Materi Prasiklus ... 122
Lampiran 5 Materi Siklus I ... 126
Lampiran 6 Materi Siklus II ... 129
Lampiran 7 Soal Tes Prestasi belajar IPA Prasiklus ... 141
Lampiran 8 Soal Tes Prestasi belajar IPA Siklus I ... 145
Lampiran 9 Soal Tes Prestasi belajar IPA Siklus II ... 149
Lampiran 10 Kunci Jawaban Tes Prestasi belajar IPA Prasiklus ... 153
Lampiran 11 Kunci Jawaban Tes Prestasi belajar IPA Siklus I ... 154
Lampiran 12 Kunci Jawaban Tes Prestasi belajar IPA Siklus II ... 155
Lampiran 13 Angket Motivasi Belajar IPA ... 156
Lampiran 14 Lembar Observasi Prasiklus ... 158
Lampiran 15 Lembar Observasi Siklus I ... 159
Lampiran 16 Lembar Observasi Siklus II ... 160
Lampiran 17 Cara Menghitung Manual Uji Validitas dan Reliabilitas ... 161
Lampiran 18 Uji Validitas Angket ... 184
Lampiran 19 Uji Validitas Tes Prestasi ... 185
Lampiran 20 Uji Validitas Tes Prestasi Siklus I ... 186
Lampiran 21 Uji Validitas Tes Prestasi Siklus II ... 187
Lampiran 22 Uji Reabilitas Instrumen ... 188
Lampiran 23 Reabilitas Tes Prasiklus ... 189
xviii
Lampiran 25 Reabilitas Siklus II ... 191
Lampiran 26 Data Motivasi Prasiklus ... 192
Lampiran 27 Data Motivasi Siklus I ... 193
Lampiran 28 Data Motivasi Siklus II... 194
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingganya (Ki Hajar Dewantara, 2011: 20).
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (2014:2) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya di masyarakat, bangsa dan negara.
cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.
Siswa merupakan kelompok manusia yang memiliki tanggung jawab yang besar baik kepada diri sendiri maupun pada Negara. Untuk itu siswa hendaknya dipersiapkan sedemikian rupa sehingga mampu mengendalikan perubahan berbagai aspek tersebut. Untuk mempersiapkan siswa menjadi orang-orang yang berprestasi maka siswa harus diberi ilmu pengetahuan dan keterampilan yang cukup.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada sistem pembelajaran di kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul. Dari 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, masih ada 13 orang siswa yang kurang memahami materi pembelajaran. Siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 hanya 35% saja. Sedangkan KKM di SD tersebut adalah 75. Proses pembelajaran yang berlangsung belum banyak melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran masih terpusat pada guru sehingga motivasi belajar peserta didik masih kurang dan mengakibatkan mereka kurang berperan aktif dalam pembelajaran serta kompetensi yang dimiliki menjadi kurang berkembang. Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran di kelas tersebut juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar peserta didik. Motivasi adalah salah satu komponen agar peserta didik dapat memperoleh prestasi yang tinggi. Dengan demikian, proses pembelajaran haruslah dibuat menarik agar dapat membangkitkan motivasi belajar sehingga prestasi belajar mereka dapat meningkat.
Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang demikian, salah satu model pembelajaran yang tepat, menarik, dan efektif sehingga siswa dapat aktif dalam mengikuti pelajaran dan dapat cepat memahami materi yang diberikan. Salah satunya mengajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick. Penggunaan model pembelajaran talking stick
Berdasarkan permasalahan di atas, Peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA dengan Menggunakan Model Pembelajaran Talking
Stick pada Siswa Kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan
Bangunharjo Sewon Bantul”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Siswa cenderung pasif menerima materi. 2. Suasana kelas yang tidak kondusif.
3. Guru tidak menggunakan inovasi model pembelajaran. 4. Rendahnya motivasi dan prestasi belajar IPA.
C. Fokus Masalah/ Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas serta mempertimbangkan waktu, tenaga, dan biaya yang ada maka penelitian ini dibatasi pada rendahnya motivasi belajar dan prestasi belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas III B di SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Sewon Bantul dengan menggunakan model pembelajaran Talking
Stick ?
2. Bagaimana upaya meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas III B di SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul dengan menggunakan model pembelajaran Talking
Stick ?
E. Tujuan Penelitian
Melihat rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas III B di SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick?
2. Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III B di SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick?
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang terkait, secara khusus manfaat penelitian ini yaitu: 1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi guru, sekolah, siswa dan bagi peneliti dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar pada siswa kelas III B di SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul, khususnya dalam mata pelajaran IPA. Manfaat praktis yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Guru
Penelitian ini di harapkan dapat menjadikan masukan bagi guru supaya dapat mencari dan menerapkan model pembelajaran yang baik serta tepat agar motivasi dan prestasi belajar siswa dapat meningkat yang pada akhirnya terjadi peningkatan kualitas profesional guru itu sendiri sekaligus kualitas pendidikan di Sekolahnya.
b. Bagi Sekolah
c. Bagi Siswa
Sebagai masukan bagi siswa bahwa dengan model pembelajaran Talking Stick, dapat melatih siswa untuk mampu menumbuhkan sikap berani untuk bertanya mengenai materi yang sulit baik sesama teman maupun dengan guru sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa itu sendiri.
d. Bagi Peneliti
9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori 1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tingkah seseorang. Sebagaimana penjelasan dari Hamzah B Uno (2008:1) bahwa
“motivasi adalah sebuah dorongan dasar yang menggerakkan
seseorang untuk bertingkah laku”. Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak dan berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu (Hamzah B Uno, 2008: 3).
Sehubungan pendapat tersebut, menurut Oemar
Hamalik (2009. a: 50) mengatakan bahwa “motivasi adalah
dorongan yang menyebabkan terjadinya sesuatu perbuatan atau
tindakan tertentu”. Menurut M. Fathurrohman dan Sulistyorini (2012:126) menyatakan bahwa “motivasi adalah sesuatu yang
pelajaran yang sedang diikutinya”. Menurut Djaali (2007:101)
menyatakan bahwa “motivasi adalah kondisi filosofis dan
psikologis yang tepat dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan
(kebutuhan)”.
Berdasarkan beberapa teori di atas maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila menjadi kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/ mendesak atau untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan yang dicapai.
b. Pengertian Belajar
Muhibbin Syah (2006:63) berpendapat bahwa “belajar
adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan
jenjang pendidikan”. Ia menambahkan belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan (Muhibbin Syah, 2013: 90). Menurut Oemar Hamalik (2009. b:
159) bahwa “prestasi belajar adalah indikator adanya dan
derajat perubahan tingkah laku siswa”.
Sedangkan Menurut Heri Gunawan (2012:153)
akibat interaksi individu dengan lingkungan”. Pendapat lain menurut Oemar Hamalik (2010:154) menyatakan “belajar
adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat
latihan dan pengalaman”. Belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2010: 2)
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungan untuk mendapatkan suatu perubahan melalui latihan maupun pengalaman yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan sebagai interaksi dengan lingkungan.
c. Pengertian Motivasi Belajar
Sardiman (2007:75) mengartikan “motivasi adalah merupakan
faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah hal penumbuh gairah, merasa senang dan
semangat untuk belajar”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Agus Suprijono
(2010:163) “motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan perilaku”. Menurut Haris Mudjiman (2008:37) bahwa “motivasi belajar ialah komponen kedua
dalam konsep belajar mandiri, dan merupakan prasyarat bagi berjalannya belajar mandiri. Selain itu, motivasi belajar adalah
kekuatan pendorong dan pengarah perbuatan belajar”.
Sependapat dengan ungkapan tersebut, Syaiful Bahri Djamarah (2008:12) menerangkan bahwa “dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas
belajar”.
d. Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:157) fungsi
motivasi dalam belajar adalah “1) mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan, 2) menentukan arah tujuan yang hendak dicapai, 3)
menentukan perbuatan yang harus dilakukan”.
Oemar Hamalik (2009. a: 108) fungsi motivasi adalah 1) mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misal belajar; 2) motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan; 3) motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan fungsi motivasi dalam belajar antara lain adalah mendorong manusia untuk menentukan arah yang akan dicapai dan menentukan perbuatan mana yang harus dikerjakan.
e. Ciri-Ciri Orang yang Mempunyai Motivasi Belajar
Orang yang memiliki motivasi belajar memiliki Ciri-ciri motivasi belajar sebagai berikut:
Hamzah B. Uno (2008:23) dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4) adanya penghargaan dalam belajar; 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang dapat belajar dengan baik.
pada saat melaksanakan kegiatan belajar-mengajar Orang yang memiliki motivasi belajar memiliki Ciri-ciri motivasi belajar sebagai berikut:
Nana Sudjana (2011:61) Hal ini dapat dilihat dalam hal sebagai berikut: 1) minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran; 2) semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya; 3) tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya; 4) reaksi yang ditunjukan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru; 5) rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
f. Macam-Macam Motivasi
Menurut para ahli ada beberapa macam motivasi yaitu sebagai berikut:
Biggs dan Telfer yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono (2009:32-33) menyatakan bahwa siswa memiliki bermacam-macam motivasi dalam belajar. Macam motivasi tersebut dibedakan menjadi 4, yaitu: 1) motivasi instrumental yaitu dorongan yang muncul akibat dari ingin mendapatkan hadiah atau menghindar dari hukuman; 2) motivasi sosial yaitu siswa belajar untuk menyelenggarakan tugas; 3) motivasi berprestasi dalam hal ini motivasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah; 4) motivasi intrinsik dalam motivasi ini ditemukan beberapa perilaku siswa yaitu keterlibatan siswa dalam belajar sanggat tinggi, motivasi bersifat memelihara diri sendiri dan untuk memelihara keterlibatan siswa dalam belajar.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2012:23)
menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan
Menurut M. Fathurrohman dan Sulistyorini (2012:119)
“prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari suatu
kegiatan yang berupa perubahan tingkah laku yang dialami oleh subjek belajar di dalam suatu interaksi dengan
lingkungannya”.
Selanjutnya menurut Heri Gunawan (2012: 153)
“prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang telah dicapai siswa dalam kurun waktu proses belajar tertentu yang dapat
diketahui dan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh guru”.
Peningkatan prestasi belajar dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa aspek, baik internal maupun eksternal. Aspek eksternal diantarannya adalah bagaimana lingkungan belajar dipersiapkan dan fasilitas-fasilitas diberdayakan, sedangkan aspek internal meliputi aspek perkembangan anak, dan keunikan personal individu anak (M Nur Ghufron dan Rini Risnawita, 2013: 10).
b. Faktor Lain yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Dalam belajar ada faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu sebagai berikut:
Slameto yang dikutip oleh M. Fathurrohman dan Sulistyorini (2012:120) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada 2 yaitu: 1) faktor-faktor internal meliputi jasmaniah dan psikologis; 2) faktor eksternal yang meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.
Menurut teori diatas makan dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor internal dan eksternal.
3. Hakekat Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar a. Hakekat Mata Pelajaran IPA
Menurut Trianto (2014:137) adalah “pada hakikatnya
IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan
sikap ilmiah”. Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Dalam hal ini para guru yang mengajar sains di sekolah dasar, diharapkan mengetahui dan mengerti hakikat pembelajaran IPA, sehingga dalam pembelajaran IPA guru tidak kesulitan dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran (Ahmad Susanto, 2013:167).
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan (Haryono, 2013: 42). IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2014: 136).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran ilmu yang mempelajari alam semesta sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan tetapi juga merupakan proses penemuan.
b. Karakteristik IPA
konferensi atau simposium, studi kepustakaan sehingga membutuhkan proses berfikir aktif (Haryono, 2013: 43-45).
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik IPA yaitu proses belajar IPA yang melibatkan hampir semua alat indera dan menggunakan berbagai macam cara berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk juga penerapannya.
c. Tujuan dari Mata pelajaran IPA
Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar yaitu sebagai berikut:
Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:484) dimaksudkan untuk: 1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya; 2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; 3) mengembagkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; 4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; 5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam; 6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segalanya keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; 7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA
Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:485) meliputi aspek-aspek sebagai berikut 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan; 2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas; 3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana; 4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Standar IPA Kelas III Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Kelas III Semester II (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 490).
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Energi dan perubahannya
4. Memahami berbagai cara gerak benda hubunganya dengan energi dan sumber energy
4.1 Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuranya
4.2 Mendiskripsikan hasil
pengamatan tentang pengaruh energi panas, gerak, getaran dalam kehidupan sehari-hari 4.3 Mengidentifikasikan sumber
energi dan kegunaanya 5. Menerapkan konsep
energi gerak
5.1 Membuat kincir angin untuk menunjukan bentuk energi angin dapat diubah menjadi energi gerak
5.2 Menerapkan cara menghemat energi dalam kehidupan
6.1 Mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar
6.2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca 6.3 Mendeskripsikan pengaruh
cuaca bagi kegiatan manusia 6.4 Mengidentifikasi cara manusia
4. Model Pembelajaran
Menurut Rusman (2012:155) model pembelajaran adalah
“suatu cara yang sistematis dalam mengidentifikasi,
mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”. Hal ini sejalan dengan pendapat Agus Suprijono (2010:46) “model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam tutorial”.
Dari pengertian beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah cara yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada berbagai model pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar-mengajar. Ini perlu, karena ketepatan model akan mempengaruhi bentuk strategi belajar-mengajar.
5. Model Talking Stick
a. Makna dan peran model talking stick
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa model talking stick merupakan model pembelajaran yang menggunakan tongkat sebagai media pembelajaran. Penggunaan media tongkat ini digunakan oleh guru sebagai alat untuk memotivasi siswa agar mau berpendapat. Penggunaan model pembelajaran talking stick ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Penggunaan model pembelajaran talking stick membuat siswa aktif dan mengembangkan pengetahuan mereka. Model talking stick
memungkinkan siswa untuk saling bertukar pendapat, saling berinteraksi, bertukar pikiran mengenai materi yang mereka pelajari.
b. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Talking Stick
Langkah pelaksanaan pembelajaran dengan model
talking stick adalah sebagai berikut:
Peran guru dalam pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi siswanya untuk mempelajarinya. Pembelajaran berpusat pada siswa.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Talking Stick
Model pembelajaran talking stick memiliki kelebihan dan kekurangan. kelebihannya yaitu; 1) dapat menguji kesiapan siswa; 2) melatih siswa untuk membaca dan memahami materi dengan cepat; 3) membuat siswa terus siap dalam menerima pelajaran. kekurangannya adalah jika mendapati siswa yang belum siap secara emosional untuk berbicara atau menyampaikan argumen ini akan menjadi kekurangan dalam model ini (Miftahul Huda, 2013: 225-226)
Menurut Muslihuddin (2012:197-198) model pembelajaran tipe Talking Stick juga memiliki kelebihan serta kekurangan. Adapun kelebihannya adalah: 1) peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan kemampuan dan ketrampilan dalam suasana kelas yang terbuka dan demokratis; 2) menguji kesiapan peserta didik; 3) melatih peserta didik memahami materi dengan cepat; 4) agar lebih giat belajar; 5) meningkatkan kemajuan belajar; 5) menimbulkan kerjasama yang baik antar peserta didik melalui pembelajaran kelompok; 6) mudah dan murah untuk di terapkan. Selain kelebihan Talking Stick juga memiliki kekurangan yaitu sebagai berikut; 1) membuat peserta didik menjadi gugup dan tegang jika menerima tongkat 2) pembelajaran sedikit ramai
mengaktifkan suatu pembelajaran. Tetapi bila mendapati siswa yang belum siap dalam berbicara ini akan menghambatnya. 6. Materi IPA kelas III semester II
Materi kelas III membahas mengenai berikut: S.K. 6. Memahami kenampakan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungan dengan cara manusia memelihara dan melestarikannya. 1) K.D. 6.1 Mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar. 2) K.D. 6.2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca, 3) K.D. 6.3 Mendeskripsikan pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia, 4) K.D. 6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar.
a. Materi Prasiklus
1) Berbagai bentuk permukaan bumi
Bagian permukaan bumi yang berupa daratan ada yang datar dan ada yang tidak datar. Hal itu ditunjukkan dengan adanya Gunung, Bukit, Lembah, Danau, dan Sungai.
2) Permukaan Bumi Terdiri atas Daratan dan Air
perbukitan, lembah, danau, sungai, dan tepi pantai. Lautan dapat berupa pantai, teluk, selat, dan laut.
3) Bentuk Bumi Bulat
Berdasarkan peristiwa dan gejala alam yang dialami manusia, dapat dibuktikan bahwa bentuk bumi bulat. Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa bumi berbentuk bulat, antara lain sebagai berikut.
a. Foto bumi yang diambil dari satelit buatan yang letaknya jauh di ruang angkasa menunjukkan bahwa bumi bulat. b. Jika kita berlayar terus ke satu arah, maka akhirnya kita
akan kembali ke tempat permulaan kita berlayar.
c. Jika kita memerhatikan kapal laut pada saat berlayar ke tengah laut, maka yang mula-mula lenyap dari pandangan kita adalah badan kapal baru kemudian tiang-tiangnya. Akhirnya, seluruh badan kapal hilang dari pandangan kita.
d. Pada waktu matahari akan terbit, awan dan gunung-gunung tinggi di sebelah timur sudah tampak terang, sementara di sebelah barat masih tampak gelap.
b. Materi Siklus I 1) Pengertian Cuaca
meteorologi. Cuaca berbeda dengan iklim. Iklim adalah suhu rata-rata udara dalam waktu lama pada daerah yang sangat luas. Ilmu yang mempelajari iklim disebut
klimatologi. Kondisi cuaca biasa bermacam-macam. Seperti
cuaca cerah, cuaca berawan, cuaca panas, cuaca dingin, cuaca berangin, cuaca hujan.
Gambar. 1 Kondisi Cuaca (Priyono & Titik Sayekti, 2011:154) 2) Pengaruh Kondisi Cuaca
Cuaca sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia dan lingkungannya. Perbedaan cuaca dapat menyebabkan perbedaan tata cara dan kegiatan manusia yang tinggal di daerah pegunungan, daerah pantai, dan daerah dataran rendah.
Penduduk yang tinggal di daerah pantai biasanya membuat rumah-rumah yang beratap tinggi. Mata pencaharian mereka berhubungan dengan laut, seperti menangkap ikan, membuat tambak, petani garam, dan industri pengolahan ikan laut. Pakaian yang dikenakan penduduk pantai biasanya tipis karena cuaca di daerah pantai umumnya sangat panas.
Di daerah dataran rendah mata pencaharian penduduknya, antara lain bertani, beternak dan berkebun. Sementara itu, di kawasan perkotaan banyak kita jumpai industri-industri maju. Penduduk yang hidup di dataran rendah lebih senang mengenakan pakaian yang tidak terlalu tebal maupun terlalu tipis. Keadaan ini disebabkan cuaca di daerah dataran rendah umumnya tidak terlalu panas juga tidak terlalu dingin.
c. Materi Siklus II (Cara Manusia dalam memelihara dan melestarikan alam).
1) Jenis-Jenis Sumber Daya Alam
Berdasarkan kelestariannya, sumber daya alam dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu:
a) Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui
Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang dapat dibentuk kembali oleh alam dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini disebabkan jenis sumber daya alam tersebut mempunyai kemampuan berkembang biak atau mengalami daur ulang. Misalnya, tumbuhan, hewan, dan air.
Gambar 3. Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui (Priyono & Titik Sayekti, 2011:170)
diperbarui, antara lain, minyak bumi, batu bara, gas alam, logam, dan barang-barang tambang lainnya.
Gambar 4. Penambangan Minyak Bumi (Priyono & Titik Sayekti, 2011:173) 2) Bencana alam yang dapat merusak Sumber Daya Alam
Bencana itu antara lain, gempa bumi, gunung berapi meletus, dan banjir. Meskipun bencana tersebut disebabkan oleh alam, manusia juga mempunyai peranan akan timbulnya peristiwa itu. Misalnya membuang sampah di sungai, menangkap ikan dengan bahan peledak, kebiasaan menebang hutan secara besar-besaran dll.
3) Perilaku Manusia untuk melestarikan lingkungan
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Berikut ini akan disajikan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
1. Menurut Indri Astuti Prabandari (2013:60) menunjukan bahwa setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan model
Talking Stick prestasi belajar siswa meningkat dilihat dari hasil
rata- rata siswa yang meningkat pada prasiklus sebesar 53% kemudian mengalami peningkatan di siklus I menjadi 62% dan pada siklus II meningkat menjadi 82% dengan ketuntasan 80% siswa yang mencapai KKM.
2. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Heppi Sasmoko (2013:68) Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar meningkat setelah diterapkan model pembelajaran Talking Stick dengan rata-rata pada prasiklus sebesar 54,4%, siklus I sebesar 72,7% dan pada siklus II menjadi 95,5%.
C. Kerangka Pikir
dengan proses pembelajaran yang biasa mereka lakukan. Hal tersebut sangat berdampak terhadap prestasi siswa itu sendiri. Dari 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, masih ada 13 orang siswa yang kurang memahami materi pembelajaran. Siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 hanya 35% saja. Sedangkan KKM di SD tersebut adalah 75. Padahal yang diharapkan pada proses pembelajaran disini, siswa bisa aktif dalam proses pembelajaran jadi ketika siswa aktif dalam proses pembelajaran maka akan terjadi umpan balik yang baik dalam proses pembelajaran tersebut.
Melihat hal tersebut maka diperlukan suatu model pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Salah satu dari model pembelajaran tersebut yaitu model pembelajaran talking stick. Model talking stick
merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan model talking stick dapat dikatakan efektif karena dapat membuat siswa terpacu dan termotivasi untuk membaca materi yang ada. Banyaknya materi pada pembelajaran IPA membuat siswa merasa jenuh dan malas untuk membaca. Namun dengan model
talking stick, siswa yang sebelumnya malas untuk mambaca jadi
Miftahul Huda (2013: 225) langkah-langkah model pembelajaran
talking stick adalah 1) Guru menyiapkan sebuah tongkat yang
panjangnya 20 cm, 2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi, 3) Setelah selesai membaca materi/ buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya, 4) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru, 5) Setelah itu guru memberikan kesimpulan.
Gambar 5. kerangka berfikir.
Kualitas pembelajaran IPA masih belum optimal, ditandai dengan indikator sebagai
berikut: 1. Guru
Guru cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang
variatif. 2. Siswa
Sebagian besar siswa kurang antusias dan hanya duduk diam mendengarkan penjelasan dari guru pada saat pembelajaran.
Sebagian banyak siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas.
3. Hasil Belajar
Motivasi rendah dan berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa. Sebesar 65% atau sebanyak 13 orang dari 20 siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM.
Kualitas Pembelajaran IPA meningkat dengan indikator keberhasilan sebagai berikut:
Motivasi belajar siswa meningkat. Prestasi belajar siswa meningkat.
Penerapan model Pembelajaran Talking Stick dengan media tongkat:
1) Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm. 2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,
kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
3) Setelah selesai membaca materi/ buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya.
4) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis penelitian ini sebagai berikut.
1. Model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul.
34 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2014/2015.
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki peranan yang
rasionalitas dan keadilan tentang: 1) praktik-praktik kependidikan mereka, 2) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan 3) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan David Hopkins dikutip oleh (Kunandar, 2008:45-46). Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam PTK itu pasti ada permasalahan yang ingin diselesaikan melalui suatu tindakan baru yang terencana dalam situasi nyata untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dan menganalisis pengaruh dari perlakuan tersebut. Adapun model desain penelitian yang dipakai peneliti adalah sebagai berikut :
Gambar 6. Model Desain Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto & Suhardjono, 2009: 16)
Siklus I Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi Refleksi
Siklus II Perencanaan
Pelaksanaan
Berikut ini merupakan prosedur penelitian yang akan dilakukan pada siklusnya adalah sebagai berikut:
1. Pra Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah Karangkajen IV. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian, diantaranya sebagai berikut.
a. Perizinan
Dalam hal ini perizinan, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.
1) Mengajukan permohonan kepada pihak sekolah dan melaksanakan rencana penelitian yang akan dilaksanakan.
2) Menyerahkan surat izin penelitian dari universitas dan proposal penelitian kepada pihak sekolah.
b. Observasi
Setelah mendapat izin dari pihak sekolah untuk mengadakan penelitian, peneliti kemudian melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Melakukan observasi pembelajaran IPA mengenai motivasi dan prestasi belajar di kelas III SD Muhammadiyah Karangkajen IV yang ternyata masih rendah.
2. Kegiatan dalam Siklus a. Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan ini merumuskan apa yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki pembelajaran dikelas, meliputi:
1) Mengkaji dan menganalisis KTSP dan program pembelajaran kelas III B.
2) Menentukan pokok bahasan.
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan yang telah di tentukan.
4) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan di kelas yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan aktivitas siswa di kelas ketika proses pembelajaran.
5) Menyusun instrumen penelitian yang berupa panduan observasi, angket motivasi dan lembar tes untuk mengukur hasil belajar siswa kelas III dalam pembelajaran IPA.
b. Pelaksanaan Tindakan
pembelajaran guru memperkenalkan model Talking Stick kepada siswa. Kegiatan akhir yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan dan pemberian evaluasi.
c. Pengamatan/ Observasi
Observasi merupakan salah satu alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Observasi ditujukan untuk melihat motivasi siswa dalam pembelajaran di kelas selama pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dalam penelitian. Melalui kegiatan observasi peneliti dapat mengetahui seberapa besar tingkat motivasi siswa dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, serta untuk mengumpulkan atau merekam data yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,
interperetasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi
mengungkapkan dan merumuskan kendala serta hasil yang telah dicapai. Apabila masih terdapat kekurangan maka akan dilakukan tindak lanjut ke siklus berikutnya dengan tujuan memperbaiki tindakan dalam pembelajaran dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada hasil refleksi siklus sebelumnya.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Sebjek penelitian yaitu siswa kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Dengan jumlah total siswa ada 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa putra dan 12 siswa putri. Sedangkan objek penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar IPA dengan menggunakan model Pembelajaran Talking Stick.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010: 308). Sementara Suharsimi Arikunto (2006:160) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data atau metode pengumpulan adalah “suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian”. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:
1. Teknik observasi
dengan menggunakan pedoman observasi yang telah dibuat sebagai sebuah acuan. Observasi digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran di kelas sebelum dilakukan tindakan. Selain itu digunakan untuk mengetahui sejauh mana motivasi siswa terhadap pembelajaran IPA sebelum menggunakan model pembelajaran talking stick. Penelitian dilakukan sebelum, selama, dan sesudah siklus penelitian berlangsung. Hasil observasi penelitian didiskusikan dengan guru yang bersangkutan untuk kemudian dianalisis bersama-sama untuk mengetahui berbagai kelemahan yang ada dan mencari solusinya. Solusi yang telah disepakati bersama antara guru dan peneliti dilaksanakan pada siklus berikutnya
2. Teknik angket
Terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran
Talking Stick apakah ada peningkatan motivasi atau tidak.
3. Teknik Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi yang diperoleh siswa kelas III B di SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul setelah menggunakan model pembelajaran Talking Stick.
Jenis tes yang digunakan berupa pilihan ganda, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberi model pembelajaran Talking Stick dalam pembelajaran. Kemudian dibandingkan antara hasil Pra-siklus dengan hasil siklus untuk mengetahui ada dan tidaknya peningkatan nilai yang dicapai oleh siswa
4. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh selama observasi. Studi dokumen dilakukan dengan cara pengambilan foto pada proses pembelajaran berlangsung. Foto diperlukan untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai proses pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Talking Stick.
E. Instrumen Penelitian
1. Peneliti
Peneliti adalah orang yang melakukan penelitian terhadap suatu objek, karena untuk menyelesaikan suatu penelitian tidak akan pernah berhasil tanpa adanya seorang peneliti.
2. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melakukan pengamatan guna memperoleh data yang diinginkan. Lembar observasi berisi catatan yang menggambarkan berlangsungnya proses pembelajaran di kelas berkaitan dengan motivasi belajar siswa, terdiri dari 5 aspek yang diamati dari aktifitas siswa yaitu: 1) minat dan perhatian siswa, 2) Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya, 3) Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas, 4) Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus, 5) Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan (Nana Sudjana, 2011: 61). Berikut adalah kisi-kisi observasi motivasi belajar siswa yang digunakan penelitian ini.
Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi
No Aspek Butir
1. Minat dan perhatian siswa 1,2
2. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas Belajarnya 3,4 3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas 5,6 4. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus 7,8 5. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang
diberikan
9,10
3. Angket Motivasi
responden”. Berkaitan dengan hal itu kuesioner atau angket dapat disebut juga sebagai wawancara tertulis. Adanya angket itu ditujukan peneliti untuk memperoleh data yang diinginkan oleh peneliti. Data tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana presentase motivasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II apakah meningkat atau tidak.
Pada angket motivasi, lembar angket berisi berbagai macam pernyataan yang menunjukkan tinggi rendahnya motivasi belajar siswa pada proses belajar mengajar IPA. Adapun kisi-kisi angket motivasi berdasarkan pendapat Nana Sudjana, (2011:61) adalah sebagai berikut
Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar
No Aspek Butir Jumlah
Positif Negatif 1. Minat dan perhatian siswa 25, 31,
24, 30
12*, 3*, 4 7 2. Semangat siswa untuk
melakukan tugas-tugas belajarnya
2, 5*, 6, 14*
7, 10, 21*, 7 3. Tanggung jawab siswa dalam
mengerjakan tugas
9, 15, 17, 26
8*, 16, 22, 7 4. Reaksi yang ditunjukkan siswa
terhadap stimulus
Keterangan: * butir soal yang tidak valid
Berdasarkan kisi-kisi angket motivasi belajar yang telah diujicobakan dari 35 butir pertanyaan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 10 butir soal yaitu nomor 3, 5, 8, 11, 12, 14, 18, 21, 23, dan 32 4. Tes
digunakan dalam penelitian ini adalah pilihan ganda yang berjumlah 30 item soal, dengan 4 pilihan jawaban yaitu a, b, c, dan d, dengan aturan penilaian untuk jawaban benar skornya adalah 1, jawaban salah skornya 0. Soal-soal yang digunakan untuk tes ini meliputi ruang lingkup materi
“Bumi dan alam semesta” kelas III SD, seperti tertera pada kisi-kisi dibawah ini:
Tabel 4. Kisi-Kisi Prestasi Belajar IPA Prasiklus Pokok
bahasan
Sub pokok bahasan Butir soal
C1 C2 C3 Pengertian dari daratan dan lautan 7,9* 13, 26,28 19*,29
Bagian-bagian dari daratan 1, 2 23*,6, 8 10, 20 Bagian-bagian dari lautan 3, 4 5, 14, 28 12*
Bentuk bumi 22* 15,21* 24
Jumlah item 8 15 8
Jumlah seluruh butir soal 30
Keterangan C1: Mengingat C2: Memahami C3: Menerapkan
*: butir soal yang gugur
Berdasarkan kisi-kisi tes awal prestasi belajar IPA yang telah diujicobakan dari 30 butir soal pada prasiklus diperoleh 7 butir soal yang tidak valid yaitu butir soal nomor 9, 12, 19,21, 22, 23, dan 25.
Tabel 5. Kisi-Kisi Post-Test Prestasi Belajar IPA Siklus I Pokok
bahasan
Sub pokok bahasan Butir soal
C1 C2 C3
Simbol-simbol cuaca 14, 16*, 17
manfaat cuaca 10, 15
Pengaruh kondisi cuaca terhadap kegiatan manusia
Keterangan C1: Mengingat C2: Memahami C3: Menerapkan
*: butir soal yang gugur
Berdasarkan kisi-kisi post-test prestasi belajar IPA siklus I yang telah diujicobakan dari 30 butir soal pada siklus I diperoleh 4 butir soal yang tidak valid yaitu butir soal nomor 4, 11, 16, dan 21.
Tabel 6. Kisi-Kisi Post-Test Prestasi Belajar IPA Siklus 2 Pokok
bahasan
Sub pokok bahasan Butir soal
C1 C2 C3 Cara memanfaatkan sumber daya
alam
4 6, 11, 12, 13, 10 Bencana alam dapat merusak
kelestarian sumber daya alam
5,15, 16,14 26,27
Cinta lingkungan 17,19 18
Perilaku manusia yang peduli lingkungan
Jumlah seluruh butir soal 30
Keterangan C1 : Mengingat C2 : Memahami C3 : Menerapkan
* : Butir soal yang gugur
Berdasarkan kisi-kisi post-test prestasi belajar IPA siklus II yang telah diujicobakan dari 30 butir soal diperoleh 2 butir soal yang tidak valid yaitu butir soal nomor 24 dan 29.
5. Dokumentasi
memperkuat data yang diperoleh. Dokumen-dokumen tersebut berupa foto mengenai kegiatan siswa, serta hasil tes yang dilaksanakan setiap akhir pembelajaran. Foto berfungsi untuk merekam berbagai kegiatan penting yang terjadi di dalam kelas.
F. Uji Coba Instrumen
Data mempunyai kedudukan yang paling tinggi dalam penelitian, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data (Mustafidah & Taniredja, 2011: 41). Berdasarkan intrumen di atas maka peneliti melakukan uji coba instrumen. Uji coba tersebut antara lain:
1. Uji Validitas butir
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168) menyatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Cara menghitung validitas item tersebut dapat mengkorelasikan skor butir dan skor total. Koefisien validitas item dan validitas soal tes prestasi dihitung dengan rumus korelasi product
moment sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2006: 170).
Keterangan:
rXY = koefisien korelasi antara X dan Y X = skor item
Y = skor total
∑X = jumlah skor butir
∑Y = jumlah skor total
∑X2
= jumlah kuadrat butir
∑Y2
= jumlah kuadrat total
∑XY = jumlah perkalian skor butir dengan skor total N = jumlah responden
Untuk mengetahui butir soal valid atau tidak, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment yang diolah dengan menggunakan
Microsoft Excel. Peneliti dapat mengetahui valid tidaknya butir soal yang
telah digunakan. Item dianggap sahih atau valid jika koefisien korelasi
rhitung lebih besar dari rtabel pada taraf siknifikan 5%.
Dari hasil perhitungan rhitung dibandingkan dengan rtabel produk
moment pada taraf signifikasi 5%. Jika rhitung lebih besar dari rtabel 5% maka
butir soal tersebut valid. Pada penelitian ini jumlah responden sebanyak 20 (N = 20) maka rtabel dengan taraf signifikasi 5% adalah 0,444 (r = 0,444). Berdasarkan hasil uji coba validitas angket motivasi belajar siswa dari 35 butir pertanyaan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 10 butir soal yaitu nomor 3,5,8,11, 12, 14, 18, 21, 23, dan 32.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 221) Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliable artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.
Untuk mencari reliabilitas angket maka digunakan rumus Alpha. Berikut ini adalah rumus Alpha Cronbach (Sugiyono, 2010: 365) sebagai berikut:
Disebut reliabilitas jika koefisien korelasi rtt dengan p ≤ 0,05. Untuk reliabilitas angket diklasifikasikan sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2010: 177).
Tabel 7. Klasifikasi Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Klasifikasi
0,80 ≤ rtt≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 ≤ rtt≤ 0,80 Tinggi
0,40 ≤ rtt≤ 0,60 Sedang
0,20 ≤ rtt≤ 0,40 Rendah
0,00 ≤ rtt≤ 0,20 Sangat Rendah
Dari hasil perhitungan reliabilitas menggunakan rumus Alpha
=0,444 rhitung diperoleh : 0,895 kemudian dibandingkan dengan rtabel, karena > rtabel yaitu 0,895 > 0,444 maka instrumen angket motivasi yang digunakan dalam penelitian ini reliabel.
Untuk pengujian reliabilitas tes dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan Rumus KR-20, karena tes tersebut skor jawaban hanya dua, yaitu satu (1) dan nol (0). Artinya jika jawaban benar skor 1, jika jawaban salah skor 0. Pada instrumen ini, uji reliabilitas instrumen menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuder Richardson. Rumus KR-20 adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2013: 186).
=
)(
)
Keterangan:
= reliabilitas instrumen
pi = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
qi = 1-pi
pq = jumlah hasil perkalian antara p dengan q
k = jumlah item yang valid = varians total
Pada penelitian ini reliabilitas instrumen hasil tes prestasi belajar siklus I, sama dengan 0,953, adapun rtabel pada siklus I adalah 0,444. Sedangkan pada siklus II, mencapai 0,920 yang keduanya lebih besar dari pada rtabel dengan rtabel pada siklus II sebesar 0,444. Dengan demikian, instrumen dinyatakan reliabel
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Hasil Observasi
Observasi yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah observasi tingkat motivasi belajar siswa kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV. Instrumen observasi terdiri dari sepuluh pernyataan menggunakan angket yang bentuk instrumennya adalah checklist dimana spesifikasi tingkat skornya 1-4. Spesifikasi perskoran penilaian observasi dapat dilihat pada table 7.
Tabel 8. Spesifikasi Penskoran Penilaian Observasi No Kode Keterangan
Skor
Pernyataan positif Pernyataan negatif
1. TS Tidak Setuju 1 4
2. KS Kurang Setuju 2 3
3. S Setuju 3 2
4. SS Sangat Setuju 4 1
Untuk tingkat motivasi belajar siswa tersebut menggunakan rumus sebagai berikut.
2. Analisis Data Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa
Untuk lembar angket motivasi spesifikasi tingkat skornya 1-4 berikut keterangannya:
Tabel 9. Spesifikasi Penskoran Penilaian Angket No Kode Keterangan
Skor
Pernyataan positif Pernyataan negatif
1. TS Tidak Setuju 1 4
2. KS Kurang Setuju 2 3
3. S Setuju 3 2
Hasil perolehan data dalam penelitian ini berbentuk data kuantitatif yang kemudian akan dihitung secara statistik deskriptif dengan cara berikut.
a) Menghitung skor setiap butir pernyataan sesuai dengan pedoman perskoran yang telah dibuat,
b) Menghitung skor yang diperoleh tiap siswa,
c) Mengkatagorikan skor berdasarkan tabel rentang perolehan skor, d) Menghitung jumlah siswa dari tiap interval skor,
e) Menghitung persentase jumlah siswa dari setiap interval skor, f) Menghitung perubahan jumlah siswa dari setiap interval skor.
Untuk mencari persentase jumlah siswa dari interval skor menggunakan rumus sebagai berikut.
P = x 100% Keterangan :
P : persentase siswa yang tuntas F : jumlah siswa dari tiap interval skor N : jumlah semua siswa
Analisis ini dilakukan pada saat tahap refleksi, dan hasilnya sebagai bahan refleksi untuk perencanaan lanjut dalam siklus berikutnya sekaligus juga dijadikan bahan refleksi memperbaiki pembelajaran.
3. Prestasi Belajar