• Tidak ada hasil yang ditemukan

POPY KURNIAWATI 21020113120027 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POPY KURNIAWATI 21020113120027 BAB IV"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Gedung Konvensi dan Ekshibisi di Kota Bekasi | 86 BAB IV

KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan data-data yang telah dibahas sebelumnya mengenai Gedung Konvensi dan Ekshibisi di Kota Bekasi, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut:

1. Konvensi adalah kegiatan pertemuan oleh sekelompok orang untuk bertukar pikiran maupun memberikan informasi mengenai sesuatu perhatian atau ketertarikan yang sama. Dan Ekshibisi adalah kegiatan pameran yang dilakukan disuatu tempat yang dapat disaksikan banyak orang dengan tujuan menyebarluaskan informasi.

2. Sehingga Gedung Konvensi dan Ekshibisi adalah gedung yang memfasilitasi kebutuhan kegiatan pertemuan maupun pameran sebagai upaya untuk menyebarkan informasi, sesuai dengan standar yang berlaku.

3. Peningkatan kegiatan ekonomi di Kota Bekasi dan upaya pemerintah Kota dalam meningkatkan kegiatan pamer budaya dalam 4 tahun terakhir, berpengaruh pada peningkatan kegiatan Konvensi dan Eksibisi di Kota Bekasi. Namun fasilitas gedung Konvensi dan Ekshibisi yang memadai (sesuai standar) belum ada di Kota Bekasi. Sehingga Kota Bekasi membutuhkan sebuah gedung konvensi dan ekshibisi yang memenuhi standar untuk pengadaan kegiatan konvensi dan ekshibisi.

4. Jenis kegiatan konvensi yang paling sering diselenggarakan di Kota Bekasi adalah jenis kegiatan pertemuan seperti seminar dan kongres, yang biasa disertai dengan pameran, dan acara non konvensi seperti pertunjukan musik/ tari, resepsi dan upacara wisuda. Sehingga dalam merencanakan desain Gedung Konvensi dan Ekshibisi di Kota Bekasi ini, berdasarkan perhatian dan pertimbangan untuk memfasilitasi kegiatan tersebut.

5. Meninjau jumlah orang yang akan ditampung pada gedung ini maka sirkulasi dalam dan menuju tapak perlu untuk diperhatikan kelancarannya.

6. Melalui kaidah teori pendekatan arsitektur yang digunakan dalam merencanakan dan merancang gedung ini, diharapkan minimal mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari dibangunnya gedung ini di Kota Bekasi.

7. Study banding digunakan sebagai gambaran sekaligus membantu menentukan kebutuhan ruang dan tapak.

4.2. Batasan

Adapun batasan-batasan yang perlu diperhatikan dalam perencanaan gedung Konvensi dan Ekshibisi di Kota Bekasi, yaitu antara lain:

1. Fasilitas Gedung Konvensi dan Ekshibisi di Kota Bekasi didesain sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada saat ini.

2. Dalam perencanaan dan perancangan Gedung Konvensi dan Ekshibisi di Kota Bekasi, memfokuskan pada penyelesaian-penyelesaian masalah arsitektural pada perencanaan gedung konvensi dan ekshibisi, sehingga masalah dibidang ekonomi, politik, budaya dan lainnya tidak akan dibahas.

(2)

Gedung Konvensi dan Ekshibisi di Kota Bekasi | 87 4. RDTRK (Rencana Desain Tata Ruang Kota) Bekasi dan perda setempat, sebagai acuan dalam

pemilihan lokasi tapak Gedung Konvensi dan Ekshibisi di Kota Bekasi.

5. Pembahasan landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur yang berkaitan dengan pendekatan program ruang dan besaran, diambil dari standar literatur yang dipadukan dengan data studi Banding.

4.3. Anggapan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, berikut anggapan-anggapan yang diambil dalam perencanaan gedung Konvensi dan Ekshibisi di Kota Bekasi, antara lain:

1. Tidak terdapat permasalahan terhadap daya dukung tanah sehingga dapat menggunakan struktur yang dianggap tepat sesuai dengan kebutuhan dan beban yang dihasilkan bangunan. 2. Masyarakat sekitar dianggap mendukung dibangunnya proyek Gedung Konvensi dan Ekshibisi

di Kota Bekasi.

3. Masalah status tanah dan lokasi tapak terpilih dianggap bebas masalah dalam hal birokrasi, perijinan, pembebasan tanah, sertifikat, dll.

4. Kondisi tapak dianggap kosong untuk mendukung dibangunnya gedung tersebut. 5. Kepemilikan bangunan milik swasta.

6. Tidak memiliki batasan atau masalah dengan besarnya dana pembangunan.

Referensi

Dokumen terkait

Sebaliknya, rendahnya Belanja Modal yang baru mencapai 53% dari proyeksi mengindikasikan realisasi investasi Pemerintah pada triwulan III-2008 akan lebih rendah dari proyeksi

Serangan panik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain, seperti fobia sosial (misalnya, terjadi saat mengalami situasi sosial yang ditakuti), fobia

Tindakan perbaikan yang dilakukan oleh pengelola di kompleks Pasujudan Sunan Bonang terus dilakukan, supaya terjaga keasriannya. Adapun tindakan pelestarian di

Dengan demikian, afiks merupakan modify- kator struktur intern suatu kata, karena afiks adalah morfem yang secara struktur terikat penuh dengan bentuk dasar dalam

bahwa tarif dan jenis-jenis retribusi bidang alat pemadam kebakaran yang diatur dalam Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Malang Nomor 4 Tahun 1999

Hipotesis dari praktikum ini adalah terkandung nitrat serta nitrit dalam Sosis merk Y dengan kadar nitrat dan nitrit sesuai dengan standar Permenkes RI Nomor 772/Menkes/Per/IX/88

bahwa nilai ekonomis pada obyek retribusi pemakaian Kekayaan Daerah mengalami peningkatan sesuai dengan meningkatnya kebutuhan pembangunan, sehingga tarif retribusi